Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

“TINJAUAN ATAS PSAP YANG TERKAIT DENGAN LAPORAN REALISASI


ANGGARAN, LAPORAN ARUS KAS, DAN CATATAN ATAS LAPORAN
KEUANGAN”
Dosen : Muhammad Ahyaruddin, SE,M.Sc,AK
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor
Publik

Disusun Oleh:

Wira Srimai Ningsih (170301104)


Gita Trinanda (170301076)
Suhenni (170301046)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur Penulis Panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun makalah ini tepat pada
waktunya. Makalah ini membahas tentang “TINJAUAN ATAS PSAP YANG TERKAIT
DENGAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN, LAPORAN ARUS KAS, DAN
CATATAN ATAS LAPORAN KEUANGAN”
Dalam penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapat tantangan dan hambatan
akan tetapi dengan bantuan dari berbagai pihak tantangan itu bisa teratasi. Olehnya itu,
penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini, semoga bantuannya mendapat balasan yang
setimpal dari Tuhan Yang Maha Esa
Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari bentuk
penyusunan maupun materinya.Kritik konstruktif dari pembaca sangat penulis harapkan
untuk penyempurnaan makalah selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita sekalian.
Harapan penulis, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis pribadi maupun
pembaca pada umumnya.Penulis juga mengharapkan kritik dan saran yang membangun
demi kesempurnaan makalah ini.

Pekanbaru, 10 Desember 2019

Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman
Kata Pengantar i
Daftar Isi ii
Bab I Pendahuluan 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan Masalah 2
Bab II Pembahasan 3
2.1 Tinjauan ats PSAP Nomor 02: Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas
2.2 Tinjauan atas PSAP Nomor: 03 Laporan Arus Kas
2.3 Tinjauan atas PSAP Nomor: 04 CaLK

Bab III Penutup


3.1 Kesimpulan
3.2 Saran

Daftar pustaka
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuntunan masyarakat untuk menciptakan pemerintah yang bersih dan good governance
menjadi isu yang paling mengemuka sejak digulirkan reformasi sampai dengan sekarang,
salah satu syaratnya adalah terciptanya system akuntabilitas yang baik. Sistem akuntabilitas
yang baik memerlukan sarana atau saluran–saluran pertanggungjawaban yang baik yang
dapat mencegah terjadinya penyimpangan dalam pengelolaan keuangan Negara. Salah satu
sarananya adalah dengan membangun system pelaporan keuangan yang berkualitas. Untuk
itu perlukan standar akuntansi pemerintahan yang akan menjad iacuan oleh pemerintah di
dalam menyusun laporan keuangan.
Pada tanggal 13 juni 2005 pemerintah menetapkan PP Nomor 24 Tahun 2005 tentang
Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP ) yang merupakan pelaksanaan dari pasal 32 ayat 2
UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang keuangan negara (Ritonga ,2010). Berdasarkan PP Nomor
24 Tahun 2005 bagian pernyataan standar akuntansi pemerintahan (PSAK) Nomor 01
tentang penyajian laporan keuangan menyatakan bahwa komponen –komponen yang terdapat
dalam suatu set laporan keuangan adalah sebagai berikut :
a. Laporan Realisasi Anggaran
b. Neraca
c. Laporan Arus Kas
d. Cacatan atas Laporan Keuangan

Disamping menyajikan laporan keuangan pokok suatu entitas pelaporan


diperkenankan menyajikan laporan kinerja keuangan berbasis akrual dan laporan perubahan
ekuitas. Lima tahun kemudian ,tepat pada tanggal 22 oktober 2010 ,KSAP menerbitkan SAP
Berbasis Akrual yang ditetapkan dengan PP Nomor 71 Tahun 2010. Dengan adanya PP No.
71 Tahun 2010, maka PP Nomor 24 Tahun 2005 dinyatakan tidak berlaku lagi. Namun
Demikian SAP, Berbasis Akrual dikembangkan dan mengacu dari SAP Berbasis Kas Menuju
Akrual, dan bagi entitas pemerintah yang telah menerapkan SAP Berbasis Kas Menuju
Akrual akan melihat kesinambungannya. Berdasarkan SAP Berbasis Akrual,komponen–
komponen laporan keuangan pemerintah terdiri atas berikut ini :
1. Laporan Realisasi Anggaran
2. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
3. Neraca
4. Laporan Operasional
5. Laporan Arus Kas
6. Laporan Perubahan Ekuitas
7. Cacatan atas Laporan Keuangan
Akuntansi dan laporan keuangan mengandung pengertian sebagai suatu proses pengumpulan
,pengelohan ,dan pengomunikasian informasi yang bermanfaat untuk pembuatan
pengambilan keputusan dan menilai kinerja organisasi . Laporan keuangan disusun untuk
menyediakan informasi yang relevan menegnai posisi keuangan dan seluruh transaksi yang
dilakukan oleh suatu entitas pelaporan selama satu periode pelaporan (Salamun, 2007)
Adapun secara lebih terperinci, tujuan menarapkan akuntansi dan menyusun laporan
keuangan organisasi pemerintahan meliputi berikut ini (Mardiasmo,2009) .
1) Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi aliran kas
,saldo neraca ,dan kebutuhan sumber daya keuangan jangka pendek unit
pemerintahan.
2) Memberikan informasi keuangan untuk menentukan dan memprediksi kondisi
ekonomi suatu unit pemerintahan dan perubahan –perubahan yang terjadi didalamnya.
3) Memberikan informasi keuangan untuk memonitor kinerja ,kesesuaiannya dengan
peraturan perundangan –undangan ,kontrak yang telah disepakati ,dan ketentuan lain
yang disyaratkan.
4) Memberikan informasi untuk perencanaan dan pengangaran ,serta unutk memprediksi
pengaruh akuisisi dan alokasi sumber dayat erhadap pencapaian tujuan operasional .
5) Memberikan informasi guna mengevaluasi kinerja manajerial dan organisasional .

Berdasarkan tujuan diatas dapat disimpulkan bahwa informasi yang berkualitas dalam
laporan keuangan pemerintahan dapat meningkatkan akuntabiliats publik. Akuntabilitas
meliputi pemberian informasi keuangan kepada masayarakat dan pemakai lainnya sehingga
memungkinkan bagi mereka untuk menialai pertanggungjawaban pemerintah atas seluruh
aktivitas yang dilakukan ,bukan hanya aktivitas keuangan saja . Concepts Nomor 1
menekankan bahwa laporan keuangan pemerintah harus dapat memberikan informasi yang
dibutuhkan para pemakainya dalam pembuatan keputusan ekonomi ,sosial,dan politik
(Kartika ,2007).

Oleh karena itu, pemahaman terhadap karakteristik masing-masing laporan serta cara
penyajiannya penting untuk dikaji dan dibahas. Berdasarkan argumentasi di atas, artikel ini
bertujuan untuk menjealaskan seluk beluk terkait PSAP Nomor 2 tentang Laporan Realisasi
Anggaran Berbasis Kas ,PSAP Nomor 3 tentang Laporan Arus Kas ,dan PSAP Nomor 4
tentang cacatan atas Laporan Keuangan (CaLK). Dengan tinjauan ini ,diharapkan
memberikan kontribusi dalam menyederhanakan pemahaman terkait dengan hubungan antara
ketiga komponen pokok laporan keuangan sector public tersebut.

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimana tinjauan atas PSAP Nomor 02 :Laporan Realisasi Anggaran Berbasis Kas ?
2. Bagaimana tinjauan PSAP Nomor 03:Laporan Arus Kas?
3. Bagaimana tinjauan PSAP Nomor 04 : CaLK ?

1.3 Tujuan Makalah


1. Untuk mengetahui bagaimana tinjaun atas PSAP Nomor 02 Laporan Realisasi
Anggaran Berbasis Kas .
2. Bagaimana tinjauan PSAP Nomor 03 Laporan Arus Kas.
3. Untuk mengetahui bagaimana tinjauan PSAP Nomor 04 CaLK tersebut .
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 TINJAUAN ATAS PSAP NOMOR 02 : LAPORAN REALISASI ANGGARAN BERBASIS KAS
Tujuan dari laporan realisasi atau perhitungan anggaran adalah mengungkapkan kegiatan
keuangan pemerintah yang memenihi karakteristik kualitatif laporan keuangan . laporam
realisasi anggaran dalah laporan yang menyajikan ikhtisar sumber alokasi, dan pemakaian
sumber daya ekonomi yang dikelola oleh pemerintah , yang menggambarkan perbandingan
antara realisasi dan anggaran dalam suatu waktu periode tertentu.
Anggaran pemerintah daerah dituankan dalam bentuk APBD , yang merupakan
pedoman tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah, meliputi rencana pendapatan,
belanja , transfer, dan pembiayaan selama suatu periode tertentu. SAP berbasis akrual
membedakan pendapatan menjadi dua jenis pendapatan , yaitu pendapatan LRA dan
Pendapatan-LO.
Definisi pendapatan LRA menurut PSAP berbasis akrual tidak sam dengan definisi
pendapatan menurut SAP berbasis kas menuju akrual. Pendapatan adalah semua
penerimaan kas umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun
anggaran yang bersangkutan.
Basis Akuntansi
Anggaran pemerintah disusun dengan basis kas. Akuntansi pemerintah pada dasarnya
merupakan akuntansi anggaran, maka basis akuntansi yang digunakan seharusnya sama
dengan basis anggaran. Saat ini pemerintah masih menggunakan berbasis kas , untu
anggaran maupun akuntansi realisasi anggarannya. Apabila ada pemerintah daerah yang
menerapkan basis akrual penuh dalam sistem akuntanisnya , termasuk untuk pendapatan
dan belanja, maka dalam penyusunan LRA, laporan yang dihasilkan dari berbasis akrual
tersebut harus dikoneversi ke LRA berbasis kas.
Berdasarkan basis kas ,pendapatan diakui pada saat diterima pada rekening kas
umum negara / kas umum daerah. Oleh karena itu, pada saat uang diterima juru pungut
atau bendahara penerimaan, jumlah tersebut belum diakui sebagai pendapatan daerah,
pengakuannya baru dilakukan setelah uang tersebut disetor ke Rekening Kas Umum Daerah.
Akuntansi Anggaran
Merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian manajemen yang digunakan
untuk membantu pengelolaan pendapata, belanja,,transfer dan pembiayaan . akuntansi
anggaran mencatat dan menyajikan akun atau perkiraan operasi dalam format yang sama
dan sejajar dengan anggaran . akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat anggaran
disahkan, anggaran dialokasikan, dan anggaran direalisasikan.
Akuntansi Pendapatan-LRA
Pada umumnya pendapatan adalah penambahan ekuitas dana lancar pemerintah karena
oenemrimaan yang berasal dari berbagai sumber (asrori 2010). Sementara Ritonga (2010)
mengartikan pendapatan dalam konteks keuangan daerha sebagai semua penerimaan pada
bendahara umum daerah atau bendahara penerimaan yang menambah ekuitas dana lancar
dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang mejadi hak pemerintah daerah dan
tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah daerah. Kini definisi tersebut berubah karena
pendapatan LRA tidak lagi menambah ekuitas dana lancar melainkan menambah saldo
anggaran lebih. Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada Rekening Kas Umum
Negara/Daerah. Pembukuan pendapatan harus dilaksanakan berdasarkan asas bruto , yaitu
membukukan penerimaan bruto, dan tidak diperbolehkan mencatat jumlah netonya (
setelah dikompensasikan dengan pengeluaran (Asrori,2010). Asas bruto dapat dikecualikan
apabila besaran pengurang terhadap pendapatan LRA bersifat variable terhadap
pendapatan dimaksud dan tidak dapat dianggarakan terlebih dahulu dikarenakan proses
belum selesei. Kini , tidak perlu lagi ada jurnal pendamping untuk mengakui pendapatan
berupa aset tetap, karena transaksi tersebut diakui melalui pendapatan LO yang berbasis
akrual.
SAP berbasis akrual membedakan laporan keuangan menjadi dua pelaporan dengan
menerapkan basis akuntansi yang berbeda, yaitu pelaporan pelaksanaan anggaran
menggunakan basis kas termasuk di dalamnya LRA dan laporan perubahan SAL, dan
pelaporan finansial menggunakan basis akrual termasuk didalamnya neraca , laporan
operasional, laporan arus kas , dan laporan perubahan ekuitas. Hal ini yang menyebabkan
pembedaan antara pendapatan LRA dengan pendapatan LO, dan belanja. Pembedaan dan
penerapan dua basis akuntansi, kas dan akrual, aakan menimbulkan masalah dan
kebingungan bagi pengguna SAP untuk mencata transaksi ke dalam jurnal. Untuk lebih
jelasnya akan diilustrasikan dalam contoh berikut.
a. Transaksi 1 : pada tanggal 2 februari 2011, DPPKAD mengirimkan Surat Ketetapan
Pajak Daerah (SKP-D) kepada CV Kayyisul’ilmi untuk pajak reklame sebesar
Rp.2.000.000. CV Kayyisul’ilmi baru membayar pajak reklame tersebut pada tanggal
15 Februari 2011, melalui rekening kas umum daerah. Jurnalnya adalah :
2/2/2011 – Piutang- CV Kayyisul ilmi 2.000.000
Pendapatan LO pajak reklame 2.000.000
Tidak ada jurnal untuk pendapatan LRA
15/2/2011 – Kas – rekening kas umu daerah 2.000.000
Piutang-CV Kayyisul’ilmi 2.000.000
b. Transaksi II : transaksi pendapatan secara tunai atau kas. Apabila dicatat pada kas (D)
dan pendapatan LRA (K).

Akuntansi Belanja
Belanja adalah pengurangan ekuitas dana lancar pemerintah untuk pengeluaran yang
diterapkan dalam dokumen otoritas kredit anggaran (allotmen). Dalam manajemen
anggaran,pada prinsipnya belanja baru dapat dibayarkan setelah barang atau jasa yang
dibeli telahditerima pemerintah. Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari
Rekening Kas Umum Negara/daerah.
Pembayaran belanja dapat dilakukan secara langsung atau melalui dana kas kecil
yang diberikan kepada para bendahara pengeluaran. Dana kas kecil digunakan pemerintah
untuk membayar keperluan sehari-hari perkantoran. Pada dasarnya pemerintah
menggunakan sistem dana tetap. Dana kas kecil ini disebut uang persediaan (UP). Pada saat
uang persediaan diberikan kepada para bendahara pengeluaran belum membebani belanja.
Belanja baru diakui setelah pengeluaran tersebut dipertanggungjawabkan dan disahkan
oleh unit perbendaharaan, dalam hal ini Kuasa BUD.
Akuntansi Surplus/Defisit-LRA
Surplus LRA adalah selisih lebih antara pendapatan LRA dan belanja selama satu periode
pelaporan. Defisit LRA adalah selisih kurang antara pendapatan LRA dan belanja selama satu
periode pelaporan. Selisih antara pendapatan LRA dan belanja selama satu periode
pelaporan diacata dalam pos Surplus/Defisit LRA. Sama halnya dengan pendapatan,
surplus/defisit juga dibedakan menjadi surplus/defisit-LRA dan surplus/defisit LO.
Akuntansi Pembiayaan
Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun
tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama
dimaksudkan untuk menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran (ritonga, 2010).
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan kas daerah anatar lain berasal
dari penerimaan pinjaman. Penjualan obligasi pemerintah,hasil privatisasi perusahaan
daerah,penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga, dan penjualan
investasi permanen lainnya.
Sesuai dengan pasal 9 ayat (2) huruf i,k,l dan m UU nomor 1 tahun 2004, bahwa
bendahara umum daerah berwenang untuk :
1. Menempatkan uang daerah dan mengelola atau menatausahakan investasi
2. Menyiapkan pelaksanaan pinjaman dan pemberian jaminan atas nama pemerintah
daerah
3. Melaksanakan pemberian pinjaman atas nama pemerintah daerah
4. Melakukan pengelolaan utang dan piutang daerah
Berdasarkan kewenangan tersebut, transaksi-transaksi yang berkaitan dengan
pembiayaan dicatat dan dibukukan oleh bendahara umum daerah.
Pembiayaan neto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi
pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu. Selisih lebih/kurang
antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat
dalam pos Pembiayaan Neto.

Akuntansi SiLPA/SiKPA
Selisih lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA/SiKPA) adalah selisih lebih/kurang antara
realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurang
antara realisasi pendapatan LRA dan belanja, serta penerimaan dan pengeluaran
pembiayaan selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA.diperoleh dari
penutupan akun Surplus/Defisit dan pembiayaan Neto pada akhir tahun anggaran, untuk
selanjutnya dipindahkan ke laporan perubahan saldo anggaran lebih.
Terdapat ketidakkonsistenan pada SAP berbasis akrual terkait dengan singkatan dari
selisih lebih/kurang pembiayaan anggaran dan keterkaitan antara LRA dengan laporan
perubahan saldo anggaran lebih . pad PSAP no.02 sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran.
Ketidakkonsistenan juga terdapat dalam format laporan perubahan SAL pada ilustrasi PSAP
01.F dimana terdapat pos penggunaan SAL sebagai penerimaan pembiayaan tahun berjalan.
Berarti pos tersebut akan muncl pada pos penerimaan pembiayaan di LRA.

Transaksi Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Berebntuk Barang


Transaksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam bentuk barang atau aset harus
dilaporkan dalam LRA dengan cara menaksir nilai aset tersebut pada tanggal transaksi.
Berhubung transaksi ini harus dicatat sebagai pendapatan dan belanja atau pembiayaan
maka perlu dibuatkan dokumen anggaran sebagai pendapatan. Penyajian untuk transaksi
pendapatan,belanja, dan oembiayaan berbentuk barang dan jasa hanya dilakukan pada SAP
berbasis kas menuju akrual. Sementra pada SAP berbasis akrual sudah tidak lagi berlaku pda
perlakuan transaksi tersebut, karena sudah ditampung pada laporan operasional berbasis
akrual.

Transaksi dalam Mata Uang Asing


Kondisi-kondisi dalam penjabaran mata uang asing ke dalam mata uang rupiah :
1. Dalam hal tersedia dana didalam mata uang asing yang sama digunakan dalam
transaksi
2. Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan dalam
transaksi san mata uang asing tersebuut dibeli denganmata uang rupiah.
3. Dalam hal tidak tersedia dana dalam mata uang asing yang digunakan untuk
bertransaksi dan mata uang asing tersebut dibeli dengan mata uang asing lainnya ,
maka :
a. Transaksi mata uang asing ke mata uang asing lainnya dijabarkan dengan
menggunakan kurs transaksi
b. Transaksi dalam mata uang asing lainnta tersebut dicatat dalam rupiah
berdasarkan kurs tengah bank sentral pada tanggal transaksi.

2.2 TINJAUAN ATAS PSAP NOMOR 03: LAPORAN KEUANGAN


Laporan arus kas merupakan laporan keuangan yang memberikan informasi historis
mengenai perubahan kas dan setara kas suatu entitas pelaporan dengan mengklasifikasikan
arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, transitoris selama satu periode
akuntansi. Laporan Arus Kas diperlukan karena merupakan laporan pertanggungjawaban
dari unit yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum. Tujuan dari penyusunan laporan
arus kas adalah agar laporan tersebut dapat disajikan mengenai perkembangan kas yang
menjad informasi keuangan tentang sumber, penggunaan, dan perubahan kas selama satu
periodeakuntansi serta saldo kas pada tanggal pelaporan (Salamun, 2007). Informasi ini
disajikan untuk pertanggungjawaban dan pengambilan keputusan. Laporan Arus Kas
merupakan laporan yang menyajikan informasi mengenai penerimaan dan pengeluaran kas
melalui kas umum negara/ kas daerah selama periode tertentu. Pada dasarnya aktivitas
keuangan pemerintah sebagian besar merupakan penerimaan dan pengeluaran kas
negara/daerah dalam rangka pencapaian sasaran-sasaran yang ditetapkan.
Laporan Arus Kas menggambarkan arus masuk dan arus kelar kas dan setara kas.
Arus kas masuk dapat berasal dari penerimaan tunai pedapatan, penjualan aset, pencairan
dana cadangan, penjualan kekayaan daerah yang dipisahkan, pinjaman bahkan penerimaan
atas potongan pembayaran yang dilakukan pemerintah (PFK). Arus kas keluar misalnya
pembayaran tunai belanja, pegawai, belanja modal, pembayaran cicilan utang, pemberiaan
pinjaman, pembentukan dana cadangan, penyertaaan modal pemerintah, dan penyetoran
kepada pihak ke tiga (PFK) atas pemotonga yang telah dilakukan.
Penerimaan dan pengeluaran Kas dan Laporan Arus Kas disajikan berdasarkan
aktivitas-aktivitas keuangan pemerintah. Penerimaan dan pengeluaran dikelompokkan
berdasarkan aktivitas tersebut. Aktivitas tersebut terdiri atas aktivitas operasi, aktivitas
investasi, aktivitas pendanaan, dan aktivitas transitoris. Apabila entitas pelaporan masih
membukukan penerimaan dan pengeluaran dalam buku kas berdasarkan bersasarkan akun
pelaksanaan anggaran. Akun-akun tersebut, yaitu akun-akun yang terdapat pada LRA
berupa pendapatan, belanja, transfer, pembiayaan, dan transaksi non-anggaran, yang dalam
format laporan arus kas dikelompokkan menjadi aktivitas operasi, investasi aset non
keuangan, pembiayaan, dan non-anggaran.
Akan tetapi, ada transaksi keuangan pemerintah yang menimblkan penerimaan dan
pengeluaran kas tetapi tidak dianggarkan. Artinya transaksi tidak tercantum dalam Laporan
Realisasi Anggaran. Dalam konteks Sap Berbasis Akrual, disebut dengan transaksi
transitorris, yaitu arus kas yang mencerminkan penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang
tidak mempengaruhi pendapatan, beban, dan pendanaan pemerintah. Transaksi ini
sebenarnya merupakan penerimaan kas untuk dan atas nama pihak lain yang harus
diserahkan kepada pihak tersebut. Oleh karena itu, transaksi ini disebut transaksi
perhitungan pihak ke tiga (PFK).
Laporan Arus Kas bermanfaat untuk berbagai kepentingan. Informas arus masuk dan
arus keluar laporan arus kas untuk melihat transaksi kas dimasa lalu dan memprediksi arus
kas dimasa datang. Dalam paragraf 5,6,dan 7 PSAP 03 megungkapkan bahwa laporan arus
kas berguna untuk:
1. Sebagai indikator jumlah arus kas dimasa mendatang, serta berguna untuk menilai
kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat sebelumnya;
2. Sebagai alat pertanggungjawaban arus kas masuk dsn keluar selama
periodepelaporan;
3. Apabilah dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya, laporan arus kas memberikan
informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi
perubahan kekayaan neto atau ekuitas suatu entitas pelaporan dan struktur
keuangan pemerintah.
Kejadiaan yang akan datang dapat diperkirakan dari realisasi yang terjadi saat ini.
Perkiraan atau prediksi jika dilihat dari masa lalu. Data lebih dari saru dapat disusun dalam
bentuk analisis kecendrungan (trend) untuk mendapat perkiraan arus kas dimasa
mendatang. Sebuah laporan arus kas menunjukkan realisasi arus kas yang diprediksi
sebelumnya. Oleh karean itu, laporan arus kas yang disusun dapat dijadikan untuk nilai
kecermatan taksiran yang telah dibuat sebelumnya.
Penrimaan dan penggunaan kas sebenarnya direncanakan dan disepakati dari awal.
Laporan realisasi anggaran juga merupakan kesepakatan adanya penerimaan dan
pengeluaran kas untuk berbagai aktivitas. Oleh karena itu laporan aitu merupakan bentuk
pertanggung jawaban.
Laporan arus kas dibuat olrh unit yang memegang fungsi perbendaharaan. Fungsi
pembendaharaan yang dimaksud adalah bendahara umum negara/daerah sehingga
merupakan bentuk pertanggungjawaban bedahara umum negara/daerah.
Informasi mengenai arus kas juga dapat dijadikan bahaan evaluasi aset berih atau
ekuitas. Peningkatan jumlah kas akan meningkatkan juga ekuitas. Kas di kas derah dan kas di
bendahara pengeluaran dalam konteks pemda akan dapat dilihat pada rekening kelompok
ekuitas yaitu SiLPA. Sementara kas di bendahara penerimaan juga dapat dilihat dalam
kelompok ekuitas tetapi dengan nama akun Pendapatan Ditangguhkan. Hal ini merupakan
pencerminan konsep rekening yang saling menyeimbangkan (self balancing account).

Bentuk dan Struktur Laporan Arus Kas


Bentuk dan struktur Laporan Arus Kas merupakan kerangka atau acuan dalam
penyajian Laporan Arus Kas. Bentuk terdiri dari uraian berbagai aktivitas yang disajikan
secara stafel di urutkan dari atas kebawaah. Penyajian didahului dengan arus kas masuk dan
keluar berbagai aktivitas. Kemudian disajikan saldo awal dan saldo akhir kas.
Struktur Laporan Arus Kas erdiri atas arus masuk dan keluar berbagai aktivitas
diperoleh arus kas berih dari setiap aktivitas. Arus kas neto dari setiap aktivitas dijumlahkan
sehingga diperoleh kenaikan atau penurunan kas. Jika penjumlahannya positif berarti
kenaikan, sebaliknya jika penjumlahannya negatif berarti penurunan. Kenaikan atau
penurunnan ditambah dengan saldo akhir sehingga diperoleh saldo akhir. Saldo akhir yang
dihasilkan dari penjumlahan ini harus sama dengan yang tercatat dineraca atau masing-
masing akun yang diberikan.
Aktivitas Operasi
Aktivitas operasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang ditujukan
untuk kegiatan operasional pemerintah selama satu periode akuntansi. Arus kas neto
aktivitas operasi merupakan indikator yang menunjukkan kemampuan operasi pemerintah
dalam menghasilkan kas yang cukup membiayai aktivitas operasional dimasa yang akan
datang tanpa mengandalkan sumber pendanaan dari luar. Arus masuk kas dari aktivitas
operasi terutama diperoleh dari:
1. Penerimaan perpajkan;
2. Penerimaan negara bukan pajak (PNBP);
3. Penerimaan hibah;
4. Penerimaan bagian laba perusahaan negara/daerah dan investasi lainnya, dan;
5. Penerimaan la-lain/penerimaan dari pendapatan luar biasa; dan
6. Penerimaan transfer.
Arus keluar kas untuk aktivitas operasi terutama dingunakan untuk pengeluaran:
1. Pembayaran pegawai;
2. Pembayaran barang;
3. Bunga;
4. Subsidi;
5. Batuan sosial;
6. Hibah;
7. Pembayaran lain-lain/kejadian luar biasa; dan
8. Pembayaran transfer.
Jika suatu entitas pelaporan mempunyai surat berharga yang sifatnya sama dengan:
persediaan, yang dibeli untuk dijual, maka perolehan ata penjualan surat berharga tersebut
diklasifikasikan sebagai aktivitas operasional.
Aktivitas Investasi
Aktivitas investasi adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang
ditunjukkan untuk perolehan dan pelepasan aset tetap serta investasi lainnya yang tidak
termasuk dalam setara kas. Arus kas dari aktivitas investasi mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas bruto dalam rangka perolehan dan pelepasan sumberdaya ekonomi yang
bertujuan untuk meningkatkan dan mendukung pelayanan pemerintah kepada masyarakat
di masa yang akan datang.
Arus masuk kas dari aktivitas investasi aset non keuangan terdiri atas:
1. Penjualan aset tetap;
2. Penjualan aset lainnya;
3. Pencairan dana cadangan;
4. Penerimaan divestasi;
5. Penjualan investasi dalam bentuk sekuritas.
Arus kas keluar kas dari investasi aset non keuangan terdiri atas:
1. Perolehan aset tetap;
2. Perolehan aset lainnya;
3. Pembentukan dana cadangan;
4. Penyertaan modal pemerintah;
5. Pembeliaan investasi dalam bentuk sekuritas.

Aktivitas pendanaan
Aktivitas pendanaan adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas berhubung
dengan pemberian piutang jangka panjang dan/ atau pelunasan utang jangka panjang yang
mengakibatkan perubahan dalam jumlah dan komposisi piutang jangka panjang dan utang
jangka panjang. Arus kas dari aktivitas pendanaan mencerminkan penerimaan dan
pengeluaran kas yang berhubungan dengan perolehan atau pemberian pinjaman jangka
panjang. Arus masuk kas dari aktivitas pebiayaan antara lain:
1. Penerimaan utang luar negeri;
2. Penerimaan dari utang obligasi;
3. Penerimaan kembali pinjaman kepada pemerintah daerah;
4. Penerimaan kembali pinjaman kepada perusahaan negara.
Arus keluar kas dari aktivitas pembiayaan antara lain:
1. Pembayaran pokok utang luar negeri;
2. Pembayaran pokok utang obligasi;
3. Pengeluaran kas untuk dipinjamkan kepada pemerintah daerah;
4. Pengeluaran kas untuk dipinjamkan kepada perusahaan negara.
Aktivitas transitoris
Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan pengeluaran kas yang tidak
termasuk dalam aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan. Arus kas dari aktivitas no-
keuangan mencerminkan penerimaan penerimaan dan pengeluaran bruto yang tidak
memengaruhi pendapatan, beban, dan pendanaan pemerintah. Arus kas dari aktivitas
transitoris antara lain perhitungan pihak ke tiga (PFK), pemberiaan/penerimaaan kembali
uang persediaan kepada /dari bendahara pengeluaraan, dan kiriman uang. PFK
mengambarkan kas yang berasal dari jumlah dana yang dipotong dari Surat Perintah
Membayar atau diterima secara tunai untuk pihak ketiga misalnya potongan Taspen dan
Akses. Arus kas masuk dari aktivitas transitoris meliputi penerimaan PFK dan penerimaan
transitoris seperti kiriman uang masuk dan penerimaan kembali uang persediaan dari
bendahara pengeluaran. Sedangkan, arus keluar kas dari aktivitas transitoris meliputi
pengeluaran PFK dan pengeluaran transitoris seperti kiriman uang keluar dan pemberiaan
uang persediaan kepada bendahara pengeluaran.
Penyajian Laporan Arus Kas
Laporan arus kas mempunyai ciri khas dalam penyajiannya. Tidak semua entitas
menyajikan laporan arus kas. Laporan ini hanya disajikan oleh unit yang mempunyai fungsi
perbendaharaan. Hal ini diatur dalam paragraf 13 PSAP03 SAP Berbasis Akrual yang
berfungsi sebagai berikut;
“entitas pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan laporan arus kas adalah unit
organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum”. Selanjutnya dalam paragraf 14
disebutkan ;”unit organisasi yang mempunyai fungsi perbendaharaan adalah unit yang
ditetapkan sebagai bendaharawan umum negara/daerah dan/atau kuasa bendaharawan
umum negara/daerah.” Entitas pelaporan yang dimaksud mengacu pada kerangka
konseptual paragraf 22.
Di pemerintahan pusat, unit yang mempunyai fungsi pembendaharaan umum adalah
Bendaharawan Umum Negara (BUN). Sedangkan di pemerintahan daerah adalah Bendahara
umum daerah (BUD). Untuk fungsi pembendaharaan umum, sebagaimana dinyatakan pada
paragraf 14 PSAP Nomor 04 di atas, dapat dilakukan oleh kuasa bendaharawan umum
negara, dimana laporan arus kas yang dihasilkan akan dikonsolidasikan oleh BUN, dalam hal
ini adalah Mentri Keuangan, untuk menjadi laporan arus kas konsolidasi pemerintah pusat.
Pada pemerintah daerah, entitas pelaporan yaitu entitas yang menyajikan laporan
keuangan yang dimaksudkan untuk tujuan umum hanya satu. Satuan kerja perangkat
daerah (SKDP) bukan merupakan entitas pelaporan. Dengan demikian SKDP tidak
menyajikan laporan arus kas. Penjabat pelaksana yang menyelenggarakan penyusunan
laporan arus kas adalah PPKD selaku BUD yang biasanya dijabat oleh kepala dinas
pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset daerah (DPPKAD).
Laporan arus kas dapat disajikan dalam dua metode. Entitas pelaporan dapat
menyajikan arus kas dari aktivitas operasi dengan cara berikut:
1. Metode langsung
Metode ini mengungkappkan pengelompokan utama penerimaan dan pengeluaran
kas bruto.
2. Metode tidak langsung
Dalam metode ini surplus atau defisit disesuaikan dengan transaksi-transaksi
operasional non-kas, penangguhan (deferral) atau pengakuan (accrual) penerimaan kas atau
pembayaran yang lalu atau yag akan datang, serta unsur pendapatan dan belanja dalam
bentuk kas yang berkatan dengan aktivitas investasi aset non keuangan dan pembiayaan.
Entitas pelaporan pemerintah pusat/daerah sebaiknya menggunakan metode langsung
dalam melaporkan arus kas dari aktivitas operasi. Keuntungan menggunakan metode
langsung adalah sebagai berikut:
1. Menyediakan informasi yang lebih baik untuk mengestimasikan arus kas di masa
yang akan datang.
2. Lebih muda dipahami oleh pengguna laporan.
3. Data tentang kelompok penerimaan dan pengeluaran kas bruto dapat langsung
diperoleh dari catatan akuntansi.
Hubungan Laporan Arus Kas dan Neraca
Paragraf 59 PSAP 03 menyebutkan:
“entitas pelaporan mengungkapkan komponen kas dan setara kas dalam laporan arus kas
yang jumlahnya sama dengan pos terkait dengan neraca”.
Artinya, ada hubungan atau kesesuaian antara jumlah-jumlah yang ada dalam laporan arus
kas dan neraca.
TINJAUAN ATAS PSAP NOMOR 04: CaLK
Kesalapahaman dalam membaca laporan keuangan mungkin dapat terjadi karena
perbedaan persepsi pembaca dengan isi informasi laporan keuangan. Pembaca terbiasa
dengan orientasi anggaran yang mempunyai potensi kesalapahaman dalam memahami
konsep akuntansi akrual. Untuk menghindarai kesalapahaman laporan keuangan harus
disertai Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) yang berisi informasi yang dapat
memudahkan pengguna dalam memahami laporan keuangan.
CaLK merupakan bagian dari laporan keuangan pemerintah yang menyajikan
penjelasan secara naratif, analisis atau daftar terperici atas nilai suatu pos yang disajikan
dalam LRA,Laporan Perubahan SAL, Neraca, LO, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan
Ekuitas. Tujuan dari CaLK adalah ntuk meningkatkan transaparansi dalam pemahaman yang
lebih baik, CaLK disajikan dalam bentuk sistematis.
CaLK engungkapkan hal-hal sebagai berikut (Salamun, 2007:107-108).
1. Menyediakan informasi tentang ekonomi makro, kebijakan fiskal, atau keuangan dan
pencapaian target Perda APBD, berikut kendala dalam hambatan yang dihadapi
dalam pencapaian target.
2. Menyajikan ikhtisar pencapaian kinerja selama tahun pelaporan, yang dimuat dalam
ihtisar pencapaian kinerja keuangan adalah ihtisar tentang realisasi pencapaian
targetkinerja APBD menurut urusan pemerintah, berupa gambaran realisasi
pencapaian efektivitas dan efisiensi program dan kegiatan, yang dapat disajikan
dalam bentuk tabel, grafik ataupun diagram.
3. Menyajikan informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan-
kebijakan akuntansi yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dengan
kejadian-kejadian penting lainnya.
4. Menyediakan informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang
tidak disajikan dalam lembar muka laporan keuangan.
CaLK merupakn bentk laporan yang paling tidak terstruktur, sehingga cara
pembacaannya pun sangat akrab. Oleh karena itu CaLK dapat memuat aspek-aspek
yang memadai dan lengkap, dan laporan ini bisa menjadi suatu sumber informasi
yang relevan bagi pengambil keputusan pengguna umum.isi CaLK adalah
menguraikan penyajian LRA, Laporan Perubahan SAL, Neraca, Lapran Operasional,
LAK, dan Laporan Perubahan Ekuitas yang apabilah tidak dijelaskan akan dapat
menyesatkan pembaca laporan keuangan pemerintah.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan di atas, ada beberapa hal yang dapat ditarik kesimpulannya
adalah sebagai berikut.
1. Terdapat banyak pilihan beragam jenis laporan keuangan yang dapat digunakan
untuk memenuhi kebutuhan pengguna laporan serta untuk mengevaluasi keputusan
mengenai alokasi sumber daya.
2. Entitas pelaporan keuangan suatu entitas pemerintah pusat, pemerintahan daerah
,satuan organisasi di lingkuangan pemerintah pusat dan daerah ,atau organisasi
lainnya yang menurut peraturan perundangan–undangan atau menurut standar
wajib menyusun laporan keuangan sector publik, ada beberapa komponen laporan
keuangan yang wajib di sajikan sesuai dengan SAP Berbasis Akrual yaitu LRA ,Laporan
Perubahan SAL ,Neraca ,laporan Operasional ,LAK dan Laporan Perubahan Ekuitas
serta CaLK.
3. CalK merupakan bagian dari laporan keuangan pemerintah yang menyajikan
penjelasan secara naratif ,analisis atau daftar terperinci atas nilai suatu pos yang di
sajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran ,Laporan Perubahan SAL ,Neraca ,Laporan
Operasional ,Laporan Arus Kas ,dan Laporan Perubahan Ekuitas .Tujuan penyajian
CaLK adalah untuk meningkatkan transparansi dan pemahaman yang lebih baik.
Daftar Pustaka
Halim ,Abdul dan M.Syam Kusufi .2014 .Teori, Konsep, dan Aplikasi Akuntansi SektorPublik
Dari Anggaran Hingga Laporan Keuangan, Dari Pemerintah Hingga Tempat Ibadah ,edisike -2
,Jakarta :Selemba Empat

Anda mungkin juga menyukai