Anda di halaman 1dari 12

Laporan Keuangan Pemerintah Daerah

Disusun oleh:
Kelompok 11

Anggota Kelompok:
1. Baiq Dwi Alda Rahmawati ( no 9)
2. Christin Monica Selan (no 11)
3. Kristin Natalia Amelia Long (no 23)

Diampuh Oleh
Agnes K.P Mudamakin,SE,M.Acc

Prodi Akuntansi Sektor Publik


Jurusan Akuntansi
Politeknik Negeri Kupang
2023/2024
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................................2
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................3
A.Latar Belakang.....................................................................................................................................3
Teori/pembahasan........................................................................................................................................5
1.1 Pengertian laporan keuangan pemerintah daerah..........................................................................5
3.1 Tujuan laporan keuangan pemerintah daerah.....................................................................................7
4.1 Laporan keuangan pemerintah daerah...............................................................................................7
5.1 kualitas SDM yang mempengaruhi laporan keuangan pemerintah daerah........................................9
Contoh kasus........................................................................................................................................10
Daftar Pustaka............................................................................................................................................12
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting guna untuk memperoleh informasi
mengenai posisi keuangan dan apa saja hasil-hasil yang telah dicapai selama tahun anggaran yang
bersangkutan.Laporan keuangan tidak hanya dibuat oleh perusahaan saja melainkan setiap pemerintah
propinsi/kota/daerah beserta seluruh badan,dinas,dan instansi pun harus mampu membuat laporan
keuangan.Jika dalam perusahaan menggunakan SAK (Standar Akuntansi Keuangan) sebagai
pedomannya.Pemerintah daerah memiliki peran yang sangat penting dalam penyelenggaraan pelayanan
publik bagi masyarakat.Untuk memastikan transparansi,akuntabilitas,dan efisiensi dalam pengelolaan
keuangan publik,penerapan sistem dan standar akuntansi yang tepat sangat diperlukan.Siklus akuntansi
pemerintah daerah merupakan langkah-langkah yang harus diikuti dalam mencatat,mengelola,dan
melaporkan keuangan pemerintah daerah.Sistem akuntansi pemerintah daerah yang efektif dapat
membantu dalam pengelolaan sumber daya keuangan dengan baik,termasuk anggaran,belanja,dan
pendapatan.Dengan adanya sistem yang baik,pemerintah daerah dapat menghindari praktik-praktik yang
tidak sehat,seperti korupsi dan pemborosan.
Standar Akuntansi Pemerintah daerah,yang umumnya disusun oleh badan otoritatif seperti Badan
Pemeriksa Keuangan(BPK) atau pihak terkait lainnya,memberikan panduan yang jelas tentang
bagaimana catatan keuangan harus disusun dan dipresentasikan.Standar ini juga membantu dalam
pembandingan kinerja keuangan antar pemerintah daerah,serta meningkatkan transparansi dan
akuntabilitas.Oleh karena itu,makalah ini akan mengulas lebih lanjut tentang siklus akuntansi
pemerintah daerah,sistem yang dapat diterapkan untuk meningkatkan pengelolaan keuangan,serta
pentingnya penerapan standar akuntansi dalam konteks pemerintah daerah.Makalah ini bertujuan untuk
memberikan pemahaman yang lebih baik tentang aspek-aspek kunci ini dalam pengeloaan keuangan
pemerintah daerah,dengan harapan dapat meningkatkan tata kelola keuangan publik yang lebih baik dan
efisien.
Pemerintah daerah memiliki peran kunci dalam pembangunan dan pelayanan publik di tingkat
lokal.Mereka mengelola sumber daya keuangan yang berasal dari pajak,dana transfer pusat, serta
sumber daya lainnya.Oleh karena itu, tata kelola keuangan yang baik di tingkat pemerintah daerah
sangat penting untuk mencapai tujuan pembangunan berkelanjutan dan pelayanan publik yang
berkualitas.Setiap pemerintah daerah memiliki karakteristik dan tantangan yang berbeda.Ini mencakup
perbedaan dalam sumber daya,ukuran,demografi, dan kebijakan lokal.Oleh karena itu, penggunaan
sistem dan standar akuntansi yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan setiap pemerintah daerah
menjadi sangat penting.Sistem dan standar akuntansi yang kuat juga memberikan manfaat kepada
berbagai pihak, termasuk pemerintah pusat, investor, lembaga keuangan, dan masyarakat.Informasi
keuangan yang akurat dan terstandarisasi memungkinkan pemantauan yang lebih baik atas kinerja
pemerintah daerah.
B.Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Laporan Keuangan Pemerintah Daerah?
2. Jelaskan apa saja peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan daerah
3. Apa saja tujuan disusunnya Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
4. Sebutkan dan jelaskan laporan keuangan apa saja yang ada di pemerintah daerah
5. Apakah kualitas sumber daya manusia berpengaruh terhadap kualitas laporan pada pemerintah
daerah?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
2. Untuk mengetahui tentang peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan daerah
3. Untuk mengetahui tujuan disusunnya Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
4. Untuk mengetahui apa saja laporan keuangan yang ada di pemerintah daerah
5. Untuk mengetahui kualitas SDM yang berpengaruh terhadap kualitas laporan pada pemerintah
daerah
Teori/pembahasan

1.1 Pengertian laporan keuangan pemerintah daerah


Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan keuangan,laporan keuangan yang lengkap
biasanya meliputi neraca,laporan laba rugi,laporan perubahan posisi keuangan,catatan dan laporan keuangan
yang lain serta materi penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan keuangan,skejul dan informasi
tambahan lainnya yang berkaitan dengan laporan tersebut.(IAI,2002).Keuangan daerah dapat diartikan sebagai
semua hak dan kewajiban yang baik berupa uang maupun barang yang dapat dijadikan kekayaan daerah
sepanjang belum dimiliki/dikuasai oleh negara atau daerah yang lebih tinggi serta pihak-pihak lain sesuai
ketentuan atau peraturan perundangan yang berlaku(Abdul Halim,2007).
Menurut Peraturan Pemerintah No.71 Tahun 2010 pengertian laporan keuangan daerah adalah
laporan yang terstruktur mengenai posisi keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu
entitas pelaporan.Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas
akuntansi yang menurut peraturan perundang-undangan wajib menyampaikan laporan
pertanggungjawaban, berupa laporan keuangan yang bertujuan umum, yang terdiri dari:
a. Pemerintah Pusat
b. Pemerintah Daerah
c. Masing-masing kementrian negara atau lembaga di lingkungan pemerintah pusat
d. Suatu organiasasi di lingkungan penerintah pusat atau daerah.

2.1 Peraturan perundang-undangan yang mengatur keuangan daerah


Penyusunan laporan keuangan pemerintah daerah diselenggarakan berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang mengatur keuangan daerah antara lain:
1. Undang-undang No 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara
Pasal 10 ayat(2) huruf E:”dalam rangka pengelolaan keuangan daerah pejabat keuangan daerah
mempunyai tugas menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD”

Pasal 10 ayat (3) huruf G:”Kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pengguna anggaran atau
barang daerah mempunyai tugas menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja
perangkat daerah yang dipimpinnya”
2. Undang-undang No.1 Tahun 2004 tentang perbendaharaan negara
Pasal 56 ayat(1):”Kepala satuan kerja pengelolaan daerah selaku pejabat pengelola keuangan
daerah menyusun laporan keuangan pemerintah daerah untuk disampaikan kepada
gubernur/bupati/walikota dalam rangka memenuhi pertanggungjawaban pelaksanaan APBD

Pasal 56 ayat (2);”Dalam menyusun laporan keuangan pemerintah daerah sebagaimana dimaksud
pada ayat 1 huruf a: Kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pengguna anggaran atau
pengguna barang menyusun dan menyampaikan laporan keuangan yang meliputi laporan
realisasi anggaran,neraca,dan catatan atas laporan keuangan.
3. Undang-undang No.33 Tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah pusat dan
pemerintah daerah:
Pasal 81 ayat(1):”pemerintah daerah menyampaikan rancangan peraturan daerah tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD berupa laporan keuangan yang telah
diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 6 bulan setelah berakhirnya tahun
anggaran

Pasal 81 ayat (2):”Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 setidak-tidaknya


meliputi laporan realisasi APBD,neraca,laporan arus kas,dan catatan atas laporan keuangan yang
dilampiri laporan keuangan perusahaan daerah
4. Undang-undang No.23 Tahun 2014 tentang pemerintahan daerah
Pasal 320 ayat (1) :” Kepala daerah menyampaikan rancangan Perda tentang
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD kepada DPRD dengan dilampiri laporan keuangan yang
telah diperiksa oleh Badan Pemeriksa Keuangan paling lambat 6 bulan setelah tahun anggaran
berakhir.

Pasal 320 ayat (2):” Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling sedikit
meliputi: a. Laporan realisasi anggaran; b. Laporan perubahan saldo anggaran lebih; c. Neraca; d.
Laporan operasional;e. Laporan arus kas;f. Laporan perubahan ekuitas dan g. Catatan atas
laporan keuangan yang dilampiri dengan ikhtisar laporan keuangan BUMD.”
5. Peraturan Pemerintah No 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan keuangan daerah;
Pasal 99 ayat (1):”Kepala SKPD selaku pengguna anggaran akuntansi atas transaksi
keuangan,aset,utang dan ekuitas dana, yang berada dalam tanggung jawabnya”.

Pasal 99 ayat (2):”Penyelenggaraan akuntansi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) merupakan
pencatatan/penatausahaan atas transaksi keuangan di lingkungan SKPD dan menyiapkan laporan
keuangan sehubungan dengan pelaksanaan anggaran dan barang yang dikelolanya”.

Pasal 99 ayat (3):”Laporan keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) terdiri dari laporan
realisasi anggaran,neraca, dan catatan atas laporan keuangan yang disampaikan kepada daerah
melalui PPKD selambat-lambatnya 2 bulan setelah tahun anggaran berakhir.

Pasal 100 ayat (1):”PPKD menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan,aset,utang, dan
ekuitas dana, termasuk transaksi pembiayaan dan perhitungannya.”

Pasal 100 ayat (2):”PPKD menyusun laporan keuangan pemerintah daerah terdiri dari: a.
Laporan realisasi anggaran; b. Neraca; c. Laporan arus kas dan d. Catatan atas laporan keuangan.
6. Peraturan Pemerintah No 8 Tahun 2006 tentang pelaporan keuangan dan penilaian kinerja;
Pasal 2:”Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD, setiap entitas pelaporan wajib
menyusun dan menyajikan; a. Laporan keuangan:b. Laporan kinerja.”
Pasal 5 ayat (1):”Laporan keuangan pemerintah pusat/daerah setidak-tidaknya terdiri dari:a.
Laporan realisasi anggaran; b. Neraca; c. Laporan arus kas; dan d. Catatan atas laporan
keuangan.”
7. Permendagri No 13 Tahun 2006 tentang Pengelolaan keuangan daerah
Dalam Pasal 232 ayat (5):”Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebagaimana
dimaksud pada ayat 3, entitas pelaporan menyususn laporan keuangan yang meliputi: a. Laporan
realisasi anggaran; b. Neraca; c. Laporan arus kas; dan d. Catatan atas laporan keuangan.”

Dalam Pasal 232 ayat (6):”Dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD sebagaimana
dimaksud pada ayat 3, entitas akuntansi menyusun laporan keuangan yang meliputi: a. Laporan
realisasi anggaran; b. Neraca; dan c. Catatan atas laporan keuangan

3.1 Tujuan laporan keuangan pemerintah daerah


Laporan keuangan pemerintah daerah disusun dengan tujuan sebagai berikut:
1. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumnber daya ekonomi
2. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan
untuk membiayai seluruh pengeluaran
3. Menyediakan informnasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang digunakan dalam
kegiatan entitas pelaporan serta basil-hasil yang telah dicapai
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai
seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas pelaporan berkaitan
dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka pendek maupun jangka panjang,
termasuk yang berasal dari pungutan pajak dan pinjaman; dan
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan entitas pelaporan

4.1 Laporan keuangan pemerintah daerah


Berdasarkan UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintaha Daerah dan PP No. 71 tahun 2010
tentang SAP, laporan keuangan pemerintah daerah disusun menggunakan basis akrual dan sekurang-
kurangnya meliputi:
1. Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
{Laporan Realisasi Anggaran menajikan ikhtisar sumber, alokasi, dan pemakaian sumber
daya keuangan yang dikelola oleh pemerintah daerah, yang menggambarkan
perbandingan antara anggaran dan realisasinya dalam satu periode pelaporan. Untuk itu,
Laporan Realisasi Anggaran harus disajikan sesuai dengan format anggaran (dalam
hal ini adalah APBD) agar dapat diperbandingkan. Laporan Realisasi Anggaran
yang sesuai dengan format anggaran adalah format sesuai Permendagri No. 13 Tahun 2006
tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.
Selain disajikan bersama dengan anggaran periode. berjalan, Laporan Realisasi
Anggaran juga disajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya. Melalui Laporan
Realisasi Anggaran, para pengguna laporan keuangan dapat mengevaluasi mengenai
alokasi sumber daya ekonomi, akuntabilitas, dan ketaatan entitas pelaporan terhadap
anggaran; dan juga dapat memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk
membiayai kegiatan entitas di masa mendatang.
Laporan Realisasi Anggaran sekurang-kurangnya menyajikan pos-pos scbagai berikt:
Pendapatan-LRA, Belanja, Transfer, Pembiayaan, dan SiLPA. Berikut ini disajikan format
Laporan Realisasi Anggaran
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL):
aporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih menyajikan informasi mengenai kenaikan
atau penurunan Saldo Anggaran Lebih tahun pelaporan secara komparatif dengan tahun
sebelumnya. Saldo Anggaran Lebih (SAL) adalah gunggungan saldo yang berasal dari
akumulasi SiLPA tahun-tahun anggaran sebelumnya dan tahun berjalan serta penyesuaian
lain yang diperkenankan
3. Neraca;
Ncraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan yang mencakup usur-unsur
aset, kewajiban, dan ekuitas. Neraca menyajikan secara komparatif dengan periode
sebelumnya pos-pos berikut: kas dan setara kas; investasi jangka gendek: piutang;
persediaan; investasi jangka panjang; aset tetap; dana cadangan; aset lainnya; kewajiban
jangka pendek; kewajiban jangka panjang; dan ekuitas.
4. Laporan Operasional (LO);
Laporan Operasional adalah laporan yang menjadi inti implementasi laporan
akrual. Laporan ini menyajikan ikhtisar sumber daya ekonomi yang menambah ekuitas dan
penggunaannya yang dikelola oleh pemerintah daerah untuk kegiatan penyelenggaraan
pemerintahan dalam satu periode pelaporan. Pos-pos yang disajikan dalam Laporan
Operasional adalah Pendapatan-LO, Beban, surplus/defisit dari operasi, kegiatan
nonoperasional, surplus/defisit sebelm pos luar biasa, pos luar biasa, dan surplus/defisit-
LO.
5. Laporan Arus Kas (LAK);
Laporan Ars Kas menyajikan informasi kas sehubungan dengan aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran, dan
saldo akhir kas pemerintah daerah selama periode
tertentu. Laporan Arus Kas disusun oleh Bendahara Umum Daerah. Inti unsur dari
Laporan Arus Kas ialah penerimaan kas dan pcngeluaran kas
6. Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
Laporan Perubahan Ekuitas menyajikan informasi kenaikan atau penurunan ekuitas
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Laporan Perubahan Ekuitas
pemerintah daerah menyajikan pos-pos berikut: ekuitas awal, surplus/defisit-LO, dampak
kumulatif perubahan kebijakan/kesalahan mendasar, clan ekuitas akhir. Sementara itu,
Laporan Perubahan Ekuitas SKPD menyajikan
( pos-pos berikut: ekuitas awal, surplus/defisit-LO, dampak kumulatif perubahan
'kebijakan/kesalahan miendasar, RK PPKD, dan. ekuitas akhir. Berikt ini format
Laporan Perubahan Ekuitas dan contoh Laporan Perubahan Ekuitas yang telah diaudit.dan
7. Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Catatan atas Laporan Keuanganmeliputi penjclasan naratif atau rincian dari angka yang
tertera dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan SAL, Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, Neraca, dan Laporan Arus Kas. Catatan atas
Laporan Keuangan disusun agar pengguna lebih mudah dalam memahami laporan
keuangan.
5.1 kualitas SDM yang mempengaruhi laporan keuangan pemerintah daerah

Sumber Daya Manusia (SDM) memiliki peranan penting dalam menyiapkalaporan keuangan
pemerintah daerah yang berkualitas. Sumber daya manusia kompeten dibidangakuntansi yang didukung
oleh memadainya sistem pengendalian intern masih terbilang lemah dalampemerintahan Kabupaten
Paser, hal tersebut membuat beberapa permasalahan terkait pengelolaananggaran, piutang, dan
pengelolaan investasi non permanen. Sumber daya manusia yang kompeten akanmenghasilkan sebuah
laporan keuangan yang berkualitas.
Basis akuntansi pemerintah Kabupaten Paser ialah basis kas dan akuntansi berbasis akrual belum
diterapkan sepenuhnya, laporan keuangan pemerintah Kabupaten Paser masih menggunakan
standarakuntansi pemerintahan berbasis kas menuju akrual. Penyusunan laporan keuangan daerah
yangberpedoman pada sistem akuntansi keuangan daerah sesungguhnya adalah dalam rangka
peningkatankualitas laporan keuangan, sehingga laporan keuangan yang dimaksud juga mampu
meningkatkankredibilitasnya dan akan mewujudkan laporan keuangan yang berkualitas
Faktor lain yang mungkin mempengaruhi kualitas laporan keuangan pemerintah daerah adalah
sistem pengendalian intern. Terdapat beberapa permasalahan yang ditemukan oleh Badan Pemeriksa
Keuangan (BPK) yang memberikan predikat Wajar Tanpa Pengecualian pada pemerintah
KabupatenPaser, tahun anggaran 2017 dan 2018 terkait pengendalian intern pemerintah Kabupaten Paser
yangLemah.
Laporan keuangan disusun untuk menyediakan informasi yang relevan mengenai posisi
keuangandan seluruh transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode
pelaporan.Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang
dimanfaatkanuntuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintahan, menilai kondisi keuangan,
mengevaluasiefektivitas dan efisiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya
terhadapperaturan perundang- undangan
Laporan keuangan pada dasarnya merupakan asersi dari pihak manajemen pemerintah yang
menginformasikan kepada pihak lain, yaitu para pemangku kepentingan, tentang kondisikeuangan
pemerintah.Pertanggungjawaban pemerintah daerah atas laporan keuangan haruslah
memilikikarakteristik kualitatif.
Karakteristik kualitatif laporan keuangan menurut Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005
adalah ukuran-ukuran normatif yang perlu diwujudkan dalam informasi akuntansi sehingga dapat
memenuhi tujuannya. Keempat karakteristik berikut ini merupakan prasyarat normatif yang diperlukan
agar laporan keuangan pemerintah dapat memenuhi kualitas yang dikehendaki, yakni: relevan, andal,
dapat dibandingkan, dan dapat dipahami
Kompetensi sumber daya manusia bidang akuntansi menurut Mardiasmo (2002),
mengungkapkan
bahwa sumber daya manusia yang berkualitas dapat menghemat waktu pembuatan laporan keuangan,
disebabkan karena sumber daya manusia tersebut telah mengetahui dan memahami apa yang akan
dikerjakan dengan baik sehingga penyajian laporan keuangan bisa tepat waktu. Laporan keuangan yang
berkualitas harus memenuhi syarat tepat waktu agar memenuhi kriteria laporan keuangan yang sudah
relevan. Sumber daya manusia yang dimaksud disini secara khusus adalah aparat-aparat pemerintah
yang
memiliki pengetahuan yang cukup memadai di bidang akuntansi. Seperti yang telah kita ketahui
bersama
bahwa aparat pemerintah memiliki posisi yang sangat penting dalam suatu organisasi pemerintahan
daerah.
Sumber daya manusia merupakan salah satu elemen organisasi yang sangat penting. Oleh karena
itu, harus dipastikan bahwa pengelolaan sumber daya manusia dilakukan sebaik mungkin agar mampu
memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya pencapaian tujuan organisasi. Sumber daya yang
mengerti akan prinsip-prinsip pelaporan keuangan, membuat kualitas laporan keuangan dapat
dipertanggungjawabkan

Contoh kasus

1.PURBALINGGA, WAWASANCO-Kejaksaan Negeri (Kejari) Purbalingga menetapkan mantan


Camat Purbalingga RM sebagai tersangka kasus dugaan penyalahgunaan APBD. Selanjutnya tersangka
mulai Senin (23/8/2021) ditahan di Rumah Tahanan (Rutan) Purbalingga.

“Penetapan RM sebagai tersangka dilakukan melalui Surat Penetapan Nomor


B-1586/M323/Fd2/08/2021 tanggal 23 Agustus 2021,” kata Kasi Intel Kejari Purbalingga Indra
Gunawan SH didampingi Kasi Pidsus Tandyo Sugondo SH, Senin (23/8/2021).
Diungkapkan penetapan RM sebagai tersangka sudah melalui proses penyidikan yang panjang.
Pihaknya juga telah melakukan pemeriksaan kepada RM yang sebelumnya menjabat sebagai Camat
Purbalingga. Penyidik juga melakukan koordinasi dengan Inspektorat Pemkab Purbalingga terkait
rincian kerugian negara.

“Dari Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) Inspektorat disebutkan bahwa kerugian negara mencapai Rp
424.965.970. Itu untuk penggunaan APBD mulai tahun 2017 hingga tahun 2020. Dari jumlah tersebut
tersangka sudah mengembalikan sebesar Rp 110.115.446,” paparnya.

Sebelumnya penyidik menemukan adanya tindak pidana korupsi dalam pengelolaan dana APBD di
Kecamatan Purbalingga mulai tahun anggaran 2017 hingga tahun 2020. Surat Perintah Penyidikan yang
dimulai tanggal 12 Maret 2021. Penyidikan dipimpin oleh Kasi Pidsus.

Pada tahap penyelidikan, Kejari menemukan setidaknya sekitar Rp 334.000.000 anggaran yang tidak
bisa dipertanggungjawabkan penggunaannya. Sehingga ini menjadi fakta hukum untuk meningkatkan
penyelidikan kasus ini menjadi penyidikan.

Penyidik menegaskan bahwa pengelolaan anggaran di Kecamatan Kota ada indikasi tidak sesuai dengan
aturan yang berlaku. Termasuk pihak yang yang berwenang mengelola anggaran. “Mulai hari ini
tersangka kami tahan hingga 20 hari ke depan. Tujuannya untuk mempermudah proses penyidikan
selanjutnya menuju persidangan,” imbuhnya.
Daftar Pustaka

Irwan Taufiq Ritonga, E. S. (2017, May). Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.

Nurillah, A. S., & Muid, D. (2014). Pengaruh kompetensi sumber daya manusia, penerapan sistem
akuntansi keuangan daerah (sakd), pemanfaatan teknologi informasi, dan sistem pengendalian
intern terhadap kualitas laporan keuangan pemerintah daerah (studi empiris pada skpd kota
depok). Fakultas Ekonomika dan Bisnis.

http://repository.unissula.ac.id/2688/4/Daftar%20Pustaka.pdf
https://repository.uir.ac.id/3074/5/bab2.pdf

Anda mungkin juga menyukai