Anda di halaman 1dari 3

SOP PENGELOLAAN

PENYAKIT LIKEN SIMPLEKS


KRONIK
No Dokumen : 01.
/SOP/7.2.1.3/UKP/2019
No. Revisi : 01
SOP
Tanggal Terbit :
20/04/2019
Halaman : 1/3
PUSKESMAS PEKAUMAN dr. Afri Amorrinto
NIP.19780418
200903 1 002
1. Pengertian Liken simpleks kronik atau yang sering disebut juga
dengan neurodermatitis sirkumkripta adalah kelainan
kulit berupa peradangan kronis, sangat gatal berbetuk
sirkumskrip dengan tanda berupa kulit tebal dan
menonjol menyerupai kulit batang kayu akibat
garukan dan gosokan yang berulang-ulang. Penyebab
kelainan ini belum diketahui.
2. Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk
a. Anamnesis
b. Pemeriksaan fisik
c. Penegakan diagnosis
d. Rencana penatalaksanaan
3. Kebijakan Keputusan Kepala Puskesmas Pekauman Nomor :
01. /SK/7.1.1.1/UKP/PK/2019 Tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis Puskesmas Pekauman
4. Referensi Permenkes RI no. 5 tahun 2014 tentang Panduan
Praktis Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
kesehatan Primer
5. Prosedur/langkah-
langkah 1. Petugas memanggil pasien sesuai urutan
pendaftaran.
2. Petugas menyapa pasien dengan ramah.
3. Petugas mempersilahkan pasien untuk duduk.
4. Petugas melakukan Anamnesis menanyakan tanda
dan gejala yang dirasakan dan melakukan
pencatatan rekam medis. Biasanya gambaran
keluhan Pasien berupa rasa gatal sekali pada kulit,
tidak terus menerus, namun dirasakan terutama
malam hari atau waktu tidak sibuk. Bila terasa
gatal, sulit ditahan bahkan hingga harus digaruk
sampai luka baru gatal hilang untuk sementara.
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik (TTV) serta
mencatat hasil direkam medis.
6. Petugas mempersilahkan pasien duduk disamping
meja dokter
7. Dokter/petugas melakukan anamnesis lanjutan.
8. Dokter/petugas melakukan Pemeriksaan Fisik
Biasanya pada pemeriksaan Patognomonis
ditemukan:
a. Lesi biasanya tunggal, namun dapat lebih dari
satu.
b. Dapat terletak dimana saja yang mudah
dicapai tangan. Biasanya terdapat di daerah
tengkuk, sisi leher, tungkai bawah,
pergelangan kaki, kulit kepala, paha bagian
medial, lengan bagian ekstensor, skrotum dan
vulva.
c. Awalnya lesi berupa eritema dan edema atau
kelompokan papul, kemudian karena garukan
berulang, bagian tengah menebal, kering,
berskuama serta pinggirnya mengalam
hiperpigmentasi. Bentuk umumnya lonjong,
mulai dari lentikular sampai plakat.
9. Dokter /petugas menegakan Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik.
10.Dokter /petugas memberikan terapi pengobatan
1. Antipruritus: antihistamin dengan efek sedatif,
klorfeniramin maleat (CTM) 4 mg setiap 4-6
jam (maksimal 24 mg/hari).
2. Glukokortikoid topikal, antara lain:
betametason dipropionat, 0,05% salep/krim
2x/hari, atau mometason furoat 0,1%
salep/krim 1x/hari.

11. Dokter/petugas memberikan terapi Konseling


dan Edukasi kepada Pasien dan keluarga
mengenai:
a. Memberitahu keluarga mengenai kondisi pasien
dan penanganannya.
b. Pasien disarankan agar tidak terus menerus
menggaruk lesi saat gatal, serta mungkin perlu
dilakukan konsultasi dengan psikiatri.
6. Diagram Alir

7. Unit terkait
Ruangan pendaftaran
Ruangan pemeriksaan umum
Ruang Farmasi

Anda mungkin juga menyukai