Anda di halaman 1dari 51

RANCANGAN AKTUALISASI

NILAI – NILAI DASAR PROFESI PNS CALON


PERAWAT TERAMPIL RSUD ARJAWINANGUN
PEMERINTAH KABUPATEN CIREBON

Optimalisasi Kepatuhan Perawat Dalam Five Moment Hand Hygiene Melalui Penyampaian
Informasi Edukatif Di Ruang Dr. Soetomo RSUD Arjawinangun

Oleh :

Nama : Nurkholipah, AMd.Kep


Golongan / NDH : IIC/
NIP : 19930919 201903 2 008
Jabatan : Perawat Termpil
Unit Kerja : RSUD Arjawinangun
Instansi : Pemerintah Kabupaten Cirebon

PELATIHAN DASAR CPNS GOLONGAN II


ANGKATAN 2
BADAN KEPEGAWAIAN DAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA
(BKPSDM)
KABUPATEN CIREBON
BEKERJA SAMA DENGAN
BADAN PENGEMBANGAN SUMBER DAYA MANUSIA (BPSDM)
PROVINSI JAWA BARAT
2019
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul : Optimalisasi Kepatuhan Perawat Dalam Five


Moment Hand Hygiene Melalui Penyampaian
Informasi Edukatif Di Ruang Dr. Soetomo RSUD
Arjawinangun
Nama : Nurkholipah, AMd.Kep
NIP : 19930919 201903 2 008
Golongan / NDH : IIC/10
Instansi : RSUD Arjawinangun
Alamat : Jalan By Pass Palimanan Jakarta No 1 KM 2
Arjawinangun Cirebon 45162

Disetujui untuk dipresentasikan dalam Seminar Rancangan Aktualisasi Nilai-


nilai Dasar Profesi PNS yang dilaksanakan pada hari Jumat tanggal 8 November 2019
di Diklatsar Bela Negara DODIK Cikole Lembang.

Lembang, 8 November 2019

Mentor Peserta Latsar CPNS

Hj. Maerilin, A.Md.Kep Nurkholipah, AMd.Kep


NIP. 19660216 1986 03 2 008 NIP 19930919 201903 2 008

Penguji / Narasumber Coach

Xxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxxx Ajang Zaenl Abidin, ST.,MT


NIP . NIP. 19641101 1991 03 1 004

ii
KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur Alhamdulillahi rabbil alamiin,berkat rahmat Allah SWT,
sehingga penulis dapat menyelesaikan Laporan Rancangan Aktualisasi Nilai-Nilai Dasar
ANEKA dalam Pelatihan dasar CPNS dengan judul Optimalisasi Kepatuhan Perawat dalam Five
Moment Hand Hygiene melalui penyampaian informasi edukatif di Ruang Dr.Soetomo RSUD
Arjawinangun. Dalam penyusunan laporan ini penulis banyak mendapat saran, motivasi ,
bimbingan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan
terimakasih kepada :

1. Bapak H. Imron Rosyadi selaku PJ Bupati Cirebon.


2. Bapak Dr. H. Muhammmad Solihin , M.Si selaku kepala BPSDM Provinsi Jawa Barat dan
seluruh staf yang bertugas.
3. Bapak H. Supadi Priyatna, SH, M.Si selaku kepala BKPSDM kabupaten Cirebon dan seluruh
staf yang bertugas
4. Ajang Zaenl Abidin, ST.,MT selaku coach yang telah banyak memberikan bimbingan selama
penyusunan laporan.
5. Hj. Maerilin, A.Md.Kep selaku mentor yang telah banyak memberikan saran dan bimbingan
selama proses penyusunan rancangan aktualisasi
6. Ibu Maya Rismayanti, S.Kep dan seluruh rekan sejawat ruang DR. Soetomo Dr. Soetomo
yang telah memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan rancangan aktualisasi
7. Para widyaiswara yang telah memberikan pengetahuan mengenai nilai dasar ANEKA
8. Keluarga tercinta yang selalu mendoakan dan memberikan dukungan sampai pada tahap ini
9. Seluruh rekan Diklatsar CPNS kabupaten Cirebon,terutama peserta gelombang IV angkatan 2
Dalam penyusunan rancangan aktualisasi ini, penulis menyadari masih terdapat banyak
kekurangan baik sengaja maupun tidak sengaja. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata semoga rancangan ini dapat bermanfaat bagi
penulis sendiri, institusi, pelayanan dan masyarakat luas.

Lembang,8 November 2019

Penulis,

Nurkholipah, AMd.Kep

iii
DAFTAR ISI

Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN......................................................................................
KATA PENGANTAR ..............................................................................................
DAFTAR ISI ...........................................................................................................
DAFTAR GAMBAR/FOTO......................................................................................
DAFTAR TABEL ....................................................................................................

BAB I PENDAHULUAN..........................................................................................
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1.2 Rumusan Masalah .............................................................................
1.3 Tujuan dan Manfaat............................................................................
1.4 Ruang Lingkup Kegiatan.....................................................................

BAB II GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN MATERI PELATIHAN ...............


2.1 Profil Organisasi .................................................................................
2.1.1 Gambaran Umum Organisasi / Unit Kerja................................
2.1.2 Visi dan Misi Organisasi ….......................................................
2.1.3 Tujuan, Sasaran dan Program ................................................
2.1.4 Nilai-nilai Organisasi.................................................................
2.1.5 Struktur Organisasi ..................................................................
2.1.6 Tugas Pokok dan Fungsi Organisasi / Unit Kerja ....................
2.2 Materi Pelatihan dalam Aktualisasi.....................................................
2.2.1 Agenda Sikap Perilaku Bela Negara .......................................
2.2.2 Agenda Nilai-nilai Dasar PNS .................................................
1. Pengertian dan Nilai Dasar Akuntabilitas
2. Pengertian dan Nilai Dasar Nasionalisme
3. Pengertian dan Nilai Dasar Etika Publik
4. Pengertian dan Nilai Dasar Komitmen Mutu
5. Pengertian dan Nilai Dasar Anti Korupsi
2.2.3 Agenda Kedudukan Dan Peran PNS dalam NKRI
1. Manajemen ASN .................................................................
2. Whole of Government (WoG) .............................................
3. Pelayanan Publik ................................................................
2.2.4 Agenda Habituasi ...................................................................
2.2.5 Role Model ..............................................................................
2.2.6 Tugas, Pokok dan Fungsi Peserta Diklat................................

BAB III RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR PROFESI PNS .......


3.1 Isu dan Gagasan Pemecah Isu..........................................................
3.1.1 Penetapan Isu Prioritas dan Alasannya dengan Metoda Analisis
3.1.2 Diagram Alur Gagasan Pemecah Isu .......................................
3.2 Matrik Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS ........................

iv
3.3.1 Kegiatan (Nama Kegiatannya yang lengkap apa ?)...................
3.3.2 Kegiatan ....................................................................................
3.3.3 Kegiatan ....................................................................................
3.3.4 Kegiatan ....................................................................................
Dst.

BAB IV RENCANA JADWAL PELAKSANAAN AKTUALISASI, BIMBINGAN DAN


ACTION PLAN
4.1 Rencana Jadwal Kegiatan Aktualisasi Nilai Dasar (Harian)...............
4.2 Rencana Jadwal Konsultasi dengan Mentor dan Coach (Harian)......

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................

LAMPIRAN – LAMPIRAN :
1. Matriks Visi, Misi dan Nilai-nilai Organisasi
2. Matriks Kedudukan dan Peran ASN
3. Lembar Pengendalian Mentor
4. Lembar Pengendalian Coach
Power Point Presentasi Rancangan Aktualisasi Nilai Dasar

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Struktur Organisasi RSUD Arjawinangun................................................................................7


Gambar 2 xxxxxxxxxxxxx ......................................................................................................................16

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 1 xxxxx ...........................................................................................................................................6


Tabel 2 xxxx ............................................................................................................................................16
Tabel 3 xxxxx ..........................................................................................................................................18
Tabel 4 J xxxxx .......................................................................................................................................23

vii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 pasal 63 ayat (3) dan ayat (4);
CPNS wajib menjalani masa percobaan yang dilaksanakan melalui proses pelatihan
terintegrasi untuk membangun integritas moral, kejujuran, semangat nasionalisme
kebangsaan, karakter kepribadian yang unggul dan bertanggung jawab, dan memperkuat
profesionalisme serta kompetensi bidang. Sejalan dengan Peraturan LAN No.12 tahun 2018
tentang Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan Dasar Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan II
menyebutkan bahwa Pelatihan Dasar dilaksanakan dengan memadukan pembelajaran on
campus dan off campus di tempat pelatihan dan di tempat kerja dengan tujuan untuk
membentuk ASN yang professional dan berkarakter. Nilai dasar yang selalu ditekankan
selama proses pelatihan calon pegawai negeri sipil (CPNS) adalah: (1) Akuntabilitas; (2)
Nasionalisme; (3) Etika Publik; (4) Komitmen Mutu; (5) Anti Korupsi. Lima nilai dasar ini
dikenal dengan ANEKA. Selama proses diklat latihan dasar, CPNS mendapatkan penjelasan,
pendalaman, penghayatan, dan penguasaan nilai-nilai dasar ANEKA
Berdasarkan Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 pasal 10 bahwa ASN memiliki tiga
fungsi yaitu sebagai pelaksana kebijakan publik, pelayanan publik, perekat dan pemersatu
bangsa. Dalam melaksanakan fungsinya ASN harus berdasarkan prinsip-prinsip seperti yang
dicantumkan dalam Undang-undang Nomor 5 Tahun 2014 pasal 3 yaitu: nilai dasar; kode
etik dan kode perilaku; komitmen, integritas moral, tanggung jawab pada pelayanaan public,
kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang tugas, kualifikasi akademik, jaminan
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas, dan profesionalitas jabatan. Pada pasal 4
juga dijelaskan nilai-nilai dasar yang harus dimiliki ASN yaitu memegang teguh idologi
pancasila, setia mempertahankan UUD 1945, mengabdi kepada negara dan rakyat Indonesia,
menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak, mempertanggungjawabkan
tindakan dan kinerjanya kepada publik, memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan
dan program pemerintah, dan melayani publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat, berdaya
guna dan santun.

1
1.2 RUMUSAN MASALAH

Seiring dengan berkembangnya zaman dan era globalisasi, CPNS wajib memiliki
kemampuan berpikir kritis, analisis, dan objektif terhadap suatu persoalan yang terjadi saat
ini, sehingga dapat dirumuskan alternatif pemecahan masalah yang lebih baik dengan dasar
analisis yang matang untuk membangun penyelenggaraan pemerintahan yang berkualitas.
Seacara umum isu diartikan sebagai suatu fenomena / kejadian yang diartikan sebagai
masalah. Sedangkan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia isu adalah masalah yang
kedepankan untuk ditanggapi, kabar yang tidak jelas asal usulnya dan tidak terjamin
kebenarannya, kabar angin, desas desus.
Banyak isu yang diamati oleh penulis di satuan kerja ruang DR.Soetomo RSUD
Arjawinangun . Salah satu isu yaitu belum optimalnya Kepatuhan perawat dalam Five
Moment Hand Hygiene di Ruang Dr.Soetomo RSUD Arjawinangun. Hal ini di karenakan
Kurangnya informasi akan pentingnya hand hygiene dalam memutus rantai penyebaran
infeksi dirumah sakit.
Berdasarkan hasil audit yang dilakukan PPI RSUD Arjawinangun pada Trisemester 3
bulan Juni sampai dengan bulan September didapatkan bahwa angka kepatuhan Hand
hygiene perawat yaitu 69.9%. sedangkan kriteria kepatuhan hand hygiene dianggap baik
ketika nilai presentasi kepatuhannya mencapai angka 76%-85%.
Menurut Ignaz Semmelweis dan Oliver Wendell Holmes mengembangkan penyakit
yang didapat di rumah sakit yang dipindahkan melalui tangan petugas kesehatan, dapat
dihindarkan melalui hand hygiene. Untuk meningkatkan kepatuhan hand hygiene diperlukan
fasilitas,edukasi dan pemantauan secara terus menerus serta hasil audit kepatuhan di
feedbackkan ke unit kerja.
Dengan ini penulis menyampaikan bahwa pentingnya pemberian informasi / edukasi
tentang hand hygiene sehingga diharapkan setelahnya mampu meningkatkan angka
kepatuhan perawat dalam Five Moment Hand Hygiene di Ruang Dr.Soetomo RSUD
Arjawinangun.

2
1.3 TUJUAN DAN MANFAAT
1.3.1. Tujuan
1.3.1.1. Tujuan Umum
Dengan melaksanakan aktualisasi, diharapkan CPNS dapat mampu
menginternalisasi dan mengimplementasikan nilai-nilai dasar (ANEKA)
Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen Mutu, Anti Korupsi
dalam melaksanakan tugas sebagai seorang Pegawai Negeri Sipil.
1.3.1.2. Tujuan Khusus
Dengan melaksanakan aktualisasi, diharapkan akan terbentuknya
kompetensi CPNS sebagai pelayan masyarakat yang profesional dan
memberikan pelayanan unggul kepada pasien dalam satuan kerja Ruang
DR.Soetomo RSUD Arjawinangun, yang diindikasikan dengan :
a. Mampu mewujudkan akuntabilitas dalam melaksanakan tugas sebagai
perawat di ruang DR.Soetomo RSUD Arjawinangun
b. Mampu melakukan asuhan keperawatan yang professional tanpa
membeda-bedakan status, agama, ras dan suku pasien,
c. Menjunjung tinggi standar etika publik dalam pelaksanaan tugas sebagai
perawat di ruang DR.Soetomo RSUD Arjawinangun
d. Berinovasi untuk peningkatan mutu pelayanan keperawatan di ruang
DR.Soetomo RSUD Arjawinangun
e. Tidak korupsi dan berkontribusi dalam pemberantasan korupsi di
lingkungan instansi.

1.3.2. Manfaat
1.3.2.1 Bagi Peserta
1 Sebagai sarana latihan internalisasi nilai-nilai dasar ANEKA dalam
menjalani fungsi ASN sebagai pelayan publik.
2 Sebagai salah satu persyaratan kelulusan LATSAR CPNS.
3 Menjadi proses pembelajaran demi menjadi PNS professional yang
berkarakter.

3
1.3.2.2 Bagi Organisasi
1. Memberikan solusi terhadap isu yang berkembang saat ini di instansi
2. Meningkatkan pelayanan yang diberikan kepada pasien di instansi dengan
melakukan habituasi nilai-nilai ANEKA sehingga dapat mejuwudkan
pelayanan prima kepada pasien.

1.4 RUANG LINGKUP


1.4.1 Ruang Lingkup Substansi
Ruang lingkup rancangan kegiatan aktualisasi berfokus pada pemecahan
isu aktual yang terjadi di satuan kerja, dengan optimalisasi Kepatuhan
Perawat dalam Five Moment Hand Hygiene melalui penyampaian
informasi edukatif. Isu yang diangkat ini disesuaikan dengan salah satu
penilaian Satuan Kinerja Pegawai (SKP), pengamatan lingkungan kerja
di ruang DR.Soetomo RSUD Arjawinangun dan kreativitas dalam
penerapan nilai-nilai ANEKA serta peran dan kedudukan ASN dalam
Negara Kesatuan Republik indonesia.
1.4.2 Ruang Lingkup Lokasi
Lokasi pelaksanaan aktualisasi ini berada di ruang perawatan
DR.Soetomo RSUD Arjawinangun.
1.4.3 Ruang Lingkup Periodisasi
Pelaksanaan aktualisasi berlangsung selama tiga puluh hari kerja
terhitung mulai tanggal 12 November 2019 sampai dengan 16 Desember
2019.

4
BAB II
GAMBARAN UMUM ORGANISASI DAN MATERI PELATIHAN

2.1 PROFIL ORGANISASI


2.1.1 Gambaran Umum RSUD Arjawinangun
Rumah sakit umum daerah (RSUD) Arjawinangun terletak di wilayah
Kabupaten Cirebon bagian barat. Kabupaten Cirebon adalah salah satu daerah di
pesisir pantai utara Pulau Jawa dan merupakan pintu gerbang Provinsi Jawa Barat
dari sebelah timur yang berbatasan langsung dengan Provinsi Jawa Tengah. Posisi
geografisnya cukup strategis karena dilintasi jalur pantai utara Jawa yang
mempertemukan arus lalu lintas dari Jakarta, Bandung dan kota-kota Priangan
Timur ke arah Jawa Tengah dan sebaliknya. Daerah ini mudah dijangkau baik
menggunakan transportasi darat, laut dan udara.
Kabupaten Cirebon terletak di antara 1080 40’-1080 bujur timur dan 60
30’ – 70 00’ lintang selatan. Jarak terjauh arah barat-timur sepanjang 54 km dan
utara-selatan 39 km dengan luas wilayah 990,36 km2   meliputi 40 kecamatan, 412
desa dan 12 kelurahan dengan ibukota kabupaten di Sumber.
Adapun batas wilayah Kabupaten Cirebon adalah sebagai berikut:

Sebelah utara    : Kabupaten Indramayu, Kota Cirebon dan Laut Jawa

Sebelah selatan : Kabupaten Kuningan

Sebelah timur    : Kabupaten Brebes

Sebelah barat    : Kabupaten Majalengka

5
RSUD Arjawinangun adalah rumah sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten
Cirebon, yang sejarah awal berdirinya adalah sebuah Puskesmas yang dibangun
pada tahun 1970 an. Puskesmas Arjawinangun dahulu dikenal sebagai pusat
rehidrasi untuk penderita diare atau gastro enteritis yang mengalami dehidrasi
sedang sampai berat untuk wilayah Kabupaten Cirebon bagian Barat. Seperti
diketahui bahwa pada jaman tersebut penyakit diare merupakan penyakit endemis
yang berpotensi menimbulkan Kejadian Luar Biasa (KLB).

Pada tanggal 20 Juni 1979 dengan Surat keputusan Bupati Cirebon Nomor:
032.2/VI/1979 Puskesmas Arjawinangun ditetapkan menjadi Rumah Sakit Kelas D
dengan tempat tidur sebanyak 45 buah, dan baru diakui secara resmi oleh
Departemen Kesehatan RI melalui Surat Keputusan Nomor: 1183/Menkes/SK/X/94
tertanggal 23 Oktober 1994 sebagai RS pemerintah Kelas D. Surat keputusan inipun
diurus dalam rangka proses menuju RS Kelas C.

Pada tanggal 30 Januari 1995 dengan Surat Keputusan menteri Kesehatan


RI Nomor : 110/Menkes/SK/I/95 RS Arjawinangun ditetapkan menjadi RS Kelas C,
yang ditindaklanjuti dengan disahkannya Peraturan Daerah nomor 4 Tahun 1996
tentang Pembentukan RSUD Arjawinangun Kelas C.

Pada tahun 2000 untuk pertama kalinya RSUD Arjawinangun mendapatkan


sertifikat Akreditasi RS untuk 5 (lima) jenis pelayanan, yang hanya berlaku selama
5 (lima) tahun. Dengan bergulirnya era otonomi daerah, pada tanggal 30 Nopember
2001 dengan Peraturan Daerah Nomor 64 Tahun 2001 berubah menjadi Badan
RSUD Arjawinangun.

Dengan perubahan formasi direksi RS pada tahun 2004, dicetuskan ide


untuk peningkatan dan pengembangan RS kearah lebih maju lagi. Beberapa
alternatif yang diinventarisasi waktu itu adalah peningkatan dan pengembangan di
lokasi lama atau relokasi. Melalui proses yang panjang, diperkaya dengan belajar ke
beberapa RS yang memiliki pengalaman pengembangan RS, pada tahun 2005
dengan persetujuan Pemerintah Daerah Kabupaten Cirebon sebagai pemilik,
dicanangkan pilihan "Relokasi".

6
Selama kurun tahun 2006-2007 dimulailah aktifitas pengadaan tanah,
pembuatan master plan, detail engineeringdesign, analisa masalah dampak
lingkungan, pengurugan tanah dan pembangunan fondasi keliling. Pada tanggal 10
Mei 2008 dimulailah pembangunan Relokasi RS tahap I untuk Gedung Rawat jalan,
ditandai dengan peletakan batu pertama oleh Bupati Cirebon, yang diresmikan
penggunaannya pada tanggal  9 Januari 2009.

Pada tanggal 16 Juni 2009 RSUD Arjawinangun dinyatakan lulus dan


diberikan sertifikat Akreditasi RS untuk 12 (dua belas) jenis pelayanan dengan
Sertifikat Nomor : YM.01.10/III/2215/2009 dari Departemen Kesehatan RI. Pada
tanggal 12 Agustus 2009 RSUD Arjawinangun ditetapkan sebagai RS Satelit
sebagai tempat kepaniteraan bagi Mahasiswa Kedokteran Universitas Yarsi, yang
ditandai dengan penandatangan naskah kerjasama antara Bupati Cirebon dengan
Ketua Yayasan Yarsi, dan ditindaklanjuti dengan penandatangan naskah kerjasama
antara Direktur RSUD Arjawinangun dengan Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas Yarsi.

Pada tanggal 19 Agustus 2009 ditetapkan sebagai RSUD Kelas C


berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 dengan Peraturan Daerah
Nomor 5 Tahun 2009 dimana sebutan Badan dihilangkan. Pada tanggal 15
September 2009 RSUD Arjawinangun ditetapkan sebagai institusi yang
melaksanakan Pola Pengelolaan Keuangan - Badan layanan Umum Daerah (PPK-
BLUD) Bertahap dengan Surat Keputusan Bupati Cirebon Nomor : 445/Kep.579-
Keu/2009, dan pada tanggal 4 Januari 2010 dengan Surat Keputusan Bupati
Cirebon Nomor : 445/Kep.25-Keu/2010 dirubah menjadi PPK-BLUD Penuh
terhitung mulai 2 Januari 2010. Dan pada tanggal 29 Desember 2010, dengan
Keputusan menteri Kesehatan RI Nomor : HK.03.05/I/7873/2010, RSUD
Arjawinangun ditetapkan sebagai RS Kelas B.

2.1.2 Visi Misi RSUD Arjawinangun


1. Visi
“Rumah sakit yang modern,terpercaya,dan menyenangkan”

7
Modern : masakini,terbaru,mutkhir.modrn juga bias berarti sikap atau cara
berfikir serta cara bertindak sesuai tuntutan zaman.
Terpercaya : yakin benar atau memastikan akan kemampuan atau melebihi
seseorang atau sesuatu ( bahwa akan dapat memenuhi harapannya dst)kepada
diri sendiri atau pelanggan.
Menyenangkan : menjadikan senang,membuat bersuka hati,membangkitklan
rasa senang,memuaskan,menarik,merasa senang,(puas dsb) akan menyukai.

2. Misi
a. Memberikan pelayanan kesehatan individu yang berkualitas, berstandar dan
santun
b. Mengembangkan kompentensi SDM secara berkesinambungan diseluruh
unit pelayanan
c. Membangun gedung Rumah sakit yang aktratif dan fungsional
d. Melengkapi pelayanan medis yang canggih dan memadai
e. Mengembangkan system-sistem yang mendukung oprasionalisasi rumah
sakit yang mengutamakan kepentingan pelanggan
f. Berperan aktif dalam menurunkan AKI dan AKB dalam rangka
meningkatkan IPM dikabupaten Cirebon.

3. Motto
Motto : “Kepuasan Pasien adalah kebahagiaan kami “

2.1.3 Nilai – Nilai

Nilai-Nilai “TERBAIK”

T : Tanggap

E : Empati

R: Ramah

B: Bersih

8
A: Amanah

I : Ikhlas

K: Kompeten

2.1.4 Struktur Organisasi RSUD Arjawinangun

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 12 Tahun 2011 Tentang


Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 5 Tahun 2009 Tentang
Pembentukan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Arjawinangun Kabupaten
Cirebon susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Arjawinangun, terdiri dari:

1. Direktur.

2. Wakil Direktur Umum dan Keuangan, membawahi :

a. Bagian Kesekretariatan, membawahi:

1) Sub Bagian Umum;

2) Sub Bagian Kepegawaian dan Pengembangan SDM;

3) Sub Bagian Hukum dan Humas.

b. Bagian Perencanaan dan Informasi, membawahi :

1) Sub Bagian Perencanaan Program dan Evaluasi;

2) Sub Bagian Sistem Informasi Rumah Sakit dan Rekam Medis;

3) Sub Bagian Penelitian dan Pengembangan Rumah Sakit.

c. Bagian Keuangan, membawahi :

1) Sub Bagian Penyusunan Anggaran;

2) Sub Bagian Perbendaharaan dan Mobilisasi Dana;

3) Sub Bagian Verifikasi dan Akuntansi.

3. Wakil Direktur Pelayanan, membawahi :

a. Bidang Pelayanan Medis membawahi :

9
1) Seksi Pelayanan Medis;

2) Seksi Ketenagaan dan Pengembangan Mutu Pelayanan Medis.

b. Bidang Pelayanan Keperawatan, membawahi :

1) Seksi Asuhan Keperawatan;

2) Seksi Ketenagaan dan Pengembangan Mutu Pelayanan Keperawatan.

c. Bidang Penunjang Pelayanan Medis, membawahi :

1) Seksi Pemeliharaan dan Pengembangan Fasilitas Pelayanan


Penunjang Medis;

2) Seksi Ketenagaan dan Pengembangan Mutu Pelayanan Penunjang


Medis.

4. Komite Medis.

5. Komite Keperawatan.

6. Pengawas Internal.

7. Instalasi.

8. Kelompok Jabatan Fungsional

Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 12 Tahun 2011


Tentang Perubahan Peraturan Daerah Kabupaten Cirebon Nomor 5 Tahun 2009
Tentang Pembentukan Organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Arjawinangun
Kabupaten Cirebon

10
susunan organisasi Rumah Sakit Umum Daerah Arjawinangun, struktur RSUD
Arjawinangun dapat digamarkan sebagai berikut

Gambar 2: Struktur Organisasi RSUD Arjawinangun

2.1.5 Sumber Daya Manusia


Dalam menjalankan tugas dan fungsinya RSUD Arjawinangun mempekerjakan
tenaga kerja baik dari unsur medis dan Non medis dengan status kepegawaian PNS
dan Non PNS, dengan rincian sebagai berikut :

11
Tabel 3. Tenaga kerja

Kontrak/
Jenis PNS Jumlah
Honor
Dokter 11 14 25
Dokter Gigi 2 1 3
Dokter spesialis 25 6 31
Apoteker 6 2 8
Perawat 137 202 337
Perawatan Gigi 2 - 2
Bidan 25 58 83
Penyuluhan dan
2 3 5
Adm Kesehatan
Paramedis non
48 58 83
perawatan
Non Medis 54 120 106
Jumlah 336 464 800

Sumber daya manusia Dokter spesialis yang tersedia di RSUD Arjawinangun


adalah sebagai berikut :

1. Spesialis penyakit dalam ( 4 Orang )


2. Spesialis kesehatan anak ( 3 orang )
3. Spesialis kebidanan dan kandungan (3 orang )
4. Sepsialis bedah (3 orang )
5. Spesialis bedah saraf ( 1 orang )
6. Spesialis ortopedi dan traumatika ( 1 orang )
7. Spesialis Mata ( 2 Orang )
8. Spesialis THT ( 1 orang )
9. Spesialis Saraf ( 1 orang )
10. Spesialis Kesehatan Jiwa ( 1 orang )

12
11. Spesialis Jantung ( 1 orangh )
12. Spesialis radiologi ( 2 orang )
13. Spesialis anestesi ( 3 orang )
14. Spesialis rehabilitasi medic ( 1orang )
15. Spesialis patalogi klinik ( 1 orang )
16. Spesialis Paru ( 1 orang )
17. Spesialis kulit dan kelamin ( 2 orang )
18. Spesialis Gigi Anak 1 0rang
19. Spesialis ortodonti 1 orang
20. Spesialis Konservasi Gigi 1 orang

2.1.6 Saran Dan Prasarana DI RSUD Arjawinangun


RSUD Arjawinangun Memiliki Luas tanah :
- Lokasi Lama 1,1 Ha
- Lokasi Baru 4,5 Ha

Luas Bangunan :

- Lokasi lama : 8.000 m2


- Lokasi Baru : Rencana Total 20.000 m2, Sudah dibangun 6.591 m2.
Pada tahun 2010 : 2 unit x 861 m2 ( 100 tempat tidur ) ,pada tahun 2012 : 2 unit
x 861 m2 ( 100 tempat tidur ), pada tahun dibangun gedung gizi dan Laundry.

13
Site Plan RSUD Arjawinangun

Tabel 1. Kapasitas tempat tidur

No Kelas 2012 2013 2014 2015 2016


perawata
n
1 Kelas III 185 180 215 179 232
67,89 67,1 72,14 56,83 56%
% 6% % %
2 Kelas II 56 56 55 89 67
17,48 20,8 18,54 28,25 16%
% 6% % %

14
3 Kelas I 19 23 29 44 36
12,60 8,58 9,06% 13,97 8,7
% % % %
4 VIP 4 5 1 3 15
4,03 % 1,86 0,3% 0,95% 3,6
% %
5 VVIP - - - - 10
2,4
%
6 R. Intensif 17 17 29 54
13%
Jumla 264 268 315 414
h

Tabel 2. Tempat tidur ruang rawat inap

Ruangan Kelas 3 Kelas 2 Kelas 1 VIP Jumlah


R.Campuran 36 3 4 43
Ruang B 17 17
Ruang C 8 5 2 1 17
Ruang E 20 20
Ruang H 8 8
Ruang J 10 10
Ruang Anak 36 6 2 45
Ruang Nifas 40 - - 40
R.Penyakit 40 3 3 46
Dalam
Ruang Perna 38 4 42
ICU/ICCU/ 12 12
PICU

15
NICU 2 2
Jumlah 215 55 52 1 300

No. Nama 2012 2013 2014 2015 2016


Ruang
an
1 NICU 3 3 3 3 4
2 ICU 6 6 6 6 6
3. PICU 2 2 2 2 4
4. ICCU 4 4 4 4 2
5. HCU - - - 12 30
6. ISOL 2 2 2 2 8
ASI
JUMLAH 17 17 17 29 54

2.1.7 Rencana Pembangunan fisik Rumah Sakit

• Optimalisasi instalasi gawat darurat ( hasil renovasi )

• Optimalisasi ruang Vk dan IGD Kebidanan( hasil renovasi )

• Optimalisasi ruang peninatologi ( hasil renovasi )

• Sentralisasi dan pengembangan HCU

• Optimalisasi Ruang Perawatan Non PBI

• Optimalisasi poliklinik VIP , Ruang perawatan VIP dan VVIP

• Operasionalisasi gedung dan pengembangan pelayanan Haemodialisa

2.1.8 Pelayanan Medis dan Non Medis


Pelayanan yang tersedia di RSUD Arjawinangun :

16
a. Pelayanan Medis
1. Instalasi gawat darurat (Emergency)
2. Instalasi bedah sentral
3. Instalasi rawat jalan
4. Instalasi rawat inap
5. Medical Cek Up (MCU)

b. Penunjang Medis
1. Instalasi farmasi
2. Instalasi laboratorium
3. Instalasi radiologi
4. Instalasi gizi
5. Instalasi pemeliharaan sarana
6. Instalasi rehabilitasi medic
7. Fisioterapi
8. Laundry
9. CSSD
10. Unit bank darah RS
11. IPAL

c. Pelayanan Khusus
1. Unit Hemodialisa
2. Unit Endoskopi
3. Unit Bronchoscopy
4. Rawat sehari

Tabel 3. Instalasi rawat jalan yang tersedia di RSUD Arjawinangun.

1 Klinik Penyakit Dalam


2 Klinik Penyakit Paru
3 Klinik Kebidanan dan Kandungan

17
4 Klinik Penyakit Anak
5 Klinik Bedah

6 Klinik Bedah Saraf

7 Klinik Bedah Ortopedi


8 Klinik Jantung
9 Klinik Mata
10 Klinik THT
11 Klinik Saraf
12 Klinik Kesehatan Jiwa
13 Klinik Kulit Dan Kelamin
14 Klinik Gigi Dan Mulut
15 Klinik Medical Check Up
16 Klinik Kenanga
17 Klinik Fisioterapi/Rehabilitasi Medik
18 Klinik Tumbuh Kembang
19 Klinik Gigi

Penunjangan medis yang tersedia di RSUD Arjawinangun.

1. Instalasi Farmasi
2. Instalasi laboratorium
3. Instalkasi Radiologi
4. Instalasi Gizi
5. Instalasi pemeliharaan sarana RS
6. Unit CSSD
7. IPAL

Rencana pengembangan pelayanan RSUD Arjawinangun :

18
1. Unit Hemodialisasi ( Sudah Berjalan )
2. CT-SCAN ( sudah operasional )
3. MRI ( sudah operasional )
4. Trauma center
5. Eye center
6. Cardiology center

2.1.9 Kerja sama yang dilakukan RSUD Arjawinangun


RSUD Arjawunagun melakukan kerja sama dengan beberapa instansi,baik dibidang
pendidikan maupun ekonomi.
Kerjasama RSUD dibidang pendidikan, diantaranya dengan :
1. Fakultas kedokteran Universitas Yarsi Jakarta
2. Akademi analis kesehatan An Nasher
3. Politekes Tasikmalaya
4. Akbid Muhamadiyah Cirebon
5. Akbid Graha Husada Cirebon
6. Akbid Bhakti Pertiwi Cirebon
7. SBG Wahana Intership
8. STIKES Cirebon
9. STIKES MAHARDIKA Cirebon
10. STIKES YPIB Majalengka
11. STIKES Indramayu
12. Akbid ISMA Husada Cirebon

Kerjasama Pembiyaan,diantaranya dengan :

1. BPJS
2. PT.In Health Indonesia
3. PT.KAI
4. Koprasi pabrik semen (Palimanan)
5. Pabrik Spirtus Alkohol (Palimanan)
6. Bantuan Gebernur Jabar (Jamkesda)

19
2.1.10 Permasalahaan Pelayanan di RSUD Arjawinangun
Beberapa Permaslahan Pelayanan di RSUD Arjawinangun,diantaranya :
1. Pemahaman Mengenai BPJS masih belum merata
2. Terdapat anggapan perlakuan yang berbeda jika menggunakan BPJS → masih
ditemukan
3. Sewaktu waktu kunjungan berlimpah (stagnan di IGD)
4. Harapan masyarakat yang melebihi kapasitas pelayanan
5. Total biyaya per pasien sering tidak bias dihindari melebihi biyaya paket yang
telah ditentukan → minus
6. Masih Ada yang tidak sesuai persedur
7. Masih ada kasus yang seharusnya bias dilakukaan di PPK 1
8. Rujukan pasien dan pemulangan pasien,ambulance tidak ditanggung

Usaha yang dilakukan untuk menurunkan AKI dan AKB

1. Peningkatan kompetensi petugas


2. Permohonan tenaga residen/PPDS
3. Optimalisasi pelaksanaan program EMAS
4. Kunjungan tenaga dokter spesialis ke puskesmas poned
5. Penambahan fasilitas/pengadaan alkes PONEK
6. Melaksanakan Review medis maternal-perinatal

2.2 Materi Pelatihan Dalam Aktualisasi


2.2.1 Agenda Sikap Perilaku Bela Negara
2.2.2 Agenda Nilai-nilai Dasar PNS
2.2.2.1 Pengertian dan Nilai Dasar Akuntabilitas

20
Akuntabilitas adalah kewajiban setiap individu, kelompok atau
institusi untuk memenuhi tanggung jawab yang menjadi amanahnya
(Modul Lembaga Administrasi Negara, 2014). Akuntabilitas merupakan
prinsip dasar bagi organisasi yang berlaku pada setiap level/unit organisasi
sebagai suatu kewajiban jabatan dalam memberikan pertanggungjawaban
laporan kegiatan. Akuntabilitas harus dilakukan, karena akuntabilitas
menyediakan kontrol demokratis dengan membangun sistem yang
melibatkan stakeholders yang lebih luas, mencegah korupsi dan
penyalahgunaan kekuasaan, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas.
ASN yang akuntabel adalah ASN yang mampu mengambil pilihan
yang tepat, ketika terjadi konflik kepentingan, tidak terlibat dalam politik
praktis, melayani secara adil dan konsisten dalam menjalankan tugas dan
fungsinya. ASN yang akuntabel menerapkan beberapa aspek dalam
melakukan pelayanan publik yaitu kepemimpinan, transparansi, integritas,
tanggung jawab, keadilan, kepercayaan, keseimbangan, kejelasan dan
konsistensi.

Nilai-nilai dasar yang terkandung pada aspek akuntabilitas antara lain:


1. Kepemimpinan
2. Transparan
3. Integritas
4. Tanggungjawab (responsibilitas)
5. Keadilan
6. Kepercayaan
7. Keseimbangan
8. Kejelasan
9. Konsisten
2.2.2.2 Pengertian dan Nilai Dasar Nasionalisme
Nasionalisme adalah pandangan tentang rasa cinta yang wajar
terhadap bangsa dan negara, dan sekaligus menghormati bangsa lain
(Modul Lembaga Administrasi Negara, 2015). Nasionalisme Pancasila
adalah pandangan atau paham kecintaan manusia Indonesia terhadap

21
bangsa dan tanah airnya, didasarkan nilai-nilai Pancasila. Prinsip
nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa menempatkan persatuan dan
kesatuan, kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi dan golongan.
Selain itu, nasionalisme juga ditunjukkan dengan sikap rela berkorban,
demi kepentingan bangsa dan negara, mengakui persamaan derajat, hak
dan kewajiban antara sesama manusia, menumbuhkan sikap saling
mencintai sesama manusia, dan mengembangkan sikap tenggang rasa.
Nilai-nilai dasar nasionalisme yang harus diperhatikan, antara lain :
1. Religius
2. Amanah
3. Disiplin
4. Non Diskriminasi
5. Saling Menghormati
6. Persamaan Derajat
7. Mencintai sesama manusia
8. Rela Berkorban
9. Menjaga Ketertiban
10. Kerja Sama
11. Cinta Tanah Air
12. Musyawarah
13. Kekeluargaan
14. Kepentingan Bersama
15. Hidup Sederhana
16. Tidak menggunakan hak yang bukan miliknya.
17. Kerja Keras
18. Menghargai karya orang Lain
19. Menghormati Keputusan Bersama
20. Tenggang Rasa

2.2.2.3 Pengertian dan Nilai Dasar Etika Publik

22
Etika dipahami sebagai sistem penilaian perilaku serta keyakinan
untuk menentukan perbuatan yang pantas, guna menjamin adanya
perlindungan hak-hak individu, mencakup cara dalam pengambilan
keputusan untuk membantu membedakan hal yang baik dan yang buruk,
serta mengarahkan apa yang seharusnya dilakukan sesuai dengan nilai-
nilai yang dianut (Catalano, 1991 dalam Modul Lembaga Administrasi
Negara, 2014). Etika adalah refleksi atas baik/buruk, benar/salah yang
harus dilakukan atau bagaimana melakukan yang baik atau benar.
Kode etik adalah aturan yang mengatur tingkah laku dalam suatu
kelompok, sudut pandangnya hanya ditujukan pada hal yang prinsipil
dalam bentuk ketentuan tertulis. Kode etik ASN diatur dalam UU No. 5
tentang ASN pasal 4, yaitu:
a. Melaksanakan tugasnya dengan jujur, bertanggung jawab dan
berintegritas.
b. Melaksanakan tugasnya dengan cermat dan disiplin.
c. Melayani dengan sikap hormat, Sopan dan tanpa tekanan.
d. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan peraturan perundangan yang
berlaku.
e. Melaksanakan tugasnya sesuai dengan perintah atasan atau pejabat
yang berwenang sejauh tidak bertentangan dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan dan etika pemerintahan.
f. Menjaga kerahasiaan yang menyangkut kebijakan negara.
g. Menggunakan kekayaan dan barang milik negara secara bertanggung
jawab, efektif dan efisien.
h. Menjaga agar tidak terjadi konflik kepentingan dalam melaksanakan
tugasnya.
i. Memberikan informasi secara benar dan tidak menyesatkan kepada
pihak lain yang memerlukan informasi terkait kepentingan kedinasan.
j. Tidak menyalahgunakan informasi intern negara, tugas, status,
kekuasaan dan jabtannya untuk mendapat atau mencari keuntungan
atau manfaat bagi diri sendiri atau untuk orang lain.

23
k. Memegang teguh nilai dasar ASN dan selalu menjaga reputasi dan
integritas ASN.
l. Melaksanakan ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai
disiplin pegawai ASN.

Nilai-nilai dasar etika publik sebagaimana tercantum dalam UU


ASN No.5 Tahun 2014 yakni sebagai berikut:
a) Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi Negara Pancasila.
b) Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan
Republik Indonesia 1945.
c) Menjalankan tugas secara profesional dan tidak berpihak.
d) Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.
e) Menciptakan lingkungan kerja yang non diskriminatif.
f) Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika luhur.
g) Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik.
h) Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i) Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat, tepat,
akurat, berdaya guna, berhasil guna, dan santun.
j) Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi.
k) Menghargai komunikasi, konsultasi, dan kerjasama.
l) Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m) Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n) Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

Nilai-nilai dasar etika publik antara lain :


1. Memegang teguh nilai-nilai ideologi Pancasila
2. Setia dan mempertahankan UUD NKRI 1945
3. Profesional dan tidak berpihak
4. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian

24
5. Non diskriminatif
6. Beretika luhur
7. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya kepada publik
8. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah
9. Memberikan pelayanan dengan jujur, tanggap, cepat, tepat dan akurat,
efektif, efeisien dan santun
10. Mengutamakan kepemimpinan berkualitas tinggi
11. Menghargai komunikasi, konsultasi dan kerjasama
12. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai
13. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan
14. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis sebagai
perangkat sistem karir

2.2.2.4 Pengertian dan Nilai Dasar Komitmen Mutu


Mutu adalah nilai keunggulan produk/jasa yang diberikan kepada
pelanggan sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, atau bahkan
melampaui harapannya (Modul Lembaga Administrasi Negara, 2015).
Komitmen mutu merupakan tindakan untuk menghargai efektivitas,
efisiensi, inovasi dan kinerja yang berorientasi mutu dalam
penyelenggaraan pemerintahan dan pelayanan publik.
Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meningkatkan mutu
layanan oleh ASN kepada publik, yaitu dengan memahami fungsi, tugas
pokok dan peran yang diberikan dalam instansi, memiliki kompetensi
yang sesuai dengan bidang pekerjaan, merencakan target mutu layanan,
menguasai teknik pelayanan prima, melayani dengan hati, menerima kritik
dan saran untuk perbaikan ke depan.
Zeithmalh, dkk (1990) dalam Modul Lembaga Administrasi
Negara (2015) menyatakan bahwa terdapat sepuluh ukuran dalam menilai
mutu pelayanan, yaitu tangible (nyata/ berwujud), reliability (kehandalan),
responsiveness (cepat tanggap), competence (kompetensi), access
(kemudahan), courtesy (keramahan), communication (komunikasi),

25
credibility (kepercayaan), security (keamanan), understanding the
Customer (pemahaman pelanggan). Berikut adalah nilai-nilai yang perlu
diperhatikan dalam komitmen mutu antara lain :

1. Bekerja dengan berorientasi pada mutu


2. Inovatif
3. Selalu melakukan perbaikan mutu
4. Membangun komitmen pegawai untuk jangka panjang
5. Membangun kerjasama kolegial antar pegawai yang dilandasi
kepercayaan dan kejujuran
6. Memfokuskan kegiatan pada kepuasan pelanggan, baik internal
maupun eksternal
7. Menampilkan kinerja tanpa cacat (zerodefect) dan tanpa pemborosan
(zerowaste), sejak memulai setiap pekerjaan
8. Efektif dan efisien dalam bekerja

2.2.2.5 Pengertian dan Nilai Dasar Anti Korupsi


Kata korupsi berasal dari bahasa latin yaitu Corruptio yang artinya
kerusakan, kebobrokan dan kebusukan. Menurut KBBI, korupsi adalah
penyelewengan atau penyalahgunaan uang negara (perusahaan dan
sebagainya) untuk keuntungan pribadi atau orang lain (Kamus Besar
Bahasa Indonesia, 2012). Indonesia memiliki undang-undang yang terkait
dengan tindak pidana korupsi. Menurut UU No. 31/1999 jo No. UU
20/2001, terdapat 7 kelompok tindak pidana korupsi yaitu merugikan
keuangan negara, suap-menyuap, pemerasan, perbuatan curang,
penggelapan dalam jabatan, benturan kepentingan dalam pengadaan, dan
gratifikasi. Indikator Anti korupsi
a) Menyadari dampak perilaku dan tindak pidana korupsi bagi kehidupan
pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa.
b) Menjelaskan cara –cara menghindari perilaku dan tindak pidana
korupsi.

26
c) Menjelaskan pembangunan sistem integritas untuk mencegah
terjadinya korupsi di lingkungannya , dan
d) Mengaktualisasikan nilai dasar anti korupsi bagi kehidupan diri
pribadi, keluarga, masyarakat dan bangsa.

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bersama dengan para pakar telah


melakukan identifikasi 9 nilai anti korupsi, sebagai berikut : Jujur, Peduli,
Mandiri, Disiplin, Tanggung jawab, Kerja keras, Sederhana, Berani dan
Adil. Sembilan nilai dasar anti korupsi tersebut menjadi acuan ASN dalam
menjalankan tugasnya. Nilai-nilai yang terkandung dalam aspek anti
korupsi antara lain :

1. Jujur
2. Peduli
3. Mandiri
4. Disiplin
5. Tanggungjawab
6. Kerja Keras
7. Sederhana
8. Berani
9. Adil

2.2.3 Agenda Kedudukan dan Peran PNS dalam NKRI


2.2.3.1 Manajemen ASN
Manajemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan pegawai
ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas dari
intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepoteisme
(Fatimah, E., Irawati, E., 2017). Manajemen ASN menekankan kepada
pengaturan aparatur sipil negara yang unggul dan selaras dengan
perkembangan jaman.
Manajemen ASN meliputi penyusunan dan penetapan kebutuhan,
pengadaan, pangkat dan jabatan, pengembangan karir, pola karir, promosi,

27
mutasi, penilaian kinerja, penggajian dan tunjangan, penghargaan, disiplin,
pemberhentian, jaminan pensiun dan hari tua, dan perlindungan. Semua itu
diatur untuk menjaga ASN dalam menjalankan fungsinya, bertugas dan
berperan untuk mempererat persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang taat sepenuhnya pada Pancasila, dan Undang-
Undang Dasar 1945.Untuk menyelenggarakan manajemen ASN yang
objektif, profesional dan kompetitif dalam berkontribusi, diterapkan sebuah
sistem yang disebut sistem merit. Sistem merit adalah sistem yang
berdasarkan pada objektivitas dalam pengelolaan ASN dengan melihat
kualifikasi, kemampuan, pengetahuan dan keterampilan pegawai. Visi UU
ASN adalah mewujudkan ASN yang memiliki integritas profesional,
melayani dan sejahtera. Misi UU ASN adalah memindahkan ASN dari
comfort zone ke competitive zone. Tujuan utama UU ASN antara lain :
1. Independensi dan netralitas
2. Kompetensi
3. Kinerja atau produktifitas kerja
4. Integritas
5. Kesejahteraan
6. Kualitas pelayanan publik
7. Pengawasan

2.2.3.2 Whole of Government (WoG)


Whole of Government adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan
pemerintahan yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari
keseluruhan sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna
mencapai tujuan-tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan
pelayanan publik (Suwarno, Y., Sejati, T.A., 2017). Whole of Government
sangat penting diterapkan dalam manajemen penyelenggaraan sebuah
organisasi, termasuk rumah sakit, karena Whole of Government menyatukan
seluruh sektor yang bersangkutan guna mencapai tujuan bersama.

28
2.2.3.3 Pelayanan Publik
Pelayanan publik adalah segala bentuk kegiatan pelayanan umum yang
dilaksanakan oleh instansi pemerintahan di pusat dan daerah, dan di
lingkungan BUMN/BUMD dalam bentuk barang dan/atau jasa, baik dalam
pemenuhan kebutuhan masyarakat (Lembaga Administrasi Negara, 1998
dalam Purwanto, dkk., 2017). Definisi yang saat ini menjadi rujukan utama
adalah dari Undang Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik, pelayanan publik adalah kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam
rangka pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan
perundang-undangan bagi setiap warga negara dan penduduk atas barang,
jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh penyelenggara
pelayanan publik.

Perkembangan jaman menuntut pelayanan public berkembang sesuai


dengan kebutuhan warga negara. Pelayanan publik yang dapat memenuhi
prinsip-prinsip pelayanan publik akan mampu menarik hati dan perhatian
warga dan dianggap lebih bermanfaat. Prinsip-prinsip pelayanan publik
terdiri dari partisipatif, transparan, responsif, tidak diskriminatif, mudah dan
murah, efektif dan efisien, aksesibel, akuntabel, dan berkeadilan. ASN akan
terlibat baik langsung maupun tidak langsung dalam penyelenggaraan
pelayanan publik. Dengan demikian, perilaku ASN yang baik akan sangat
mendukung perbaikan kualitas pelayanan publik. Untuk mencapainya, etiket
dasar yang harus dilakukan oleh ASN antara lain keramahan, respectful,
penuh perhatian, kooperatif, toleransi, menciptakan keakraban, dan self
control. Terdapat 9 prinsip pelayanan publik, yakni :
1. Partisipatif
2. Transparan
3. Responsif
4. Tidak Diskriminatif
5. Mudah dan Murah
6. Efektif dan Efisien
7. Aksesibel

29
8. Akuntabel
9. Berkeadilan

2.2.4 Agenda Habituasi

2.2.5 Role model

2.2.6 Tugas, Pokok dan Fungsi Peserta Diklat


Berdasarkan Permenpan No.25 tahun 2014 Pasal 8 tentang Jabatan Fungsional
Perawat dan angka kreditnya adapun rincian kegiatan perawat keterampilan sesuai
dengan jabatan , sebagai berikut :
1. Melakukan pengkajian keperawatan dasar pada individu
2. Mengajarkan perilaku hidup bersih dan sehat pada individu dalam rangka
melakukan upaya promotif
3. Membuat media untuk peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat pada
individu dalam rangka melakukan upaya promotif
4. Memfasilitasi penggunaan alat-alat pengaman atau pelindung fisik pada pasien
untuk mencegah resiko cidera pada individu dalam rangka upaya preventif
5. Memantau perkembngan pasien sesuai dengan kondisinya (melakukan
pemeriksaan fisik, mengamati keaadaan pasien) pada individu dalam rangka
upaya preventif
6. Memfasilitasi penggunaan pelindung diri pada kelompok dalam rangka
melakukan preventif
7. Memberikan oksigenasi sederhana
8. Memberikan bantuan hidup dasar

30
9. Melakukan pengukuran antropometri
10. Melakukan fasilitasi pasien dalam memenuhi kebutuhan eliminasi
11. Memantau keseimbngan cairan dan elektrolit pasien
12. Melakukan mobilisasi pada pasien
13. Mempertahankan posisi anatomis pasien
14. Melakukan fiksasi fisik
15. Memfasilitasi lingkungan yang mendukung istirahat
16. Memfasilitasi kebiasaan tidur pasien
17. Memfasilitasi penggunan pakaian yang mendukung kenyamanan pada pasien
18. Melakukan pemeliharaan diri pasien
19. Memandikan pasien
20. Membersihkan mulut pasien
21. Melakukan kegiatan kompres hangat/dingin
22. Mempertahankan suhu tubuh saat tindakan (mamasang warming blanket)
23. Melakukan komunikasi terapeutik dalam pemberian asuhan keperawatan
24. Melakukan pendampingan pada pasien menjelang ajal (dying care)
25. Memberikan perawatan pada pasien menjelang ajal sampai meninggal
26. Memberikan dukungan dalam proses kehilangan, berduka dan kematian
27. Memfasilitasi suasana lingkungan yang tenang dan aman
28. Melakukan dokumentasi pelaksanaan tindakan keperawatan
29. Menyusun rencana kegiatan individu perawat
30. Melaksanakan kegiatan bantuan /partisipasi kesehatan
31. Melaksanakan tugas lapangan dibidang kesehatan
32. Melaksanakan penanggulangan penyakit/wabah tertentu
33. Melakukan supervise lapangan .

2.2.7 Hand Hygiene


2.2.7.1 Pengertian
2.2.7.2 Five moment Hand Hygiene

Hand hygiene merupakan istilah umum yang merujuk pada tindakan


pembersihan tangan yakni menggunakan handrub berbasis alkohol ke

31
permukaan tangan atau mencuci tangan dengan air mengalir dan larutan
sabun baik non-antimikroba atau antimikroba. Hand hygiene yang efektif
adalah tindakan tunggal paling efektif untuk mengurangi infeksi terkait
perawatan kesehatan

Table Kepatuhan Hand Hygiene

Tri Wulan 3
N
Five Moment Tida
o Ya %
k
Sebelum
Menyentuh 291 242 54.6
1 Pasien
Sebelum
melakukan 191 198 49.1
2 tindakan aseptik
setelah terkena
100.
cairan tubuh 142 0
0
3 pasien
setelah
menyentuh 316 100 76.0
4 pasien
setelah
menyentuh
286 100 74.1
lingkungan
5 pasien
122
65.7
JUMLAH 6 640
RATA-RATA % 69.9
Table 1.1
Rekapitulasi kepatuhan hand hygiene

32
BAB III
RANCANGAN AKTUALISASI NILAI-NILAI DASAR POFESI PNS

3.1 Isu dan Gagasan Pemecah Isu


3.1.1 Penetapan Isu Prioritas dan Alasannya dengan Metode Analisa
A. FISH BONE

variatif sepert lembar balik Belum


informasi edukatif yang optimalnya
Kurang terdapat media system audit
kepatuhan five
moment hand
system
method hygiene.
Belum
optimalnya
kepatuhan
perawat
dalam five
moment
hand
hygiene.

Man
Material

Kurangnya Kurangnya
Terbatasnya sarana
pemahaman kepatuhan
dan prasarana tentang five dalam five
pendukung hand moment moment hand
hygiene hand hygiene
hygiene
Gambar 1 Fish Bone Analisis Penyebab Masalah Belum optimalnya kepatuhan
perawat dalam five moment hand hygiene

33
B. ISU
Belum optimalnya kepatuhan perawat dalam five moment hand hygiene
C. CORE ISU
1. Kurangnya kepatuhan five moment hand hygiene
2. Kurangnya pemahaman tentang five moment hand hygiene
3. Terbatasnya sarana dan prasarana pendukung hand hygiene
4. Belum optimalnya system audit kepatuhan five moment hand hygiene.
D. ANALISA ISU DENGAN METODE KOMPARASI

Isu A Isu B Isu C Isu D Jumlah


Isu A - A A A 3
Isu B A - B B 2
Isu C A A - C 1
Isu D A D C - 1

E. GAGASAN PEMECAHAN ISU


Optimalisasi kepatuhan perawat dalam five moment hand hygiene melalui
penyampaian informasi edukatif di ruang Dr.Soetomo RSUD Arjawinangu

34
3.1.2 Diagram Alur Isu

DIAGRAM ALUR
Identifikasi Core Isu :
ISU
Latar Belakang Penetapan ISU 1.
ISU :
Belum optimalnya kepatuhan Proses dng
Kondisi Saat Ini : Metode
1. Dari Aspek Manajemen ASN perawat dalam five moment hand Analisis
2. Dari Aspek Whole Of Government hygiene
3. Dari Aspek Pelayanan Publik

Feed Back Gagasan Pemecah Isu : Isu Prioritas :


...................................................................................... .........................................

Kegiatan SKP : Kegiatan Tugas Tambahan/Lain-lain : Kegiatan Kreatif/Inovasi :

1. .................................... 1. ...................................... 1. ............................................


2. ............................................. 2. ....................................... 2. ............................................
3. ............................................. 3. ............................................
4. ............................................

Tujuannya :
.................................................................................
1
2
3.2 Matrik Rancangan Aktualisasi Nilai-nilai Dasar PNS
3.2.1 Kegiatan
3.2.2 Kegiatan
3.2.3 Kegiatan

A. RANCANGAN KEGIATAN AKTUALISASI

3
Unit kerja : ruang DR.Soetomo RSUD Arjawinangun
Isu yang diangkat : Belum optimalnya pengkajian nyeri ruang DR.Soetomo RSUD Arjawinangun
Teknik Tapisan Isu : Metode yang digunakan untuk penetapan isu adalah dengan meggunakan AKPK (Aktual,
Kelayakan, Problematika, dan Kekhalayakan)
Gagasan pemecahan isu : Optimalisasi pengkajian nyeri di ruang DR.Soetomo RSUD Arjawinangun
Analisis dengan metode AKPK:
1) Aktual, yaitu isu ini sedang terjadi atau sedang hangat dibicarakan. Isu yang diangkat dalam aktualisasi ini
penulis anggap aktual, karena saat ini sedang terjadi di ruang DR.Soetomo RSUD Arjawinangun. Masih belum
optimalnya pengkajian nyeri di ruang DR.Soetomo RSUD Arjawinangun
2) Kelayakan, yaitu isu ini memiliki daya ungkit tinggi. Menurut penulis, isu ini merupakan isu yang masuk akal
(logis), dan pantas dibahas karena penyelesaian isu ini akan meningkatkan kebermanfaatan yang tinggi baik
dalam pelayanan pasien secara keseluruhan.
3) Problematik, yaitu isu yang menyimpang menjadi atau berpotensi menjadi masalah. Seiring dengan jumlah pasien
baru yang bertambah sehingga tidak optimalnya pengkajian nyeri sehingga apabila nyeri tidak terkaji secara baik
berdampak pada kesalahan therapy yang akan diberikan
4) Kekhalayakan, yaitu penyelesaian isu ini menyangkut hajat hidup orang banyak, masyarakat, atau pelanggan pada
umumnya. Isu ini menyangkut khalayak banyak dan dapat berdampak pada pelayanan ke pasien.

4
5)

Gambar 2 Analisis Gap

1
Tabel .2 Kegiatan

NO KEGIATAN SUMBER

1 Melakukan pengkajian nyeri SKP

2 Menyusun konten materi kuisioner pengkajian tentang nyeri Inovasi

3 Pembuatan media / kuisioner pre test dan post test online dengan Inovasi
google form dan kuisioner tulis

4 Melakukan sosialisasi kepada rekan sejawat perawat terkait inovasi


pengkajian nyeri

5 Melakukan evaluasi pengetahuan perawat tentang pengkajian SKP


nyeri

Melakukan evaluasi tingkat kepatuhan perawat dengan observasi SKP


6

Table Kegiatan

2
Tabel 3 Rancangan Kegiatan
No Kegiatan Tahapan Kegiatan Output/ Hasil Keterkaitan Substansi Kontribusi Terhadap Visi Penguatan
. Mata Pelatihan Misi Organisasi Nilai
Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
a.

Tabel Rancangan Kegiatan

3
B. RANCANGAN JADWAL KEGIATAN

Tabel Jadwal Kegiatan

4
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan

5
DAFTAR PUSTAKA

Anda mungkin juga menyukai