Disusun Oleh:
Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang “TINJAUAN ATAS PSAP YANG TERKAIT
DENGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN, LAPORAN ARUS KAS, DAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN”
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya.Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi maupun
pembaca pada umumnya.Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Masalah 2
Bab II Pembahasan 3
2.1 Tinjauan ats PSAP Nomor 02: Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas
2.2 Tinjauan atas PSAP Nomor: 03 Laporan Arus Kas
2.3 Tinjauan atas PSAP Nomor: 04 CaLK
Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuntunan masyarakat untuk menciptakan pemerintah yang bersih dan good governance
menjadi isu yang paling mengemuka sejak digulirkan reformasi sampai dengan sekarang,
salah satu syaratnya adalah terciptanya system akuntabilitas yang baik. Sistem akuntabilitas
yang baik memerlukan sarana atau saluran–saluran pertanggungjawaban yang baik yang
dapat mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan keuangan Negara. Salah satu
sarananya adalah dengan membangun system pelaporan keuangan yang berkualitas. Untuk
itu perlukan standar akuntansi pemerintahan yang akan menjad iacuan oleh pemerintah di
dalam menyusun laporan keuangan.
Pada tanggal 13 juni 2005 pemerintah menetapkan PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP ) yang merupakan pelaksanaan dari pasal 32 ayat 2
UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara (Ritonga ,2010). Berdasarkan PP Nomor
24 Tahun 2005 bagian pernyataan standar akuntansi pemerintahan (PSAK) Nomor 01
tentang penyajian laporan keuangan menyatakan bahwa komponen –komponen yang terdapat
dalam suatu set laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a. Laporan Realisasi Anggaran
b. Neraca
c. Laporan Arus Kas
d. Cacatan atas Laporan Keuangan
Berdasarkan tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa informasi yang berkualitas dalam
laporan keuangan pemerintahan dapat meningkatkan akuntabiliats publik. Akuntabilitas
meliputi pemberian informasi keuangan kepada masayarakat dan pemakai lainnya sehingga
memungkinkan bagi mereka untuk menialai pertanggungjawaban pemerintah atas seluruh
aktivitas yang dilakukan ,bukan hanya aktivitas keuangan saja . Concepts Nomor 1
menekankan bahwa laporan keuangan pemerintah harus dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan para pemakainya dalam pembuatan keputusan ekonomi ,sosial,dan politik
(Kartika ,2007).
Oleh karena itu, pemahaman terhadap karakteristik masing-masing laporan serta cara
penyajiannya penting untuk dikaji dan dibahas. Berdasarkan argumentasi di atas, artikel ini
bertujuan untuk menjealaskan seluk beluk terkait PSAP Nomor 2 tentang Laporan Realisasi
Anggaran Berbasis Kas ,PSAP Nomor 3 tentang Laporan Arus Kas ,dan PSAP Nomor 4
tentang cacatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Dengan tinjauan ini ,diharapkan
memberikan kontribusi dalam menyederhanakan pemahaman terkait dengan hubungan antara
ketiga komponen pokok laporan keuangan sector public tersebut.
Akuntansi Belanja
Belanja adalah pengurangan ekuitas dana lancar pemerintah untuk pengeluaran yang
diterapkan dalam dokumen otoritas kredit anggaran (allotmen). Dalam manajemen
anggaran,pada prinsipnya belanja baru dapat dibayarkan setelah barang atau jasa yang
dibeli telahditerima pemerintah. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari
Rekening Kas Umum Negara/daerah.
Pembayaran belanja dapat dilakukan secara langsung atau melalui dana kas kecil
yang diberikan kepada para bendahara pengeluaran. Dana kas kecil digunakan pemerintah
untuk membayar keperluan sehari-hari perkantoran. Pada dasarnya pemerintah
menggunakan sistem dana tetap. Dana kas kecil ini disebut uang persediaan (UP). Pada saat
uang persediaan diberikan kepada para bendahara pengeluaran belum membebani belanja.
Belanja baru diakui setelah pengeluaran tersebut dipertanggungjawabkan dan disahkan
oleh unit perbendaharaan, dalam hal ini Kuasa BUD.
Akuntansi Surplus/Defisit-LRA
Surplus LRA adalah selisih lebih antara pendapatan LRA dan belanja selama satu periode
pelaporan. Defisit LRA adalah selisih kurang antara pendapatan LRA dan belanja selama satu
periode pelaporan. Selisih antara pendapatan LRA dan belanja selama satu periode
pelaporan diacata dalam pos Surplus/Defisit LRA. Sama halnya dengan pendapatan,
surplus/defisit juga dibedakan menjadi surplus/defisit-LRA dan surplus/defisit LO.
Akuntansi Pembiayaan
Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun
tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran (ritonga, 2010).
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan kas daerah anatar lain berasal
dari penerimaan pinjaman. Penjualan obligasi pemerintah,hasil privatisasi perusahaan
daerah,penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga, dan penjualan
investasi permanen lainnya.
Sesuai dengan pasal 9 ayat (2) huruf i,k,l dan m UU nomor 1 tahun 2004, bahwa
bendahara umum daerah berwenang untuk :
1. Menempatkan uang daerah dan mengelola atau menatausahakan investasi
2. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama pemerintah
daerah
3. Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah
4. Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah
Berdasarkan kewenangan tersebut, transaksi-transaksi yang berkaitan dengan
pembiayaan dicatat dan dibukukan oleh bendahara umum daerah.
Pembiayaan neto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi
pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu. Selisih lebih/kurang
antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat
dalam pos Pembiayaan Neto.
Akuntansi SiLPA/SiKPA
Selisih lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA) adalah selisih lebih/kurang antara
realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurang
antara realisasi pendapatan LRA dan belanja, serta penerimaan dan pengeluaran
pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.diperoleh dari
penutupan akun Surplus/Defisit dan pembiayaan Neto pada akhir tahun anggaran, untuk
selanjutnya dipindahkan ke laporan perubahan saldo anggaran lebih.
Terdapat ketidakkonsistenan pada SAP berbasis akrual terkait dengan singkatan dari
selisih lebih/kurang pembiayaan anggaran dan keterkaitan antara LRA dengan laporan
perubahan saldo anggaran lebih . pad PSAP no.02 sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran.
Ketidakkonsistenan juga terdapat dalam format laporan perubahan SAL pada ilustrasi PSAP
01.F dimana terdapat pos penggunaan SAL sebagai penerimaan pembiayaan tahun berjalan.
Berarti pos tersebut akan muncl pada pos penerimaan pembiayaan di LRA.
Aktivitas pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas berhubung
dengan pemberian piutang jangka panjang dan/ atau pelunasan utang jangka panjang yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi piutang jangka panjang dan utang
jangka panjang. Arus kas dari aktivitas pendanaan mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas yang berhubungan dengan perolehan atau pemberian pinjaman jangka
panjang. Arus masuk kas dari aktivitas pebiayaan antara lain:
1. Penerimaan utang luar negeri;
2. Penerimaan dari utang obligasi;
3. Penerimaan kembali pinjaman kepada pemerintah daerah;
4. Penerimaan kembali pinjaman kepada perusahaan negara.
Arus keluar kas dari aktivitas pembiayaan antara lain:
1. Pembayaran pokok utang luar negeri;
2. Pembayaran pokok utang obligasi;
3. Pengeluaran kas untuk dipinjamkan kepada pemerintah daerah;
4. Pengeluaran kas untuk dipinjamkan kepada perusahaan negara.
Aktivitas transitoris
Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak
termasuk dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas no-
keuangan mencerminkan penerimaan penerimaan dan pengeluaran bruto yang tidak
memengaruhi pendapatan, beban, dan pendanaan pemerintah. Arus kas dari aktivitas
transitoris antara lain perhitungan pihak ke tiga (PFK), pemberiaan/penerimaaan kembali
uang persediaan kepada /dari bendahara pengeluaraan, dan kiriman uang. PFK
mengambarkan kas yang berasal dari jumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah
Membayar atau diterima secara tunai untuk pihak ketiga misalnya potongan Taspen dan
Akses. Arus kas masuk dari aktivitas transitoris meliputi penerimaan PFK dan penerimaan
transitoris seperti kiriman uang masuk dan penerimaan kembali uang persediaan dari
bendahara pengeluaran. Sedangkan, arus keluar kas dari aktivitas transitoris meliputi
pengeluaran PFK dan pengeluaran transitoris seperti kiriman uang keluar dan pemberiaan
uang persediaan kepada bendahara pengeluaran.
Penyajian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas mempunyai ciri khas dalam penyajiannya. Tidak semua entitas
menyajikan laporan arus kas. Laporan ini hanya disajikan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan. Hal ini diatur dalam paragraf 13 PSAP03 SAP Berbasis Akrual yang
berfungsi sebagai berikut;
“entitas pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan laporan arus kas adalah unit
organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum”. Selanjutnya dalam paragraf 14
disebutkan ;”unit organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan adalah unit yang
ditetapkan sebagai bendaharawan umum negara/daerah dan/atau kuasa bendaharawan
umum negara/daerah.” Entitas pelaporan yang dimaksud mengacu pada kerangka
konseptual paragraf 22.
Di pemerintahan pusat, unit yang mempunyai fungsi pembendaharaan umum adalah
Bendaharawan Umum Negara (BUN). Sedangkan di pemerintahan daerah adalah Bendahara
umum daerah (BUD). Untuk fungsi pembendaharaan umum, sebagaimana dinyatakan pada
paragraf 14 PSAP Nomor 04 di atas, dapat dilakukan oleh kuasa bendaharawan umum
negara, dimana laporan arus kas yang dihasilkan akan dikonsolidasikan oleh BUN, dalam hal
ini adalah Mentri Keuangan, untuk menjadi laporan arus kas konsolidasi pemerintah pusat.
Pada pemerintah daerah, entitas pelaporan yaitu entitas yang menyajikan laporan
keuangan yang dimaksudkan untuk tujuan umum hanya satu. Satuan kerja perangkat
daerah (SKDP) bukan merupakan entitas pelaporan. Dengan demikian SKDP tidak
menyajikan laporan arus kas. Penjabat pelaksana yang menyelenggarakan penyusunan
laporan arus kas adalah PPKD selaku BUD yang biasanya dijabat oleh kepala dinas
pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah (DPPKAD).
Laporan arus kas dapat disajikan dalam dua metode. Entitas pelaporan dapat
menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan cara berikut:
1. Metode langsung
Metode ini mengungkappkan pengelompokan utama penerimaan dan pengeluaran
kas bruto.
2. Metode tidak langsung
Dalam metode ini surplus atau defisit disesuaikan dengan transaksi-transaksi
operasional non-kas, penangguhan (deferral) atau pengakuan (accrual) penerimaan kas atau
pembayaran yang lalu atau yag akan datang, serta unsur pendapatan dan belanja dalam
bentuk kas yang berkatan dengan aktivitas investasi aset non keuangan dan pembiayaan.
Entitas pelaporan pemerintah pusat/daerah sebaiknya menggunakan metode langsung
dalam melaporkan arus kas dari aktivitas operasi. Keuntungan menggunakan metode
langsung adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengestimasikan arus kas di masa
yang akan datang.
2. Lebih muda dipahami oleh pengguna laporan.
3. Data tentang kelompok penerimaan dan pengeluaran kas bruto dapat langsung
diperoleh dari catatan akuntansi.
Hubungan Laporan Arus Kas dan Neraca
Paragraf 59 PSAP 03 menyebutkan:
“entitas pelaporan mengungkapkan komponen kas dan setara kas dalam laporan arus kas
yang jumlahnya sama dengan pos terkait dengan neraca”.
Artinya, ada hubungan atau kesesuaian antara jumlah-jumlah yang ada dalam laporan arus
kas dan neraca.
TINJAUAN ATAS PSAP NOMOR 04: CaLK
Kesalapahaman dalam membaca laporan keuangan mungkin dapat terjadi karena
perbedaan persepsi pembaca dengan isi informasi laporan keuangan. Pembaca terbiasa
dengan orientasi anggaran yang mempunyai potensi kesalapahaman dalam memahami
konsep akuntansi akrual. Untuk menghindarai kesalapahaman laporan keuangan harus
disertai Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) yang berisi informasi yang dapat
memudahkan pengguna dalam memahami laporan keuangan.
CaLK merupakan bagian dari laporan keuangan pemerintah yang menyajikan
penjelasan secara naratif, analisis atau daftar terperici atas nilai suatu pos yang disajikan
dalam LRA,Laporan Perubahan SAL, Neraca, LO, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan
Ekuitas. Tujuan dari CaLK adalah ntuk meningkatkan transaparansi dalam pemahaman yang
lebih baik, CaLK disajikan dalam bentuk sistematis.
CaLK engungkapkan hal-hal sebagai berikut (Salamun, 2007:107-108).
1. Menyediakan informasi tentang ekonomi makro, kebijakan fiskal, atau keuangan dan
pencapaian target Perda APBD, berikut kendala dalam hambatan yang dihadapi
dalam pencapaian target.
2. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja selama tahun pelaporan, yang dimuat dalam
ihtisar pencapaian kinerja keuangan adalah ihtisar tentang realisasi pencapaian
targetkinerja APBD menurut urusan pemerintah, berupa gambaran realisasi
pencapaian efektivitas dan efisiensi program dan kegiatan, yang dapat disajikan
dalam bentuk tabel, grafik ataupun diagram.
3. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-
kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dengan
kejadian-kejadian penting lainnya.
4. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang
tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
CaLK merupakn bentk laporan yang paling tidak terstruktur, sehingga cara
pembacaannya pun sangat akrab. Oleh karena itu CaLK dapat memuat aspek-aspek
yang memadai dan lengkap, dan laporan ini bisa menjadi suatu sumber informasi
yang relevan bagi pengambil keputusan pengguna umum.isi CaLK adalah
menguraikan penyajian LRA, Laporan Perubahan SAL, Neraca, Lapran Operasional,
LAK, dan Laporan Perubahan Ekuitas yang apabilah tidak dijelaskan akan dapat
menyesatkan pembaca laporan keuangan pemerintah.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa hal yang dapat ditarik kesimpulannya
adalah sebagai berikut.
1. Terdapat banyak pilihan beragam jenis laporan keuangan yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan serta untuk mengevaluasi keputusan
mengenai alokasi sumber daya.
2. Entitas pelaporan keuangan suatu entitas pemerintah pusat, pemerintahan daerah
,satuan organisasi di lingkuangan pemerintah pusat dan daerah ,atau organisasi
lainnya yang menurut peraturan perundangan–undangan atau menurut standar
wajib menyusun laporan keuangan sector publik, ada beberapa komponen laporan
keuangan yang wajib di sajikan sesuai dengan SAP Berbasis Akrual yaitu LRA ,Laporan
Perubahan SAL ,Neraca ,laporan Operasional ,LAK dan Laporan Perubahan Ekuitas
serta CaLK.
3. CalK merupakan bagian dari laporan keuangan pemerintah yang menyajikan
penjelasan secara naratif ,analisis atau daftar terperinci atas nilai suatu pos yang di
sajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran ,Laporan Perubahan SAL ,Neraca ,Laporan
Operasional ,Laporan Arus Kas ,dan Laporan Perubahan Ekuitas .Tujuan penyajian
CaLK adalah untuk meningkatkan transparansi dan pemahaman yang lebih baik.
Daftar Pustaka
Halim ,Abdul dan M.Syam Kusufi .2014 .Teori, Konsep, dan Aplikasi Akuntansi SektorPublik
Dari Anggaran Hingga Laporan Keuangan, Dari Pemerintah Hingga Tempat Ibadah ,edisike -2
,Jakarta :Selemba Empat