DINAS KESEHATAN
Jalan Jemursari No. 197 Surabaya
Telp. (031) 8439473, 8439372
Kepada
Nomor : 400.7.9 /7301/436.7.2/2023 Yth. 1. Direktur Rumah Sakit
Sifat : Segera 2. Kepala Puskesmas
Lampiran : 1 Bendel 3. Kepala Klinik Utama dan Pratama
Hal : Kewaspadaan Dini terhadap se-Kota Surabaya
penyakit Leptospirosis di -
Surabaya
SURAT EDARAN
1. Leptospirosis adalah penyakit zoonosis akut yang disebabkan oleh bakteri genus
Leptospira, sp dengan spektrum penyakit yang luas dan dapat menyebabkan
kematian melalui hewan penular utama yaitu Rodentia (tikus). Cara penularan yaitu
kontak langsung atau tidak langsung dengan urin hewan yang terinfeksi bakteri
Leptospira, sp;
2. Ada 3 (tiga) kriteria yang ditetapkan dalam mendefinisikan kasus Leptospirosis yaitu:
a. Kasus suspek adalah demam akut dengan atau tanpa sakit kepala disertai nyeri
otot, lemah (malaise) dengan atau tanpa, conjungtival suffousion (mata merah
tanpa eksudat), mempunyai riwayat terpapar lingkungan yang terkontaminasi dalam
2 (dua) minggu sebelumnya dengan bakteri Leptospira, sp yang ada pada air saat
terjadi banjir, sungai, area persawahan atau perkebunan, kontak erat dengan
binatang lain, terpapar saat menyentuh hewan mati yang mengandung cairan
infeksius, pekerjaan yang berkaitan dengan sumber infeksi dan lain sebagainya;
b. Kasus probable merupakan kasus suspek dengan minimal 2 gejala/tanda klinis
(nyeri betis, ikterus, oliguria/anuria, manifestasi perdarahan, sesak nafas, aritmia
jantung, batuk dengan atau tanpa hemoptisis, ruam kulit atau kasus dengan RDT (
Rapid Diagnostic Test), untuk mendeteksi IgM anti Leptospira, positif atau kasus
suspek dengan 3 gambaran laboratorium : trombosit <100.000 sel/mm, lekosit
dengan neutropilia >80%, kenaikan bilirubin total >2 gr% atau amilase atau CPK (
Creatin Phosphokinase), pemeriksaan urin proteinuria dan/atau hematuria);
- Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE
- UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 Ayat 1
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
c. Kasus konfirmasi adalah kasus suspek atau kasus probable disertai salah satu
(isolasi bakteri Leptospira dari specimen klinik, PCR (Polymerase Chain Reaction
) positif, sero konversi MAT (Microscopic Agglutination Test) dari negatif menjadi
positif atau adanya kenaikan titer 4x dari pemeriksaan awal, titer MAT 320 (400)
atau lebih pada pemeriksaan satu sampel).
Tembusan:
Yth. 1. Walikota (sebagai laporan)
2. Ka. Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
Surabaya
- Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE
- UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 Ayat 1
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
3. Ka. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
4. Ka. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
5. Ka. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
6. Camat se-Kota Surabaya
7. Lurah se-Kota Surabaya
- Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE
- UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 Ayat 1
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Yth.
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Di Seluruh Indonesia
SURAT EDARAN
NOMOR : PV.03.06/C/961/2023
TENTANG
KEWASPADAAN KEJADIAN LUAR BIASA LEPTOSPIROSIS
Leptospirosis adalah penyakit zoonosis akut disebabkan oleh bakteri genus Leptospira dengan
spektrum penyakit yang luas dan dapat menyebabkan kematian dengan hewan penular utama yaitu
rodentia (tikus). Cara penularan melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan urin hewan yang
terinfeksi bakteri Leptospira.
Di Indonesia, kasus leptospirosis cenderung meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2020
sebanyak 1170 kasus dengan 106 kematian (CFR 9,06%), tahun 2021 kasus leptospirosis sebanyak
736 kasus dengan 84 kematian (CFR 11,41 %) dan pada tahun 2022 berdasarkan laporan dari 11
provinsi terdapat 1408 kasus Leptospirosis dengan 139 orang meninggal (CFR 9,87 %). Di awal tahun
2023 (Januari - Maret 2023) beberapa daerah sudah melaporkan adanya peningkatan kasus
leptospirosis, yaitu Provinsi Jawa Timur (Kab. Pacitan) 114 kasus 6 orang meninggal, Jawa Tengah 111
kasus dengan 18 orang meninggal, DI Yogyakarta (Kab. Bantul) 41 kasus 7 orang meninggal, Jawa
Barat 9 kasus dengan 2 meninggal, Sulawesi Selatan (Kab. Pangkep) melaporkan 4 kasus 1 orang
meninggal, dan Banten 2 kasus 0 meninggal.
Surat Edaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kewaspadaan di daerah yang berpotensi terjadi
Kejadian Luar Biasa (KLB) Leptospirosis seperti daerah banjir, persawahan, pemukiman kumuh dan
daerah yang memiliki faktor risiko Iainnya. Sehubungan di Indonesia telah memasuki musim penghujan,
kami harapkan Saudara dan seluruh jajaran untuk melakukan kesiapsiagaan terhadap KLB
Leptospirosis dengan cara sebagai berikut :
1. Meningkatkan Kewaspadaan dengan melakukan deteksi dini kasus melalui surveilans leptospirosis
pada manusia di daerah yang mempunyai faktor risiko leptospirosis seperti daerah banjir, area
pertanian/persawahan, peternakan dan daerah yang populasi tikusnya tinggi.
2. Melakukan promosi kesehatan melalui kegiatan penyuluhan dan penggerakkan masyarakat dalam
upaya pencegahan Leptospirosis sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam penanggulangan
Leptospirosis di wilayahnya. Upaya pencegahannya antara Iain:
a. Menghimbau masyarakat agar selalu melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b. Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar aman dari jangkauan tikus;
c. Menghimbau masyarakat untuk membersihkan lingkungan dan memberantas tikus di sekitar
rumah dan tempat-tempat umum seperti pasar, terminal, tempat rekreasi.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
d. Memakai alas kaki (sepatu boot) pada saat beraktivitas di tempat berair, tanah, lumpur atau
genangan air yang kemungkinan tercemar kencing tikus.
e. Pengelolaan limbah rumah tangga yang benar dengan menyediakan dan menutup rapat tempat
sampah.
3. Meningkatkan kemampuan Petugas Kesehatan dalam diagnosa dan tatalaksana kasus
Leptospirosis sesuai dengan pedoman baik Puskesmas maupun Rumah Sakit di wilayahnya.
4. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam pencegahan dan pengendalian Leptospirosis
dengan menerapkan Surveilans Leptospirosis Terpadu Lintas Sektor.
5. Menyebarluaskan media KIE Leptospirosis dengan mengunduh link
https://link.kemkes.go.id/MediaKIELeptospirosis
6. Melaporkan setiap kasus Leptospirosis ke aplikasi eZoonosis atau mengirimkan laporan manual
sesuai format yang sudah ada ke Kementerian Kesehatan, Cq. Tim Kerja Zoonosis, Direktorat P2PM
dengan email subditzoonosis@yahoo.com atau laporanzoonosis@gmail.com.
Demikian surat edaran ini disampaikan untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 9 Maret 2023
Direktur Jenderal P2P,
Tembusan:
1. Menteri Kesehatan
2. Menteri Pertanian
3. Gubernur /SETDA se-Indonesia
4. Sekretaris Jenderal Kemenkes
5. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
6. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
7. Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan
8. Kepala B/BTKL se-Indonesia
9. Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan se-Indonesia
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
I. IDENTITAS
Nama :
Alamat :
Umur :
Pekerjaan :
Sex :
V. PEMERIKSAAN SPESIMEN
1 Sediaan yang diambil : darah vena
Hasil Lab : +/ -
Tanggal Penyelidikan :
Petugas PE :
FORM PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN LUAR BIASA LEPTOSPIROSIS
I. IDENTITAS PELAPOR
1 Nama :
2 Nama Kantor & Jabatan :
3 Kabupaten/ Kota :
4 Provinsi :
5 Tanggal Laporan : ……./……./ 20….
3 Perjalanan Penyakit :
Waktu timbulnya gejala dan tanda sakit, pemeriksaan pendukung dan pengobatan ke RS/ Klinik
Tanggal : ……/……../…..
Pemberian Obat tgl : …../…./……
2 Dua minggu sebelum sakit di rumah dan lingkungan sekitar terjadi banjir/ banyak
genangan air ?
(1) Ya (2) Tidak
4 Apakah di sekitar rumah banyak parit/ selokan/ kolam, dan bagaimana kondisinya?
(1). Buruk, yaitu sering meluap, tergenang, ada tikus dan jarak ke rumah kurang 2 meter
(2). Baik, yaitu air mengalir lancar, tidak meluap, tidak ada tikus, jarak ≥ 2 meter
(3). Tidak ada
2 Apakah menuju ke tempat kerja/ sekolah ada kontak dengan genangan air/ banjir?
(1) Ya (2) Tidak
3 Apakah di tempat kerja/ sekolah biasa melihat tikus/ tanda-tanda kehidupan tikus?
(1) Ya (2) Tidak
C. Personal Hygiene
1. Apakah senantiasa mencuci kaki, tangan dan anggota badan setelah bekerja atau dari
tempat-tempat tercemar seperti sawah, sampah, selokan, genangan air?
(1) Ya (2) Kadang-kadang (3) Tidak
2. Apakah mencuci kaki, tangan dan anggota badan lainnya dengan sabun/ desinfektan?
(1) Ya (2) Tidak
3. Mempunyai goresan, lecet di kulit/ bagian tubuh?
(1) Ya (2) Tidak
4. Bagaimana perawatan luka tersebut?
(1) Dibersihkan dan ditutup luka dengan plester kedap air
(2) Dibersihkan dan tidak ditutup
(3) Tidak dirawat sama sekali
E. Apakah ada penderita dengan gejala yang sama di rumah, tetangga, anggota keluarga
di lingkungan sekitar dan tempat kerja?
Ambil Pemeriksaan
Nama Spesimen Nomor
Lab Tgl Lab Tgl Hasil
Serum Darah
Spesimen Urine
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NIP. NIP.
SITUASI KASUS LEPTOSPIROSIS
PROVINSI/KAB/Puskesmas
:
BULAN : JANUARI
TAHUN :
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
NIP. NIP.