Anda di halaman 1dari 25

PENCATATAN DAN PELAPORAN

PROGRAM PENANGGULANGAN
GANGGUAN INDERA

DIREKTORAT PENCEGAHAN&PENGENDALIAN PTM


DIREKTORAT JENDERAL PENCEGAHAN&PENGENDALIAN PENYAKIT
KEMENTERIAN KESEHATAN
2020
Indikator RPJMN
NO INDIKATOR TARGET
2020 2021 2022 2023 2024
Persentase merokok
1 penduduk usia 10-18 tahun
9,1 9,0 8,9 8,8 8,7
Persentase obesitas pada
2
penduduk usia > 18 tahun 21,8 21,8 21,8 21,8 21,8
INDIKATOR RENSTRA PTM 2020-2024
No Indikator Target

2020 2021 2022 2023 2024


Jumlah Kab/kota yang melakukan deteksi
1 dini faktor risiko PTM ≥ 80% populasi usia 52 129 232 360 514
≥ 15 tahun
Jumlah kab/kota yang menerapkan 474
2 Kawasan Tanpa Rokok (KTR) 324 374 424 514
Jumlah kabupaten/kota ≥ 40% FKTP yang
3 menyelenggarakan layanan Upaya 50 75 100 125 150
Berhenti Merokok (UBM)
Jumlah Kab/Kota yg melakukan
4 pelayanan terpadu (Pandu) PTM di ≥ 80% 103 205 308 411 514
Puskesmas
Jumlah kabupaten/kota yang
5 melaksanakan deteksi dini gangguan 155 206 308 360 514
indera pada ≥ 40% populasi
Jumlah kabupaten/kota yang melakukan
deteksi dini penyakit kanker di ≥ 80%
6 populasi usia 30-50 tahun 283 309 360 411 514
INDIKATOR RENSTRA GANGGUAN
INDERA DAN FUNGSIONAL 2020-2024

N Indikator Target
o

2020 2021 2022 2023 2024


Jumlah kabupaten/kota
yang melaksanakan deteksi
5 dini gangguan indera pada 155 206 308 360 514
≥ 40% populasi
INDIKATOR RENSTRA GANGGUAN
INDERA DAN FUNGSIONAL 2020-2024
No Indikator Definisi Cara Perhitungan Strategi
Operasional
Jumlah Kab/kota yg Deteksi dini gangguan 1. Kompilasi data deteksi dini
kabupaten/kota menyelenggarakan penglihatan melalui E- di UKBM (Posbindu,
yang deteksi dini gangguan tumbling, E-chart Posyandu, UKS, UKK) dan
melaksanakan penglihatan dan Snellen chart dan FKTP
deteksi dini gangguan pendengaran melalui 2. Integrasi dengan SPM
gangguan indera pendengaran paling tes suara, garpu tala Balita, UKS dan Lansia
pada ≥ 40% kurang pada 40 % pada minimal 40%
populasi populasi penduduk

Capaian 40% deteksi dini


= 1 kab/kota
kriteria Penilaian :
5 Posbindu dan
FKTP/Puskesmas
melakukan pemeriksaan
tajam penglihatan dan
tajam pendengaran,
dilaporkan setiap bulan
melalui laporan rutin
surveilans gangguan
indera, email subdit GIF
dan/atau melaui SI PTM
KOMPONEN PENCAPOR

PENCATATA ANALISIS &


PELAPORAN
N EVALUASI
Sumber dan Jenis Data

DATA SKRINING/DETEKSI
DATA KASUS
DINI
• POSBINDU PTM • LB-1 (LAPORAN BULANAN
(SURVEILANS WEB PTM) PUSKESMAS) / SIP
• DATA PROGRAM • SURVEILANS WEB PTM
PENJARINGAN KESEHATAN • REKAP DATA
(UKS) KLINIK/BKMM/BKIM/
• DATA PROGRAM SDIDTK RUMAH SAKIT

FORM LAPORAN KEGIATAN


PENANGGULANGAN GANGGUAN
INDERA
ALUR PELAPORAN
KEGIATAN PENANGGULANGAN GANGGUAN INDERA

Pusat

Dinkes Provinsi

RSUD Dinkes Kab/Kota BKMM/BKIM

Puskesmas

Bides Posbindu Pustu


FORM PENCATATAN PELAPORAN
LAPORAN BULANAN PENGLIHATAN & PENDENGARAN (ada di
SIP)
Laporan : Puskesmas/Kab-Kota/Provinsi

Jumlah Kasus Baru

Jenis Kelamin dan Umur


No Penyakit
Total
0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th Jumlah
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
A. Penglihatan
1 Katarak
2 Glukoma
3 Miopi
4 Hipermetropia
5 Presbiopia
6 Astigmatisme
7 Xeroftalmia (rabun senja)
8 Buta
9 Low vision
10 Benda asing dimata
11 Konjungtivitis
12 Hordeulum
13 Pterydium
14 Penyakit mata lainnya

B. Pendengaran
1 Otitits Eksterna
2 Otitis media akut
3 Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK/Congek)
4 Serumen
5 Presbikusis
6 Tuli akibat Bising
7 Tuli Konginital (tuli sejak lahir)
8 Gangguan Pendengaran lainnya

Jumlah Kasus Lama (kunjungan kedua atau lebih)

Jenis Kelamin dan Umur


No Penyakit
Total
0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th Jumlah
L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P
A. Penglihatan
1 Katarak
2 Glukoma
3 Miopi
4 Hipermetropia
5 Presbiopia
6 Astigmatisme
7 Xeroftalmia (rabun senja)
8 Buta
9 Low vision
10 Benda asing dimata
11 Konjungtivitis
12 Hordeulum
13 Pterydium
14 Penyakit mata lainnya

B. Pendengaran
1 Otitits Eksterna
2 Otitis media akut
3 Otitis Media Supuratif Kronik (OMSK/Congek)
4 Serumen
5 Presbikusis
6 Tuli akibat Bising
7 Tuli Konginital (tuli sejak lahir)
8 Gangguan Pendengaran lainnya
Irisan Data dari SIP

Dipindahkan ke Laporan Bulanan INDERA


LAPORAN BULANAN PENGLIHATAN & PENDENGARAN
LAPORAN
KEGIATAN PROGRAM GANGGUAN INDERA

Puskesmas :
Kecamatan :
Kota/Kab :
Bulan / Tahun :

NO KEGIATAN Jumlah Kasus Baru Menurut Golongan Umur Jumlah Jumlah Total Jumlah
0-7 hr 8-28 hr 1-11 bn 1-4 th 5-9 th 10-14 th 15-19 tn 20-44 th 45-59 th >59 th kasus baru kasus lama Kunjungan Kasus KET.
1 2 L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P L P Total L P Total L P Total Dirujuk

I Jenis Gangguan Penglihatan dan Kebutaan (H00-H59)


a. Katarak: > 3/60
≤3/60
b. Kelainan Refraksi
- Miopi
- Hipermetropia
- Presbiopia
- Astigmatisme
c. Glaukoma
d. Lain-lain (sebutkan):

e. Jumlah operasi katarak


f. Follow up pasca operasi katarak
Tajam penglihatan: 6/12 - 6/18
< 6/18 - 6/60
< 6/60

II Jenis Gangguan Pendengaran dan Ketulian (H60-H95)


a. Otitis Media Supuratif Kronik
(OMSK/Congek)
b. Serumen
c. Presbikusis
d. Tuli akibat Bising (NIHL)
e. Tuli Konginital (tuli sejak lahir)
f. lain-lain (sebutkan):

…………………………………, , …………20……
Pengelola program
DAFTAR OPERASIONAL

1 Kasus baru Kunjungan pertama kali ke puskesmas

2 follow-up paska operasi katarak Pasien lama yg dilakukan pemeriksaan tajam penglihatan paska operasi katarak diperiksa H+1,H+7, dan H+30

3 Kasus lama Kunjungan ke dua kali atau lebih dengan keluhan sama dengan kasus/kunjungan pertama
Suatu ketidakmampuan tubuh dalam melakukan suatu aktifitas atau kegiatan tertentu sebagaimana orang normal pada
4 Disabilitas umumnya yang disebabkan oleh kondisi ketidakmampuan dalam hal fisiologis, psikologis dan kelainan struktur atau fungsi
anatomi

Gangguan yang disebabkan adanya pengapuran pada lensa mata, sehingga daya akomodasi dan penglihatan menjadi
5 Katarak
kabur.
Gangguan yang terjadi karena tekanan cairan di ruang depan lensa meningkat, sehingga menghambat aliran darah.
6 Glukoma
Akibatnya dapat terjadi kebutaan.

Gangguan penglihatan yang disebabkan oleh lensa mata terlalu cembung, sehingga bayangan benda jatuh di depan
7 Rabun Jauh/Miopia
retina. Miopi disebut juga rabun jauh. Untuk menolong penderita miopi, dipakai kacamata lensa cekung (lensa negatif).

Gangguan penglihatan yang disebabkan lensa mata terlalu cekung, sehingga bayangan retina jatuh di belakang retina.
8 Rabun Dekat/Hipermetropia
Untuk menolong penderita hipermetropi, dipakai kacamata lensa cembung (lensa positif).

Gangguan penglihatan yang disebabkan berkurangnya daya akomodasi lensa mata. Presbiopi umumnya dialami oleh
9 Presbiopia
orang lanjut usia. Untuk menolong penderita presbiopi, dipakai kacamata lensa rangkap (cembung dan cekung).

Gangguan penglihatan yang disebabkan oleh kecembungan permukaan kornea atau permukaan mata yang tidak rata,
10 Astigmatisme sehingga sinar sejajar yang datang tidak difokuskan pada satu titik. Untuk menolong penderita astigmatisme dipakai
kacamata silindris.

11 Buta Kondisi dimana kurangnya persepsi visual karena faktor fisiologis (fisik) dan neurologi (syaraf), yang merujuk kepada
hilangnya penglihatan yang tidak dapat dikoreksi/diobati dengan kacamata atau lensa kontak
12 Jumlah operasi katarak Jumlah pasien yang dilakukan operasi katarak di rumah sakit atau pelayanan kesehatan mata lainnya

13 Follow up pasca operasi


Jumlah pasien pasca operasi katarak yang melakukan rujuk balik ke puskesmas
DEFINISI OPERASIONAL

1 Kasus Baru Kunjungan Pertama Kali Ke Puskesmas dengan keluhan gangguan pendengaran dan ketulian

Kunjungan ke puskesmas lebih dari 1 (satu) kali dengan keluhan gangguan pendengaran dan
2 Kasus lama
ketulian

Otitis Media Supuratif Kronis Infeksi yang terjadi pada telinga bagian tengah. Kondisi ini juga dikenal dengan istilah radang
3
(OMSK), congek) telinga tengah.

Ketulian yang terjadi pada bayi baru lahir disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi
4 Tuli Kongenital
kehamilan maupun pada saat lahir.

Noise Induced Hearing Loss


Penurunan pendengaran tipe sensorineural, yang pada awalnya tidak disadari, karena belum
5 (NIHL) Gangguan Pendengaran
mengganggu percakapan sehari-hari
Akibat Bising) ditempat kerja

Gangguan pendengaran yang timbul akibat penumpukan serumen di liang telinga dan
6 Serumen
menyebabkan rasa tertekan yang mengganggu

Tuli sensorineural (saraf) pada usia lanjut akibat proses degenerasi (penuaan) organ
7 Prebikusis pendengaran. Proses ini terjadi berangsur angsur, dan simetris (terjadi pada kedua sisi
telinga).
subditgif.p2ptm@yahoo.com
cp. Muh. Yusron Fejri (082111757793)
atau
Cicilia Nurteta (081210989321)

Anda mungkin juga menyukai