Anda di halaman 1dari 23

PENANGANAN DAN

PENGOBATAN EFEK SAMPING


OBAT FILARIASIS
I. Latar Belakang
Penyakit Filariasis penyakit infeksi/menular
kronik disebabkan oleh mikrofilaria
Filariasis sdh menginfeksi 120 juta penduduk
di 83 negara, 14.932 orang di Indonesia, tahun
2014.
Tahun 1997 Global Goal Limphatic Filariasis
elimination by the year 2020
Tahun 2002 pencanangan Pengobatan massal
filariasis di seluruh daerah endemis di
Indonesia.
POPM

MF MF rate
rate>1% <1%

DEC dan Albendazol


(Paracetamol)
II. Obat-obatan yang digunakan pada
POPM
DEC
Albendazole
Paracetamol
Antasida Doen
CTM
Kortikosteroid
Adrenalin Injeksi
Amoksisilin
Efek Samping
DEC Albendazol paracetamol
Jarang efek berat Jarang Alergi ringan
Mual Mual Demam
Sakit kepala Nyeri ulu hari Lesi pada mukosa
Demam Pusing Anemia hemollitik pada
pemakaian lama
Mengantuk Sakit kepala
Urtikaria Demam
Muntah Lemas
Alergi ringan (matinya Asma
cacing filaria)
Keluar cacing
III. Kejadian Ikutan Pasca POPM
Kejadian Ikutan pasca POPM adalah berbagai masalah medis yang
Terjadi pasca POPM
Menyebabkan kecemasan bagi sektor kesehatan dan masyarakat
banyak dan
Dipercayai orang banyak disebabkan oleh obat yang digunakan

Sebagian besar kejadian ikutan pasca POPM:


Sembuh sendiri (tidak membutuhkan pengobatan)
Bisa ditangani dengan penanganan sederhana
Direkap jumlahnya dan dilaporkan secara rutin ke pihak yang
berwenang
Kejadian Ikutan pasca POMP
1. Kejadian ikutan yang 2. Kejadian ikutan
tidak diinginkan terhadap hasil
Efek farmakologik pengobatan
Efek samping Akibat respon imunitas
Interaksi obat individu thd
mikrofilaria yg mati.
Intoleransi
(sakit kepala, demam,
Idiosinkrasi mual lemas, dll)
Reaksi alergi Akibat respon imunitas
individu thd cacing
dewasa yg mati (nodul,
linfadenitis, orkitis, dll)
KEJADIAN IKUTAN PASCA POMP FILARIASIS
DI 7 KABUPATEN TAHUN 2013
Kejadian Ikutan Berat
(Severe Adverse Events/SAE)
Kejadian ikutan berat adalah berbagai kejadian
medis yang terjadi pada saat pengobatan masal
yang memberikan dampak berat terhadap program
seperti:
Mengakibatkan Kematian
Mengancam nyawa
Mengakibatkan ketidakmampuan permanen atau
menyebabkan kecacatan
Membuat Pasien harus dirawat inap
Menyebabkan cacat bawaan/cacat lahir
Penanganan KIPPOPM
Ringan Sedang

Ada di buku Dokter


Dokter
PKM/klinik
pedoman
Kejadian
Ikutan pasca
POMP Dokter
Dokter spesialis
spesialis RS Rumah
Sakit
Kondisi berat
khusus
(emergensi)
Kejadian ikutan pasca POPM berikut ini bisa ditangani /diobati di tingkat
pos obat, puskesmas atau rumah penderita:

Nyeri perut, muntah, diare


Demam, sakit kepala, nyeri badan, nyeri sendi, peradangan
pusing
Lemas, lelah, lesu
Photophobia (sensitif terhadap cahaya)
Ruam-ruam ringan
Wheezing/bengek
Sistem Rujukan
RS Rujukan akhir

RS Terdekat
KAPFI

Dokter/PKM
KOMDA
Prov/Tim
Ahli kab/kota

Kasus
Alur tindakan pada Kejadian Ikutan (Ringan atau berat)
Semua kejadian ikutan yang terjadi dilaporkan di wilayah puskesmas
Tindakan disesuaikan dengan Tindakan yang dibutuhkan oleh
kebutuhan pasien masyarakat

Komunikasi dengan Komunikasi dengan


masyarakat media
Berikan pengobatan yang sesuai
Berikan penjelasan untuk rumor atau pertanyaan
yang diajukan masyarakat

Tentukan apakah termasuk kejadian ikutan berat(SAE)

Laporkan pada pihak berwenang di tingkat nasional dan laporkan juga SAE pihak farmasi nasional, dan
internasional dan lembaga regulasi, WHO, perusahaan obat dan lembaga donor yang mendukung
pelaksanaan programm

Lakukan investigasi untuk menentukan penyebab

Laporkan dan bagikan kemajuan dan hasil investigasi pada pihak berwenang tingkat nasional, dan perusahaan
farmasi, dan agen regulasi, WHO, perusahaan penyumbang obat, donor yang mendukung program, masyarakat
dan media

Tanggulangi sesuai penyebab masalah

Lakukan tatalaksana jika Pelatihan untuk


Tingkatkan penggerakan
terjadi situasi kritis meningkatkan ketrampilan Pastikan kualitan obat
masyarakat
petugas

Diseminasikan dan berikan penekanan pada tindakan yang dilakukan berdasar hasil investigasi
Pentingnya melakukan penatalaksanaan
kejadian ikutan
Memastikan bahwa pembagian obat POPM aman dan untuk
menambah kredibilitas program pemberian obat pencegahan
masal.

Penatalaksanaan kejadian ikutan yang tidak baik bisa merusak


kepercayaan massa dan menyebabkan POPM tidak bisa
berlanjut

Untuk memastikan kepatuhan minum obat pada POPM


berikutnya
IV. Surveillans KIPPOPM
Tujuan: mengamati, mendeteksi dini,
mencatat dan melaporkan serta merespons
kasus KIPPOPM dengan cepat dan tepat serta
mengurangi dampak negatif kasus tsb.
Pencatatan
Pelaporan kasus
Investigasi kasus
Analisis kejadian
Tindak lanjut kasus
Form surveilans KIPPOPM
Form: Pelaporan Kejadian Ikutan Pasca POPM
Form Investigasi kasus KIPPOPM
Langkah-langkah investigasi
Kasus yg perlu diinvestigasi
Pastikan informasi yg valid
Lacak dan kumpulkan semua informasi
Menilai pelayanan yg sdh didapatkan
Rumuskan hipotesis
Kaji hipotesis
Simpulkan
Lengkapi laporan
Memberikan rekomendasi
V. Pengorganisasian

MENTERI KESEHATAN

DITJEN PP&PL Cq.


KAPFI
Subdit Filariasis &
Schistosomiasis

KOMDA Dinkes Propinsi

Tim Ahli Dinkes Kab/Kota RS

Puskesmas

TPE / Masyarakat
POPM

Persiapan
Sosialisasis Monitoring
Advokasi KIPPOMP
Organsasi Pelaporan
Logistik Penangangan
Tenaga kasus
Pelatihan Investigasi
Sasaran kasus
Skrining Rujukan
Pemantauan
pelaksanaan

DEC dan Albendazol


(Paracetamol)
Persiapan untuk POPM yang aman
Rencana
Rencanakan dan bersiap untuk penatalaksanaan keamanan obat saat POPM
Latih tenaga kesehatan dalam perannya dalam menatalaksana SAE
(bahan pelatihan untuk tenaga kesehatan dan petugas pembagi obat tersedia)
Berikan suplai yang diperlukan oleh semua tenaga kesehatan agar mereka bisa menangani
pasien

Berikan penjelasan pada masyarakat


Bahwa reaksi ringan adalah hal umum dan bisa diobati dengan pengobatan sederhana
Segera mencari pertolongan medis jika terjadi gejala yang tidak biasa atau timbul gejala berat

Persiapkan tim medis yang siaga untuk menangani kejadian ikutan


Gunakan tim medis dengan tenaga kesehatan yang tersedia (dokter, perawat, tenaga kesehatan
lain)
Tempatkan tim di lokasi yang strategis
Informasikan kepada masyarakat lokasi anggota tim dan no telpon yang tersedia
KIPPOPM yang terbanyak
Pusing
Demam
Mohon di tambah hasil surveilans kejadian
ikutan di tingkat pusat yaa....please.
OBAT-KEF3
KARTU PENGOBATAN, KEJADIAN IKUTAN DAN KASUS KLINIS
BULAN ELIMINASI KAKI GAJAH NASIONAL, TAHUN 2015

Provinsi :
Kab/Kota :
Kecamatan :
Puskesmas :
Desa :
Pos :

POPM Fil Th Ke

Kejadian Ikutan
Obat
Pasca Pemberian Alasa Penderita
Jenis Diminum
Hub Obat n
No Nama Umur Kela
Kel Mulai Ditun
min Jenis Lama Limfe
DEC Alb Timb da**) Hidrokel
*) nya dema
ul
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

Mengetahui Tanggal :
Petugas Puskesmas Kader Eliminasi Filariasis

Keterangan :
*) Kejadian Ikutan (tulis dengan angka)
Umum : (1) Mual, (2) muntah, (3) pusing, (4) demam, (5) sakit kepala, (6) sakit otot dan tulang, (7) berak-berak,
(8) keluar cacing, (9) lain-lain
Khusus : (10) sekelan, (11) bisul, (12) gatal-gatal

**) Alasan Ditunda (tulis dengan angka)


(1) anak <2th, (2) hamil, (3) balita gizi buruk, (4) sakit berat (5)penderita filariasis dg serangan akut, (6) lain-lain
Daftar Pustaka
1. Farmakologi dan Terapi, edisi 4, bagian farmakologi FKUI, Jakarta 2002
2. Goodman and Gilmans, The Pharmacological Basic of Therapeutics,
Thenth edition, McGraw Hill Medical Publishing Division, Chapter 42,
Drug used in Chemotherapy of Helminthaliasis
3. The Role of Albendazole in programes to Eliminate Lymphatic Filariasis,
WHO, Geneva, Swizerland 2000
4. Tretment of Brugia Timori and W Bracrofti infection in Indonesia using
DEC or a combination of DEC and Aslbendazole: Adverse Reaction and
Short Terms Effect on Microfilariasis, Taniawati Supali, Is Suhariah Ismid,
Paul Rucket and Peter Rischer, Tropical Medicine and International Healt
Vol.7 No. 10 PP 894-901, October 2002.
5. ...
6. ..
7. ...

13...WHO, Control of Lymphatic Filariasis A Manula for Health Personal, WHO


Geneva, 1987

Anda mungkin juga menyukai