Disusun Oleh :
Pembimbing :
FAKULTAS KEDOKTERAN
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
rumah ini sebagai bagian dari tugas Kepaniteraan Klinik Ilmu Kesehatan
Kusuma Surabaya.
3. Dr. Atik Sri Wulandari, SKM, M.Kes, selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan
Surabaya.
rumah ini.
i
6. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto dan Koordinator Putaran
Puskesmas Kepaniteraan Klinik IKM beserta staf dan jajarannya yang telah
7. Kepala Puskesmas Gedeg beserta staff dan jajaran nya yang telah
Saya menyadari laporan ini masih jauh dari sempurna sehingga kritik
dan saran yang membangun sangat saya hargai guna penyempurnaan laporan
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
halaman
KATA PENGANTAR ................................................................................... i
DAFTAR ISI .................................................................................................. iii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... vii
BAB
I PENDAHULUAN ................................................................................. 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ...................................................................... 2
C. Tujuan .......................................................................................... 2
a. Tujuan Umum ........................................................................ 2
b. Tujuan Khusus........................................................................ 2
D. Manfaat ........................................................................................ 3
iii
5. Hidung ................................................................................... 7
6. Mulut ...................................................................................... 7
7. Telinga ................................................................................... 7
8. Tenggorokan .......................................................................... 7
9. Leher ...................................................................................... 8
10. Thoraks .................................................................................. 8
11. Abdomen ................................................................................ 8
12. Collumna Vertebrallis ............................................................ 8
13. Ekstremitas ............................................................................ 8
14. Sistem Genetalia .................................................................... 8
15. Pemeriksaan Neurologik ........................................................ 8
16. Pemeriksaan Psikiatrik ........................................................... 8
D. Pemeriksaan Penunjang ............................................................. 9
E. Resume ......................................................................................... 9
F. Penatalaksanaan ......................................................................... 9
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
vii
FORM HASIL KEGIATAN HOME VISIT
LAPORAN HOME VISIT DOKTER KELUARGA
satu periode)
l Pemahaman Pembimbing
viii
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
terjadi di Asia (WHO, 2008 dalam Depkes RI, 2013). Di Indonesia,
demam
2
2
tifoid ini bersifat endemik dan tercatat 81,7 penderita per 100.000.
Berdasarkan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2010 tercatat. Sebanyak
41.081 kasus dirawat inap di Rumah Sakit dan 279 diantaranya meninggal
dunia (Depkes RI, 2010)
Laporan ini di tulis bedasarkan hasil dari kasus yang di ambil langsung
dari seorang pasien dengan riwayat penyakit demam tifoid berjenil kelamin
perempuan. Pasien merupakan warga di salah satu wilayaha pusesma Gedeg,
kecamatan gedeg, kabupaten mojokerto.
B. Rumusan masalah
Bagaimana memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang
sekitar.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan khusus
a. Untuk mengetahui identifikasi pasien sesuai dengan yang ditetapkan
puskesmas
b. Untuk mengetahui identifikasi kehidupan pasien dalam keluarga
melalui APGAR
3
A. Identitas Penderita
Nama : An. A
Umur : 12 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Pendidikan : Pelajar
Alamat : Genengsono, Pagerejo, Gedeg
Agama : Islam
Suku : Jawa
Tanggal Pemeriksaan : 01/09/2021
Tanggal Homevisit : 01/09/2021
B. Anamnesis
1. Keluhan Utama : Panas 5 hari
2. Riwayat. Penyakit sekarang :
Pasien laki-laki umur 12 tahun, dating ke Puskesmas Gedeg dengan Keluhan
demam tinggi sejak 5 hari yang lalu. Demam bersifat naik perlahan-lahan
dan memberat pada sore hari hingga malam hari, pada pagi hari masih terada
demam tapi tidak seberat pada malam hari, tetapi panas tidak berkurang
walaupun sudah minum obat penurun panas. Pasien juga mengeluh badan
terasa lemas dan sering pusing. Sudah seminggu ini mual sangat berkurang.
Nafsu makan menurun. BAB dan BAK dalam batas normal. Menurut
orangtua pasien, dikeluarga dan teman bermainnya tidak ada yang sakit
seperti ini, dan saat ini aktivitas sekolah pasien masih dilakukan secara
daring dirumah.
3. Riwayat Penyakit Dahulu:
4
5
4. Penyakit Keluarga:
a. Riwayat Asma : Tidak ada
b. Riwayat alergi obat/makanan : Tidak ada
5. Riwayat Kebiasaan :
Pasien suka membeli jajan chiki seperti macaroni pedas dll, pasien baru mau
mandi dan makan ketika di bantu dan ingatkan oleh ibunya. Disaat waktu
luang pasien bermain dirumah dan bias bermain diluar rumah.
6. Riwayat Sosial Ekonomi :
Pasien adalah anak kedua dari dua bersaudara. Pasien tinggal di sebuah
rumah yang berpenghuni 4 orang (pasien, kaka pasien dan kedua
orangtuanya). Pasien sedang menjalani sekolah secara daring. Keadaan
sosial ekonomi terkesan cukup. Rumah yang ditempati pasien merupakan
rumah pasien dengan kondisi yang cukup bersih tetapi masih memiliki
pencahayaan kurang.
7. Riwayat Gizi (makanan)
Frekuensi makan pasien tidak teratur, pasien akan makan jika disuapi oleh
ibunya. Pasien tidak terlalu nafsu untuk makan karena pasien merada selalu
lemas dan pusing.
C. Pemeriksaan fisik
1. Keadaan umum :
6
>30 Obesitas
Katarak : (-/-)
Radang : (-/-)
Konjungtivitis: (-/-)
Uveitis : (-/-)
Pterigium : (-/-)
11. Abdomen
I : deformitas (-), gibus (-), skoliosis (-), kiphosis (-), lordosis (-)
P : nyeri tekan (-).
13. Ekstremitas
+ + - -
+ + - -
Afek : appropriate
Psikomotor : normoaktif
9
arus : koheren
Insight : baik
D. Pemeriksaan penunjang
Tidak dilakukan
E. Resume
Seorang pasien anak laki-laki usia 12 tahun dengan keluhan utama demam
selama 5 hari. Demam ini disertai dengan keluhan pusing dan lemas, pasien
terlihat lemas dan pucat. Pasien jarang mengkonsumsi makanan berserat dan
sering jajan sembarangan diluar seperti sering mengkonsumsi macaroni goreng
pedas dan mau makan nasi jika disuap oleh ibu pasien, pasien juga kurang bisa
merawat diri. Pada pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit
ringan, compos mentis. Tanda vital N : 80 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 36,6°C,
BB : 21 kg, TB : 107 cm, status gizi kurang.
G. Follow Up
BAB III
PENGELOLAAN PASIEN (PATIENT MANAGEMENT)
11
12
A. Faktor Keluarga
1. Struktur Keluarga
Keluarga An. A termasuk keluarga patriarki dimana yang dominan memegang
kekuasaan dalam keluarga adalah ayah An.A.
2. Bentuk Keluarga
Alamat lengkap :RT 05/RW 03, Dusun Geneng sono, Pagerjo, Gedeg,
Kabupaten Mojokerto, Jawa Timur
Bentuk keluarga : Extended Family
AYAH IBU
ANAK II
ANAK 1
PASIEN
13
14
C. Fungsi Keluarga
a. Adaptation
Skor total 16 2 0
B. Partnership
Orangtua pasien selalu menjaga pasien dan meminta untuk tidak
terlalu lelah, dan meyakinkan bahwa pasien akan cepat sembuh. Pasien
selalu mengkomunikasikan mengenai penyakitnya kepada keluarganya.
Skor total 16 1 0
C. Growth
Skor total 6 6 0
Jawaban Ya diberi skor = 2, kadang-2 diberi skor = 1 dan tidak diberi skor
= 0.
Kemudian berilah nilai :
- Nilai 2 bila skor pernyataan keluarga > 15 (sabar) (>75%)
- Nilai 1 bila skor pernyataan keluarga 10 -15 (kurang sabar) (60-75%)
- Nilai 0 bila skor pernyataan keluarga < 10 (tidak sabar) (<60%)
Skor total = 12 diberi nilai = 1 artinya keluarga kurang sabar menghadapi
perilaku An.A. (berilah nilai partnership = 1 pada Tabel IV.6)
D. Affection
diluar
Skor total 16 2 0
Skor total = 18 diberi nilai = 2 artinya keluarga tetap kasih dan sayang
menghadapi perilaku An.A (berilah nilai affection = 2 pada Tabel IV.6)
E. Resolve
Skor total 14 3 0
Score
FAKTOR
TEORI TEMUAN
2 1 0
mengontrol makanan
dan menjaga
kebersihan diri
Total Score 9
1) Social (kendala social) yaitu kualitas keterlibatan An.A beserta keluarga pada
kegiatan-kegiatan masyarakat sekitar yang ditunjukkan dengan intensitas
partisipasi terhadap kegiatan-kegiatan tersebut.
2) Cultural (budaya) yaitu kualitas kebanggaan An.A dan. Keluarga terhadap
budaya yang ditunjukkan dengan sikap dan perilaku sesuai tata karma, adat
dan budaya yang berlaku di masyarakat sekitar.
3) Religious (Agama) yaitu kualitas ibadah dari An.A dan keluarga yang
ditunjukkan dengan intensitas peribadatan utama (wajib) yang dlakukan baik
dalam keluarga maupun Bersama masyarakat (Jemaah).
4) Economic (ekonomi) yaitu penggolongan masyarakat menurut derajat
ekonomi (tingkat penghasilan keluarga) yang secara kualitatif dikelompokkan
menjadi tingkat atas, menengah dan bawah.
5) Education (Pendidikan) yaitu penggolongan masyarakat secara kualitatif
menurut tingkat Pendidikan terakhir yang umumnya diraih oleh kepala
keluarga, yang distratakan menjadi tingkat Pendidikan tinggi, menengah dan
rendah.
6) Medical (medis) yaitu derajat pelayanan kesehatan yang diberikan kepada
seseorang (An.A).
26
Keterangan :
Patologi : - artinya tidak ada tekanan (masalah) antara An.A dan keluarga
menyangkut SCREEM di masyarakat Desa Gedeg
Patologi : + artinya An.A dan keluarga ada hambatan/tekanan/masalah
menyangkut SCREEM di masyarakat Desa Gedeg
Hasil Analisis
Pasien dan keluarga yang tinggal di Desa Gedeg merasakan mendapat
tekanan dalam menghadapi fungsi patologi social terutama menyangkut masalah
edukasi dan kesehatan. Tingkat penghasilan keluarga yang tergolong rendah
membatasi intensitas kegiatan dengan masyarakat, hal ini dikarenakan tingkat
Pendidikan yang rendah dari sang ayah menjadi sulit untuk mencari pekerjaan.
Namun didukung oleh intensitas pergaulan social yang menjadi budaya
masyarakat setempat maupun dalam menjalankan ibadah secara berjamaah
keterbatasan-keterbatasan tersebut tidak begitu dirasakan.
D. Faktor Lingkungan
1. Lingkungan Fisik/sanitasi rumah
E F
A : Ruang Tamu
G
D B : Tempat Tidur Pasien
B (Diluar)
C : Kamar Tidur Pasien
C H
D : Ruang Kosong
E : Dapur
F : Kamar Mandi
G : Kamar WC
H : Kamar Tidur
A
1. Aspek pelayanan
Beberapa kendala yang terjadi adalah :
30
A. Temuan Masalah
1. Masalah Aktif (individu pasien)
a. An.A menderita demam tifoid
b. An.A kurang memahami tentang penyakit demam Tifoid
c. Pola makan tidak teratur dan kurang menjaga kebersihan diri
2. Faktor perilaku
a. Sering jajan makanan sembarangan
b. Tidak menjaga kebersihan diri
c. Kurangnya keasdaran diri untuk menjaga kesehatan
3. Faktor lingkungan
a. Lingkungan Fisik
sanitasi rumah belum baik
b. Lingkungan social/budaya
1) Kondisi social ekonomi menengah kebawah
2) Tingkat Pendidikan yang rendah
3) Pola hidup sehat belum membudaya ditengah masyarakat
31
4. Faktor pelayanan kesehatan
32
32
B. Analisis
Faktor Genetik
Faktor Pelayanan
Kesehatan
Tidak ditemukan
Kurang optimalnya
edukasi dan konseling
Faktor Perilaku untuk pasien dan
keluarga pasien
Sering jajan makanan Kurang optimalnya
sembarangan Status Pasien monitoring dan
Tidak menjaga evaluasi terhadap
kebersihan diri An. A (12 Tahun) pasien hipertensi
Kurangnya kesadaran Demam Tifoid beserta
diri untuk menjaga komplikasinya
kesehatan Kurang optimalnya
kunjungan ke rumah
Kurang optimalnya
komunikasi antara
tenaga kesehatan dan
Faktor Lingkungan pasien
Kurangnya media
informasi/promosi
Kondisi sosial menengah kebawah
kesehatan
Tingkat Pendidikan masyarakat
yang rendah
Kurangnya pengetahuan keluarga
dan masyarakat tentang penyakit
demam Tifoid fan komplikasinya
Gambar V.1 : Diagram Faktor Risiko Penyakit Demam Tifoid dari An.A
(Modifikasi Diagram Blum).
1. Faktor lingkungan
Kondisi social ekonomi yang ada di masyarakat sekitar termasuk
tingkat menengah ke bawah hal ini menyebabkan kurangnya pengetahuan dan
34
C. Pembahasan
1. Mengatur Pola Hidup dan Pengendalian terhadap penyakit Demam Tifoid
busa dan kotoran lainnya. Air tidak berasa, tidak berasa asin, tidak berasa
asam, tidak payau, dan tidak pahit, harus bebas dari bahan kimia beracun. Air
tidak berbau seperti bau amis, anyir, busuk atau bau belerang. Konsumsi air
yang digunakan oleh keluarga dan pasien ini masih kurang diperhatikan
kebersihannya walaupun sumber air minum sehari-hari didapatkan dari galon
isi ulang, terkadang pasien juga menggunakan air sumur untuk masak, mandi,
dan mencuci pakaian.
b. Keamanan pangan
Makanan yang terkontaminasi menjadi tempat transmisi demam tifoid.
Penanganan dan pengolahan makanan yang tepat serta terjaga kebersihannya
merupakan aspek dasar sangat penting. Langkah-langkah selama epidemi
mestinya diperkuat yaitu sebagai berikut :
Cuci tangan dengan sabun sebelum menyiapkan atau makan makanan
Menghindari makanan mentah
Mengkonsumsi makanan yang dimasal dan masih panas atau makanan
yang dipanaskan.
c. Sanitasi
Sanitasi yang tepat berkontribusi mengurangi risiko penularan semua
kuman patogen termasuk Salmonella typhidan dilakukan dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
Menjaga kebersihan diri dengan cara menerapkan PHBS (Pola Hidup
Bersih dan Sehat).
Menjaga kebersihan lingkungan sekitar terutama kondisi di dalam
rumah, berupaya semaksimal mungkin agar kondisi rumah bersih dan
sehat.
36
Menjaga pola makan yang baik dan bersih, seperti tidak jajan
sembaran-gan.
d. Pendidikan kesehatan
Pendidikan kesehatan sangat penting untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat akan semua hal yang disebutkan di atas. Tindakan pencegahan
dengan pesan pendidikan kesehatan untuk kebutuhan masyarakat yang
berisiko. Untuk mencapai Komunitas, gunakan semua sarana komunikasi
yang mungkin (misalnya media, sekolah, kelompok perempuan, kelompok
agama) harus diterapkan.
f. Perbaiki makan dengan gizi seimbang (makan sayur dan buah setiap
hari)
Faktor kebiasaan dan kesadaran dari pasien dan juga motivasi dari
keluarga pasien masih kurang diperhatikan sehingga pasien terkadang masih
jajan sembarangan dan membeli makanan diluar rumah yang belum terjamin
gizi dan kebersihannya.
37
A. Kesimpulan
1. Hasil Anamnesis Pasien
Pasien laki-laki umur 12 tahun, dating ke Puskesmas Gedeg dengan
Keluhan demam tinggi sejak 5 hari yang lalu. Demam bersifat naik perlahan-
lahan dan memberat pada sore hari hingga malam hari, pada pagi hari masih
terada demam tapi tidak seberat pada malam hari, tetapi panas tidak berkurang
walaupun sudah minum obat penurun panas. Pasien juga mengeluh badan
terasa lemas dan sering pusing. Sudah seminggu ini mual sangat berkurang.
Nafsu makan menurun. BAB dan BAK dalam batas normal. Menurut orangtua
pasien, dikeluarga dan teman bermainnya tidak ada yang sakit seperti ini, dan
saat ini aktivitas sekolah pasien masih dilakukan secara daring dirumah. Pada
pemeriksaan fisik didapatkan keadaan umum tampak sakit ringan, compos
mentis. Tanda vital N : 80 x/menit, RR : 20 x/menit, S : 37 C, BB : 21 kg,
TB : 107 cm, dan status gizi kurang.
2. Hasil Identifikasi metode manajemen pasien
Penanganan pasien dilakukan secara Patient Centered oriented
Konseling mengenai penyakit demam tifoid pada pasien dan anggota
keluarga.
Konseling kepada pasien agar mengkonsumsi makanan yang bergizi dan
tidak jajan sembarangan.
Edukasi mengenai upaya menerapkan pola hidup bersih dan sehat, seperti
mencuci tangan sebelum makan.
3. Hasil Identfikasi fungsi faktor keluarga dan lingkunganya
38
a. Faktor Keluarga : keluarga An.A termasuk keluarga patriarkal dimana
semua keputusan ada di tangan sang ayah, dan berbentuk nuclear
family
39
39
B. Saran-Saran
Ada beberapa langkah dalam membantu memecahkan masalah keluarga An.A
diantar-anya:
1. Mengatur pola hidup, seperti mengkonsumsi makanan yang bergizi, mengurangi
jajan sembarangan diluar, menjaga kebrsihan diri dan lingkungan sekitar.
2. Mengendalikan dan mengobati gejala yang diderita dengan mengkonsumsi obat
rutin yang di berikan dokter dengan baik.
3. Edukasi pasien dan Keluarganya
Perubahan sikap dan perilaku pasien sangat membutuhkan pendampingan agar
pasien mampu mengatasi penyakitnya. Konsisten dalam mengingatkan pasien
untuk. Menjaga pola hidupnya dengan baik agar dapat mencegah terjadinya
komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA
41
42
LAMPIRAN
Gambar: 4 - Dapur