Anda di halaman 1dari 2

PELAYANAN PASIEN GASTRITIS

MASA PANDEMI COVID 19


No. ICD-10 : K29.7 Gastritis, unspecified
No. Dokumen : 440/ /SOP/PKM-LD/ /2021
No. Revisi :0
SOP
Tanggal Terbit : 2021
Halaman : 1/2

Puskesmas ERLESYA, A.Md. Keb


Lebuh Dalem NIP. 197006271991012002

1. Pengertian Gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung sebagai
mekanisme proteksi mukosa apabila terdapat akumulasi bakteri atau bahan iritan lain.
Proses inflamasi dapat bersifat akut, kronis, difus, atau lokal.
2. Tujuan Sebagai penerapan langkah-langkah dalam melakukan diagnosa dan terapi kasus gastritis.

3. Kebijakan SK Kepala Puskesmas No: 440/02.b/SK/PKM-LD/I/2021 tentang Pelayanan Klinis.


4. Referensi Buku Panduan Praktik Klinis Bagi Dokter Di Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama,
Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia, Cetakan II tahun 2017, Hal 69 – 70.
5. Prosedur/ 1. Petugas memakai APD
Langkah- 2. Petugas memanggil pasien sesuai nomor urut antrian.
langkah 3. Petugas melakukan anamnesa kepada pasien, dengan menanyakan keluhan : rasa nyeri
pada perut bagian atas, Perut panas seperti terbakar, rasa mual, muntah, dan kembung.
4. Petugas menanyakan hal-hal yang berhubungan dengan faktor risiko :
a. Pola makan yang tidak baik waktu makan terlambat, jenis makanan pedas, porsi
makan yang besar.
b. Sering minum kopi dan teh.
c. Infeksi bakteri atau parasit.
d. Pengunaan obat analgetik dan steroid.
e. Usia lanjut.
f. Alkoholisme.
g. Stress.
h. Penyakit lainnya, seperti: penyakit refluks empedu, penyakit autoimun,
HIV/AIDS, Chron disease.
5. Petugas melakukan pemeriksaan fisik terhadap pasien, didapatkan :
a. Nyeri tekan epigastrium dan bising usus meningkat.
b. Bila terjadi proses inflamasi berat, dapat ditemukan pendarahan saluran cerna
berupa hematemesis dan melena.
c. Biasanya pada pasien dengan gastritis kronis, konjungtiva tampak anemis.
6. Petugas mencuci tangan
7. Petugas melakukan penegakan diagnosis, berdasarkan h a s i l anamnesis dan
pemeriksaan fisik. Untuk diagnosis definitif dilakukan pemeriksaan penunjang.
8. Pemeriksaan penunjang tidak perlukan, kecuali pada gastritis kronis. Apabila diperlukan
pemeriksaan penunjang, maka petugas dapat merujuk pasien ke rumah sakit untuk
melakukan pemeriksaan :
a. Darah rutin.
b. Untuk mengetahui infeksi Helicobacter pylori: pemeriksaan Urea breath test dan
feses.
c. Rontgen dengan barium enema.
d. Endoskopi.
9. Petugas memberikan penatalaksanaan terapi kepada pasien, berupa :
Terapi diberikan per oral dengan obat, antara lain:
a. H2 Bloker 2x/hari (Ranitidin 150 mg/kali, Famotidin 20 mg/kali, Simetidin 400-
800 mg/kali)
b. PPI 2x/hari (Omeprazol 20 mg/kali, Lansoprazol 30 mg/kali)
c. Antasida dosis 3 x 500-1000 mg/hari
10. Petugas memberikan edukasi kepada pasien dengan menginformasikan untuk
menghindari pemicu terjadinya keluhan antara lain dengan makan tepat waktu, makan
sering dengan porsi kecil, dan hindari makanan yang dapat meningkatkan asam lambung /
perut kembung seperti kopi, teh, makanan pedas, kol.
11. Diagnosis banding : Kolesistitis, Kolelitiasis, Chron disease, Kanker lambung,
Gastroenteritis, Limfoma, Ulkus peptikum, Sarkoidosis, GERD.
12. Komplikasi : Perdarahan saluran cerna bagian atas, Ulkus peptikum, Perforasi lambung,
Anemia.
13. Petugas menulis resep.
14. Petugas memberiksan kertas resep kepada pasien.
15. Petugas menulis hasil anamnesa, pemeriksaan fisik, penatalaksanaan kedalam rekam
medis pasien.
6. Diagram Alir -

7. Unit Terkait Pelayanan Umum, Pelayanan KIA

Anda mungkin juga menyukai