PROPOSAL
OLEH :
PROPOSAL
Disusun Oleh :
Queen Ezra Gloryan Tahalea
NPM: 1420118095
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan
ii
KATA PENGANTAR
Proposal ini peneliti buat dengan tujuan untuk memenuhi salah satu
persyaratan mencapai gelar Sarjana Keperawatan. Selain itu juga sebagai salah
satu wujud dari penerapan ilmu yang dipelajari di bangku kuliah selama peneliti
dari bantuan berbagai pihak. Karena itu, ucapan terima kasih peneliti sampaikan
atas segala bantuannya baik moral maupun materi yang tak akan terbalas dengan
apapun hanya doa yang dapat peneliti panjatkan agar segala cintanya di kasihi
oleh Tuhan, Amin. Untuk itu izinkan peneliti menyampaikan rasa terima kasih
kepada:
yang telah memberikan fasilitas yang cukup memadai bagi penulis selama
Husada.
pendidikan ini
penulis dapat berkarya lebih baik lagi kedepannya. Semoga karya ini menjadi
karya yang bermanfaat di sisi Tuhan Yang Maha Kuasa dan bermanfaat
Ambon, 2022
Penulis
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL....................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN........................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1................................................................................................. Lata
r Belakang .............................................................................. 1
1.2................................................................................................. Rum
1.3................................................................................................. Tuju
an Penulisan ........................................................................... 5
1.4.................................................................................................Manf
2.1.7. Diaknosis...................................................................... 19
2.2.3. Etiologi......................................................................... 33
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
berbagai sumber………………………………………………… 13
BAB I
PENDAHULUAN
Dunia saat ini tengah waspada dengan penyebaran sebuah virus yang
dikenal dengan virus corona. Kasus virus corona muncul dan menyerang
umumnya. Gejala tersebut di antaranya batuk, demam, letih, sesak napas, dan
tidak nafsu makan. Namun berbeda dengan influenza, virus corona dapat
gagal organ. Kondisi darurat ini terutama terjadi pada pasien dengan masalah
dengan COVID-19 adalah jenis baru yang ditemukan pada tahun 2019 dan
dan menginfeksi siapapun tanpa pandang usia dan dapat menular secara
19 sebagai pandemi pada 11 Maret 2020. Status pandemi atau epidemi global
tak ada negara di dunia yang dapat memastikan terhindar dari virus tersebut
(Juli Andri,2021).
1
2
untuk tetap di dalam rumah dan mengisolasi diri, dengan harapan memutus
(Perdana, 2020)
Awal tahun 2020 menjadi tahun yang mengejutkan bagi semua orang di
dan ribuan telah meninggal. Menurut data (World Health Organization 2020),
sebanyak 106 negara di dunia telah terpapar virus corona, dengan 2.804.796
kasus terkonfirmasi dan 193.710 kematian akibat virus corona. Tak terkecuali
pada 11 maret 2020. Setidaknya ada dua jenis coronavirus yang diketahui
tubuh, usia dan penyakit yang telah ada sebelumnya, seperti hipertensi, DM,
asma, dan lain-lain. Seperti penyakit infeksi saluran pernapasan lainnya, 2019
COVID dapat menular melalui percikan saat bersin atau batuk, namun saat ini
Organitation, 2020)
khawatir tentang sesuatu yang tidak jelas, megalami perasaan terganggu atau
ketakutan, berkeyakinan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, terpaku pada
terhadap sesuatu yang dianggap penting, serta beberapa karakteristik yang ada
sehingga masyarakat beresiko untuk tertular corona virus. Oleh sebab itu
didapati jumlah KK untuk Desa Latta berjumlah 563 KK dan 2.056 jiwa. Dan
sempat berhenti dari pekerjaan dan banyak juga yang tidak mendapatkan
karena tidak tau mau bekerja apalagi . Berdasarkan uraian latar belakang maka
1.1
1.2
1.3
1.3.1
1.1
1.2
6
1.3
1.4
1.4.1
1. Bagi Puskesmas
3. Bagi Masyarakat
4. Bagi Peneliti
19 di Desa Latta
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
dan sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa
8
9
konsentrasi virus pada secret yang tinggi. Orang yang terinfiksi dapat
RI,2020).
2.
permukaan plastic dan stainless steel, kurang dari 4 jam pada tembaga
dan kurang dari 24 jam pada kardus. Seperti virus corona lain, SARS-
gejala apapun dan tepat merasa sehat. Gejala COVID-19 yang paling
umum adalah demam, rasa lelah, dan batuk kering. Beberapa pasien
gagal gijal atau gagal jantung akut hingga berakibat kematian. Orang
lanjut usia (lansia) dan orang dengan kondisi medis yang sudah ada
diduga tidak jauh berbeda dengan SARSCoV yang sudah lebih banyak
retikulum endoplasma dan Golgi sel. Pada tahap akhir, vesikel yang
untuk melepaskan komponen virus yang baru. Efek sitopatik virus dan
(Susilo, A 2020) .
berbagai sumber
yang dimediasi oleh sel T dan sel B yang spesifik terhadap virus. Pada
IgM terhadap SAR-CoV hilang pada akhir minggu ke-12 dan IgG
dalam vesikel tersebut sehingga tidak dapat dikenali oleh pejamu. Jalur
al. 2020).
16
virus
a) Struktur Virion
heliks, yang tidak umum di antara virus RNA indra positif, tetapi jauh
lebih umum untuk virus RNA indra negatif (Anthony R. Fehr dan
utama. Ini adalah protein lonjakan (S), membran (M), amplop (E),
Perlman, 2016).
TMPRRS2 atau protease lain, diikuti oleh fusi membran virus dan
a. Tanpa gejala
ditemukan gejala.
b. Tidak berkomplikasi
gejala yang tidak spesifik. Gejala utama tetap muncul seperti demam,
Indonesia,2020).
c. Ringan
Pasien dengan gejala tanpa ada bukti pneumonia virus atau tanpa
dan tidak ada demam. Namun tidak ada tanda pneumonia berat. Pada
susah napas atau tampak sesak disertai napas cepat atau takipneu
d. Sedang/Moderat
atau sulit bernapas + napas cepat dan/atau tarikan dinding dada) dan
usia < 2 bulan, ≥60x/menit ; usia 2-11 bulan, ≥50x/menit ; usia 1-5
e. Pneumonia berat
napas. Tanda yang muncul yaitu takipnea (frekuensi napas : > 30x/menit,)
distress pernapasan berat atau saturasi oksigen pasien < 90% udara luar.
(reaksi dada berat), pneumonia dengan tanda bahaya (tidak mau menyusu
usia <2bulan, ≥60x/menit ; usia 2-11 bulan ; ≥50x/menit ; usia 1-5 tahun,
f. Kritis
syok sepsis.
2.1.7 Diagnosis
2.1.8 Komplikasi
(berat). Pada anamnesis gejala yang dapat ditemukan yaitu, tiga gejala
utama : demam, batuk kering, (sebagian kecil berdahak) dan sulit bernapas
atau sesak. Tapi perlu dicatat bahwa demam dapat tidak didapatkan pada
beberapa keadaan, terutama pada usia geriatri atau pada mereka dengan
lemas, diare dan batuk darah. Pada beberapa kondisi dapat terjadi tanda
dan gejala infeksi saluran napas akut berat (Sever Acute Respiratory
riwayat demam (suhu ≥38 ºC) dan batuk dengan onset dalam 10 hari
terakhir serta perlu perawatan di rumah sakit. Tidak adanya demam tidak
a). Deteksi dini dan Isolasi Seluruh individu yang memenuhi kriteria
setiap harinya terhadap suhu dan gejala pernapasan selama 14 hari dan
Indonesia,2020).
Saat ini masih belum ada vaksin untuk mencegah infeksi COVID-19.
1. Cuci tangan anda dengan sabun dan air setidaknya selama 20 detik.
belum dicuci.
4. Saat anda sakit gunakan masker medis. Tatap tinggal di ruamah saat
5. Tutupi mulut dan hidung anda saat batuk atau bersin dengan tissue.
8. Penggunaan masker medis tidak sesuai indikasi bisa jadi tidak perlu,
positif.
f) Bila setelah klinis membaik, bebas demam selama tiga hari dan
dilihat hasil Cycle Threshold (CT) value. Hasil CT value yang >
2. Derajat Ringan
dipersiapkan pemerintah.
kondisi pasien.
terdekat.
b) Non Farmakologis
tanpa gejala).
c) Farmakologis
1. Tablet Vitamin C non acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari)
(selama 30 hari),
26
zink .
3. Derajat sedang
a) Isolasi pemantauan
b) Non Farmakologis
CRP, fungsi ginjal, fungsi hati dan foto toraks secara berkala.
c) Farmakologis
1. Vitamin C 200 – 400 mg/8 jam dalam 100 cc NaCl 0,9% habis
perawatan.
a. Klorokuin fosfat 500 mg/12 jam oral (untuk 5-7 hari) ATAU
5-7 hari).
4. Derajat Kritis
secara kohorting.
b) Non Farmakologis
(Kemenkes RI,2020).
7. Jika batuk atau bersin, lakukan etika yang benar (gunakan siku)
pemantauan klinis
f. Non-farmakalogi
dibawa ke rumah) :
a) Pasien :
Tatalaksana COVID-19).
b) Keluarga
tertukar
g. Farmakologi
Spesialis Jantung
acidic 500 mg/6-8 jam oral (untuk 14 hari) ; Tablet isap vitamin C
berkaitan dengan tidak pasti dan tidak berdaya, keadaan emosi ini
Menurut Jeffrey S. Nevid, dkk (2005: 164) dalam Donna 2016 ada
gangguan sakit perut atau mual, panas dingin, sering buang air
“mudah marah”
33
terguncang
kalau tidak pasti akan pingsan, pikiran terasa bercampur aduk atau
pikiran.
34
2.2.3 Etiologi
1. Teori psikoanalitik
mengerikan.
2. Teori prilaku
3. Kajian biologis
2015).
4. Teori Interpersonal
2015).
Respon Cemas
yaitu:
2012). Pada tingkat ini, lahan persepsi melebar dan individu akan
1) Respon Fisiologis;
bergetar.
37
2) Respon Kognitif
secara efektif.
4. Tingkat panik.
rasa ketakutan yang hebat bahwa dirinya akan mati atau menjadi
38
1) Respon Psikologis
a) Napas pendek.
d) Hipotensi.
2) Respon kognitif
a) Agitasi.
c) Ketakutan.
d) Berteriak/blocking.
dan sedang, tetapi jika berlangsung pada tingkat tidak sadar dan
meliputi:
tersinggung.
konsentrasi.
7. Gejala somatik : nyeri pada otot-otot dan kaku, gertakan gigi, suara
1 = Gejala ringan
2 = Gejala sedang
3 = Gejala berat
1. Umur
diri dari orang yang belum tinggi kedewasaannya. Makin tua umur
pada usia dewasa dan lebih banyak pada wanita. Sebagian besar
2. Jenis kelamin
3. Pengetahuan
1) Tahu (Know)
sebelumnya.
2) Memahami (Comprehention)
benar.
3) Aplikasi (Application)
4) Analisis (Analysis)
5) Sintesis (Synthesis)
6) Evaluasi (Evaluation)
4. Lingkungan
5. Emosional
1. Sistem Saraf
lengan dan kaki. Jika terlalu sering terjadi, kondisi ini bisa
lainnya.
2. Otot
3. Jantung
Tingkat Respon
Respon Fisik Respon Kognitif
Anxietas Emosional
1. Perilaku
1. Tegang otot ringan
a. Tenang, percaya diri otomatis
2. Rileks dan sedikit gelisah
b. Sedikit rasa gatal 2. Sedikit
Ringan 3. Penuh perhatian
c. Waspada banyak hal tidak sabar
d. Tingkat belajar optimal 3. Terstimulasi
4. Rajin
4. Tenang
1. Sangat
a. Sulit berpikir
cemas
b. Penyelesaian masalah
2. Agitasi
1. Tegang otot yang berat buruk
3. Takut
2. Hiperventilasi c. Egosentris
4. Bingung
Berat 3. Kontak mata buruk d. Tidak mampu
5.Merasa tidak
4. Keringat banyak mempertimbangkan
adekuat
5. Bicara cepat, nada tinggi informasi
6. Menarik diri
e. Preokupasi dengan
7. Penyalahan
pikiran sendir
8. Ingin bebas
1) Merasa
terbebani
1. Flight, fight, atau freeze a. Pikiran tidak logis, 2) Merasa
2. Ketegangan otot sangat terganggu tidak
berat b. Pribadi kacau mampu atau
3. Agitasi motorik kasar c. Tidak dapat tidak
4. Pupil dilatasi, tanda vital menyelesaikan masalah berdaya
Panik meningkat kemudian d. Fokus pada diri sendiri 3) Lepas
menurun e. Tidak rasional kendali
5. Tidak dapat tidur f. Sulit memahami 4) Mengamuk,
6. Hormone stress stimulasi eksternal putus asa
neurotransmitter turun g. Halusinasi, ilusi, dan 5) Marah,
7. Mulut menganga waham dapat terjadi sangat takut
6) Kaget
7) Lelah
Tabel 2.4 Keaslian Penelitian
Judul/
No Desain Sampel Variabel Intrumen Analisis Hasil
Pengarang
1 Judul : HUBUNGAN kuantitatif accidental Dependen General Self- General Self Berdasarkn uji statistik
EFIKASI DIRI korelasi sampling Efficacy Scale Efficacy Scale diperoleh p = 0,006
DENGAN dengan (GSES) (<0,05), artinya terdapat
TINGKAT pendekatan (GSES) dan hubungan
KECEMASAN crossection General Anxiety
PERAWAT PADA al. Dissorder-7 yang signifikan antara
MASA PANDEMI efikasi diri dengan tingkat
COVID-19 DI kecemasan perawat pada
PROVINSI NUSA masa pandemi
TENGGARA COVID-19 di Provinsi
BARAT NTB
Pengarang : Haris
Suhamdani , Reza
Indra Wiguna *,
Yayan Hardiansah ,
Lalu Muhammad
Sadam Husen . Lia
Arian Apriani
2 Judul : Gambaran studi Sampel Independen Zung Self- Gambaran tingkat Dari 10 artikel yang
49
50
Tingkat Kecemasan literature pada Rating Anxiety kecemasan perawat mengulas tentang
Perawat Saat penelitian Scale (SAS) paling tinggi kecemasan perawat saat
Pandemi Covid 19 Di ini terdapat pada pandemi COVID 19. dari
Negara Berkembang berjumlah Negara Italia ke 3 negara tersebut
Dan Negara Maju: A 1379 nerdasarkan ternyata tingkat kecemasan
Literatur Review responden kuesioner Zung perawat di Negara Italia
Self-Rating Anxiety lebih tinggi dari negara iran
Pengarang : Dinah1 , Scale dan China. Hal
Subhannur tersebutkarena pada negara
Rahman2 , italia mereka rendahnya
tingkat kesadaran terhadap
diri sendiri, self-efficacy
yang rendah, dan
kurangnya informasi.
3 Judul : Gambaran deskriptif purposive Independen Hamilton Hamilton Anxiety penelitian menunjukkan
Tingkat Kecemasan kuantitatif sampling Anxiety Rating Rating Scale bahwa lebih dari setengah
Keluarga Tenaga Scale (HARS). (HARS). responden (67,05%)
Kesehatan Akibat mengalami kecemasan
Pandemi COVID-19 dengan rentang tingkat
kecemasan ringan sampai
Pengarang : Gladies berat. Sebanyak 24,8%
Sabathine Pasongli1 , reponden mengalami
Evelin Malinti kecemasan ringan, 11,2%
kecemasan sedang, 22,1%
51
Novelty adalah unsur kebaruan atau temuan dari sebuah penelitian. penelitian dikatakan baik jika menemukan unsur temuan
Penelitian yang membedakan dari penelitian sebelumnya yaitu judul yang di ambil , variabel penelitian ,instrumen,
analisis, tempat penelitian , lokasi penelitian , dan metode pengamblan sampel juga beda penelitian in lebih ke gambaran
kecemasan masyarakat pada Masa Pandemic Covid-19 Di Desa Latta Kecamatan Baguala Kota Ambo
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL
Tingkat kecemasan
Karakteristik masyarakat
dalam menghadapi pandemi
Covid-19 di Desa Latta
52
BAB IV
METODE PENELITIAN
(Notoatmadjo, 2016)
Ambon
53
54
4.3.1 Populasi
4.3.2 Sampel
adalah :
(Purposive sampling) dianggap merupakan cara yang paling baik dan dapat
Konsep yang dituju dalam suatu penelitian bersifat konkret dan secara
dapat diukur.
atau panik.
57
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
dikatakan handal.
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari subyek peneliti
kuesioner.
Pengolahan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah sebagai
berikut :
58
1. Editing, yaitu mengkaji dan meneliti data yang telah terkumpul pada
kuesioner.
meliputi
1. Informed consent
2. Anonimity
3. Confidentialy