Pertusis (batuk rejan / batuk seratus hari) adalah penyakit menular pada saluran
pernapasan yang disebabkan oleh bakteri Bordetella pertusis.
1.Masa inkubasi umumnya 7-20 hari, rata-rata 7-10 hari.
2.Gejala timbul dalam waktu 7-10 hari setelah terinfeksi.
3.Bakteri menginfeksi lapisan tenggorokan, trakea dan saluran pernapasan sehingga
pembentukan lendir semakin banyak.
4.Pada awalnya lendir encer, tetapi kemudian menjadi kental dan lengket. Infeksi
berlangsung selama 6 minggu.
5.Penyakit ini merupakan penyakit endemik di hampir seluruh negara di dunia dengan
puncak epidemik biasanya terjadi setiap 2-5 tahun (rata-rata 3-4 tahun).
b. jelaskan gejala dan tanda khas dari penyakit pertusis
Gejala dan tanda khas Pertusis berupa:
Batuk paroksismal diikuti suara batuk rejan saat inspirasi, sering disertai muntah.
Pada Bayi muda mungkin tidak disertai Batuk rejan, akan tetapi batuk yang diikuti oleh
berhentinya napas atau sianosis, atau napas berhenti tanpa batuk
Perdarahan subkonjungtiva
Mungkin disertai pneumonia dan kejang. Diagnosis etiologis ditegakkan berdasarkan kultur
dengan ditemukannya B. pertusis dari specimen nasofaring yang diambil selama fase kataral atau
paroksimal awal. Selain itu pemeriksaan penunjang bisa dilakukan dengan:
a) PCR (Polymerase Chain Reaction)
b) Pemeriksaan serologis untuk Bordetella pertusis dengan ELISA
Soal 2
a. Sebutkan kriteria apa yang digunakan untuk menetapkan adanya kasus pertusis
Cara Penemuan Kasus
1) Setiap Penderita dengan batuk lebih dari 2 minggu harus dicari gejala tambahan dan ditentukan apakah memenuhi kriteria suspek pertusis.
2) Bila penderita datang dengan batuk yang kurang dari 2 minggu diupayakan untuk di monitor perjalanan penyakitnya serta dicari gejala
tambahan pertusis lainnya.
o Informer / pelapor – pelapor baru : Tokoh masyarakat, Tokoh Adat, Kader , Kepala Desa dll
o Untuk usia balita dan anak penemuan kasus bisa didapatkan dari pelayanan MTBS dan MTPKR.
o Sosialisasi
o Hospital Record.
b. Bagaimana klasifikasi kasus pertusis dan bagaimana membedakannya
1) Konfirmasi laboratorium : kasus yang memenuhi kriteria suspek dan hasil pemeriksaan spesimen (kultur atau
PCR) adalah positif.
2) Terhubung secara epidemiologis : kasus yang memenuhi kriteria suspek dan memiliki hubungan epidemiologis
(kontak erat) dengan kasus terkonfirmasi laboratorium dalam waktu tiga minggu sebelum timbulnya batuk.
3) Kompatibel klinis : kasus yang memenuhi kriteria suspek tetapi tidak memenuhi kriteria konfirmasi laboratorium
maupun epidemiologis.
4) Discarded (bukan kasus pertusis) : pasien yang tidak memenuhi kriteria klinis berdasarkan hasil investigasi.
c. Jelaskan proses penemuan kasus pertusis dan Lakukan wawancara memastikan hal
tersebut.
50.00
Kelompok umur anak menjadi penyumbang
40.00 tertinggi ke 2 kasus pertussis yaitu 4 kasus
36.36
(36,36 %)
30.00
Jumlah kasus terendah terdapat pada kelompok
20.00
umur dewasa yaitu 1 kasus (9,09 %) KE
serumah dengan penderita
10.00 9.09
0.00
72.73
90.91
2 2 2
1.5
1 1 1 1
0.5
0 0 0
3-9 April 10-16 April 17-23 April 24-30 April 1-7 Mei 8-14 Mei 15-21 Mei 22-28 Mei
2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022 2022
3. Dari data tersebut tersebut, apakah benar telah terjadi KLB pertusis, dasar apa yang
dipakai untuk penetapan KLB?
- identitas pasien
- gejala
- tanggal munculnya gejala
- riwayat pengobatan
- riwayat vaksinasi-Informasi epidemiologis
- informasi spesimen tdri dari tanggal pengambilan spesimen dan jenis specimen
- riwayat kontak dengan pasien suspek/positif pertusis-riwayat perjalanan
- WTO ( waktu tempat orang )
6. Apa rencana tindak lanjut setelah KLB pertusis berakhir
Pencabutan kasus KLB pertussis dapat ditetapkan jika di suatu wilayah tidak ditemukan lagi
kasus pertussis selama 2 kali masa inkubasi terpanjang (28 hari) dihitung sejak dari kasus
terakhir.
Rencana tindak lanjut :
1. Melakukan monitoring dan evaluasi secara berkala terhadap kasus pertussis di wilayah kerja
2. Penguatan surveilans dan imunisasi DPT-Hb-HIB
3. Sosialisasi PHBS kepada masyarakat dan lintas sector dan program terkait