NAMA KELOMPOK :
2018/2019
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
1. Apa itu akuntansi organisasi nirlaba dalam pendidikan?
2. Apa itu akuntansi sektor pendidikan?
3. Apa saja pembagian akuntansi untuk badan hukum pendidikan ?
4. Apa itu akuntansi pendidikan sebagai BLU dan Yayasan?
5. Apa itu akuntansi pendidikan tinggi ?
6. Apa perbedaan masing-masing laporan keuangan setiap universitas ?
C. Tujuan
1. Mengetahui akuntansi organisasi nirlaba dalam pendidikan
2. Mengetahui akuntansi sektor pendidikan
3. Mengetahui pembagian akuntansi untuk badan hukum pendidikan ?
4. Mengetahui akuntansi pendidikan sebagai BLU dan Yayasan?
5. Mengetahui akuntansi pendidikan tinggi ?
6. Mengetahui perbedaan masing-masing laporan keuangan setiap
universitas ?
D. Batasan Masalah
Agar penelitian ini dapat dilakukan lebih fokus, maka penulis
memandang permasalahan penelitian yang diangkat perlu dibatasi.
Oleh sebab itu, penulis membatasi hanya berkaitan dengan akuntansi
orgaanisasi nirlaba dalam pendidikan, akuntansi sektor pendidikan,
pembagian akuntansi untuk badan hukum pendidikan, akuntansi
pendidikan sebagai BLU dan Yayasan, akuntansi pendidikan tinggi
dan perbedaan masing-masing laporan keuangan setiap universitas.
BAB II
PEMBAHASAN
A. LANDASAN TEORI
PENGERTIAN ORGANISASI
Organisasi didefinisikan secara bervariasi oleh para ahli yang dilihat
dari berbagai sudut pandang diantaranya :
ASPEK-ASPEK ORGANISASI
Aspek-aspek dalam organisasi adalah komponen-komponen yang
harus ada dalam suatu organisasi. Keberadaan komponen ini sebagai
pilar dari suatu organisasi. Artinya jika salah satu komponen
organisasi tidak berfungsi, maka organisasi akan berjalan pincang
atau sama sekali tidak berjalan. Dalam pandangan sistem organisasi
mengalami entrophy, yaitu kondisi dimana organisasi dikategorikan
hancur (dalam tanaman digambarkan sebagai kondisi layu).
Jika suatu organisasi tidak memiliki misi dan objek yang akan
dilaksanakan maka setiap anggota akan kebingungan dalam mencapai
tujuan organisasinya, hal ini menunjukan bahwa empat komponen
organisasi tersebut saling berkaitan satu sama lain sehingga tidak akan
berfungsi suatu organisasi jika salah satu komponennya hilang.
JENIS-JENIS ORGANISASI
Pekemabangan kajian organisasi diawali dari kajian organisasi sebagai
organisasi formal, yaitu organisasi yamg didesain untuk mencapai
tujuan bersama. Perkembangan ini terus berlangsung dan berbagai
studi keorganisasian terus dilakukan. Perkembangan inilah pada
akhirnya memunculkan organisasi informal sebagai implikasi dari
adanya organisasi formal.
A. Organisasi formal
Organisasi formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur
organisasi. Keberadaan struktur organisasi menjadi pembeda utama
anatra organisasi formal dan informal. Struktur dalam organisasi
formal dimaksudkan untuk menyediakan penugasan kewajiban dan
tanggung jawab kepada personil dan untuk membangun hubungan
tertentu diantara orang-orang pada berbagai kedudukan.
(Oteng Sutisna, 1993:207). Sekolah dasar merupakan contoh sebuah
organisasi formal.
Organisasi Informal
Interaksi antara orang dalam organisasi formal pasti akan
menghasilkan sebuah perkembangan hubungan yang tidak saja
hubungan struktural, terlebih pada organisasi persekolahan, dimana
kekeluargaan menjadi salah satu landasan perilakunya. Perkembangan
hubungan dari interaksi orang dalam organisasi ini akan mengikat
secara kuat sentiment dan komitmen setiap orang, sehingga muncul
empati da simpati satu sama lain. Hubungan inilah yang terus tumbuh
selama organisasi formal itu ada yang dinamakan organisasi informal.
Hubungan interaksi ini tidak berstruktur sebagaimana struktur
organisasi formal.
DIMENSI ORGANISASI
Dalam kacamata para ahli organisasi, dimensi struktur organisasi
memiliki keragaman pandangan, bahkan dikatakan tidak ada
kesepakatan umum diantara para teoritikus mengenai apa yang
diartikan sebagai struktur organisasi. (Robbins, 1994:91). Lebih jauh
Robbins menyimpulkan bahwa para teoritikus pada umumnya setuju
dengan dimensi struktur organisasi tetapi tidak setuju dengan definisi-
definisi operasionalnya.
b. Formalisasi
Formalisasi adalah tingkat sejauhmana pekerjaan di dalam organisasi
distandarkan. Konsekwensinya adalah pemegang pekerjaan hanya
mempunyai sedikit kebebasan mengenai apa yang harus dikerjakan,
bilamana mengerjakannya, dan bagaimana ia harus melakukannya.
Formalisasi sebaiknya tertulis untuk dapat memberikan kekuatan pada
pengarahan perilaku pegawai. Dalam konteks itu formalisasi diartikan
sebagai sebuah tingkat dimana peraturan, prosedur, instruksi dan
komunikasi ditulis.
c. Sentralisasi
Sentralisasi adalah tingkat dimana pengambilan keputusan
dikonsentrasikan pada suatu titik tunggal dalam organisasi.
Konsentrasi keputusan yang tinggi adalah sentralisasi yang tinggi,
sedangkan konsentrasi keputusan yang rendah adalah sentralisasi yang
rendah atau disebut desentralisasi.
DESAIN ORGANISASI
Desain organisasi didasarkan pada elemen-elemen umum dalam
organisasi. Mintzberg (Robbins 1994 : 304) menyebutkan lima elemen
umum dalam suatu organisasi yaitu :
Cara yang harus dilakukan oleh kepala dan staf sekolah untuk
menjadikan sekolah sebagai tempat LO adalah :
a) Menemukan berbagai cara untuk membuat struktur organisasi
sekolah yang secara terus menerus mendukung layanan
pembelajaran dan memperluas kemampuan adaptasi organisasi
b) Mengembangkan iklim dan budaya organisasi yang memiliki
karakteristik terbuka, kerjasama, dan mampu mengatur diri sendiri
c) Mengidentifikasi individu yang progresif, sukses, dan terbuka
untuk perubahan
d) Mencegah kekerasan, penyelewengan dan politik yang tidak benar
dalam layanan pembelajaran
e) Memimpin dengan model kepemimpinan transformasional
f) Berkomunikasi secara terbuka dan berkelanjutan
g) Membuat keputusan partisipatif
h) Mengembangkan kapasitas sekolah untuk merespon berbagai
masalah secara efektif dan menyeluruh bukan secara sporadis.
Amerika Serikat
Perkembangan organisasi nirlaba di AS telah sangat jauh lebih maju di
banding Indonesia, terutama dalam bidang keagamaan. Amandemen
pertama AS menjamin kebebasan beragama bagi masyarakatnya.
Bagaimanapun, organisasi nirlaba relijius seperti gereja, tunduk
kepada lebih sedikit system pelaporan pemerintah pusat disbanding
dengan banyak organisasi lain. Dalam hal perpajakan, organisasi
nirlaba relijius di AS juga di kecualikan dari beberapa pemeriksaan
ataupun peraturan, yang membedakannya dengan organisasi non
relijius. Kanada Di kanada organisasi nirlaba yang mengambil format
derma biasanya harus di catatkan si dalam agen pendapatan
kanada.(Canada revenue agency)
Kerajaan inggris
Di inggris dan wales, organisasi nirlaba yang mengambil format
derma biasanya harus dicatatkan di dalam komisi pengawasan derma.
Di skotlandia, kantor pengatur derma skotlandia juga melayani fungsi
yang sama. Berbeda dengan organisasi nirlaba di AS seperti serikat
buruh, biasanya tunduk kepada peraturan yang terpisah, dan tidak
begitu dihormati sebagaimana hanya derma dalam hal pengertian
teknis.
Persamaan Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi organisasi nirlaba berbeda dengan
persamaan dasar akuntansi pada perusahaan lain. Hal ini karena
organisasi nirlaba tidak mengenal modal pemilik. Sumber harta
organisasi nirlaba berasal dari sumbangan dan hasil
pengembangannya.
Bukti Transaksi
Secara sederhana, bukti transaksi adalah dokumen yang sah secara
hukum yang dapat dipergunakan sebagai dasar atas terjadinya suatu
transaksi. Dokumen ini bisa berupa dokumen tunggal, bisa juga
merupakan satu kumpulan atas beberapa dokumen yang menjadi
kesatuan.
Kode dan nama akun dalam daftar akun harus disusun dengan teliti
dan rapi. Kesalahan dalam penyusunan kode ini bisa menyulitkan di
kemudian hari, apabila akun sudah berkembang sedemikian besar.
Kode akun juga harus konsisten, karena kode ini dipergunakan terus
untuk beberapa periode akuntansi yang tidak terbatas (prinsip going
concern). Ada dua kebiasaan utama dalam penyusunan kode akun,
yaitu dengan sistem blok dan sistem modular.
Jurnal
Pencatatan transaksi dari bukti dasar dilakukan dalam proses
penjurnalan. Setiap transaksi dicatat dalam ayat jurnal tersendiri.
Transaksi dicatat dalam suatu Buku Jurnal Umum. Ayat jurnal ini
harus menginformasikan:
a) Tanggal transaksi;
Tanggal transaksi adalah tanggal nyata terjadinya suatu transaksi atau
bisa diakuinya suatu transaksi menurut ketentuan akuntansi yang
lazim. Karena menganut dasar akrual, tanggal transaksi dicatat sesuai
dengan kejadiannya, bukan berdasarkan kapan dibayar atau diterima
pembayarannya, bukan juga berdasarkan tanggal pencatatannya.
c) Keterangan transaksi.
Keterangan transaksi mutlak diperlukan agar pembaca laporan
akuntansi dapat mengetahui rincian kejadian yang sebenarnya dari
transaksi tersebut, sebelum melihat ke dalam bukti dasar.
d) Referensi untuk posting
Kolom referensi posting pada jurnal umum biasanya diisi dengan kode
akun. Tujuannya adalah mempermudah pada saat melakukan posting
ke dalam buku besar.
Dalam organisasi nirlaba terdapat beberapa transaksi rutin yang sering
terjadi dan perlu dibuat jurnalnya. Transaksi tersebut antara lain:
1. Penerimaan/Pengeluaran Kas/Bank
2. Transfer Dana Antar Rekening
3. Pembayaran Implementasi Program
4. Penerimaan Sumbangan
5. Pembelian Alat Tulis Kantor (ATK) dan Bahan Habis Pakai
6. Pembayaran Uang Muka
7. Pertanggungjawaban Uang Muka
8. Pembayaran Beban Administrasi Kantor
Buku besar berisi kumpulan dari semua akun digunakan oleh suatu
perusahaan. Informasi yang dicatat dalam buku jurnal umum atau
buku jurnal khusus secara periodik ditransfer ke akun yang sesuai
yang terdapat dalam buku besar ini.
Buku Besar
Buku besar berisi kumpulan dari semua akun digunakan oleh suatu
perusahaan. Informasi yang dicatat dalam buku jurnal umum atau
buku jurnal khusus secara periodik ditransfer ke akun yang sesuai
yang terdapat dalam buku besar ini. Transfer inilah yang umumnya
disebut sebagai proses posting. Sebagai contoh, kita lanjutkan
ilustrasi di atas, dimana terjadi transaksi penerimaan bantuan dari
Departemen Pendidikan Nasional melaui rekening Bank Mandiri.
Buku besar berisi kumpulan dari semua akun digunakan oleh suatu
perusahaan. Informasi yang dicatat dalam buku jurnal umum atau
buku jurnal khusus secara periodik ditransfer ke akun yang sesuai
yang terdapat dalam buku besar ini.
Neraca Saldo
Setelah semua transaksi pada suatu periode misalnya bulanan telah
diposting ke buku besar, saldo setiap akun bisa diketahui besarnya.
Ada akun yang memiliki saldo debit, ada pula yang memiliki saldo
kredit atau bahkan ada pula saldonya hanya nol. Neraca saldo adalah
daftar semua akun berikut dengan saldonya. Neraca saldo perlu
disusun dengan tujuan untuk melakukan pengecekan umum apakah
proses pencatatan dan posting yang dilakukan telah akurat. Jumlah
total untuk sisi debit dan sisi kredit haruslah sama. Apabila tidak,
berarti telah terjadi kesalahan pada proses pencatatannya. Bisa saja
terjadi salah tulis angka, atau salah dalam melakukan perhitungan
saldo.
Neraca saldo adalah daftar semua akun berikut dengan saldonya.
Neraca saldo perlu disusun dengan tujuan untuk melakukan
pengecekan umum apakah proses pencatatan dan posting yang
dilakukan telah akurat.
4) Pemantauan (Monitoring)
Pengendalian Internal
Dalam setiap perusahaan perlu diterapkan pengendalian internal untuk
mengarahkan laju perusahaan agar tetap mengikuti tujuan yang telah
ditetapkan. Pengendalian dianggap penting karena akan
mempengaruhi setiap aspek operasional perusahaan. Menurut
Mulyadi, definisi sistem pengendalian internal meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk
menjaga kekayaan organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan data
akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan
manajemen. (2001:183). Menurut Dasaratha V. Rama/ Frederick L.
Jones yang diterjemahkan oleh M. Slamet Wibowo pengendalian
internal (internal control) adalah : “Suatu proses, yang dipengaruhi
oleh dewan direksi entitas, manajemen dan personel lainnya, yang
dirancang untuk memberikan kepastian yang beralasan terkait dengan
pencapaian sasaran kategori sebagai berikut: efektivitas dan efisiensi
operasi, keandalan pelaporan keuangan, dan ketaatan terhadap hukum
dan peraturan yang berlaku”. (2008:132) Menurut Amin Widjaja
Tunggal the Committee of Sponsoring Organizations of The Treadway
Commission (COSO) report defines internal control as follows:
Internal control is a process, effected by an entity’s board of
directors, management and other personnel, designed to provide
reasonable assurance regarding the achievementt of objectives in the
following categories :
• Reliability of financial reporting
• Compliance with applicable laws and regulations
• Effectiveness and efficiency of operations (2010:82)
1. Persekongkolan (kolusi)
Pengendalian internal mengusahakan agar persekongkolan dapat
dihindari sejauh mungkin, misalnya dengan mengharuskan giliran
bertugas, larangan dalam menjalankan tugas-tugas yang bertentangan
oleh mereka yang mempunyai hubungan kekeluargaan, keharusan
mengambil cuti dan seterusnya. Akan tetapi pengendalian internal
tidak dapat menjamin bahwa persengkokolan tidak terjadi.
2. Perubahan
Struktur pengendalian internal pada suatu organisasi harus selalui
diperbarui sesuai dengan perkembangan kondisi dan teknologi.
3. Kelemahan manusia
Banyak kebobolan yang terjadi pada sistem pengendalian internal
yang secara teoritis sudah baik. Hal tersebut dapat terjadi karena
lemahnya pelaksanaan yang dilakukan oleh personil yang
bersangkutan. Oleh karena itu personil yang paham dan kompeten
untuk menjalankannya dan merupakan salah satu unsur terpenting
dalam pengendalian internal.
4. Azas biaya-manfaat
Pengendalian juga harus mempertimbangkan biaya dan kegunaannya.
Biaya untuk mengendalikan hal-hal tertentu mungkin melebihi
keguanaanny, atau manfaat tidak sebanding dengan biaya yang
dikeluarkan (cost-benefit analysis). Mengenai pengendalian internal,
seringkali dihadapi dilema antara menyusun sistem pengendalian yang
komprehensif sedemikian rupa dengan biaya yang relatif menjadi
makin mahal, atau se-optimal mungkin dengan risiko, biaya dan
waktu yang memadai.
B.6 KARAKTERISTIK TATA KELOLA KEUANGAN
ORGANISASI NIRLABA
Sampai saat ini, hanya ada satu perangkat akuntansi lokal yang
menyatakan dirinya mampu menghasilkan laporan keuangan sesuai
dengan standar PSAK45, yaitu SANGO, dengan penggunaan
sejumlah 160 organisasi nirlaba sampai dengan tulisan ini disusun.
Sejumlah kecil organisasi nirlaba yang lain menggunakan perangkat
pencatatan yang dipersyaratkan oleh penyumbang (misalnya Quick
Book untuk mitra The Asia Foundation, perangkat pencatatan khusus
yang dikembangkan Kemitraan bagi para mitranya, dll.), sebagian
kecil lain masih menggunakan perangkat akuntansi versi entitas bisnis
(Zahir, Accurate, dll.), dan sejumlah besar sisanya belum
menggunakan perangkat terotomatisasi dan masih menggunakan
program spreadsheet Ms Excel sebagai alat bantu dalam pencatatan
dan pelaporan keuangan organisasi. Aplikasi perangkat akuntansi ini
jelas-jelas akan sangat tergantung pada pemahaman personel
keuangan organisasi atas alur akuntansi secara utuh dan kemampuan
teknis personel tersebut dalam mengoperasikan jenis perangkat
akuntansi tertentu.
Laporan keuangan adalah hasil akhir dari suatu proses akuntansi, yaitu
aktivitas pengumpulan dan pengolahan data keuangan untuk disajikan
dalam bentuk laporan keuangan dan ikhtisar-ikhtisar lainnya yang
dapat digunakan untuk membantu para pemakainya dalam membuat
atau mengambil suatu keputusan.
Klasifikasi Biaya
Biaya akan diidentifikasi dan diklasifikasi menurut sifatnya.
Klasifikasi biaya-biaya di entitas sekolah menurut sifatnya ini akan
digunakan untuk mempertegas batasan, mempermudah perhitungan,
dan menambah keakuratan pelaporan. Menurut sifatnya biaya
kelompok dibagi menjadi dua yaitu biaya langsung dan biaya tidak
langsung.
b. Aturan Etika,
Aturan Etika disahkan oleh Rapat Anggota Himpunan dan hanya
mengikat anggota Himpunan yang bersangkutan. Untuk
memberikan pedoman etika yang spesifik di bidang etika profesi
akuntan publik, IAI Kompartemen Akuntan Publik (IAI-KAP)
telah menyusun aturan etika . dalm hal keterterapan aturan ini
mengharuskan anggota IAI-KAP dan staf profesional (baik yang
anggota maupun yang bukan anggota IAI-KAP) yang bekerja di
suatu kantor akuntan publik untuk mematuhinya. Aturan etika ini
meliputi pengaturan tentang :
1. Independensi, Integritas, dan Obyektifitas
Aturan etika ini memberikan pedoman bagi anggota untuk
mempertahankan sikap mental yang independen dalam
menjalankan tugas profesionalnya. Selain itu anggota juga harus
mempertahankan integritas dan obyektifitasnya dengan antara
lain menghindari benturan kepentingan dalam menjalankan
tugasnya.
2. Standar umum dan prinsip akuntansi
Aturan ini mengharuskan anggota untuk mematuhi berbagai
standar dan interpretasinya yang ditetapkan oleh IAI, sehingga
dalam hal ini disebutkan kepatuhan atas standar umum,
kepatuhan terhadap standar dan prinsip-prinsip akuntansi.
3. Tanggung jawab kepada klien
Dalam bagian ini diatur tentang informasi klien yang rahasia dan
fee profesional (besaran fee dan fee kontinjen)
4. Tanggung jawab kepada rekan seprofesi
Dalam hal ini anggota harus memperhatikan tanggung jawab
kepada rekan seprofesi, komunikasi antar akuntan publik dan
perikatan atestasi.
5. Tanggung jawab dan praktik lain
Aturan ini memberikan pedoman yang menyangkut : (a)
penghindaran atas perbuatan dan perkataan yang
mendiskreditkan profesi, (b) iklan, promosi, dan kegiatan
pemasaran lainnya, (c) komisi dan fee referral, serta (d) bentuk
organisasi dan KAP.
Bila pengertian diatas dianalisis lebih luas, akan kita dapati bahwa
dalam kata; “Having the character’ itu dituntut sebagai suatu
keharusan, akan adanya pertanggungan moral/karakter. Karakter di
sini merupakan suatu nilai-nilai dari perbuatan. Konsekuensi
selanjutnya berarti bahwa terhadap sesuatu perbuatan hanya terdapat
dua alternative penilaian yaitu: tahu bertanggung jawab atau tidak
tahu bertanggung jawab.
Unsur-unsur Tanggungjawab
Dari segi filsafat, suatu tanggung jawab itu sedikitnya didukung oleh
tiga unsur pokok, yaitu : kesadaran, kecintaan/kesukaan, dan
keberanian.
1. Kesadaran
Sadar berisi pengertian : tahu, kenal, mengerti dapat
memperhitungkan arti, guna sampai kepada soal akibat dari sesuatu
perbuatan atau pekerjaan yang dihadapi. Seseorang baru dapat
diminta tanggung jawab, bila ia sadar tentang apa yang
diperbuatnya. Dengan dasar pengertian ini kiranya dapat
dimengerti, apa sebab ketiga golongan (si bocah, si kerbau, dan si
gila ) adalah tidak wajar bila diminta atau dituntut supaya
bertanggung jawab sebab, baik kepada si bocah, si kerbau, dan si
gila, kesemua mereka ini, bertindak tanpa adanya kesadaran,
artinya mereka sama sekali tidak mengerti, akan guna dan akibat
dari perbuatannya.
2. Kecintaan / Kesukaan
Cinta, suka menimbulkan rasa kepatuhan, kerelaan, dan kesediaan
berkorban. Cinta pada tanah air menyebabkan prajurit-prajurit kita
rela menyabung nyawa untuk mempertahankan tanah air tercinta.
Sadar akan arti tanggungjawablah, menyebabkan mereka patuh
berdiri di bawah terik matahari atau hujan lebat untuk mengawal,
dilihat atau tidak diawasi
3. Keberanian
Berani berbuat, berani bertanggungjawab. Berani disini didorong
oleh rasa keikhlasan, tidak bersikap ragu-ragu dan takut terhadap
segala macam rintangan yang timbul kemudian sebagai
konsekueansi dari tindak perbuatan. Karena adanya tanggung
jawab itulah, maka seseorang yang berani, juga memerlukan
adanya pertimbangan pertimbangan, perhitungan dan kewaspadaan
sebelum bertindak, jadi tidak sembrono atau membabi buta.
Keberanian seorang prajurit adalah keberanian yang dilandasi oleh
rasa kesadaran, adanya rasa cinta kepada tanah air, dimana ketiga
unsur kejiwaan tersebut tersimpul ke dalam satu sikap: “Keikhlasan
dalam mengabdi, dan dengan penuh rasa tanggung jawab“, dalam
menunaikan tugas dan darma bakti kepada negara dan bangsa.
Jenis-jenis Tanggungjawab
a. Tanggungjawab Dilihat dari Sifatnya
Tanggungjawab itu bisa langsung atau tidak langsung. Tanggung
jawab bersifat langsung, bila si pelaku sendiri bertanggung jawab
atas perbuatannya. Biasanya akan terjadi demikian. Tetapi kadang-
kadang orang bertanggung jawab secara tidak langsung. contohnya,
kalau anjing saya merusakkan barang milik orang lain, bukanlah
anjing yang bertanggung jawab (sebab seekor anjing bukan
makhluk bebas), melainkan saya sebagai pemiliknya. Sekurang-
kurangnya bila kejadian itu berlangsung di tempat umum. Jadi, di
sini saya bertanggung jawab secara tidak langsung. Sebab saya
harus mengawasi gerak-gerik anjing saya di tempat umum.
Tapi kalau seandainya orang masuk halaman rumah saya tanpa izin
dengan maksud mencuri atau maksud apapun juga dan digigit oleh
anjing saya, maka saya tidak bertanggung jawab, karena orang itu
tidak berhak masuk halaman rumah tanpa seizin tuan rumah.
Demikian halnya juga dengan anak kecil, bila anak kecil
melakukan sesuatu yang merugikan orang lain, orang tua atau
walinya bertanggung jawab atas kejadian itu, karena anak itu
sendiri belum bisa dianggap pelaku bebas. Secara tidak langsung
orang tua atau walinya bertanggungjawab, sebab mereka harus
mengawasi anaknya.
a. Perencanaan Anggaran
Peran anggaran dalam pengelolaan pembelajaran yang berkaitan
dengan layanan belajar dan manajemen sekolah serta manajemen
sekolah secara keseluruhan sangatlah penting untuk mencapai tujuan.
Anggaran merupakan rencana kuantitatif terhadap operasi organisasi
sekolah. Anggaran meliputi aspek keuangan maupun aspek non
keuangan dari operasi yang direncanakan. Proses penyiapan anggaran
disebut penganggaran yaitu menyediakan anggaran untuk
melaksanakan program yang telah direncanakan.
3) Iuran Sekolah
Termasuk dalam golongan ini adalah Sumbangan Pembinaan
Pendidikan (SPP) atau BP3 yaitu bantuan dana yang diterima dari
peserta didik atau orangtua siswa pada setiap bulan yang disetorkan ke
Kantor Dinas Pendidikan. Sebagian dana SPP/BP3 ini dikembalikan
lagi ke sekolah dalam bentuk Dana Penunjang Pendidikan atau
Sumbangan Bantuan Penyelenggaraaan Pendidikan (DPP/SBPP) dan
Bantuan Operasional Pendidikan (BOP) dalam bentuk
sarana/peralatan kegiatan belajar mengajar.
PADU atau pendidikan anak dini usia adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai berusia enam tahun.
PADU jalur pendidikan formal adalah pendidikan yang terstruktur
sebagai upaya pembinaan dan pengembangan anak berusia 4 sampai 6
tahun, yang dilaksanakan melalui Taman Kanak-Kanak atau bentuk
lain yang sederajat
Pendanaan BHPADU
Pendanaan dalam badan hukum pendidikan anak dini usia (BHPADU)
berkaitan dengan sumber dana dan pengolahan dana.sumber dana
dalam BHPADU meliputi dana yang berasal dari pemerintah dan dana
yang berasal dari masyarakat . dana yang berasal dari pemerintahbisa
berupa blockgrand yang berasal dari Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas). sedangkan dana yang berasal dari masyarakat adalah
dalam bentuk dana pendidikan dari orang tua peserta didik PADU.
pengelolaan dana tersebut diserahkan kepada yayasan.
Yayasan berasal dari bahasa Belanda yaitu stichting yang berasal dari
kata stichen atau dalam bahasa Inggris berasal dari
kata foundation yang mempunyai arti mendirikan atau membangun.
Yayasan adalah suatu badan atau lembaga yang terorganisasi,
bergerak pada berbagai bidang salah satunya yaitu pada bidang
pendidikan yang diakui keberadaannya. Sedangkan pengertian
yayasan menurut Undang Undang yayasan No 16 Tahun 2001,
yayasan adalah suatu badan hukum yang terdiri dari kekayaan yang
dipisahkan dan di dirikan untuk mencapai tujuan pada bidang-bidang
sosial seperti pendidikan, keagamaan dan kemanusiaan. Tentunya
yayasan mempunyai hak dan kewajiban yang harus diterima dan
dilaksanakan
Syarat Berdirinya Yayasan
Untuk mendirikan suatu yayasan tidak mudah begitu saja, ada
beberapa syarat yang harus terpenuhi dalam mendirikan yayasan.
Adapun syarat yang harus terpenuhi untuk mendirikan sebuah yayasan
yaitu syarat material dan syarat formal. Berikut ini syarat berdirinya
suatu yayasan yaitu sebagai berikut.
Dalam pendirian suatu yayasan tnetunya harus dapat memenuhi syarat
maerial, adapun syarat material untuk pendirian yayasan yaitu adanya
pemisahan terhadap kekayaan. Kekayaan yang harus dipisahkan
menjadi bentuk uang dan barang. Syarat yang kedua yaitu adanya
suatu tujuan yang bersifat kemanusiaan, keagamaan dan sosial. Dan
syarat material yang terakhir berdirinya suatu yayasan yaitu adanya
suatu organisasi yang terdiri dari pengawas, pembina, dan pengurus.
Biaya rutin adalah biaya yang harus dikeluarkan dari tahun ke tahun,
seperti gaji pegawai (guru dan non guru), serta biaya operasional,
biaya pemeliharaan gedung, fasilitas dan alat-alat pengajaran (barang-
barang habis pakai). Sementara biaya pembangunan, misalnya, biaya
pembelian atau pengembangan tanah, pembangunan gedung,
perbaikan atau rehab gedung, penambahan furnitur, serta biaya atau
pengeluaran lain unutk barang-barang yang tidak habis pakai. Dalam
implementasi MBS, manajemen komponen keuangan harus
dilaksanakan dengan baik dan teliti mulai dari tahap penyusunan
anggaran, penggunaan, sampai pengawasan dan pertanggungjawaban
sesuai dengan ketentuan yang berlaku agar semua dana sekolah benar-
benar dimanfaatkan secara efektif, efisien, tidak ada kebocoran-
kebocoran, serta bebas dari penyakit korupsi, kolusi dan nepotisme.
Komponen utama manajemen keuangan meliputi:
1. Prosedur anggaran;
2. Prosedur akuntansi keuangan;
3. Pembelajaran, pergudangan dan prosedur pendistribusian;
4. Prosedur investasi;
5. Prosedur pemeriksaan.
1. Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang
manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu
kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang
transparan berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan
lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan
jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus
jelas sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan
untuk mengetahuinya. Transparansi keuangan sangat diperlukan
dalam rangka meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat dan
pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di
sekolah. Disamping itu transparansi dapat menciptakan kepercayaan
timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan
warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin
kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan
memadai.
Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga
sekolah dan orang tua siswa misalnya rencana anggaran pendapatan
dan belanja sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan pengumuman di
ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja
yang membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah
mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah
uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk
apa saja uang itu. Perolehan informasi ini menambah kepercayaan
orang tua siswa terhadap sekolah.
2. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain
karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk
mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di
dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan
peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang
secara bertanggung jawab. Pertanggungjawaban dapat dilakukan
kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar utama
yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu (1) adanya
transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan
dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah ,
(2) adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, (3) adanya partisipasi
untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan
pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang
murah dan pelayanan yang cepat
3. Efektivitas
Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah
ditetapkan. Garner(2004) mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi,
karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan tercapai
tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian
visi lembaga. Effectiveness ”characterized by qualitative outcomes”.
Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif outcomes. Manajemen
keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang
dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam
rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan kualitatif
outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
4. Efisiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efficiency
”characterized by quantitative outputs” (Garner,2004). Efisiensi
adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan
keluaran (out put) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud
meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat
dilihat dari dua hal:
a) Dilihat Dari Segi Penggunaan Waktu, Tenaga Dan Biaya
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan
biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang ditetapkan.
Ragam efisiensi dapat dijelaskan melalui hubungan antara
penggunaan waktu, tenaga, biaya dan hasil yang diharapkan dapat
dilihat pada gambar berikut ini:
1. Strategic Planning
Berpedoman keterkaitan antara tekanan internal dan kebutuhan
ekternal yang datang dari luar. Terkandung unsur analisis kebutuhan,
proyeksi, peramalan, ekonomin dan financial.
2. Strategic Management
Upaya mengelolah proses perubahan, seperti: perencanaan, strategis,
struktur organisasi, kontrol, strategis dan kebutuhan primer.
3. Strategic Thinking
Sebagai kerangka dasar untuk merumuskan tujuan dan hasil secara
berkesinambungan.
3. Lain-lain
Sudah menjadi hal yang umum bahwa guru atau karyawan sering
mempunyai sangkut paut tersendiri dalam hal keuangan terutama gaji.
Dalam hubungan ini misalnya kegiatan arisan di sekolah koperasi
antar guru dan lain-lain
PENYUSUNAN RAPBS
Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) harus
berdasarkan pada rencana pengembangan sekolah dan merupakan
bagian dari rencana operasional tahunan. RAPBS meliputi
penganggaran untuk kegiatan pengajaran, materi kelas, pengembangan
profesi guru, renovasi bangunan sekolah, pemeliharaan, buku, meja
dan kursi. Penyusunan RAPBS tersebut harus melibatkan kepala
sekolah, guru, komite sekolah, staf TU dan komunitas sekolah.
RAPBS perlu disusun pada setiap tahun ajaran sekolah dengan
memastikan bahwa alokasi anggaran bisa memenuhi kebutuhan
sekolah secara optimal.
Prinsip Penyusunan RAPBS, antara lain:
1. RAPBS harus benar-benar difokuskan pada peningkatan
pembelajaran murid secara jujur, bertanggung jawab, dan
transparan.
2. RAPBS harus ditulis dalam bahasa yang sederhana dan jelas, dan
dipajang di tempat terbuka di sekolah.
3. Dalam menyusun RAPBS, sekolah sebaiknya secara saksama
memprioritaskan pembelanjaan dana sejalan dengan rencana
pengembangan sekolah.
Apa saja yang termasuk dalam rumus RAM dan apa yang diputuskan
judgementally dapat bervariasi misalnya apakah unit akademik
memiliki kekuatan untuk membuat posting baru atau yang disediakan
untuk tubuh mengalokasikan?
Bagaimana transparan adalah RAM dan apa implikasi hal ini memiliki
untuk diskusi akademik kebijakan?
B. KESIMPULAN
Siklus akuntansi di sektor pendidikan pada dasarnya sama
dengan siklus akuntansi pada umumnya, namun aplikasinya
dilapangan mengalami sejumlah perubahan, agar sesuai dengan
tujuan pencatatan akuntansi dan status lembaga pendidikan
yang bersangkutan. Pelaporan keuangan di sektor pendidikan
yang seharusnya dilaksanakan berdasarkan PSAK No.45 pun,
ternyata hanya dilaksanakan oleh lembaga pendidikan tinggi
yang berstatus BHMN. Penerapan akuntansi di dunia akuntansi
belum berkembang pesat, sehingga pengambilan keputusan
atau kebijakan pendidikan lebih didasarkan pada pendekatan
ekonomi yang bersifat makro dan intuisi. Untuk selanjutnya,
dapat diteliti lebih lanjut mengenai latar belakang dan
implikasi dari perbedaan-perbedaan ini.
C. SARAN
Dari makalah yang penulis sampaikan kami sangat
mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun, serta
arahan dan bimbingan dari semua pihak, terutama dosen
pengajar akuntansi organisasi nirlaba. Semoga makalah ini
bermanfaat bagi para pembaca khususnya bagi kami selaku
penulis.
DAFTAR PUSTAKA
http://www.indonesia.go.id
http://www.kompas.com
http://www.kompas.com/kompas-
cetak/0509/14/opini/2015090.html
http://www.pemda-diy.go.id
http://www.sektorpublik.com
http://www.otoda.or.id
http://blognyaujanggedud.blogspot.co.id/2014/11/akuntansi-untuk-
organisasi-nirlaba.html
http://blogkuliahan.blogspot.com/2012/06/tujuan-dan-elemen-
pengendalian-intern.html
http://myblogalwafi.blogspot.co.id/2015/06/kode-etik-tanggung-
jawab-profesi.html
http://silabus.org/pengertian-pendidikan/amp/
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Pendidikan
https://materiips.com/fungsi-dan-peran-yayasan
https://id.m.wikipedia.org/wiki/Yayasan_Pendidikan_Telkom
https://www.ut.ac.id/dewan-pengawas/dasar-hukum-
penyelenggaraan-blu
Bastian, Indra, 2007, Akuntansi Pendidikan.