GURU PEMBIMBING :
MARIA ULFA S. Pd
DISUSUN OLEH :
1. VINNIE FIRSYA SYABANI
2. SONIYA
Puji dan syukur tim penulis panjatkan atas kehadiran Allah Ta’ala.
Atas kelimpahan rahmat dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan
penelitian tentang “sikap hidup boros di kalangan masyarakat” dapat
diselesaikan dengan baik. Tim penulis berharap penelitian ini dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi pembaca tentang perilaku
boros di kalangan masyarakat. Begitu pula atas kelimpahan kesehatan dan
kesempatan yang Allah karuniai kepada kami penelitian ini dapat kami
susun melalui beberapa sumber yakni melalui kajian Pustaka atau media
internet.
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. LATAR BELAKANG MASALAH.......................................................................1
B. IDENTIFIKASI
MASALAH.................................................................................5
C. PEMBATASAN
MASALAH.................................................................................6
D. PERUMUSAN MASALAH...................................................................................6
E. MANFAAT PENELITIAN....................................................................................6
BAB II LANDASAN
TEORI...................................................................................................8
A. TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................8
1. PENGERTIAN PERILAKU
KONSUMTIF............................................8
2. ASPEK-ASPEK PERILAKU
KONSUMTIF.........................................10
3. INDIKATOR PERILAKU KONSUMTIF.............................................11
4. FAKTOR-FAKTOR PERILAKU KONSUMTIF.................................12
5. TIPE-TIPE PERILAKU
KONSUMTIF.................................................19
6. KARAKTERISTIK PERILAKU KONSUMTIF..................................19
7. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU PEMBELIAN
KONSUMEN............................................................................................20
8. PENGARUH KONFORMITAS TERHADAP PERILAKU
KONSUMTIF...........................................................................................22
9. PENGARUH GAYA HIDUP PADA PERILAKU
KONSUMTIF.......27
10. DAMPAK DARI PERILAKU
KONSUMTIF........................................28
11. CARA MENGATASI PERILAKU
KONSUMTIF................................30
B. HASIL PENELITIAN YANG
RELEVAN.........................................................32
C. KERANGKA BERFIKIR....................................................................................39
D. HIPOTESIS..........................................................................................................43
D. TEKNIK PENGUMPULAN
DATA..........................................................................47
E. TEKNIK ANALISIS DATA......................................................................................48
BAB VI
PENUTUP.................................................................................................................50
A. KESIMPULAN...........................................................................................................50
B. SARAN........................................................................................................................52
DAFTAR PUSTAKA..............................................................................................................vi
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Hal lain yang menunjukkan pola hidup konsumtif adalah pada saat ini,
semua kemajuan berpusat pada dunia Barat, mulai dari teknologi, model
pakaian, permainan, sampai tempat makan. Sehingga tercipta sebuah tren dan
gaya hidup perkotaan. Gaya hidup dunia Barat yang merasuki remaja-remaja
Indonesia khususnya di kota-kota besar. Gaya hidup konsumtif tersebut dapat
terus mengakar dalam gaya hidup remaja, dimana dalam perkembangannya
mereka dapat menjadi dewasa dengan gaya hidup konsumtif baik secara sadar
maupun tidak.
Manusia adalah makhluk sosial, manusia tidak bisa lepas dari kelompok.
Manusia saling membutuhkan satu sama lain ketergantungan tersebut
menjadikan manusia suka hidup berkelompok. Kelompok tidak hanya
mengandung sifat positif seperti untuk ajang berinteraksi, namun juga
mengandung sifat negatif seperti berfoya-foya. Bahkan untuk memasuki suatu
kelompok kita harus merubah diri guna untuk menyesuaikan pada kelompok itu
sendiri (konformitas). Didalam suatu kelompok saling menunjukkan
penampilan yang dipandang sebagai ukuran status sosial mereka masing-masing
di depan
3
B. IDENTIFIKASI MASALAH
D. PERUMUSAN MASALAH
E. MANFAAT PENELITIAN
Adapun manfaat yang diharapkan oleh peneliti dari penelitian ini adalah
sebagai berikut:
1. Manfaat teoritis
a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan referensi dan
masukan terhadap disiplin ilmu pengetahuan Dalam hal tentang
perilaku konsumerisme pada remaja.
b. Penelitian ini juga dapat diharapkan dapat menjadi salah satu
rujukan atau panduan dan acuan dalam penelitian selanjutnya
yang terkait dengan sikap konsumtif.
6
3. Manfaat umum
Sebagai bahan masukan untuk melakukan penelitian dan sebagai
bahan dari sumber informasi, bagi mereka yang belum mengetahui apa
itu perilaku sosial konsumerisme, dampak dan penyebab dari sikap
konsumtif tersebut.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
10
b. Pemborosan atau berlebihan
Perilaku konsumtif adalah sebagai salah satu perilaku yang
menghambur-hamburkan banyak uang tanpa disadari adanya kebutuhan
yang jelas. Boros adalah membelanjakan sesuatu tidak ada tempatnya
ataupun melebihi ukuran yang semestinya.
c. Mencari kesenangan (non rational buying)
Aspek ini adalah dimana konsumen membeli suatu barang yang
sebenarnya bukan untuk kebutuhan namun hanya dilakukan untuk mencari
kesenangan. Salah satu yang dicari adalah kenyamanan fisik dimana
seseorang akan merasa senang apabila menggunakan barang yang dapat
membuat dirinya lain dari pada yang lain dan akan membuat dirinya lebih
trandy.
11
Konsumen mempunyai kemampuan membeli yang tinggi
baik dalam berpakaian, berdandan, gaya, dan sebagainya
sehingga hal tersebut dapat menunjang sifat eksklusif dengan
barang yang mahal dan memberi kesan berasal dari kelas sosial
yang lebih tinggi.
f) Membeli produk karena unsur konformitas terhadap model yang
mengiklankan produk.
Konsumen cenderung meniru perilaku tokoh yang
diidolakannya dalam bentuk menggunakan segala sesuatu yang
dapat dipakai tokoh idolanya.
g) Munculnya penilaian bahwa membeli produk dengan harga mahal
akan menimbulkan rasa percaya diri.
Konsumen sangat mudah terdorong untuk mencoba suatu
produk yang diiklankan karena mereka percaya apa yang
dikatakan oleh iklan dapat menumbuhkan percaya diri dan sesuai
dengan apa yang dikatakan di dalam iklan.
h) Keinginan mencoba lebih dari dua produk sejenis yang berbeda.
Konsumen akan cenderung menggunakan produk sejenis
dengan merek yang lain, meskipun produk yang sebelumnya
dimiliki tersebut belum habis dipakai.
12
13
1) Persepsi
Persepsi adalah proses individu untuk mendapatkan, mengorganisasi,
mengolah dan menginterpretasikan informasi. Persepsi individu
tentang informasi tergantung pada pengetahuan, pengalaman,
pendidikan, minat, perhatian dan sebagainya.
2) Keluarga
Keluarga adalah kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih
yang berhubungan melalui darah, perkawinan, adopsi dan tempat
tinggal. Keluarga adalah organisasi pembelian konsumen yang paling
penting dalam masyarakat, dan telah menjadi obyek penelitian yang
ekstensif. Anggota keluarga merupakan kelompok acuan primer yang
paling berpengaruh. Keluarga primer terdiri dari orang tua dan
saudara kandung. Dari orang tua individu mendapatkan orientasi
atas agama, politik, ekonomi, ambisi pribadi, harga diri, dan cinta,
meskipun pembeli tidak berinteraksi secara intensif dengan
keluarganya maka pengaruh keluarga terhadap perilaku dapat tetap
signifikan.
3) Motivasi dan keterlibatan
Suwarman menyimpulkan bahwa motivasi muncul karena adanya
kebutuhan yang dirasakan oleh konsumen. Kebutuhan sendiri
muncul
karena konsumen merasakan ketidaknyamanan antara yang
seharusnya dirasakan dan yang sesungguhnya dirasakan. Kebutuhan
yang dirasakan tersebut mendorong seseorang untuk melakukan
tindakan untuk memenuhi kebutuhan itu.
4) Pengetahuan
Secara umum, pengetahuan dapat didefinisikan sebagai informasi
yang disimpan di dalam ingatan. Himpunan bagian dari informasi
total yang relevan dengan fungsi konsumen di dalam pasar disebut
pengetahuan konsumen. Menurut Engel, pengetahuan konsumen
dibagi dalam tiga bidang umum, yaitu pengetahuan produk (product
knowledge), pengetahuan pembelian (purchase Knowledge), dan
pengetahuan pemakaian (usage knowledge).
5) Sikap
Sikap merupakan kecenderungan faktor motivasional yang belum
menjadi tindakan. Sikap merupakan hasil belajar, sikap merupakan
nilai yang bervariasi (suka-tidak suka). Sikap ditujukan terhadap
suatu objek, bisa personal atau non personal.
6) Pembelajaran
Pembelajaran merupakan proses yang dilakukan secara sadar yang
berdampak terhadap adanya perubahan kognitif, afektif dan
psikomotor secara konsisten dan relatif permanen.
14
7) Kelompok usia
Usia mempengaruhi seseorang dalam pengambilan keputusan. Anak-
anak mengambil keputusan dengan cepat, cenderung tidak terlalu
banyak pertimbangan. Berbeda dengan halnya remaja, mereka
cenderung mulai mempertimbangkan beberapa hal seperti mode,
desain, warna dan sebagainya. Berbeda dengan halnya orang tua atau
dewasa, mereka akan mempertimbangkannya dengan matang,
dengan beberapa hal seperti harga, manfaat dan lain-lain.
8) Gaya hidup
Orang-orang yang berasal dari sub budaya, kelas sosial, dan
pekerjaan yang sama dapat memiliki gaya hidup yang berbeda. Gaya
hidup individu merupakan pola hidup di dunia yang diekspresikan
dalam aktivitas, minat, dan opini. Gaya hidup menggambarkan “
keseluruhan diri seseorang “,Yang berinteraksi dengan
lingkungannya.
9) Keadaan ekonomi
Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan ekonomi seseorang.
Keadaan ekonomi terdiri dari penghasilan yang dapat dibelanjakan
(tingkat, kestabilan, pola, waktu) tabungan dan aktiva (persentase
yang lancar atau likuid), hutang, kemampuan untuk meminjam dan
sikap atas belanja dan menabung. Pemasar barang-barang yang peka
terhadap harga yang terus memperhatikan trand, penghasilan
pribadi, tabungan, dan tingkat bunga. Jika indikator ekonomi
menandai resesi, pemasar dapat mengambil langkah-langkah untuk
merancang ulang, melakukan penempatan ulang, dan menetapkan
kembali harga produk sehingga mereka dapat terus menawarkan
nilai pada pelanggan sasaran.
b. aktor eksternal
1) Budaya
Budaya merupakan variabel yang mempengaruhi perilaku konsumen
yang tercermin pada cara hidup, kebiasaan, dan tradisi dalam
permintaan akan bermacam-macam barang dan jasa yang
ditawarkan.
2) Kelas sosial
Kelas sosial mengacu pada pengelompokan orang yang sama dalam
perilaku berdasarkan posisi ekonomi mereka dalam pasar. Kelas
sosial ditentukan oleh banyak faktor antara lain pekerjaan, prestasi
pribadi, interaksi, pemilikan, orientasi nilai dan kesadaran kelas.
3) Keanggotaan dalam suatu kelompok
Setiap orang akan bergabung dengan kelompok-kelompok tertentu.
Alasan bergabungnya seseorang di dalam individu terkadang
dikarenakan misalnya memiliki kesamaan hobi, kesamaan profesi dan
sebagainya.
15
c. aktor situasional
Situasi dapat dipandang sebagai pengaruh yang timbul dari faktor
yang khusus untuk waktu dan tempat yang spesifik yang lepas dari
karakteristik konsumen dan karakteristik objek. Situasi konsumen dapat
dipisahkan menjadi tiga yaitu situasi komunikasi, situasi pembelian, dan
situasi pembelian.
Menurut Lina dan Rosyid (1997) menyatakan bahwa perilaku konsumtif pada
Dasarnya dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu :
a. Faktor eksternal yang meliputi :
18
Pemborosan
Perilaku konsumen yang memanfaatkan nilai uang
lebih besar dari nilai produknya untuk barang dan
jasa yang bukan menjadi kebutuhan pokok.
Perilaku ini hanya berdasarkan pada keinginan
untuk mengonsumsi barang-barang yang
sebenarnya kurang diperlukan secara berlebihan
untuk mencapai kepuasan yang maksimal.
Inefisiensi biaya
Pola konsumsi seseorang terbentuk pada usia
remaja yang biasanya mudah terbujuk rayuan
iklan, suka ikut-ikutan teman, tidak realistis,
cenderung boros dalam menggunakan uangnya
sehingga menimbulkan inefisiensi biaya.
19
Mengikuti mode
Dikalangan remaja mode dianggap sangat penting
untuk menunjang penampilan mereka. Sehingga
mereka ingin menunjukkan bahwa mereka juga
dapat mengikuti mode yang sedang beredar.
Padahal mode itu sendiri selalu berubah sehingga
para remaja tidak puas dengan apa yang
dimilikinya.
a) Faktor budaya
Faktor budaya memiliki pengaruh yang sangat luas terhadap
20
perilaku konsumen, mencakup budaya dan sub budaya serta
kelas sosial. Budaya adalah suatu nilai-nilai dasar persepsi,
keinginan, dan tingkah laku dari keluarga dan institusi
lainnya. setiap perilaku konsumen dipengaruhi oleh berbagai
sistem Nilai dan normal budaya yang berlaku pada suatu
daerah tertentu, untuk itu perusahaan harus tahu produknya
dipasarkan di suatu daerah yang berkebudayaan yang seperti
apa dan bagaimana. Sub budaya adalah kelompok orang yang
mempunyai sistem nilai yang sama berdasarkan pada
pengalaman hidup dan situasi meliputi nasionalis, agama,
kelompok ras, dan wilayah geografis. Kelas sosial adalah devisi
atau bagian masyarakat yang relatif permanen dan teratur
dengan para anggotanya yang mengikuti nilai-nilai
kepentingan dan perilaku yang sama. Kelas sosial tidak
ditentukan oleh satu faktor saja tetapi ditentukan sebagai
suatu kombinasi pekerjaan, pendapatan, pendidikan dan
kekayaan.
b) Faktor sosial
Selain faktor budaya perilaku konsumen juga
dipengaruhi oleh faktor-faktor sosial seperti kelompok acuan,
keluarga, serta peran dan status sosial konsumen. Kelompok
acuan adalah kelompok yang memiliki pengaruh langsung atau
tidak langsung terhadap sikap dan tingkah laku seseorang.
Seperti teman, saudara, tetangga, dan rekan kerja, keluarga
adalah organisasi pembelian konsumen yang paling penting
dalam masyarakat dan anggota keluarga sangat
mempengaruhi perilaku pembelian. Sedangkan peran status
seseorang yang berpartisipasi di berbagai kelompok akan
membawa pada posisi tertentu. Setiap peran membawa status
yang mencerminkan penghargaan yang diberikan masyarakat.
Seseorang sering kali memiliki produk yang menunjukkan
status mereka dalam masyarakat.
c) Faktor pribadi
Keputusan seorang pembeli juga dipengaruhi oleh
karakteristik pribadi seperti usia dan tahap siklus hidup,
pekerjaan, keadaan ekonomi dan gaya hidup, serta
kepribadian dan konsep diri pembeli. Usia berhubungan erat
dengan perilaku dan selera seseorang, dengan bertambahnya
usia seseorang diikuti pula dengan perubahan selera terhadap
21
produk begitu pula dengan faktor pekerjaan dan keadaan
ekonomi. Pilihan produk sangat dipengaruhi oleh keadaan
ekonomi seseorang. Gaya hidup adalah pola hidup seseorang
yang diwujudkan dalam aktivitas, interest dan opininya yang
menggambarkan keseluruhan diri seseorang dalam
berinteraksi dengan lingkungannya. Sedangkan kepribadian
adalah karakteristik seseorang yang berbeda dengan orang
lain yang Menyebabkan respon yang relatif konsisten dan
bertahan lama terhadap lingkungan dan sekitarnya.
d) Faktor psikologis
Faktor psikologis yang mempengaruhi pilihan
pembelian terdiri dari 4 faktor yaitu motivasi, persepsi,
pengetahuan, keyakinan dan sikap. Motivasi adalah kebutuhan
yang cukup mendorong seseorang untuk bertindak dengan
memuaskan kebutuhan tersebut ketegangan akan berkurang,
sedangkan persepsi adalah proses yang digunakan seseorang
dalam memilih, mengatur dan menginterpretasikan masukan
informasi dan menciptakan gambaran yang berarti.
Dalam perilaku konsumen yang dipengaruhi oleh faktor budaya, sosial, pribadi,
dan psikologis dapat diambil kesimpulan bahwa dalam pembelian suatu produk
khususnya dalam pengambil keputusan. Para pembeli dipengaruhi oleh 4 faktor
tersebut, meskipun pengaruhnya pada setiap konsumen berbeda-beda. Faktor-faktor
yang mempengaruhi keputusan konsumen ini akan dapat menghasilkan petunjuk
bagaimana meraih dan melayani konsumen secara efektif dan efisien.
23
diterima oleh kelompok menjadi lebih besar konformitas terhadap
kelompok teman sebaya ternyata merupakan suatu hal yang paling
banyak terjadi pada masa remaja. Agar remaja dapat diterima dalam
kelompok acuan maka penampilan fisik merupakan potensi yang
dimanfaatkan untuk memperoleh hasil yang menyenangkan yaitu merasa
terlihat menarik atau merasa mudah berteman.
24
diikuti, penampilan, bahasa yang digunakan, sikap dan nilai-nilai yang
dianut. Melakukan konformitas pada remaja umumnya terdiri atas
keinginan untuk dilibatkan di dalam dunia teman sebaya, seperti
berpakaian seperti teman-teman dan keinginan untuk meluangkan waktu
dengan anggotanya (Santrock, 2002,46). Kebanyakan remaja berharap
menjadi anggota kelompok acuan dan menolak menjadi tampak beda.
Ketika pendapat remaja berbeda dengan pendapat kelompok maka
kemungkinan ia akan merasa tertekan dan berusaha mengubah
pendapatnya untuk melakukan konformitas dengan pendapat kelompok
tersebut. Penyesuaian diri dengan normal yang ada dalam kelompok
tanpa pemikiran yang mandiri disebut sebagai konformitas (Sarwono,
1995:206).
25
secara berlebihan dari yang diberikan (Tambunan, 2001:3). Remaja
cenderung menilai rekannya berdasarkan barang bermerek yang
dikenakannya dan remaja membutuhkan pertimbangan teman dalam
memutuskan barang yang akan dibeli. Remaja dengan sifat-sifatnya
tersebut merupakan sasaran pasar yang harus diperhatikan antara lain
remaja bisa dipandang sebagai konsumen langsung, karena sejumlah
uang yang dapat membeli kebutuhan sehari-hari. Pernyataan tersebut
menandakan bahwa remaja mempunyai kecenderungan perilaku
konsumtif seperti yang dikemukakan Kartono (1990:173) bahwa pada
masa remaja menjadi besarlah minat terhadap penampilan dirinya.
26
1. Self management
2. Restrukturisasi kognitif
Selain dua cara di atas, untuk mengatasi perilaku konsumtif bisa dengan cara
membuat daftar prioritas kebutuhan, menabung, dan membuat anggaran belanja.
Cara diatas sangat tepat dalam mengatasi perilaku konsumtif.
31
B. HASIL PENELITIAN YANG RELEVAN
32
adalah mahasiswa program studi ilmu komunikasi fakultas ilmu sosial dan ilmu
politik universitas mulawarman menunjukkan bahwa dari semua aspek variabel
independen yang diuji secara persiapan yaitu frekuensi terpaan, selcctive
attention, motivasi, kepercayaan, pendapat dan pembujukan, serta kepribadian
dan penyesuaian diri tidak berpengaruh signifikan terhadap perilaku konsumtif.
Dalam penelitian Enrico (2014) dengan judul The factors that influenced
consumptive behavior : A survey of university student ini Jakarta yang memiliki
tujuan untuk mengetahui faktor-faktor apa yang memengaruhi perilaku
konsumtif masyarakat dengan mahasiswa di Jakarta sebagai responden. Metode
Yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan menyebarkan kuesioner.
Dari
33
Square sebesar 0,471. Hal ini berarti 47,1 % variabel media sosial dan
literasi keuangan mempengaruhi perilaku konsumtif (Y) sehingga terdapat
52,9% pengaruh variabel lain yang tidak terdapat pada penelitian ini. Hasil
menunjukkan bahwa generasi milenial perlu meningkatkan pengetahuan
mereka tentang literasi keuangan. Tingkat literasi keuangan yang rendah atau
tidak digunakan pada generasi milenial karena terpengaruh pada kemauan
untuk berperilaku konsumtif dalam penggunaan media sosial, walaupun barang
yang nantinya dibeli tidak terlalu penting dalam kehidupan sehari-hari.
Jenis penelitian ini adalah korelatif dengan variabel media sosial, teman
sebaya dan perilaku konsumtif mahasiswa yang berupa data kuantitatif. Sumber
datanya adalah mahasiswa STKIP PGRI Blitar sebanyak 469 dengan sampel 95
mahasiswa diambil secara acak. Data dikumpulkan menggunakan teknik angket
dan juga dokumentasi. Untuk analisis menggunakan regresi linier berganda
yang akan di olah menggunakan bantuan program SPSS versi 22.
37
Penelitian kedelapan dilakukan oleh Osly Usman dan Nadilla Izhari dari
Universitas Negeri Jakarta yang berjudul The Effect Of Family Enviromment,
Peers, Self-control And Financial Literacy On Consumtive Behavior Of Students
(2020).
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh
Lingkungan Keluarga, Teman Sebaya, Pengendalian Diri dan Literasi
Keuangan terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa. Penelitian ini dilakukan
selama tiga bulan dari bulan Maret sampai Mei 2020. Metode penelitian yang
digunakan adalah metode survei dengan pendekatan kuantitas. Populasi dalam
penelitian ini adalah 200 mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Negeri
Jakarta. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik kepustakaan dan
angket. Teknik analisis data menggunakan PASW Statistics 18 dan software
Amos Graphic versi 23.0. Hasil penelitian menunjukkan bahwa setiap variabel
memiliki pengaruh yang berbeda. Variabel Kontrol Diri berpengaruh positif
terhadap Perilaku Konsumtif Mahasiswa. Semakin tinggi Pengendalian Diri
seseorang maka semakin rendah pula Perilaku Konsumtif orang tersebut.
Sedangkan variabel Lingkungan Keluarga, Teman Sebaya, dan Literasi
Keuangan berpengaruh negatif pada Perilaku Konsumtif. Semakin rendah
lingkungan keluarga, teman sebaya, dan literasi keuangan maka semakin tinggi
pula perilaku konsumtifnya.
C. Kerangka Berpikir
Cash (2002) menyebutkan bahwa Body image adalah persepsi dan sikap
Individu terhadap tubuhnya. Studi lain menyebutkan bahwa bagaimana teman
Sebaya memandang mereka juga merupakan hal penting, karena pada
mahasiswi Masih sensitif terhadap apa yang orang lain katakan mengenai
mereka, terutama pada penggunaan kosmetik. Hal ini sejalan dengan penelitian
yang dilakukan oleh Caesaria (2016) Yang menyatakan bahwa Penggunaan
kosmetik di kalangan remaja berfungsi Untuk mengatur bagaimana mereka
akan dipandang oleh orang lain dan juga berfungsi untuk mengontrol body
image. Remaja ingin diakui eksistensinya oleh lingkungan dengan berusaha
menjadi bagian dari lingkungan itu.
Kebutuhan untuk diterima dan menjadi sama dengan orang lain yang
sebaya itu menyebabkan remaja berusaha untuk mengikuti berbagai atribut
yang sedang in. Menjadi masalah ketika kecenderungan yang sebenarnya wajar
pada dilakukan secara berlebihan. Masalah lebih besar terjadi apabila
pemenuhan akan keinginan itu dilakukan dengan segala macam cara yang tidak
sehat. Pada akhirnya perilaku konsumtif Bukan saja memiliki dampak ekonomi,
tapi juga dampak psikologis, sosial bahkan Etika (Tambunan, 2001).
41
Hal ini dilakukan remaja untuk menunjukkan bahwa dirinya gaul dan
keren seperti teman-teman yang lain serta menghindari adanya penolakan tau
ejekan dari teman-temannya dalam kelompok. Sedangkan ketika suatu barang
sedang menjadi tren, maka barang tersebut akan diproduksi semakin lama
semakin banyak jumlahnya dan semakin bervariatif. Hal tersebut dapat
menyebabkan remaja ingin terus mengejar tren tersebut dan terus melakukan
tindakan pembelian. Ditambah lagi, ketika remaja benar-benar dihadapkan
dengan kelompok remaja yang berperilaku konsumtif, maka remaja tersebut
rentan berperilaku konsumtif yang serupa. Dengan demikian, semakin remaja
berkeinginan untuk terlihat sama dengan teman dalam kelompoknya, maka
semakin tinggi pula perilaku konsumtifnya. Pernyataan tersebut juga telah
didukung oleh hasil penelitian terdahulu yang menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang positif dan signifikan antara konformitas dengan perilaku
konsumtif remaja.
Perilaku konsumtif bisa dilakukan oleh siapa saja. Menurut definisi dia
tas berarti bahwa perilaku membeli yang berlebihan tidak lagi mencerminkan
usaha manusia untuk memanfaatkan uang secara ekonomis namun perilaku
konsumtif dijadikan sebagai suatu sarana untuk menghadirkan diri dengan
cara yang kurang tepat. Perilaku tersebut menggambarkan sesuatu yang tidak
rasional dan
bersifat kompulsif sehingga secara ekonomis menimbulkan pemborosan dan
inefisiensi biaya. Sedangkan secara psikologis
D. HIPOTESIS
1. Hipotesis Mayor.
Ada hubungan antara interaksi teman sebaya dan konsep diri
dengan perilaku Konsumtif pada remaja putri.
2. Hipotesis Minor
a. Ada hubungan positif antara interaksi teman sebaya dengan
perilaku konsumtif. Semakin tinggi interaksi teman sebaya,
maka semakin tinggi pula perilaku konsumtif, begitu
sebaliknya.
b. Ada hubungan positif antara konformitas, gaya hidup dan
teman sebaya terhadap perilaku konsumtif pada remaja
c. Ada hubungan negatif antara konformitas, gaya hidup dan
teman sebaya terhadap perilaku konsumtif pada remaja.
44
BAB III
METODE PENELITIAN
B. METODE PENELITIAN
a. Populasi
46
b. Sampel
1. Wawancara
Wawancara merupakan salah satu teknik yang dapat
digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. Secara
sederhana dapat dikatakan bahwa wawancara adalah suatu
kejadian atau suatu proses interaksi antara pewawancara dan
sumber informasi atau orang yang diwawancarai melalui
komunikasi langsung. Dapat pula dikatakan bahwa wawancara
merupakan percakapan tatap muka antara pewawancara
dengan sumber informasi dimana pewawancara bertanya
langsung tentang suatu objek yang diteliti dan telah dirancang
sebelumnya.
2. Observasi
Observasi adalah teknik pengumpulan data yang
ditentukan pengamat sendiri, sebab pengamat melihat,
mendengar, mencium, atau mendengarkan suatu objek
penelitian
47
dan kemudian ia menyimpulkan dari apa yang diamati itu.
Terdapat beberapa macam observasi, yaitu:
a. Observasi Partisipatif
Dalam observasi ini, peneliti terlibat dengan kegiatan
sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan
sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan
pengamatan, peneliti ikut melakukan apa yang dikerjakan
oleh sumber data, dan ikut merasakan suka dukanya.
Dengan observasi partisipatif ini maka, data yang diperoleh
akan lebih lengkap, tajam dan sampai mengetahui pada
tingkat makna dari setiap perilaku yang tampak.
Analisis dari penelitian ini dilakukan dengan cara: (1) Reduksi data,
semua data yang diperoleh di lapangan akan ditulis dalam bentuk uraian
secara lengkap dan banyak. Kemudian data tersebut direduksi yaitu data
dirangkum, membuat kategori, memilih hal-hal yang pokok dan penting
yang berkaitan dengan masalah. Data yang telah direduksi akan
memberikan gambaran yang lebih jelas dari hasil wawancara dan observasi.
(2) Display data, dan bagian-bagian detailnya dapat dipadukan dengan jelas,
(3). Verifikasi, yaitu membuat kesimpulan dari data yang telah didisplay
sebelumnya sehingga lebih mudah di pahami dan dapat memberikan
gambaran yang jelas mengenai masalah yang ada di lapangan.
BAB VI
PENUTUP
A. KESIMPULAN
3. Budaya konsumtif yang mewabah pada remaja saat ini tidak terlepas
dari perkembangan budaya kapitalisme yang menempatkan konsumsi
sebagai titik sentral dalam tatanan kehidupan sosial masyarakat.
Terlebih lagi pada momen-momen khusus yang terjadi di sepanjang
tahun yang mendorong setiap individu untuk bertindak konsumtif.
Hal ini awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan yang dianggap
perlu, namun lama-kelamaan sidak konsumtif semakin besar
sehingga individu cenderung membeli barang yang sebenarnya tidak
mereka butuh kan.
4. Perilaku konsumtif ini bila dilihat dari sisi positif akan memberikan
dampak : membuka dan menambah lapangan pekerjaan, karena
akan membutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak untuk
memproduksi barang dalam jumlah besar, kebutuhan manusia
terpenuhi. Bila dilihat dari sisi negatifnya, maka perilaku konsumtif
akan menimbulkan pola hidup yang boros dan kan menimbulkan
kecemburuan sosial, karena orang akan membeli semua barang yang
diinginkan tanpa memikirkan harga barang tersebut murah atau
mahal, batang tersebut diperlukan atau tidak, sehingga bagi orang
yang tidak mampu mereka tidak akan sanggup mengikuti pola
kehidupan yang seperti itu.
51
7. Remaja yang memiliki gaya hidup high class dan konsumtif
didominasi oleh kecenderungan untuk mengikuti trend dan sekedar
ikut-ikutan gaya saat ini. Hal tersebut banyak terjadi pada remaja
dan akan memberikan dampak yang kurang baik. Karena hal yang
diikuti lebih banyak kepada gaya hidup hedonis seperti mencoba-coba
banyak produk dan menghabiskan waktu untuk bersenang-senang.
B. SARAN
10. Memulai untuk percaya diri apapun kondisinya dan mulai untuk tidak
terpengaruh oleh saran orang lain atau memiliki pengaruh normal
subjektif yang tinggi seperti untuk selalu tinggal di kost-kostan atau
komplek perumahan mewah, selalu makan di restaurant, selalu membeli
barang-barang yang bermerek dan sedang trand walaupun uang yang
dimiliki tidak mencukupi demi tidak ketinggalan zaman, dan mulailah
membuat rencana pengeluaran dari setiap uang saku yang diterima
sehingga tidak berperilaku konsumtif.
11. Jika memiliki orang tua yang status sosial ekonomi yang tinggi, orang tua
harus mampu memberikan pengertian kepada anaknya bahwa status
sosial ekonomi yang tinggi bukan berarti bebas menikmati apapun yang
diinginkan tanpa mau bekerja keras sehingga tidak berperilaku
konsumtif. Hal ini dapat dilakukan seperti dengan tidak memberikan
fasilitas dengan mudah dan berlebihan kepada anak. Begitu juga jika
memiliki orang tua yang status sosial ekonomi yang rendah, orang tua
harus memberikan motivasi kepada anaknya agar mau bersikap mandiri
dan tidak memaksakan diri untuk harus tinggal di kost-kostan atau
komplek perumahan mewah, selalu makan di restaurant, membeli
barang-barang yang bermerek dan sedang trand seperti yang orang lain
miliki dengan alasan tidak mau ketinggalan zaman.
12. Mampu meredam diri untuk tidak mempunyai niat perilaku konsumtif
atau hidup boros dan berlebihan dengan cara membiasakan diri bersikap
rasional, tidak mudah terpengaruh saran teman atau orang lain yang ada
di lingkungan sekitar serta mampu mengontrol diri untuk hidup hemat
meskipun memiliki harta yang berlimpah sehingga tidak berperilaku
konsumtif. Hal ini dapat dilakukan seperti dengan memulai untuk tidak
mempunyai nian berperilaku konsumtif memakai baju tas dan sepatu
bermerek, mengganti tipe HP setiap ada tipe HP yang baru, membeli
barang bermerek yang sedang diskon walaupun tidak membutuhkannya,
selalu mencuci di laundry, memilih menghabiskan uang dari pada
menabung.
54
DAFTAR PUSTAKA
http://repository.uinbanten.ac.id/7723/3/BAB%20I.pdf
http://eprints.ums.ac.id/76723/3/BAB%20I.pdf
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/150-Full_Text.pdf
http://eprints.unm.ac.id/18970/1/Jurnal%20A.%20Nooriah%20Mujahidah%20-
%201644040021%20-%20BK.pdf
http://lib.unnes.ac.id/42082/1/1511415102.pdf
https://repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37401/1/Hanifa%20Nur
%20Auliya-FITK
https://repository.metrouniv.ac.id/id/eprint/288/1/skripsi%20Tiya%20Waryanti.pdf
https://etheses.uinsgd.ac.id/4452/3/4_bab1.pdf
https://digilibadmin.unismuh.ac.id/upload/26481-Full_Text.pdf
https://repositori.uma.ac.id/bitstream/123456789/12231/1/158600176%20-%20Veby
%20Aqila%20-%20Fulltext.pdf
http://digilib.iain-palangkaraya.ac.id/440/4/BAB%20II%20%28NR%29.pdf
https://core.ac.uk/download/pdf/270137184.pdf
http://etheses.iainkediri.ac.id/1274/3/931338115%20bab2.pdf
https://etd.umm.ac.id/1712/3/BAB%20II.pdf
http://repository.uin-suska.ac.id/6780/2/BAB%20II.pdf
http://etheses.uin-malang.ac.id/667/7/09410085%20Bab%203.pdf
http://repository.radenintan.ac.id/9242/1/SKRIPSI%202.pdflib.unnes.ac.id
http://lib.unnes.ac.id › ...PDF
hubungan antara konformitas dan perilaku konsumtif pada remaja di ...
http://digilib.iainkendari.ac.id/2876/3/BAB%20II%20%282%29.pdf
http://eprints.uny.ac.id/24764/7/7.BAB%20V.pdf
http://repo.stkip-pgri-sumbar.ac.id/id/eprint/4426/3/Kesimpulan.pdf
http://a-research.upi.edu/operator/upload/s_pek_060270_chapter5.pdf
http://repository.widyamandala.ac.id/1370/6/BAB%20V.pdf
http://repository.wima.ac.id/8554/6/BAB%20V.pdf
vi