Anda di halaman 1dari 16

MAKALAH

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAH


“Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP)
Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan”

Makalah Ini Ditujukan untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah Akuntansi Pemerintah Pusat yang Diampuh Oleh:
Ibu Jenny S. Sir, SE., MSA/ Ibu Melda M. Poeh, SE.,M.Ak

Disusun oleh: Kelompok II (Dua) Kelas V-A

1. Inggrid Chrisanti Manus-Manu (1823754912)


2. Maria Margareta Nila Kua (1823754933)
3. Maria Serviana Meo (1823754934)
4. Martha Priseilia Sutiray (1823754936)
5. Uminah Muhammad Nur (1823754956)
6. Yaslin Noselny Lingu (1823754960)

PROGRAM STUDI S-1 TERAPAN AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK


JURUSAN AKUNTANSI
POLITEKNIK NEGERI KUPANG
2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, makalah Standar Akuntansi Pemerintahan dengan judul “Pernyataan Standar
Akuntansi Pemeritahan (PSAP) Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan” dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Standar Akuntansi
Pemeritahan. Dalam makalah ini, kami membahas tentang: (1) Definisi dan Cakupan Persediaan
(2) Contoh Persediaan (3) Pengukuran Persediaan (4) Pengungkapan Persediaan (5) Metode –
Metode Pencatatan.

Makalah ini tentunya tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
konstruktif sangat diharapkan oleh tim penyusun guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
makalah pada tugas lain di waktu mendatang. Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut mendukung dan memberikan saran dan
arahan dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca terutama bagi kaum pelajar dan mahasiswa.

Kupang, 28 Oktober 2020

Penyusun

PSAP 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN | i


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ...................................................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ................................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................................................... 3

2.1 Definisi dan Cakupan Persediaan .......................................................................................... 3

2.2 Contoh Persediaan ................................................................................................................. 3

2.3 Pengukuran Persediaan ......................................................................................................... 4

2.4 Pengungkapan Persediaan ..................................................................................................... 6

2.5 Metode – Metode Persediaan ................................................................................................ 7

BAB III PENUTUP ..................................................................................................................... 12

3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 12

3.2 Saran .................................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA

PSAP 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN | ii


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Persediaan merupakan salah satu jenis aset yang cukup penting dalam perusahaan
manufaktur maupun perusahaan dagang. Hal ini karena persediaan menggambarkan sumber
utama pendapatan kedua jenis perusahaan tersebut. Akuntansi komersial mendefinisikan
persediaan sebagai barang-barang yang disimpan untuk dijual kembali dalam kegiatan
bisnisnya, barang-barang, atau bahan-bahan yang digunakan atau akan digunakan dalam
proses pembuatan produk yang akan dijual.
Dalam perusahaan dagang, jenis persediaannya adalah barang dagang (merchandise
inventory), sedangkan jenis persediaan dalam perusahaan manufaktur umumnya dibagi
menjadi tiga, yaitu bahan baku (raw material), barang setengah jadi (work in process), dan
barang jadi (finished goods). Perlengkapan, yaitu barang-barang yang digunakan untuk
mendukung kegiatan operasional dicatat dalam kelompok tersendiri dan tidak termasuk
dalam golongan persediaan.
Di Indonesia, pengertian persediaan dalam akuntansi komersial secara jelas ditunjukkan
dalam Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK) Nomor 14 tentang persediaan.
Definisi persediaan dalam akuntansi pemerintahan cukup dipengaruhi oleh karakteristik
organisasi pemerintahan. Karakteristik pemerintahan yang hampir sama dengan organisasi
sektor publik lainnya dan berbeda dengan perusahaan adalah bahwa sumber daya
ekonominya dikelola untuk tujuan mencari laba (nirlaba). Secara spesifik, tujuan utama
entitas pemerintahan adalah untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui
pelayanan. Sumber pendanaan organisasi sektor publik tidak melalui laba operasi, tetapi
melalui cara khusus berupa sumbangan atau donasi yang bersifat sukarela. Di entitas
pemerintahan, cara seperti ini direalisasikan melalui penerimaan pajak atau retribusi.
Dengan latar belakang tersebut, maka persediaan dalam akuntansi pemerintahan
mempunyai definisi dan cakupan yang agak berbeda. Di Indonesia, definisi persediaan
meliputi juga perlengkapan yang digunakan dalam proses produksi. Hal ini dijelaskan dalam
PSAP 5 tentang akuntansi persediaan. Oleh karena itu untuk lebih memahami tentang
persediaan kami memilih judul “Akuntansi Persediaan”.

PSAP 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN | 1


1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dalam makalah ini akan dibahas secar rinci
mengenai Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan Nomor 05 tentang Akuntansi
Persediaan, yakni sebagai berikut:

1. Definisi dan Cakupan Persediaan


2. Contoh Persediaan
3. Pengukuran Persediaan
4. Pengungkapan Persediaan
5. Metode – Metode Pencatatan.
1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui dan memahami definisi dan cakupan persediaan.


2. Untuk mengetahui dan memahami contoh persediaan
3. Untuk mengetahui dan memahami pengukuran persediaan
4. Untuk mengetahui dan memahami pengungkapan persediaan
5. Untuk mengetahui dan memahami metode – metode persediaan.

PSAP 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN | 2


BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Definisi dan Cakupan Persediaan


Persediaan (inventory) adalah aset lancar bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan termasuk asset, dimana merupakan sumber daya ekonomi yang dikuasai dan/atau
dimiliki oleh pemerintah sebagai akibat masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi dan/atau
sosial di masa depan diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun masyarakat,
serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumber daya nonkeuangan yang diperlukan
untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan sumber daya yang dipelihara karena alasan
sejarah dan budaya.
Pernyataan Standar ini diterapkan dalam penyajian seluruh persediaan dalam laporan
keuangan untuk tujuan umum yang disusun dan disajikan dengan basis kas untuk pengakuan
pos-pos pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan, serta basis akrual untuk pengakuan
pos-pos aset, kewajiban, dan ekuitas. Standar ini diterapkan untuk seluruh entitas pemerintah
pusat dan daerah tidak termasuk perusahaan negara/daerah.

Perusahaan negara/daerah dipersyaratkan tunduk pada Standar Akuntansi Keuangan


yang dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
Standar ini mengatur perlakuan akuntansi persediaan pemerintah pusat dan daerah yang
meliputi :
a. Definisi,
b. Pengakuan
c. Pengukuran, dan
d. Pengungkapan.

2.2 Contoh Persediaan


Persediaan merupakan aset yang berwujud berupa :
a. Barang atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam rangka kegiatan operasional
pemerintah.
b. Bahan atau perlengkapan (supplies) yang digunakan dalam proses produksi.

PSAP 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN | 3


c. Barang dalam proses produksi yang dimaksudkan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat.
d. Barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat dalam rangka
kegiatan pemerintah.
e. Persediaan mencakup barang atau perlengkapan yang dibeli dan disimpan untuk
digunakan, misalnya barang habis pakai seperti alat tulis kantor, barang tak habis pakai
seperti komponen peralatan dan pipa, dan barang bekas pakai seperti komponen bekas.
f. Dalam hal pemerintah memproduksi sendiri, persediaan juga meliputi barang yang
digunakan dalam proses produksi seperti bahan baku pembuatan alat-alat pertanian.
g. Barang hasil proses produksi yang belum selesai dicatat sebagai persediaan, contohnya
alat-alat pertanian setengah jadi.
Persediaan dapat meliputi : barang konsumsi, amunisi, bahan untuk pemeliharaan, suku
cadang, persediaan untuk tujuan strategis/berjaga-jaga, pita cukai dan leges, bahan baku,
barang dalam proses/setengah jadi, anah/bangunan untuk dijual atau diserahkan kepada
masyarakat, hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakat. Dalam hal
pemerintah menyimpan barang untuk tujuan cadangan strategis seperti cadann energi
(misalnya minyak) atau untuk tujuan bejaga-jaga seperti cadangan pangan (misalnya beras),
hewan dan tanaman untuk dijual atau diserahkan kepada masyarakatantara lain berupa sapi,
kuda, ikan, benih padi, dan bibit diakui sebagai persediaan. Sementara persediaan dengan
kondisi rusak atau usang tidak dilaporkan dalam neraca, tetapi diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan.

2.3 Pengukuran Persediaan


Nilai persediaan meliputi seluruh belanja yang dikeluarkan sampai suatu barang
persediaan tersebut dapat dipergunakan. Dalam PSAP 5 dalam paragraf 18 dikatakan bahwa
persediaan disajikan sebesar:

(a) Biaya perolehan apabila diperoleh dengan pembelian;

(b) Biaya standar apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

(c) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan;

Dari uraian diatas, pengukuran persediaan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

PSAP 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN | 4


Pengukuran Persediaan Pemda

Persediaan disajikan sebesar:

§ Biaya perolehan, apabila diperoleh dengan pembelian;

Biaya perolehan persediaan meliputi harga pembelian, biaya pengangkutan, biaya


penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat dibebankan pada perolehan
persediaan. Potongan harga, rabat, dan sejenis lainnya akan mengurangi biaya perolehan.
Nilai pembelian yang digunakan adalah biaya perolehan persediaan yang terakhir
diperoleh.Untuk persediaan yang memiliki nilai nominal yang dimaksudkan untuk dijual,
seperti pita cukai, dinilai dengan biaya perolehan terakhir.

§ Biaya standar, apabila diperoleh dengan memproduksi sendiri;

Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang
diproduksi dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis berdasarkan
ukuran-ukuran yang digunakan pada saat penyusunan rencana kerja dan anggaran.

§ Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan;

PSAP 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN | 5


Persediaan hewan dan tanaman yang dikembangbiakkan dinilai dengan menggunakan nilai
wajar. Harga/nilai wajar persediaan meliputi nilai tukar aset atau penyelesaian kewajiban
antar pihak yang memahami dan berkeinginan melakukan transaksi wajar.

§ Perhitungan biaya persediaan

Biaya persediaan berdasarkan PSAP No.5 harus meliputi semua biaya pembelian, biaya
konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat
yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition).Biaya pembelian
persediaan meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya (kecuali yang
kemudian dapat ditagih kembali oleh organisasi kepada kantor pajak) dan biaya
pengangkutan, penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan
pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa. Diskon dagang (trade discount), rabat dan pos
lain yang serupa dapat dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.

§ Biaya konversi Persediaan

Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang
diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan biaya overhead variabel yang
dialokasikan secara sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan menjadi barang
jadi. Biaya overhead produksi tetap adalah biaya produksi tak langsung yang relatif
konstan, tanpa memperhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan
pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik serta biaya manajemen dan administrasi
pabrik. Biaya overhead produksi variabel adalah biaya yang berubah secara langsung atau
hampir secara langsung mengikuti perubahan volume produksi, seperti bahan tak langsung
dan upah tak langsung. Biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang
biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
dijual atau dipakai.

2.4 Pengungkapan Persediaan


Persediaan diungkapkan secara memadai dalam catatan atas Laporan Keuangan hal-hal
sebagai berikut antara berikut:

1. Kebijakan akuntansi yang digunakan dalam pengukuran peralatan

PSAP 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN | 6


2. Penjelasan lebih lanjut persediaan seperti barang atau perlengkapan yang digunakan
dalam pelayanan masayarakat,barang atau perlengkapan yang digunakan dalam proses
produksi,barang yang disimpan untuk dijual atau diserahkan kepada masayarakat,dan
barang yang masih dalam proses produkis yang dimaksudkan untuk dijual atau
diserahkan kepada masayarakat,
3. Penjelasan atas selisih antara pencatatan dengan hasil inventarisasi tidik; dan
4. Jenis,jumlah,dan nilai persediaan dalam kondisi rusak atau using.

2.5 Metode – Metode Persediaan


Persediaan perusahaan dicatat dan diakui sebesar harga belinya, bukan harga jualnya.
Harga beli adalah harga yang tercantum di faktur pembelian. Jika dalam transaksi pembelian
terdapat pengeluaran tambahan seperi ongkos angkut pembelian, maka akan dicatat di akun
yang terpisah, yaitu akun ongkos angkut pembelian. Jika dalam transaksi pembelian tersebut
perusahaan memperoleh potongan pembelian, maka harus dicatat di akun yang terpisah, yaitu
akun potongan pembelian. Walaupun akun-akun tersebut pada akhirnya akan di jumlahkan
ketika menghitung beban pokok penjualan, tetapi pada dasarnya persediaan barang daganng
harus dicatat sebesar harga belinya.
 Metode Fisik
Metode fisik atau disebut juga metode periodik adalah metode pengelolaan
persediaan, di mana arus keluar masuknya barang tidak dicacat secara terinci sehingga
untuk mengetahui nilai persediaan pada suatu saat tertentu harus melakukan perhitungan
barang secara fisik (stock opname) di gudang. Penggunaan metode fisik mengharuskan
perhitungan barang yang ada (tersisa) pada akhir periode akuntansi ketika menyususn
laporan keuangan.
- Persediaan awal barang xxx
- Pembelian xxx
- Persediaan total xxx
- Persediaan akhir (xx)
- Beban pokok penjualan xxx
Beban pokok penjualan adalah harga beli atau beban produksi dari sejumlah barang
yang telah laku terjual pada suatu periode tertentu. Untuk mengetahui beban pokok
penjualan pada suatu periode tertentu, harus diketahui volume dan persediaan akhirpada

PSAP 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN | 7


periode tersebut. Dan untuk mengetahui nilai persediaan akhir, harus dilakukan
perhitungan fisik (stock opname)digudang. Metode ini lebih cocok dipakai oleh perusahaan
yang frekuensinya tinggi dan nilai uang per transaksi yang rendah, seperti dalam
perusahaan eceran.
Dalam Perhitungan Fisik (Stock Opname) persediaan tersebut, harus ditentukan
jumlah persediaan yang dimiliki perusahaan secara pasti. Setelah diketahui volume
persediaannya, jumlah barang dikalikan dengan harga beli per unit barang dagang tersebut.
Persoalannya, jika harga beli barang berbeda satu dengan lainnya, maka perusahaan
memiliki perusahaan untuk menggunakan beberapa harga beli yang berbeda. Untuk
menentukan harga beli sebagai dasar penentuan nilai persediaan yang dimiliki perusahaan
pada suatu periode, terdapat beberapa metode, yaitu:
FIFO (First In First Out)
Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli atau diproduksi) terlebih dahulu
akan dikeluarkan (dijual) pertama kali, sehinggan yang tersisa pada periode adalah
barang yang berasal dari pembelian atau produksi terakhir.
Sebagai contoh, PT Niaga Jaya adalah distributor microwave merek “Hotmix”
yang belokasi di Jakarta. Selama bulan Januari 2002, data yang dimiliki perusahaan
ini berkaitan dengan persediaan microwave adalah sebagai berikut:
Tanggal Keterangan Volume Harga/unit Nilai
1 Januari 20012 Persediaan 250 unit 550.000 137.500.000
12 Januari 2012 Pembelian 300 unit 600.000 180.000.000
21 Januari 2012 Pembelian 350 unti 640.000 224.000.000
31 Januari 2012 Pembelian 100 unit 675.000 67.500.000
Total 1.000 unit 609.000.000

Selama bulan Januari 2012, perusahaan ini menjual 700 unit microwave kepada
para pelanggannya secara tunai dengan harga jual Rp900.000 per unit, dan
perusahaan tidak mencatat keluar masuknya barang tersebut secara terinnci. Pada
akhir bulan Januari 2012 bagian akuntansi dan gudang perusahaan melakukan stock
opname persediaan. Hasil perhitungan fisik menunjukkan jumlah persediaan pada
akhir bulan Januari sebanyak 300 unit persediaan pada akhir microwave. Karena

PSAP 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN | 8


perusahaan menggunakan metode FIFO, maka dari 300 unit persediaan pada akhir
bulan Januari itu, harga beli microwave yang digunakan adalah harga terakhir, yaitu
sebanyak 100 unit menggunakan harga Rp675.000 per unit dan sebanyak 200 unit
menggunakan harga Rp640.000 per unit. Jadi, nilainya adalah:
- 100 unit @ Rp 675.000 = 67.500.000
- 200 unit @ Rp 640.000 = 128.000.000
- Total Rp195.500.000

Karena hasil stock opname menunjukkan nilai persediaan pada akhir bulan
Januari 2012 sebesar 300 unit bernilai Rp195.500.000, maka beban pokok penjualan
(BPP) bulan Januari adalah Rp413.500.000 yang dihitung sebagai berikut:
- Persediaan, awal (1 Januari 2012) 137.500.000
- Pembelian 417.500.000
- Persediaan total 609.000.000
- Persediaan, akhir (31 Januari 2012) (195.500.00)
- Beban pokok penjualan 413.500.000

Nilai beli sebesar Rp471.500.000 adalah nilai beli pada bulan Januari 2012 untuk 3
kali transaksi pembelian, yaitu pada tanggal 12, 21, 31 Januari 2012.
LIFO (Last In Firs Out)
Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli/diproduksi paling akhir akan
dikeluarkan/dijual paling awal). Jadi, barang yang tersisa pada akhir periode adalah
barang yang berasal dari pembelian atau diproduksi awal periode.
Dalam kasus PT. Niaga Jaya, jika perusahaan menggunakan metode LIFO, maka
akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang berbeda dimana hasil perhitungan
fisik (stock opnamme) menunjukkan jumlah persediaan pada akhir bulan Januari
sebanyak 300 unit microwave. Karena perusahaan menggunakan metode LIFO,
maka dari 300 unit persediann pada akhir bulan Januari harga beli microwave yang
digunakan adalah harga awal, yaitu sebanyak 250 unit menggunakan harga
Rp550.000 per unit dan sebanyak 50 unit menggunakan harga Rp600.000 per unit.
Jadi nilainya adalah:

PSAP 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN | 9


- 250 unit @ Rp550.000 = 137.500.000
- 50 unit @ Rp600.000 = 30.000.000
- Total 167.500.000

Karena hasil stock opname menunjukkan nilai persediaan pada akhir bulan
Januari 2012 sebanyak 300 unitt bernilai Rp167.500.000, maka beban pokok
penjualan (BPP) bulan Januari 2012 adalah Rp441.500.000 yang dihitung sebagai
berikut:
- Persediaan, awal (1 Januari 2012) 137.500.000
- Persedian 471.500.000
- Persediaan total 609.000.000
- Persediaan, akhir (31 Januari 2012) (167.500.000)
- Beban pokok penjualan 441.500.000
IFRS tidak mengizinkan penggunaan metode LIFO dalam mencatat persediaan.
Rata-Rata Average
Dalam metode ini barang yang di keluarkan/dijual maupun barang yang tersisa
dinilai berdasarkan harga rata-rata, sehingga barang yang tersisa pada akhir periode
adalah barang yang dimiliki nilai rata-rata.
Dalam kasus PT.Niaga Jaya, jika perusahaan menggunakan metode Rata-rata,
maka akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang berbeda di mana hasil
perhitunganfisik (stock opname) menunjukkan jumlah persediaan pada akhir bulan
januari sebanyak 300 unit persediaan pada akhir bulan Januari harga
beli Microwave yang digunakan adalah harga rata-rata.
Selama bulan januari 2012, PT. Niaga Jaya memilika 1.00 unit microwavedengan
nilai sebesar Rp. 609.000.000. karena dari 1.000 unit persediaan tersebut memiliki
harga beli yang berbeda, maka harga beli rata-rata persediaan adalah Rp.
609.000.000 : 1.000 unit = Rp. 609.000 per unit. Jadi, nilai persediaan perusahaan
pada akhir bulan januari 2012 adalah Rp.609.000 x 300 unit = Rp. 182.700.000
Karena hasil stock opnamemenunjukkan nilai persediaan pada akhir bulan januari
2012 sebanyak 300 unit bernilai Rp. 182.700.000, maka beban pokok penjualan
(BPP) bulanjanuari 2012 adalah Rp. 426.300.000 yang dihitung sebagai berikut :

PSAP 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN | 10


- Persediaan, awal ( 1 januari 2012) 137.500.000
- Pembelian 471.500.000
- Persediaan Total 609.000.000
- Persediaan, akhir (31 Januari 2012) (182.700.000)
- Beban Pokok Penjualan 426.300.000
 Metode Prepetual
Ini adalah metode pengelolaan persediaan di mana arus masuk dan arus keluar persediaan
dicatat secara rinci. Dalam metode ini setiap jenis persediaan di buatkan kartu stock yang
mencatat secara rinci keluar masuknya barang di gudang beserta harganya. Metode ini
dipilah lagi ke dalam berapa metode, antara lain:
FIFO (First In First Out )
Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli atau diproduksi) terlebih dahulu
akan di keluarkan (dijual) pertma kali,, sehingga yang tersisa pada akhir periode
adalah barang yang berasal dari pembelian atau produksi terakhir.
LIFO (Last In First Out)
Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli/diproduksi paling akhir akan
dikeluarkam/ dijual paling awal), sehingga barang yang tersisa pada akhir periode
adalah barang yang berasal dari pembelian atau produksi awal periode.

PSAP 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN | 11


BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan diakui ketika potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh dan
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal, dan/atau pada saat diterima atau
hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap unsur laporan keuangan. Persediaan dicatat sebesar jumlah uang yang menjadi nilai dari
persediaan tersebut.
Persediaan disajikan dalam kelompok aset lancar pada neraca pemerintah berdasarkan
harga perolehan terakhir jika persediaan diperoleh dengan pembelian, sebesar biaya standar
yang dikeluarkan jika persediaan diproduksi sendiri dan sebesar nilai wajar jika diperoleh
dengan cara lain seperti donasi/rampasan.
Persediaan dapat dinilai dengan menggunakan:
a. Metode fifo. Metode ini dihitung dengan cara:
Beban persediaan = persediaan awal + pembelian – persediaan akhir
b. Metode rata-rata tertimbang. Dihitungndengancara:
Nilai persediaan = biaya rata-rata per unit xpersediaan akhir

3.2 Saran
Sebaiknya dalam penerapan suatu standar akuntansi pemerintahan (SAP) perlu adanya
pengarahan kepada setiap personil mengenai pelaksanaan hal tersebut karena tidak setiap
personil dapat dengan mudah memahami penerapan suatu hal yang baru.

PSAP 05 AKUNTANSI PERSEDIAAN | 12


DAFTAR PUSTAKA

http://fikrymazdirah.blogspot.com/2015/06/makalah-akutansi-pemerintahaan.html

http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2010/pp71-2010lmp2.5.pdf

https://www.academia.edu/23689340/2_4_Penyajian_dan_Pengungkapan_Persediaan
http://jurnal.pnj.ac.id/index.php/acc/article/download/1791/1061
http://nailyrokhmah95.blogspot.com/2016/05/psap-05-akuntansi-persediaan.html

http://everyaboutaccounting.blogspot.com/2018/11/makalah-persediaan-dalam-akuntansi.html

Anda mungkin juga menyukai