Puji dan syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas limpahan rahmat dan
karunia-Nya, makalah Standar Akuntansi Pemerintahan dengan judul “Pernyataan Standar
Akuntansi Pemeritahan (PSAP) Nomor 05 tentang Akuntansi Persediaan” dapat terselesaikan
tepat pada waktunya.
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas kelompok mata kuliah Standar Akuntansi
Pemeritahan. Dalam makalah ini, kami membahas tentang: (1) Definisi dan Cakupan Persediaan
(2) Contoh Persediaan (3) Pengukuran Persediaan (4) Pengungkapan Persediaan (5) Metode –
Metode Pencatatan.
Makalah ini tentunya tidak luput dari kekurangan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang
konstruktif sangat diharapkan oleh tim penyusun guna untuk meningkatkan dan memperbaiki
makalah pada tugas lain di waktu mendatang. Tidak lupa penyusun mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut mendukung dan memberikan saran dan
arahan dalam penyusunan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
pembaca terutama bagi kaum pelajar dan mahasiswa.
Penyusun
DAFTAR ISI.................................................................................................................................. ii
3.1 Kesimpulan.......................................................................................................................... 12
DAFTAR PUSTAKA
(c) Nilai wajar, apabila diperoleh dengan cara lainnya seperti donasi/rampasan;
Dari uraian diatas, pengukuran persediaan dapat dilihat pada gambar berikut ini :
Biaya standar persediaan meliputi biaya langsung yang terkait dengan persediaan yang
diproduksi dan biaya tidak langsung yang dialokasikan secara sistematis berdasarkan
ukuran-ukuran yang digunakan pada saat penyusunan rencana kerja dan anggaran.
Biaya persediaan berdasarkan PSAP No.5 harus meliputi semua biaya pembelian, biaya
konversi dan biaya lain yang timbul sampai persediaan berada dalam kondisi dan tempat
yang siap untuk dijual atau dipakai (present location and condition).Biaya pembelian
persediaan meliputi harga pembelian, bea masuk dan pajak lainnya (kecuali yang
kemudian dapat ditagih kembali oleh organisasi kepada kantor pajak) dan biaya
pengangkutan, penanganan dan biaya lainnya yang secara langsung dapat diatribusikan
pada perolehan barang jadi, bahan dan jasa. Diskon dagang (trade discount), rabat dan pos
lain yang serupa dapat dikurangkan dalam menentukan biaya pembelian.
Biaya konversi persediaan meliputi biaya yang secara langsung terkait dengan unit yang
diproduksi dan biaya overhead produksi tetap dan biaya overhead variabel yang
dialokasikan secara sistematis, yang terjadi dalam proses konversi bahan menjadi barang
jadi. Biaya overhead produksi tetap adalah biaya produksi tak langsung yang relatif
konstan, tanpa memperhatikan volume produksi yang dihasilkan, seperti penyusutan dan
pemeliharaan bangunan dan peralatan pabrik serta biaya manajemen dan administrasi
pabrik. Biaya overhead produksi variabel adalah biaya yang berubah secara langsung atau
hampir secara langsung mengikuti perubahan volume produksi, seperti bahan tak langsung
dan upah tak langsung. Biaya lain hanya dibebankan sebagai biaya persediaan sepanjang
biaya tersebut timbul agar persediaan berada dalam kondisi dan tempat yang siap untuk
dijual atau dipakai.
Selama bulan Januari 2012, perusahaan ini menjual 700 unit microwave kepada
para pelanggannya secara tunai dengan harga jual Rp900.000 per unit, dan
perusahaan tidak mencatat keluar masuknya barang tersebut secara terinnci. Pada
akhir bulan Januari 2012 bagian akuntansi dan gudang perusahaan melakukan stock
opname persediaan. Hasil perhitungan fisik menunjukkan jumlah persediaan pada
akhir bulan Januari sebanyak 300 unit persediaan pada akhir microwave. Karena
Karena hasil stock opname menunjukkan nilai persediaan pada akhir bulan
Januari 2012 sebesar 300 unit bernilai Rp195.500.000, maka beban pokok penjualan
(BPP) bulan Januari adalah Rp413.500.000 yang dihitung sebagai berikut:
- Persediaan, awal (1 Januari 2012) 137.500.000
- Pembelian 417.500.000
- Persediaan total 609.000.000
- Persediaan, akhir (31 Januari 2012) (195.500.00)
- Beban pokok penjualan 413.500.000
Nilai beli sebesar Rp471.500.000 adalah nilai beli pada bulan Januari 2012 untuk 3
kali transaksi pembelian, yaitu pada tanggal 12, 21, 31 Januari 2012.
LIFO (Last In Firs Out)
Dalam metode ini, barang yang masuk (dibeli/diproduksi paling akhir akan
dikeluarkan/dijual paling awal). Jadi, barang yang tersisa pada akhir periode adalah
barang yang berasal dari pembelian atau diproduksi awal periode.
Dalam kasus PT. Niaga Jaya, jika perusahaan menggunakan metode LIFO, maka
akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang berbeda dimana hasil perhitungan
fisik (stock opnamme) menunjukkan jumlah persediaan pada akhir bulan Januari
sebanyak 300 unit microwave. Karena perusahaan menggunakan metode LIFO,
maka dari 300 unit persediann pada akhir bulan Januari harga beli microwave yang
digunakan adalah harga awal, yaitu sebanyak 250 unit menggunakan harga
Rp550.000 per unit dan sebanyak 50 unit menggunakan harga Rp600.000 per unit.
Jadi nilainya adalah:
Karena hasil stock opname menunjukkan nilai persediaan pada akhir bulan
Januari 2012 sebanyak 300 unitt bernilai Rp167.500.000, maka beban pokok
penjualan (BPP) bulan Januari 2012 adalah Rp441.500.000 yang dihitung sebagai
berikut:
- Persediaan, awal (1 Januari 2012) 137.500.000
- Persedian 471.500.000
- Persediaan total 609.000.000
- Persediaan, akhir (31 Januari 2012) (167.500.000)
- Beban pokok penjualan 441.500.000
IFRS tidak mengizinkan penggunaan metode LIFO dalam mencatat persediaan.
Rata-Rata Average
Dalam metode ini barang yang di keluarkan/dijual maupun barang yang tersisa
dinilai berdasarkan harga rata-rata, sehingga barang yang tersisa pada akhir periode
adalah barang yang dimiliki nilai rata-rata.
Dalam kasus PT.Niaga Jaya, jika perusahaan menggunakan metode Rata-rata,
maka akan menghasilkan nilai persediaan akhir yang berbeda di mana hasil
perhitunganfisik (stock opname) menunjukkan jumlah persediaan pada akhir bulan
januari sebanyak 300 unit persediaan pada akhir bulan Januari harga
beli Microwave yang digunakan adalah harga rata-rata.
Selama bulan januari 2012, PT. Niaga Jaya memilika 1.00 unit microwavedengan
nilai sebesar Rp. 609.000.000. karena dari 1.000 unit persediaan tersebut memiliki
harga beli yang berbeda, maka harga beli rata-rata persediaan adalah Rp.
609.000.000 : 1.000 unit = Rp. 609.000 per unit. Jadi, nilai persediaan perusahaan
pada akhir bulan januari 2012 adalah Rp.609.000 x 300 unit = Rp. 182.700.000
Karena hasil stock opnamemenunjukkan nilai persediaan pada akhir bulan januari
2012 sebanyak 300 unit bernilai Rp. 182.700.000, maka beban pokok penjualan
(BPP) bulanjanuari 2012 adalah Rp. 426.300.000 yang dihitung sebagai berikut :
3.1 Kesimpulan
Persediaan adalah aset lancar dalam bentuk barang atau perlengkapan yang
dimaksudkan untuk mendukung kegiatan operasional pemerintah, dan barang-barang yang
dimaksudkan untuk dijual dan/atau diserahkan dalam rangka pelayanan kepada masyarakat.
Persediaan diakui ketika potensi manfaat ekonomi masa depan diperoleh dan
mempunyai nilai atau biaya yang dapat diukur dengan andal, dan/atau pada saat diterima atau
hak kepemilikannya dan/atau kepenguasaannya berpindah.
Pengukuran adalah proses penetapan jumlah uang untuk mengakui dan memasukkan
setiap unsur laporan keuangan. Persediaan dicatat sebesar jumlah uang yang menjadi nilai dari
persediaan tersebut.
Persediaan disajikan dalam kelompok aset lancar pada neraca pemerintah berdasarkan
harga perolehan terakhir jika persediaan diperoleh dengan pembelian, sebesar biaya standar
yang dikeluarkan jika persediaan diproduksi sendiri dan sebesar nilai wajar jika diperoleh
dengan cara lain seperti donasi/rampasan.
Persediaan dapat dinilai dengan menggunakan:
a. Metode fifo. Metode ini dihitung dengan cara:
Beban persediaan = persediaan awal + pembelian – persediaan akhir
b. Metode rata-rata tertimbang. Dihitungndengancara:
Nilai persediaan = biaya rata-rata per unit xpersediaan akhir
3.2 Saran
Sebaiknya dalam penerapan suatu standar akuntansi pemerintahan (SAP) perlu adanya
pengarahan kepada setiap personil mengenai pelaksanaan hal tersebut karena tidak setiap
personil dapat dengan mudah memahami penerapan suatu hal yang baru.
http://fikrymazdirah.blogspot.com/2015/06/makalah-akutansi-pemerintahaan.html
http://ditjenpp.kemenkumham.go.id/arsip/ln/2010/pp71-2010lmp2.5.pdf
https://www.academia.edu/23689340/2_4_Penyajian_dan_Pengungkapan_Persediaan
http://jurnal.pnj.ac.id/index.php/acc/article/download/1791/1061
http://nailyrokhmah95.blogspot.com/2016/05/psap-05-akuntansi-persediaan.html
http://everyaboutaccounting.blogspot.com/2018/11/makalah-persediaan-dalam-akuntansi.html