Hal
1. Formula Abbot
Rumus perhitungan untuk menentukan persen kematian
terkoreksi
2. Animal bait trap
Metode untuk koleksi nyamuk vektor (khususnya untuk vektor
malaria) menggunakan umpan binatang ternak (sapi, kerbau
dan ternak lain yang memungkinkan) yang ditempatkan didalam
kelambu.
3. Daerah Endemis
Wilayah dengan kejadian penyakit yang sama selama tiga tahun
berturut-turut
4. Discriminating Dose
Dosis insektisida murni tertentu yang dilarutkan dalam
pelarut yang dipaparkan pada bagian tubuh nyamuk uji untuk
membedakan proporsi sampel dari populasi nyamuk yang rentan
dan resisten secara fenotip.
5. Discriminating consentration
Konsentrasi insektisida yang dipaparkan pada waktu tertentu
digunakan untuk membedakan proporsi sampel dari populasi
nyamuk yang rentan dan resisten secara fenotip. Yang ditulis
sebagai persentase ingridien aktif per unit volume yang pelarut
minyak yang diaplikasikan pada kertas tes dalam jumlah unit
tetap.
1.2 Tujuan
1. Memberikan panduan pada kegiatan monitoring resistensi
nyamuk vektor terhadap insektisida
2. Standarisasi metode pengujian kerentananvektor terhadap
insektisida
3. Standarisasi pelaporan pengujian kerentanan vektor
terhadap insektisida
4. Sebagai bahan pertimbangan kebijakan penggunaan
insektisida
1.1.2. Waktu
Kegiatan monitoring resistensi insektisida dilaksanakan satu
tahun sekali pada setiap kabupaten/kota atau KKP, melalui uji
kerentanan vektor terhadap insektisida. Kegiatan uji kerentanan
ini dapat dilaksanakan selama 6-12 hari tergantung lokasi
survei/ pengujian. Lama kegiatan tersebut termasuk survei larva,
penangkapan nyamuk, identifikasi spesies dan pelaksanaan
uji. Pelaksanaan monitoring resistensi dilakukan pada puncak
kepadatan nyamuk, atau bila data kepadatan nyamuk tidak
tersedia, kegiatan dilakukan satu bulan sebelum puncak jumlah
kasus malaria atau arbovirosis berdasarkan laporan tahun
sebelumnya.
Lakukan pengujian
Tahap 3 :
Synergist PBO -insecticide bioassay Molecular atau biochemical
Membandingkan paparan insektisida assays
6
dengan synergist-insecticide Hasil dan interpretasi
PANDUAN MONITORING RESISTENSI VEKTOR TERHADAP INSEKTISIDA
Kematian nyamuk kematian nyamuk uji Kaji resistensi pada Hasil dan
uji pada pada Insecticide- alel proses
insecticide- synergist lebih tinggi lainnya
synergistlebih dari hanya 0% >0%
rendah dari hanya insektisida: frekuensi frekuensi
insektisida: Mekanisme alel alel
Mekanisme metabolik terlibat
metabolik tidak
terbukti
Uji kerentanan dengan dosis 10x
Tahap 3 :
Synergist PBO -insecticide bioassay Molecular atau biochemical
Membandingkan paparan insektisida assays
dengan synergist-insecticide Hasil dan interpretasi
Kematian nyamuk kematian nyamuk uji Kaji resistensi pada Hasil dan
uji pada pada Insecticide- alel proses
insecticide- synergist lebih tinggi lainnya
synergistlebih dari hanya 0% >0%
rendah dari hanya insektisida: frekuensi frekuensi
insektisida: Mekanisme alel alel
Mekanisme metabolik terlibat
metabolik tidak
terbukti
A-B
AI = X 100
100 - B
AI = % Kematian nyamuk uji setelah dikoreksi
A = % Kematian nyamuk uji
B = % Kematian nyamuk kontrol
d. Apabila persentasi kematian nyamuk kontrol lebih dari
10%, maka pengujian ini dianggap gagal dan harus diulang
lagi.
e. Kriteria Status Kerentanan
Tingkat kerentanan vektor ditentukan berdasarkan
persentase kematian nyamuk uji setelah periode
pengamatan/pemeliharaan 24 jam (WHO 2016).
- kematian nyamuk uji ≥ 98% dinyatakan rentan
Ciri khusus ;
comb terusun
beraturan
dan berduri
seperti trisula
Ciri khusus ;
comb terusun
beraturan
dan berdu-
ri seperti
jarum, lurus
A. Prosedur pengenceran
1. Pengenceran temephos 156,25 mg/L
- Mengambil dengan pipet temephos 156,25 mg/L
sebanyak 1 ml (menggunakan mikropipet).
- Menambahkan ke dalam aquades 249 ml sehingga
didapatkan konsentrasi 0.625 mg.
2. Pengenceran temephos 31,25 mg/L
- Mengambil dengan pipet temephos 31,25 mg/L
sebanyak 1 ml (menggunakan mikropipet).
- Menambahkan ke dalam aquades 249 ml sehingga
didapatkan konsentrasi 0.125 mg/L.
Dosis Konsentrasi
Larvasida Jenis
(mg/L) Diagnostik (mg/L)
Bacillus thuringiensis israelensis Bakteri 1-5 2-10
strain AM 65-52 (3000 ITU/mg)
1 Jam 24 Jam
Jumlah % Jumlah %
Ulangan I :
Ulangan II :
Ulangan III :
Ulangan IV :
Jumlah :
Kontrol I :
Kontrol II :
Jumlah :
4.1. Pelaporan
Semua institusi/penyelenggaran uji kerentanan melaporkan
kepada pusat (Direktorat P2PTVZ), yang dilaporkan secara berjenjang
dari Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota, selanjutnya ke Dinas Kesehatan
Provinsi dan ke pusat (Direktorat P2PTVZ), sebagaimana alur pelaporan
sebagai berikut:
Form 1 : Formulir uji kerentanan nyamuk dewasa dari data lapangan dengan
metode WHO susceptibility test
Ulangan Ulangan Ulangan Ulangan Jumlah Ulangan Kontrol Kontrol Jumlah Kontrol
1 2 3 4 (1+2+3+4) 1 2 (1+2)
Jumlah % Jumlah %
Jumlah
nyamuk mati
Jumlah
nyamuk hidup
Petugas 1 Petugas 2
Tanggal:……………………… Tanggal:………………………
Insektisida: _______________________________________________________________