0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
60 tayangan3 halaman
SOP ini memberikan pedoman bagi tenaga kesehatan dalam mengelola pasien yang menderita liken simpleks kronik. Terdapat langkah-langkah anamnesis, pemeriksaan fisik, penegakan diagnosis, pengobatan dengan obat antihistamin dan kortikosteroid topikal, serta konseling untuk mencegah garukan berlebihan. Diagnosis didasarkan pada gejala khas berupa lesi gatal yang dapat berlokasi dimana saja dan menimbulkan kulit te
SOP ini memberikan pedoman bagi tenaga kesehatan dalam mengelola pasien yang menderita liken simpleks kronik. Terdapat langkah-langkah anamnesis, pemeriksaan fisik, penegakan diagnosis, pengobatan dengan obat antihistamin dan kortikosteroid topikal, serta konseling untuk mencegah garukan berlebihan. Diagnosis didasarkan pada gejala khas berupa lesi gatal yang dapat berlokasi dimana saja dan menimbulkan kulit te
SOP ini memberikan pedoman bagi tenaga kesehatan dalam mengelola pasien yang menderita liken simpleks kronik. Terdapat langkah-langkah anamnesis, pemeriksaan fisik, penegakan diagnosis, pengobatan dengan obat antihistamin dan kortikosteroid topikal, serta konseling untuk mencegah garukan berlebihan. Diagnosis didasarkan pada gejala khas berupa lesi gatal yang dapat berlokasi dimana saja dan menimbulkan kulit te
KRONIK No Dokumen : 01. /SOP/7.2.1.3/UKP/2019 No. Revisi : 01 SOP Tanggal Terbit : 20/04/2019 Halaman : 1/3 PUSKESMAS PEKAUMAN dr. Afri Amorrinto NIP.19780418 200903 1 002 1. Pengertian Liken simpleks kronik atau yang sering disebut juga dengan neurodermatitis sirkumkripta adalah kelainan kulit berupa peradangan kronis, sangat gatal berbetuk sirkumskrip dengan tanda berupa kulit tebal dan menonjol menyerupai kulit batang kayu akibat garukan dan gosokan yang berulang-ulang. Penyebab kelainan ini belum diketahui. 2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk a. Anamnesis b. Pemeriksaan fisik c. Penegakan diagnosis d. Rencana penatalaksanaan 3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Pekauman Nomor : 01. /SK/7.1.1.1/UKP/PK/2019 Tentang Kebijakan Pelayanan Klinis Puskesmas Pekauman 4. Referensi Permenkes RI no. 5 tahun 2014 tentang Panduan Praktis Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan kesehatan Primer 5. Prosedur/langkah- langkah 1. Petugas memanggil pasien sesuai urutan pendaftaran. 2. Petugas menyapa pasien dengan ramah. 3. Petugas mempersilahkan pasien untuk duduk. 4. Petugas melakukan Anamnesis menanyakan tanda dan gejala yang dirasakan dan melakukan pencatatan rekam medis. Biasanya gambaran keluhan Pasien berupa rasa gatal sekali pada kulit, tidak terus menerus, namun dirasakan terutama malam hari atau waktu tidak sibuk. Bila terasa gatal, sulit ditahan bahkan hingga harus digaruk sampai luka baru gatal hilang untuk sementara. 5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik (TTV) serta mencatat hasil direkam medis. 6. Petugas mempersilahkan pasien duduk disamping meja dokter 7. Dokter/petugas melakukan anamnesis lanjutan. 8. Dokter/petugas melakukan Pemeriksaan Fisik Biasanya pada pemeriksaan Patognomonis ditemukan: a. Lesi biasanya tunggal, namun dapat lebih dari satu. b. Dapat terletak dimana saja yang mudah dicapai tangan. Biasanya terdapat di daerah tengkuk, sisi leher, tungkai bawah, pergelangan kaki, kulit kepala, paha bagian medial, lengan bagian ekstensor, skrotum dan vulva. c. Awalnya lesi berupa eritema dan edema atau kelompokan papul, kemudian karena garukan berulang, bagian tengah menebal, kering, berskuama serta pinggirnya mengalam hiperpigmentasi. Bentuk umumnya lonjong, mulai dari lentikular sampai plakat. 9. Dokter /petugas menegakan Diagnosis Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik. 10.Dokter /petugas memberikan terapi pengobatan 1. Antipruritus: antihistamin dengan efek sedatif, klorfeniramin maleat (CTM) 4 mg setiap 4-6 jam (maksimal 24 mg/hari). 2. Glukokortikoid topikal, antara lain: betametason dipropionat, 0,05% salep/krim 2x/hari, atau mometason furoat 0,1% salep/krim 1x/hari.
11. Dokter/petugas memberikan terapi Konseling
dan Edukasi kepada Pasien dan keluarga mengenai: a. Memberitahu keluarga mengenai kondisi pasien dan penanganannya. b. Pasien disarankan agar tidak terus menerus menggaruk lesi saat gatal, serta mungkin perlu dilakukan konsultasi dengan psikiatri. 6. Diagram Alir
7. Unit terkait Ruangan pendaftaran Ruangan pemeriksaan umum Ruang Farmasi