MAKALAH
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
Disusun Oleh :
Nadia Trisna Andini 212010300017
Intan Kumalasari 212010300043
Utari Wahyu Ningsih 212010300069
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan makalah Akuntansi Sektor Publik ini. Terimakasih
sebesar-besarnya kami sampaikan kepada Bapak Herman Ernandi, S.E., M.M. yang telah
memberikan bimbingan dan pembelajaran kepada kami. Makalah ini disusun agar pembaca
dapat menambah wawasan dan memperluas ilmu tentang akuntansi sektor publik yang kami
sajikan berdasarkan informasi dari berbagai sumber, khususnya akuntansi pemerintahan.
Kami berharap makalah ini dapat membantu mahasiswa dalam mempelajari dan memahami
informasi terkait dengan Laporan Realisasi Anggaran dari akuntansi sector public secara
lebih mendalam, sehingga dapat memberikan manfaat dan kontribusi bagi perkembangan
ilmu akuntansi sektor publik. Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam makalah ini
terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh sebab itu, kami berharap adanya
kritik, saran dan usulan demi perbaikan makalah yang telah kami buat di masa yang akan
datang, mengingat tidak ada sesuatu yang sempurna tanpa saran yang membangun.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
BAB ІІ PEMBAHASAN................................................................................................... 2
3.2Saran ............................................................................................................................ 16
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk membantu mahasiswa dalam proses pembelajaran
mengenai laporan realisasi anggaran khususnya akuntansi pendapatan-LRA, belanja,
dan pembiayaan serta agar mendapatkan kesamaan pemahaman dan persepsi tentang
laporan realisasi anggaran pada lingkungan pemerintah dan juga sebagai pedoman
dalam pengakuan, klasifikasi, pengukuran, penyajian, dan pengungkapan pendapatan-
LRA, belanja dan pembiayaan.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
dari sumber-sumber daya ekonomi yang berhubungan dengan kegiatan pemerintah
tersebut. Laporan realisasi anggaran dapat menyediakan informasi kepada para
pengguna laporan tentang indikasi apakah sumber daya ekonomi yang diperoleh dan
digunakan :
a) Telah dilaksanakan secara efektif, efisien dan hemat.
b) Telah sesuai dengan anggaranya.
c) Telah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Ketika sumber daya ekonomi tersebut dilaksanakan secara efektif, efisien dan sesuai
peraturan perundang-undangan. Maka hal itu bisa mensejahterakan masyarakat daerah,
pemerintah.
Pengakuan Pendapatan
Dengan menggunakan basis kas, pendapatan diakui pada saat diterima pada
rekening kas umum negara/daerah. Oleh karena itu, pada saat uang diterima bendahara
penerimaan, jumlah tersebut belum diakui sebagai pendapatan daerah, pengakuannya
baru dilakukan setelah uang tersebut disetor ke rekening kas umum daerah.
Pengakuan Belanja
Berdasarkan basis kas sebagaimana diatur dalam PSAP No.2, belanja diakui pada
saat terjadinya pengeluaran dari rekening kas umum negara/daerah. Khusus
pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuannya terjadi pada saat
pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit yang menjalankan
fungsi perbendaharaan.
Pengakuan belanja baru dilakukan setelah pengeluaran yang dilakukan
dipertanggungjawabkan oleh bendahara pengeluaran dan telah diverifikasi serta
disetujui oleh pejabat yang berwenang, ditandai dengan diberikannya pengganti uang
persediaan.
3
Pengakuan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima kas pada rekening kas umum
negara/daerah, sedangkan pengeluaran pembiayaan diakui pada saat dikeluarkan kas
dari rekening kas umum negara/daerah. Pengeluaran pembiayaan antara lain untuk
pemberian pinjaman, penyertaan modal, dan pembentukan dana cadangan.
Pembayarannya dapat dilakukan melalui pembayaran langsung atau melalui bendahara
pengeluaran dengan uang persediaan.
a) Pendapatan
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
pengertian pendapatan adalah : “Pendapatan adalah semua penerimaan kas umum
negara/daerah yang menambah ekuitas dana dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah pusat/daerah”.
Pembukuan pendapatan harus dilaksanakan berdasarkan asas bruto, yaitu
dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat jumlah nettonya .
Realisasi anggaran pendapatan harus dibukukan sesuai dengan klasifikasi yang
ditetapkan.
Pengembalian/koreksi atas penerimaan pendapatan yang terjadi pada periode
penerimaan pendapatan dibukukan sebagai pengurang pendapatan, sedangkan
pengembalian/koreksi atas penerimaan pendapatan dari periode sebelumnya
dibukukan sebagai pengurang ekuitas dana lancar. Akuntansi pendapatan disusun
4
untuk memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan dan
untuk keperluan pengendalian bagi manajemen pemerintah pusat dan daerah.
b) Belanja
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
pengertian belanja adalah : “Belanja adalah semua pengeluaran kas umum
negara/daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran
bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah
pusat/daerah. Belanja ditetapkan dengan dokumen otoritas kredit anggaran ”.
c) Transfer
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 :
“Transfer keluar adalah pengeluaran uang dari suatu entitas ke entitas lain seperti
pengeluaran dan dana bagi hasil”.
d) Surplus/Defisit
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
pengertian surplus adalah : “Surplus adalah selisih lebih antara pendapatan dan
belanja. Defisit adalah selisih kurang antara pendapatan dan belanja”.
e) Penerimaan Pembiayaan
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010
pengertian penerimaan pembiayaan adalah : “Penerimaan pembiayaan adalah semua
penerimaan kas umum negara/daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman,
penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi BUMN/BUMD, penerimaan
kembali pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga dan penjualan investasi
permanen lainnya”.
f) Pengeluaran Pembiayaan
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 :
“Pengeluaran pembiayaan adalah semua pengeluaran kas umum negara/daerah
karena memberikan pinjaman kepada pihak ketiga atau pembayaran klaim kepada
pihak ketiga dalam periode tahun anggaran tertentu”.
g) Pembiayaan Netto
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 :
“Penerimaan netto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi
pengeluaran pembiayaan dalam periode tahun anggaran tertentu”.
h) Sisa Lebih atau Kurang Perhitungan Anggaran.
Menurut PSAP No.2 dalam Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010 :
“Selisih lebih/kurang perhitungan anggaran adalah akumulasi surplus/defisit dengan
pembiayaan netto”.
5
Akuntansi anggaran diselenggarakan pada saat anggaran disahkan, dialokasikan,
dan direalisasikan. Pengesahan anggaran ditandai dengan terbitnya Perda APBD
dan diselenggarakan di SKPD dan di BUD. Akuntansi anggaran di tingkat SKPD
untuk menghasilkan laporan realisasi anggaran dan neraca, sedangkan di tingkat
BUD untuk menghasilkan laporan arus kas.
SKPD
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Estimasi Pendapatan yang xxx
Dialokasikan
Utang kepada BUD xxx
BUD
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Alokasi Estimasi Pendapatan xxx
Alokasi Apropriasi Belanja xxx
6
BUD dan mengkredit pendapatan. Selanjutnya dilakukan jurnal balik atas
penerimaan kas yang semula ditampung dalam akun pendapatan yang
ditangguhkan. Jurnal balik dilakukan dengan mendebet pendapatan yang
ditangguhkan dan mengkredit kas di bendahara penerimaan.
BUD tidak melakukan pencatatan pada saat kas diterima oleh bendahara
penerimaan, tetapi mencatat pada saat kas telah disetorkan dan diterima pada
rekening kas umum daerah dengan mendebet kas di kas daerah dan mengkredit
pendapatan sesuai dengan jenisnya. Pada tanggal pelaporan perlu dilakukan
rekonsiliasi pendapatan antara SKPD dan BUD.
Dokumen sumber untuk pengakuan pendapatan antara lain berupa surat tanda
setoran, nota kredit, dan bukti penerimaan lainnya yang dianggap sah.
2) BUD
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Kas di Kas Daerah xxx
Pendapatan xxx
Jurnal 2
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Pendapatan yang Ditangguhkan xxx
Kas Bendahara Penerimaan xxx
2) BUD
Penerimaan kas kepada SKPD
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Tidak Ada Jurnal
7
Penerimaan setoran kas kepada SKPD
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Kas di Kas Daerah xxx
Pendapatan xxx
3. Akuntansi Belanja
Belanja diakui pada saat terjadinya pengeluaran dari rekening kas umum
negara/daerah. Khusus pengeluaran melalui bendahara pengeluaran, pengakuannya
terjadi pada saat pertanggungjawaban atas pengeluaran tersebut disahkan oleh unit
yang berfungsi sebagai perbendaharaan. Belanja diklasifikasikan menurut
klasifikasi ekonomi (jenis belanja), organisasi dan fungsi.
Klasifikasi ekonomi adalah pengelompokan belanja yang didasarkan pada jenis
belanja untuk melaksanakan suatu aktivitas. Klasifikasi ekonomi untuk pemerintah
pusat yaitu belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah,
bantuan sosial, dan belanja lain-lain. Sedangkan untuk pemerintah daerah adalah
belanja pegawai, belanja barang, belanja modal, bunga, subsidi, hibah, bantuan
sosial dan belanja tak terduga.
Belanja operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan sehari-hari
pemerintah pusat/daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja operasi
antara lain meliputi belanja pegawai, belanja barang, bunga, subsidi, hibah, bantuan
sosial. Belanja modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan
aset lainnya yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal
meliputi antara lain belanja modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan,
peralatan, aset tak berwujud. Belanja lain-lain/tak terduga adalah pengeluaran
anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa dan tidak diharapkan berulang,
seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan pengeluaran tidak
terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan kewenangan
pemerintah pusat/daerah.
Realisasi anggaran belanja dilaporkan sesuai dengan klasifikasi yang ditetapkan
dalam dokumen anggaran. Koreksi atas pengeluaran belanja (penerimaan kembali
belanja) yang terjadi pada periode pengeluaran belanja dibukukan sebagai
pengurang belanja pada periode yang sama. Apabila diterima pada periode
berikutnya, koreksi atas pengeluaran belanja dibukukan dalam pendapatan-LRA
dalam pos pendapatan lain-lain-LRA. Akuntansi belanja disusun selain untuk
memenuhi kebutuhan pertanggungjawaban sesuai dengan ketentuan, juga dapat
dikembangkan untuk keperluan pengendalian bagi manajemen untuk mengukur
efektivitas dan efisiensi belanja tersebut.
8
Belanja Modal :
- Belanja Aset Tetap xxx
- Belanja Aset Lainnya xxx
Belanja Lain-lain/Tak Terduga xxx
Contoh :
Estimasi pendapatan di DPA SKPD Rp. 10 juta dan realisasi pendapatan Rp. 9 juta.
Allotment belanja sebesar Rp. 20 juta dan realisasi belanja Rp. 18 juta.
Contoh :
Estimasi pendapatan Rp. 1.000 miliar dan realisasi pendapatan Rp. 950 miliar.
Sementara apropriasi belanja Rp. 1.250 miliar dan realisasi belanja Rp.1.100 miliar.
Jurnal Penutup :
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Apropriasi Belanja 1.250
Des 31
Alokasi Apropriasi Belanja 1.250
Alokasi Estimasi Pendapatan 1.000
Des 31
Estimasi Pendapatan 1.000
Pendapatan 950
Des 31 Surplus/Defit 150
Belanja 1.100
9
5. Akuntansi Pembiayaan
Pembiayaan (Financing) adalah seluruh transaksi keuangan pemerintah baik
penerimaan maupun pengeluaran yang perlu dibayar atau akan diterima kembali
dalam penganggaran pemerintah terutama untuk menutup defisit dan memanfaatkan
surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan antara lain berasal dari pinjaman dan
hasil divestasi. Sementara pengeluaran pembiayaan antara lain digunakan untuk
pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain dan
penyertaan modal oleh pemerintah.
a. Akuntansi Penerimaan Pembiayaan
Penerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan rekening kas umum
negara/daerah antara lain berasal dari penerimaan pinjaman, penjualan obligasi
pemerintah, hasil privatisasi perusahaan negara/daerah, penerimaan kembali
pinjaman yang diberikan kepada pihak ketiga, penjualan investasi permanen
lainnya, dan pencairan dana cadangan.
Penerimaan pembiayaan diakui pada saat diterima pada rekening kas umum
negara/daerah. Akuntansi penerimaan pembiayaan dilaksanakan berdasarkan
asas bruto, yaitu dengan membukukan penerimaan bruto, dan tidak mencatat
jumlah nettonya (setelah dikompensasikan dengan pengeluaran).
Terhadap setiap penerimaan pembiayaan dibuat dua jurnal. Pertama, untuk
mengakui realisasi penerimaan anggaran, kedua yaitu jurnal korolari untuk
mengakui akun neraca terkait yang dipengaruhi transaksi tersebut. Berdasarkan
kewenangan tersebut, transaksi-transaksi yang berkaitan dengan pembiayaan
dicatat dan dibukukan oleh bendahara umum daerah.
Contoh :
Pada tahun 2006 diterima pinjaman dari pemerintah pusat sejumlah Rp. 500
juta. Pinjaman ini merupakan pinjaman jangka panjang, yang akan diangsur
selama 5 tahun mulai tahun 2008.
Contoh :
Dikeluarkan uang sejumlah Rp. 100 juta sebagai penyertaan modal pada PDAM.
10
Jurnal untuk pengeluaran penyertaan modal pada PDAM tersebut adalah :
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Pengeluaran Penyertaan Modal Pemda 100 Juta
Kas di Kas Daerah 100 Juta
Penyertaan Modal Pemda 100 Juta
Diinvestasikan Dalam Investasi
Jangka Panjang 100 Juta
Contoh :
Selama satu tahun anggaran, penerimaan pembiayaan berasal dari penerimaan
pinjaman sejumlah Rp. 200 juta, dan pengeluaran pembiayaan hanya untuk
penyertaan modal sejumlah Rp. 250 juta.
Contoh :
Surplus/defisit pada contoh diatas bersaldo kredit Rp.100 juta, sedangkan
pembiayaan netto bersaldo debet Rp. 50 juta.
11
sebagai pendapatan, belanja, atau pembiayaan sebagai dokumen pengesahan
anggaran yang kemudian dibuat jurnal untuk mencatat transaksi tersebut.
Berhubung transaksi ini tidak melibatkan arus kas, maka transaksi ini tidak
dilaporkan dalam laporan arus kas.
Di samping itu, transaksi semacam ini juga harus diungkapkan dalam catatan
atas laporan keuangan, sehingga dapat memberikan semua informasi yang relevan
mengenai bentuk dari pendapatan, belanja, dan pembiayaan yang diterima. Contoh
transaksi berwujud barang adalah hibah dalam wujud barang dan barang rampasan.
Contoh :
Diterima hibah dari UNICEF sebuah mobil ambulance seharga Rp. 200 juta.
BUD
Tgl Uraian Ref Debit Kredit
Belanja Modal-Peralatan dan Mesin 200 Juta
Pendapatan Hibah 200 Juta
12
2.7 Contoh Ilustrasi Laporan Realisasi Anggaran
13
14
15
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pelaporan Realisasi Anggaran memberikan informasi tentang realisasi dan
anggaran entitas pelaporan secara tersanding. Penyandingan antara anggaran dan
realisasinya menunjukkan tingkat ketercapaian target yang telah disepakati antara
legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Laporan realisasi anggaran menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan,
belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang
masing-masing dibandingkan dengan anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi
para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-
sumber daya ekonomi, akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran.
3.2 Saran
Dalam pemanfaatan anggaran, sebaiknya pemerintah lebih memperhatikan
ketercapaian target dari program pemerintah secara efektif dan efisien dan terdapat
Laporan Realisasi Anggaran Komparatif yaitu Laporan Realisasi Anggaran tahun ini
dibandingkan dengan Laporan Realisasi Anggaran tahun lalu.. Anggaran yang sudah
dianggarkan seharusnya digunakan secara tepat sasaran dan dapat diserap oleh seluruh
departemen secara baik dan tepat waktu.
16
DAFTAR PUSTAKA
iv