Anda di halaman 1dari 3

APENDISITIS AKUT

No. Dokumen :
No. Revisi :
Tgl. Terbit :
SOP Halaman : 1/2

PEMERINTAH
KABUPATEN
TAPANULI TENGAH
PUSKESMAS dr. Naroi Putra Munthe
PORIAHA NIP. 19790618 200903 1 001

1. Pengertian Apendisitis akut adalah radang yang timbul secara mendadak pada
apendik merupakan salah satu kasus akut abdomen yang paling sering
ditemui,dan jika tidak ditangani segera dapat menyebabkan perforasi.
2. Tujuan Sebagai pedoman penanganan penyakit appenditis akut
3. Kebijakan SK Pimpinan Puskesmas Nomor: tentang Kebijakan
Pelayanan Klinis.
4. Referensi Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 514 Tahun
2015 Tentang Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Tingkat Pertama.
5. Prosedur Alat dan Bahan:
1. Buku tulis
2. Alat tulis
3. Jam tangan
4. Stetoskop
5. Tensimeter
6. Temperatur
6. Langkah-langkah 1. Menyapa pasien dengan sopan,
2. Melakukan anamnesa,
Hasil anamnesa :
Nyeri perut kanan bawah, mula-mula daerah epigastrium kemudian
menjalar ke Mc Burney.
Gejala Klinis:
Anoreksia, nausea dan vomitus
Disuria
Obstipasi sebelum datangnya rasa nyeri dan beberapa penderita
mengalami diare,
Gejala lain adalah demam yang tidak terlalu tinggi
Variasi lokasi anatomi apendiks akan menjelaskan keluhan nyeri
somatik yang beragam.
3. Melakukan pemeriksaan fisik
Inspeksi: penderita berjalan membungkuk sambil memegangi
perutnya yang sakit
Palpasi: terdapat nyeri tekan Mc.Burney
Adanya rebound tenderness (nyeri lepas tekan)
Adanya defens muscular.
Rovsing sign positif
Psoas sign positif
Obturator Sign positif
Perkusi Nyeri ketok (+)
Auskultasi:Peristaltik normal, peristaltik (-) pada illeus paralitik
karena peritonitis generalisata akibat appendisitis perforata.
Rectal Toucher / Colok dubur Nyeri tekan pada jam 9-12
4. Pemeriksaan Penunjang:
Laboratorium darah perifer lengkap
Pada pasien dengan apendisitis akut, 70-90% hasil laboratorium nilai
leukosit dan neutrofil akan meningkat, walaupun bukan penanda
utama.
5. Diagnosis: Ditetapkan dari hasil anamnesa, pemeriksaan fisik dan
penunjang
6. Rencana Penatalaksanaan
Pasien yang telah terdiagnosis appendisitis akut harus segera
dirujuk ke layanan sekunder untuk dilakukan operasi cito
Non-farmakologis
Bed rest total posisi fowler (anti Trandelenburg)
Pasien dengan dugaan apendisitis sebaiknya tidak diberikan apapun
melalui mulut.
Penderita perlu cairan intravena untuk mengoreksi jika ada
dehidrasi.
Pipa nasogastrik dipasang untuk mengosongkan lambung dan untuk
mengurangi bahaya muntah pada waktu induksi anestesi.
Anak memerlukan perawatan intensif sekurang-kurangnya 4-6 jam
sebelum dilakukan pembedahan.
7. Tata Laksana Farmakologi
Bila diagnosis klinis sudah jelas maka tindakan paling tepat adalah
apendiktomi dan merupakan satu-satunya pilihan yang terbaik.
Penundaan apendektomi sambil memberikan antibiotik dapat
mengakibatkan abses atau perforasi.
Antibiotik spektrum luas
8. Seluruh hasil pemeriksaan dan tindakan didokumentasikan dalam
rekam medis
7. Diagram Alir
Melakukan Anamnesa

Melakukan Pemeriksaan Fisik

Merujuk Pemeriksaan penunjang & mengintepretasi hasil

Menegakkan Diagnosa Klinis

Melakukan terapi di pelayanan primer, pemberian


antibiotik

Rujuk untuk ke layanan sekunder untuk


tindakan pembedahan appendiktomi
oleh dokter bedah

8. Hal-hal yang perlu Pasien yang telah terdiagnosis harus dirujuk ke layanan sekunder untuk
diperhatikan dilakukan operasi cito.
9. Unit terkait Ruang Pemeriksaan Umum
Ruang Tindakan
Ruang Farmasi
10. Dokumen terkait Rekam medis
11. Rekaman historis
perubahan

No Yang diubah Isi perubahan Tanggal mulai diberlakukan

Anda mungkin juga menyukai