Anda di halaman 1dari 3

GASTRITIS

No. Dokumen : Sop/ /I/2018


No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 5 Januari 2018
Halaman :1-3
Klinik Poskes
Mulyadi
05.10.15
Pelda NRP 618590
Bondowoso

1. Pengertian Kondisi ketika lapisan lambung mengalami iritasi, peradangan atau


pengikisan. Berdasarkan jangka waktu perkembangan gejala, gastritis
dibagi menjadi dua, yaitu akut (berkembang secara cepat dan tiba-tiba)
dan kronis (berkembang secara perlahan-lahan);
2. Tujuan Untuk memahami dan melakukan tindakan dengan benar dan tepat;
3. Kebijakan Penetapan Surat Keputusan Kepala Klinik Poskes 05.10.15 Bondowoso
nomor: SK/III /XII/2017 tentang Kebijakan Pelayanan Klinis dan
Asuhan Keperawatan Klinik Poskes 05.10.15 Bondowoso;
4. Referensi KMK RI Nomor HK.02.02/MENKES/514/2015 tentang Panduan Praktik
Klinis bagi Dokter di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama
5. Prosedure 1. Hasil Anamnesis (Subjective)
a. Keluhan
Pasien datang ke dokter karena rasa nyeri dan panas seperti
terbakar pada perut bagian atas. Keluhan mereda atau
memburuk bila diikuti dengan makan, mual, muntah dan
kembung.
b. Faktor risiko
a. Pola makan yang tidak baik: waktu makan terlambat, jenis
makanan pedas, porsi makan yang besar
b. Sering minum kopi dan teh
c. Infeksi bakteri atau parasit
d. Pengunaan obat analgetik dan steroid
e. Usia lanjut
f. Alkoholisme
g. Stress
h. Penyakit lainnya, seperti: penyakit refluks empedu, penyakit
autoimun, HIV/AIDS, Chron disease
2. Hasil Pemeriksaan Fisik dan penunjang sederhana (Objective)
a. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Fisik Patognomonis
1. Nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat.
2. Bila terjadi proses inflamasi berat, dapat ditemukan pendarahan
saluran cerna berupa hematemesis dan melena.
3. Biasanya pada pasien dengan gastritis kronis, konjungtiva
tampak anemis.
Pemeriksaan Penunjang

1/3
Tidak diperlukan, kecuali pada gastritis kronis dengan melakukan
pemeriksaan:
1. Darah rutin.
2.Untuk mengetahui infeksi Helicobacter pylori:
pemeriksaanUreabreath test dan feses.
3. Rontgen dengan barium enema.
4. Endoskopi
3. Penegakan Diagnostik (Assessment)
a. Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Untuk diagnosis definitif dilakukan pemeriksaan penunjang.
b. Diagnosis Banding
a. Kolesistitis
b. Kolelitiasis
c. Chron disease
d. Kanker lambung
e. Gastroenteritis
f. Limfoma
g. Ulkus peptikum
h. Sarkoidosis
i. GERD
c. Komplikasi
a. Pendarahan saluran cerna bagian atas
b. Ulkus peptikum
c. Perforasi lambung
d. Anemia
4. Penatalaksanaan
Terapi diberikan per oral dengan obat, antara lain: H2 Bloker 2x/hari
(Ranitidin 150 mg/kali, Famotidin 20 mg/kali, Simetidin 400-800
mg/kali), PPI 2x/hari (Omeprazol 20 mg/kali, Lansoprazol 30 mg/kali),
serta Antasida dosis 3 x 500-1000 mg/hari.
5 Konseling dan Edukasi
Menginformasikan kepada pasien untuk menghindari pemicu
terjadinya keluhan, antara lain dengan makan tepat waktu, makan
sering dengan porsi kecil dan hindari dari makanan yang
meningkatkan asam lambung atau perut kembung seperti kopi, teh,
makanan pedas dan kol.
6. Kriteria Rujukan
1. Bila 5 hari pengobatan belum ada perbaikan.
2. Terjadi komplikasi.
3. terdapat alarm symptoms

2/3
6. Diagram
Alir Melakukan Melakukan pemeriksaan
Mulai
Anamnesa fisik dan penunjang
terhadap pasien

Melakukan
Melakukan penatalaksana Melakukan
konseling dan an penyakit penegakan
edukasi diagnostik

Menganalisis
kriteria rujukan
pasien

7. Unit Terkait 1. UGD


2. Poli Umum
3. Rawat Inap

8. Rekaman
Histori No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan

3/3

Anda mungkin juga menyukai