Anda di halaman 1dari 35

IMPLEMENTASI SKDR

(Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon)


DI INDONESIA

Subdit Surveilans dan Respon KLB, Ditjen PP dan PL


Kementerian Kesehatan RI
Surveilans Vs SKDR

 Surveilans : Analisis secara terus menerus


terhadap perkembangan penyakit/
masalah kesehatan di suatu wilayah
beserta faktor risikonya yang dilakukan
secara terus menerus dan sistematis.
 SKDR : Salah satu fungsi surveilans dalam
mendeteksi secara dini terhadap adanya
ancaman KLB melalui sinyal peningkatan
kasus atau indikator lainnya.
Mengapa SKDR ?

 Masih banyak jenis penyakit potensial wabah/ klb


di indonesia misal : DBD, malaria, campak, rabies,
antraks, diare, kolera, difteri, disentri, dll 
cenderung menyebar antar daerah/ Kabupaten/
Provinsi.
 Ancaman penyakit baru “new emerging diseases”
H1N1 Pandemi 2009, H5N1, H7N9, MersCov
 KLB terlambat diketahui oleh Dinas Kesehatan
 Sebagian besar Kabupaten/Kota belum
melaksanakan SKD KLB secara optimal.
Tujuan
Memonitor kecenderungan penyakit
menular (deteksi dini)
Melakukan Respon pengendalian KLB
penyakit menular.
Meminimalkan kesakitan/kematian yang
berhubungan dengan KLB.
Menilai dampak program pengendalian
penyakit
APA ITU SKD DAN RESPONS
(SKDR)?
 Suatu sistem yang dapat memantau
perkembangan trend suatu penyakit menular
potensial KLB/wabah dari waktu ke waktu
(periode mingguan) dan memberikan sinyal
peringatan kepada pengelola program bila
kasus tersebut melebihi nilai ambang batasnya
sehingga mendorong program untuk melakukan
respons.
 Selama ini kita menggunakan istilah W2
(laporan mingguan)
Penyakit & Gejala yang diamati
 Diare Akut  AFP (Lumpuh Layuh
Mendadak)
 Malaria Konfirmasi
 Kasus Gigitan Hewan Penular
 Tersangka Demam Dengue Rabies
 Pneumonia  Tersangka Antrax
 Tersangka Leptospirosis
 Diare Berdarah
 Tersangka Kolera
 Tersangka Demam Tifoid
 Kluster Penyakit yg tdk lazim
 Jaundice Akut
 Tersangka
 Tersangka Chikungunya Meningitis/Encephalitis
 Tersangka Flu Burung pada  Tersangka Tetanus
Manusia Neaonatorum
 Tersangka Tetanus
 Tersangka Campak
 ILI
 Tersangka Difteri
 HFMD
 Tersangka Pertussis
KASUS APA YANG DICATAT DAN
DILAPORKAN DLM SISTEM INI?

ADALAH SEMUA KASUS BARU DARI


PENYAKIT TERSEBUT DIATAS.
APA YANG DIMAKSUD
DENGAN “KASUS BARU”
 ADALAH PASIEN DATANG BEROBAT DENGAN
DIAGNOSIS PENYAKIT YANG TIDAK SAMA
DENGAN DIAGNOSA PENYAKIT PADA
KUNJUNGAN SEBELUMNYA
 ATAU
 PASIEN DATANG BEROBAT DENGAN DIAGNOSIS
PENYAKIT YANG SAMA DENGAN KUNJUNGAN
SEBELUMNYA TETAPI SUDAH PERNAH SEMBUH
SIAPA YANG MELAKUKAN
PENGAMATAN DALAM SISTEM
INI?
 BIDAN, MANTRI ATAU PERAWAT
 PUSTU
 PUSKESMAS
 DINAS KESEHATAN KAB/KOTA, PROPINSI
 KEMENKES (PROGRAM)
 DIDUKUNG OLEH LABORATORIUM RUJUKAN DARI
TINGKAT PUSKESMAS, KABUPATEN, PROVINSI, DAN
NASIONAL
Periode Laporan Sistem
Peringatan Dini dan Respons

Periode laporan dalam sistem


peringatan dini dan respons
adalah “Mingguan”
1 minggu pelaporan adalah
dihitung dari Minggu - Sabtu
Mekanisme Pengumpulan data,
pelaporan dan Analisis

Puskesmas Kabupaten/ Kota Provinsi Pusat


Alur Pelaporan SKDR/EWARS
Pustu Pasien Rawat Jalan Klinik • Laporan mingguan dari
swasta/private
Bidan Desa Puskesmas
di desa
desa dan puskesmas
dikirim by SMS
• Laporan dientri di level
kabupaten kemudian
Petugas Surveilans Puskesmas
diolah dan dianalisa,
Pengumpulan spesimen bila ada alert
kabupaten lakukan
Petugas Surveilans Kabupaten/Kota verifikasi ke unit
pelapor, bila ada
Pengiriman spesimen
indikasi KLB dilakukan
Petugas Surveilans Propinsi PE, Penanggulangan,
dan konfirmasi
Konfirmasi
Laboratorium Propinsi
laboratorium.
• Fokus propinsi, kab/kota
Kementrian kesehatan,
Konfirmasi dan Pusat adalah
Laboratorium Nasional ,
WHO
Laboratorium analisa data dan
Nasional maintenance sistem
Schedule Pelaporan Data?
WAKTU UNIT & TINGKAT Koordinator Cara
Yg bertanggungjawab Pengiriman
Sabtu sore Pustu, Bidan Desa kirim via SMS. Petugas kesehatan yg Melalui SMS, HT,
Format Surveilans Mingguan ke bertanggung jawab dll
puskesmas terhadap pengumpulan
data
Senin pagi Data agregat Puskesmas dan kirim Petugas surveilans di Melalui SMS, HT,
data ke tingkat kabupaten/kota tingkat puskesmas dll

Selasa pagi Petugas Surveilans Kabupaten Petugas Surveilans Melalui Email


melakukan entri data dan Kabupaten
mengirim file export ke propinsi
Petugas Surveilans Kabupaten Petugas Surveilans
melakukan analisis data dan Kabupaten
menghasilkan laporan mingguan
Selasa siang Petugas surveilans propinsi Petugas surveilans
melakukan analisis data dan propinsi
menghasilkan laporan mingguan
Petugas surveilans propinsi Petugas surveilans Melalui Email ke
mengirimkan file export ke Subdit propinsi ewars.pusat@g
Surveilans Depkes RI mail.com
Out Put SKDR
1. Jumlah kasus baru
2. Total Kunjungan
3. Proporsi Kesakitan
4. Insidence Rate
5. Ketepatan waktu dari Puskesmas
6. Ketepatan waktu dari Kabupaten
7. Kelengkapan laporan unit pelapor
• Waktu
menurut Kabupaten/Kota dan
Propinsi • Tempat
8. Nama fasilitas kesehatan yang
melapor dan yang TIDAK melapor
9. Daftar alert (sinyal kewaspadaan)
mingguan berdasarkan definisi nilai
ambang batas
Nilai Ambang Batas Dalam
EWARS
 Fix/ Mutlak: misal AFP 1 kasus, Suspek Antrax 1
kasus, Suspek Difteri 1 kasus, dst
 Peningkatan Kasus: 1,5 kali dari periode
sebelumnya misal diare akut, Malaria.
 Poisson: peningkatan kasus yang terjadi
bermakna secara statistik sebagai kejadian yang
tdk lazim atau luar biasa, misal
meningitis/encephalitis, DBD, Thypoid.
Cakupan Pelaksanaan SKDR (EWARS) akhir tahun 2013

PROPINSI
JUMLAH
Tahun 2014, akan
PUSKESMAS KAB/KOTA
ACEH 334 23 Direplikasi di 7 propinsi
BALI
BANTEN
116
229
9
8
Yaitu:
JAMBI 181 11 1. Sumatera Utara
JAWA BARAT 1052 26
JAWA TENGAH 876 35 2. Bengkulu
JAWA TIMUR 960 38 3. Kalimantan Tengah
KALIMANTAN BARAT 234 14
KALIMANTAN SELATAN 226 13 4. Bangka Belitung
KALIMANTAN TIMUR
KEPULAUAN RIAU
230
69
14
7
5. Sulawesi Barat
LAMPUNG 279 15 6. Gorontalo
MALUKU 186 11
MALUKU UTARA 118 9 7. Papua
NTB 154 10
NTT 356 21
RIAU 215 12
SULAWESI SELATAN 413 24
SULAWESI TENGAH 179 11
SULAWESI TENGGARA 245 12
SULAWESI UTARA 177 9
SUMATERA BARAT 264 19
SUMATERA SELATAN 315 15
YOGYAKARTA 121 5
INDONESIA 7529 371
Contoh Out Put SKDR
Kelengkapan Data
Alert (Sinyal Kewaspadaan)

Kecamatan

Puskesmas
Alert Provinsi
Alert Kabupaten
Alert Puskesmas
Buletin Mingguan

1. Kelengkapan & Ketepatan Laporan


2. Alert (sinyal siaga)
3. Informasi epidemiologi yang relevan
4. Rekomendasi kegiatan yang dianjurkan untuk
mengendalikan tersangka KLB.
5. Hasil kegiatan minggu sebelumnya untuk
mengendalikan KLB.
Pemanfaatan Hasil SKDR/
EWARS
 Sistem ini telah dimanfaatkan oleh lintas
program di Dinas Kesehatan Kabupaten
maupun Propinsi melalui sharing
informasi adanya sinyal peringatan dini
penyakit potensial KLB di suatu wilayah
kerja puskesmas, kecamatan maupun
kabupaten.
 Oleh Tim Gerak Cepat digunakan
sebagai dasar untuk melaksanakan
respons cepat
 Sebagai bahan untuk klarifikasi adanya
informasi KLB dari media cetak maupun
elektronik.
 Sebagai bahan bulletin kewaspadaan dini
Komponen IMPLEMENTASI
EWARS/ SKDR
a. Sosialisasi/ Advokasi Sistem EWAR (Peserta
adalah pemegang kebijakan di Dinas
Kesehatan Kabupaten dan Propinsi)
b. Pelatihan Sistem EWAR bagi petugas
surveilans Kabupaten/Kota dan Propinsi
(peserta adalah petugas surveilans propinsi
dan kabupaten)
c. Pelatihan Sistem EWAR bagi petugas
surveilans puskesmas dan tenaga medis
(peserta adalah 1 orang petugas surveilans
puskesmas dan 1 orang tenaga medis /
paramedis yang melakukan diagnosis)
Komponen....
d. Pelatihan Sistem EWARS bagi tenaga di
pustu/desa, ini dapat dilaksanakan melalui
forum lokmin rutin yang dilakukan oleh
puskesmas (peserta ada tenaga paramedis
di pustu dan desa)
e. Pengadaan Komputer untuk operasi
software EWARS di tingkat propinsi dan
kabupaten.
f. Akses internet dapat memanfaatkan
jaringan yang dibangun oleh PUSDATIN
yang ada di seluruh kabupaten di
Indonesia.
g. Asistensi Teknis ke Kabupaten/Kota
Komponen......
h. Biaya respons bisa berupa: biaya
pengiriman sampai pemeriksaan
spesimen di laboratorium, biaya
verifikasi signal/ alert atau rumor,
biaya Penyelidikan Epidemiologi.
i. Biaya umpan balik (buletin)
Persyaratan:
SDM:
Petugas surveilans dan mempunyai kemampuan
mengoperasionalkan komputer dan diperkirakan
mampu menguasai aplikasi, tidak dimutasi utk
periode tertentu
Hardware:
Komputer dengan spesifikasi tertentu
Software:
Dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
daerah (jumlah kab/kota dan pusk)
Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai