Anda di halaman 1dari 11

PEMERINTAH KOTA SURABAYA

DINAS KESEHATAN
Jalan Jemursari No. 197 Surabaya
Telp. (031) 8439473, 8439372

Surabaya, 16 Maret 2023

Kepada
Nomor : 400.7.9 /7301/436.7.2/2023 Yth. 1. Direktur Rumah Sakit
Sifat : Segera 2. Kepala Puskesmas
Lampiran : 1 Bendel 3. Kepala Klinik Utama dan Pratama
Hal : Kewaspadaan Dini terhadap se-Kota Surabaya
penyakit Leptospirosis di -
Surabaya

SURAT EDARAN

Data perkembangan kasus Leptospirosis di Indonesia cenderung mengalami


peningkatan setiap tahunnya. Dalam 3 (tiga) tahun terakhir menunjukkan bahwa kasus
Leptospirosis tahun 2020 sebanyak 1.170 kasus dengan 106 kasus meninggal (CFR
9,06%), tahun 2021 sebanyak 736 kasus dengan 84 kasus meninggal (CFR 11,41%) dan
tahun 2022 berdasarkan laporan dari 11 Provinsi terdapat 1.408 kasus dengan 139 kasus
meninggal (CFR 9,87%). Pada awal tahun 2023 (Januari - Maret 2023) beberapa daerah
sudah melaporkan adanya peningkatan kasus Leptospirosis, termasuk di Provinsi Jawa
Timur.

Dalam upaya kewaspadaan dini terhadap penyakit Leptospirosis di Kota Surabaya,


serta menindaklanjuti Surat Edaran dari Direktur Jenderal P2P Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia Nomor : PV.03.06/C/961/2023 tanggal 9 Maret 2023 tentang
Kewaspadaan Kejadian Luar Biasa Leptospirosis, maka disampaikan hal-hal sebagai
berikut:

1. Leptospirosis adalah penyakit zoonosis akut yang disebabkan oleh bakteri genus
Leptospira, sp dengan spektrum penyakit yang luas dan dapat menyebabkan
kematian melalui hewan penular utama yaitu Rodentia (tikus). Cara penularan yaitu
kontak langsung atau tidak langsung dengan urin hewan yang terinfeksi bakteri
Leptospira, sp;
2. Ada 3 (tiga) kriteria yang ditetapkan dalam mendefinisikan kasus Leptospirosis yaitu:

a. Kasus suspek adalah demam akut dengan atau tanpa sakit kepala disertai nyeri
otot, lemah (malaise) dengan atau tanpa, conjungtival suffousion (mata merah
tanpa eksudat), mempunyai riwayat terpapar lingkungan yang terkontaminasi dalam
2 (dua) minggu sebelumnya dengan bakteri Leptospira, sp yang ada pada air saat
terjadi banjir, sungai, area persawahan atau perkebunan, kontak erat dengan
binatang lain, terpapar saat menyentuh hewan mati yang mengandung cairan
infeksius, pekerjaan yang berkaitan dengan sumber infeksi dan lain sebagainya;
b. Kasus probable merupakan kasus suspek dengan minimal 2 gejala/tanda klinis
(nyeri betis, ikterus, oliguria/anuria, manifestasi perdarahan, sesak nafas, aritmia
jantung, batuk dengan atau tanpa hemoptisis, ruam kulit atau kasus dengan RDT (
Rapid Diagnostic Test), untuk mendeteksi IgM anti Leptospira, positif atau kasus
suspek dengan 3 gambaran laboratorium : trombosit <100.000 sel/mm, lekosit
dengan neutropilia >80%, kenaikan bilirubin total >2 gr% atau amilase atau CPK (
Creatin Phosphokinase), pemeriksaan urin proteinuria dan/atau hematuria);

- Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE
- UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 Ayat 1
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
c. Kasus konfirmasi adalah kasus suspek atau kasus probable disertai salah satu
(isolasi bakteri Leptospira dari specimen klinik, PCR (Polymerase Chain Reaction
) positif, sero konversi MAT (Microscopic Agglutination Test) dari negatif menjadi
positif atau adanya kenaikan titer 4x dari pemeriksaan awal, titer MAT 320 (400)
atau lebih pada pemeriksaan satu sampel).

3. Meningkatkan kewaspadaan terutama di wilayah yang berpotensi terjadi Kejadian


Luar Biasa (KLB) dengan melakukan deteksi dini kasus melalui surveilans
Leptospirosis pada manusia di wilayah yang mempunyai faktor risiko tinggi
terjadinya Leptospirosis seperti daerah banjir, persawahan, pemukiman kumuh dan
daerah yang mempunyai populasi tikus tinggi;
4. Melakukan promosi kesehatan melalui kegiatan penyuluhan dan penggerakkan
masyarakat dalam upaya pencegahan Leptospirosis sehingga masyarakat dapat
berperan aktif dalam penanggulangan Leptospirosis di wilayahnya, antara Iain :
a. Menghimbau masyarakat agar selalu melakukan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat (PHBS);
b. Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar aman dari jangkauan
tikus;
c. Menghimbau masyarakat untuk membersihkan lingkungan dan memberantas
tikus di sekitar rumah dan tempat-tempat umum seperti pasar, terminal,
tempat rekreasi;
d. Memakai alas kaki (sepatu boot) pada saat beraktivitas di tempat berair,
tanah, lumpur atau genangan air yang kemungkinan tercemar kencing tikus;
e. Pengelolaan limbah rumah tangga yang benar dengan menyediakan dan
menutup rapat tempat sampah.
5. Setiap ditemukan kasus suspek Leptospirosis di Fasyankes agar :
a. Rumah Sakit dan Klinik melapor dalam waktu kurang dari 24 jam ke Dinas
Kesehatan Kota Surabaya melalui kontak person Joko Wiratmo
(085655471721) / Moch. Ashadi M. (085648352670);
b. Puskesmas segera melapor ke Dinas Kesehatan Kota Surabaya dalam
waktu kurang 24 jam ke Penanggung Jawab Program Surveilans serta
melalui Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR) melalui menu
Surveilans Berbasis Kejadian (Event Based Surveillance);
c. Melakukan koordinasi dengan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota
Surabaya atau instansi yang membidangi fungsi kesehatan hewan setempat;
d. Melakukan pelacakan kasus dengan mengisi Form Penyelidikan
Epidemiologi Kasus Leptospirosis (sebagaimana terlampir) dan berkoordinasi
dengan lintas sektor terkait.

Demikian Surat Edaran ini disampaikan untuk dapat dilaksanakan sebagaimana


mestinya.

Surat ini Ditandatangani Elektronik Oleh :


KEPALA DINAS,

NANIK SUKRISTINA, S.KM, M.Kes


Pembina Utama Muda
NIP. 197001171994032008

Tembusan:
Yth. 1. Walikota (sebagai laporan)
2. Ka. Balai Besar Teknik Kesehatan Lingkungan dan Pengendalian Penyakit
Surabaya
- Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE
- UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 Ayat 1
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
3. Ka. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
4. Ka. Badan Penanggulangan Bencana Daerah
5. Ka. Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian
6. Camat se-Kota Surabaya
7. Lurah se-Kota Surabaya

- Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik menggunakan sertifikat elektronik yang diterbitkan BSrE
- UU ITE No 11 Tahun 2008 Pasal 5 Ayat 1
"Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya merupakan alat bukti hukum yang sah."
Yth.
1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi
2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Di Seluruh Indonesia

SURAT EDARAN
NOMOR : PV.03.06/C/961/2023

TENTANG
KEWASPADAAN KEJADIAN LUAR BIASA LEPTOSPIROSIS

Leptospirosis adalah penyakit zoonosis akut disebabkan oleh bakteri genus Leptospira dengan
spektrum penyakit yang luas dan dapat menyebabkan kematian dengan hewan penular utama yaitu
rodentia (tikus). Cara penularan melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan urin hewan yang
terinfeksi bakteri Leptospira.

Di Indonesia, kasus leptospirosis cenderung meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2020
sebanyak 1170 kasus dengan 106 kematian (CFR 9,06%), tahun 2021 kasus leptospirosis sebanyak
736 kasus dengan 84 kematian (CFR 11,41 %) dan pada tahun 2022 berdasarkan laporan dari 11
provinsi terdapat 1408 kasus Leptospirosis dengan 139 orang meninggal (CFR 9,87 %). Di awal tahun
2023 (Januari - Maret 2023) beberapa daerah sudah melaporkan adanya peningkatan kasus
leptospirosis, yaitu Provinsi Jawa Timur (Kab. Pacitan) 114 kasus 6 orang meninggal, Jawa Tengah 111
kasus dengan 18 orang meninggal, DI Yogyakarta (Kab. Bantul) 41 kasus 7 orang meninggal, Jawa
Barat 9 kasus dengan 2 meninggal, Sulawesi Selatan (Kab. Pangkep) melaporkan 4 kasus 1 orang
meninggal, dan Banten 2 kasus 0 meninggal.

Surat Edaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kewaspadaan di daerah yang berpotensi terjadi
Kejadian Luar Biasa (KLB) Leptospirosis seperti daerah banjir, persawahan, pemukiman kumuh dan
daerah yang memiliki faktor risiko Iainnya. Sehubungan di Indonesia telah memasuki musim penghujan,
kami harapkan Saudara dan seluruh jajaran untuk melakukan kesiapsiagaan terhadap KLB
Leptospirosis dengan cara sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kewaspadaan dengan melakukan deteksi dini kasus melalui surveilans leptospirosis
pada manusia di daerah yang mempunyai faktor risiko leptospirosis seperti daerah banjir, area
pertanian/persawahan, peternakan dan daerah yang populasi tikusnya tinggi.
2. Melakukan promosi kesehatan melalui kegiatan penyuluhan dan penggerakkan masyarakat dalam
upaya pencegahan Leptospirosis sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam penanggulangan
Leptospirosis di wilayahnya. Upaya pencegahannya antara Iain:
a. Menghimbau masyarakat agar selalu melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b. Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar aman dari jangkauan tikus;
c. Menghimbau masyarakat untuk membersihkan lingkungan dan memberantas tikus di sekitar
rumah dan tempat-tempat umum seperti pasar, terminal, tempat rekreasi.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
d. Memakai alas kaki (sepatu boot) pada saat beraktivitas di tempat berair, tanah, lumpur atau
genangan air yang kemungkinan tercemar kencing tikus.
e. Pengelolaan limbah rumah tangga yang benar dengan menyediakan dan menutup rapat tempat
sampah.
3. Meningkatkan kemampuan Petugas Kesehatan dalam diagnosa dan tatalaksana kasus
Leptospirosis sesuai dengan pedoman baik Puskesmas maupun Rumah Sakit di wilayahnya.
4. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam pencegahan dan pengendalian Leptospirosis
dengan menerapkan Surveilans Leptospirosis Terpadu Lintas Sektor.
5. Menyebarluaskan media KIE Leptospirosis dengan mengunduh link
https://link.kemkes.go.id/MediaKIELeptospirosis
6. Melaporkan setiap kasus Leptospirosis ke aplikasi eZoonosis atau mengirimkan laporan manual
sesuai format yang sudah ada ke Kementerian Kesehatan, Cq. Tim Kerja Zoonosis, Direktorat P2PM
dengan email subditzoonosis@yahoo.com atau laporanzoonosis@gmail.com.

Demikian surat edaran ini disampaikan untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 9 Maret 2023
Direktur Jenderal P2P,

Dr.dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM.MARS

Tembusan:
1. Menteri Kesehatan
2. Menteri Pertanian
3. Gubernur /SETDA se-Indonesia
4. Sekretaris Jenderal Kemenkes
5. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
6. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
7. Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan
8. Kepala B/BTKL se-Indonesia
9. Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan se-Indonesia

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)


FORM PENYELIDIKAN AWAL KEJADIAN LUAR BIASA LEPTOSPIROSIS

Provinsi : Kab./ Kota :


Kecamatan : Puskesmas :
Desa : Dusun/RT :

I. IDENTITAS
Nama :
Alamat :
Umur :
Pekerjaan :
Sex :

II. IDENTIFIKASI PENYAKIT


1 Gejala Umum yang dirasakan/ teramati :
a. Demam f. Ikterik
b. Nyeri Kepala g. Nyeri betis
c. Myalgia h. Lain - lain (sebutkan) ………………………
d. Malaise
e. Conjunctival suffusion
2 Tanggal mulai sakit/ timbul gejala :
3 Apakah ada komplikasi yang menyertai: ya/ tidak, sebutkan…………

III. RIWAYAT PENGOBATAN


1 Kapan mendapatkan pengobatan pertama kali ? ……….
2 Dimana mendapatkan pengobatan pertama kali ? ……….
3 Obat apa yang sudah diberikan ? ………….

IV. RIWAYAT KONTAK


1 Apakah di rumah/ sekitar rumah ada yang sakit seperti yang dialami sekarang? Ya/ Tidak
Jika Ya, kapan?.............
2 Apakah di tempat kerja/ sekitar tempat kerja ada yang sakit seperti yang dialami sekarang ?
Ya/ Tidak. Jika Ya, kapan?.............
3 Apakah tempat tinggal/ tempat kerja merupakan daerah banjir? Ya/ Tidak
Apakah 2 minggu sebelum sakit pernah kontak dengan faktor resiko/ air atau benda yang
4 terkontaminasi dengan vektor?
Sebutkan ……………………………………….

V. PEMERIKSAAN SPESIMEN
1 Sediaan yang diambil : darah vena
Hasil Lab : +/ -

Tanggal Penyelidikan :
Petugas PE :
FORM PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI KEJADIAN LUAR BIASA LEPTOSPIROSIS

I. IDENTITAS PELAPOR
1 Nama :
2 Nama Kantor & Jabatan :
3 Kabupaten/ Kota :
4 Provinsi :
5 Tanggal Laporan : ……./……./ 20….

II. IDENTITAS PENDERITA


No. Epid :
Nama :
Nama Orang Tua/ KK :
Jenis Kelamin : (1) Laki-laki (2) Perempuan
Tgl. Lahir : …../……/…..
Umur : …... Th, …… bl
Tempat Tinggal Saat Ini
Alamat (Jl., RT/RW, Blok, :
Pemukiman)
Desa/ Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/ Kota :
Provinsi :
Telp/ Hp :
Pekerjaan : 1. Petani 4. Peternak
2. Laboratorium 5. Petugas Kebersihan
3. Veterinarian 6. Lain : …………………………..
Alamat Tempat Kerja :
Saudara dekat yang dapat
dihubungi
:
Alamat (Jl., RT/RW, Blok,
Pemukiman)
Desa/ Kelurahan :
Kecamatan :
Kabupaten/ Kota :
Provinsi :
Telp/ Hp :
Nama Klinik/ RS :
Alamat Klinik/ RS :
Tanggal Masuk Klinik/ RS :

III. RIWAYAT SAKIT


1 Tanggal mulai sakit (demam) : ……./……../ 20….

2 Gejala dan tanda sakit serta hasil pemeriksaan lain :


Demam akut : Anuria - oligoria :
Nyeri kepala : Aritmia jantung :
Myalgia : Gagal ginjal :
Malaise/ lemah : Lekosit :
Conjunctival Suffusion : Trombosit terendah :
Nyeri betis : Billirubin :
Jaundice/ Ikterik : SGOT/ SGPT tertinggi :
Batuk dengan/ tanpa darah : Foto paru :
Manifestasi pendarahan : Creatinin :

3 Perjalanan Penyakit :
Waktu timbulnya gejala dan tanda sakit, pemeriksaan pendukung dan pengobatan ke RS/ Klinik

4 Bagaimana keadaan penderita saat ini?


1. Sembuh 4. Sakit dirawat di rumah
2. Sakit dirawat di RS 5. Meninggal
3. Sakit dirawat di Klinik

Tanggal : ……/……../…..
Pemberian Obat tgl : …../…./……

5 Nama Klinik atau RS yang pernah memeriksa atau merawat :


a. ……………………….
b. ……………………….
c. ……………………….

IV. KONDISI LINGKUNGAN RUMAH


1 Apakah di lingkungan sekitar ada yang sakit seperti yang dialami saat ini ?
(1) Ya, Kapan ? (2) Tidak

2 Dua minggu sebelum sakit di rumah dan lingkungan sekitar terjadi banjir/ banyak
genangan air ?
(1) Ya (2) Tidak

3 Berapa lama terjadi banjir?

4 Apakah di sekitar rumah banyak parit/ selokan/ kolam, dan bagaimana kondisinya?
(1). Buruk, yaitu sering meluap, tergenang, ada tikus dan jarak ke rumah kurang 2 meter
(2). Baik, yaitu air mengalir lancar, tidak meluap, tidak ada tikus, jarak ≥ 2 meter
(3). Tidak ada

5 Apakah di rumah sering melihat tikus dan tanda-tanda keberadaan tikus


(1) Ya (2) Tidak

6 Apakah di rumah mempunyai binatang peliharaan/ ternak


(1) Ya (2) Tidak
V. RIWAYAT KONTAK FAKTOR RISIKO
1 Apakah dua minggu sebelum sakit pernah berkunjung ke hutan/ sawah/ kebun?
(1) Ya (2) Tidak

2 Apakah menuju ke tempat kerja/ sekolah ada kontak dengan genangan air/ banjir?
(1) Ya (2) Tidak

3 Apakah di tempat kerja/ sekolah biasa melihat tikus/ tanda-tanda kehidupan tikus?
(1) Ya (2) Tidak

4 Hewan apa yang sering ditemui di tempat kerja ? (sebutkan)

VI. KEBIASAAN RESPONDEN


A. Aktifitas berhubungan dengan air 2 minggu sebelum sakit.
1. Apakah pernah membersihkan got/ selokan/ kolam dan memakai APD
(Sepatu boot, sarung tangan)?
(1) Ya (2) Tidak
2. Apakah pergi ke sawah/ kebun membersihkan saluran irigasi sawah dan
memakai APD?
(1) Ya (2) Tidak
3. Apakah kontak dengan genangan air dan banjir, dan apakah memakai APD?
(1) Ya (2) Tidak
4. Apakah mencuci pakaian/ alat makan di sungai?
(1) Ya (2) Tidak
5. Apakah mandi/ berenang di sungai?
(1) Ya (2) Tidak
6. Apakah mencari pasir/ katak/ ikan di sungai?
(1) Ya (2) Tidak

B. Riwayat kontak dan penggunaan APD (Alat Pelindung Diri)


1. Apakah pernah kontak dengan tikus dalam keadaan mati/ hidup atau
kotoran dan memakai APD?
(1) Ya (2) Tidak
2. Pernah melakukan pekerjaan di sawah/ kebun/ dan kontak dengan hewan yang mungkin
terlular (sapi, anjing, kucing, babi dll) dan apakah memakai APD?
(1) Ya (2) Tidak

C. Personal Hygiene
1. Apakah senantiasa mencuci kaki, tangan dan anggota badan setelah bekerja atau dari
tempat-tempat tercemar seperti sawah, sampah, selokan, genangan air?
(1) Ya (2) Kadang-kadang (3) Tidak
2. Apakah mencuci kaki, tangan dan anggota badan lainnya dengan sabun/ desinfektan?
(1) Ya (2) Tidak
3. Mempunyai goresan, lecet di kulit/ bagian tubuh?
(1) Ya (2) Tidak
4. Bagaimana perawatan luka tersebut?
(1) Dibersihkan dan ditutup luka dengan plester kedap air
(2) Dibersihkan dan tidak ditutup
(3) Tidak dirawat sama sekali

D. Ketersediaan Bahan Pangan Terjangkau Tikus


1. Apakah di rumah mempunyai simpanan bahan makanan mentah (beras, ketela, jagung, dll)?
(1) Ya (2) Tidak
2. Dimanakah disimpan bahan makanan mentah?
(1) Diletakkan di tempat terbuka
(2) Diletakkan dalam keadaan tertutup
3. Dimanakah rumah tangga menyimpan makanan yang siap disajikan?
(1) Di atas meja tanpa tutup
(2) Di atas meja selalu ditutup
(3) Di lemari dengan penutup
(4) Di lemari tanpa penutup
4. Apakah pernah melakukan tindakan pengendalian tikus dan sebutkan apa tindakan yang
dilakukan ………..

E. Apakah ada penderita dengan gejala yang sama di rumah, tetangga, anggota keluarga
di lingkungan sekitar dan tempat kerja?

Jika ada lengkapi keterangan penderita dimaksud sebagai berikut :


Nama dan kepala keluarga :
Umur :
Jenis kelamin : L/P
Pekerjaan :
Alamat :
Tanggal ambil spesimen :
Ket *) : *): td (tidak)/ suspek/ probable/ konfirmasi atau tt (tidak tahu)
F. Pengambilan Spesimen Manusia Leptospirosis

Ambil Pemeriksaan
Nama Spesimen Nomor
Lab Tgl Lab Tgl Hasil

Serum Darah

Spesimen Urine

G. Kontak Penyelidikan (Pejabat, Petugas, Dokter sebagai sumber informasi) :

Nama Jabatan/ Kantor/ Alamat Telp

H. Pemantauan Leptospirosis di daerah KLB/ Bencana


1. Jumlah karyawan atau penduduk dalam satu kawasan epidemiologi wabah (populasi atau
orang beresiko?
2. Jumlah orang kontak erat dengan rodent atau hewan penular lain?
3. Jumlah orang kontak erat dengan banjir dipantau kesehatannya?
4. Jumlah orang kontak erat dengan banjir yang sakit demam?
5. Jumlah orang kontak erat dengan banjir yang diperiksa darah rutin (Leukosit, Trombosit,
Netrofilia billirubin/ amilase dan urine proteinuria/ hematuria )?
6. Jumlah orang kontak erat dengan banjir dan lekositosis?
7. Jumlah orang kontak erat dengan demam yang diambil darah/ serum?
8. Jumlah orang kontak erat banjir dengan RDT (+)?
9. Jumlah orang kontak erat banjir dengan RDT (-)?

VII. TIM PENYELIDIKAN EPIDEMIOLOGI


1. …………………………………… Kantor : …………………………..
2. …………………………………… Kantor : …………………………..
3. …………………………………… Kantor : …………………………..
SITUASI KASUS LEPTOSPIROSIS
Puskesmas :
BULAN JANUARI
TAHUN

Alamat JENIS KELAMIN / UMUR DIAGNOSIS RIWAYAT PENGOBATAN


JUMLAH
NO Nama LAKI - LAKI PEREMPUAN MENINGGAL ket
KASUS KLINIS RDT PCR MAT ANTIBIOTIK SUPORTIF LAIN-LAIN
<5 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 45 46 - 64 > 64 <5 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 45 46 - 64 > 64
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mengetahui, Pemegang Program


Kepala Seksi P2M

NIP. NIP.
SITUASI KASUS LEPTOSPIROSIS
PROVINSI/KAB/Puskesmas
:
BULAN : JANUARI
TAHUN :

JENIS KELAMIN / UMUR DIAGNOSIS RIWAYAT PENGOBATAN


KABUPATEN/KOTA/P JUMLAH ANT
NO LAKI - LAKI PEREMPUAN MENINGGAL ket
KM KASUS KLINIS RDT PCR MAT IBIO SUPORTIF LAIN-LAIN
<5 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 45 46 - 64 > 64 <5 5-9 10 - 14 15 - 19 20 - 45 46 - 64 > 64
TIK
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11

JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0

Mengetahui, Pemegang Program


Kepala Seksi P2M

NIP. NIP.

Anda mungkin juga menyukai