Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ADMINISTRASI KEUANGAN
“Realisasi Anggaran”

Dosen Pengampu:
Dr. Eny Wahyu Suryanti, M.Pd

Oleh :
Tsalis Imamuddin (18170033)
Alfi Mardiana (18170070)

MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MAULANA MALIK IBRAHIM
KOTA MALANG
2019/2020
KATA PENGANTAR

Syukur alhamdulillah kami ucapkan kepada ALLAH SWT karena atas rahmat dan
seizin-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah Administrasi Keuangan dengan
judul ”Realisasi Anggaran”. Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah
Administrasi Keuangan di Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan prodi Manajemen
Pendidikan Islam di Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Selama proses penulisan serta penyusunan makalah ini tidak sedikit hambatan yang
kami hadapi. Kami menyadari kekurangan-kekurangan yang kami miliki, tetapi berkat
bantuan, dorongan, serta motivasi dari teman-teman, kami dapat menyelesaikan penulisan
serta penyususan makalah ini.

Kami juga mengucapkan banyak terima kasih kepada dosen mata kuliah
Administrasi Keuangan yang telah memberikan bantuan, dorongan, serta kepercayaan
kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini, serta tidak lupa
kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan yang telah membantu dalam penyusunan ini.

Kami menyadari bahwa masih ada kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah


ini dalam bentuk materi, penyajian, maupun tulisan. Oleh karena itu kritik serta saran yang
membangun sangat kami butuhkan.

Malang, 07 November 2019

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI ................................................................................................. ii

BAB I : PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Tujuan ................................................................................................ 2

BAB II : PEMBAHASAN

A. Apa pengertian laporan realisasi anggaran ................................... ……….3


B. Apa tujuan laporan realisasi anggaran ………………………...............3
C. Apa ruang lingkup dan manfaat dari laporan realisasi anggaran …………..4
D. Apa saja Asas dan prinsip Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran ……………………….6
E. Apa saja Isi Laporan Realisasi Anggaran……………………………………………..8
F. Apa saja Isi Laporan Realisasi Anggaran……………………………………………..9
G. Bagaimana Struktur Laporan Realisasi Anggaran (LRA…………………………….13
H. Apa saja Informasi dalam Laporan Realisasi Anggaran………………………………13
I. Bagaimana cara penyusunan realisasi anggaran……………………………………….13
BAB III : PENUTUP

A. Kesimpulan ......................................................................................14
B. Saran ................................................................................................14

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................15

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Organisasi sektor publlik saat ini tengah menghadapi tekanan untuk efisien dalam
memperhitungkan biaya ekonomi dan biaya sosial, serta dampak negatif atas aktivitas yang
dilakukan. Setiap organisasi pemerintahan pasti menginginkan tujuannya tercapai secara
efektif dan efesien dalam merealisasikan anggaran pendapatan dan belanja daerahnya
(APBD), terlebih lagi dalam situasi globalisasi seperti masa sekarang ini, untuk itu
pemerintah harus menyusun laporan realisasi anggaran sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
Penyajian laporan keuangan merupakan salah satu agenda dalam memenuhi suatu
kewajiban dalam rangka pemenuhan kebutuhan bersama sebagaimana yang telah diatur
dalam peraturan perundang-undangan yang berlaku. Dalam penyajian laporan keuangan
yang disusun oleh pemerintah, harus memuat komponen-komponen laporan keuangan yang
harus dipenuhi. Salah satu komponen laporan keuangan yang harus dipenuhi tersebut adalah
laporan realisasi anggaran.
Laporan realisasi anggaran yang disusun oleh suatu entitas akan menyajikan laporan
realisasi anggaran berdasarkan basis yang ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan.
Dalam peraturan tersebut telah ditetapkan standar yang mengatur tentang bagaimana
penyajian laporan realiasasi anggaran yang semestinya. Tujuan dari penetapan standar
laporan realisasi anggaran adalah penetapan dasar-dasar penyajian laporan realisasi
anggaran untuk pemerintah dalam rangka untuk sebagai perwujudan pemenuhan tujuan
akuntabilitas publik.
Melalui penyusunan laporan realiasi anggaran dapat dihasilkan informasi realisasi dan
anggaran entitas pelaporan. Dari informasi tersebut dapat dilakukan perbandingan antara
anggaran dan realisasinya. Perbandingan tersebut ditujukan untuk mengetahui sejauhmana
tingkat pencapaian target-target yang telah disepakati antara eksekutif dan legislatif serta
bagaimana proses penyerapan anggaran yang terjadi.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari Laporan Realisasi Anggaran ?
2. Apa tujuan laporan realisasi anggaran ?
3. Apa ruang lingkup dan manfaat dari Laporan Realisasi Anggaran?
4. Apa saja Asas dan Prinsip Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran ?
5. Apa saja yang termasuk kedalam basis akuntansi?
6. Apa saja Isi Laporan Realisasi Anggaran ?
7. Bagaimana Struktur Laporan Realisasi Anggaran (LRA) ?
8. Apa saja Informasi dalam Laporan Realisasi Anggaran ?
9. Bagaimana cara penyusunan realisasi anggaran ?

1
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian Laporan Realisasi Anggaran.
2. Untuk mengetahui tujuan laporan realisasi anggaran
3. Untuk mengetahui ruang lingkup dan manfaat Laporan Realisasi Anggaran
4. Untuk mengetahui Asas dan Prinsip Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran
5. Untuk mengetahui yang termasuk kedalam basis akuntansi.
6. Untuk mengetahui Isi Laporan Realisasi Anggaran
7. Untuk mengetahui Struktur Laporan Realisasi Anggaran (LRA)
8. Untuk mengetahui Informasi dalam Laporan Realisasi Anggaran
9. Untuk mengetahui cara penyusunan realisasi anggaran

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Laporan Realisasi Anggaran

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen laporan keuangan
pemerintah yang menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara
tersanding untuk suatu periode tertentu.

Penyandingan antara anggaran dan realisasi menunjukkan tingkat capaian target-target yang
telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
Informasi tersebut berguna bagi para pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai
alokasi sumber-sumber daya ekonomi, akuntabilitas, dan ketaatan entitas pelaporan terhadap
anggaran. Berhubung anggaran akan disandingkan dengan realisasinya maka dalam penyusunan
APBD seharusnya digunakan struktur, definisi, dan basis yang sama dengan yang digunakan
dalam pelaporannya.1

B. Tujuan Laporan Realisasi Anggaran

Perlu diketahui bahwa anggaran yang dipergunakan dalam perusahaan adalah saling
berhubungan antara anggaran yang satu dengan anggaran yang lain. Penyusunan anggaran
berurusan dengan masa depan. Anggaran membantu manajemen dalam melakukan koordinasi
dan penerapannya dalam upaya memperoleh tujuan yang tertuang di dalam anggaran. 2

Tujuan Laporan Realisasi Anggaran adalah menetapkan dasar-dasar penyajian Laporan


Realisasi Anggaran untuk pemerintah dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana
ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan. Tujuan pelaporan realisasi anggaran adalah
memberikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara tersanding.
Penyandingan antara anggaran dan realisasinya menunjukkan tingkat ketercapaian target-target
yang telah disepakati antara legislatif dan eksekutif sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.3

1
Muhammad Suganda, MATERI DISKUSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN, diakses dari
http://muhamadsuganda23.blogspot.com/2015/06/materi-diskusi-laporanrealisasi.html, pada tanggal 6
November 2019 pukul 15.23 WIB
2
Catur Sasongko-Safrida Rumondang, ANGGARAN. Jakarta: Salemba Empat, hlm.2
3
Nova Melati, Laporan Realisasi Anggaran, diakses dari
http://nova-melati-impian.blogspot.com/2011/10/psap-02-laporan-realisasi-anggaran.html pada tanggal 6
November 2019 pukul 15.40 WIB

3
C. Ruang Lingkup dan Manfaat LRA

Ruang lingkup menurut PSAP No. 02 diterapkan dalam penyajian Laporan Realisasi
Anggaran yang disusun dan disajikan dengan menggunakan anggaran berbasis kas. APBD terdiri
dari anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan. Pendapatan adalah semua penerimaan kas
umum daerah yang menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang
bersangkutan yang menjadi hak pemerintah dan tidak perlu dibayar kembali oleh pemerintah.
Belanja adalah semua pengeluaran kas umum daerah yang mengurangi ekuitas dana lancar dalam
periode tahun anggaran bersangkutan yang tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh
pemerintah.

Pembiayaan (financing) adalah setiap penerimaan yang perlu dibayar kembali dan/atau
pengeluaran yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran bersangkutan maupun tahun-
tahun anggaran berikutnya, yang dalam penganggaran pemerintah terutama dimaksudkan untuk
menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Pendapatan dipungut berdasarkan Undang-
Undang. Oleh karena itu jenis pendapatan yang dipungut dan/atau diterima oleh pemerintah daerah
harus sesuai dengan Undang-Undang.

Belanja mencakup seluruh jenis belanja sebagaimana diatur dalam peraturan perundang-
undangan. Pembiayaan mencakup seluruh transaksi penerimaan pembiayaan dan pengeluaran
pembiayaan. Disamping itu terdapat transfer antar pemerintahan sehubungan dengan adanya
desentralisasi fiskal dan perimbangan keuangan. Bagi yang menerima dikelompokkan dalam
pendapatan transfer, sedangkan bagi yang memberikan ditampung dalam belanja transfer.

Anggaran pemerintah daerah dituangkan dalam bentuk APBD, yang merupakan pedoman
tindakan yang akan dilaksanakan pemerintah, meliputi rencana pendapatan, belanja, transfer, dan
pembiayaan selama suatu periode terntentu. Anggaran diukur dengan satuan rupiah. Anggaran
diklasifikasikan secara sistematis sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Anggaran belanja
yang dituangkan dalam Perda APBD disebut sebagai apropriasi, yaitu merupakan anggaran yang
disetujui DPRD yang merupakan mandat yang diberikan kepada Gubernur/Bupati/Walikota untuk
melakukan pengeluaran-pengeluaran sesuai tujuan yang ditetapkan. Sedangkan anggaran
pendapatan dalam Perda APBD disebut Estimasi Pendapatan.

Berdasarkan APBD selanjutnya disiapkan peraturan kepala daerah tentang Penjabaran


APBD. Anggaran yang dialokasikan kepada setiap satuan kerja perangkat daerah (SKPD) sebagai
pengguna anggaran dituangkan dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA). Anggaran
pendapatan SKPD pada DPA disebut Estimasi Pendapatan yang Dialokasikan. Anggaran belanja
pada DPA disebut Allotment. Dengan demikian, LRA SKPD membandingkan antara realisasi

4
terhadap alokasi anggaran dalam DPA SKPD yang bersangkutan, sedangkan untuk LRA di tingkat
pemerintah daerah realisasi anggaran dibandingkan dengan estimasi pendapatan dan apropriasi
yang tertuang dalam APBD.

LRA menyediakan informasi mengenai realisasi pendapatan-LRA, belanja, transfer,


surplus/defisit-LRA, dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang masing-masing
diperbandingkan dengan anggarannya.

Dalam laporan realisasi anggaran akan menyediakan informasi mengenai realisasi


pendapatan-LRA, belanja, transfer, surplus/defisit-LRA dan pembiayaan dari suatu entitas
pelaporan yang masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya. Melalui informasi yang
dihasilkannya akan membantu para pengguna laporan keuangan dalam menentukan proses
pengambilan keputusan selanjutnya, serta mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-
sumber daya ekonomi dan akuntabilitas publik.

Dengan laporan LRA tersebut, dapat diperoleh informasi yang menunjukkan ketaatan entitas
pelaporan terhadap anggaran dengan:

1. Penyediaan informasi mengenai sumber, alokasi dan penggunaan sumber daya ekonomi.

2. Penyediaan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna dalam
mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas penggunaan anggaran.

Dalam laporan realisasi anggaran akan diperoleh informasi yang berguna untuk
memprediksi sumber daya ekonomi yang akan diterima dalam periode mendatang yang akan
digunakan untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan daerah. Laporan realisasi anggaran
tersebut dapat menyediakan informasi kepada para pengguna laporan tentang indikasi perolehan
dan penggunaan sumber daya ekonomi yang telah dilaksanakan secara efisien, efektif dan hemat,
sesuai dengan anggaran serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Manfaat Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyediakan informasi mengenai realisasi


pendapatan, belanja, transfer, surplus/defisit, dan pembiayaan dari suatu entitas pelaporan yang
masing-masing diperbandingkan dengan anggarannya. Informasi tersebut berguna bagi para
pengguna laporan dalam mengevaluasi keputusan mengenai alokasi sumber-sumber daya ekonomi,
akuntabilitas dan ketaatan entitas pelaporan terhadap anggaran dengan:

1. Menyediakan informasi mengenai sumber, alokasi, dan penggunaan sumber daya ekonomi.
2. Menyediakan informasi mengenai realisasi anggaran secara menyeluruh yang berguna
dalam mengevaluasi kinerja pemerintah dalam hal efisiensi dan efektivitas penggunaan
anggaran.

5
3. Laporan Realisasi Anggaran menyediakan informasi yang berguna dalam memprediksi
sumber daya ekonomi yang akan diterima untuk mendanai kegiatan pemerintah pusat dan
daerah dalam periode mendatang dengan cara menyajikan laporan secara komparatif.

Laporan Realisasi Anggaran dapat menyediakan informasi kepada para pengguna laporan
tentang indikasi perolehan dan penggunaan sumber daya ekonomi:

1) telah dilaksanakan secara efisien, efektif, dan hemat;


2) telah dilaksanakan sesuai dengan anggarannya (APBN/APBD); dan
3) telah dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan. 4

D. Asas dan Prinsip Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran

1. Asas Penyusunan Laporan Realisasi Anggaran

a. Asas Terinci
Asas Terinci mengandung makna bahwa Laporan Realisasi Anggaran harus disusun
secara sistematis dari sector program, proyek, atau kegiatan secara detail.
b. Asas Keseluruhan
Asas Keseluruhan mengandung makna bahwa Laporan Realisasi Anggaran harus
disusun mencakup semua aktivitas keuangan Pemerintah.
c. Asas Keterbukaan
mengandung makna bahwa Pemerintah dalam menyampaikan APBN disampaikan
secara terbuka, dicetak diberbagai media cetak, disampaikan oleh Presiden kepada
DPR
d. Asas Periodik
Mengandung arti bahwa penetapan program APBN, Negara memperhatikan
penerimaan enam bulan pertaman sebagai dasar jumlah besarnya APBN dalam satu
tahun.
e. Asas Pembebanan
Kewajiban :
Dibebani pengeluaran satu tahun pada saat kontrak atau pesanan ditandatangani.
Aktual :
Piutang dibukukan sebagai penerimaan, hutang dibukukan sebagai pengeluaran
dalam perhitungan satu tahun anggaran.
Kas :
4
Nova Melati, Laporan Realisasi Anggaran, diakses dari
http://nova-melati-impian.blogspot.com/2011/10/psap-02-laporan-realisasi-anggaran.html pada tanggal 6
November 2019 pukul 15.40 WIB

6
Penerimaaan dibukukan pada saatn kas menerima uang. Pengeluaran dibukukan
pada saat kas membayar kewajiban negara.
f. Asas Fleksibilitas
Legislatif dapat merevisi anggaran sampai sektor dan sub sektor
Eksekutif dapat merevisi anggaran sampai dengan program atau kegiatan anggaran.

2. Prinsip-Prinsip Laporan Keuangan

a. Basis Akuntansi
Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas dan
basis akrual. Basis kas digunakan untukpengakuan pendapata, belanja dan pembiayaan dalam
laporan realisasi anggaran.
b. Prinsip Nilai Historis (Historical Cost)
Asset dicatat sebesar pengeluaran kas dan setara kas yang dibayar atau sebesar nilai wajar dari
imbalan untuk memperoleh asset tersebut pada saat perolehan. Kewajiban dicatat sebesarb
jumlah kas dan setara kas yang diharapkan akan dibayarkan untuk memenuhi kewajiban di
mana yang akan datang dalam pelaksanaan kegiatan pemerintah.
c. Prinsip realisasi (Realizition)
Bagi pemerintah pendapatan yang telah diotorisasikan melalui anggaran pemerintah selama
satu tahun anggaran akan digunakan untuk membayar hutang dan belanja dalam periode
tertentu.
d. Prinsip Substansi mengungguli bentuk formal (Substance over form)
Agar dapat disajikan secara wajar, transaksi atau peristiwa lain yang berkaitan perlu dicatat
dan disajikan sesuai dengan substansi dan realitas ekonomi, dan bukan hanyanberdasarkan
aspek formalnya. Jika terdapat perbedaan antara aspek ekonomi dengan aspek formal tersebut
harus dicatat dalam catatan atas laporan keuangan.
e. Prinsip Periodisitas (Periodicity)
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan entitas pelaporan perlu dibagi menjadi periode-
peeriode pelaporan sehingga kinerja entitas dapat diukur dan posisi sumber daya akan
dimilikinya dapat ditentukan. Periode utama yang digunakan adalah tahunan. Namun, periode
bulanan, triwulan dan smentara juga dianjurkan.
f. Prinsip Konsistensi (Consistency)
Perlakuan akuntansi yang sama diterapkan pada kejadian yang serupa dari periode ke periode
oleh suatu entitas pelaporan (prinsip konsistensi internal). Hal tersebut tidak berarti bahwa
perubahan metode akuntansi tidak diperbolehkan.
g. Prinsip Pengungkapan Lengkap (Full Disclosure)

7
Laporan keuangan menyajikan secara lengkap informasi yang dibutuhkan oleh pengguna.
Informasi yang dibutuhkan oleh pengguna laporan keuangan dapat ditempatkan pada lembar
muka (on the face) laporan keuangan atau catatan atas laporan keuangan.
h. Prinsip Penyajian Wajar (Fair Presentation)
Laporan keuangan menyajikan dengan wajar laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arus
kas dan catatan atas laporan keuangan. Pertimbangan sehat bagi penyusun laporan keuangan
diperlukan ketika menghadapi ketidakpastian peristiwa atau keadaan tertentu. Ketidakpastian
seperti itu diakui dengan mengungkapkan hakikat serta tingkatnya dengan menggunakan
pertimbangan sehat dalam menyusun laporan keuangan. Pertimbangan sehat mengandung
unsur kehati-hatian pada saat melakukan perkiraan dalam kondisi ketidakpastian sehingga
asset atau pendapatan tidak dinyatakan terlalu tinggi dan kewajiban tidak dinyatakan terlalu
rendah.5

E. Basis Akuntansi

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas dan
basis akrual. Basis kas digunakan untukpengakuan pendapata, belanja dan pembiayaan dalam
laporan realisasi anggaran. Basis akrual digunakan untuk pengakuan asset, kewajiban dan ekuitas
dalam neraca.

Basis kas untuk laporan realisasi anggaran berarti bahwa:

1. Pendapatan diakui pada saat kas diterima di rekening kas negara/daerah atau oleh entitas
pelaporan.
2. Belanja diakui pada saat kas dikeluarkan dari rekening kas umum negara/daerah atau oleh
entitas pelaporan.

Basis akrual untuk neraca berarti bahwa asset, kewajiban dan ekuitas dana diakui dan dicatat
pada saat terjadinya transaksi atau saat kondisi lingkungan berpengaruh pada keuangan
pemerintah.6

F. Isi Laporan Realisasi Anggaran


5
Ibid
6
Deanisa, Laporan Realisasi Anggaran, diakses dari
http://deanisa-catatan-kuliahku.blogspot.com/2016/03/laporan-realisasi-anggaran-kelompok-ii_22.html
pada tanggal 6 November 2019 pukul 16.07

8
1. Pendapatan LRA

Semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah yang menambah saldo anggaran
lebih dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan yang menjadi hak pemerintah, dan tidak
perlu dibayar kembali oleh pemerintah.

Pendapatan daerah berasal dari Pendapatan Asli Daerah, Pendapatan Transfer, dan Lain-lain
pendapatan yang Sah.

a. Pendapatan Asli Daerah


Pendapatan Asli Daerah merupakan pajak yang dihasilkan dari daerah itu sendiri, terdiri
dari:
- Pendapatan Pajak Daerah
- Pendapatan Retribusi Daerah
- Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan
- Lain-lain PAD
b. Pendapatan Transfer

Pendapatan Transfer merupakan pendapatan yang berasal dari entitas pelaporan lain,
seperti Pemerintah Pusat atau daerah otonom lain dalam rangka perimbangan keuangan.
Transfer dari Pemerintah Pusat terdiri dari Dana Perimbangan sesuai dengan UU No.
33/2004 dan transfer lainnya sebagaimana diatur dalam UU Otonomi Khusus bagi Papua
dan Nanggroe Aceh Darussalam, atau dalam UU APBN. Transfer dari Daerah Otonom
lainnya antara lain seperti Bagi Hasil dari Pemerintah Provinsi ke Kabupaten/Kota untuk
Pajak Bahan Bakar, Pajak Pajak Kendaraan Bermotor, Bea Balik Nama Kendaraan
Bermotor, dan Pajak Air Bawah Tanah dan Air Permukaan.

c. Lain-lain Pendapatan yang sah

Lain-lain Pendapatan yang Sah adalah pendapatan lainnya selain yang disebutkan di atas,
yang diperkenankan menurut peraturan perundang-undangan, misalnya hibah dan dana
darurat.

2. Belanja

Belanja diklasifikasikan menurut organisasi, fungsi, dan ekonomi. Klasifikasi belanja


menurut organisasi artinya anggaran dialokasikan ke organisasi sesuai dengan struktur
organisasi pemerintah daerah yang bersangkutan. Klasifikasi menurut organisasi ini tidak
disajikan di lembar muka laporan keuangan, melainkan disajikan di Catatan atas Laporan
Keuangan.

a. Klasifikasi Fungsi

9
Klasifikasi belanja menurut fungsi pemerintahan adalah sebagai berikut:

- Pelayanan Umum

- Pertahanan

- Ketertiban dan Keamanan

- Ekonomi

- Lingkungan Hidup

- Perumahan dan Fasilitas Umum

- Kesehatan

- Pariwisata dan Budaya

- Agama

- Pendidikan

- Perlindungan Sosial

Klasifikasi fungsi ini diisi sesuai dengan urusan (affair) pemerintahan. Dengan demikian,
klasifikasi fungsi ini perlu dilihat hubungannya dengan program dan kegiatan suatu entitas atau
satuan kerja. Klasifikasi fungsi ini disajikan dalam Catatan atas Laporan Keuangan. Berdasarkan
UU No. 17/2003 fungsi Pertahanan hanya berlaku untuk Pemerintah Pusat.

b. Belanja Operasi, Belanja Modal, dan Belanja Tak Terduga

Berdasarkan karakternya belanja dikelompokkan menjadi Belanja Operasi, Belanja Modal,


dan Belanja Tak Terduga. Belanja Operasi adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan
sehari-hari pemerintah pusat/daerah yang memberi manfaat jangka pendek. Belanja Operasi
antara lain meliputi belanja pegawai, belanja barang non investasi, pembayaran bunga utang,
subsidi, hibah, bantuan sosial, dan belanja operasional lainnya.

Belanja Modal adalah pengeluaran anggaran untuk perolehan aset tetap dan aset lainnya
yang memberi manfaat lebih dari satu periode akuntansi. Belanja modal antara lain belanja
modal untuk perolehan tanah, gedung dan bangunan, peralatan dan mesin, jalan, irigasi, dan
jaringan, aset tetap lainnya, dan aset tak berwujud.

Belanja Tak Terduga adalah pengeluaran anggaran untuk kegiatan yang sifatnya tidak biasa
dan tidak diharapkan berulang seperti penanggulangan bencana alam, bencana sosial, dan
pengeluaran tidak terduga lainnya yang sangat diperlukan dalam rangka penyelenggaraan
kewenangan pemerintah daerah.

10
c. Klasifikasi Ekonomi

Klasifikasi ekonomi adalah klasifikasi belanja berdasarkan jenis belanjanya, terdiri dari:

Belanja Operasi:

- Belanja Pegawai xxx

- Belanja Barang xxx

- Bunga xxx

- Subsidi xxx

- Hibah xxx

- Bantuan Sosial xxx

- Belanja Operasi-lainnya xxx

Belanja Modal:

- Belanja Modal - Tanah xxx

- Belanja Modal – Peralatan dan mesin xxx

- Belanja Modal – Gedung dan Bangunan xxx

- Belanja Modal – Jalan, Irigasi, dan Jaringan xxx

- Belanja Modal – Aset Tetap Lainnya xxx

- Belanja Modal - Aset Lainnya xxx

-Belanja Tak Terduga xxx

3. Transfer
Transfer yang dimaksud di sini adalah transfer keluar, yaitu pengeluaran uang dari suatu
entitas pelaporan ke entitas pelaporan lain, seperti pengeluaran dana perimbangan dan dana
bagi hasil. Contoh: bagi pemerintah provinsi terdapat bagi hasil ke kabupaten/kota, bagi
pemerintah kabupaten terdapat bagi hasil ke desa.Penerimaan/pengeluaran uang dari suatu
entitas pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dan dana
bagi hasil.
4. Surplus/defisit LRA
Surplus/Defisit timbul sehubungan dengan penggunaan anggaran defisit, di mana jumlah
pendapatan tidak sama dengan jumlah belanja. Surplus adalah selisih lebih antara
pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan. Defisit adalah selisih kurang antara

11
pendapatan dan belanja selama satu periode pelaporan. Selisih lebih/kurang antara
pendapatan – LRA dan belanja selama satu periode pelaporan dicatat dalam pos
Surplus/Defisit LRA.
5. Penerimaan Pembiayaan
Semua penerimaan Rekening Kas Umum Negara/Daerah antara lain berasal dari
penerimaan pinjaman, penjualan obligasi pemerintah, hasil privatisasi perusahaan
negara/daerah, penerimaan kembali pinjaman yang diberikan kepada fihak ketiga, penjualan
investasi permanen lainnya, dan pencairan dana cadangan.
6. Pengeluaran Pembiayaan
Semua pengeluaran Rekening Kas Umum Negara/Daerah antara lain pemberian
pinjaman kepada fihak ketiga, penyertaan modal pemerintah, pembayaran kembali pokok
pinjaman dalam periode tahun anggaran tertentu, dan pembentukan dana cadangan.
7. Pembiayaan Neto
Pembiayaan Neto adalah selisih antara penerimaan pembiayaan dengan pengeluaran
pembiayaan. Apabila manajemen keuangan pemerintah dilakukan dengan baik maka jumlah
pembiayaan netto ini seharusnya mendekati jumlah surplus/defisit anggaran karena
pembiayaan dimaksudkan untuk memanfaatkan surplus atau menutup defisit
anggaran.Selisih antara penerimaan pembiayaan setelah dikurangi pengeluaran pembiayaan
dalam periode tahun anggaran tertentu.
8. Sisa Lebih/kurang pembiayaan anggaran (SILPA/SIKPA)
Selisih lebih/kurang antara realisasi penerimaan dan pengeluaran selama satu periode
pelaporan.Dalam penyusunan APBD, SILPA/SIKPA akan selalu nihil karena jumlah surplus
atau defisit harus ditetapkan rencana pemanfaatannya atau penutupannya. Namun dalam
realisasi anggaran pada umumnya SILPA akan muncul. Jumlah ini merupakan selisih antara
penerimaan anggaran dikurangi dengan pengeluaran anggaran. Dengan kata lain jumlah ini
diperoleh dengan menjumlahkan surplus/defisit dengan pembiayaan neto.LRA dijelaskan
lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan Keuangan yang memuat hal-hal yang
mempengaruhi pelaksanaan anggaran seperti kebijakan keuangan, sebab-sebab terjadinya
perbedaan yang material antara anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci
lebih lanjut angka-angka yang dianggap perlu untuk dijelaskan. 7

G. Struktur Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja,


transfer, surplus/defisit dan pembiayaan, yang masing-masing diperbandingkan dengan

7
Ibid

12
anggarannya dalam satu periode. Dalam Laporan Realisasi Anggaran harus diidentifikasikan
secara jelas, dan diulang pada setiap halaman laporan, jika dianggap perlu, informasi berikut:

1. nama entitas pelaporan atau sarana identifikasi lainnya;


2. cakupan entitas pelaporan;
3. periode yang dicakup;
4. mata uang pelaporan; dan
5. satuan angka yang digunakan.

H. Informasi dalam Laporan Realisasi Anggaran

Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi pendapatan menurut jenis pendapatan dalam


laporan realisasi anggaran dan rincian lebih lanjut jenis pendapatan disajikan pada catatan atas
laporan keuangan.

Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi belanja menurut jenis belanja dalam laporan
realisasi anggaran. Klasifikasi belanja menurut organisasi disajikan dalam laporan realisasi anggaran
atau di catatan atas laporan keuangan. Klasifikasi belanja menurut fungsi disajikan dalam catatan
atas laporan keuangan.8

I. Cara Penyusunan Realisasi Anggaran


Contoh format LRA :

PEMERINTAH PUSAT
LAPORAN REALISASI ANGGARAN
UNTUK TAHUN YANG BERAKHIR SAMPAI DENGAN 31 DESEMBER 20X0 dan 20X0
(DalamRupia
h)
Realisasi
No Uraian Anggaran 20X0 Realisasi 20X0 (%)
20X0

PENDAPATAN
PENDAPATAN PERPAJAKAN
Pendapatan Pajak Penghasilan xxxx xxxx xxxx xxxx
Pendapatan Pajak Pertambahan Nilai dan Penjualan
xxxx xxxx xxxx xxxx
Barang Mewah
Pendapatan Pajak Bumi dan Bangunan xxxx xxxx xxxx xxxx

Pendapatan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan xxxx xxxx xxxx xxxx

Pendapatan Cukai xxxx xxxx xxxx xxxx

Pendapatan Bea Masuk xxxx xxxx xxxx xxxx

Pendapatan Pajak Ekspor xxxx xxxx xxxx xxxx

Pendapatan Pajak Lainnya xxxx xxxx xxxx xxxx

Jumlah Pendapatan Perpajakan xxxx xxxx xxxx xxxx

PENDAPATAN NEGARA BUKAN PAJAK


Pendapatan Sumber Daya Alam xxxx xxxx xxxx xxxx

Pendapatan Bagian Pemerintah atas Laba xxxx xxxx xxxx xxxx

8
Ibid

13
Pendapatan Negara Bukan Pajak Lainnya xxxx xxxx xxxx xxxx

Jumlah Pendapatan Negara Bukan Pajak xxxx xxxx xxxx xxxx

PENDAPATAN HIBAH
Pendapatan Hibah xxxx xxxx xxxx xxxx

Jumlah Pendapatan Hibah xxxx xxxx xxxx xxxx

JUMLAH PENDAPATAN xxxx xxxx xxxx xxxx

BELANJA
BELANJA OPERASI
Belanja Pegawai xxxx xxxx xxxx xxxx

Belanja Barang xxxx xxxx xxxx xxxx

Bunga xxxx xxxx xxxx xxxx

Subsidi xxxx xxxx xxxx xxxx

Hibah xxxx xxxx xxxx xxxx

Bantuan Sosial xxxx xxxx xxxx xxxx

Belanja Lain-lain xxxx xxxx xxxx xxxx

Jumlah Belanja Operasi xxxx xxxx xxxx xxxx

BELANJA MODAL
Belanja Tanah xxxx xxxx xxxx xxxx

Belanja Peralatan dan Mesin xxxx xxxx xxxx xxxx

Belanja Gedung dan Bangunan xxxx xxxx xxxx xxxx

Belanja Jalan, Irigasi dan Jaringan xxxx xxxx xxxx xxxx

Belanja Aset Tetap Lainnya xxxx xxxx xxxx xxxxx

Belanja Aset Lainnya xxxx xxxx xxxx xxxx

Jumlah Belanja Modal xxxx xxxx xxxx xxxx

xxxx xxxx xxxx xxxx


JUMLAH BELANJA
TRANSFER
DANA PERIMBANGAN
Dana Bagi Hasil Pajak xxxx xxxx xxxx xxxx

Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam xxxx xxxx xxxx xxxx

Dana Alokasi Umum xxxx xxxx xxxx xxxx

Dana Alokasi Khusus xxxx xxxx xxxx xxxx

Jumlah Dana Perimbangan xxxx xxxx xxxx xxx


TRANSFER LAINNYA (disesuaikan dengan program yang
ada)
Dana Otonomi Khusus xxxx xxxx xxxx xxxx
Dana Penyesuaian xxxx xxxx xxxx xxxx
Jumlah Transfer Lainnya xxxx xxxx xxxxx xxxx
JUMLAH TRANSFER xxxx xxxx xxxx xxxx
JUMLAH BELANJA DAN TRANSFER xxxx xxxx xxxx xxxx
SURPLUS / DEFISIT xxxx xxxx xxxx xxxx
PEMBIAYAAN
PENERIMAAN
PENERIMAAN PEMBIAYAAN DALAM NEGERI
Penggunaan SiLPA xxxx xxxx xxxx xxxx
Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri - Sektor Perbankan xxxx xxxx xxxx xxxx

14
Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi xxxx xxxx xxxx xxxx
Penerimaan Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya xxxx xxxx xxxx xxxx
Penerimaan dari Divestasi xxxx xxxx xxxx xxxx
Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxxx xxxx xxxx xxxx
Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxxx xxxx xxxx xxxx
Jumlah Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri xxxx xxxx xxxx xxxx
PENERIMAAN PEMBIAYAAN LUAR NEGERI
Penerimaan Pinjaman Luar Negeri xxxx xxxx xxxx xxxx
Penerimaan Kembali Pinjaman kepada Lembaga
Internasional xxxx xxxx xxxx xxxx
Jumlah Penerimaan Pembiayaan Luar Negeri xxxx xxxx xxxx xxxx
JUMLAH PENERIMAAN PEMBIAYAAN xxxx xxxx xxxx xxxx
PENGELUARAN
PENGELUARAN PEMBIAYAAN DALAM NEGERI
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Sektor
Perbankan xxxx xxxx xxxx xxxx
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Obligasi xxxx xxxx xxxx xxxx
Pembayaran Pokok Pinjaman Dalam Negeri - Lainnya xxxx xxxx xxxx xxxx
Pengeluaran Penyertaan Modal Pemerintah (PMP) xxxx xxxx xxxx xxxx
Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Negara xxxx xxxx xxxx xxxx
Pemberian Pinjaman kepada Perusahaan Daerah xxxx xxxx xxxx xxxx
Jumlah Penerimaan Pembiayaan Dalam Negeri xxxx xxxx xxxx Xxxx
PENGELUARAN PEMBIAYAAN LUAR NEGERI
Pembayaran Pokok Pinjaman Luar Negeri xxxx xxxx xxxx xxxx
Pemberian Pinjaman kepada Lembaga Internasional xxxx xxxx xxxx xxxx
Jumlah Pengeluaran Pembiayaan Luar Negeri xxxx xxxx xxxx xxxx
JUMLAH PENGELUARAN PEMBIAYAAN xxxx xxxx xxxx xxxx
PEMBIAYAAN NETO xxxx xxxx xxxx xxxx
9
Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) xxxx xxxx xxxx xxxx

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

9
Nova Melati, Laporan Realisasi Anggaran, diakses dari
http://nova-melati-impian.blogspot.com/2011/10/psap-02-laporan-realisasi-anggaran.html pada tanggal 6
November 2019 pukul 15.50 WIB

15
Laporan Realisasi Anggaran (LRA) merupakan salah satu komponen laporan keuangan
pemerintah yang menyajikan informasi tentang realisasi dan anggaran entitas pelaporan secara
tersanding untuk suatu periode tertentu.

Tujuan Laporan Realisasi Anggaran adalah menetapkan dasar-dasar penyajian Laporan


Realisasi Anggaran untuk pemerintah dalam rangka memenuhi tujuan akuntabilitas sebagaimana
ditetapkan oleh peraturan perundang-undangan.

Ruang lingkup menurut PSAP No. 02 diterapkan dalam penyajian Laporan Realisasi
Anggaran yang disusun dan disajikan dengan menggunakan anggaran berbasis kas. APBD terdiri
dari anggaran pendapatan, belanja, dan pembiayaan.

Asas penyusunan laporan realisasi anggaran yaitu asas terinci, asas keseluruhan, asas
keterbukaan, asas periodik, asas pembebanan, asas fleksibilitas. Sedangkan prinsip-prinsip
laporan keuangan yaitu basis akuntansi, nilai historis, realisasi, substansi, periodisitas,
konsistensi, pengungkapan lengkap, dan penyajian wajar.

Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan keuangan pemerintah adalah basis kas dan
basis akrual. Basis kas digunakan untukpengakuan pendapata, belanja dan pembiayaan dalam
laporan realisasi anggaran.

. Isi Laporan Realisasi Anggaran meliputi Pendapatan LRA, belanja , transfer, surplus/defisit,
penerimaan pembiayaan, pengeluaran pembiayaan, neto, sisa lebih/ kurang laporan anggaran.

Laporan Realisasi Anggaran (LRA) menyajikan informasi realisasi pendapatan, belanja,


transfer, surplus/defisit dan pembiayaan, yang masing-masing diperbandingkan dengan
anggarannya dalam satu periode.

Entitas pelaporan menyajikan klasifikasi belanja menurut jenis belanja dalam laporan
realisasi anggaran. Klasifikasi belanja menurut organisasi disajikan dalam laporan realisasi
anggaran atau di catatan atas laporan keuangan. Klasifikasi belanja menurut fungsi disajikan
dalam catatan atas laporan keuangan.

DAFTAR PUSTAKA

Catur Sasongko-Safrida Rumondang, ANGGARAN. Jakarta: Salemba Empat.

16
DAFTAR RUJUKAN

Nova Melati, Laporan Realisasi Anggaran, diakses dari


http://nova-melati-impian.blogspot.com/2011/10/psap-02-laporan-realisasi-anggaran.html pada
tanggal 6 November 2019 pukul 15.40 WIB
Muhammad Suganda, MATERI DISKUSI LAPORAN REALISASI ANGGARAN, diakses dari
http://muhamadsuganda23.blogspot.com/2015/06/materi-diskusi-laporanrealisasi.html, pada tanggal
6 November 2019 pukul 15.23 WIB
Deanisa, Laporan Realisasi Anggaran, diakses dari
http://deanisa-catatan-kuliahku.blogspot.com/2016/03/laporan-realisasi-anggaran-kelompok-
ii_22.html pada tanggal 6 November 2019 pukul 16.07

17

Anda mungkin juga menyukai