Anda di halaman 1dari 5

GASTRITIS

SOP No. Dokumen : SOP/III.023/2016

No. Revisi : 00

Tanggal Terbit : 22 Januari 2016

Halaman : 1/3

UPTD Dr Siti Agustinningsih


PUSKESMAS Nip. 197208302005012012
NGAWI

1. Pengertian : Gastritis adalah proses inflamasi/peradangan pada lapisan


mukosa dan submukosa lambung sebagai mekanisme proteksi
mukosa apabila terdapat akumulasi bakteri atau bahan iritan lain.

2. Tujuan : Sebagai acuan petugas dalam penanganan Gastritis

3. Kebijakan : SK Kepala UPTD Puskesmas Ngawi Nomor


188/100/404.102.16/2015 Tentang Standar dan Pedoman
Layanan Klinis

4. Pelaksana : Dokter

Perawat

Bidan

5. Referensi : Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK


02.02/MENKES/514/2015 Tentang Panduan Klinis Bagi Dokter
di Fasilitas Pelayanan Kesehatan Tingkat Pertama

6. Prosedur : 1. Petugas melakukan anamnesa


Pasien datang ke dokter karena rasa nyeri dan panas
seperti terbakar pada perut bagian atas. Keluhan mereda
atau memburuk bila diikuti dengan makan, mual, muntah
dan kembung.
Faktor Risiko
 Pola makan yang tidak baik: waktu makan
terlambat, jenis makanan pedas, porsi makan yang
besar.
 Sering minum kopi dan teh.
 Infeksi bakteri atau parasit.
 Pengunaan obat analgetik dan steroid.
 Usia lanjut.
 Alkoholisme.
 Stress.
 Penyakit lainnya, seperti: penyakit refluks empedu,
penyakit autoimun, HIV/AIDS, Chron disease.
2. Petugas melakukan pemeriksaan fisik
 Pemeriksaan Fisik Patognomonis Nyeri tekan
epigastrium dan bising usus meningkat.
 Bila terjadi proses inflamasi berat, dapat ditemukan
pendarahan saluran cerna berupa hematemesis
dan melena.
 Biasanya pada pasien dengan gastritis kronis,
konjungtiva tampak anemis.
3. Petugas melakukan pemeriksaan penunjang
Tidak diperlukan, kecuali pada gastritis kronis dengan
melakukan pemeriksaan:
 Darah rutin.
 Untuk mengetahui infeksi Helicobacter pylori:
pemeriksaan breathe test dan feses.
 Rontgen dengan barium enema.
 Endoskopi.
4. Petugas menegakkan diagnosa klinis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Untuk Diagnosis definitif dilakukan
pemeriksaan penunjang
5. Petugas menegakkan diagnosa banding berdasarkan :
a. Kolesistitis
b. Kolelitiasis
c. Chron disease
d. Kanker lambung
e. Gastroenteritis
f. Limfoma
g. Ulkus peptikum
h. Sarkoidosis
i. GERD
6. Petugas menegakkan komplikasi
a. Pendarahan saluran cerna bagian atas.
b. Ulkus peptikum.
c. Perforasi lambung.
d. Anemia.
7. Petugas melakukan terapi
 Menginformasikan kepada pasien untuk
menghindari pemicu terjadinya keluhan, antara lain
dengan makan tepat waktu, makan sering dengan
porsi kecil dan hindari dari makanan yang
meningkatkan asam lambung atau perut kembung
seperti kopi, the, makanan pedas dan kol.
 Terapi diberikan per oral dengan obat, antara lain:
H2 Bloker2 x/hari (Ranitidin 150 mg/kali, Famotidin
20 mg/kali, Simetidin 400-800 mg/kali), PPI 2x/hari
(Omeprazole 20 mg/kali, Lansoprazole 30 mg/kali),
serta Antasida dosis 3 x 500-1000 mg/hr.
8. Petugas melakukan konseling dan edukasi
Menginformasikan pasien dan keluarga mengenai faktor
risiko terjadinya gastritis.
7. Unit Terkait : 1. Ruang BP Umum
2. Ruang Pustu
3. Ruang KIA/KB
4. Ruang Tindakan.

8. Dokumen terkait : Rekam Medis


7. RekamanHistorisPerubahan

No Isi Perubahan Tgl. Mulai Diberlakukan


GASTRITIS

DAFTAR No. Dokumen : SOP/III.023/2016


TILIK
No. Revisi : 00

Tanggal Terbit : 22 Januari 2016

Halaman :1/1

UPTD Dr Siti Agustinningsih


PUSKESMAS Nip. 197208302005012012
NGAWI

No Langkah Kegiatan Ya Tidak TB


1. Apakah Petugas Melakukan Anamnesa ?

2. Apakah Petugas Melakukan Fisik ?

3. Apakah Petugas Melakukan Pemeriksaan Penunjang ?

Apakah Petugas menegakkan diagnosa klinis ?


4.

Apakah Petugas menegakkan diagnosa banding ?


5.

Apakah Petugas menegakkan komplikasi ?


6.

Apakah Petugas melakukan terapi ?


7.

Apakah Petugas melakukan konseling dan edukasi ?


8.

Compliance rate (CR)

………………………………..,…………..
Observer Tindakan

…………………………….
NIP: ……………….......

Anda mungkin juga menyukai