SURVEILANS TIKUS
BERBASIS LABORATORIUM
DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TULAR VEKTOR DAN ZOONOTIK iii
Ucapan terima kasih saya sampaikan kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyelesaian Juknis ini. Namun demikian, saran
dan masukan yang membangun tetap diharapkan kepada semua pihak
guna perbaikan Juknis ini dikemuadian hari.
Halaman
KATA PENGANTAR........................................................................................ iii
TIM PENYUSUN.............................................................................................. v
DAFTAR ISI........................................................................................................ vi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.................................................................... 1
B. Tujuan.................................................................................... 3
C. Sasaran.................................................................................. 4
D. Landasan Hukum.............................................................. 5
BAB IV PENUTUP................................................................... 41
DAFTAR PUSTAKA..................................................................... 42
DIREKTORAT PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT TULAR VEKTOR DAN ZOONOTIK vii
viii PETUNJUK TEKNIS SURVEILANS TIKUS BERBASIS LABORATORIUM
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Tujuan Umum
Tersedianya buku petunjuk teknis untuk digunakan sebagai acuan
dalam penyelenggaraan Surveilans Tikus Berbasis Laboratorium.
2. Tujuan Khusus
D. Landasan Hukum
1. Leptospirosis
2. Pes
2. Penentuan Lokasi
Hari 1:
d. Pemasangan perangkap
Hari 2:
a. Pengambilan tikus, dilakukan pada jam 06.00 pagi
b. Perangkap berisi tikus, diambil tikusnya dengan cara
menempatkan kantong kain (blacu) pada mulut perangkap
rapat di keempat sisinya, setelah itu perangkap diangkat
dibalik lalu tutup perangkap dibuka dan tikus dimasukkan ke
dalam kantong kain. Kantong diikat dan diberi label lapangan.
Hari 3:
a. Pengambilan tikus dilakukan pada jam 06.00 pagi.
b. Perangkap berisi tikus, diambil tikusnya dan seterusnya
dilakukan prosedur yang sama dengan hari kedua.
c. Semua perangkap dibersihkan dari sisa umpan, dicuci dengan
air cucian beras dan dilipat menggunakan tali rafia per 10
perangkap.
D. Prosedur anastesi
G. Prosedur dokumentasi
b. Pengambilan paru-paru
1) Siapkan cryotube 2 ml steril.
2) Paru-paru digunting dengan ukuran 500 mg, kira-kira setengah
cryotube 2 ml.
3) Menggunakan pinset ujung lancip, ambil potongan paru dan
masukkan ke dalam cryotube 2 ml.
4) Tambahkan RNA later ± 550 μl sampai paru terendam semua,
usahakan saat penambahan RNA later pipet tip dalam kondisi
steril dan tidak boleh menyentuh dinding cryotube.
5) Beri stiker label, ditempelkan di dinding cryotube.
c. Pengambilan ginjal
Alat dan bahan terdiri dari jas laboratorium, sarung tangan nitril,
masker, sepatu boot, tissue towel, alkohol 70%, kantong plastik hitam,
plastik biohazard, safety box, selotip dan sekop.
Cara kerja penanganan limbah sebagai berikut:
1) Siapkan kantong plastik hitam, plastik biohazard dan safety
box.
2) Tempatkan masing-masing 1 buah plastik biohazard pada tepi
meja pemrosesan untuk menampung limbah infeksius non
benda tajam, contoh: sarung tangan, kapas, tisu, dll.
3) Ikat erat plastik biohazard jika sudah penuh dengan
menggunakan tali dan amankan dengan isolasi. Disinfeksi
Primer 16rrs F 1 μl
Primer 16rrs R 1 μl
ddH2O 5,5 μl
4. Hold 12ºC ~
10xRT buffer 2 μl
Dntp 0,8 μl
Random primer 2 μl
Multiscribe RT-Enzim 1 μl
ddH2O 4,2 μl
ddH2O 5,5 μl
FL1 primer 1 μl
RL1 primer 1 μl
}
2. Cycle step 1, 7 cycle
30 detik
96ºC
60ºC 35 menit -1ºC/cycle
50 menit
72ºC
}
3. Cycle step 2, 35 cycle
30 detik
96ºC
1 menit -1ºC/cycle
55ºC
50 detik
72ºC
N. Nested PCR tahap kedua dengan primer LF2 dan LR2 dengan
reagen Qiagen hotstart master mix.
1) Siapkan tabung PCR, diberi kode sesuai dengan kode 1st PCR
yang akan diuji.
2) Mix reagent disiapkan sesuai jumlah sampel yang akan
diperiksa seperti tabel dibawah:
}
2. Cycle step 1, 7 cycle
96ºC 30 detik
60ºC 35 menit -1ºC/cycle
72ºC
}
50 menit
3. Cycle step 2, 35 cycle
30 detik
96ºC
1 menit -1ºC/cycle
55ºC
50 detik
72ºC
4. Final extention 72ºC 5 menit
5. Hold 12ºC ~
A. Pengorganisasian
Surveilans tikus berbasis laboratorium membutuhkan
pengorganisasian mulai dari puskesmas, Dinkes Kab/Kota, Dinkes
Provinsi, B/BTKLPP, KKP dan Direktorat P2PTVZ, dengan pembagian
peran sebagai berikut :
1. Puskesmas
- Melakukan perencanaan dan penganggaran pengamatan
dan penyelidikan binatang pembawa penyakit (BP2).
- Melakukan pengamatan dan penyelidikan dalam rangka
pengumpulan spesimen tikus.
- Melakukan preservasi spesimen hasil koleksi.
- Melakukan pencatatan dan pelaporan.
2. Dinkes Kab/Kota
- Melakukan perencanaan dan penganggaran pengamatan
dan penyelidikan binatang pembawa penyakit (BP2).
- Melakukan pengamatan dan penyelidikan dalam rangka
pengumpulan spesimen tikus bersama Puskesmas.
- Melakukan preservasi spesimen hasil koleksi bersama
Puskesmas.
3. Dinkes Provinsi
- Melakukan perencanaan dan penganggaran pengamatan
dan penyelidikan binatang pembawa penyakit (BP2).
- Melakukan pengamatan dan penyelidikan dalam rangka
pengumpulan spesimen tikus bersama Dinkes Kab/Kota.
- Melakukan preservasi spesimen hasil koleksi bersama
Dinkes Kab/Kota.
- Melakukan pengiriman spesimen ke laboratorium.
- Melakukan pembinaan pengamatan dan penyelidikan
binatang pembawa penyakit (BP2) terhadap Dinkes Kab/
Kota.
- Melakukan pencatatan dan pelaporan.
4. KKP
- Melakukan perencanaan dan penganggaran pengamatan
dan penyelidikan binatang pembawa penyakit (BP2).
- Melakukan pengamatan dan penyelidikan dalam rangka
pengumpulan spesimen tikus di wilayah kerjanya.
- Melakukan preservasi spesimen hasil koleksi.
5. B/BTKLPP
- Melakukan perencanaan dan penganggaran pengamatan,
penyelidikan dan pemeriksaan binatang pembawa
penyakit (BP2).
- Melakukan pengamatan dan penyelidikan dalam rangka
pengumpulan spesimen tikus berkoordinasi dengan
Dinkes Provinsi dan Dinkes Kab/Kota.
- Melakukan preservasi spesimen hasil koleksi.
- Melakukan pemeriksaan spesimen tikus berbasis
laboratorium.
- Melakukan pencatatan dan pelaporan.
6. Pusat / Kemenkes RI
- Melakukan perencanaan dan penganggaran pengamatan
dan penyelidikan binatang pembawa penyakit (BP2).
- Melakukan monitoring dan evaluasi pengamatan dan
penyelidikan dalam rangka pengumpulan specimen tikus.
- Melakukan analisis hasil pemeriksaan surveilans tikus
berbasis laboratorium.
- Pengambilan keputusan yang didahului dengan berdiskusi
bersama Komisi Ahli Vektor dan Binatang Pembawa
Penyakit.
Keterangan : DINKES
KAB/KOTA
: Laporan
: Umpan Balik
: Koordinasi
: Kajian PUSKESMAS