Anda di halaman 1dari 20

TUGAS AKUNTANSI SEKTOR PUBLIK

MAKALAH
LAPORAN REALISASI ANGGARAN

Disusun Oleh :
Nadia Trisna Andini 212010300017
Intan Kumalasari 212010300043
Utari Wahyu Ningsih 212010300069

FAKULTAS BISNIS, HUKUM, DAN ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SIDOARJO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Akuntansi Sektor Publik ini. Terimakasih
sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Bapak Herman Ernandi, S.E., M.M. yang telah
memberikan bimbingan dan pembelajaran kepada kami. Makalah ini disusun agar pembaca
dapat menambah wawasan dan memperluas ilmu tentang akuntansi sektor publik yang kami
sajikan berdasarkan informasi dari berbagai sumber, khususnya akuntansi pemerintahan.
Kami berharap makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari dan memahami
informasi terkait dengan Laporan Realisasi Anggaran dari akuntansi sector public secara
lebih mendalam, sehingga dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi perkembangan
ilmu akuntansi sektor publik. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.

Sidoarjo, 01 April 2023

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...................................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................................... iii

BAB І PENDAHULUAN ................................................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ............................................................................................................ 1

1.2 Tujuan ........................................................................................................................ 1

1.3 Rumusan Masalah ...................................................................................................... 1

BAB ІІ PEMBAHASAN................................................................................................... 2

2.1 Laporan Realisasi Anggaran ........................................................................................ 2

2.2 Tujuan dan Manfaat Laporan Realisasi Anggaran ........................................................ 2

2.3 Struktur Laporan Realisasi Anggaran .......................................................................... 3

2.4 Basis Akuntansi ........................................................................................................... 3

2.5 Unsur-unsur Laporan Realisasi Anggaran .................................................................... 4

2.6 Akuntansi Dalam Penyusunan LRA ............................................................................ 5

2.7 Contoh Ilustrasi Laporan Realisasi Anggaran .............................................................. 13

BAB ІІІ PENUTUP .......................................................................................................... 16

3.1 Kesimpulan ................................................................................................................. 16

3.2Saran ............................................................................................................................ 16

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................................... iv

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Penyajian laporan keuangan merupakan salah satu agenda dalam memenuhi suatu
kewajiban dalam rangka pemenuhan kebutuhan bersama sebagaimana yang telah diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam penyajian laporan keuangan
yang disusun oleh pemerintah, harus memuat komponen-komponen laporan keuangan
yang harus dipenuhi seperti laporan realisasi anggaran.
Laporan realisasi anggaran yang disusun oleh suatu entitas akan menyajikan laporan
realisasi anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam peraturan perundang-
undangan. Dimana peraturan tersebut telah ditetapkan standar tentang penyajian laporan
realisasi anggaran yang semestinya. Tujuannya sebagai penetapan dasar-dasar penyajian
laporan realisasi anggaran untuk pemerintah dalam rangka mewujudkan pemenuhan
tujuan akuntabilitas publik.
Melalui penyusunan laporan realisasi anggaran dapat dihasilkan informasi realisasi
dan anggaran entitas pelaporan. Dari informasi tersebut dapat dilakukan perbandingan
antara anggaran dan realisasinya untuk mengetahui sejauh mana tingkat pencapaian
target-target yang telah disepakati antara eksekutif dan legislatif, serta bagaimana
proses penyerapan anggaran yang terjadi.
Informasi Laporan Realisasi Anggaran (LRA) ini sangat berguna untuk mengkaji
ulang keputusan tentang alokasi sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan kepatuhan
entitas pelaporan terhadap ketentuan anggaran. Hasil akhir laporan realisasi anggaran
ini akan dipindahkan ke neraca kelompok ekuitas dana lancar. Dan setiap laporan
realisasi anggaran harus disusun dan disajikan sesuai dengan Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP).
LRA dan SAP dinyatakan dalam PSAP No.2 tentang laporan realisasi anggaran.
PSAP No.2 ini berisi tentang prinsip-prinsip mengenai laporan realisasi anggaran.
Tujuannya yaitu menetapkan dasar-dasar penyajian laporan realisasi anggaran untuk
pemerintah dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh
peraturan perundang-undangan.

1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran
mengenai laporan realisasi anggaran khususnya akuntansi pendapatan-LRA, belanja,
dan pembiayaan serta agar mendapatkan kesamaan pemahaman dan persepsi tentang
laporan realisasi anggaran pada lingkungan pemerintah dan juga sebagai pedoman
dalam pengakuan, klasifikasi, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan pendapatan-
LRA, belanja dan pembiayaan.

1.3 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan yang akan dibahas pada
makalah ini adalah :
1. Bagaimana pengertian dan tujuan Laporan Realisasi Anggaran?
2. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam penyusunan Laporan Realisasi Anggaran?
3. Apa saja unsur-unsur yang dicakup dalam Laporan Realisasi Anggaran?
4. Bagaimana pencatatan ketika adanya selisih lebih/kurang antara realisasi dan
penerimaan?
5. Bagaimana pengakuan atas pengeluaran pembiayaan?

1
BAB II
PEMBAHASAN

2. 1 Laporan Realisasi Anggaran


Laporan realisasi anggaran merupakan penyampaian laporan pertanggungjawaban
keuangan pemerintah yang memenuhi prinsip tepat waktu dan disusun dengan
mengikuti standar akuntansi pemerintahan yang telah diterima secara umum. Hal
tersebut diatur dalam Undang-Undang No. 17 tahun 2003 tentang keuangan negara
yang mensyaratkan bentuk dan isi laporan pertanggungjawaban pelaksanaan
APBN/APBD yang disusun dan disajikan sesuai dengan standar akuntansi pemerintah.
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen laporan
keuangan pemerintah yang menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas
pelaporan secara tersanding untuk suatu periode tertentu.
Laporan realisasi anggaran ini setidaknya disajikan secara tahunan. Tahun anggaran
pemerintah dapat berubah dan laporan keuangan tahunan disajikan untuk periode yang
lebih panjang atau pendek dari periode satu tahun anggaran. Apabila hal tersebut
terjadi, maka sebagai tambahan informasi terhadap periode cakupan laporan
realisasi anggaran mengungkap :
a) Alasan penggunaan periode pelaporan selain periode tahunan.
b) Fakta bahwa angka-angka komparatif dalam laporan realisasi anggaran tidak dapat
diperbandingan.
Manfaat suatu laporan realisasi berkurang apabila laporan tersebut tidak tersedia
tepat pada waktunya suatu entitas pemerintahan menyajikan laporan realisasi anggaran
selambat-lambatnya enam bulan setelah berakhirnya tahun anggaran. Faktor-faktor
seperti kompleksitas operasi pemerintah tidak dapat dijadikan pembenaran atas
ketidakmampuan entitas pemerintah untuk menyajikan laporan keuangan yang tepat
waktu.

2. 2 Tujuan dan Manfaat Laporan Realisasi Anggaran


Tujuan standar laporan realisasi anggaran adalah menetapkan dasar-dasar penyajian
laporan realisasi anggaran untuk pemerintahan dalam rangka memenuhi tujuan
akuntabilitas sebagaimana ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. Laporan
realisasi anggaran menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas secara
tersanding. Penyandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukan tingkat
ketercapaian target-target yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai
dengan peraturan perundang-undangan.
Menurut PSAP No.2 alinea 6 (2010), laporan realisasi anggaran menyediakan
informasi mengenai realisasi pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit dan
pembiayaan dari suatu entitas yang diperbandingkan dengan anggarannya. Informasi
tersebut berguna bagi para pengguna laporan realisasi anggaran dalam membuat dan
mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi, serta untuk
menyediakan akuntabilitas entitas atas sumber-sumber daya tersebut dengan :
a) Menyediakan informasi mengenai sumber-sumber daya ekonomi alokasi dan
penggunaan sumber-sumber tersebut.
b) Menyediakan informasi realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas pengguna
anggaran.
Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam
memprediksikan sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan
pemerintah pusat dan daerah. Laporan tersebut juga memprediksi resiko ketidakpastian

2
dari sumber-sumber daya ekonomi yang berhubungan dengan kegiatan pemerintah
tersebut. Laporan realisasi anggaran dapat menyediakan informasi kepada para
pengguna laporan tentang indikasi apakah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan
digunakan :
a) Telah dilaksanakan secara efektif, efisien dan hemat.
b) Telah sesuai dengan anggaranya.
c) Telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketika sumber daya ekonomi tersebut dilaksanakan secara efektif, efisien dan sesuai
peraturan perundang-undangan. Maka hal itu bisa mensejahterakan masyarakat daerah,
pemerintah.

2.3 Struktur Laporan Realisasi Anggaran


Dalam laporan realisasi anggaran harus diidentifikasi secara jelas informasi berikut
pada setiap halaman laporan :
1) Nama entitas pelaporan pemerintah atau sarana identifikasi lainnya.
2) Cakupan entitas pelaporan.
3) Periode yang dicakup.
4) Mata uang pelaporan.
5) Satuan angka yang digunakan.

2.4 Basis Akuntansi


Basis Anggaran dan Basis Akuntansi
PSAP No.2 diterapkan dalam penyajian laporan realisasi anggaran yang disusun dan
disajikan dengan menggunakan anggaran berbasis kas. Akuntansi pemerintah pada
dasarnya merupakan akuntansi anggaran, maka basis akuntansi yang digunakan
seharusnya sama dengan basis anggaran. Pada saat ini, pemerintah Indonesia masih
menggunakan basis kas, baik untuk anggaran maupun akuntansi realisasi anggarannya.
Apabila ada pemerintah daerah yang menerapkan basis akrual penuh dalam sistem
akuntansinya termasuk untuk pendapatan dan belanja, maka dalam penyusunan laporan
realisasi anggaran, laporan yang dihasilkan dari basis akrual tersebut harus dikonversi
ke laporan realisasi anggaran berbasis kas.

Pengakuan Pendapatan
Dengan menggunakan basis kas, pendapatan diakui pada saat diterima pada
rekening kas umum negara/daerah. Oleh karena itu, pada saat uang diterima bendahara
penerimaan, jumlah tersebut belum diakui sebagai pendapatan daerah, pengakuannya
baru dilakukan setelah uang tersebut disetor ke rekening kas umum daerah.

Pengakuan Belanja
Berdasarkan basis kas sebagaimana diatur dalam PSAP No.2, belanja diakui pada
saat terjadinya pengeluaran dari rekening kas umum negara/daerah. Khusus
pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuannya terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang menjalankan
fungsi perbendaharaan.
Pengakuan belanja baru dilakukan setelah pengeluaran yang dilakukan
dipertanggungjawabkan oleh bendahara pengeluaran dan telah diverifikasi serta
disetujui oleh pejabat yang berwenang, ditandai dengan diberikannya pengganti uang
persediaan.

3
Pengakuan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima kas pada rekening kas umum
negara/daerah, sedangkan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan kas
dari rekening kas umum negara/daerah. Pengeluaran pembiayaan antara lain untuk
pemberian pinjaman, penyertaan modal, dan pembentukan dana cadangan.
Pembayarannya dapat dilakukan melalui pembayaran langsung atau melalui bendahara
pengeluaran dengan uang persediaan.

2.5 Unsur- Unsur Dalam Laporan Realisasi Anggaran


Laporan realisasi anggaran disajikan sedemikian rupa, sehingga menonjolkan
berbagai unsur pendapatan, belanja dan pembiayaan yang diperlukan untuk penyajian
yang wajar. Laporan realisasi anggaran membandingkan realisasi pendapatan, belanja,
dan pembiayaan dengan anggarannya. Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan
Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 bahwa laporan realisasi anggaran minimal
mencakup unsur-unsur sebagai berikut :
a) Pendapatan.
b) Belanja.
c) Transfer.
d) Surplus atau Defisit.
e) Penerimaan Pembiayaan.
f) Pengeluaran Pembiayaan.
g) Pembiayaan Netto.
h) Selisih lebih/kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA).
Dalam konteks laporan realisasi anggaran, aktivitas operasi adalah aktivitas-
aktivitas yang dilaksanakan oleh entitas dalam rangka mencapai tujuan utamanya.
Belanja yang timbul dari aktivitas operasi dibedakan menurut belanja yang timbul dari
aktivitas perolehan aset dan yang timbul dari aktivitas pembiayaan entitas. Entitas
pemerintah harus menyajikan pada laporan realisasi anggaran atau pada catatan atas
laporan keuangan sub-klasifikasi pendapatan menurut jenis pendapatan sesuai dengan
ketentuan perundang-undangan.
Entitas pemerintah menyajikan belanja menurut jenis dalam laporan realisasi
anggaran. Rincian belanja menurut klasifikasi organisasi disajikan dalam laporan
realisasi anggaran atau di catatan atas laporan keuangan. Belanja disajikan dalam
16laporan realisasi anggaran menurut jenis belanja. Berikut ini adalah penjelasan
tentang item-item yang ada dalam laporan realisasi anggaran.

a) Pendapatan
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
pengertian pendapatan adalah : “Pendapatan adalah semua penerimaan kas umum
negara/daerah yang menambah ekuitas dana dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat/daerah”.
Pembukuan pendapatan harus dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya .
Realisasi anggaran pendapatan harus dibukukan sesuai dengan klasifikasi yang
ditetapkan.
Pengembalian/koreksi atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode
penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan, sedangkan
pengembalian/koreksi atas penerimaan pendapatan dari periode sebelumnya
dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana lancar. Akuntansi pendapatan disusun

4
untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan dan
untuk keperluan pengendalian bagi manajemen pemerintah pusat dan daerah.
b) Belanja
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
pengertian belanja adalah : “Belanja adalah semua pengeluaran kas umum
negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah
pusat/daerah. Belanja ditetapkan dengan dokumen otoritas kredit anggaran ”.
c) Transfer
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 :
“Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari suatu entitas ke entitas lain seperti
pengeluaran dan dana bagi hasil”.
d) Surplus/Defisit
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
pengertian surplus adalah : “Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan dan
belanja. Defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja”.
e) Penerimaan Pembiayaan
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
pengertian penerimaan pembiayaan adalah : “Penerimaan pembiayaan adalah semua
penerimaan kas umum negara/daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman,
penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi BUMN/BUMD, penerimaan
kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga dan penjualan investasi
permanen lainnya”.
f) Pengeluaran Pembiayaan
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 :
“Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran kas umum negara/daerah
karena memberikan pinjaman kepada pihak ketiga atau pembayaran klaim kepada
pihak ketiga dalam periode tahun anggaran tertentu”.
g) Pembiayaan Netto
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 :
“Penerimaan netto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi
pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu”.
h) Sisa Lebih atau Kurang Perhitungan Anggaran.
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 :
“Selisih lebih/kurang perhitungan anggaran adalah akumulasi surplus/defisit dengan
pembiayaan netto”.

2.6 Akuntansi dalam Penyusunan LRA


Dalam penyajian laporan realisasi anggaran, terdapat berbagai akuntansi yang
disusun, antara lain :
1. Akuntansi Anggaran
Akuntansi anggaran merupakan teknik pertanggungjawaban dan pengendalian
manajemen yang digunakan untuk membantu pengelolaan pendapatan, belanja,
transfer dan pembiayaan. Akuntansi anggaran diselenggarakan sesuai dengan
struktur anggaran yang terdiri dari anggaran pendapatan, belanja dan pembiayaan.
Anggaran pendapatan meliputi estimasi pendapatan yang dijabarkan menjadi
alokasi estimasi pendapatan. Anggaran belanja terdiri dari apropriasi yang
dijabarkan menjadi otorisasi kredit anggaran (allotment). Anggaran pembiayaan
terdiri dari penerimaan pembiayaan dan pengeluaran pembiayaan.

5
Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat anggaran disahkan, dialokasikan,
dan direalisasikan. Pengesahan anggaran ditandai dengan terbitnya Perda APBD
dan diselenggarakan di SKPD dan di BUD. Akuntansi anggaran di tingkat SKPD
untuk menghasilkan laporan realisasi anggaran dan neraca, sedangkan di tingkat
BUD untuk menghasilkan laporan arus kas.

Akuntansi anggaran untuk Perda APBD dilakukan di BUD. Ilustrasi akuntansi


untuk anggaran yang disahkan dengan Perda APBD adalah :

Tgl Uraian Ref Debit Kredit


Estimasi Pendapatan xxx
Apropriasi Belanja xxx
Surplus/Defisit xxx
Estimasi Penerimaan Pembiayaan xxx
Pembiayaan Netto xxx
Apropriasi Pengeluaran
Pembiayaan xxx

Pada saat alokasi anggaran dituangkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran


(DPA), berarti Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) mempunyai hak untuk
menggunakan dana maksimal sebesar anggaran belanja yang dialokasikan dan
mempunyai kewajiban untuk menyetorkan pendapatan ke BUD sebesar alokasi
estimasi pendapatan yang dituangkan di DPA SKPD. Jurnal pengalokasian dana
berupa DPA SKPD dicatat seperti berikut :

SKPD
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Estimasi Pendapatan yang xxx
Dialokasikan
Utang kepada BUD xxx

BUD
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Alokasi Estimasi Pendapatan xxx
Alokasi Apropriasi Belanja xxx

2. Akuntansi Pendapatan – LRA


Pendapatan diakui pada saat kas diterima pada rekening kas umum daerah.
Seperti diuraikan di atas, bahwa penerimaan pendapatan dapat dilakukan melalui
bendahara penerimaan atau langsung disetor ke kas umum daerah. Apabila
pendapatan langsung disetor ke kas daerah, maka SKPD akan mengakui adanya
realisasi pendapatan dan penurunan utang kepada BUD. Oleh karena itu, transaksi
ini dicatat dengan mendebet utang kepada BUD dan mengkredit pendapatan.
Apabila pendapatan disetor melalui bendahara penerimaan, maka SKPD akan
mendebet kas di bendahara penerimaan dan mengkredit pendapatan yang
ditangguhkan. Pendapatan yang ditangguhkan mencerminkan adanya kewajiban
bagi SKPD untuk menyetorkan pendapatan tersebut ke rekening kas umum daerah.
Oleh karena itu, pendapatan yang ditangguhkan merupakan utang SKPD kepada
BUD. Apabila pendapatan tersebut disetorkan, maka SKPD mendebet utang kepada

6
BUD dan mengkredit pendapatan. Selanjutnya dilakukan jurnal balik atas
penerimaan kas yang semula ditampung dalam akun pendapatan yang
ditangguhkan. Jurnal balik dilakukan dengan mendebet pendapatan yang
ditangguhkan dan mengkredit kas di bendahara penerimaan.
BUD tidak melakukan pencatatan pada saat kas diterima oleh bendahara
penerimaan, tetapi mencatat pada saat kas telah disetorkan dan diterima pada
rekening kas umum daerah dengan mendebet kas di kas daerah dan mengkredit
pendapatan sesuai dengan jenisnya. Pada tanggal pelaporan perlu dilakukan
rekonsiliasi pendapatan antara SKPD dan BUD.
Dokumen sumber untuk pengakuan pendapatan antara lain berupa surat tanda
setoran, nota kredit, dan bukti penerimaan lainnya yang dianggap sah.

Berikut ini ilustrasi akuntansi untuk penerimaan pendapatan pajak :


a. Pendapatan yang disetor ke BUD
1) SKPD
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Utang Kepada BUD xxx
Pendapatan xxx

2) BUD
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Kas di Kas Daerah xxx
Pendapatan xxx

b. Pendapatan melalui Kas Bendahara Penerimaan


1) SKPD
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Kas Bendahara Penerimaan xxx
Pendapatan yang Ditangguhkan xxx

Penyetoran kas oleh SKPD kepada BUD


Jurnal 1
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Utang Kepada BUD xxx
Pendapatan xxx

Jurnal 2
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Pendapatan yang Ditangguhkan xxx
Kas Bendahara Penerimaan xxx

2) BUD
Penerimaan kas kepada SKPD
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Tidak Ada Jurnal

7
Penerimaan setoran kas kepada SKPD
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Kas di Kas Daerah xxx
Pendapatan xxx

Akuntansi pendapatan dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu dengan


membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah netonya (setelah
dikompensasikan dengan pengeluaran)

3. Akuntansi Belanja
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening kas umum
negara/daerah. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuannya
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit
yang berfungsi sebagai perbendaharaan. Belanja diklasifikasikan menurut
klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi dan fungsi.
Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis
belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah
pusat yaitu belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah,
bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Sedangkan untuk pemerintah daerah adalah
belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan
sosial dan belanja tak terduga.
Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari
pemerintah pusat/daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi
antara lain meliputi belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan
sosial. Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan
aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal
meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan,
peralatan, aset tak berwujud. Belanja lain-lain/tak terduga adalah pengeluaran
anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang,
seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak
terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan
pemerintah pusat/daerah.
Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan
dalam dokumen anggaran. Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali
belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai
pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode
berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam pendapatan-LRA
dalam pos pendapatan lain-lain-LRA. Akuntansi belanja disusun selain untuk
memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan, juga dapat
dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen untuk mengukur
efektivitas dan efisiensi belanja tersebut.

Berikut ini adalah contoh pencatatan pada akuntansi belanja :


 Belanja Operasi :
- Belanja Pegawai xxx
- Belanja Barang xxx
- Bunga xxx
- Subsidi xxx
- Hibah xxx
- Bantuan Sosial xxx

8
 Belanja Modal :
- Belanja Aset Tetap xxx
- Belanja Aset Lainnya xxx
 Belanja Lain-lain/Tak Terduga xxx

4. Akuntansi Surplus/Defisit – LRA


Selisih antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan
dicatat dalam pos surplus/defisit-LRA. Surplus-LRA adalah selisih lebih antara
pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan. Defisit-LRA adalah
selisih kurang antara pendapatan-LRA dan belanja selama satu periode pelaporan.
Surplus/defisit diperoleh melalui jurnal penutup pendapatan dan belanja.
Perhitungan surplus/defisit dilakukan di tingkat pemerintah daerah (BUD) melalui
jurnal penutup pada saat dilakukan proses penggabungan di BUD. Di SKPD tidak
dilakukan penandingan antara pendapatan dan belanja sehingga tidak ada
surplus/defisit.
Dalam ilustrasi ini digunakan pendekatan penutupan akun secara berjenjang. Di
SKPD akun realisasi anggaran ditutup ke akun alokasi anggaran dalam DPA SKPD.

Contoh :
Estimasi pendapatan di DPA SKPD Rp. 10 juta dan realisasi pendapatan Rp. 9 juta.
Allotment belanja sebesar Rp. 20 juta dan realisasi belanja Rp. 18 juta.

Jurnal penutup di SKPD adalah :


Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Pendapatan 9 Juta
Utang Kepada BUD 1 Juta
Estimasi Pendapatan yang Dialokasikan 10 Juta
Allotment Belanja 20 Juta
Piutang Dari BUD 2 Juta
Belanja 18 Juta

Selanjutnya penutupan akun pendapatan dan belanja serta anggarannya di BUD


dapat diilustrasikan berikut ini.

Contoh :
Estimasi pendapatan Rp. 1.000 miliar dan realisasi pendapatan Rp. 950 miliar.
Sementara apropriasi belanja Rp. 1.250 miliar dan realisasi belanja Rp.1.100 miliar.

Jurnal Penutup :
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Apropriasi Belanja 1.250
Des 31
Alokasi Apropriasi Belanja 1.250
Alokasi Estimasi Pendapatan 1.000
Des 31
Estimasi Pendapatan 1.000
Pendapatan 950
Des 31 Surplus/Defit 150
Belanja 1.100

9
5. Akuntansi Pembiayaan
Pembiayaan (Financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah baik
penerimaan maupun pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima kembali
dalam penganggaran pemerintah terutama untuk menutup defisit dan memanfaatkan
surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain berasal dari pinjaman dan
hasil divestasi. Sementara pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk
pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain dan
penyertaan modal oleh pemerintah.
a. Akuntansi Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan rekening kas umum
negara/daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi
pemerintah, hasil privatisasi perusahaan negara/daerah, penerimaan kembali
pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga, penjualan investasi permanen
lainnya, dan pencairan dana cadangan.
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada rekening kas umum
negara/daerah. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan
asas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat
jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Terhadap setiap penerimaan pembiayaan dibuat dua jurnal. Pertama, untuk
mengakui realisasi penerimaan anggaran, kedua yaitu jurnal korolari untuk
mengakui akun neraca terkait yang dipengaruhi transaksi tersebut. Berdasarkan
kewenangan tersebut, transaksi-transaksi yang berkaitan dengan pembiayaan
dicatat dan dibukukan oleh bendahara umum daerah.

Contoh :
Pada tahun 2006 diterima pinjaman dari pemerintah pusat sejumlah Rp. 500
juta. Pinjaman ini merupakan pinjaman jangka panjang, yang akan diangsur
selama 5 tahun mulai tahun 2008.

Jurnal untuk penerimaan pinjaman tersebut adalah :


Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Kas di Kas Daerah 500 Juta
Penerimaan Pinjaman 500 Juta
Dana yang Harus Disediakan Untuk 500 Juta
Pembayaran Hutang Jangka Panjang
Utang Kepada Pemerintah 500 Juta

b. Akuntansi Pengeluaran Pembiayaan


Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran rekening kas umum
negara/daerah antara lain pemberian pinjaman kepada pihak ketiga, penyertaan
modal pemerintah, pembayaran kembali pokok pinjaman dalam periode tahun
anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan. Pengeluaran pembiayaan
diakui pada saat dikeluarkan dari rekening kas umum negara/daerah.
Pembentukan dana cadangan menambah dana cadangan yang bersangkutan.
Hasil-hasil yang diperoleh dari pengelolaan dana cadangan di pemerintah daerah
merupakan penambah dana cadangan yang kemudian dicatat sebagai
pendapatan-LRA dalam pos pendapatan asli daerah lainnya.

Contoh :
Dikeluarkan uang sejumlah Rp. 100 juta sebagai penyertaan modal pada PDAM.

10
Jurnal untuk pengeluaran penyertaan modal pada PDAM tersebut adalah :
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Pengeluaran Penyertaan Modal Pemda 100 Juta
Kas di Kas Daerah 100 Juta
Penyertaan Modal Pemda 100 Juta
Diinvestasikan Dalam Investasi
Jangka Panjang 100 Juta

c. Akuntansi Pembiayaan Netto


Pembiayaan netto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah
dikurangi pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu.
Selisih lebih/kurang antara penerimaan dan pengeluaran pembiayaan selama
satu periode pelaporan dicatat dalam pembiayaan netto.

Contoh :
Selama satu tahun anggaran, penerimaan pembiayaan berasal dari penerimaan
pinjaman sejumlah Rp. 200 juta, dan pengeluaran pembiayaan hanya untuk
penyertaan modal sejumlah Rp. 250 juta.

Jurnal penutupnya adalah :


Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Penerimaan Pinjaman 200 Juta
Pembiayaan Netto 50 Juta
Pengeluaran Penyertaan Modal 250 Juta

6. Akuntansi Sisa Lebih / Kurang Pembiayaan Anggaran (SiLPA/SiKPA)


SiLPA/SiKPA adalah selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan
pengeluaran selama satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara realisasi
pendapatan-LRA dan belanja, serta penerimaan dan pengeluaran pembiayaan
selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos SiLPA/SiKPA. Kemudian pada
akhir periode pelaporan dipindahkan ke laporan perubahan saldo anggaran lebih.
SiLPA/SiKPA diperoleh dari penutupan akun surplus/defisit dan pembiayaan
netto pada akhir tahun anggaran.

Contoh :
Surplus/defisit pada contoh diatas bersaldo kredit Rp.100 juta, sedangkan
pembiayaan netto bersaldo debet Rp. 50 juta.

Jurnal penutupnya adalah :


Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Surplus/Defisit 100 Juta
Pembiayaan Netto 50 Juta
SiLPA 50 Juta

7. Transaksi Pendapatan, Belanja, dan Pembiayaan Berbentuk Barang


Transaksi pendapatan, belanja, dan pembiayaan dalam bentuk barang/aset harus
dilaporkan dalam laporan realisasi anggaran dengan cara menaksir nilai aset
tersebut pada tanggal transaksi. Berhubung transaksi ini harus dicatat sebagai
pendapatan dan belanja atau pembiayaan, maka perlu dibuatkan dokumen anggaran

11
sebagai pendapatan, belanja, atau pembiayaan sebagai dokumen pengesahan
anggaran yang kemudian dibuat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut.
Berhubung transaksi ini tidak melibatkan arus kas, maka transaksi ini tidak
dilaporkan dalam laporan arus kas.
Di samping itu, transaksi semacam ini juga harus diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan, sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan
mengenai bentuk dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang diterima. Contoh
transaksi berwujud barang adalah hibah dalam wujud barang dan barang rampasan.

Contoh :
Diterima hibah dari UNICEF sebuah mobil ambulance seharga Rp. 200 juta.

Jurnal penerimaan hibah berupa barang ini adalah :


SKPD
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Utang Kepada BUD 200 Juta
Pendapatan Hibah 200 Juta
Belanja Modal-Peralatan dan Mesin 200 Juta
Piutang Dari BUD 200 Juta
Peralatan dan Mesin 200 Juta
Diinvestasikan Dalam Aset Tetap 200 Juta

BUD
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Belanja Modal-Peralatan dan Mesin 200 Juta
Pendapatan Hibah 200 Juta

12
2.7 Contoh Ilustrasi Laporan Realisasi Anggaran

13
14
15
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Pelaporan Realisasi Anggaran memberikan informasi tentang realisasi dan
anggaran entitas pelaporan secara tersanding. Penyandingan antara anggaran dan
realisasinya menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah disepakati antara
legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan,
belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang
masing-masing dibandingkan dengan anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi
para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-
sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran.

3.2 Saran
Dalam pemanfaatan anggaran, sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan
ketercapaian target dari program pemerintah secara efektif dan efisien dan terdapat
Laporan Realisasi Anggaran Komparatif yaitu Laporan Realisasi Anggaran tahun ini
dibandingkan dengan Laporan Realisasi Anggaran tahun lalu.. Anggaran yang sudah
dianggarkan seharusnya digunakan secara tepat sasaran dan dapat diserap oleh seluruh
departemen secara baik dan tepat waktu.

16
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Hafiz Tanjung, Akuntansi Pemerintahan Daerah Berbasis Akrual, ALFABETA,


Bandung, 2012
Mahmudi akuntansi sektor publik ; yogyakarta, UII press, 2011
Komite Standar Akuntansi Pemerintahan (KSPI), “Laporan Realisasi Anggaran” Modul
Pelatihan Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah (PP) Republik Indonesia No. 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintah.
UU No. 71 tahun 2003, tentang keuangan negara.

iv

Anda mungkin juga menyukai