Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH


“Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP)
Nomor 04 tentang Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)”
Makalah Ini Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok
Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah Pusat yang Diampu Oleh:
Ibu Jenny S. Sir, SE., MSA/ Ibu Melda M. Poeh, SE.,M.Ak

Disusun oleh: Kelompok II (Dua) Kelas V-A

1. Inggrid Chrisanti Manus-Manu (1823754912)


2. Maria Margareta Nila Kua (1823754933)
3. Maria Serviana Meo (1823754934)
4. Martha Priseilia Sutiray (1823754936)
5. Uminah Muhammad Nur (1823754956)
6. Yaslin Noselny Lingu (1823754960)

PROGRAM STUDI S-1 TERAPAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, makalah Standar Akuntansi Pemerintahan dengan judul “Pernyataan Standar
Akuntansi Pemeritahan (PSAP) Nomor 04 tentang Catatan atas Laporan Keuangan” dapat
terselesaikan tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Standar Akuntansi
Pemeritahan. Dalam makalah ini, kami membahas tentang: (1) Tujuan (2) Ruang Lingkup (3)
Ketentuan Umum (4) Informasi Kebijakan Fiskal & Keuangan dan Ekonomi Mikro (5) Dasar
Penyajian Laporan Keuangan dan Pengungkapan Kebijakan Akuntansi Keuangan (6) Penyajian
Rincian dan Penjelasan Masing-Masing Pos (7) Pengungkapan Persediaan, Investasi, Aset Tetap,
KDP dan Kewajiban.

Makalah ini tentunya tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
konstruktif sangat diharapkan oleh tim penyusun guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
makalah pada tugas lain di waktu mendatang. Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut mendukung dan memberikan saran dan
arahan dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca terutama bagi kaum pelajar dan mahasiswa.

Kupang, 18 Oktober 2020

Penyusun

i|M A K A LA H PSA P N O M O R 4 \ K E LOM PO K 0 2


DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR..............................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang..................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan...............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
2.1 Tujuan...............................................................................................................3
2.2 Ruang Lingkup.................................................................................................3
2.3 Ketentuan Umum..............................................................................................4
2.4 Informasi Kebijakan Fiskal & Keuangan dan Ekonomi
Mikro......................................................................................................................5
2.5 Dasar Penyajian Laporan Keuangan dan Pengungkapan Kebijakan Akuntansi
Keuangan..............................................................................................................10
2.6 Penyajian Rincian dan Penjelasan Masing-Masing
Pos.........................................................................................................................14
2.7 Pengungkapan Persediaan, Investasi, Aset Tetap, KDP dan
Kewajiban.............................................................................................................18

BAB III PENUTUP


3.1 Kesimpulan.....................................................................................................20
3.2 Saran...............................................................................................................20

DAFTAR PUSTAKA

ii | M A K A L A H P S A P N O M O R 4 \ K E L O M P O K 0 2
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Laporan keuangan disusun untuk tujuan umum dan tujuan khusus. Laporan bertujuan
umum karena laporan tersebut dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna akan
informasi akuntansi keuangan yang lazim. Dalam hal ini, yang dimaksud dengan pengguna
adalah masyarakat, legislatif, lembaga pengawas, pemeriksa, pihak yang memberi atau
berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman, serta pemerintah.
Laporan Keuangan mungkin mengandung informasi yang dapat mempunyai potensi
kesalahpahaman di antara pembacanya. Kesalahpahaman ini dapat saja disebabkan oleh
persepsi dari pembaca laporan keuangan. Pembaca yang terbiasa dengan orientasi anggaran
mempunyai potensi kesalahpahaman dalam memahami konsep akuntansi akrual. Pembaca
yang terbiasa dengan laporan keuangan sektor komersial cenderung melihat laporan
keuangan pemerintah seperti laporan keuangan perusahaan. Untuk itu, diperlukan
pembahasan umum dan referensi ke pos-pos laporan keuangan menjadi penting bagi
pembaca laporan keuangan. Untuk menghindari kesalahpahaman, laporan keuangan harus
disertai dengan Catatan atas Laporan Keuangan yang berisi informasi untuk memudahkan
pengguna dalam memahami Laporan Keuangan.

Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis
atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan
Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi
yang diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP).

1.2. Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas secar rinci
menegnai Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 04 tentang Catatan atas
Laporan Keuangan (CaLK), yakni sebagai berikut:
1) Tujuan Catatan atas Laporan Keuangan
2) Ruang lingkup Catatan atas Laporan Keuangan
3) Ketentuan umum Catatan atas Laporan Keuangan
4) Informasi kebijakan fiskal & keuangan dan ekonomi makro
5) Dasar penyajian laporan keuangan dan pengungkapan kebijakan akuntansi
keuangan

1|M A K A LA H PSA P N O M O R 4 \ K ELO M PO K 0 2


6) Penyajian rincian dan penjelasan masing-masing pos
7) Pengungkapan persediaan, investasi, aset tetap, KDP dan kewajiban.

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah:


1) Untuk mengetahui dan memahami tujuan Catatan atas Laporan Keuangan.
2) Untuk mengetahui dan memahami Ruang lingkup Catatan atas Laporan Keuangan
3) Untuk mengetahui dan memahami ketentuan umum Catatan atas Laporan Keuangan
4) Untuk mengetahui dan memahami Informasi kebijakan fiskal & keuangan dan
ekonomi makro
5) Untuk mengetahui dan memahami dasar penyajian laporan keuangan dan
pengungkapan kebijakan akuntansi keuangan
6) Untuk mengetahui dan memahami penyajian rincian dan penjelasan masing-masing
pos
7) Untuk mengetahui dan memahami Pengungkapan persediaan, investasi, aset tetap,
KDP dan kewajiban

2|M A K A LA H PSA P N O M O R 4 \ K ELO M PO K 0 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tujuan

Catatan atas Laporan Keuangan (CALK) merupakan salah satu unsur dari laporan
keuangan yang menyajikan tentang informasi, daftar, analisis secara terinci atas suatu nilai
posting yang telah disajikan dalam LaporanRealisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus
Kas dengan tujuan sebagai pengungkapan yang memadai. Catatan atas Laporan Keuangan
adalah informasi yang rinci mengenai unsur-unsur dalam laporan keuangan. Catatan atas
laporan keuangan memiliki fungsi yaitu melengkapi informasi nominal dalam laporan
keuangan.

Selain itu Catatan atas Laporan Keuangan juga mampu menjelaskan hal-hal yang
tidak bisa diungkapkan secara rinci mengenai nominal yang terdapat dalam laporan
keuangan. Catatan atas laporan keuangan menjadi unsur yang tidak terpisahkan dalam
laporan keuangan karena memiliki kegunaan yang sangat penting. Hal ini akan bermanfaat
bagi pihak yang sering mencari tahu informasi laporan keuangan yang akan dikeluarkan oleh
perusahaan terbuka

Tujuan pernyataan standar Catatan atas Laporan Keuangan adalah mengatur


penyajian dan pengunkapan yang diperlukan pada Catatan atas Laporan Keuangan. Tujuan
penyajian Catatan atas Laporan Keuangan adalah untuk meningkatkan transparansi Laporan
Keuangan dan penyediaan pemahaman yang lebih baik, atas informasi keuangan pemerintah.

2.2 Ruang Lingkup

Standar ini harus diterapkan pada:

 Laporan Keuangan untuk tujuan umum untuk entitas pelaporan


 Laporan Keuangan yang diharapkan menjadi Laporan Keuangan untuk tujuan umum oleh
entitas yang bukan merupakan entitas pelaporan

Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan yang dimaksudkan untuk
memenuhi kebutuhan pengguna akan informasi akuntansi keuangan yang lazim. Yang
dimaksud dengan pengguna adalah masyarakat, legislatif, lembaga pengawas, pemeriksa,
pihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, danpinjaman,
sertapemerintah. Laporan keuangan meliputi laporan keuangan yang disajikan terpisah atau

3|M A K A LA H PSA P N O M O R 4 \ K ELO M PO K 0 2


bagian dari laporan keuangan yang disajikan dalam dokumen publik lainnya seperti laporan
tahunan.

Pernyataan Standar ini berlaku untuk entitas pelaporan dalam menyusun laporan
keuangan pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan laporankeuangan konsolidasian, tidak
termasuk badan usaha milik negara/daerah. Suatu entitas yang bukan merupakan entitas
pelaporan dapat menyajikan laporan keuangan untuk tujuan umum. Bila hal ini diinginkan,
maka standar ini harus diterapkan oleh entitas tersebut walaupun tidak memenuhi kriteria
satu entitas pelaporan sesuai dengan peraturan dan/atau standar akuntansi mengenai entitas
pelaporan pemerintah.

2.3 Ketentuan Umum

Setiap entitas pelaporan diharuskan untuk menyajikan Catatan atas Laporan


Keuangan sebagai bagian yang tak terpisahkan dari laporan keuangan untuk tujuan umum.
Catatan atas Laporan Keuangan dimaksudkan agar laporan keuangan dapat dipahami oleh
pembaca secara luas, tidak terbatas hanya untuk pembaca tertentu ataupun manajemen entitas
pelaporan. Laporan Keuangan mungkin mengandung informasi yang dapat mempunyai
potensi kesalahpahaman di antara pembacanya. Oleh karena itu, untuk menghindari
kesalahpahaman, atas sajian laporan keuangan harus dibuat Catatan atas Laporan Keuangan
yang berisi informasi untuk memudahkan pengguna dalam memahami Laporan Keuangan.

Kesalahpahaman dapat saja disebabkan oleh persepsi dari pembaca laporan keuangan.
Pembaca yang terbiasa dengan orientasi anggaran mempunyai potensi kesalahpahaman
dalam memahami konsep akuntansi akrual. Pembaca yang terbiasa dengan laporan keuangan
sektor komersial cenderung melihat laporan keuangan pemerintah seperti laporan keuangan
perusahaan. Pembahasan umum dan referensi ke pos-pos laporan keuangan menjadi penting
bagi pembaca laporan keuangan. Selain itu, pengungkapan basis akuntansi dan kebijakan
akuntansi yang diterapkan akan dapat membantu pembaca menghindari kesalahpahaman
dalam memahami laporan keuangan.

Struktur dan Isi


Catatan atas Laporan Keuangan harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam
Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, Laporan Operasional dan Laporan Arus Kas dapat
mempunyai referensi silang dengan informasi terkait dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis
atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan
Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan
Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian
informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan

4|M A K A LA H PSA P N O M O R 4 \ K ELO M PO K 0 2


serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas
laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.

Dalam rangka pengungkapan yang memadai, Catatan atas Laporan Keuangan


mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan Entitas Akuntansi;
Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan ekonomi makro;
Ikhtisar pencapaian target keuangan selama tahun pelaporan berikut kendala dan
hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
Informasi tentang dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi
yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian penting
lainnya;
Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang disajikan pada lembar muka laporan
keuangan;
Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan; dan
Informasi lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak disajikan
dalam lembar muka laporan keuangan.

Pengungkapan untuk masing-masing pos pada laporan keuangan mengikuti


pernyataan standar akuntansi berlaku yang mengatur tentang pengungkapan untuk pos-pos
yang terkait. Misalnya, Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan tentang Persediaan
mengharuskan pengungkapan kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran
persediaan. Untuk memudahkan pembaca dalam memahami laporan keuangan,
pengungkapan pada Catatan atas Laporan Keuangan dapat disajikan secara narasi, bagan,
grafik, daftar, dan skedul atau bentuk lain yang lazim yang mengikhtisarkan secara ringkas
dan padat kondisi dan posisi keuangan entitas pelaporan dan hasil- hasilnya selama satu
periode.

2.4 Informasi Kebijakan Fiskal & Keuangan dan Ekonomi Mikro

1. Kebijakan Fiskal

Kebijakan fiskal adalah kebijakan keuangan yang dikeluarkan negara untuk


memengaruhi perekonomian menggunakan pengeluaran, pendapatan, dan perpajakan. Ini
digunakan bersamaan dengan kebijakan moneter yang diterapkan oleh bank sentral, dan
memengaruhi perekonomian menggunakan jumlah uang beredar dan suku bunga.Tujuan
kebijakan fiskal adalah untuk menciptakan pertumbuhan ekonomi yang sehat. Idealnya,
ekonomi harus tumbuh antara 2% -3% per tahun, pengangguran akan berada pada tingkat

5|M A K A LA H PSA P N O M O R 4 \ K ELO M PO K 0 2


alami sebesar 4,7% -5,8%, dan inflasi akan berada pada tingkat target 2%. Siklus bisnis akan
berada dalam fase ekspansi.

Jenis-Jenis Kebijakan Fiskal:

a. Kebijakan Fiskal Berdasarkan Teori

Kebijakan fiskal ditinjau dari segi teori adalah bagaimana kebijakan tersebut dilihat
secara non praktis. Kebijakan fiskal ini meliputi tiga macam, yaitu kebijakan fungsional,
kebijakan disengaja, dan kebijakan tidak disengaja.

 Kebijakan fungsional, merupakan kebijakan untuk pertimbangan dan penambahan


kesempatan kerja yang dilakukan oleh pemerintah karena akibat tidak langsung
pendapatan nasional.

 Adapun kebijakan disengaja, adalah kebijakan yang digunakan untuk mengatasi


masalah-masalah ekonomi yang sedang dihadapi. Adapun cara mengatasi hal
tersebut biasanya dengan cara memanipulasi anggaran belanja secara sengaja,
baik melalui perubahan perpajakan maupun pengeluaran pemerintah.

 Kebijakan tak disengaja, ialah kebijakan yang dimaksudkan untuk mengendalikan


kecepatan siklus bisnis agar tidak terlalu fluktuatif. Saat dalam kondisi depresi,
kebijakan ini digunakan untuk menambah aktivitas kegiatan ekonomi yang
terjadi. Sedangkan saat terjadi inflasi, kebijakan ini berfungsi untuk mengurangi
aktivitas tersebut.

b. Kebijakan Fiskal Berdasarkan Jumlah Penerimaan dan Pengeluaran

Untuk mencapai tujuan kebijakan fiskal, dibedakan berdasarkan jumlah penerimaan


dan pengeluaran dibagi menjadi empat macam yaitu kebijakan fiskal seimbang, kebijakan
fiskal surplus, kebijakan fiskal defisit, dan kebijakan fiskal dinamis. Masing-masing
kebijakan tersebut memiliki fungsi dan perannya masing masing.
 Kebijakan Fiskal Seimbang

Kebijakan fiskal seimbang merupakan kebijakan pemerintah yang diterapkan


supaya jumlah pendapatan dan pengeluaran seimbang. Sehingga negara tidak
perlu meminjam dana dari negara asing untuk memenuhi kebutuhan.
 Kebijakan Fiskal Surplus

Kebijakan fiskal surplus adalah kebijakan pemerintah yang bertujuan supaya


semua pendapatan yang diperoleh negara tidak dibelanjakan, dengan begitu
pemerintah dapat menabung dan menekan angka inflasi.

6|M A K A LA H PSA P N O M O R 4 \ K ELO M PO K 0 2


 Kebijakan Fiskal Dinamis

Kebijakan fiskal dinamis merupakan kebijakan yang menyediakan pendapatan


yang dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan pemerintah yang bertambah
seiring berjalannya waktu.
 Kebijakan Fiskal Defisit

Kebijakan fiskal defisit merupakan kebijakan yang berlawanan dengan kebijakan


surplus. Kelebihan dari kebijakan ini ialah dapat mengatasi kelesuan atau depresi
pertumbuhan perekonomian. Adapun kekurangan kebijakan ini yaitu negara
selalu dalam kondisi defisit.

2. Ekonomi Makro

Ilmu ekonomi makro merupakan bagian dari ilmu ekonomi yang khusus mempelajari
mekanisme bekerjanya perekonomian secara keseluruhan.Makro ekonomi dapat digunakan
untuk menganalisis target-target kebijaksanaan seperti pertumbuhan ekonomi, inflasi, tenaga
kerja, dan keseimbangan neraca pembayaran yang berkesinambungan.

Pengertian ekonomi makro dalam buku Konsep Dasar Pembangunan dan


Pertumbuhan Ekonomi (2018) karya Thamrin, adalah sebuah ilmu ekonomi yang
mempelajari perekonomian sebuah negara secara komprehensif.Hubungan yang dipelajari
dalam ekonomi makro adalah hubungan kausal antara variabel-variabel aggregatif.
 Tujuan ekonomi makro.

Berikut beberapa tujuan kebijakan ekonomi makro, yaitu:

a. Tingkat kesempatan kerja yang tinggi

Keberadaan pengangguran di dalam negara memberikan dampak yang


kurang baik bagi kehidupan sosial dan beban ekonomi negara.Dengan
kebijakan ekonomi makro pemerintah dapat mengungarngi pengangguran
hingga tingkat full employment.Di mana semua lapangan pekerjaan yang
ada baik pemerintah maupun swasta terisi penuh.

b. Produksi nasional tinggi

Tinggi rendahnya kapasitas produksi tergantung dari tinggi rendahnya


investasi.Investasi dalam begeri tergantung tingkat tabungan dalam
negeri. Sedangakan tabungan dalam negeri terkait dengan tingkat bunga
dan pendapatan masyarakat.Untuk meningkatkan kapasitas produksi
dalam negeri, peningkatan pendapatan masyarakat perlu dilakukan
peningkatan produktivitas masyarakat.

7|M A K A LA H PSA P N O M O R 4 \ K ELO M PO K 0 2


c. Keadaan perekonomian stabil

Kestabilan ekonomi dalam tingkat pendapatan, kesempatan kerja, dan


kestabilan pada tingkat harga barang secara umum.Perekonomian yang
stabil bukan berarti suatu kondisi ekonomi selalu mengalami tinggi,
tetapi suatu kondisi yang fluktuatif variabel ekonomi terutama harga
komoditi dan tingkat pendapatan secara wajar.Masalah timbul dalam
perekonomian, di mana pemerintah sebagai regulatornya dan swasta

 Ruang Lingkup Ekonomi Makro

Ruang lingkup ekonomi makro terdiri atas tiga ruang, yaitu:


a) Penentuan tingkat kegiatan perekonomian Negara

Ekonomi makro menjelaskan sejauh mana suatu perekonomian dapat


menghasilkan produk dan jasa. Rincian pengeluaran secara keseluruhan
sebagai berikut:

Pengeluaran konsumsi rumah tangga

Pengeluaran pemerintah

Pengeluaran perusahaan atau investasi

Eksport dan import

Kebijakan pemerintah

Perekonomian negara tidak lepas dari masalah pengangguran dan inflasi. Berbagai
upaya dilakukan pemerintah baik kebijakan moneter maupun kebijakan fiskal.Kebijakan
moneter adalah kebijakan yang dilakukan pemerintah untuk memengaruhi jumlah uang yang
beredar di masyarakat dalam perekonomian.
Penyajian Informasi tentang Kebijakan Fiskal/ Keuangan, Ekonomi Makro,
Pencapaian Target Undang- Undang APBN/Peraturan Daerah APBD. Berikut kendala dan
hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target:
 Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat membantu pembacanya untuk dapat
memahami kondisi dan posisi keuangan entitas pelaporan secara keseluruhan
a. Untuk membantu pembaca Laporan Keuangan, Catatan atas Laporan
Keuangan harus menyajikan informasi yang dapat menjawab pertanyaan-
pertanyaan seperti bagaimana perkembangan posisi dan kondisi
keuangan/fiskal entitas pelaporan serta bagaimana hal tersebut tercapai.
b. Untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas, entitas pelaporan harus
menyajikan informasi mengenai perbedaan yang penting posisi dan kondisi

8|M A K A LA H PSA P N O M O R 4 \ K ELO M PO K 0 2


keuangan/fiskal periode berjalan bila dibandingkan dengan periode
sebelumnya, dibandingkan dengan anggaran, dan dengan rencana lainnya
sehubungan dengan realisasi anggaran. Termasuk dalam penjelasan perbedaan
adalah perbedaan asumsi ekonomi makro yang digunakan dalam penyusunan
anggaran dibandingkan dengan realisasinya.
c. Kebijakan fiskal yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan adalah kebijakan-kebijakan pemerintah dalam peningkatan
pendapatan, efisiensi belanja dan penentuan sumber atau penggunaan
pembiayaan. Misalnya penjabaran rencana strategis dalam kebijakan
penyusunan APBN/APBD, sasaran, program dan prioritas anggaran,
kebijakan intensifikasi/ekstensifikasi perpajakan, pengembangan pasar surat
utang negara.
d. Kondisi ekonomi makro yang pelu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan adalah asumsi-asumsi indikator ekonomi makro yang digunakan
dalam penyusunan APBN/APBD berikut tingkat capaiannya.Indikator
ekonomi makro tersebut antara lain Produk Domestik Bruto/Produk
Domestik Regional Bruto, pertumbuhan ekonomi, tingkat inflasi, nilai tukar,
harga minyak, tingkat suku bunga dan neraca pembayaran.
 Catatan atas Laporan Keuangan harus dapat menjelaskan perubahan anggaran yang
penting selama periode berjalan dibandingkan dengan anggaran yang pertama kali
disahkan olehDPR/DPRD, hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang
telah ditetapkan, serta masalah lainnya yang dianggap perlu oleh manajemen entitas
pelaporan untuk diketahui pembaca laporan keuangan.
a) Dalam satu periode pelaporan, dikarenakan alasan dan kondisi tertentu,
entitas pelaporan mungkin melakukan perubahan anggaran dengan
persetujuan DPR/DPRD. Agar pembaca laporan keuangan dapat mengikuti
kondisi dan perkembangan anggaran, penjelasan atas perubahan-perubahan
yang ada, yang disahkan oleh DPR/DPRD, dibandingkan dengan anggaran
pertama kali disahkan akan membantu pembaca dalam memahami kondisi
anggaran dan keuangan entitas pelaporan.
b) Dalam kondisi tertentu, entitas pelaporan belum dapat mencapai target yang
telah ditetapkan, misalnya jumlah unit pembangunan bangunan sekolah
dasar. Penjelasan mengenai hambatan dan kendala yang ada, misalnya
kurangnya ketersediaan lahan, perlu dijelaskan dalam Catatan atas Laporan
Keuangan.
c) Untuk membantu pembaca laporan keuangan, manajemen entitas pelaporan
mungkin merasa perlu untuk memberikan informasi keuangan lainnya yang
dianggap perlu untuk diketahui pembaca, misalnya kewajiban yang
memerlukan ketersediaan dana dalam anggaran periode mendatang.

9|M A K A LA H PSA P N O M O R 4 \ K ELO M PO K 0 2


2.5 Dasar Penyajian Laporan Keuangan dan Pengungkapan Kebijakan Akuntansi
Keuangan
Dalam menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan, entitas pelaporan harus
mengungkapkan dasar penyajian laporan keuangan dan kebijakan akuntansi. Beberapa
rujukan yang paling umum dan karenanya paling mengikat sebagai dasar hukum penyajian
laporan keuangan adalah, antara lain sebagai berikut (tetapi tidak terbatas pada):

1) Pasal 23 ayat (1) UUD 1945


2) Pasal 30 ayat (1) Undang-undang Republik Indonesia Nomor 17 tahun 2003
tentang Keuangan Negara
3) Pasal yang mengangkut pertanggungjawaban dari Undang-undang tentang APBN
dan Perda APBD
4) Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan.
5) Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 59/PMK.06/2005
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat.
6) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2003 tentang.
Asumsi dasar atau konsep dasar akuntansi tertentu mendasari penyusunan laporan
keuangan, biasanya tidak diungkapkan secara spesifik. Pengungkapan diperlukan jika tidak
mengikuti asumsi atau konsep tersebut disertai alasan dan penjelasan.
Sesuai dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan, asumsi dasar dalam
pelaporan keuangan di lingkungan pemerintah adalah anggapan yang diterima sebagai suatu
kebenaran tanpa perlu dibuktikan agar standar akuntansi dapat diterapkan, yang terdiri dari:
a) Asumsi kemandirian entitas;
b) Asumsi kesinambungan entitas; dan
c) Asumsi keterukuran dalam satuan uang (monetary measurement).
Asumsi kemandirian entitas berarti bahwa setiap unit organisasi dianggap sebagai unit
yang mandiri dan mempunyai kewajiban untuk menyajikan laporan keuangan sehingga tidak
terjadi kekacauan antar unit instansi pemerintah dalam pelaporan keuangan. Salah satu
indikasi terpenuhinya asumsi ini adalah adanya kewenangan entitas untuk menyusun
anggaran dan melaksanakannya dengan tanggung jawab penuh. Entitas bertanggung jawab
atas pengelolaan aset dan sumber daya di luar neraca untuk kepentingan yurisdiksi tugas
pokoknya, termasuk atas kehilangan atau kerusakan aset dan sumber daya dimaksud, utang-
piutang yang terjadi akibat keputusan entitas, serta terlaksana tidaknya program yang telah
ditetapkan.

Laporan keuangan disusun dengan asumsi bahwa entitas pelaporan akan berlanjut
keberadaannya. Dengan demikian, pemerintah diasumsikan tidak bermaksud melakukan
likuidasi atas entitas pelaporan dalam jangka pendek.

10 | M A K A L A H P S A P N O M O R 4 \ K E L O M P O K 0 2
Laporan keuangan entitas pelaporan harus menyajikan setiap kegiatan yang diasumsikan
dapat dinilai dengan satuan uang. Hal ini diperlukan agar memungkinkan dilakukannya
analisis dan pengukuran dalam akuntansi.

Pengungkapan Kebijakan Akuntansi Keuangan


Pengungkapan kebijakan akuntansi harus mengidentifikasikan dan menjelaskan prinsip-
prinsip akuntansi yang digunakan oleh entitas pelaporan dan metode-metode penerapannya
yang secara material mempengaruhi penyajian Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan
Laporan Arus Kas. Pengungkapan juga harus meliputi pertimbangan-pertimbangan penting
yang diambil dalam memilih prinsip-prinsip yang sesuai.
Secara umum, kebijakan akuntansi pada Catatan atas Laporan Keuangan menjelaskan
hal-hal berikut ini:

a) Entitas pelaporan;
b) Basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan keuangan;
c) Basis pengukuran yang digunakan dalam penyusunan laporan keuangan;
d) sampai sejauh mana kebijakan-kebijakan akuntansi yang berkaitan dengan
ketentuan-ketentuan masa transisi Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan
diterapkan oleh suatu entitas pelaporan;
e) setiap kebijakan akuntansi tertentu yang diperlukan untuk memahami laporan
keuangan.
Pengungkapan entitas pelaporan yang membentuk suatu laporan keuangan untuk tujuan
umum akan sangat membantu pembaca laporan untuk dapat memahami informasi keuangan
yang disajikan pada laporan keuangan. Pembaca laporan akan mempunyai kerangka dalam
menganalisis informasi yang ada. Ketiadaan informasi mengenai entitas pelaporan dan
komponennya mempunyai potensi kesalahpahaman pembaca dalam mengidentifikasi
permasalahan yang ada.

Walaupun Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan telah menyarankan


penggunaan basis akuntansi tertentu untuk penyusunan laporan keuangan pemerintah,
pernyataan penggunaan basis akuntansi yang mendasari laporan keuangan pemerintah
semestinya diungkapkan pada Catatan atas Laporan Keuangan. Pernyataan tersebut juga
termasuk pernyataan kesesuaiannya dengan Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.

Hal ini akan memudahkan pembaca laporan tanpa harus melihat kembali basis akuntansi
yang tertera pada Kerangka Konseptual Akuntansi Pemerintahan.
Sebagai contoh, penjelasan mengenai basis akuntansi ini adalah sebagai berikut:

a) Basis akuntansi dalam pencatatan realisasi APBN/D yaitu basis kas,


b) Basis akuntansi dalam pencatatan dan penyajian Neraca, dalam hal ini aset,
kewajiban, dan ekuitas dana, yaitu basis akrual.

11 | M A K A L A H P S A P N O M O R 4 \ K E L O M P O K 0 2
Pengguna laporan keuangan perlu mengetahui basis–basis pengukuran yang digunakan
sebagai landasan dalam penyajian laporan keuangan. Apabila lebih dari satu basis
pengukuran digunakan dalam penyusunan laporan keuangan, maka informasi yang disajikan
harus cukup memadai untuk dapat mengindikasikan aset dan kewajiban yang menggunakan
basis pengukuran tersebut.

Dalam menentukan perlu tidaknya suatu kebijakan akuntansi diungkapkan, manajemen


harus mempertimbangkan manfaat pengungkapan tersebut dalam membantu pengguna untuk
memahami setiap transaksi yang tercermin dalam laporan keuangan. Kebijakan-kebijakan
akuntansi yang perlu dipertimbangkan untuk disajikan meliputi, tetapi tidak terbatas pada,
hal-hal sebagai berikut:

a) Pengakuan pendapatan;
b) Pengakuan belanja;
c) Prinsip-prinsip penyusunan laporan konsolidasian;
d) Investasi;
e) Pengakuan dan penghentian/penghapusan aset berwujud dan tidak berwujud
f) Kontrak-kontrak konstruksi;
g) Kebijakan kapitalisasi pengeluaran;
h) Kemitraan dengan pihak ketiga;
i) Biaya penelitian dan pengembangan;
j) Persediaan, baik yang untuk dijual maupun untuk dipakai sendiri;
Dalam hal menguraikan kebijakan akuntansi tentang aset lancar, khususnya
Pesediaan, misalnya, bagian ini dapat berisikan uraian sebagai berikut:

Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang ataui perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan oeprasional pemerintah, dan barang-barang
dimaksdukan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada
masyarakat.
Persediaan dicatat di neraca berdasarkan:

harga pembelian terakhir, apabila diperoleh dengan pembelian,


harga standar apabila diperoleh dengan memprodukdsi sendiri,
harga wajar atau estimasi nilai penjualannya apabila diperoleh dengan cara lain
seperti donasi/rampasan.
k) Pembentukan dana cadangan;
l) Pembentukan dana kesejahteraan pegawai;
m) Penjabaran mata uang asing dan lindung nilai.
Setiap entitas perlu mempertimbangkan jenis kegiatan- kegiatan dan kebijakan-kebijakan
yang perlu diungkapkan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Sebagai contoh,
pengungkapan informasi untuk pengakuan pendapatan pajak, retribusi dan bentuk-bentuk
lainnya dari iuran wajib,

12 | M A K A L A H P S A P N O M O R 4 \ K E L O M P O K 0 2
Kebijakan akuntansi dapat menjadi signifikan walaupun nilai pos-pos yang disajikan
dalam periode berjalan dan sebelumnya tidak material. Selain itu, perlu pula diungkapkan
kebijakan akuntansi yang dipilih dan diterapkan yang tidak diatur dalam Pernyataan Standar
ini.

Pertimbangan dan/atau pemilihan kebijakan akuntansi perlu disesuaikan dengan kondisi


entitas pelaporan. Sasaran pilihan kebijakan yang paling tepat akan menggambarkan realitas
ekonomi entitas pelaporan secara tepat dalam bentuk keadaan keuangan dan kegiatan.

Tiga pertimbangan pemilihan untuk penerapan kebijakan akuntansi yang paling tepat dan
penyiapan laporan keuangan oleh manajemen:
a. Pertimbangan Sehat
Ketidakpastian melingkupi banyak transaksi. Hal tersebut seharusnya diakui dalam
penyusunan laporan keuangan. Sikap hati-hati tidak membenarkan penciptaan cadangan
rahasia atau disembunyikan.
b. Substansi Mengungguli Bentuk Formal
Transaksi dan kejadian lain harus dipertanggungjawabkan dan disajikan sesuai dengan
hakekat transaksi dan realita kejadian, tidak semata-mata mengacu bentuk hukum
transaksi atau kejadian.
c. Materialitas
Laporan keuangan harus mengungkapkan semua komponen yang cukup material yang
mempengaruhi evaluasi atau keputusan- keputusan.

Contoh penjelasan mengenai kebijakan akuntansi yang mencakup pendapatan, belanja,


pembiayaan, aset, kewajiban dan ekuitas dana adalah sebagai berikut:
a) Pengakuan Pendapatan pada saat kas diterima pada Kas Umum Negara/Daerah
b) Pengakuan Belanja pada saat kas dikeluarkan dari Kas Umum Negara/Daerah
c) Pengakuan Pembiayaan pada saat kas diterima pada/ keluar dari Kas Umum
Negara/Daerah
d) Jenis-jenis sumber daya/kekayaan yang dapat dikelompokkan sebagai aset secara umum
dan aset secara khusus yang terdiri dari aset lancar, investasi, aset tetap, dana cadangan.
Selain itu, dalam bagian ini pun diuraikan cara penilaiannya.
e) Jenis-jenis kewajiban yang dapat dikelompokkan kewajiban jangka pendek dan
kewajiban jangka panjang. Mengingat instrumen keuangan yang berkaitan dengan
kewajiban jangka panjang mengandung kompleksitas yang masih belum banyak
diketahui awam, bagian ini perlu ditambahi dengan penjelasan mengenai aspek-aspek
khusus yang berkaitan dengan berbagai instrumen hutang jangka panjang seperti obligasi
dan lain-lain.
f) Penjelasan mengenai Ekuitas Dana harus meyakinkan bahwa ekuitas dana merupakan
kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dengan utang pemerintah.

13 | M A K A L A H P S A P N O M O R 4 \ K E L O M P O K 0 2
Selanjutnya dijelaskan bahwa Ekuitas Dana lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan ekuitas
Dana Cadangan.
g) Penjelasan mengenai Ekuitas Dana harus meyakinkan bahwa ekuitas dana merupakan
kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dengan utang pemerintah.
Selanjutnya dijelaskan bahwa Ekuitas Dana lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan ekuitas
Dana Cadangan.
h) Penjelasan mengenai Ekuitas Dana harus meyakinkan bahwa ekuitas dana merupakan
kekayaan bersih pemerintah, yaitu selisih antara aset dengan utang pemerintah.
Selanjutnya dijelaskan bahwa Ekuitas Dana lancar, Ekuitas Dana Investasi, dan ekuitas
Dana Cadangan.

2.6 Penyajian Rincian dan Penjelasan Masing-Masing Pos


Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis
atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan
Arus Kas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah penyajian informasi
yang diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta
pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas
laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen- komitmen lainnya.

Catatan atas Laporan Keuangan menyajikan informasi tentang penjelasan pos-pos


laporan keuangan dalam rangka pengungkapan yang memadai, antara lain:
a) Menyajikan informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro,
pencapaian target Undang-undang APBN/Perda APBD, berikut kendala dan
hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target;
b) Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan;
c) Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-
kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan
kejadian-kejadian penting lainnya;
d) Mengungkapkan informasi yang diharuskan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan yang belum disajikan dalam lembar muka laporan keuangan
e) Mengungkapkan informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul
sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan
rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas;
f) Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar,
yang tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.

Secara lengkap informasi yang harus di muat pada catatan Atas Laporan
keuangan sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan yang dipertegas dengan Peraturan Pemerintah No 8

14 | M A K A L A H P S A P N O M O R 4 \ K E L O M P O K 0 2
Tahun 2006 tentang laporan keuangan dan kinerja pemerintah dan peraturan menteri
dalam negeri Nomor13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah
adalah sebagai berikut:

Bab I Pendahuluan
1.1 Maksud dan Tujuan penyusunan laporan keuangan
Memuat penjelasan mengenai maksud dan tujuan penyusunan laporan keuangan.
1.2 Landasan Hukum penyusunan laporan keuangan.
Memuat penjelasan mengenai peraturan perundang-undangan yang berlaku sebagai
landasan hukum penyusunan laporan keuangan.
1.3 Sistematika penulisan Catatan atas Laporan Keuangan.
Memuat penjelasan mengenai sistematika isi catatan atas laporan keuangan

Bab II Ekonomi Makro, kebijakan keuangan, dan pencapaian target kinerja APBD
2.1 Ekonomi makro
Memuat penjelasan mengenai asumsi makro ekonomi yang mendasari penyusunan
laporan keuangan. Informasi yang disajikan memuat tentang posisi dan kondisi
ekonomi makro periode berjalan di bandingkan dengan periode sebelumnya
dibandingkan dengan anggaran pertama kali dan penjelasan-penjelasan atas
perubahan anggaran yang di lakukan.
2.2 Kebijakan keuangan
Memuat penjelasan mengenai kebijakan keuangan dalam penyusunan laporan
realisasi anggaran dan neraca daerah. Informasi yang di sajikan memuat tentang
posisi dan kondisi keuangan periode berjalan di bandingkan dengan periode
sebelumnya dibandingkan dengan anggaran sehubungan dengan realisasi anggaran.
2.3 Indikator pencapaian target kinerja APBD
Memuat penjelasan mengenai indikator pencapain target kinerja APBD, berupa
indikator program dan kegiatan yang di laksanakan pada tahun pelaporan. Indikator
pencapaian target menyajikan informasi tentang pencapaian efektifitas dan efesiensi
program dan kegiatan yang dilaksanakan.

Bab III Ikhtisar pencapaian kinerja Keuangan


3.1 Ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja keuangan.
Memuat ikhtisar realisasi pencapaian target kinerja APBD, berupa realisasi
pencapaian efektifitas dan efesiensi program dan kegiatan yang dilaksanakan.
3.2 . Hambatan dan kendala yang ada dalam pencapaian target yang telah di tetapkan.
Memuat hambatan dan kendala yang di hadapi dalam pencapaian target kinerja yang
telah ditetapkan, baik kendala dan hambatan yang bersifat dapat dikendalikan
maupun yang tidak dapat dikendalikan (force majeur)

Bab IV Kebijakan Akuntansi

15 | M A K A L A H P S A P N O M O R 4 \ K E L O M P O K 0 2
4.1 Entitas Akuntansi/entitas pelaporan keuangan daerah
Memuat informasi tentang entitas akuntansi dan entitas pelaporan keuangan daerah.
4.2 .Basis Akuntansi yang mendasari peyusunan laporan keuangan
Memuat informasi tentang basis akuntansi yang mendasari penyusunan laporan
keuangan daerah.
4.3 Basis pengukuran yang mendasari peyusunan laporan keuangan
Memuat informasi tentang basis pengukura atas penyusunan pos-pos laporan
keuangan daerah.
4.4 Penerapan Kebijakan akuntansi berkaitan dengan ketentuan yang ada dalam standar
pemerintah
Memuat informasi tentang kebijakan akuntansi yang telah diterapkan dan kebijakan
akuntansi yang belum di terapkan sesuai dengan ketantuan yang ada dalam Standar
Akuntansi Pemerintah dalam penyusunan dan penyajian laporan keuangan.

Bab V Penjelasan pos-pos Laporan Keuangan


5.1 Rincian dan penjelasan masing-msing pos-pos Laporan Keuangan

5.1.1 Pendapatan
Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos pendapatan:

a) Pendapatan Asli Daerah.


b) Dana perimbangan.
c) Lain-lain pendapatan yang sah.
5.1.2 Belanja

Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos belanja:


a) Belanja pegawai
b) Belanja barang dan jasa
c) Belanja modal
d) Belanja bunga
e) Belanja subsidi
f) Belanja hibah
g) Belanja sosial
h) Belanja bagi hasil
i) Belanja tidak terduga
5.1.3 Pembiayaan
5.1.4 Aset

Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos aset:


a) Aset lancar

16 | M A K A L A H P S A P N O M O R 4 \ K E L O M P O K 0 2
b) Investasi jangka panjang
c) Aset tetap
d) Dana cadangan
e) Aset lain-lain
5.1.5 Kewajiban

Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos kewajiban:


a) Kewajiban jangka pendek
b) Kewajiban jangka panjang
5.1.6 Ekuitas Dana
Memuat informasi tentang rincian dan penjelasan pos ekuitas dana:

a) Ekuitas dana lancar


b) Ekuitas dana investasi
c) Ekuitas dana cadangan
5.2 Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan
penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan
penerpaan basis kas, untuk entitas pelaporan yang menggunakan basis akrual.
Memuat informasi tentang kebijakan akuntansi yang di haruskan oleh pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintah. Pengungkapan atas pos-pos aset dan kewajiban yang
timbul sehubungan dengan penerapan basis akrual atas pendapatan dan belanja dan
rekonsiliasinya dengan penerapan basis kas, untuk entitas pelaporan yang
menggunakan basis akrual. Rekonsiliasi ditunjuk untuk menyajikan hubungan antara
laporan kinerja keuangan dengan laporan realisasi anggaran. Laporan rekonsiliasi
dimulai dengan penambahan atau pengukuran ekuitas yang berasal dari lapoaran
kinerja yang disusun berdasarkan basis akrual.

Bab VI Penjelasan atas informasi-informasi non keuangan


Memuat informasi tentang hal-hal yang belum diinformasikan dalam bagian
maupun dari laporan keuangan yaitu:

a) Domisili dan bentuk hukum suatu entitas serta jurisdiksi tempat entitas tersebut
berada.
b) Penjelasan mengena sifat operasi entitas dan kegiatan pokoknya.
c) Ketentuan perundang-undangan yang menjadi kegiatan operasionalnya.
d) Penggantian manajemen pemerintah selama tahun berjalan.
e) Kesalahan manajemen terdahulu yang telah dikoreksi oleh manajemen baru.
f) Komitmen atau kontinjensi yang tidak dapat disajikan pada neraca
g) Penggabunagan atau pemekaran entitas pada tahun berjalan.

17 | M A K A L A H P S A P N O M O R 4 \ K E L O M P O K 0 2
h) Kejadian yang mempunyai dampak sosial, misalnya adanya pemogokan yang
harus ditanggung pemerintah.
Bab VII Penutup
Memuat uraian penutup yang dapat berupa simpulan-simpulan penting tentang laporan
keuangan.

2.7 Pengungkapan Persediaan, Investasi, Aset Tetap, KDP dan Kewajiban

1. Pengungkapan Persediaan
Laporan keuangan mengungkapkan :
 Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran persediaan
 Penjelasan lebih lanjut mengenai persediaan, seperti barang atau perlengkapan
yang digunakan dalam pelayanan masyarakat, barang atau perlengkapan yang
digunakan dalam proses produksi, barang yang disimpan untuk dijual atau
diserahkan kepada masyarakat, dan barang yang masih dalam proses produksi
yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat
 Jenis ,jumlah dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau using .
2. Pengungkapan Investasi
Hal-hal lain yang harus diungkapkan dalam laporan keuangan pemerintah berkaitan
dengan investasi pemerintah, antara lain :
 Kebijakan akuntansi untuk penentuan nilai investasi
 Jenis-jenis investasi,
 investasi permanen dan
 investasi nonpermanent
 Perubahan harga pasar baik invesatasi jangka pendek maupun investasi jangka
panjang
 Penurunan nilai investasi yang signifikan dan penyebab penurunan tersebut
 Investasi yang dinilai dengan nilai wajar dan alasan penerapannya
 Perubahan pos investasi
3. Pengungkapan Asset Tetap
Laporan keuangan harus mengungkapkan untuk masing-masing jenis aset tetap sebagai
berikut :
 Dasar penilaian yang digunakan untuk menentukan nilai tercatat (carrying
amount)
 Rekonsiliasi jumlah tercatat pada awal dan akhir periode yang menunjukan :
 Penambahan
 Pelepasan
 Akumulasi penyusutan dan perubahan nilai jika ada
 Mutasi aset tetap lainnya

18 | M A K A L A H P S A P N O M O R 4 \ K E L O M P O K 0 2
 Informasi penyusutan meliputi :
a. Nilai penyusutan
b. Metode penyusutan yang digunakan
c. Masa mamfaat atau tariff penyusutan yang digunakan
d. Nilai tercatat bruto dan akumulasi penyusutan pada awal dan akhir
periode ‘

Laporan keuangan juga harus mengungkapkan :


a. Eksistensi dan batasan hak milik atas aset tetap
b. Kebijakan akuntansi untuk kapitalisasi yang berkaitan dengan aset tetap
c. Jumlah pengeluaran pada pos aset tetap dalam konstruksi
d. Jumlah komitmen untuk akuisisi aset tetap
4. Pengungkapan KDP
Entitas harus mengungkapkan informasi mengenai KDP pada akhir periode akuntansi :
 Rincian kontrak konstruksi dalam pengerjaan berikut tingkat penyelesaian dan
jangka waktu penyelesaian.
 Nilai kontrakan konstruksi dan sumber pendanaannya
 Jumlah biaya yang telah dikeluarakan dan yang masih harus dibayar
 Uang muka kerja yang diberikan
 Retensi
5. Pengungkapan Kewajiban
 Utang pemerintah harus diungkapkan secara rinci dalam bentuk daftar skedul
utang
 Informasi yang harus disaikan dalam CALK :
a. Jumlah saldo kewajiban jangka panjang dan pendek berdasarkan pemberi
pinjaman
b. Jumlah saldo kewajiban utang pemerintah berdasarkan jenis sekuritas dan
jatuh temponya
c. Bunga pinjaman yang berlaku
d. Konsekuensi penyelesaian kewajiban sebelum jatuh tempo
e. Perjanjian restrukturisasi utang (pengukuran pinjaman , modifikasi
persyaratan utang ,pengurangan tingkat bunga pinjaman ,pengunduran
jatuh tempo pinjaman, pengurangan nilai jatuh tempo pinjaman,
pengurangan jumlah bunga terutang )
f. Jumlah tunggakan pinjaman , daftar umur utang berdasarkan kreditur
g. Biaya pinjaman (perlakuan, jumlah yang dikapitalisasi,tingkat kapitalisasi)

19 | M A K A L A H P S A P N O M O R 4 \ K E L O M P O K 0 2
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

PSAP Nomor 04 mengatur tentang Catatan atas Laporan Keuangan. Catatan atas
LaporanKeuangan (CALK) merupakan salah satu unsur dari laporan keuangan yang
menyajikan tentang informasi, daftar, analisis secara terinci atas suatu nilai posting yang
telah disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Laporan Arus Kas dengan
tujuan sebagai pengungkapan yang memadai. Tujuan pernyataan standar Catatan atas
Laporan Keuangan adalah mengatur penyajian dan pengungkapan yang diperlukan pada
Catatan atas Laporan Keuangan.
Tujuan penyajian Catatan atas Laporan Keuangan adalah untuk meningkatkan
transparansi Laporan Keuangan dan penyediaan pemahaman yang lebih baik, atas informasi
keuangan pemerintah. Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci
atau analisis atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan
Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan
Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan Keuangan adalah
penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi
Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian
yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen
lainnya

3.2 Saran
Sebaiknya dalam penerapan suatu standar akuntansi pemerintahan (SAP) perlu adanya
pengarahan kepada setiap personil mengenai pelaksanaan hal tersebut karena tidak setiap
personil dapat dengan mudah memahami penerapan suatu hal yang baru.

20 | M A K A L A H P S A P N O M O R 4 \ K E L O M P O K 0 2
DAFTAR PUSTAKA

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 tahun 2010www.google.com


http://tenof.wordpress.com/tag/laporan-neraca/
http://andichairilfurqan.wordpress.com/tag/laporan-neraca/
http://akuntansikeuda.blogspot.com/2012/09/format-laporan-keuangan-pp-71-tahun-2010.html
https://www.jurnal.id/id/blog/pengertian-kebijakan-fiskal-dan-tujuannya/
https://www.kompas.com/skola/read/2020/01/21/100000169/ekonomi-makro-pengertian-tujuan-
dan-ruang-lingkupnya

21 | M A K A L A H P S A P N O M O R 4 \ K E L O M P O K 0 2

Anda mungkin juga menyukai