DISUSUN OLEH :
KELOMPOK KEPERAWATAN KELUARGA
2022/2023
LEMBAR PENGESAHAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA AN.M KELUARGA TN.R
DENGAN MASALAH : TUBERKOLOSIS
DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KANDANG
Penguji
(...........................................................................)
1
2
KATA PENGANTAR
Segala puji hanya bagi Allah SWT semata, karena berkat limpahan
rahmat, hidayah dan kehendak-Nya lah, penulis dapat menyelesaikan Makalah
Seminar ini dengan judul “Asuhan Keperawatan An.M Keluarga Tn.R dengan
Masalah Kesehatan : Tuberkolosis Di Wilayah Kerja Puskesmas Kandang”
dengan sebaik mungkin.
Secara umum penulis menyadari bahwa dalam pelaksanaan makalah ini
tidak akan dapat berjalan dengan baik tanpa peran serta dan bantuan dari semua
pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis sampaikan ucapan terima kasih
kepada :
1. Samwilson Slamet, S.KM, M.Kes yang merupakan Pembimbing yang
telah sabar dan telaten dalam memberikan bimbingan dan pengarahan
dalam penyusunan makalah ini.
2. Ns. Yusran Hasymi, S.Kep, M.Kep, Sp. KMB selaku Kepala Program
Diploma III Keperawatan Universitas Bengkulu
3. Ns.Suryanti S.Kep sebagai pembimbing lahan yang telah membimbing
dalam proses pembuatan makalah seminar ini.
4. Orang Tua kami. Terimakasih banyak atas dukungan dan doa nya selama
ini, kasih sayang yang selalu tercurahkan kepada kami.
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan adanya masukan, ide, kritik dan
saran yang sifatnya membangun untuk menyempurnakan makalah ini. Atas segala
bantuan yang telah diberikan kepada penulis, semoga senantiasa mendapatkan
balasan yang lebih besar dari Allah SWT. Akhirnya dengan mengucap syukur
Alhamdulillah, penulis berharap semoga tugas ini bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya bagi dunia kesehatan.
Bengkulu,12 November 202
Kelompok
1
2
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN .......................................................................... ii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1. Latar Belakang .............................................................................. 1
2. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
3. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2
1
2
BAB IV PEMBAHASAN
1. Pengkajian keperawatan ................................................................ 34
2. Diagnosa keperawatan.................................................................... 36
3. Perencaanaan keperawatan ............................................................ 37
4. Pelaksanaan keperawatan .............................................................. 37
5. Evaluasi keperawatan .................................................................... 38
BAB V PENUTUP
1. Kesimpulan .................................................................................... 40
2. Saran .............................................................................................. 40
DAFTAR PUSTAKA
1
2
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
terjadi di negara-negara lain. Hal ini terjadi kemugkinan karena laki-laki lebih
terpapar pada faktor resiko TBC misalnya merokok dan kurangnya
ketidakpatuhan minum obat. Survey ini menemukan bahwa dari seluruh
partisipan laki-laki yang merokok sebanyak 68,5% dan hanya 3,7% partisipan
perempuan yang merokok (Kementerian Kesehatan RI, 2018).
Jumlah penemuan kasus baru Tuberkulosis pada tahun 2013 sebesar 2.416
kasus, pada tahun 2014 turun menjadi 1.953 kasus dan kembali meningkat pada
tahun 2015 sebesar 2.391 orang dan menurun pada tahun 2016 menjadi 2.383
temuan kasus baru Tuberkulosis BTA (+) (Profil Kesehatan Kaltim,2016).
Di tahun 2016 penemuan kasus Tuberkulosis BTA (+) di kota Samarinda
sebanyak 458 kasus. Menurut jenis kelamin, jumlah kasus pada laki-laki lebih
tinggi daripada perempuan yaitu 270 kasus dan 187 kasus pada perempuan
(Dinas Kesehatan Kota Samarinda, 2016).
Kejadian Tuberkulosis dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor pertama
Tuberkulosis adalah faktor umur karena insiden tertinggi penyakit Tuberkulosis
adalah pada usia dewasa muda di Indonesia diperkirakan 75% penderita
Tuberkulosis adalah pada kelompok usia produktif. Faktor yang kedua adalah
jenis kelamin yang lebih banyak menyerang laki-laki daripada wanita, karena
sebagian besar mempunyai kebiasaan merokok. Faktor ketiga adalah kebiasaan
merokok yang dapat menurunkan daya tahan tubuh, sehingga mudah untuk
terserang penyakit terutama pada laki-laki yang mempunyai kebiasaan merokok).
Faktor keempat adalah kepadatan hunian yang merupakan faktor lingkungan
terutama pada penderita Tuberkulosis yaitu kuman M. Tuberculosis dapat
masuk pada rumah yang memiliki bangunan yang gelap dan tidak ada sinar
matahari yang masuk. Faktor kelima adalah pekerjaan yang merupakan faktor
risiko kontak langsung dengan penderita. Faktor keenam adalah status ekonomi
yang merupakan faktor utama dalam keluarga masih banyak rendahnya suatu
pendapatan yang rendah dapat menularkan pada penderita Tuberkulosis karena
pendapatan yang kecil membuat orang tidak dapat layak memenuhi syarat-syarat
kesehatan (Sejati, 2015) .
Faktor yang mempermudah penularan Tuberkulosis Paru adalah perilaku
membuang ludah di sembarang tempat, kebiasaan tidak menutup mulut saat
1
2
batuk, kebiasaan tidak menutup mulut saat orang lain batuk, dan kebiasaan
3
menggunakan kayu bakar di dalam rumah. Di kota Samarinda menunjukkan
bahwa pendidikan, kontak serumah, lama kontak, kepadatan penghuni dan
ventilasi rumah merupakan faktor risiko terhadap kejadian Tuberkulosis Paru
dengan nilai OR > 1. Kontak serumah dan lama kontak merupakan faktor risiko
tertinggi terhadap kejadian Tuberkulosis Paru.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Tuberkolosis ?
2. Bagaimana penyebab dari Tuberkolosis ?
3. Apa gejala yang ditimbulkan dari Tuberkolosis?
4. Bagaimana patofisiologis Tuberkolosis?
5. Pengobatan apa yang dilakukan untuk penyakit Tuberkolosis ?
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi dari Tuberkolosis
2. Untuk mengetahui penyebab terjadinya Tuberkolosis
3. Untuk mengetahui gejala-gejala dari Tuberkolosis
4. Untuk mengetahui patofisiologi Tuberkolosis
5. Untuk mengetahui pengobatan yang dapat dilakukan untuk penderita
Tuberkolosis
1
2
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. KONSEP KELUARGA
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan (Friedman, 2010)
Keluarga adalah dua orang atau lebih individu yang bergabung
karena hubungan darah, perkawinan dan adopsi dalam satu rumah tangga,
yang berinteraksi satu dengan lainnya dalam peran dan menciptaan serta
mempertahankan suatu budaya (Ali, 2010) Keluarga adalah anggota rumah
tangga yang saling berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau
perkawinan (WHO dalam Harmoko, 2012).
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan
sekelompok orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah serta adopsi
dan tinggal dalam satu rumah.
2. Tipe Keluarga
Dalam (Sri Setyowati, 2007) tipe keluarga dibagi menjadi dua macam
yaitu :
a) Tipe Keluarga Tradisional
1) Keluarga Inti ( Nuclear Family ), adalah keluarga yang terdiri dari
ayah, ibu dan anak-anak
2) Keluarga Besar ( Exstended Family ), adalah keluarga inti di
tambah dengan sanak saudara, misalnya nenek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi dan sebagainya.
3) Keluarga “Dyad” yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari suami
dan istri tanpa anak
4) Single Parent yaitu suatu rumah tangga yang terdiri dari satu orang
tua (ayah/ibu) dengan anak (kandung/angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian
3 1
42
1
52
3. Struktur Keluarga
1
6 2
1) Fungsi afektif
Adalah fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam
berhubungan dengan orang lain.
2) Fungsi sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak
untuk berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
3) Fungsi reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga
4) Fungsi ekonomi.
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka
memenuhi kebutuhan keluarga.
5) Fungsi pemeliharaan kesehatan
Adalah fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
5. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan
Menurut Friedman (2010) sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan
Kesehatan, keluarga mempunyai Tugas-tugas dalam bidang kesehatan
yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu
a. Keluarga Mampu Mengenal Masalah Keluarga
b. Keluarga Mampu Mengambil Keputusan
c. Keluarga Mampu Merawat Anggota Keluarga yang Sakit
d. Keluarga Mampu Memelihara/Memodifikasi Lingkungan
e. Keluarga Mampu Menggunakan Fasilitas Pelayanan Kesehatanan
6. Tahap-Tahap Keluarga
1
72
1
2
8
1
9 2
2. Etiologi
Tuberkulosis Paru disebabkan oleh Mycobacterium Tuberculosis
sejenis kuman berbentuk batang dengan ukuran panjang 1-4/um dan
tebal 0,3-0,6/um. Kuman terdiri dari Asam Lemak, sehingga kuman
lebih tahan asam dan tahan terhadap gangguan kimia dan fisis
(Manurung, 2008).
Penyebab Tuberkulosis adalah Mycobacterium Tuberculosis.
Basil ini tidak berspora sehingga mudah dibasmi dengan pemanasan,
sinar matahari dan sinar ultraviolet. Ada dua macam mikobakteria
Tuberkulosis yaitu Tipe Human dan Tipe Bovin. Basil Tipe Bovin berada
dalam susu sapi yang menderita Mastitis Tuberkulosis Usus. Basil
Tipe Human bisa berada di bercak ludah (droplet) dan di udara yang
berasal dari penderita Tuberkulosis dan orang yang terkena rentan
terinfeksi bila menghirupnya (Nurarif, 2015).
3. Patofisiologi
Tuberkulosis adalah infeksi bakteri di udara yang disebabkan
oleh Mycobacterium Tuberculosis yang mempengaruhi bagian tubuh
dan paling sering paru-paru. Mycobacterium. Tuberculosis terkena
udara sebagai inti droplet dari batuk, bersin, berteriak atau bernyanyi
dari individu dengan Tuberkulosis Paru. Penularan terjadi melalui
inhalasi inti droplet yang melewati rongga mulut atau hidung, saluran
pernapasan bagian atas, bronkus dan akhirnya mencapai alveoli
paru-paru. Setelah Mycobacterium
Tuberculosis atau Tubercle bacilli mencapai Alveoli, mereka
tertelan oleh Makrofag Alveolar yang mengakibatkan penghancuran
atau penghambatan proporsi yang lebih besar dari basil tuberkulum yang
dihirup.Proporsi kecil yang tidak terpengaruh berlipat ganda dalam
Makrofag dan dilepaskan setelah kematian Makrofag. Bakteri
Tuberkulum yang disebarkan langsung menyebar melalui aliran darah
atau saluran limfatik ke bagian jaringan tubuh atau organ tubuh selain
area infeksi Tuberkulosis yang sangat rentan seperti paru-paru,
1
10 2
1
11 17
Selain itu, klien dapat merasa letih, lemah, berkeringat pada malam
hari dan mengalami penurunan berat badan yang berarti. Secara rinci
tanda dan gejala Tuberkulosis Paru ini dapat dibagi atas 2 (dua) golongan
yaitu gejala sistemik dan gejala respiratorik.
1. Gejala
Sistemik
a. Demam
Demam merupakan gejala pertama dari Tuberkulosis Paru,
biasanya timbul pada sore dan malam hari disertai dengan keringat
mirip demam influenza yang segera mereda tergantung dari daya
tahan tubuh dan virulensi kuman, serangan demam yang berikut
dapat terjadi setelah 3 bulan, 6 bulan, 9 bulan.
b. Malaise
Karena Tuberkulosis bersifat radang menahun, makan
dapat terjadi rasa tidak enak badan, pegal-pegal, nafsu makan
berkurang, badan makin kurus, sakit kepala.
2. Gejala
Respiratorik
a. Batuk
Batuk baru timbul apabila proses penyakit telah melibatkan
bronkus. Batuk mula-mula terjadi oleh karena iritasi bronkhus,
selanjutnya akibat adanya peradangan pada bronkus, batuk akan
menjadi produktif. Batuk produktif ini berguna untuk membuang
produk produk ekskresi peradangan. Dahak dapat bersifat mukoid
atau purulen.
b. Batuk berdarah
Batuk darah terjadi akibat pecahnya pembuluh darah.
Berat dan ringannya batuk darah yang timbul, tergantung dari
besar kecilnya pembuluh darah yang pecah. Batuk darah tidak
selalu timbul akibat pecahnya aneurisme pada dinding kavitas,
juga dapat terjadi karena ulserasi pada mukosa bronkhus.
c. Sesak nafas
1
12 18
1
19
13
6. Penatalaksanaan
Pengobatan Tuberkulosis bertujuan untuk menyembuhkan
pasien, mencegah kematian, mencegah kekambuhan, memutuskan
rantai penularan dan mencegah terjadinya resistensi kuman
terhadap OAT (Obat Anti Tuberkulosis). Mikobakteri
merupakan kuman tahan asam yang sifatnya berbeda dengan
kuman lain karena tumbuhnya sangat lambat dan cepat sekali
timbul resistensi bila terpajan dengan satu obat. Jenis obat utama
(lini 1) yang digunakan adalah: INH, Rifampisin, Streptomisin,
Etambutol. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2): Kanamisin,
Amikasin, Kuinolon.
Pengobatan Tuberkulosis Paru pada orang dewasa dibagi
dalam beberapa kategori yaitu :
1. Kategori 1: 2HRZE/4HR3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, Rifampisin, Pirazinamid
dan Etambutol setiap hari (tahap intensif) dan 4 bulan
selanjutnya minum obat INH dan Rifampisin tiga kali dalam
seminggu (tahap lanjutan). Diberikan kepada:
a. Penderita baru Tuberkulosis
Paru BTA positif.
b. Penderita Tuberkulosis Ekstra Paru (Tuberkulosis di luar
paru-paru) berat.
2. Kategori 2:HRZE/5H3R3E3 diberikan
kepada:
a. Penderita kambuh.
b. Penderita gagal terapi.
c. Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum
obat.
1
14 20
3. Kategori 3: 2HRZ/4H3R2
diberikan kepada penderita BTA (+) dan rontgen paru
mendukung aktif.
4. Kategori 4: RHZES
C. Konsep Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian Keperawatan
Pengkajian merupakan suatu tahapan saat seorang perawat
mengambil informasi secara terus menerus terhadap anggota
keluarga yang dibinanya. Pengkajian merupakan syarat utama
untuk mengidentifikasi masalah. Pengkajian keperawatan bersifat
dinamis, interaktif dan fleksibel. Data dikumpulkan secara
sistematis dan terus menerus dengan menggunakan alat
pengkajian. Pengkajian keperawatan keluarga dapat
menggunakan metode observasi, wawancara dan pemeriksaan
fisik (Maglaya, 2009).
Proses pengkajian keluarga ditandai dengan pengumpulan
informasi yang terus-menerus dan keputusan professional yang
mengandung arti terhadap informasi yang dikumpulkan.
Dengan kata lain, data dikumpulkan secara sistematik
menggunakan alat pengkajian keluarga, kemudian di klasifikasikan
dan dianalisis untuk menginterprestasikan artinya sering kali data
sepintas dikumpulkan untuk tiap area utama. Ketika pengkaji
menemukan kemungkinan atau potensi masalah, pengkaji
kemudian menggali bidang tersebut secara lebih mendalam.Selain
itu, kekuatan keluarga perlu digali dalam proses pengkajian.
Jumlah dan jenis informasi juga bergantung pada klien, yang
mungkin ingin menyampaikan lebih banyak informasi tentang satu
area daripada area yang lain. Walaupun pengkajian merupakan
langkah pertama proses keperawatan, data terus dikumpulkan
sepanjang pemberian layanan yang menunjukkan sifat yang
dinamis, interaktif dan fleksibel dari proses ini. Sumber data
pengkajian:
1
1521
1
22
16
1
1723
2. Diagnosa Keperawatan
Menurut Kundi (2012), Masalah keperawatan keluarga yang
sering muncul pada diagnosa medis Tuberkulosis Paru adalah:
1
18 24
1 Sifat Masalah.
Skala : Wellness. 3
Aktual. 3
Risiko. 2 1
Potensial. 1
2 Kemungkinan Masalah Dapat Diubah.
Skala : Mudah. 2
Sebagi 1
an. 0 2
Tidak
3 Potensi Masalah
dapat. Untuk Dicegah.
Skala : Tinggi. 3
Cu 2
ku 1 1
p.
Re
4 Menonjolnya
nd Masalah.
Skala : Segera.
ah.
4 Menonjolnya Masalah. 2
1
Tidak perlu.
Skala : Segera. 1 2
Tidak perlu. 1
Tidak dirasakan. 0
1
1
25
19
Tidak dirasakan. 0
1
3. Perencanaan Keperawatan
Perencanaan keperawatan keluarga merupakan kumpulan
tindakan yang ditentukan oleh perawat bersama-sama sasaran,
yaitu keluarga untuk dilaksanakan, sehingga masalah kesehatan
dan masalah keperawatan yang telah diidentifikasi dapat
diselesaikan. Kualitas rencana keperawatan keluarga sebaiknya
berdasarkan masalah yang jelas, harus realitas, sesuai dengan
tujuan, dibuat secara tertulis dan dibuat bersama keluarga. Dalam
perencanaan keperawatan keluarga ada beberapa hal yang harus
dilakukan perawat keluarga yaitu penyusunan tujuan,
mengidentifikasi sumber- sumber, mendefinisikan pendekatan
alternatif, memilih intervensi keperawatan dan penyusunan
prioritas (Susanto, 2012).
1) Menetapkan Tujuan Keperawatan
Tujuan merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang
diharapkan dari tindakan keperawatan yang terdiri dari jangka
panjang dan jangka pendek. Tujuan jangka pendek adalah target
dari kegiatan atau hasil akhir
yang diharapkan dari rangkaian proses penyelesaian masalah
keperawatan (penyelesaian satu diagnosa atau masalah) dan
biasanya berorientasi pada perubahan perilaku seperti
pengetahuan, sikap dan keterampilan.
2) Menyusun Rencana Tindakan Keperawatan
Keluarga
1
20 38
4. Implementasi Keperawatan
Implementasi keperawatan keluarga merupakan pelaksanaan
dari rencana asuhan keperawatan yang telah disusun perawat
bersama keluarga. Inti pelaksanaan pemberian asuhan keperawatan
keluarga adalah perhatian. Jika perawat tidak memiliki falsafah
untuk memberi perhatian, maka tidak
mungkin perawat dapat melibatkan diri bekerja dengan keluarga.
Perawat harus membangkitkan keinginan untuk bekerja sama
melaksanakan tindakan keperawatan.
Pada pelaksanaan implementasi keluarga, hal-hal yang perlu
diperhatikan adalah (Susanto, 2012):
1. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan tindakan yang tepat
dengan cara:
a.Diakui tentang konsekuensi tidak melakukan
tindakan.
1
21 38
1
38
22
5. Evaluasi
Komponen kelima dari proses keperawatan ini adalah
evaluasi. Evaluasi didasarkan pada bagaimana efektifnya
tindakan keperawatan yang dilakukan oleh keluarga, perawat
dan yang lainnya. Evaluasi merupakan proses
berkesinambungan yang terjadi setiap kali seorang perawat
memperbaharui rencana asuhan keperawatan (Friedman,
2013).
Evaluasi merupakan kegiatan yang membandingkan
antara hasil implementasi dengan kriteria dan standar yang
telah ditetapkan untuk melihat keberhasilannya. Evaluasi
dapat dilaksanakan dengan dua cara yaitu evaluasi
formatif dan evaluasi sumatif (Suprajitno, 2016) yaitu
dengan SOAP, dengan pengertian "S" adalah ungkapan
perasaan dan keluhan yang dirasakan secara subjektif oleh
keluarga setelah diberikan implementasi keperawatan. "O"
adalah keadaan objektif yang dapat diidentifikasi oleh
perawat menggunakan penglihatan. "A" adalah merupakan
analisis perawat setelah mengetahui respon keluarga
secara subjektif dan objektif. "P" adalah perencanaan
selanjutnya setelah perawat melakukan tindakan. Dalam
mengevaluasi harus melihat tujuan yang sudah dibuat
1
23 38
1
38
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. PENGKAJIAN KELUARGA
I. Data Umum
1. Nama Kepala keluarga : Tn.R
2. Usia : 57 Tahun
3. Alamat/telfon : Kandang RT
4. Pendidikan kepala keluarga : SD
5. Pekerjaan kepala keluarga : Nelayan
6. Komposisi keluarga : Ayah dengan 1 anak
Genogram
Tn.R
24 1
25
38
1
26
38
WC RUANG
DAPUR
KAMAR TIDUR
3
RUANG KELUARGA/
RUANG TV
KAMAR TIDUR
2
1
27
38
V. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Keluarga Saling memberikan perhatian dan kasih Sayang, Tn. R
selalu mendukung apa yang dilakukan An. M selama masih dalam
batas kewajiban dan sopan santun begitu juga sebaliknya.
2. Fungsi Sosialisasi
Interaksi di dalam keluarga terjalin sangat baik dan terlihat harmonis
Dalam mengambil keputusan. Tn.R memiliki Peran yang besar
dalam keluarga.
3. Fungsi Perawatan kesehatan.
a. Kemampuan keluarga mengenai Masalah hesehatan
1
2838
1
29
38
1
30
38
resonan
Auskultasi:Vesikuler
Abdomen Inspeksi : Tidak ada Inspeksi : Tidak ada Stretch mark,tidak ada
Stretch mark,tidak ada lesi,tidak ada bekas operasi
lesi,tidak ada bekas Auskultasi:bising usus normal 14x/menit
operasi Perkusi : Timpani
Auskultasi:bising usus Palpasi :
normal 15x/menit Tidak ada nyeri tekan
Perkusi : Timpani
Palpasi :
Tidak ada nyeri tekan
VII.Harapan Keluarga
An.M berharap penyakit nya sembuh ,dan An.M berharap bisa beraktifitas
seperti biasanya
ANALISA DATA
Nama : Ny.L
Masalah : Tuberkulosis
No Data Etiologi Masalah
1 DS: ketidakmampuan Bersihan jalan
mengeluarkan sekret nafas tidak efektif
An.M mengatakan yang tertahan pada An.M di
masih sering keluarga Tn.R
mengalami batuk
disertai dahak dan
sesak.
An.M mengatakan
Pernah mengikuti
pengobatan di Rumah
sakit Raflesia namun
tidak dilanjutkan.
An.M mengatakan sulit
tidur jika batuknya
kambuh.
Keluarga mengatakan
hanya memberi obat
warung saat An.M sakit
dan jika tidak tertangani
di bawa ke Puskesmas
DO:
1
3138
TD : 120/80 mmHg
N :80 x/m
RR : 26x/m
SPO2 : 96%
Suhu: 36℃
2 DS: Ketidakmampuan Defisit
Keluarga mengatakan keluarga mengenal pengetahuan
tidak mengetahui masalah kesehatan
tentang TBC mengenal TBC
DO:
Keluarga tampak
bertanya tentang
masalah TBC
Keluarga menunjukkan
perilaku yang tidak
sesuai anjuran
PEMBOBOTAN MASALAH
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An.M di keluarga Tn.R b.d
ketidakmampuan mengeluarkan sekret yang tertahan
1
32
38
1
3338
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Bersihan jalan nafas tidak efektif pada An.M di keluarga Tn.R b.d
ketidakmampuan mengeluarkan sekret yang tertahan
2. Defisit pengetahuan b.d ketidakmampuan keluarga mengenai masalah
kesehatan terkait Tuberkulosis
1
38
34
INTERVENSI KEPERAWATAN
1
3538
1
3638
keluarga
untuk
membuka
jendela
rumah
diwaktu pagi
hari.
1
3738
A:
Tujuan tercapai
P:
Intervensi dihantikan
2 1. Memberikan penjelasan S:
kepada an.M dan keluarga Setelah dilakukan kunjungan
tentang pengertian kerumah selama 30 menit an.M
penyakit, tanda dan gejala dan keluarga mengatakan
serta pencegahan TBC. mengerti sebagian penyakit
2. Mengkaji pengetahuan TBC, tanda dan gejala, tetapi
an.M dan keluarga tentang masih belum mengerti
TBC. mengenai perawatan
3. Menjelaskan pada pendampingan obat pada
keluarga mengenai akibat penderita TBC
bila tidak mendapat
pengobatan maksimal O:
4. Memotivasi keluarga Keluarga tn.R tampak sedikit
untuk menyebutkan lebih paham dengan apa yang
kembali apa yang sudah sudah dijelaskan. Keluarga
dijelaskan senang dengan diadakannya
1
38
38
A:
Tujuan tercapai
P:
intervensi dihentikan
3 1. Menjelaskan pada S:
keluarga proses penularan Setelah dilakukan kunjungan
penyakit TBC rumah selama 30 menit tn.R
2. Menganjurkan keluarga dan An.M mengerti proses
untuk menerapkan PHBS perawatna TBC
dan cuci tangan O:
3. Menganjurkan an.M agar Keluarga an.M paham dengan
selalu menutup mulut saat apa yang sudah dijelaskan dan
batuk atau membuang paham cara membuang ludah
dahak ditempatnya atau dahak yang benar
4. Menganjurkan keluarga
untuk membuka jendela A:
rumah pada pagi hari Tujuan tercapai
P:
Intervensi dihentikan
1
39
38
BAB lV
PEMBAHASAN
1
4038
1
41
38
C. Perencanaan Keperawatan
1
38
42
D. Pelaksanaan Keperawatan
E. Evaluasi Keperawatan
1
43 38
1
4438
1
45
38
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pada tahap pengkajian dalam pemeriksaan fisik pada kasus bahwa
tanda dan gejala tuberkolosis pada An.M yang muncul adalah
batuk,sesak,nafsu makan berkurang. Sedangkan berdasarkan teori
menurut (Manurung, 2008) tanda dan gejala yaitu untuk demam,batuk
berdarah,sesak napas dan nyeri dada. Pada kasus sesuai dengan tanda
dan gejala yang di temukan pada An.M menderita Tuberkolosis.
Di dalam kasus didapatkan tiga diagnosa yaitu diagnosa pertama
bersihan jalan nafas tidak efektif pada An.M di keluarga Tn.R b.d
ketidakmampuan mengeluarkan sekret yang tertahan yang menderita
tuberkolosis dengan hasil skoring 4 dan menjadi perioritas pertama,
karena masalah sudah terjadi pada an.M (20 tahun) menderita
Tuberkolosis sudah 3 bulan yang lalu dan tanda gejala sudah terjadi
seperti batu terus menerus,sesak napas.
Tuberkulosis Paru merupakan salah satu penyakit infeksi paru
paling berbahaya dan mematikan dengan kasus yang cukup tinggi
didunia. Tuberculosis paru adalah suatu penyakit menular yang
disebabkan oleh kuman Mycobacterium tuberculosis. Penyebaran
infeksi TB Paru melalui udara yang tercemar dengan
bakteriMycobacterium tuberculosis pada saat penderita batuk.
Tanda dan gejala yang khas pada penderita TB Paru adalah batuk
tidak berdahak atau berdahak (dahak bercampur darah) selama 2
minggu atau lebih, sesak nafas, nyeri dada, demam serta berkeringat di
malam hari. Faktor-faktor yang mempengaruhi pada seseorang
penderita TB Paru seperti: status sosial ekonomi, status gizi, umur,
jenis kelamin dan faktor sosial lainnya. Tanda dan gejala dari
Tuberkulosis Paru yaitu: Batuk, batuk darah, sesak napas, nyeri dada,
demam, keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan, malaise.
1
4638
B. Saran
1. Salah satu cara yang baik untuk terhindar atau mencegah terjadinya
penyakit Tuberkolosis yakni dimulai dari cara hidup sehat dan selalu
memperhatikan konsumsi makanan dan minuman sehari hari dan yang
tidak kalah pentingnya selalu memperhatikan kondisi psikologi agar
tidak terlalu banyak pikiran (stress)
2. Apabila telah memiliki riwayat tuberkolosiss telah terbiasa
mengkonsumsi obat, hendaknya konsumsi obat juga diperhatikan agar
tidak terjadi peningkatan penyakit dan kembali lagi selalu
memperhatikan asupan makan serta minuman sehari hari.
1
38
DAFTAR PUSTAKA
Supriyo, dkk. 2013. Pengaruh Perilaku dan Status Gizi terhadap Kejadian
TB Paru
di Kota Pekalongan. Semarang: Poltekkes Semarang.
Susanto, T. 2012. Keperawatan Keluarga “Aplikasi Teori Pada
Praktik Asuhan
Keperawatan Keluarga”. Jakarta: Trans Info Media.
Riasmani, N.M. 2017. Panduan Asuhan Keperawatan Individu, Keluarga,
Kelompok
dan Komunitas Dengan Modifikasi NANDA, ICNP, NOC,NIC
di Puskesmas
dan Masyarakat. Jakarta: Universitas Indonesia(UI-Press).
Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 (PPNI), 2018