1/3
Tidak diperlukan, kecuali pada gastritis kronis dengan melakukan
pemeriksaan:
1. Darah rutin.
2.Untuk mengetahui infeksi Helicobacter pylori:
pemeriksaanUreabreath test dan feses.
3. Rontgen dengan barium enema.
4. Endoskopi
3. Penegakan Diagnostik (Assessment)
a. Diagnosis Klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan
fisik. Untuk diagnosis definitif dilakukan pemeriksaan penunjang.
b. Diagnosis Banding
a. Kolesistitis
b. Kolelitiasis
c. Chron disease
d. Kanker lambung
e. Gastroenteritis
f. Limfoma
g. Ulkus peptikum
h. Sarkoidosis
i. GERD
c. Komplikasi
a. Pendarahan saluran cerna bagian atas
b. Ulkus peptikum
c. Perforasi lambung
d. Anemia
4. Penatalaksanaan
Terapi diberikan per oral dengan obat, antara lain: H2 Bloker 2x/hari
(Ranitidin 150 mg/kali, Famotidin 20 mg/kali, Simetidin 400-800
mg/kali), PPI 2x/hari (Omeprazol 20 mg/kali, Lansoprazol 30 mg/kali),
serta Antasida dosis 3 x 500-1000 mg/hari.
5 Konseling dan Edukasi
Menginformasikan kepada pasien untuk menghindari pemicu
terjadinya keluhan, antara lain dengan makan tepat waktu, makan
sering dengan porsi kecil dan hindari dari makanan yang
meningkatkan asam lambung atau perut kembung seperti kopi, teh,
makanan pedas dan kol.
6. Kriteria Rujukan
1. Bila 5 hari pengobatan belum ada perbaikan.
2. Terjadi komplikasi.
3. terdapat alarm symptoms
2/3
6. Diagram
Alir Melakukan Melakukan pemeriksaan
Mulai
Anamnesa fisik dan penunjang
terhadap pasien
Melakukan
Melakukan penatalaksana Melakukan
konseling dan an penyakit penegakan
edukasi diagnostik
Menganalisis
kriteria rujukan
pasien
8. Rekaman
Histori No Yang diubah Isi Perubahan Tanggal mulai diberlakukan
Perubahan
3/3