FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
USULAN PENELITIAN
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
i
PEMBERIAN GEL EKSTRAK DAUN MANGKOKAN
(Nothopanax scutellarium L.) 25% MENINGKATKAN
JUMLAH FOLIKEL DAN MEMPERCEPAT
PERTUMBUHAN RAMBUT KELINCI JANTAN YANG
TERPAPAR SINAR ULTRAVIOLET B
PROGRAM MAGISTER
PROGRAM STUDI ILMU BIOMEDIK
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2022
ii
Lembar Pengesahan
Pembimbing I : Pembimbing II :
Dr. dr. I Gusti Nyoman Darmaputra ,Sp.KK(K).,FINSDV Dr. dr. Luh Putu Ratna Sundari, M.Biomed
NIP. 198001182009121003 NIP.197509042008012005
Mengetahui,
Dr. dr. I. Made Muliarta, M.Kes Dr. dr. Komang Januartha Putra Pinatih,M.Kes
NIP.197601262003121001 NIP.196701221996011001
iii
Tesis Ini Telah Diuji Dan Dinilai Oleh Panitia Penguji Pada
Pada Tanggal :
No : ..........................
Tanggal : .....................
Tim Penguji :
iv
DAFTAR ISI
Halaman
SAMPUL DALAM......................................................................................... i
LEMBAR PRASYARAT GELAR ............................................................... ii
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iii
PENETAPAN PANITIA PENGUJI ............................................................ iv
DAFTAR ISI................................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR......................................................................................viii
DAFTAR SINGKATAN ............................................................................... ix
v
2.2.4 Faktor Yang Mempengaruhi Pertumbuhan Rambut...................... 19
2.2.4.1 Hormon ............................................................................. 19
2.2.4.2 Nutrisi ............................................................................... 19
2.2.4.3 Vaskularisasi ..................................................................... 20
2.2.4.4 Usia (Penuaan) .................................................................. 20
2.2.5 Rambut Rontok ( Hair Lost) ....................................................... 20
2.3 Sinar Ultraviolet (UV) ......................................................................... 22
2.3.1 Sinar Ultraviolet B....................................................................... 22
2.3.2 Efek UV B Terhadap Rambut...................................................... 23
2.4 Daun Mangkokan (Nothopanax scutellarium L.) ................................ 25
2.4.1 Tanaman Mangkokan .................................................................. 25
2.4.2 Kandungan Daun Mangkokan ..................................................... 26
2.4.3 Manfaat Daun Mangkokan Pada Pertumbuhan Rambut ............. 26
2.5 Hewan Coba : Kelinci Putih ................................................................ 28
2.5.1 Taksonomi Kelinci ...................................................................... 30
2.5.2 Karakteristik Umum Kelinci ....................................................... 30
vi
4.3.3 Teknik Pengambilan Sampel ................................................... 39
4.4 Variabel Penelitian................................................................................ 40
4.4.1 Identifikasi Variabel ................................................................ 40
4.4.2 Hubungan Antar Variabel ........................................................ 40
4.4.3 Definisi Operasional Variabel ................................................. 41
4.5 Alat, Bahan Penelitian, dan Hewan Percobaan.................................... 43
4.5.1 Alat Penelitian ....................................................................... 43
4.5.2 Bahan Penelitian .................................................................... 44
4.5.3 Hewan Percobaan ................................................................... 44
4.6 Prosedur Penelitian .............................................................................. 45
4.7 Alur Penelitian ..................................................................................... 49
4.8 Analisis Data ....................................................................................... 50
LAMPIRAN ..............................................................................................
vii
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Anatomi Rambut ........................................................................ 14
Gambar 2.2 Gambaran Histologi Folikel Rambut .......................................... 16
Gambar 2.3 Siklus Pertumbuhan Rambut ...................................................... 18
Gambar 2.4 Efek Radiasi UVB Terhadap Folikel Rambut ............................ 24
Gambar 2.5 Daun Mangkokan (Nothopanax scutellarium L.)........................ 26
Gambar 2.6 Kelinci Putih (Oryctolagus cuniculus)........................................ 31
Gambar 3.1 Konsep Penelitian ....................................................................... 34
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian ................................................................. 36
Gambar 4.2 Hubungan Antar Variabel Penelitian ......................................... 40
Gambar 4.3 Alur Penelitian ............................................................................ 49
DAFTAR SINGKATAN
ix
VEGF = Vascular endothelial growth factor
x
BAB I
PENDAHULUAN
Menjadi tua merupakan suatu hal yang alamiah yang pasti terjadi pada
setiap makhluk hidup termasuk manusia. Semua orang akan mengalami proses
bahwa proses penuaan itu adalah hal yang wajar terjadi dan membiarkan berbagai
interaksi dari pengaruh lingkungan dan berbagai sistem dalam tubuh dimana
memperbaiki diri atau mengganti diri dan mempertahankan struktur dan fungsi
normalnya. Ada banyak faktor yang menyebabkan orang menjadi tua, dan dengan
semakin bertambahnya usia, maka akan terjadi penurunan berbagai fungsi organ
tubuh dan terjadinya perubahan fisik, baik tingkat seluler, organ, maupun sistem
pada tubuh, karena terjadinya proses penuaan. Faktor-faktor penyebab penuaan ini
meliputi terbentuknya radikal bebas yang dapat merusak sel, penurunan efisiensi
1
sel dan penurunan sistem imun, hormon yang berkurang, proses glikolisis,
metilasi
2
3
DNA dan apoptosis. Faktor eksternal meliputi gaya hidup yang tidak sehat, stress,
2011).
Proses penuaan ini terjadi pada seluruh jaringan dan organ di dalam tubuh,
termasuk pada rambut. Rambut pada orang yang lebih tua akan mengalami
penipisan dan batang rambut menjadi lebih rapuh oleh karena menurunnya
regenerasi pertumbuhan rambut (Buffoli et al., 2014). Pada usia 40-50 tahun
elastisitas rambut dan kutikula rambut juga menjadi lebih rapuh sehingga rambut
mulai mudah rontok (Takahashi et al., 2015). Rambut yang mengalami proses
penuaan non androgen pada umur diatas 60 tahun terdapat penurunan progresif
dalam jumlah folikel anagen dan diameter rambut (Fischer et al., 2012). Pada
orang usia lanjut akan cenderung mengalami penurunan diameter folikel rambut
akibat dari berkurangnya jumlah dan aktivitas dari stem cell folikel rambut
menonjol pada kulit. Radiasi UV telah banyak diketahui bertanggung jawab atas
banyak efek biologis mulai dari sengatan matahari akut hingga kanker kulit
mereka, radiasi UV dibagi menjadi UVC (200-280 nm), UVB (280-315 nm), dan
UVA (315-400 nm) (Fischer et al., 2012). Karena UVB memiliki lebih banyak
energi intrinsik daripada UVA, sinar UVB telah lama dianggap bertanggung
jawab atas sebagian besar fotoaging pada manusia. Sementara konsekuensi dari
dan elastosis telah diketahui dan diakui secara general, efek UV terhadap penuaan
kronis pada kulit dapat memberikan efek merusak tidak langsung pada
pertumbuhan rambut, misalnya pada kulit kepala yang botak dan terbakar
Untuk mencegah efek penuaan rambut yang diakibatkan oleh radiasi sinar
sakit kepala, vertigo, edema sampai hipotensi (Messenger and Rundegren, 2009).
Penggunaan bahan herbal telah diterima secara luas di negara berkembang dan
5
negara maju pada bidang pengobatan maupun pada bidang kosmetik. Hal ini
karena dipercaya bahwa bahan herbal alamiah memiliki potensi yang cukup baik
tetapi juga memiliki efek dalam mempercepat proses penyembuhan luka, anti
(Setyoningsih, 2004). Penelitian yang lebih baru menunjukkan bahwa hair tonic
dengan variasi konsentrasi 25%, 35% dan 45% menemukan bahwa konsentrasi
antivirus dan antioksidan (Panche et al., 2016). Radikal bebas merupakan salah
meningkatkan pertumbuhan rambut (Awe dan Makinde, 2009). Studi lain juga
papilla dermal di folikel rambut dengan meningkatkan proliferasi dan efek anti-
apoptosis yang dapat merangsang pertumbuhan rambut pada fase anagen (Rifkia
et al., 2017). Peran flavonoid pada aktivitas pertumbuhan rambut disebabkan oleh
dan hepatocyte growth factors (HGF), faktor-faktor ini memiliki efek merangsang
membentuk busa yang berarti mampu membersihkan kulit dari kotoran serta
sifatnya sebagai counter iritan, yang dapat meningkatkan sirkulasi darah perifer
suplai zat makanan bertambah (Purwantini et al., 2008; Jubaidah et al., 2018).
folikel rambut. Selain itu, penelitian sebelumnya menggunakan kelinci yang tidak
mengalami penuaan dan tidak diinduksi penuaan seperti induksi radiasi sinar
UVB. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian yang menguji efek gel ekstrak
jumlah folikel rambut kelinci jantan yang terpapar sinar ultraviolet B. Penggunaan
konsentrasi 25% didasarkan atas penelitian yang telah dilakukan sebelumnya yang
Hasil penelitian ini secara umum dapat dijadikan dasar teoritik mengenai
mencegah timbulnya salah satu gejala penuaan oleh karena paparan ultraviolet,
yaitu rambut rontok dan kebotakan. Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat
menjadi dasar ilmiah untuk penelitian selanjutnya pada manusia (uji klinis)
KAJIAN PUSTAKA
2.1 Penuaan
Setiap mahluk hidup pasti akan menua atau menjadi tua. Proses ini tidak
dapat dihindari dan dijauhi. Di mana dengan bertambahnya usia seseorang , secara
alami berbagai fungsi tubuh akan mengalami penurunan, sehingga kita harus
Ada banyak faktor yang menyebabkan orang menjadi tua yaitu melalui
proses penuaan, sakit, dan akhirnya membawa kepada kematian. Pada dasarnya
faktor itu di kelompokan menjadi dua yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
Beberapa faktor internal yaitu radikal bebas, hormon yang berkurang, proses
Faktor eksternal yang utama yaitu gaya hidup , diet yang tidak sehat, kebiasaan
yang salah, polusi lingkungan, stres, dan kemiskinan. Dengan melihat faktor di
atas maka kita dapat menentukan faktor mana yang dapat dihindari atau di atasi
perubahan fisik dan psikis. Proses penuaan dapat berlangsung melalui tiga tahap
9
10
Pada tahap ini, sebagian besar hormon di dalam tubuh mulai menurun,
radikal
11
bebas dapat merusak sel dan DNA mulai mempengaruhi tubuh. Kerusakan ini
biasanya tidak tampak dari luar, karena itu pada usia ini dianggap usia muda dan
normal.
Pada tahap ini kadar hormon menurun sampai 25%. Massa otot berkurang
sebanyak satu kilogram tiap tahunnya. Pada tahap ini orang mulai merasa tidak
muda lagi dan tampak lebih tua. Kerusakan oleh radikal bebas mulai merusak
ekspresi genetik yang dapat mengakibatkan penyakit seperti kanker, radang sendi,
Pada tahap ini penurunan kadar hormon terus berlanjut yang meliputi
DHEA, melatonin, growth hormon, testosteron, estrogen, dan juga hormon tiroid.
vitamin, dan mineral. Penyakit kronis menjadi lebih nyata, sistem organ tubuh
Teori proses penuaan dibagi menjadi dua kelompok yaitu wear and tear
Teori ini pertama kali diperkenalkan oleh ahli biologi dari jerman, Dr
August Weismann pada tahun 1882. Menurut beliau, tubuh dan sel akan rusak jika
digunakan secara berlebihan dan di salah gunakan. Saat usia muda, sistem
bertambahnya usia, tubuh mulai kehilangan kemampuan itu diakibatkan oleh diet,
lingkungan, toksin, bakteri atau virus. Teori ini menyatakan pentingnya suplemen
nutrisi yang dapat merangsang tubuh agar supaya tetap memiliki kemampuan
1. Proses penuaan
dan sebagai akibat dari penimbunan kerusakan molekul yang terus menerus.
Radikal bebas adalah suatu atom atau molekul yang mempunyai susunan
elektron tidak berpasangan sehingga bersifat amat tidak stabil. Untuk menjadi
dan terjadilah reaksi berantai yang menyebabkan kerusakan jaringan yang luas.
3. Glikosilasi
hilangnya fungsi saraf yang merupakan komplikasi yang umum terjadi pada
diabetes.
biologik mulai dari proses konsepsi sampai pada tahap kita mati dalam suatu
model terprogram. Proses ini terprogram mulai dari sel sampai embrio, janin,
13
masa bayi, anak-anak, remaja, dewasa, menjadi tua dan akhirnya meninggal
Dalam setiap replikasi sel telomere memendek pada setiap pembelahan sel.
Setelah sejumlah pembelahan sel, telomer telah dipakai dan pembelahan sel
berhenti
2. Proses Imun
3.Teori Hormon
Teori ini berdasarkan peranan berbagai hormon bagi fungsi organ tubuh.
Pada usia muda, berbagai hormon bekerja dengan baik mengendalikan berbagai
fungsi organ tubuh agar optimal. Sedangkan ketika usia tua, tubuh hanya mampu
berbagai fungsi tubuh terganggu. Dengan demikian terdapat hubungan erat antara
2.2 Rambut
berubah bentuk dan fungsinya (adneksa kulit) yang tumbuh pada hampir seluruh
14
permukaan kulit manusia kecuali telapak tangan dan telapak kaki. Berbeda dengan
tidak sama lebat dan panjangnya, ada yang tumbuh terus sampai panjang misalnya
pada kepala dan ada pula yang hanya terbatas pada kepanjangan tertentu misalnya
kusut dan tidak rontok menjadi kebutuhan semua orang. Rambut terdapat hampir
pada seluruh bagian tubuh dan memiliki berbagai fungsi, antara lain fungsi
estetika bagi manusia (Sari dan Wibowo, 2016). Jenis rambut pada manusia pada
garis besarnya dapat digolongkan 2 jenis yaitu, rambut terminal dan rambut velus.
Terdapat di kepala, alis, bulu mata, ketiak, dan genitalia eksterna. Rambut
terminal diproduksi oleh folikel-folikel rambut besar yang ada di lapisan subkutis.
Secara umum diameter rambut terminal > 0,03 mm. Sedangkan rambut velus
adalah rambut halus yang sedikit mengandung pigmen, rambut velus diproduksi
oleh folikelfolikel rambut yang sangat kecil yang ada di lapisan dermis,
seluruh bagian tubuh. Komponen rambut terdiri dari keratin, asam nukleat,
karbohidrat sistein, lemak, arginin, sitrulin dan enzim. Secara anatomi rambut
dibagi menjadi dua bagian, yaitu bagian batang rambut dan akar rambut, yang
Gambar 2.1
Anatomi Rambut
(Sumber Gambar : dictio.id)
Bagian rambut yang ada di bagian luar kulit dinamakan batang rambut.
Jika batang rambut dipotong melintang, maka akan terlihat tiga lapisan dari luar
1. Kutikula rambut, terdiri dari sel-sel keratin yang pipih dan saling
2. Korteks rambut, adalah lapisan yang lebih dalam (antara kutikula dan
ini sebagian besar terdiri dari pigmen rambut dan rongga berisi udara.
16
3. Medula rambut, terdiri dari tiga atau empat lapis sel yang berbentuk
Bagian rambut yang terletak di dalam lapisan dermis kulit disebut akar
rambut dan folikel rambut. Folikel rambut dikelilingi oleh pembuluh darah yang
memberikan nutrisi. Akar rambut terdiri dari dua bagian yaitu (Sari dan Wibowo,
2016) :
1. Umbi rambut, yaitu bagian rambut yang akan terbawa jika rabut
dicabut
Folikel rambut adalah suatu insersi sel-sel epidermal ke dalam dermis yang
membentuk selubung akar bagian sebelah luar dari sehelai rambut. Berada di
tengah-tengah dari selubung akar bagian sebelah luar adalah selubung akar bagian
bawah dari folikel rambut, ditemukan sejumlah struktur anatomis. Bukaan pada
epidermis, yang disebut kanal rambut, diikuti oleh saluran kelenjar sebasea. Di
bawahnya adalah otot arrector pili. Folikel rambut terletak membentuk suatu
sudut dengan kulit, dan ketika kulit dikenai suhu dingin, otot arrector pili menarik
relatif kulit, yang lebih lanjut melindungi kulit terhadap cedera akibat dingin.
17
Pada bagian dasar dari folikel adalah papila, yang di dalamnya terjadi
pertumbuhan sel (Lai-Cheong dan McGrath, 2009; Taub dan Pham, 2018).
Gambar 2.2
Gambaran Histologi Folikel Rambut
(Kazem et al., 2014)
mereka melalui tiga siklus pertumbuhan, degenerasi, dan istirahat. Kecuali folikel
janggut dan kulit kepala, siklus yang umum bertahan selama beberapa bulan;
folikel kulit kepala melalui suatu siklus yang bertahan rata-rata 1.100 hari.
Walaupun jumlahnya beragam kurang lebih 10% tergantung warna rambut, rata-
rata kulit kepala mengandung kurang lebih 100.000 folikel. Kurang lebih 100
rambut rontok dari kulit kepala setiap harinya. Rambut kulit kepala tumbuh pada
laju kurang lebih 35 hingga 37 mm/hari, tetapi pertumbuhan ini dapat dipengaruhi
oleh beragam obat, seperti hormon seks laki-laki dan perempuan, hormon tiroid,
Setiap rambut individu disusun oleh sel-sel epitelial yang terkeratinasi, yang
dipersatukan satu sama lain oleh beragam protein khusus. Latar belakang etnik
tetapi efek keetnisan ini tidak ditemukan pada rambut bagian-bagian tubuh yang
Masa hidup atau daur tiap helai rambut berbeda dengan helai rambut
lainnya, oleh karena itu secara berulang mengalami pertumbuhan, kerontokan, dan
berlangsung selama 2-8 tahun (Cotsarelis dan Botchkarev, 2008). Katagen atau
bulbus terjadi selama 2-3 minggu. Pada fase telogen (istirahat) rambut gada akan
terdorong keluar, yang tampak sebagai batang rambut yang terdepigmentasi pada
sitokin dan growth factor (GF) yang diproduksi oleh sel papilla dermis. Substansi
ini memulai dan mengontrol epitel intrafolikular dan interaksi mesenkimal. Juga
Molekul bioaktif tersebut antara lain interleukin-1 alfa, FGF, EGF, KGF,
substansi P, IGF-1, hormone tiroid, paratiroid, dan androgen. Aktivitas sel papilla
19
dermis sendiri dikontrol oleh substansi yang diproduksi oleh lapisan spinosum
sarung akar luar dan hormon. Beberapa peptida yang dihasilkan lapisan spinosum
dan mempengaruhi papilla dermis antara lain basic fibroblast growth factor
(bFGF), platelet derived growth factor (PDGF), dan transforming growth factor
Gambar 2.3
Siklus Pertumbuhan Rambut
(Gestetner, 2013)
pertumbuhan.
2.2.4.1 Hormon
kortikosteroid. Masa pertumbuhan rambut 0,35 mm/hari, lebuh cepat pada wanita
laki-laki, serta rambut-rambut kasar lainnya. Namun, pada kulit kepala penderita
2.2.4.2 Nutrisi
protein dan kalori. Pada keadaan ini rambut menjadi kering dan suram. Adanya
Kekurangan vitamin B12, asam folat, dan zat besi juga dapat menyebabkan
2.2.4.3 Vaskularisasi
bagian 2/3 bawah folikel sudah berlangsung sebelum susunan pembuluh darah
menjadi singkat, rambut lebih cepat rontok dan rambut halus tumbuh sebagai
rambut lepas lebih cepat dan densitas rambut juga berkurang (Monselise et al.,
2017).
Rambut rontok (hair loss) adalah suatu kelainan di mana jumlah rambut
lebih sedikit atau terlepas lebih banyak dari normal, dengan atau tanpa penipisan
yang tampak. Orang dewasa rata-rata mempunyai 90 ribu sampai 150 ribu helai
22
(Paus et al., 2008). Jumlah folikel rambut kepala normalnya sekitar 100.000, dan
disebut sebagai kelainan jika jumlahnya mencapai 50% yang berarti sekitar
peningkatan proporsi folikel rambut fase telogen dan anagen efluvium (AE)
adalah kerontokan rambut yang disebabkan oleh perawatan medis untuk kanker,
penyebab rambut rontok parah paling sering oleh kemoterapi), patahnya batang
rambut yang rusak serta kebotakan atau alopecia (sikatrik artinya permanen dan
non sikatrik artinya masih ada harapan untuk tumbuh) (Soepardiman, 2010).
Efluvium hampir selalu terjadi karena adanya gangguan pada siklus pertumbuhan
rambut karena sebab apa pun. Kerusakan pada batang rambut dapat menyebabkan
rambut patah yang tampak sebagai rambut rontok. Alopesia non sikatrik terjadi
yang tidak sempurna dapat memicu alopesia sikatrik (Paus et al., 2008)
yaitu patahnya batang rambut yang rusak, kemudian telogen efluvium, setelah itu
udara dan air, begitu juga dengan paparan klorin, logam, dan mineral berat bisa
rontok. Paparan sinar UV dan radikal bebas juga bisa membuat sel kulit kepala
Penuaan dini pada rambut merupakan penuaan yang terjadi akibat efek
buruk kronis dari sinar ultraviolet yang menumpuk dengan gejala penuaan
merupakan 5% dari seluruh radiasi sinar yang ada. Radiasi ultra violet terbagi atas
tiga golongan yaitu UVA (320-400nm), UVB (280-320nm) dan UVC (100-
280nm). UVC biasanya tidak sampai ke permukaan bumi kecuali pada dataran
tinggi sekali dimana UVC ini diserap oleh lapisan ozon pada atmosfer. Yang
paling banyak berpengaruh kepada kesehatan kulit adalah UVB, karena panjang
gelombangnya yang lebih pendek dan paling banyak menembus bumi. UVB
memiliki lebih banyak energi intrinsik daripada UVA, sinar UVB telah lama
Sementara konsekuensi dari paparan UV kronis pada kulit yang tidak terlindungi,
panjang gelombang 280 – 315 nm, dan merupakan sinar ultraviolet yang paling
24
Kerusakan yang terjadi oleh karena ultraviolet B lebih sering berdampak pada
kerusakan DNA sel yang merupakan kromofornya. Sinar UVB yang banyak
kronis pada kulit dapat memberikan efek merusak tidak langsung pada
pertumbuhan rambut misalnya, pada kulit kepala yang botak dan terbakar
matahari (Trueb, 2015). Pada tikus, radiasi UVB dapat menginduksi apoptosis
pada folikel rambut (Zhong and Li, 2016). Pada paparan sinar UV dosis 20
pada paparan dosis 50 mJ/cm2, kematian sel nekrotik lebih dominan (laktat
(Gambar 2.4).
Gambar 2.4
Efek Radiasi UVB terhadap Folikel Rambut. (A) Radiasi UVB dosis rendah,
20mJ/cm2 menginduksi apoptosis, sedagkan (B) dosis tinggi, 50 mJ/cm2
menginduksi nekrosis
(Lu et al., 2009)
selubung akar rambut bagian dalam. Baik jumlah sel mast dan tingkat degranulasi
sel mast meningkat pada connective tissue sheath (CTS), dan immunoreaktivitas
CD117 sel CTS dan matriks keratinosit diregulasi. Dengan demikian, UVR secara
sel, dan menginduksi kejadian regulasi yang kompleks dalam folikel rambut
manusia (Lu et al., 2009). Peneliti melaporkan bahwa pemberian UVB 280-310
26
bercabang, bulat, panjang, dan lurus. Daun tunggal, bertangkai, agak tebal, bentuk
diameter 6-12 cm, pertulangan menyirip, warnanya hijau tua. Bunga mangkokan
merupakan bunga majemuk, bentuk payung, warnanya hijau. Buahnya buah buni,
ditemukan tumbuh liar. Mangkokan di sini jarang atau tidak pernah berbunga,
menyukai tempat terbuka yang terkena sinar matahari atau sedikit terlindung, dan
dapat tumbuh pada ketinggian 1 - 200 m dpl (Sadiah et al., 2015; Aini, 2017).
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Ordo : Apiales
27
Famili : Araliaceae
Genus : Nothopanax
Gambar 2.5
Daun Mangkokan (Nothopanax scutellarium L.)
(Sumber : kompasiana.com)
flavanoid, polifenol, lemak, kalsium, fosfor, besi, serta vitamin (A, B, dan C)
(Hariana, 2008).
dan antioksidan (Panche et al., 2016). Radikal bebas merupakan salah satu
meningkatkan pertumbuhan rambut (Awe dan Makinde, 2009). Studi lain juga
papilla dermal di folikel rambut dengan meningkatkan proliferasi dan efek anti-
apoptosis yang dapat merangsang pertumbuhan rambut pada fase anagen (Rifkia
et al., 2017). Peran flavonoid pada aktivitas pertumbuhan rambut disebabkan oleh
dan hepatocyte growth factors (HGF), faktor-faktor ini memiliki efek merangsang
membentuk busa yang berarti mampu membersihkan kulit dari kotoran serta
sifatnya sebagai counter iritan, yang dapat meningkatkan sirkulasi darah perifer
29
suplai zat makanan bertambah (Purwantini et al., 2008; Jubaidah et al., 2018).
kelinci yang tidak mengalami penuaan dan tidak diinduksi penuaan seperti induksi
radiasi sinar UVB. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian yang menguji efek
rambut dan jumlah folikel rambut kelinci jantan yang terpapar sinar ultraviolet B.
Penggunaan konsentrasi 25% didasarkan atas dua penelitian yang telah dilakukan
sebelumnya yang membuktikan konsentrasi ini adalah yang paling efektif untuk
dipelihara dan diternakkan untuk dipakai sebagai hewan model guna mempelajari
serta mengembangkan berbagai macam bidang ilmu dalam skala penelitian atau
tersebut. Umumnya hewan yang digunakan dalam penelitian adalah rodensia dan
kelinci (Mapara et al., 2012). Jenis hewan lain yang dapat digunakan untuk
penelitian ialah reptil, amfibi, ikan, ayam, babi, kambing, anjing, kucing, dan
(5) tersedia cukup informasi tentang positif dan negatifnya hewan tersebut
menjadi model; (6) tidak tergantikan dengan model non-hewan seperti simulasi
peliharaan. Jenis kelinci untuk beberapa tujuan berbeda-beda. Banyak jenis kelinci
yang tersedia, satu diantara yang umum dipakai di laboratorium adalah New
kelinci liar di Eropa. Kelinci yang dipelihara di Indonesia sebagian besar adalah
keturunan kelinci yang dibawa dari Belanda dan termasuk jenis kelinci kecil
dengan bobot badan kurang dari 2 kg. Jenis inilah yang sering digunakan sebagai
hewan percobaan. Selain kelinci kecil terdapat juga kelinci yang lebih besar (± 5
31
kg) yang sengaja diimpor dari Eropa, Selandia Baru, Australia, dan Amerika
untuk tujuan produksi daging bagi konsumsi manusia. Hasil persilangan antara
kedua jenis kelinci tersebut sudah banyak dipelihara oleh petani dan biasanya
kelinci jenis besar digunakan untuk produksi antiserum, sedangkan kelinci jenis
berikut:
Phylum : Chordata
Subphylum : Vertebrata
Class : Mamalia
Order : Lagomorpha
Family : Leporidae
Genus : Oryctolagus
2012). .
Bobot badan :
Pemeriksaan Klinis
Gambar 2.6
Kelinci Putih (Oryctolagus cuniculus)
( Sumber : www.sciencedirect.com)
BAB III
Menjadi tua merupakan suatu hal yang alamiah yang pasti terjadi pada
setiap makhluk hidup termasuk manusia. Proses penuaan ini terjadi pada seluruh
jaringan dan organ di dalam tubuh, termasuk pada rambut. Pada orang usia lanjut
akibat dari berkurangnya jumlah dan aktivias dari stem cell folikel rambut
menyebabkan penuaan pada rambut. Karena UVB memiliki lebih banyak energi
intrinsik daripada UVA, sinar UVB telah lama dianggap bertanggung jawab atas
kulit dapat memberikan efek merusak tidak langsung pada pertumbuhan rambut.
Pada tikus, iradiasi UVB dapat menginduksi apoptosis pada folikel rambut dengan
dan DNA genomik pada folikel rambut. Peneliti melaporkan bahwa pemberian
Untuk mencegah efek penuaan rambut yang diakibatkan oleh radiasi sinar
33
34
35% dan 45%, konsentrasi 25% lebih efektif dalam meningkatkan pertumbuhan
rambut kelinci jantan. Efek ini karena ekstrak etanol daun mangkokan
kelinci yang tidak mengalami penuaan dan tidak diinduksi penuaan seperti induksi
radiasi sinar UVB. Maka dari itu, perlu dilakukan penelitian yang menguji efek
dan jumlah folikel rambut kelinci jantan yang terpapar sinar ultraviolet B.
34
35
Gambar 3.1
Konsep Penelitian
Diteliti
Tidak diteliti
ultraviolet B.
ultraviolet B.
BAB IV
METODE PENELITIAN
post test only control group design (Federer, 2008). Pada kelompok subjek
dan dibagi menjadi 2 kelompok. Kelompok kontrol negatif dengan radiasi sinar
UVB dan gel plasebo (P0) dan kelompok perlakuan dengan radiasi sinar UVB dan
diberikan gel ekstrak daun mangkokan (Nothopanax scutellarium L.) 25% (P1).
1
P0
P1
Gambar 4.1
Rancangan Penelitian
Keterangan :
P = Populasi
S = Sampel
R = Randomisasi
gel placebo.
37
38
kelompok P0.
kelompok P1.
pertumbuhan rambut.
a. Populasi target pada penelitian ini adalah seluruh kelinci yang dipelihara dan
b. Populasi terjangkau adalah kelinci putih jantan yang berumur 3-4 bulan
Sampel dalam penelitian ini adalah kelinci, yang memenuhi kriteria inklusi
Kriteria inklusi :
sebagai berikut:
40
n = banyaknya ulangan
out pada sampel, maka dalam penelitian jumlah sampel ditambah 10%. Dengan
Sehingga total kelinci yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 36 ekor.
inklusi.
b. Dari jumlah sampel yang telah memenuhi syarat, diambil secara random
secara random yaitu kelompok kontrol dengan radiasi sinar UVB dan gel
placebo; dan kelompok perlakuan dengan radiasi sinar UVB dan diberikan
4.4 Variabel
1. Variabel bebas yaitu gel placebo dan gel ekstrak etanol daun
mangkokan 25%
rambut.
Variabel Prakondisi
Radiasi sinar UVB
Variabel Kendali
Jenis kelinci, umur, berat badan,
jenis kelamin, nutrisi, kondisi
lingkungan, kesehatan, makanan
dan minuman.
42
Gambar 4.2
Hubungan antar Variabel
Variabel bebas
1. Gel placebo adalah sediaan gel yang hanya mengandung bahan dasar gel
0.2mg/cm2 sehari 2 kali yaitu 20 menit sebelum radiasi sinar UVB dan 4
jam setelah radiasi UVB. Pada hari yang tidak diberi radiasi sinar UVB juga
diberikan gel placebo dalam jumlah yang sama pada waktu yang sama.
2. Gel ekstrak etanol daun mangkokan 25% adalah sediaan Gel dengan
mangkokak (pelarut etanol 96% dan etil asetat) dengan konsentrasi 25%,
sebelum radiasi sinar UVB dan 4 jam setelah radiasi UVB. Pada hari yang
tidak diberi radiasi sinar UVB juga diberikan gel ekstrak etanol daun
mangkokan 25% dalam jumlah yang sama pada waktu yang sama.
Variabel tergantung
43
1. Jumlah folikel rambut pada penelitian ini adalah jumlah folikel rambut pada
lapisan dermis kulit yang sebelumnya telah dicukur, diberikan radiasi sinar
UVB dan diberikan gel placebo atau gel ekstrak etanol daun mangkokan
pandang yaitu pada kedua sudut dan bagian tengah preparat dengan
tumbuh pada kulit yang sebelumnya telah dicukur, diberikan radiasi sinar
UVB dan diberikan gel placebo atau gel ekstrak etanol daun mangkokan
Variabel prakondisi
1. Radiasi sinar UVB pada penelitian ini bersumber dari lampu UVB PL-
sebanyak 3 kali seminggu yaitu hari Senin, Rabu dan Jumat dengan dosis
65mJ/cm2 yaitu dipapar selama 65 detik setiap sesi, sehingga total UVB
Variabel kendali
44
1. Jenis kelinci yang digunakan pada penelitian ini adalah kelinci putih,
2. Umur kelinci yang digunakan adalah umur 3-4 bulan (Aini, 2017)
3. Berat badan kelinci normal pada kelinci umur 3-4 bulan adalah rata-rata
4. Jenis kelamin kelinci yang digunakan adalah jantan untuk mencegah efek
(maksimal 4%), serat kasar (maksimal 14%), kalsium (1,36%), dan fosfor
6. Kondisi lingkungan pada penelitian ini dijaga agar kondusif untuk kelinci
7. Kesehatan kelinci pada penelitian ini dijaga agar tetap sehat yang
anatomi.
1. Kandang kelinci.
2. Tempat minum.
3. Alat cukur.
4. Timbangan digital.
Braun.
2. Gel plasebo.
5. Aquabidest
Hewan percobaan yang digunakan dalam percobaan ini adalah kelinci putih
jantan yang berumur 3-4 bulan dengan berat badan rata-rata 1.8– 2.5 kg. Kelinci
ditempatkan dalam kandang bertingkat system bateray terbuat dari besi, dengan
ukuran petak kendang adalah panjang 60 cm, lebar 50 cm, dan tinggi 50 cm.
Dibawah kendang dipasang papan aluminium . Satu kandang di huni oleh 1 ekor
kelinci. Kandang harus cukup kuat, tidak mudah rusak, tahan gigitan, hewan tidak
mudah lepas, tapi hewan harus tampak jelas dari luar. Kandang ditempatkan
dalam ruangan berventilasi dan udara alami (Marhaeniyanto and Susanti, 2017).
dengan radiasi sinar UVB dan gel placebo (P0); dan kelompok perlakuan
dengan radiasi sinar UVB dan diberikan gel ekstrak daun mangkokan 25%
Kemudian dioleskan gel plasebo pada kelompok P0, dan gel ekstrak daun
4. Paparan UVB terhadap kulit yang sudah dicukur pada kelinci dari
seminggu yaitu hari Senin, Rabu dan Jumat dengan dosis 65 mJ/cm 2
47
5. Gel placebo dan gel ekstrak daun mangkokan 25% diaplikasikan 2 kali
diberikan radiasi sinar UVB dan diberikan gel placebo atau gel ekstrak
mm.
mikrotom.
mikrotom, tebal 4μ, secara serial, diambil irisan ke-5, 10, 15 untuk
dibuat slide dengan pewarnaan HE, ditempelkan pada gelas objek yang
a. Jaringan pada gelas objek yang telah siap untuk diwarnai kemudian
96%, 90%, 80%, 70%, 60%, 50%, 40% dan 30%, masing-masing
menit.
preparat diamati pada 3 lapangan pandang yaitu pada kedua sudut dan
50
pandang.
36 ekor kelinci jantan, umur 3-4 bulan, berat badan 1.8– 2.5 kg, diadaptasi selama 7 hari.
Kelompok P0 Kelompok P1
18 ekor kelinci 18 ekor kelinci
Paparan sinar UVB 3x seminggu dosis Paparan sinar UVB 3x seminggu dosis
65 mJ/cm2 selama 65 detik 65 mJ/cm2 selama 65 detik
Punch Biopsi Jaringan Kulit dan Punch Biopsi Jaringan Kulit dan
Pemeriksaan jumlah folikel rambut Pemeriksaan jumlah folikel rambut
51
Gambar 4.3
Alur Penelitian
nilai minimum.
2. Uji normalitas data dengan Shapiro-wilk Test karena jumlah sampel masing-
bila (p>0,05).
3. Uji homogenitas data dengan Lavene’s Test. Varian data hasil disebut
normal. Bila tidak normal akan dilakukan transformasi dengan square root,
dan bila masih tidak normal akan dianalisis dengan Mann Whitney test.
52
DAFTAR PUSTAKA
Aini, Q. 2017. Uji aktivitas pertumbuhan rambut kelinci jantan dari sediaan hair
tonic yang mengandung ekstrak etanol daung mangkokan. Jurnal Farmasi
Lampung. 6(2): 1-12
Alonso, L., and Fuchs, E. 2006. Cell Science at a Glance: The hair cycle. Journal
of Cell Science. 119: 391-393.
Andarwulan, N., Batari, R., Sandrasari., D. A., Bolling, B., Wijaya, H. 2010,
Flavonoid Content and Antioxidant Activity of Vegetables from Indonesia,
Journal Food Chem, 121.
Awe, E.O., and Makinde, J.M. 2009. The hair growth promoting effect of
Russelia equisetiformis (Schclect&Chan). Journal of Natural Products
(India). 2:70-3.
Buffoli, B., Rinaldi, F., Labanca, M., Sorbellini, E., Trink, A., Guanziroli, E.,
Rezzani, R., and Rodella, L.F. 2014. The human hair: from anatomy to
physiology. Int J Dermatol. 53(3):331-41.
Fischer, T.W., Trueb, R.M., Hanggi, G., Mosenti, M., and Elsner, P. 2012.
Topical Melatonin For Treatment of Androgenetic Alopecia. Int. J.
Trichology. 4(4): 236-245.
Garza, L.A., Yang, C.C., Zhao, T., Blatt, H.B., Lee, M., He, H., Stanton, D.C.,
Carrasco, L., Spiegel, J.H., Tobias, J.W., Cotsarelis, G. 2011. Bald scalp in
men with androgenetic alopecia retains hair follicle stem cells but lacks
CD200-rich and CD34-positive hair follicle progenitor cells. The Journal of
clinical investigation. 121:613–22.
53
54
Goluch-Koniuszy, Z.S. 2016. Nutrition of women with hair loss problem during
the period of menopause. Prz Menopauzalny. 15(1):56-61.
Jeong, Y.M., Sung, Y.K., Kim, W.K., Kim,J.H., Kwack, M.H., Yoon, I., Kim,
D.D., Sung, H.H. 2013. Ultraviolet B preconditioning enhances the hair
growth-promoting effects of adipose-derived stem cells via generation of
reactive oxygen species. Stem Cells Dev. 2012;22(1):158-68.
Jubaidah, S., Indriani, R., Sa’adah, H., Wijaya, H. 2018. Formulasi dan Uji
Pertumbuhan Rambut Kelinci dari Sediaan Hair Tonic Kombinasi Ekstrak
Daun Seledri (Apium graveolens Linn) Dan Daun Mangkokan (Polyscias
scutellaria (Burm.F.) Fosberg). Jurnal Ilmiah Manuntung, 4(1), 8-14, 2018
Kazem, S., van der Meijden, E., Wang, R.C., Rosenberg, A.S., Pope, E., Benoit,
T., Fleckman, P., and Feltkamp, M.C. 2014. Polyomavirus-associated
Trichodysplasia spinulosa involves hyperproliferation, pRB phosphorylation
and upregulation of p16 and p21. PLoS One. 9(10):e108947.
Lai-Cheong, J.E., and McGrath, J.A. 2009. Structure and function of skin, hair
and nails. Medicine. 37(5): 223-226.
Mapara, M., Thomas, B.S., Bhat, K.M. 2012. Rabbit as an animal model for
experimental research. Dent Res J (Isfahan). 2012;9(1):111-8.
Matsumura, H., Mohri, Y., Bihn, N.T., Morinaga, H., Fukuda, M., Ito, M., Kurata,
S., Hoeijmakers, J., and Nishimura, E.K. 2016. Hair follicle aging is driven
by transepidermal elimination of stem cells via COL17A1 proteolysis.
Journal of Advanced Scientific Research 351(6273)
Monselise, A., Cohen, D.E., Wanser, R., and Shapiro, J. 2017. What Ages Hair?.
Int J Womens Dermatol. 3(1 Suppl): S52-S57.
Ogden, B.E., Pang, W., Agui, T., Lee, B.H. 2016. Laboratory Animal Laws,
Regulations, Guidelines and Standards in China Mainland, Japan, and
Korea. ILAR Journal, 57(3): 301–311.
Panche, A.N., Diwan, A.D., and Chandra, S.R. 2016. Flavonoids: an overview. J
Nutr Sci. 2016(5): e47.
Pangkahila, W. 2011.Tetap Muda dan Sehat. 1st Edition. Jakarta: Kompas. p 11-
37.
Paus, R., Olsen, E.A., and Messenger, A.G. 2008. Hair growth disorders. In:
Wolff, K., Goldsmith, L.A., Katz, S.I., Gilchrest, B.A., Paller, A.S., Leffell,
D.J., editors. Fitzpatrick’s dermatology in general medicine. 7th ed. USA:
McGraw-Hills Company. p. 753–77
Purwantini, I., Rima M., dan Naniek D. 2008. Kombinasi Daun Teh dan Daun
Mangkokan Sebagai Penumbuh Rambut. Majalah Obat Tradisional.13(43).
Rifkia, V., Jufri, M., Mun’im, A. Hair Growth Promoting Activity of Nothopanax
scutellarium Merr. Leaves. J.Young.Pharm. 9(3): 436-440
Roh, S.S., Kim, C.D, Lee, M.H., Hwang, S.L., and Rang, M.J. 2007. The hair
growth promoting effect of Sophora flavescens extract and its molecular
regulation. Journal of dermatological science. 30(1):43-9.
Sari, D.K., and Wbowo, A. 2016. Perawatan Herbal pada Rambut Rontok.
Majority. 5(5): 129-134
Sadiah, S., Herlina, N., and Indriati, D. 2015. Efektivitas Sedaan Emulsi Ekstrak
Etanol 70% Daun Mangkokan (Northopanax scutellarius (Burm F) Merr)
Sebagai Perangsang Pertumbuhan Rambut. Fitofarmaka. 4(1): 10-17.
Takahashi, T., Mamada, A., Breakspear, S., Itou, T., and Tanji, N. 2015 Age
Dependent Changes in Damage Process of Hair Cuticle. Cosmetic
Dermatology Journal. 14(1): 2-8
Taub, A.F., and Pham, K. 2018. Stem Cells in Dermatology and Anti-aging Care
of the Skin. Facial Plast Surg Clin North Am. 26(4):425-437.
Trueb, R.M. 2015. Effect of ultraviolet radiation, smoking and nutrition on hair.
Curr Probl Dermatol.47:107-20.
Vitorino, C., Sousa, J., and Pais, A. 2015. Overcoming The Skin Permeation
Barrier : Challenges and Opportunities. Current Pharmaceutical Design.
Vol.21.
Yano, K., Brown, L.F., and Detmar, M. 2011. Control of hair growth and follicle
size by VEGF-mediated angiogenesis. J Clin Invest. 107(4):409-17.
Zhong, J., and Li, L. 2016. Skin Derived Precursors Against UVB Induced
Apoptosis via Bcl-2 and Nrf2 Upregulation. Biomed Research International.
p1-11.