Oleh:
Alifia Anggraini 211011
Ester Indah 211011
Intan Fajriati 211011201131
Muhammad Nur Fajar 211011
Syabrina Aprilia 211011
Warzukna 211011
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah- Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Paper ini dengan judul “PSAP
03 LAPORAN ARUS” dan akhirnya penulis dapat menyelesaikan Paper ini
dengan baik dan tepat pada waktunya. Paper ini disusun untuk memenuhi tugas
mata kuliah Akuntansi Sektor Publik pada Program Studi Akuntansi S1, Fakultas
Ekonomi dan Bisnis, Universitas Pamulang (UNPAM), Tangerang Selatan. Pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar – besarnya
kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas ini,
terutama kepada :
1. Bapak Sapta Setia Darma, S.E., M.Ak, sebagai dosen pengampu mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik
2. Teman-teman yang telah bekerja sama selama penulisan paper ini.
Penulis menyadari bahwa paper ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu penulis selalu berusaha untuk tetap membuka diri terhadap semua masukan
kritik maupun saran yang membangun dan berguna untuk penyempurnaan di masa
mendatang dan pada akhirnya semoga tugas ini dapat memberikan kontribusi
yang berarti dan bermanfaat bagi semua pihak.
Kelompok 2
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR………………………………………………………………….ii
DAFTAR ISI…………………………………………………………………… ……..iii
BAB 1 PENDAHULUAN………………………………………………………………1
1.1 Latar Belakang………………………………………………………………………
1.2 Rumusan Masalah…………………………………………………………………..
1.3 Tujuan Penulisan……………………………………………………………………
BAB II PEMBAHASAN………………………………………………………………..
2.1 Definisi Laporan Arus Kas…………………………………………………………
2.2 Tujuan Laporan Arus Kas………………………………………………………….
2.3 Ruang Lingkup Laporan Arus Kas………………………………………………..
2.4 Manfaat Laporan Arus Kas……………………………………………………….
2.5 Metode Penyajian Laporan Arus Kas…………………………………………….
2.6 Penyajian Laporan Arus Kas……………………………………………………
2.7 Kas dan Setara Kas……………………………………………………………….
2.8 Entitas Pelaporan Arus Kas………………………………………………………
2.9 Arus Kas Mata Uang Asing………………………………………………………
2.10 Tanggal Efektif dan Contoh Studi Kasus Laporan Arus Kas………………..
BAB III Penutup……………………………………………………………………….
3.1 Kesimpulan………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………………
2
BAB 1
PENDAHULUAN
3
arus kas juga merupakan bentuk pertanggungjawaban. Laporan arus kas sebagai
pertanggungjawaban terkait juga dengan fungsi yang menyajikannya. Laporan arus
kas dibuat oleh unit yang memegang fungsi perbendaharaan. Fungsi perbendaharaan
yang dimaksud adalah bendahara umum negara/bendahara umum daerah sehingga
merupakan bentuk pertanggungjawaban bendahara umum negara/bendahara umum
daerah.
Laporan pertanggungjawaban atas suatu entitas salah satunya adalah laporan
keuangan. Laporan keuangan pokok terdiri dari :
a) Laporan Realisasi Anggaran (LRA);
b) Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);
c) Neraca;
d) Laporan Operasional (LO);
e) Laporan Arus Kas (LAK);
f) Laporan Perubahan Ekuitas (LPE);
g) Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK).
Dan yang akan kita bahas kali ini yaitu PSAP 03 Laporan Arus Kas suatu entitas
pemerintahan.
4
1.3 Tujuan Penulisan
Adapun tujuan dari pembahasan makalah ini adalah:
1) Untuk mengetahui dan memahami definisi laporan arus kas.
2) Untuk mengetahui dan memahami tujuan dari laporan arus kas.
3) Untuk mengetahui dan memahami bagaimana ruang lingkup laporan arus kas.
4) Untuk mengetahui manfaat laporan arus kas.
5) Untuk mengetahui bagaimana metode penyajian laporan arus kas.
6) Untuk mengetahui penyajian laporan arus kas.
7) Untuk mengetahui kas dan setara kas dalam laporan arus kas.
8) Untuk mengetahui dan memahami entitas pelaporan arus kas.
9) Untuk mengetahui dan memahami terkait arus kas mata uang asing.
10) Untuk mengetahui dan memahami tanggal efektif dan contoh kasus laporan
arus kas pemerintahan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
6
untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi.
e) Aktivitas investasi aset nonkeuangan adalah aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas yang ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap dan aset
non keuangan lainnya.
f) Aktivitas pembiayaan adalah aktivitas penerimaan kas yang perlu dibayar kembali
dan/atau pengeluaran kas yang akan diterima kembali yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah dan komposisi investasi jangka panjang, piutang jangka
panjang, dan utang pemerintah sehubungan dengan pendanaan defisit atau
penggunaan surplus anggaran.
g) Aktivitas nonanggaran adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang
tidak mempengaruhi anggaran pendapatan, belanja, transfer, dan pembiayaan
pemerintah.
h) Belanja adalah semua pengeluaran dari Rekening Kas Umum Negara/Daerah
yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan
yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.
i) Dana cadangan adalah dana yang disisihkan untuk menampung kebutuhan yang
memerlukan dana relatif cukup besar yang tidak dapat dipenuhi dalam satu tahun
anggaran.
j) Ekuitas dana adalah kekayaan bersih pemerintah yang merupakan selisih antara
aset dan kewajiban pemerintah.
k) Entitas pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas
akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan.
l) Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu yang
penyelesaiannya mengakibatkan aliran keluar sumber daya ekonomi pemerintah.
m) Kas adalah uang tunai dan saldo simpanan di bank yang setiap saat dapat
digunakan untuk membiayai kegiatan pemerintahan.
n) Kas Daerah adalah tempat penyimpanan uang daerah yang ditentukan oleh
Gubernur/Bupati/Walikota untuk menampung seluruh penerimaan daerah dan
membayar seluruh pengeluaran daerah.
o) Kas Negara adalah tempat penyimpanan uang negara yang ditentukan oleh
Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara untuk menampung seluruh
7
penerimaan negara dan seluruh pengeluaran negara.
p) Kurs adalah rasio pertukaran dua mata uang.
q) Mata uang asing adalah mata uang selain mata uang pelaporan entitas.
r) Metode biaya adalah suatu metode akuntansi yang mencatat nilai investasi
berdasarkan harga perolehan.
s) Pendapatan adalah semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang
menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
t) Penerimaan kas adalah semua aliran kas yang masuk ke Bendahara Umum
Negara/Daerah.
u) Pengeluaran kas adalah semua aliran kas yang keluar dari Bendahara Umum
Negara/Daerah.
v) Transfer masuk adalah penerimaan uang dari suatu entitas pelaporan lain
termasuk penerimaan dari dana perimbangan dan dana bagi hasil.
w) Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan kepada
entitas pelaporan lainnya termasuk pengeluaran untuk dana perimbangan dan
dana bagi hasil.
2.2 Tujuan Laporan Arus Kas
Tujuan Pernyataan Standar Laporan Arus Kas adalah
mengatur penyajian laporan arus kas yang memberikan informasi historis mengenai
perubahan kas dan setara kas suatu entitas pelaporan dengan mengklasifikasikan arus
kas berdasarkan aktivitas operasi,investasi, pendanaan, dan transitoris selama satu
periode akuntansi. Informasi ini bertujuan untuk pertanggungjawaban
dan pengambilan keputusan.
Tujuan pelaporan arus kas adalah memberikan informasi mengenai sumber,
penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu periode akuntansi dan saldo
kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Informasi ini disajikan untuk
pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan.
2.3 Ruang Lingkup Laporan Arus Kas
Pemerintah pusat dan daerah yang menyusun dan menyajikan laporan keuangan
dengan basis akuntansi akrual wajib menyusun laporan arus kas sesuai dengan
standar ini untuk setiap periode penyajian laporan keuangan sebagai salah satu
8
komponen laporan keuangan pokok.
Standar ini berlaku untuk penyusunan laporan arus kas pemerintah pusat dan
daerah, satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat dan daerah, atau organisasi
lainnya jika menurut peraturan perundang-undangan atau menurut standar, satuan
organisasi dimaksud wajib menyusun laporan arus kas, kecuali perusahaan
negara/daerah yang diatur tersendiri dalam Standar Akuntansi Keuangan yang
dikeluarkan oleh Ikatan Akuntan Indonesia.
2.4 Manfaat Laporan Arus Kas
Laporan arus kas pemerintah memiliki beberapa manfaat, yaitu untuk
Memberikan informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas
selama suatu periode akuntansi dan saldo kas dan setara kas pada tanggal
pelaporan. Informasi ini disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan
keputusan. Menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan arus kas keluar
selama periode pelaporan.
Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan
datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah
dibuat sebelumnya. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan
arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam
mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas dana suatu entitas pelaporan dan
struktur keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).
2.5 Metode Penyajian Laporan Arus Kas
Dalam Menyusun laporan arus kas terdapat dua metode penyusunan. Metode
tersebut yaitu metode langsung (direct method) dan metode tidak langsung
(indirect method). Berikut penjelasan masing – masing metode:
1. Metode langsung (direct method)
Pada metode ini terdapat dua kategori arus kas operasi. Kedua
kategori tersebut yaitu kelompok utama penerimaan kas bersih serta
pengeluaran kas bersih. Dalam menggunakan metode ini, penyusunan
laporan terlebih dahulu melakukan perhitungan berapa jumlah yang
menjadi pengeluaran dan penerimaan kas. Metode langsung manampilkan
informasi yang berguna dalam rangka menghitung arus kas di masa yang
akan dating, yang mana tidak tersedia pada metode tidak langsung.
9
Adapun definisi lain tentang metode langsung arus kas adalah
sebuah metode yang melaporkan golongan utama arus kas bersih dari
aktivitas operasi (operating activities) dengan cara mendaftarkan semua
penerimaan dan pembayaran kas operasi utama. Bentuk laporan arus kas
metode langsung ini setidaknya harus mengungkapkan beberapa kategori
dari laporan arus kas berikut ini:
a) Kas yang dikumpulkan dari pelanggan.
b) Bungan dan dividen yang diterima.
c) Penerimaan operasional lainnya.
d) Uang tunai yang dibayarkan kepada karyawan dan pemasok.
e) Pembayaran bunga dan pembayaran pajak penghasilan.
Entitas pelaporan pemerintah pusat/daerah sebaiknya
menggunakan metode langsung dalam melaporkan arus kas dari
aktivitas operasi. Keuntungan penggunaan metode langsung adalah
sebagai berikut:
a) Menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengestimasikan
arus kas di masa yang akan datang.
b) Lebih mudah dipahami oleh pengguna laporan.
c) Data tentang kelompok penerimaan dan pengeluaran kas bruto
dapat langsung diperoleh dari catatan akuntansi
2. Metode tidak langsung (indirect method)
Pada metode ini, laporan disajikan mulai dari laba rugi hingga
penyesuaian dengan penambahan atau pengurangan perubahan pada pos
yang dapat mempengaruhi kegiatan operasional. Dengan kata lain, metode
tidak langsung merupakan metode yang cara penyesuaiannya laba ruginya
dengan mengoreksi pengaruh dari transaksi selain kas, penangguhan dari
pembayaran dan penerimaan kas operasional di masa yang akan dating
atau masa sebelumnya, serta komponen penghasilan yang terkait dengan
arus kas pendanaan.
Laporan arus kas metode tidak langsung adalah sebuah metode
yang mana pendapatan bersih dan arus kas bersih dari aktivitas operasi
direkonsiliasi melalui serangkaian penyesuaian. Penyesuaian tersebut
10
mencakup:
a) Mengurangi laba bersih untuk pendapatan bukan kas.
b) Meningkatkan laba bersih untuk biaya bukan kas (seperti
depresiasi)
c) Menyesuaikan laba bersih untuk perubahan akun modal kerja.
Keuntungan menggunakan metode langsung adalah memberikan rincian
arus kas operasi. Kekurangan utamanya adalah pengumpulan data arus kas
yang terperinci akan membutuhkan biaya mahal.
11
A. Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang
ditujukan untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode
akuntansi. Arus kas bersih aktivitas operasi merupakan indicator yang
menunjukkan kemampuan operasi pemerintah dalam menghasilkan kas yang
cukup untuk membiayai aktivitas operasionalnya di masa yang akan datang
tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar.
12
tersebut harus diklasifikasikan sebagai aktivitas operasi. Kejadian ini
dijelaskan dalam catatan atas laporan keuangan.
B. Aktivitas Investasi Aset Nonkeuangan
Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang
ditujukan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi lainnya yang
tidak termasuk dalam setara kas.
Arus kas dari aktivitas investasi aset nonkeuangan mencerminkan
penerimaan dan pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan
sumber daya ekonomi yang bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung
pelayanan pemerintah kepada masyrakat di masa yang akan datang.
Arus masuk kas dari aktivitas investasi aset nonkeuangan terdiri dari:
a) Penjualan Aset tetap
b) Penjualan Aset lainnya
c) Pencairan dana Cadangan
d) Penerimaan dari divestasi
e) Penjualan investasi dalam bentuk sekuritas
Arus keluar kas dari aktivitas investasi aset nonkeuangan terdiri dari:
a) Perolehan aset tetap
b) Perolehan aset lainnya
c) Pembentukan dana Cadangan
d) Penyertaan modal pemerintah
e) Pembelian investasi dalam bentuk sekuritas
C. Aktivitas Pembiayaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas
yang berhubungan dengan pemberian piutang jangka Panjang dan/atau
pelunasan utang jangka Panjang yang mengakibatkan perubahan dalam jumlah
dan komposisi piutang jangka Panjang dan utang jangka panjang.
Arus kas dari aktivitas pembiayaan mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas bruto sehubungan dengan pendanaan defisit atau penggunaan
surplus anggaran, yang bertujuan untuk memprediksi klaim pihak lain terhadap
arus kas pemerintah dan klaim pemerintah terhadap pihak lain di masa yang
akan datang.
13
Arus masuk kas dari aktivitas pembiayaan antara lain:
a) Penerimaan pinjaman
b) Penjualan surat utang negara pemerintah
c) Hasil privatisasi Perusahaan negara atau daerah
d) Penjualan investasi jangka panajang lainnya
e) Pencairan dana Cadangan
Arus keluar kas dari aktivitas pembiayaan antara lain:
a) Pembayaran cicilan pokok utang
b) Pembayaran obligasi pemerintah
c) Penyertaan modal pemerintah
d) Pemberian pinjaman jangka Panjang
e) Pembentukan dana Cadangan
D. Aktivitas Transitoris
Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas
yang tidak termasuk dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Arus
kas dari aktivitas transitoris mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas
bruto yang tidak mempengaruhi pendapatan, beban, dan pendanaan
pemerintah. Arus kas dari aktivitas transitoris antara lain transaksi Perhitungan
Fihak Ketiga (PFK), pemberian atau penerimaan Kembali uang persediaan
kepada atau dari bendahara pengeluaran, serta kiriman uang. PFK
menggambarkan kas yang berasal dari jumlah dana yang dipotong dari surat
perintah membayar atau diterima secara tunai untuk pihak ketiga misalnya
potongan taspen dan askes. Kiriman uang menggambarkan mutase kas antar
rekening kas umum negara/daerah.
Arus masuk kas dari aktivitas transitoris meliputi penerimaan PFK dan
penerimaan transitoris seperti kiriman uang masuk dan penerimaan Kembali
uang persediaan dari berdahara pengeluaran.
Arus keluar kas dari aktivitas transitoris meliputi pengeluaran PFK dan
pengeluaran transitoris seperti kiriman uang keluar dan pemberian uang
persediaan kepada bendahara pengeluaran.
14
2.7 Kas dan Setara Kas
Setara kas pemerintah ditujukan untuk memenuhi kebutuhan kas jangka pendek
atau untuj tujuan lainnya. Untuk memenuhi persyaratan setara kas, investasi jangka
pendek harus segera dapat diubah menjadi kas dalam jumlah yang dapat diketahui
tanpa ada risiko perubahan nilai yang siginifikan. Oleh karena itu, suatu investasi
disebut setara kas kalua investasi dimaksud mempunyai masa jatuh tempo yang
pendek misalnya tiga bulan atau kurang dari tanggal perolehannya.
Mutasi antar pos-pos kas dan setara kas tidak diinformasikan dalam laporan
keuangan karena kegiatan tersebut merupakan bagian dari manajemen kas dan bukan
merupakan bagian aktivitas operasi, investasi aset nonkeuangan, pembiayaan, dan
transitoris.
2.8 Entitas Pelaporan Arus Kas
Entitas Pelaporan adalah unit pemerintahan yang terdiri dari satu atau lebih entitas
akuntansi yang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan wajib
menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan keuangan. Entitas
pelaporan dimaksud terdiri dari:
1. Pemerintah pusat
2. Pemerintah daerah
3. Masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan pemerintah
pusat
4. Satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi
lainnya, jika menurut peraturan perundang-undangan satuan organisasi
dimaksud wajib menyajikan laporan keuangan.
Entitas pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan laporan arus kas adalah
unit organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum. Unit organisasi yang
mempunyai fungsi perbendaharaan umum adalah unit yang ditetapkan sebagai
bendaharawan umum negara/daerah dan/atau kuasa bendaharawan umum
negara/daerah.
2.8 Arus Kas Mata Uang Asing
Arus kas yang timbul dari transaki mata uang asing harus dibukukan dengan
menggunakan mata uang rupiah dengan menjabarkan mata uang asing tersebut ke
dalam mata uang rupiah berdasarkan kurs pada tanggal transaksi. Arus kas yang
15
timbul dari aktivitas entitas pelaporan di luar negeri harus dijabarkan ke dalam mata
uang rupiah berdasarkan kurs pada tanggal transaksi.
Keuntungan atau kerugian yang belum direalisasikan akibat perubahan kurs mata
uang asing tidak akan mempengaruhi arus kas.
Bunga dan bagian laba arus kas dari transaksi penerimaan pendapatan bunga dan
pengeluaran beban untuk pembayaran bunga pinjaman serta penerimaan pendapatan
dari bagian laba Perusahaan negara/daerah harus diungkapkan secara terpisah. Setiap
akun yang terkait dengan transaksi tersebut harus dikalsifikasikan kedalam aktivitas
operasi secara konsisten dari tahun ke tahun.
Jumlah penerimaan pendapatan bunga yang dilaporkan dalam arus kas aktivitas
operasi adalah jumlah kas yang benar-benar diterima dari perubahan bunga pada
periode akuntansi yang bersangkutan.
Jumlah pengeluaran beban pembayaran bunga utang yang dilaporkan dalam arus
kas aktivitas adalah jumlah pengeluaran kas untuk pembayaran bunga dalam periode
akuntansi yang bersangkutan.
Jumlah penerimaan pendapatan dari bagian laba Perusahaan negara/daerah yang
dilaporkan dalam arus kas aktivitas operasi adalah jumlah kas yang benar-benar
diterima dari bagian laba Perusahaan negara/daerah dalam periode skuntansi yang
bersangkutan.
2.9 Tanggal Efektif dan Contoh Laporan Arus Kas
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan ini berlaku efektif untuk laporan
keuangan yang mencakup periode pelaporan yang dimulai pada atau setelah tanggan
1 Januari 2005.
Dalam hal emtitas pelaporan belum daoat menerapkan PSAP ini, entitas pelaporan
dapat menerapkan PSAP berbasis kas menuju akrual paling lama 4 (empat) tahun
setelah tahun anggaran 2010.
16
Contoh Laporan Arus Kas
Posisi saldo awal kas pada Laporan Arus Kas tahun 2022 sebesarRp365.047.806.990,42
dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1.1
Rincian Saldo Awal Kas Tahun Anggaran 2022
No Rincian Saldo Awal Kas Saldo Awal Kas 2022 Saldo Awal Kas 2021
1 2 3 4
1 Kas di Kas Daerah Rp 299,917,646,333.00 Rp 305,390,350,678.00
2 Kas di Bendaraha Penerimaan Rp - Rp -
3 Kas di Bendahaa Pengeluaran Rp - Rp 2,200,525.00
4 Kas di BLUD Rp 58,709,937,450.42 Rp 8,109,372,432.31
5 Kas Lainnya Rp - Rp 25,000.00
6 Kas Dana BOS Pusat Rp 6,420,223,207.00 Rp 5,903,901,009.00
7 Kas Dana Kapitasi pada FKTP Rp - Rp 8,356,906,451.00
Saldo Awal Kas Rp 365,047,806,990.42 Rp 327,762,756,095.31
17
Arus Kas dari Aktivitas Operasi
Arus Kas bersih dari Aktivitas Operasi tahun 2022 adalah sebesar Rp372.433.981.876,92
sedangkan tahun 2021 sebesar Rp424.724.382.845,11 yang diperoleh dari selisih antara
arus masuk kas dengan arus keluar kas sebagai berikut:
Per 31 Des 2022 (Rp) Per 31 Des 2021 (Rp)
1. Arus Kas Masuk 2.786.821.862.078,92 2.643.576.203.953,11
2. Arus Kas Keluar 2.414.387.880.202,00 2.218.851.821.108,00
Jumlah 372.433.981.876,92 424.724.382.845,11
Arus masuk kas dari Penerimaan Pajak Daerah tahun 2022 sebesar
Rp744.960.592.537,00 sedangkan 2021 sebesar Rp624.784.886.145,00 terdiri dari:
- Pajak Hotel 97.232.567.535,00 67.208.667.628,00
- Pajak Restoran 171.195.516.950,00 112.302.634.290,00
- Pajak Hiburan 19.432.547.665,00 6.149.839.042,00
18
- Pajak Reklame 11.924.969.851,00 10.540.761.568,00
- Pajak Penerangan Jalan 57.990.995.651,00 51.888.888.619,00
- Pajak Parkir 11.431.045.808,00 6.965.415.765,00
- Pajak Air Tanah 3.379.665.672,00 3.763.452.784,00
- Pajak Bumi dan Bangunan 164.132.484.788,00 159.245.586.510,00
Perdesaan dan Perkotaan (PBBP2)
- Bea Perolehan Hak Atas Tanah 208.240.798.617,00 206.719.639.939,00
dan Bangunan (BPHTB)
Jumlah 744.960.592.537,00 624.784.886.145,00
Arus masuk kas dari Penerimaan Retribusi Daerah tahun 2022 sebesar
Rp23.942.828.414,00 sedangkan tahun 2021 sebesar Rp36.033.010.539,00 terdiri dari:
- Retribusi Jasa Umum 16.723.194.896,00 15.642.569.399,00
- Retribusi Jasa Usaha 5.004.338.231,00 3.858.425.952,00
- Retribusi Perizinan Tertentu 2.215.295.287,00 16.532.015.188,00
Jumlah 23.942.828.414,00 36.033.010.539,00
Arus masuk kas dari Penerimaan Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
tahun 2022 sebesar Rp32.170.048.280,00 sedangkan tahun 2021 sebesar
Rp32.420.552.150,00 terdiri dari:
- Bagian Laba PDAM Kota Bogor 21.684.514.000,00 22.603.189.350,00
- Bagian Laba PT Bank Jabar Banten 4.953.584.699,00 4.474.677.834,00
- Bagian Laba Bank Kota Bogor 5.141.255.580,00 5.034.881.415,00
- Bagian Laba PD Pasar Pakuan Jaya 390.694.001,00 307.803.551,00
Jumlah 32.170.048.280,00 32.420.552.150,00
Arus masuk kas dari Penerimaan Lain-lain PAD yang Sah tahun 2022 sebesar
Rp346.266.379.753,92 sedangkan tahun 2021 Rp382.002.477.379,11. Lain-lain PAD
yang Sah terdiri dari:
- Hasil Penjualan BMD yang Tidak
Dipisahkan 0,00 1.204.731.824,00
19
- Hasil Selisih Lebih Tukar Menukar BMD
yang Tidak Dipisahkan 0,00 89.130.000,00
- Hasil Pemanfaatan BMD yang
Tidak Dipisahkan 173.700.900,00 675.002.000,00
- Hasil Kerja Sama Daerah 79.982.000,00 561.959.000,00
- Jasa Giro 10.845.422.050,00 12.097.074.007,00
- Pendapatan Bunga 4.282.366.790,00 4.047.853.424,00
- Penerimaan atas Tuntutan Ganti
Kerugian Keuangan Daerah 6.500.000,00 5.000.000,00
- Penerimaan Komisi, Potongan,
atau Bentuk Lain 2.861.023.294,00 1.665.384.844,00
- Pendapatan Denda atas Keterlambatan
Pelaksanaan Pekerjaan 2.591.783.057,00 100.726.483,00
- Pendapatan Denda Pajak Daerah 6.254.470.090,00 4.199.685.762,00
- Pendapatan Denda Retribusi Daerah 67.265.199,00 174.633.554,00
- Pendapatan dari Pengembalian 299.251.691,00 313.701.246,00
- Pendapatan BLUD 318.780.963.692,92 356.719.162.035,11
- Pendapatan Denda Pemanfaatan
BMD yang tidak Dipisahkan 2.650.990,00 103.200,00
- Pendapatan Denda atas Pelanggaran
Peraturan Daerah 21.000.000,00 148.330.000,00
Jumlah 346.266.379.753,92 382.002.477.379,11
Arus masuk kas dari Penerimaan Dana Bagi Hasil Pajak sebesar tahun 2022
Rp80.109.979.732,00 sedangkan tahun 2021 sebesar Rp100.309.953.893,00,00 terdiri
dari:
- Dana Bagi Hasil PBB 6.295.589.797,00 8.353.648.662,00
- Dana Bagi Hasil PPh pasal 21 5 7.540.007.939,00 73.346.261.056,00
- Dana Bagi Hasil PPh 25 dan PPh 29 11.020.581.096,00 13.287.794.585,00
- Dana Bagi Hasil Cukai Hasil
Tembakau 5.253.800.900,00 5.322.249.590,00
Jumlah 80.109.979.732,00 100.309.953.893,00
20
Arus masuk kas dari Penerimaan Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam tahun 2022 sebesar
Rp36.309.610.039,00 sedangkan tahun 2021 sebesar Rp47.781.743.302,00 merupakan
Bagi Hasil dari:
- DBH Sumber Daya Alam (SDA)
Minyak Bumi 6.486.579.939,00 3.490.313.900,00
- DBH Sumber Daya Alam (SDA)
Gas Bumi 5.974.722.332,00 192.486.100,00
- DBH Sumber Daya Alam (SDA)
Pengusahaan Panas Bumi 20.613.333.652,00 41.471.203.341,00
- Dana Bagi Hasil (DBH) Sumber Daya Alam (SDA)
Mineral dan Batubara - Royalty 1.149.427.779,00 801.488.018,00
- DBH Sumber Daya Alam (SDA) Kehutanan - Provisi
Sumber Daya Hutan (PSDH) 127.235.337,00 151.751.793,00
- DBH Sumber Daya Alam (SDA)
Perikanan 1.958.311.000,00 1.674.500.150,00
Jumlah 36.309.610.039,00 47.781.743.302,00
Arus masuk Kas dari Penerimaan Dana Alokasi Umum (DAU) tahun 2022 sebesar
Rp745.659.353.200,00 sedangkan tahun 2021 sebesar Rp751.862.545.000,00.
Arus masuk Kas dari Penerimaan Dana Alokasi Khusus (DAK) tahun 2022 sebesar
Rp355.607.096.306,00 sedangkan tahun 2021 sebesar Rp170.168.021.371,00,
merupakan Dana Alokasi Khusus dari :
- Dana Transfer Khusus - Dana Alokasi
Khusus (DAK) Fisik 79.141.831.118,00 17.156.365.336,00
- Dana Transfer Khusus - Dana Alokasi
Khusus (DAK) Non Fisik 276.465.265.188,00 153.011.656.035,00
Jumlah 355.607.096.306,00 170.168.021.371,00
Arus masuk Kas dari Penerimaan Dana Penyesuaian tahun 2022 sebesar
Rp32.306.424.000,00 sedangkan tahun 2021 sebesar Rp57.017.287.000,00.
21
Arus Masuk dari Penerimaan Pendapatan Bagi Hasil Pajak tahun 2022 sebesar
Rp295.657.846.999,00 sedangkan tahun 2021 sebesar Rp238.649.379.020,00
22
Arus Kas dari Aktivitas Investasi Penurunan Arus Kas bersih dari Aktivitas Investasi
tahun 2022 adalah sebesar Rp(571.683.356.077,00) sedangkan tahun 2021 sebesar
Rp(417.669.917.973,00) yang merupakan selisih antara arus masuk kas dengan arus
keluar kas sebagai berikut:
Arus Masuk Kas 283.196.724,00 1.204.731.824,00
Arus Keluar Kas 571.966.552.801,00 418.874.649.797,00
Penurunan Arus Kas Bersih (571.683.356.077,00) (417.669.917.973,00)
23
Arus Kas dari Aktivitas Pembiayaan
Arus Kas bersih dari Aktivitas Pembiayaan tahun 2022 sebesar Rp(4.394.083.430,00)
sedangkan tahun 2021 sebesar Rp30.405.414.751,00 yang merupakan selisih antara arus
masuk kas dengan arus keluar kas sebagai berikut:
- Arus Kas masuk 5.484.766.176,00 166.023.227.727,00
- Arus Kas Keluar 9.878.849.606,00 135.617.812.976,00
- Arus Kas Bersih (4.394.083.430,00) 30.405.414.751,00
24
sedangkan tahun 2021 sebesar Rp(174.728.728,00) Rincian arus masuk dan keluar kas
adalah sebagai berikut:
Per 31 Des 2022 (Rp) Per 31 Des 2021 (Rp)
- Arus Kas masuk 213.644.026.520,00 181.034.460.219,95
- Arus Kas Keluar 213.440.595.029,00 181.209.188.947,95
- Arus Kas Bersih dari
Aktivitas Transitoris 203.431.491,00 (174.728.728,00)
25
Kesehatan 32.345.738.574,00 29.252.193.311,00
- Utang Iuran Jaminan
Kecelakaan Kerja 697.338.183,00 634.657.801,00
- Utang Iuran Jaminan
Kematian 2.085.850.369,00 1.910.047.166,00
- Utang PPh Pusat 65.064.790.714,00 61.009.370.394,13
- Utang PPN Pusat 82.209.059.408,00 55.962.669.788,82
- Utang Iuran Wajib Pegawai 31.022.915.675,00 32.325.319.353,00
Jumlah 213.440.595.029,00 181.209.188.947,95
Saldo Akhir Kas Saldo Akhir Kas pada 31 Desember 2022 sebesar
Rp161.607.780.851,34 dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1.2
Rincian Saldo Akhir Kas Tahun Anggaran 2022
No Rincian Saldo Awal Kas Saldo Awal Kas 2022 Saldo Awal Kas 2021
1 2 3 4
1 Kas di Kas Daerah Rp 130,401,482,495.00 Rp 299,917,646,333.00
Kas di Bendaraha
2 Rp - Rp -
Penerimaan
Kas di Bendahaa
3 Rp - Rp -
Pengeluaran
4 Kas di BLUD Rp 29,011,343,370.34 Rp 58,709,937,450.42
5 Kas Lainnya Rp 204,120,800.00 Rp -
6 Kas Dana BOS Pusat Rp 1,990,834,186.00 Rp 6,420,223,207.00
Kas Dana Kapitasi pada
7 Rp - Rp -
FKTP
Saldo Akhir Kas Rp 161,607,780,851.34 Rp 365,047,806,990.42
26
Format Laporan Arus Kas :
27
28
29
30
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Laporan arus kas pemerintah adalah laporan keuangan yang menyajikan
informasi mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama suatu
periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal pelaporan. Laporan arus
kas disajikan oleh entitas pelaporan yang terdiri dari pemerintah pusat, pemerintah
daerah, masing-masing kementerian negara atau lembaga di lingkungan pemerintah
pusat, dan satuan organisasi di lingkungan pemerintah pusat/daerah atau organisasi
lainnya, jika menuntut peraturan perundang-undangan satuan organisasi dimaksud wajib
menyajikan laporan keuangan.
Laporan arus kas disajikan dengan pengklasifikasian menurut aktivitas yaitu
aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris guna memberikan informasi yang
memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh dari aktivitas tersebut
terhadap posisi kas dan setara kas pemerintah.
31
DAFTAR PUSTAKA
32