Anda di halaman 1dari 2

Yth.

1. Kepala Dinas Kesehatan Provinsi


2. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota Di Seluruh Indonesia

SURAT EDARAN
NOMOR : PV.03.06/C/961/2023

TENTANG
KEWASPADAAN KEJADIAN LUAR BIASA LEPTOSPIROSIS

Leptospirosis adalah penyakit zoonosis akut disebabkan oleh bakteri genus Leptospira dengan
spektrum penyakit yang luas dan dapat menyebabkan kematian dengan hewan penular utama yaitu
rodentia (tikus). Cara penularan melalui kontak langsung atau tidak langsung dengan urin hewan yang
terinfeksi bakteri Leptospira.

Di Indonesia, kasus leptospirosis cenderung meningkat setiap tahunnya, pada tahun 2020
sebanyak 1170 kasus dengan 106 kematian (CFR 9,06%), tahun 2021 kasus leptospirosis sebanyak
736 kasus dengan 84 kematian (CFR 11,41 %) dan pada tahun 2022 berdasarkan laporan dari 11
provinsi terdapat 1408 kasus Leptospirosis dengan 139 orang meninggal (CFR 9,87 %). Di awal tahun
2023 (Januari - Maret 2023) beberapa daerah sudah melaporkan adanya peningkatan kasus
leptospirosis, yaitu Provinsi Jawa Timur (Kab. Pacitan) 114 kasus 6 orang meninggal, Jawa Tengah 111
kasus dengan 18 orang meninggal, DI Yogyakarta (Kab. Bantul) 41 kasus 7 orang meninggal, Jawa
Barat 9 kasus dengan 2 meninggal, Sulawesi Selatan (Kab. Pangkep) melaporkan 4 kasus 1 orang
meninggal, dan Banten 2 kasus 0 meninggal.

Surat Edaran ini dimaksudkan untuk meningkatkan kewaspadaan di daerah yang berpotensi terjadi
Kejadian Luar Biasa (KLB) Leptospirosis seperti daerah banjir, persawahan, pemukiman kumuh dan
daerah yang memiliki faktor risiko Iainnya. Sehubungan di Indonesia telah memasuki musim penghujan,
kami harapkan Saudara dan seluruh jajaran untuk melakukan kesiapsiagaan terhadap KLB
Leptospirosis dengan cara sebagai berikut :

1. Meningkatkan Kewaspadaan dengan melakukan deteksi dini kasus melalui surveilans leptospirosis
pada manusia di daerah yang mempunyai faktor risiko leptospirosis seperti daerah banjir, area
pertanian/persawahan, peternakan dan daerah yang populasi tikusnya tinggi.
2. Melakukan promosi kesehatan melalui kegiatan penyuluhan dan penggerakkan masyarakat dalam
upaya pencegahan Leptospirosis sehingga masyarakat dapat berperan aktif dalam penanggulangan
Leptospirosis di wilayahnya. Upaya pencegahannya antara Iain:
a. Menghimbau masyarakat agar selalu melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
b. Menyimpan makanan dan minuman dengan baik agar aman dari jangkauan tikus;
c. Menghimbau masyarakat untuk membersihkan lingkungan dan memberantas tikus di sekitar
rumah dan tempat-tempat umum seperti pasar, terminal, tempat rekreasi.
Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN
d. Memakai alas kaki (sepatu boot) pada saat beraktivitas di tempat berair, tanah, lumpur atau
genangan air yang kemungkinan tercemar kencing tikus.
e. Pengelolaan limbah rumah tangga yang benar dengan menyediakan dan menutup rapat tempat
sampah.
3. Meningkatkan kemampuan Petugas Kesehatan dalam diagnosa dan tatalaksana kasus
Leptospirosis sesuai dengan pedoman baik Puskesmas maupun Rumah Sakit di wilayahnya.
4. Melakukan koordinasi dengan instansi terkait dalam pencegahan dan pengendalian Leptospirosis
dengan menerapkan Surveilans Leptospirosis Terpadu Lintas Sektor.
5. Menyebarluaskan media KIE Leptospirosis dengan mengunduh link
https://link.kemkes.go.id/MediaKIELeptospirosis
6. Melaporkan setiap kasus Leptospirosis ke aplikasi eZoonosis atau mengirimkan laporan manual
sesuai format yang sudah ada ke Kementerian Kesehatan, Cq. Tim Kerja Zoonosis, Direktorat P2PM
dengan email subditzoonosis@yahoo.com atau laporanzoonosis@gmail.com.

Demikian surat edaran ini disampaikan untuk dapat dilaksanakan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Jakarta
Pada tanggal 9 Maret 2023
Direktur Jenderal P2P,

Dr.dr. Maxi Rein Rondonuwu, DHSM.MARS

Tembusan:
1. Menteri Kesehatan
2. Menteri Pertanian
3. Gubernur /SETDA se-Indonesia
4. Sekretaris Jenderal Kemenkes
5. Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan
6. Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan
7. Direktur Surveilans dan Kekarantinaan Kesehatan
8. Kepala B/BTKL se-Indonesia
9. Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan se-Indonesia

Dokumen ini telah ditandatangani secara elektronik yang diterbitkan oleh Balai Sertifikasi Elektronik (BSrE), BSSN

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai