Disusun Oleh :
Kelas D
Kelompok 1:
Mega Juliyana Salsa B1C120143
Silfiani B1C120178
ST. Nuraini B1C120184
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
2020
KATA PENGANTAR
Assalamu'alaikum Wr.Wb.
Puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT, Tuhan semesta alam,
sebaik tempat bersandar, tumpuan harapan yang selalu memberikan rahmat,
semangat untuk terus belajar, berkarya, berfikir, sehingga dapat menyelesaikan
makalah Akuntansi Sektor Publik secara kelompok dengan judul “Akuntansi
Berbasis Akrual”.
Kami mengucapkan terima kasih yang tidak terhingga kepada pihak-pihak
yang terlibat secara langsung maupun tidak langsung atas sumber- sumber materi
sebagai bahan referensi yang membantu dalam penyusunan makalah ini
Kami menyadari bahwa makalah mata kuliah Akuntasni Sektor Publik ini
masih jauh dari kata sempurna, dan begitu banyak kekurangan sehingga kami
mengharapkan saran dan kritik yang membangun. Kami juga berharap semoga
makalah ini dapat diterima sebagai makalah pertama mata kuliah Akuntansi Sektor
Publik dan memberikan manfaat bagi semua pihak terutama untuk mahasiswa
angkatan 2020 Universitas Haluoleo.
Wassalamu'alaikum Wr.Wb
Kelompok 1
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
.1.1Latar Belakang
Semakin hari perkembangan akuntansi semakin membaik, di negara
Indonesia saja untuk pertama-kalinya laporan keuangan pemerintah pusat
(LKPP) tahun anggaran 2015 pemerintah untuk pertama-kalinya
menetapkan Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dengan akuntansi basis
akrual.
SAP basis akrual membuat laporan keuangan menjadi lebih akuntabel
dan transparan dalam menyajikan informasi mengenai pertanggung-
jawaban pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Dalam dunia akuntansi, terdapat dua metode atau basis pencatatan,
yakni basis kas (cash basis) dan basis akrual (accrual basis). Keduanya
memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing, namun akuntansi
dengan basis akrual cenderung lebih umum digunakan dalam pencatatan
keuangan perusahaan saat ini.
Akuntansi basis akrual adalah salah satu metode yang lazim digunakan
oleh akuntan dalam pencatatan atau pembukuan keuangan. Metode ini
didaulat sebagai international best practice dalam pengelolaan keuangan
modern, karena dinilai mengedepankan transparansi serta akuntabilitas
manajemen keuangan.
Ada sejumlah alasan yang menyebabkan metode akuntansi akrual lebih
umum dipilih oleh para akuntan dan pelaku bisnis. Untuk memahami lebih
lanjut mengenai metode ini, berikut ulasan lengkapnya.
.1.2 Rumusan Masalah
1. Apa itu akuntansi berbasis akrual
2. Apa saja dasar hukum akuntansi berbasis akrual
3. Bagaimana penerapan akuntansi akrual di Indonesia
4. Bagaimana persiapan penerapan akuntansi berbasis akrual
5. Apa saja peluang dan tantangan penerapan akuntansi berbasis akrual di
Indonesia
1
6. Apa saja standar akuntansi pemerintahan berbasis akrual
7. Bagiama laporan keuangan berbasis akrual
.1.3Tujuan
1. Memahami pengertian akuntansi berbasis akrual
2. Mengetahui Dasar Hukum Akuntansi Berbasis Akrual
3. Menjelaskan langkah-langkah penerapan akuntansi akrual di
Indonesia
4. Memahami persiapan penerapan akuntansi berbasis akrual
5. Mengetahui peluang dan tantangan penerapan akuntansi berbasis
akrual di Indonesia
6. Mengetahui standar akumtansi pemerintahan berbasis akrual
7. Menjelaskan laporan keuangan berbasis akrual
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Pengertian Akuntansi Berbasis Akrual
Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi dimana transaksi ekonomi
dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan keuangan pada
terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas atau setara kas diterima atau
dibayarkan.
3
Pendapatan negara/daerah adalah hak pemerintah pusat/daerah
yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan bersih. Belanja
negara/daerah adalah kewajiban pemerintah pusat/daerah yang
diakui sebagai pengurang nilai kekayaan bersih.
• Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara Pasal 70 ayat (2):
Ketentuan mengenai pengakuan dan pengukuran pendapatan
dan belanja berbasis akrual sebagaimana dimaksud dalam Pasal
12 dan Pasal 13 Undang-undang ini dilaksanakan selambat-
lambatnya pada tahun anggaran 2008 dan selama pengakuan
dan pengukuran pendapatan dan belanja berbasis akrual belum
dilaksanakan, digunakan pengakuan dan pengukuran berbasis kas.
4
o Mengembangkan teknologi informasi termasuk sistem aplikasi
yang akan digunakan.
• Tahun 2013 :
o Melakukan uji coba implementasi Konsolidasi LK,
penyempurnaan sistem dan capacity building,
o Penyusunan peraturan yang berkaitan.
• Tahun 2014
o Implementasi secara paralel penerapan basis CTA dan akrual
dalam Laporan Keuangan, tetapi Laporan Keuangan yang diberi
opini oleh BPK adalah yang berbasis CTA.
o Konsolidasi Laporan K/L dan BUN dengan basis akrual,
o Evaluasi dan finalisasi sistem yang akan digunakan.
• Tahun 2015
Penerapan implementasi penuh akuntansi berbasis akrual di
Indonesia. Laporan Keuangan yang diberi opini adalah yang
berbasis akrual.
5
akrual dan bersama-sama mengupayakan pencapaian opini
terbaik pada LKKL dan LKPP Tahun 2015.
2.4.3 Dana
6
Dalam menerapkan akuntansi berbasis akrual pemerintah
memiliki peluang antara lain sebagai berikut:
7
Menurut Simanjuntak (2010) beberapatantangan
penerapan akuntansiberbasisakrual di pemerintahan Indonesia
adalah sebagai berikut:
9
mengembangan SPAN (diluncurkan tanggal 19 Agustus
2013) serta SAKTI di tingkat instansi yang dapat
digunakan sebagai dasar dalam pengembangan sistem
akuntansi berbasis akrual;
• Penerapan akuntansi akrual dapat berakibat terhadap
penurunanekuitas sebagai akibat penyusutan dan
amortisasi;
• Penerapan akuntansi berbasis akrual dapat berakibat
pada penurunan kualitas laporan keuangan (opini audit
LKKL dan LKPP menurun);
• Kompleksitas akuntansi akrual dapat menimbulkan
resistensi di K/L, khususnya bagi para pelaku
akuntansi dan penyusunan laporan keuangan;
• Makin rumitnya proses pelaporan dan audit laporan
keuangan
Selain itu dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 Tentang Standar
Akuntansi Pemerintah berbasis akrual dalam kerangka konseptualnya menjelaskan ada
dua entitas dalam pelaksanaan akuntansi pada pemerintah yaitu: entitas akuntansi
dan entitas pelaporan (Tanjung, 2 : 2015).
Adapun laporan keuangan dan karakteristik kualitatif laporan keuangan pemerintah
sebagai berikut :
10
b. Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (Laporan Perubahan SAL);
c. Neraca;
a. Relevan
b. Andal
1) Penyajian jujur
11
Informasi yang disajikan dalam laporan keuangan dapat di uji, dan
apabila pengujian dilakukan lebih dari sekali oleh pihak yang
berbeda, hasilnya tetap menunjukkan simpulan yang tidak berbeda jauh.
3) Netralitas
c. Dapat dibandingkan
Informasi yang termuat dalam laporan keuangan akan lebih berguna jika
dapat dibandingkan dengan laporan keunagn periode sebelumnya atau
laporan keuangan entitas pelaporan lain pada umumnya. Perbandingan dapat
dilakukan secara internal dan eksternal. Perbandingan secara internal dapat
dilakukan bila suatu entitas menerapkan kebijakan akuntansi yang sama dari
tahun ke tahun. Perbandingan secara eksternal dapat dilakukan bila
entitas yang diperbandingkan menerapkan kebijakan akuntansi yang
sama.
d. Dapat dipahami
12
2.7.1.2 Manfaat
• Pendapatan LRA
• Belanja
• Transfer
• Surplus/deficit LRA
• Penerimaan Pembiayaan
• Pengeluaran Pembiayaan
• Pembiayaan Neto
• Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA)
2.7.2.1 Pengertian
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL)
menyajikan informasi kenaikan atau penurunan SAL
tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya.
2.7.2.2 Manfaat
Menyajikan informasi kenaikan atau penurunan
SAL tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya
13
Laporan perubahan saldo anggaran lebih menyajikan secara komparatif
dengan periode sebelumnya pos-pos berikut:
• Saldo Anggaran Lebih Awal
• Penggunaan Saldo Anggaran Lebih
• Sisa Lebih/Kurang Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan
• Koreksi Kesalahan Pembukuan Tahun Sebelumnya
• Saldo Anggaran Lebih Akhir
2.7.3 Neraca
2.7.3.1 Pengertian
2.7.3.2 Manfaat
Menyediakan informasi mengenai posisi sumber daya
ekonomi, kewajiban dan eukitas pemerintah pada tanggal
tertentu.
14
Laporan Operasional (LO) disusun untuk melengkapi
pelaporan dari siklus akuntansi berbasis akrual (full
accrual accounting cycle) sehingga penyusunan Laporan
Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan Neraca
mempunyai keterkaitan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
2.7.4.2 Manfaat
2.7.5.1 Pengertian
Laporan Arus Kas adalah bagian dari laporan finansial
yang menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran
kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan
berdasarkan aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan
transitoris.
2.7.5.2 Manfaat
15
Informasi dalam Laporan Arus Kas memiliki manfaat
sebagai berikut:
• Sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang
akan datang, serta berguna untuk menilai
kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat
sebelumnya.
• Alat pertanggung-jawaban arus kas masuk dan arus
kas keluar selama periode pelaporan.
• Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan lainnya,
laporan arus kas memberikan informasi yang
bermanfaat bagi para pengguna laporan dalam
mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas
suatu entitas pelaporan dan struktur keuangan
pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas).
2.7.5.3 Struktur dan Isi
Laporan Arus Kasmenyajikan informasi penerimaan dan
pengeluaran kas selama periode tertentu yang
diklasifikasikan berdasarkan berikut:
a) Aktivitas Operasi
▪ Arus masuk kas diperoleh dari:
• Penerimaan Perpajakan;
• Penerimaan Negara Bukan Pajak (PNBP);
• Penerimaan Hibah;
• Penerimaan Bagian Laba perusahaan
negara/daerah dan Investasi Lainnya;
• Penerimaan Lain-lain/penerimaan dari
pendapatan Luar Biasa; dan
• Penerimaan Transfer
▪ Arus keluar kas diperoleh dari:
• Pembayaran Pegawai
• Pembayarn Barang
• Pembayaran Bunga
• Pembayaran Subsidi
• Pembayaran Hibah
16
• Pembayaran Bantuan Sosial
• Pembayaran Lain-lain/Kejadian Luar Biasa; dan
• Pembayaran Transfer
b) Aktivitas Investasi
▪ Arus masuk kas terdiri dari:
• Penjualan Aset Tetap
• Penjualan Aset Lainnya
• Pencarian Dana Cadangan
• Penerimaan dari Investasi
• Penjualan Investasi dalam bentuk Sekuritas
▪ Arus keluar kas terdiri dari:
• Perolehan Aset Tetap
• Perolehan Aset lainnya
• Pembentukan Dana Cadangan
• Penyertaan Modal Pemerintah
• Pembelian Investasi dalam bentuk Sekuritas
c) Aktivitas Pendanaan
▪ Arus masuk kas antara lain:
• Penerimaan utang luar negeri
• Penerimaan dari utang obligasi
• Penerimaan Kembali pinjaman kepada pemerintah daerah
• Penerimaan kembali pinjaman kepada perusahaan negara
▪ Arus keluar kas antara lain:
• Pembayaran pokok utang luar negeri
• Pembayaran pokok utang obligasi
• Pengeluaran kas untuk dipinjamkan kepada pemerintah
daerah
• Pengeluaran kas untuk dipinjamkan kepada perusahaan
negara
d) Aktivitas Transitoris
Aktivitas transitoris adalah aktivitas penerimaan dan
pengeluaran kas yang tidak termasuk dalam
aktivitas operasi, investasi, dan pendanaan.
17
Arus kas dari aktivitas transitoris mencerminkan
penerimaan dan pengeluaran kas bruto yang tidak
mempengaruhi pendapatan, beban, dan pendanaan
pemerintah. Arus kas dari aktivitas transitoris antara
lain transaksi Perhitungan Fihak Ketiga (PFK),
pemberian/penerimaan kembali uang persediaan
kepada/dari bendahara pengeluaran, serta kiriman
uang.
2.7.6 Laporan Perubahan Ekuitas
2.7.6.1 Pengertian
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menyajikan informasi
kenaikan atau penurunan ekuitas tahun pelaporan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
2.7.6.2 Manfaat
Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi
keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami
kenaikan atau penurunan sebagai akibat kegiatan yang
dilakukan selama periode pelaporan.
2.7.6.3 Struktur dan Isi
Laporan perubahan ekuitas menyajikan sekurang-kurangnya pos-pos:
• Ekuitas awal
• Surplus/defisit-LO pada periode bersangkutan;
• Koreksi-koreksi yang langsung menambah/
mengurangi ekuitas
• Ekuitas akhi
2.7.7 Catatan Atas Laporan Keuangan
2.7.7.1 Pengertian
Catatan atas Laporan Keuangan merupakan bagian yang
tak terpisahkan dari Laporan Keuangan dan oleh
karenanya setiap entitas pelaporan diharuskan untuk
menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan.
2.7.7.2 Manfaat
Memudahkan pengguna dalam memahami laporan
keuangan.
18
2.7.7.3 Struktur dan Isi
Catatan Atas Laporan Keuangan mengungkapkan hal-
hal sebagai berikut:
• Informasi Umum tentang Entitas Pelaporan dan
Entitas Akuntansi;
• Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan dan
ekonomi makro;
• Ikhtisar pencapaian target keuangan selama
tahun pelaporan berikut kendala dan hambatan
yang dihadapi dalam pencapaian target;
• Informasi tentang dasar penyajian laporan
keuangan dan kebijakan-kebijakan akuntansi
yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-
transaksi dan kejadian-kejadian penting lainnya;
• Rincian dan penjelasan masing-masing pos yang
disajikan pada lembar muka laporan keuangan;
• Informasi yang diharuskan oleh Pernyataan
Standar Akuntansi Pemerintahan yang belum
disajikan dalam lembar muka laporan keuangan;
dan
• Informasi lainnya yang diperlukan untuk
penyajian yang wajar, yang tidak disajikan dalam
lembar muka laporan keuangan.
19
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Akuntansi berbasis akrual adalah suatu basis akuntansi dimana transaksi
ekonomi dan peristiwa lainnya diakui, dicatat, dan disajikan dalam laporan
keuangan pada terjadinya transaksi tersebut, tanpa memperhatikan waktu kas
atau setara kas diterima atau dibayarkan. Akuntansi berbasis akrual mempunyai
dua dasar hukum yakni, Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003
tentang Keuangan Negara: Pasal 1, dan Undang-Undang Nomor
1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara Pasal 70 ayat (2).
Laporan keuangan yang dihasilkan dari penerapan basis akrual dimaksudkan
untuk memberikan informasi yang lebih baik bagi para pemangku kepentingan
baik para pengguna laporan keuangan dibandingkan dengan basis kas menuju
akrual yang selama ini dianut.
20
DAFTAR PUSTAKA
21