Kelompk 1 (Booster)
Anggota kelompok
Tujuan
Setelah melakukan Latihan ini, peserta mampu:
1. Melakukan pencatatan dan pelaporan penyakit campak-rubella
2. Melakukan pengolahan dan analisis data
3. Melakukan SKD dan respon
4. Melakukan penanggulangan KLB campak-rubella
74
Lembar Data: SKD KLB Campak-Rubella
Grafik Kurva epidemiologi KLB penyakit campak di kota Purwokerto Kab. Banyumas
tahun 2016
Penugasan (IHB 6)
1. Dari grafik tersebut diatas, pada minggu keberapa kasus campak muncul
Jawab : Minggu ke 27 dengan sesuai kalender SKDR.
2. Interpretasikan grafik diatas secara deskriptif
Jawab : Awal mula terjadinya kasus campak di awali dengan minggu ke 27 tanggal 22 sampai
dengan 28 juli 2016 yang mana angka kejadian kesakitan berjumlah 1 kasus. Dan puncak
terjadinya kasus campak terbanyak ada di minggu ke 41 tanggal 7 Oktober sampai dengan 13
oktober 2016 dengan angka kesakitan berjumlah 14 kasus. Penurunan kasus campak terjadi
pada minggu 42 tanggal 14 Oktober sampai dengan 20 oktober 2016 dengan jumlah kasus 2.
3. Pada minggu ke berapa puncak KLB terjadi?
Jawab : Angka puncak terjadinya kasus kejadian campak terjadi pada minggu ke 41 yaitu
tanggal 7 oktober 0216 sampai dengan 13 oktober 2016 dengan angka kejadian 14 kasus.
4. Langkah-langkah PE apa yang dilakukan petugas surveilans puskesmas?
Jawab :
a. Konfirmasi Awal KLB
Petugas surveilans puskesmas/kabupaten kota melakukan konfirmasi awal untuk
memastikan terjadinya KLB suspek campak-rubela:
1) Gejala klinis, jumlah kasus dan periode kejadian memenuhi kriteria KLB suspek campak-
rubela
2) Konfirmasi ke petugas surveilans untuk mengetahui adanya kasus tambahan.
75
b. Pelaporan Segera KLB
Puskesmas :
Apabila petugas surveilans puskesmas telah mengidentifikasi adanya KLB suspek
campak/rubela maka dilaporkan dalam waktu 1 x 24 jam ke Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota melalui SMS/telepon/WA/Email yang disertai laporan W1
d. Persiapan logistik :
1) obat-obatan: antibiotik, antipiretik, dan vitamin A
2) form penyelidikan epidemiologi (Form MR-01, MR-05, dan MR-06)
3) alat pengambil spesimen
4) specimen carrier
5) APD
b. Pengambilan Spesimen
1) Ambil 10 spesimen serum dan lima (5) spesimen urin kasus
2) Ambil spesimen serum ibu hamil trimester 1 dan 2 di wilayah terjangkit KLB
76
c. Pengolahan dan Analisa Data
Setiap selesai melakukan penyelidikan epidemiologi KLB, dilakukan pengolahan dan
analisa data untuk mengambil kesimpulan dan rekomendasi tindak
77
Penugasan (IHB 7)
1. Buatlah analisa secara deskriptif dan interpretasikan hasilnya berdasarkan data hasil
Penyelidikan Epidemiologi tersebut.
Jawab : kasus terjadi di kota Purwokerto Kabupaten Banyumas dimana awal mula
terjadinya kasus campak di awali pada minggu ke 27 tanggal 22 sampai dengan 28
juli 2016 yang mana angka kejadian kesakitan berjumlah 1 kasus. Dan puncak
terjadinya kasus campak terbanyak ada di minggu ke 41 tanggal 7 Oktober sampai
dengan 13 oktober 2016 dengan angka kesakitan berjumlah 14 kasus. Penurunan
kasus campak terjadi pada minggu 42 tanggal 14 Oktober sampai dengan 20
oktober 2016 dengan jumlah kasus 2.
2. Dari data tersebut tersebut apakah benar telah terjadi KLB campak? Dasar apa yang
dipakai untuk penetapan KLB?
Jawab : ya benar, karena dengan 2 kasus positif IgM campak (confirmasi). Dan
sesuai dengan grafik di atas telah terjadi penambahan kasus campak secara 4
minggu berturut turut
3. Apa tindakan sdr sebagai petugas Surveilans Puskesmas setelah tahu bahwa telah
terjadi KLB campak?
Jawab :
a) Melakukan PE menyeluruh secara Fully investigasi, diantaranya :
1) Kunjungan rumah ke rumah: setiap kasus suspek campak dlacak untuk
mencari kasus tambahan.
2) Melakukan pencatatan secara individual menggunkan form MR-01
b) Tatalaksana Kontak Erat
c) Pengambilan 10 spesimen serum dan 5 spesimen urin.
Jika kasus suspek campak tersebut <10 semua kasus diambil serumnya
d) Pelaksanaan ORI ( Outbreak Response Imunization)
4. Informasi apa saja yang harus dikumpulkan untuk melengkapi laporan KLB campak?
Jawab :
a. Cakupan imunisasi campak rubella di tingkat puskesmas dan desa terjangkit selama 3
tahun terakhir
b. Informasi keterjangkauan ke pelayanan Kesehatan
78
c. Ketenagaan, ketersediaan dan penyimpanan vaksin
d. Status gizi masyarakat secara umum
e. Pengisisan form MR 06
79
77