OLEH
KELOMPOK : II (Dua)
ANGGOTA : Ayu E.D. Ningrum
Giska K. Ndun
Maya S. Nubatonis
Martha Uri
Nina P. Lak Apu
Kelas : V-A
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat
dan karunia-Nya,sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat
waktu. Makalah ini membahas “Gambaran Umum Sistem Akuntansi dan
Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat“
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh
karena itu diharapkan adanya kritik dan saran yang membangun. Kami juga
berharap semoga makalah ini berguna bagi siapa saja yang membacannya.
Penulis
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Akuntansi merupakan suatu ilmu yang di dalamnya berisi bagaimana manusia berfikir
sehingga menghasilkan suatu kerangka pemikiran konseptual tentang prinsip, standar,
asumsi, teknik, serta prosedur yang ada dijadikan landasan dalam pelaporan keuangan.
Pelaporan keuangan tersebut harus berisi informasi-informasi yang berguna dalam
membantu pengambilan keputusan bagi para pemakainya.
1.2 Tujuan
a. Mengetahui Pendahuluan dan Ruang Lingkup
b. Mengetahui Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
c. Mengetahui Ciri-ciri Pokok SAPPP
d. Mengetahui Kerangka Umum dan Struktur SAPP
e. Mengetahui Hasil Keluaran dan Proses SAPP
f. Mengetahui Unit Organisasi Akuntansi Bendahara Umum Negara
g. Menegtahui Bisnis Proses Akuntansi dan Pelaporan pada SA-BUN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Bendahara Umum Negara berwenang menetapkan Sistem Akuntansi
Dan Pelaporan Keuangan Negara.
6. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Pasal 51 ayat (1) menyatakan bahwa Menteri Keuangan/Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah selaku Bendahara Umum Negara/Daerah
menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan
ekuitas dana, termasuk transaksi pembiayaan dan perhitungannya.
7. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Pasal 51 ayat (2) menyatakan bahwa Menteri/pimpinan lembaga/kepala
satuan kerja perangkat daerah selaku Pengguna Anggaran
menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan, aset, utang, dan
ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan dan belanja yang dalam
pertanggungjawab.
8. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
Pasal 55 ayat (1) menyatakan bahwa Menteri Keuangan selaku pengelola
fiskal menyusun Laporan Keuangan Pemerintah Pusat untuk
disampaikan kepada Presiden dalam rangka memenuhi
pertanggungjawaban pelaksanaan APBN.
9. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara Pasal 55 ayat (2) menyatakan bahwa dalam menyusun Laporan
Keuangan Pemerintah Pusat sebagaimana dimaksud pada ayat (1),
Menteri/Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna
Barang menyusun dan menyampaikan laporan keuangan yang
meliputi Laporan Realisasi Anggaran, Neraca, dan Catatan atas
Laporan Keuangan dilampiri laporan keuangan Badan Layanan
Umum pada kementerian negara/Lembaga masing-masing.
10. Pasal 70 ayat (2) UU 1/2004 menyatakan bahwa ketentuan mengenai
pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual
dilaksanakan selambat-lambatnya pada tahun 2008 dan selama
pengakuan dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual
belum dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis
kas
11. Penjelasan atas Undang-undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun
3
2004 tentang Perbendaharaan Negara, menyatakan bahwa agar informasi
yang disampaikan dalam laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi
prinsip transparansi dan akuntabilitas, perlu diselenggarakan Sistem
Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) yang sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan. SAPP terdiri dari Sistem Akuntansi Bendahara
Umum Negara (SABUN) yang dilaksanakan oleh Kementerian
Keuangan dan Sistem Akuntansi Instansi (SAI) yang dilaksanakan oleh
kementerian negara/lembaga.
❖ Ruang Lingkup
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintahan
Pusat (SAPP) berlaku untuk seluruh unit organisasi pada
Pemerintah Pusat dan Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
pada Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi
dan/atau Tugas Pembantuan yang dananya bersumber dari APBN
serta pelaksanaan Anggaran Bendahara Umum Negara (BUN).
Tidak termasuk dalam ruang lingkup SAPP adalah:
a. Pemerintah Daerah (yang sumber dananya berasal dari APBD)
b. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah
yang terdiri dari:
• Perusahaan Perseroan
• Perusahaan Umum.
2.2 Sistem Akuntansi Dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat
4
Pemerintah Pusat. Dengan menjalankan SAPP tujuan yang ingin dicapai
dalam rangka akuntabilitas akuntansi dan pelaporan antara lain untuk:
1. Menjaga aset pemerintah pusat dan instansi-instansinya melalui
pencatatan, pemrosesan dan pelaporan transaksi keuangan yang
konsisten sesuai dengan standar dan praktek akuntansi yang
diterima secara umum;
5
kantor pusat instansi maupun di daerah.
4. Bagan Akun Standar
SAPP menggunakan akun standar yang ditetapkan oleh Menteri
Keuangan yang berlaku untuk tujuan penganggaran maupun
akuntansi.
5. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
SAPP mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan dalam
melakukan pengakuan, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan
terhadap transaksi keuangan entitas pemerintah pusat.
2.4 Kerangka Umum dan Struktur SAPP
Struktur SAPP terdiri dari dua subsistem besar yaitu Sistem
Akuntansi
Bendahara Umum Negara (SA-BUN) dan Sistem Akuntansi Instansi
(SAI) sebagaimana diilustrasikan pada Grafik 1. Dalam tiap sistem atau
subsistem diperlukan unit akuntansi dan pelaporan yang
melaksanakan sistem dan bisnis proses akuntansi. Tiap unit akuntansi
dan pelaporan berkewajiban memproses data, menyajikan dan
melaporkan Laporan Keuangan.
SAPP
SAI SA-BUN
A
SIAP SAUP SIKU S IP SAPP SATD SAB S SABL SATK SAPB
BAH P L
6
• Laporan Realisasi Anggaran;
• Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih;
• Neraca;
• Laporan Operasional;
• Laporan Arus Kas;
• Laporan Perubahan Ekuitas;dan
• Catatan atas Laporan Keuangan.
7
• Unit Akuntansi dan pelaporan Keuangan Bendahara Umum
Negara (UABUN)
• Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Bendahara
Umum Negara tingkat Pusat (UAKBUN-Pusat)
• Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Koordinator Kuasa Bendahara Umum Negara tingkat
Kantor Wilayah (UAKKBUN-Wilayah)
• Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Bendahara
Umum Negara Tingkat Daerah/KPPN (UAKBUN-
Daerah/KPPN);
• Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pembantu Pengguna
Anggaran Eselon I Bendahara Umum Negara (UAPPA-E1
BUN)
• Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Kuasa Pengguna
Anggaran Bendahara Umum Negara (UAKPA BUN)
8
• Unit Akuntansi dan Pelaporan Pengguna Barang (UAPB);
• Unit Akuntansi dan Pelaporan Pembantu Pengguna
Barang–Eselon1 (UAPPB-E1);
• Unit Akuntansi dan Pelaporan Pembantu Pengguna
Barang–Wilayah (UAPPB-W); dan
• Unit Akuntansi dan Pelaporan Kuasa Pengguna Barang
(UAKPB).
9
menyelenggarakan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Transfer ke
Daerah (SATD);
• UAPBUN Pengelolaan Belanja Subsidi, dilaksanakan oleh
Direktorat Jenderal Anggaran (DJA) dalam rangka
menyelenggarakan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Belanja Subsidi
(SABS);
• UAPBUN Pengelolaan Belanja Lain-lain, dilaksanakan oleh DJA
dalam rangka menyelenggarakan Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Belanja Lain- lain (SABL);
• UAPBUN-TK dalam rangka menyelenggarakan Sistem Akuntansi
dan Pelaporan Transaksi Khusus (SAIP), dilaksanakan antara lain
oleh:
a. Badan Kebijakan Fiskal (BKF) selaku UAPBUN TK
Pengelola Pengeluaran Hubungan Internasional dan
Dukungan Kelayakan;
b. DJA selaku UAPBUN TK Pengelola PNBP yang dikelola
DJA;
c. DJKN selaku UAPBUN Pengelola Aset yang berada dalam
pengelolaan DJKN; dan
d. DJPBN selaku UAPBUN TK Pengelola Pembayaran Belanja
Pensiun, Belanja Asuransi Kesehatan, Belanja Program
Tunjangan Hari Tua, dan Pendapatan/Belanja terkait dengan
Pengelolaan Kas Negara
• UAPBUN-Badan Lainnya, dilaksanakan oleh DJPBN dalam rangka
menyelenggarakan Sistem Akuntansi dan Pelaporan Badan Lainnya
(SAPBL);
• UABUN untuk melakukan konsolidasi Laporan Keuangan BUN
yang dilaksanakan oleh Menteri Keuangan c.q DJPBN c.q
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (Dit APK) dalam
rangka menyelenggarakan Sistem Akuntansi dan Pelaporan
Bendahara Umum Negara (SABUN).
10
subsistem SA-BUN melibatkan entitas akuntansi sebagai unit pemrosesan
data akuntansi. Unit ini akan mencatat transaksi dan kejadian transaksi
berdasarkan dokumen sumber pencatatan ke dalam suatu aplikasi
computer yang terintegrasi. Unit ini juga sekaligus melakukan
penyampaian Laporan Keuangan secara berjenjang.
Setiap subsistem SA-BUN memiliki karakteristik transaksi,
perlakuan akuntansi dan pertanggungjawabannya yang heterogen. Pada
dasarnya pelaksanaan bisnis proses akuntansi dan pelaporan pada
subsistem SA-BUN dapat dianalogikan (tetapi bukan mengeneralisir)
dengan pelaksanaan bisnis proses akuntansi dan pelaporan yang
dilaksanakan pada Sistem Akuntansi Instansi. Dengan demikian materi
yang akan dibahas lebih dalam pada bab- bab selanjutnya lebih
menekankan pada bisnis proses akuntansi dan pelaporan pada Sistem
Akuntansi Instansi yang diselenggarakan oleh Kementerian
Negara/Lembaga.
11
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
SAPP merupakan rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara,
peralatan, dan elemen lain untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan
posisi keuangan dan operasi keuangan pada Pemerintah Pusat.
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintahan Pusat
(SAPP) berlaku untuk seluruh unit organisasi pada Pemerintah Pusat
dan Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan pada Pemerintah Daerah
dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi dan/atau Tugas Pembantuan
yang dananya bersumber dari APBN serta pelaksanaan Anggaran
Bendahara Umum Negara (BUN).
3.2 Saran
Dengan adanya gambaran mengenai sistem akuntansi dan pelaporan
keuangan pemerintah pusat maka dapat memudahkan setiap unit dalam
instansi pemerintahan dalam melaksanakan keuangn negara dengan
efektif dan efisien.
12
DAFTAR PUSTAKA
https://abusyadza.wordpress.com/2008/05/07/gambaran-umum-sistem-akuntansi-pemerintah-pusat/
13