Anda di halaman 1dari 1

1.

Tatalaksana dan pemantauan harian kasus Difteri


a. Rumah

b. Fasilitas kesehatan
a. pemberian Anti Difteri Serum (ADS) dan antibiotik tanpa perlu konfirmasi laboratorium
(kultur baik swab/apus tenggorok).
b. Penderita difteria diisolasi sampai tidak menular yaitu 48 jam setelah pemberian
antibiotik. Namun tetap dilakukan kultur setelah pemberian antibiotik.
c. Untuk pemberian ADS kepada penderita maka perlu di konsultasikan dengan Dokter
Spesialis (Anak, THT, Penyakit Dalam).
d. Menegakkan diagnosis melalui kultur bakteri yang tepat
2. Tata Laksana Kontak erat
a. Semua kontak erat harus diperiksa adanya gejala difteri serta diawasi setiap hari selama 7 hari
dari tanggal terakhir kontak dengan kasus.
b. Status imunisasi kontak ditanyakan dan dicatat.
c. Profilaksis dilakukan dengan antibiotika Erytromisin (etyl suksinat) dengan dosis 50
mg/kgBB/hari dibagi dalam 4 kali pemberian selama 7 hari.
d. Tunjuk pengawas minum obat (PMO) selama periode pemberian tersebut (orang tua, kader,
bidan, tokoh masyarakat)
e. Bila kontak yang positif (karier) dan setelah diberikan prophilaksis selama 7 hari kemudian
diperiksa laboratorium kembali ternyata masih positip maka pemberian prophilaksis
dilanjutkan kembali selama 7 hari. Jika masih positif maka dilakukan test resistensi dengan
mengganti jenis antibiotika yang sensitif.

3. Tata Laksana Rujukan


Trasnportasi menggunakan ambulans menggunakan Peralatan Alat Pelindung diri (APD: Jas Lab;
Sarung tangan; Masker (Surgical mask), Tutup Kepala, Kantong Biohazard, Desinfektan (alkohol
70%)

Anda mungkin juga menyukai