Anda di halaman 1dari 13

• Entomologi Kesehatan

• Sjaifuddin, SKM, M.Kes


Perkembangan Entomologi

Ruang Lingkup Entomologi

• Seiring dengan perkembangan ilmu dan pengetahuan yang semakin maju, entomologi (ilmu
yang mempelajari seluk-beluk serangga) turut berkembang pula.

• Entomologi terbagi menurut subbidang seperti entomologi lingkungan, entomologi ekonomi.


entomologi industri, toksikologi insektisida, entomologi makanan, entomologi kedokteran, dan
entomologi forensik.

• Entomologi kedokteran adalah ilmu yang mempelajari serangga dan hewan sejenis seperti
tungau, caplak, dan laba-laba dalam hubungannya dengan kesehatan manusia.

• Entomologi kedokteran selain mencakup kesehatan manusia juga kesehatan hewan.

• Saat ini perkembangan ilmu dan teknologi di bidang kedokteran telah melaju dengan sangat
pesat seiring dengan meningkatnya populasi manusia dan berkembangnya penyakit-penyakit
yang ditularkan oleh serangga.

• Entomologi kini menjadi dasar utama dalam perkembangan entomologi kedokteran di samping
ilmu-ilmu hewan lainnya, seperti arachnologi, akarologi, nematologi, bakteriologi, virologi, dan
mikrobiologi. Ilmu-ilmu ini mempunyai keterkaitan antara sate dengan yang lain dan perlu
dipahami untuk mengetahui hubungan antara serangga dan anggota-anggota artropoda lainnya
dengan patogen penyakit pada manusia dan hewan.

• Perkembangan dalam bidang entomologi modern telah membuka banyak rahasia tentang peran
serta serangga dan anggota-anggota artropoda lainnya dalam hubungannya dengan manusia
dan hewan.

• Serangga merupakan hewan yang paling sukses menempati berbagai habitat kehidupan dan
menjadi hewan yang terbesar dalam jumlah dan jenic species, serta mempunyai peran yang
sangat penting dalam ekosistem dunia.

• Harwood dan James (1979) mengemukakan bahwa tujuan entomologi kedokteran manusia dan
hewan adalah untuk mengendalikan, mencegah, dan bila mungkin mengeradikasi (membasmi)
artropoda yang berhubungan dengan penyakit manusia dan hewan.

• Pepatah tua yang menyebutkan "pencegahan lebih balk daripada pengendalian atau
pengobatan" sangat berarti untuk banyak tipe penyakit pada manusia dan hewan seperti
malaria, demam berdarah, dan tifus.
• Pencegahan penyakit merupakan aksi yang paling tepat, sedangkan pengendalian adalah suatu
kegiatan yang biasanya memerlukan metode khusus, balk itu berupa pengendalian secara kimia
dengan menggunakan pestisida atau bentuk-bentuk pengendalian lainnya seperti kultural,
hayati, mekanik, fisik, dan genetik.

• Salah satu aspek penting dalam program pencegahan ialah sanitasi lingkungan yang sebetulnya
merupakan bagian dari cara pengendalian kultural.

Peran Serangga bagi Kesehatan

• Agen Langsung

 Entomofobia (Entomophobia)

 Pengganggu Ketenteraman (Annoyance)

 Kehilangan Darah (Blood Loss)

 Envenomisasi (Envenolnization)

 Dermatosis (Derinatosis)

 Myiasis (Myiasis)

 Alergi (Allergy)

 Penyakit Mata (Eye Disease)

 Parasit (Parasite)

• Agen Tidak Langsung/Vektor penyakit

 Pembawa Mekanik (Mechanical Carriers)

 Vektor Obligat (Obligatory Vectors)

 Inang Antara (Internietliate Hosts)

 Pembawa Phoretik (Phoretic Carriers)

Sejarah Entomologi

• Sejak zaman firaun, raja Mesir, sekitar 1491 sebelum Masehi peran serangga terhadap
kesehatan manusia telah dikenal.

• Sebagaimana tertulis dalam Kitab Keluaran 8:16-24, Tuhan menghukum bangsa Mesir dengan
mengirimkan tulah ketiga berupa kutu-kutu manusia (nyamuk-nyamuk), "...maka nyamuk-
nyamuk itu hinggap pada manusia dan pada binatang. Segala debu tanah menjadi nyamuk di
seluruh tanah Mesir." (Keluaran 8:17).
• Kemudian sebagai tulah keempat, Tuhan menghukum bangsa itu dengan mengirim lalat pikat,
maka datanglah banyak pikat ke dalam istana Firaun dan ke dalam rumah pegawai-pegawai dan
ke seluruh tanah Mesir, negeri itu menderita karena pikat itu.(Keluaran 8:24).

• Diduga bahwa yang dikatakan nyamuk dan pikat dalam tulisan tersebut adalah jenis-jenis kutu
manusia atau pinjal.

• Namun ada pula kemungkinan merupakan jenis-jenis lalat atau nyamuk penggigit.

• Pada 1347 suatu wabah penyakit menyerang hampir seluruh Eropa.

• Sekitar sepertiga populasi manusia di Eropa menemui ajal karena wabah itu.

• Wabah yang dikenal dengan sebutan coati hitam (black death) atau wabah bubonik (bubonic
plague) ini menyebabkan ketakutan besar dan kematian. Cartwright (1991) menyatakan bahwa
wabah penyakit tersebut memberi dampak yang lebih besar bagi masa depan Inggris
dibandingkan dengan negara-negara Eropa yang lain.

• Penyakit ini disebarkan oleh pinjal tikes yang kini dikenal sebagai Xenopsylla cheopis (Pulicidae).

• Mercurialis, mulai tahun 1577 menyatakan keyakinannya bahwa lalat dapat menularkan
penyakit dari tubuh orang sakit atau yang sudah meninggal ke orang lain melalui makanan yang
dihinggapi.

• Pada 1587, seorang Brazil bernama Gabriel Soaves de Souza menyatakan bahwa lalat mengisap
racun dari penyakit patek (Framboesia tropica) dan meninggalkannya pada luka yang terdapat
pada orang sehat (Harwood & James, 1979).

• Penemuan mikroskop terutama oleh Antony van Leetinwenhoek pada pertengahan abad ke-17
membuka era baru bagi mikrobiologi (Carpenter, 1961).

• Dengan adanya penemuan tersebut orang dapat melihat mikroorgamsme seperti protozoa dan
bakteri dengan pembesaran sampai 200 kali.

• Penemuan mikroskop juga telah membuka jalan bagi pengembangan entomologi kedokteran.
Pada 1769 Edward Bancroft mengemukakan teori yang sama seperti yang telah disampaikan
oleh de Souza.

• Pada 1907 Castellani membuktikan kebenaran hipotesis tersebut dengan mendemonstrasikan


bahwa lalat merupakan agen yang menularkan penyakit patek yang disebabkan oleh Treponema
pertenue (Harwood & James, 1979).

• Pada akhir abad ke-19, entomologi kedokteran telah berkembang dengan lebih cepat ditandai
dengan semakin banyaknya penemuan berbagai jenis penyakit manusia dan hewan yang
terbukti dapat ditularkan oleh serangga.
• Pada 1878, Patrick Manson menemukannematoda, Witchereria bancrofti daladalam tubuh
nyamuk Culex pipiens quinquefasciatus, yang kemudian bersama dengan para ahli lainnya
membuktikan bahwa nyamuk ini merupakan vektor penyakit filariasi (kaki gajah) pada manusia.

• Pada 1880, Laveran menemukan penyebab penyakit malaria pada manusia, yaitu Plasodiiiin
malariae yang hidup sebagai pan sit dalam sel darah merah manusia.

• Medical Entomology telah berkernbang dengan eukup pesat dan tidak hanya terbatas pada
penyakitpenyakit yang ditularkan oleh serangga, tetapi mencakup berbagai hal tentang
hubungan antara kesehatan dan kesejahteraan manusia dan hewan dengan serangga.


Pengklasifikasian Serangga

Ciri-Ciri Umum Serangga (Insekta)

• Serangga termasuk dalam filum Artropoda, kelas Insekta yang merupakan kelas terbesar dilihat
dari segi jumlah spesies untuk semua filum dalam kerajaan binatang.

• Ciri-ciri khas dari bentuk dewasa kelas Insekta (Heksapoda) adalah sebagai berikut.

 Bagian luar tubuh tertutup oleh lapisan keras disebut integumen atau eksoskeleton.

 Tubuh terdiri dari tiga segmen, yaitu kepala (caput), dada (toraks), dan perut (abdomen).

 Kepala biasanya memiliki satu pasang antena, satu pasang mandibel, memiliki maksila dan
labium, serta biasanya mempunyai satu pasang mata majernuk.

 Pada bagian dada terdapat tiga pasang tungkai dan satu atau dua pasang sayap; sering tanpa
sayap.

 Abdomen atau perut biasanya tidak memiliki tungkai, kecuali pada bentuk pradewasa terutama
anggota-anggota dari ordo Lepidoptera ada yang bertungkai semu.

 Struktur dari sistem pencernaan makanan berbentuk tabung.

 Sistem peredaran darah terbuka.

 Sistem pernapasaii melalui trakea dan terbuka pada bagian luar melalui spirakel.

 Biasanya mengalami proses metamorfosis.

• Eksoskeleton (Integument)

 Fungsi integumen adalah untuk melindungi tubuh dari bagian luar serta mengatur masuk atau
keluarnya air dari dalam tubuh serangga.

 Integumen terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu kutikel, epidermis, dan membran dasar.
 Salah satu komponen utama kutikel adalah kitin, yaitu senyawa yang dekat dengan selulosa.

 Bagian luar kutikel disebut epikutikel yang mengandung lipida dan polifenol berfungsi untuk
mencegah masuk keluarnya air.

 Pada bagian dalam epikutikel yang tipis terdapat eksokutikel tempat terjadi proses sklerotisasi
dan bagian paling dalam adalah endokutikel.

 Saluran pori (pore can(d) yang terdapat dalam integumen membantu proses deposisi bagian-
bagian dari epikutikel.

 Pada bagian permukaan integumen juga dilengkapi dengan indra-indra penerima (sensory
receptor) yang disebut seta.

 Seta berfungsi sebagai alat penerima taktil (alat peraba) dan penerima kimia (chemoreceptor).

 Selain itu, terdapat juga struktur indra lainnya, yaitu organ timpanik (pendengaran) dan
penerima cahaya, (photoreceptor).

• Kepala

 Terdiri atas satu pasang mata majemuk, satu pasang antena, dan satu pasang alat-alat mulut
(mandibel, maksila, dan labium).

 Kumpulan organ-organ tersebut berguna untuk memenuhi fungsi :

(1) mengunyah makanan,

(2) indra persepsi,

(3) koordinasi aktivitas tubuh, dan

(4) menjaga pusat-pusat koordinasi tubuh.

 Kepala terdapat sepasang antena yang berfungsi sebagai alat indra untuk mencium, penunjuk
jalan, pendengaran, dan indra lainnya

 Sepasang mata majemuk adalah penerima cahaya utama (photoreceptor) yang berfungsi untuk
melihat dari segala arah.

 Masingmasing penerima, cahaya terdiri dari penerima tunggal yang disebut onzinatidia.

 Jumlahnya bervarlasi, mulai dari satu seperti pada semut sampai puluhan ribu ommatidia
seperti pada capung.

 Alat-alat mulut serangga sangat bervariasi, tetapi pada dasarnya terdiri dari

(1) sepasang mandible


(2 Maksila, dan

(3) labium.

 Ada beberap modifikasi serangga.

 Tipe mengunyah (chewing)

 Memotong-menyerap (cutting and sponging)

 Menyerap (sponging)

 Menyedot (siphoning)

 Merobek-mengisap (piercing –sucking)

 Mengunyah-menelan (chewing-lapping)

 Menusuk-mengisap (rasping-sucking)

• Toraks (Dada)

 Dada terdiri dari tiga segmen, yaitu

 protoraks,

 mesotoraks, dan

 metatoraks.

 Satu pasang spirakel yang terbuka ke sistem pernapasan terdapat di antara protoraks dan
mesotoraks dan satu pasang antara mesotoraks dan metatoraks.

 Tungkai

 Setiap segmen toraks serangga dewasa dilengkapi dengan satu pasang tungkai yang berfungsi
untuk pergerakan.

 Beberapa tipe tungkai serangga adalah (1) ambulatorial, (2) cursorial, (3) saltatorial, (4)
raptorial, (5) natatorial, (6) fossorial, dan (7) clasping (Elzinga, 1981).

 Sayap

 Jumlah sayap ada yang satu pasang, ada juga, yang dua pasang.

 Fungsi sayap adalah untuk terbang dan proteksi diri.

 Bentuk sayap serangga sangat beragam.


 Ada yang tipis dan bersifat membranes seperti yang terdapat pada lalat, nyamuk, tawon,
ngengat, dan kupukupu

• Abdomen (Perut)

 Abdomen atau perut serangga terdiri dari 9-11 segmen.

 Delapan segmen depan dari abdomen biasanya memiliki satu pasang spirakel.

 Pada bagian tubuh ini terdapat alat-alat yang vital bagi serangga, yaitu jantung, antung, isi perut,
dan organ-organ untuk reproduksi

 Bagian ujung abdomen wring terdapat tonjolan yang disebut cerci.

• Struktur Internal Serangga

 Bagian dalam tubuh serangga terbungkus oleh lapisan luar yang keras disebut eksoskeleton.

 Isi tubuh bagian dalam serangga adalah

 cairan haemocoele yang mengandung cairan darah yang tidak berwama serta

 organ-organ sistem pencernaan makanan,

 sistem persarafan,

 peredaran darah, serta

 sistem perototan.

 Pada beberapa jenis serangga seperti anggota-anggota dari Chironomidae (Diptera), plasma
darahnya mengandung pigmen yang serupa dengan haemoglobin.

 Sistem pencernaan makanan berbentuk tabung.

 Makanan masuk ke dalam tubuh melalui mulut ke usofagus (kerongkongan), kemudian ke dalam
perut tengah, ke perut belakang, dan keluar sebagai kotoran melalui anus.

 Sistem peredaran darah serangga adalah sistem peredaran darah terbuka.

 Serangga tidak memiliki jantung, tetapi suatu rongga yang memanjang pada bagian dorsal (atas)
yang bertindak sebagai jantung yang bervibrasi atau bergerak melalui ostium (jantung)

 Sistem pernapasan terdiri dari tabung-tabung udara yang disebut trakea dan membentuk
cabang-cabang di seluruh bagian tubuh dan tonjolan-tonjolan (appendages), kemudian keluar
melalui spirakel.
• Klasifikasi Serangga

 Subkelas Apterygota mencakup ordo-ordo serangga yang tidak bersayap, memiliki struktur
primitif tanpa metamorfosis.

 Subkelas Pterygota meliputi ordo-ordo serangga yang bersayap meskipun ada juga yang tidak
bersayap seperti kutu dan pinjal yang kehilangan sayap selama proses evolusi

 Subkelas ini terdiri dari dua devisi, yaitu

 Exopterygota (Hemimetabola) yang memiliki metamorfosis sederhana dan

 Endopterygota (Holometabola) yang memiliki metamorfosis sempurna.

• Ordo-ordo yang berada dalam devisi Hemimetabola adalah

 Ordo Ephemeroptera (lalat sehari)

 Ordo Odonata (capting)

 Ordo Plecoptera (lalat batu)

 Ordo Grylloblattodea (anjing tanah)

 Ordo Orthoptera Oangkrik dan belalang)

 Ordo Phasmida (serangga kayu)

 Ordo Dermaptera (cocopet)

 Ordo Embioptera

 Ordo Dictyoptera (kecoak)

 Ordo Isoptera (rayap)

 Ordo Zoraptera

 Ordo Psocoptera

 Ordo Mallophaga (kutu penggigit)

 Ordo Siphunculata= Anoplura (kutu pengisap)

 Ordo Hemiptera (kepik busuk)

 Ordo Thysanoptera (thrips)

• Ordo-ordo yang termasuk dalam divisi Endopterygota di antaranya adalah sebagai berikut.
 Ordo Neuroptera (undue-undue)

 Ordo Mecoptera (lalat scorpion)

 Ordo Trichoptera (lalat kadis)

 Ordo Lepidoptera (kupu-kupu dan ngengat)

 Ordo Diptera (nyamuk, lalat)

 Ordo Siphonaptera (pinjal)

 Ordo Hymenoptera (semut, lebah, tawon)

 Ordo Coleoptera (kumbang)

 Ordo Strepsiptera

 Sebagal catatan, ordo-ordo yang diberi tanda bintang merupakan

 ordo-ordo serangga penting dalam dunia kedokteran.

• Ordo-Ordo serangga Kedokteran

 Ordo Dictyoptera (Kecoak)

 Ordo Mallophaga (Kutu penggigit)

 Ordo Anoplura/Phthiroptera (Kutu Pengisap)

 Ordo Hemiptera (Kepik)

 Ordo Lepidoptera (Kupu-Kupu dan Ngengat)

 Ordo Diptera (Nyamuk dan Lalat)

 Ordo Siphonoptera (Pinjal)

 Ordo Hymenoptera (Semut, Lebah, Tawon)

 Ordo Coleoptera (Kumbang)


Serangga Sebagai Agen
Langsung Penyebab Penyakit

• Entomofobia
 Entomofobia adalah ketakutan yang tidak logic atau yang mengadaada terhadap serangga tanpa
adanya gigitan atau infestasi (invasi parasitoid)

 Delusion parasitosis, yaitu penderita percaya bahwa ada gigitan atau infestasi yang terjadi
padahal sebetulnya tidak ada.

 Termasuk dalam entomofobia adalah rasa takut terhadap laba-laba, tungau, atau objek sejenis.

• Definisi yang benar untuk entomofobia adalah sebagai berikut.

 Rasa takut tidak logis yang dialami terus-menerus oleh seseorang dan keinginan untuk menjauhi
serangga, tungau, laba-laba, atau objek fobik lainnya.

 Kondisi yang menyulitkan karena adanya gangguan meskipun yang bersangkutan sadar bahwa
rasa takut itu sudah berlebihan atau tidak masuk akal.

 Tidak sebagai akibat dari gangguan mental seperti schizophMnia (gangguan psikis).

• Pengganggu Ketenteraman (Annoyance and Nuiscense)

 Kehadiran serangga seperti kumbang, kecoak, semut, dan berbagai jenis nyamuk sebagai
serangga-serangga pengunjung rumah (s,vnantroplj) dapat mengganggu ketenteraman manusia.

 Lalat yang sering kali masuk ke dalam rumah dalam jumlah yang besar dan semut yang
berkeliaran dalam rumah atau bersarang dalam rumah, sangat mengganggu ketenteraman
hidup.

 Kecoak yang hidup bersarang dalam lemari-lemari dapur atau gudang-gudang penyimpanan
dapat mengganggu ketenteraman dan sanitasi dalam rumah

• Penggigit dan Pengisap Darah

 Banyak jenis serangga yang hidup dengan menusuk dan mengisap darah hewan dan manusia.

 Jenis-jenis nyamuk Culex spp., Aedes spp., dan Anopheles spp. meskipun tidak selalu menjadi
vektor penyakit, dapat mengigit dan mengisap darah manusia.

 Bekas-bekas tusukan nyamuk yang mengisap darah dapat menjadi sumber infeksi oleh penyakit
lain.

 Di Sulawesi Utara gigitan nyamuk Culex sp. yang berwarna hitam dan berukuran agak besar
wring menggigit manusia pada waktu sore menjelang malam.

• Sakit pada Organ Indra

 Sejumlah serangga terutama yang berukuran kecil dan dapat terbang, secara tidak sengaja
dapat masuk ke dalam mata.
 Lalat-lalat kecil anggota Chloropidae seperti Siphunculina sp. dan Hippelates sp. yang dikenal
dengan nama "lalat mata" serta

 Kumbang kecil anggota dari Staphylinidae dapat masuk ke dalam mata.

 Umurnnya serangga tersebut mengandung cairan yang mengakibatkan iritasi mata.

 Mata biasanya menjadi merah dan terasa sakit atau gatal. Jenis lalat ini tertarik ada cairan mata.

 Kesakitan pada mata juga terjadi bila seseorang secara tidak sengaja terkena sisik dari larva lalat
domba,

 Oestrus ovis atau oleh sisik dari larva Limacolidae, yaitu Darna spp.

 Serangga–serangga yang berukuran kecil juga dapat masuk ke dalam telinga dan mengakibatkan
terjadinya pelukaan atau gatal-gatal dalam lubang telinga.

 Jenis-jenis tungau terutama tungau anjing (Rhipicephalus sanguineusl) biasanya menginfestasi


telinga anjing dalam jumlah yang besar, menutup lubang telinga, mengisap darah, dan dapat
merusak indra pendengaran anjing.

• Envenomizasi

 Envenomisasi adalah keracunan akibat gigitan atau sengatan hewan yang mengeluarkan racun,
baik dari jenis artropoda maupun hewan lain seperti ular.

 Venom adalah toksin atau zat racun yang diinjeksikan pada organisms lain dengan menggunakan
aparatus khusus yang terhubung dengan kelenjar yang menghasilkan venom

 Gigitan atau sengatan hewan berbisa pads manusia dapat mengakibatkan keracunan hingga
kematian.

 Gejala awal gigitan dan sengatan biasanya berupa rasa sakit, kram, dan pembengkakan pada
bagian tubuh yang digigit atau disengat serangga.

 Pembengkakan sering diikuti oleh perubahan warna kulit menjadi merah di sekitar gigitan atau
sengatan.

 Berikut adalah beberapa famili penting yang dapat menggigit atau menyengat manusia.

 Famili Apidae (Lebah)

 Famili Vespidae (tawon)

 Famili Formicidae (Semut)


 Famili Culicidae (Nyamuk)

 Famili Cimicidae (Kutu Busuk)

 Famili Cimicidae (Kutu Busuk)

• Alergi

 Alergi adalah suatu reaksi patologis yang dibesarkan (seperti gatalgatal, kesulitan bernapas, atau
bersin) akibat adanya suatu senyawa atau situasi atau status fisik yang sering tanpa dapat
memberi pengaruh apaapa bagi kebanyakan individu.

 Reaksi anaphylactic atau hipersensitivitas biasa terjadi akibat sengatan lebah atau tawon.

 Gejala yang terjadi akibat alergi anaphylactic adalah gatal-gatal, lemahnya tubuh, mengantuk,
hipotensi, kesulitan bernapas, bersin, mual (nausea), muntah, kram pada perut, dan tidak
sadarkan diri.

• Sekresi Berbau Busuk

 Serangga, terutama ordo Hemiptera, Blatidae, dan Coleoptera, dapat mengeluarkan bau busuk
yang juga dapat berupa zat racun.

 Bau ini diproduksi oleh kelenjar kulit.

 Sebenarnya bau busuk tersebut merupakan bagian dari mekanisme untuk mempertahankan diri
dari musuh-musuh alami seperti burung dan serangga-serangga yang menjadi predator mereka.

 Walang sangit, Leptocorisa acuta (Coreidae: Hemiptera), merupakan salah satu jenis kepik yang
merupakan hama penting pada tanaman padi.

• Miasis

 Miasis adalah istilah yang digunakan untuk adanya infeksi pada organ atau jaringan aringan
tubuh manusia atau hewan oleh larva-larva lalat (maggot).

 Miasis banyak ditemukan pada hewan, tetapi sangat jarang pada manusia.

 Infestasi larva lalat pada manusia dapat terjadi bila seseorang menelan buah atau makanan yang
kebetulan mengandung telur atau larva lalat

 Dari segi klinis, miasis manusia telah diklasifikasi oleh Zumpt (1965) dan James (1947) sebagai
berikut :

 Maggot (larva Diptera) pengisap darah

 Miasis kulit dan kulit dalam (cutaneous).


 Miasis pada saluran pernapasan (nasophaiyngecil).

 Miasis intestine (intestinal).

 Miasis pada saluran kencing (urinogenital).

 Banyak jenis buah-buahan seperti mangga, nangka, belimbing, jambu air, dan jambu biji yang
sangat peka terhapat infestasi larva lalat buah.

 Oleh karena itu, bukan sesuatu yang tidak mungkin kalau banyak orang yang telah makan buah
yang di dalamnya terdapat larva-larva lalat buah.

Anda mungkin juga menyukai