Oleh:
KELOMPOK 8
ROSNANI 90400119068
JURUSAN AKUNTANSI
2022
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kehadirat tuhan yang maha esa, karena telah
melimpahkan rahmatnya berupa kesempatan, kesehatan, keselamatan, kesemangatan,
dan pengetahuan sehingga makalah yang berjudul ”Sistem Akuntansi Keuangan
Pemerintahan Pusat” dapat terselesaikan tepat waktu.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk melengkapi tugas mata kuliah
Akuntansi Sektor Publik. Selain itu, penyusunan makalah ini bertujuan untuk
menambah wawasan kepada pembaca mengenai sistem akuntansi keuangan
pemerintahan pusat.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan dan penulisan masih melakukan
banyak kesalahan. Oleh karena itu, penulis memohon maaf atas kesalahan dan
ketidaksempurnaan yang pembaca temukan dalam makalah ini. Penulis juga
mengharap adanya kritik serta saran dari pembaca apabila menemukan kesalahan
dalam makalah ini.
Akhir kata, penyusun sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah
berperan dalam penyusunan makalah dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT
senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Kelompok 8
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penerapan sistem akuntansi pemerintahan dari suatu negara akan sangat
bergantung kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku pada negara
yang bersangkutan. Ciri-ciri terpenting atau persyaratan dari sistem akuntansi
pemerintahan menurut PBB dalam bukunya A Manual for Government
Accounting, antara lain disebutkan bahwa:
1. Sistem akuntansi pemerintahan harus dirancang sesuai dengan konstitusi dan
peraturan perundang-undangan yang berlaku pada suatu negara.
2. Sistem akuntansi pemerintahan harus dapat menyediakan informasi yang
akuntabel dan auditabel (artinya dapat dipertanggungjawabkan dan diaudit).
3. Sistem akuntansi pemerintahan harus mampu menyediakan informasi
keuangan yang diperlukan untuk penyusunan rencana/program dan evaluasi
pelaksanaan secara fisik dan keuangan.
Sistem akuntansi pemerintahan pusat (SAPP) adalah serangkaian prosedur,
baik manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan
pemerintah pusat.
Ruang lingkup SAPP adalah pemerintah pusat (dalam hal ini lembaga tinggi
Negara dan lembaga eksekutif) serta pemda yang mendapatkan dana dari APBN
(terkait dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan) sehingga tidak dapat
diterapkan untuk lingkungan pemda atau lembaga keuangan Negara.
Peraturan Menteri Keuangan ini berlaku untuk seluruh unit organisasi pada
Pemerintah Pusat dan unit akuntansi pada Pemerintah Daerah dalam rangka
pelaksanaan Dekonsentrasi dan/atau Tugas Pembantuan yang dananya
bersumber dari APBN serta pelaksanaan Anggaran Pembiayaan dan
Perhitungan.Sistem akuntansi pemerintah pusat memiliki tujuan dan
karakteristik untuk mencapai tujuanya.
Kemudian, Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) disampaikan
kepada DPR sebagai pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN. Sebelum
disampaikan kepada DPR, LKPP tersebut diaudit terlebih dahulu oleh pihak
BPK. Komponen laporan keuangan pemerintah berbasis akrual terdiri dari:
1. Laporan Pelaksanaan Anggaran, yang terdiri dari Laporan Realisasi
Anggaran dan Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih.
2. Laporan Finansial, yang terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas. Adapun Laporan Operasional
(LO) disusun untuk melengkapi pelaporan dan siklus akuntansi berbasis
1
akrual sehingga penyusunan LO, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca
mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat (SAPP) terdapat 2 sub sistem yaitu,
Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) dilaksanakan oleh
Kementerian Keuangan selaku BUN dan Pengguna Anggaran Bagian Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan (BAPP). Dan juga, Sistem Akuntansi Instansi
(SAI) dilaksanakan oleh Kementerian Negara/Lembaga.Dalam pelaksanaan SAI,
Kementerian Negara/Lembaga membentuk unit akuntansi keuangan dan unit
akuntansi barang.
Dalam menjelaskan tentang Sistem akuntansi dan Laporan Keuangan
Pemerintah Pusat, Menteri Keuangan mengeluarkan peraturan PMK 171 tahun
2007 yang telah diubah dengan PMK 233 tahun 2011 demi penyempurnaan
peraturan yang telah dikeluarkan sebelumnya..
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, adapun rumusan
masalahnya sebagai berikut :
C. Tujuan
Berdasarakan latar belakang dan rumusan masalah yang telah diuraikan diatas,
adapun tujuannya sebagai berikut :
2
6. Untuk mengetahui jenis laporan keuangan akuntansi pemerintahan pusat
7. Untuk mengetahui kekuasaan pengelolaan negara pada pemerintah pusat
8. Untuk mengetahui sistem akuntansi pusat
9. Untuk mengetahui proses akuntansi pada sistem akuntansi pusat
10. Untuk mengetahui mekanisme pelaporan sistem akuntansi pusat (SIAP)
11. Untuk mengetahui sistem akuntansi instansi
12. Untuk mengetahui pelaporan dan pertanggungjawaban dana dekonsentrasi
dan tugas perbantuan
13. Untuk mengetahui jenis laporan keuangan pemerintah pusat
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sistem akuntansi pemerintah pusat (SAPP) adalah serangkaian prosedur, baik
manual maupun terkomputerisasi, mulai dari pengumpulan data, pencatatan,
pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan
pemerintah pusat (Renyowijoyo dan Muindro, 2010).
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup SAPP adalah pemerintah pusat (dalam hal ini lembaga tinggi
Negara dan lembaga eksekutif) serta pemda yang mendapatkan dana dari APBN
(terkait dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan) sehingga tidak dapat
diterapkan untuk lingkungan pemda atau lembaga keuangan Negara. Peraturan
Menteri Keuangan ini berlaku untuk seluruh unit organisasi pada Pemerintah
Pusat dan unit akuntansi pada Pemerintah Daerah dalam rangka pelaksanaan
Dekonsentrasi dan/atau Tugas Pembantuan yang dananya bersumber dari APBN
serta pelaksanaan Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (Renyowijoyo dan
Muindro, 2010).Tidak termasuk dalam ruang lingkup Peraturan Menteri
Keuangan ini adalah:a. Pemerintah Daerah yang sumber dananya berasal dari
APBDb. Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah yang terdiri
dari:
1. Perusahaan Perseroan; dan
2. Perusahaan Umum
4
D. Karakteristik SAPP
Untuk mencapai tujuan tersebut, menurut Kementrian Keuangan (2011)
SAPP memiliki karakteristik sebagai berikut :
a. Basis Akuntansi
Cash Toward Accrual. Basis akuntansi yang digunakan dalam laporan
keuangan pemerintah adalah basis kas untuk pengakuan pendapatan, belanja,
dan pembiayaan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan basis akrual untuk
pengakuan aset, kewajiban, dan ekuitas dalam Neraca.
b. Sistem Pembukuan Berpasangan
Sistem Pembukuan Berpasangan didasarkan atas persamaan dasar akuntasi
yaitu Aset = Kewajiban + Ekuitas Dana. Setiap transaksi dibukukan dengan
mendebet sebuah perkiraan dan mengkredit perkiraan yang terkait.
c. Desentralisasi Pelaksanaan Akuntansi
Kegiatan akuntansi dan pelaporan keuangan di instansi dilaksanakan secara
berjenjang oleh unit-unit akuntansi baik di kantor pusat instansi maupun di
daerah.
d. Bagan Akun Standar
SAPP menggunakan akun standar yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan
yang berlaku untuk tujuan penganggaran maupun akuntansi.
e. Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP)
SAPP mengacu pada Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) dalam
melakukan pengakuan, penilaian, pencatatan, penyajian, dan pengungkapan
terhadap transaksi keuangan dalam rangka perencanaan, pelaksanaan
anggaran, pertanggungjawaban, akuntansi, dan pelaporan keuangan.
5
• Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara
Sistem Akuntansi Bendahara Umum Negara (SA-BUN) dilaksanakan oleh
Kementerian Keuangan selaku BUN dan Pengguna Anggaran Bagian
Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (BAPP).SA-BUN terdiri dari
beberapa subsistem, yaitu:
1. Sistem Akuntansi Pusat (SiAP), terdiri dari:
a. Sistem Akuntansi Kas Umum Negara (SAKUN);
b. Sistem Akuntansi Umum (SAU)
2. Sistem Akuntansi Utang Pemerintah dan Hibah (SA-UP&H);
3. Sistem Akuntansi Investasi Pemerintah (SA-IP);
4. Sistem Akuntansi Penerusan Pinjaman (SA-PP);
5. Sistem Akuntansi Transfer ke Daerah (SA-TD);
6. Sistem Akuntansi Bagian Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan (SA-
BAPP)
7. Sistem Akuntansi transaksi khusus;
8. Sistem Akuntansi Badan Lainnya (SA-BL)
• Sistem Akuntansi Instansi (SAI)
Sistem Akuntansi Instansi (SAI) dilaksanakan oleh Kementerian
Negara/Lembaga. Kementerian Negara/Lembaga melakukan pemrosesan
data untuk menghasilkan Laporan Keuangan.
Dalam pelaksanaan SAI, Kementerian Negara/Lembaga membentuk unit
akuntansi keuangan dan unit akuntansi barang.
6
pusat/daerah, yang menggambarkan perbandingan antara anggaran dan
realisasinya dalam suatu periode tertentu.
- Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih (SAL) menyajikan informasi
kenaikan atau penurunan SAL tahun pelaporan dibandingkan dengan
tahun sebelumnya dan hanya disajikan oleh Bendahara Umum Negara
dan entitas pelaporan yang menyusun laporan keuangan konsolidasi.
2. Laporan Finansial, yang terdiri dari Neraca, Laporan Operasional, Laporan
Perubahan Ekuitas dan Laporan Arus Kas. Adapun Laporan Operasional
(LO) disusun untuk melengkapi pelaporan dan siklus akuntansi berbasis
akrual sehingga penyusunan LO, Laporan Perubahan Ekuitas dan Neraca
mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan.
- Neraca
Neraca merupakan laporan keuangan yang menggambarkan posisi
keuangan suatu entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, dan ekuitas
pada tanggal tertentu.
- Laporan Operasional
Laporan Operasional (LO) disusun untuk melengkapi pelaporan dari
siklus akuntansi berbasis akrual (full accrual accounting cycle) sehingga
penyusunan Laporan Operasional, Laporan Perubahan Ekuitas, dan
Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat dipertanggungjawabkan. LO
menyediakan informasi mengenai seluruh kegiatan operasional keuangan
entitas pelaporan yang tercerminkan dalam pendapatan-LO, beban, dan
surplus/defisit operasional dari suatu entitas pelaporan yang
penyajiannya disandingkan dengan periode sebelumnya.
- Laporan Arus Kas
Laporan Arus Kas (LAK) adalah bagian dari laporan finansial yang
menyajikan informasi penerimaan dan pengeluaran kas selama periode
tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan aktivitas operasi, investasi,
pendanaan, dan transitoris. Tujuan LAK untuk memberikan informasi
mengenai sumber, penggunaan, perubahan kas dan setara kas selama
suatu periode akuntansi serta saldo kas dan setara kas pada tanggal
pelaporan. LAK wajib disusun dan disajikan hanya oleh unit organisasi
yang mempunyai fungsi perbendaharaan umum. Dan semuanya yang
dilakukan hanyalah ilusi belaka,dan kita semua di tipu-tipu.
- Laporan Perubahan Ekuitas
Laporan Perubahan Ekuitas (LPE) menyajikan informasi kenaikan atau
penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun
sebelumnya. LPE menyediakan informasi mengenai perubahan posisi
keuangan entitas pelaporan, apakah mengalami kenaikan atau penurunan
sebagai akibat kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
7
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan (CaLK) merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari Laporan Keuangan dan oleh karenanya setiap entitas
pelaporan diharuskan untuk menyajikan Catatan atas Laporan Keuangan.
CaLK meliputi penjelasan atau daftar terinci atau analisis atas nilai suatu pos
yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan
Laporan Perubahan Ekuitas. Termasuk pula dalam Catatan atas Laporan
Keuangan adalah penyajian informasi yang diharuskan dan dianjurkan oleh
Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-
pengungkapan lainnya yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas
laporan keuangan, seperti kewajiban kontinjensi dan komitmen-komitmen
lainnya. CaLK bertujuan untuk meningkatkan transparansi laporan keuangan
dan penyediaan pemahaman yang lebih baik atas informasi keuangan
pemerintah.
8
Dalam rangka pelaksanaan kekuasaan atas pengelolaan fiskal, Menteri
Keuangan mempunyai tugas sebagai berikut :
a) Menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro;
b) Menyusun rancangan APBN dan rancangan Perubahan APBN;
c) Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran;
d) Melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan;
e) Melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah ditetapkan
dengan undang-undang;
f) Melaksanakan fungsi bendahara umum negara;
g) Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBN;
h) Melaksanakan tugas-tugas lain di bidang pengelolaan fiskal berdasarkan
ketentuan undang-undang.
Pasal 9
Menteri/pimpinan lembaga sebagai Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang
kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya mempunyai tugas sebagai
berikut:
a) Menyusun rancangan anggaran kementerian negara/lembaga yang
dipimpinnya;
b) Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
c) Melaksanakan anggaran kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;
d) Melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan pajak dan
menyetorkannya ke Kas Negara;
e) Mengelola piutang dan utang negara yang menjadi tanggung jawab
kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;
f) Mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab
kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya;
g) Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian negara
/lembaga yang dipimpinnya;
h) Melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawabnya
berdasarkan ketentuan undang-undang.
Pasal 10
(1) Kekuasaan pengelolaan keuangan daerah sebagaimana tersebut dalam Pasal 6
ayat (2) huruf c :
a. Dilaksanakan oleh kepala satuan kerja pengelola keuangan daerah selaku
pejabat pengelola APBD;
b. Dilaksanakan oleh kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat
pengguna anggaran/barang daerah.
(2) Dalam rangka pengelolaan Keuangan Daerah, Pejabat Pengelola Keuangan
Daerah mempunyai tugas sebagai berikut :
a. Menyusun dan melaksanakan kebijakan pengelolaan APBD;
b. Menyusun rancangan APBD dan rancangan Perubahan APBD;
9
c. Melaksanakan pemungutan pendapatan daerah yang telah ditetapkan
dengan Peraturan Daerah;
d. Melaksanakan fungsi bendahara umum daerah;
e. Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban
pelaksanaan APBD.
(3) Kepala satuan kerja perangkat daerah selaku pejabat pengguna
anggaran/barang daerah mempunyai tugas sebagai berikut:
a. Menyusun anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;
b. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran;
c. Melaksanakan anggaran satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;
d. Melaksanakan pemungutan penerimaan bukan pajak;
e. Mengelola utang piutang daerah yang menjadi tanggung jawab satuan
kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;
f. Mengelola barang milik/kekayaan daerah yang menjadi tanggung jawab
satuan kerja perangkat daerah yang dipimpinnya;
g. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan satuan kerja perangkat
daerah yang dipimpinnya.
10
non anggaran yang melalui rekening KPPN. KPPN selaku UAKBUN-D
KPPN melakukan rekonsiliasi Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca
SAU beserta data transaksi dengan seluruh satuan kerja di wilayah
kerjanya. KPPN menyusun Laporan Keuangan tingkat KPPN dan
menyampaikannya beserta data akuntansi berupa ADK ke Kanwil Ditjen
PBN selaku UAKBUN-Kanwil. Khusus KPPN yang memproses data
pengeluaran Bantuan Luar Negeri (BLN) yang membebani Rekening
Khusus menyampaikan Laporan Keuangan beserta ADK-nya ke
Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (Dit. APK)
b. Kanwil Ditjen PBN selaku UAKKBUN-Kanwil melakukan penyusunan
Laporan Keuangan berupa Laporan Arus Kas, Neraca KUN, Laporan
Realisasi Anggaran, dan Neraca SAU berdasarkan konsolidasi Laporan
Keuangan dari seluruh KPPN di wilayah kerjanya dan data dari unit
khusus. Kanwil Ditjen PBN selaku UAKKBUN-KPPN melakukan
rekonsiliasi Laporan Realisasi Anggaran dan Neraca SAU beserta data
transaksi dengan UAPPA-W di wilayah kerjanya. Kanwil Ditjen PBN
mengirimkan Laporan Keuangan tingkat Kanwil beserta ADKnya ke Dit.
APK.
c. Direktorat Pengelolaan Kas Negara (Dit. PKN) selaku UAKBUN-P
DPKN memproses transaksi penerimaan dan pengeluaran BUN melalui
Kantor Pusat termasuk penerimaan dan pengeluaran non anggaran yang
melalui rekening KUN, serta menyampaikan laporan beserta ADK kepada
Dit. APK.
d. Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (Dit. APK) selaku
UAPBUN memproses data APBN, data dari Unit Khusus serta menerima
data dari unit-unit terkait dalam rangka menyusun laporan keuangan
pemerintah pusat.
11
5. UAPPA-W/Koordinator Wilayah menyampaikan file data dan laporan
keuangan wilayah secara bulanan ke Kanwil DJPBN c.q. Bidang AKLAP
sebagai bahan rekonsiliasi;
6. Kanwil DJPBN c.q. Bidang AKLAP selaku UAKBUN-Kanwil
melaksanakan rekonsiliasi untuk tingkat wilayah dengan UAPPA-
W/Koordinator Wilayah setiap triwulan;
7. Kanwil DJPBN menyampaikan file data dan laporan keuangan setiap
bulan ke Direktorat Akuntansi dan Pelaporan Keuangan (DAPK) sebagai
bahan penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat;
8. Kementerian Negara/Lembaga menyampaikan ADK dan laporan
keuangan secara triwulanan ke DAPK sebagai bahan rekonsiliasi;
9. Apabila diperlukan DAPK dapat melakukan rekonsiliasi laporan
keuangan tingkat eselon I setiap semester;
10. UAPA melakukan rekonsiliasi data dengan DAPK;
11. Dit. PKN dan unit terkait lainnya menyampaikan data berupa laporan dan
ADK ke DAPK selaku Unit Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pembantu Bendahara Umum Negara (UAPBUN) dalam rangka
penyusunan laporan keuangan Pemerintah Pusat;
12. Presiden c.q. Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan
menyampaikan Laporan Keuangan Pemerintah Pusat kepada Badan
Pemeriksa Keuangan (BPK) tiap semester dan tahunan;
13. BPK melakukan pemeriksaan terhadap Laporan Keuangan Pemerintah
Pusat yang disampaikan Presiden.
12
kementrian/ lembaga sampai dengan kantor / satuan kerja, maka dalam
pelaksanaannya, dibentuk unit akuntansi keuangan pada jenjang-jenjang
tersebut. Proses akuntansi diawali dari unit terendah, yaitu unit akuntansi
pada level kantor. Laporan keuangan yang dihasilkan kemudian akan
diberikan kepada unit akuntansi diatasnya untuk digabung. Demikian
seterusnya, sehingga pada akhirnya akan diperoleh laporan keuangan pada
tingkat kementrian / lembaga. SAK terdiri dari :
1) Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran
(SA- UAKPA);
2) Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna
Anggaran Wilayah (SA-UAPPA-W)
3) Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pembantu Pengguna
Anggaran Eselon I (SA-UAPPA-E1) dan
4) Sistem Akuntansi tingkat Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (SA-
UAPA)
b. Sistem Akuntansi Barang Milik Negara (SIMAK-BMN)
SIMAK-BMN memiliki kewajiban untuk menyusun Laporan Barang
Milik Negara (Intan & Putra, 2019). Secara umum, barang adalah bagian dari
kekayaan yang merupakan satuan tertentu yang dapat dinilai / dihitung /
diukur / ditimbang, tidak termasuk uang dan surat berharga. Menurut UU
Nomor 1 Tahun 2004, Barang Milik Negara adalah semua barang yang dibeli
atau diperoleh atas beban APBN atau berasal dari perolehan lainnya yang sah.
Contoh perolehan lainnya yang sah adalah hibah atau rampasan / sitaan.
Transaksi yang dicatat dalam Akuntansi BMN mencakup: Perolehan,
Perubahan dan Penghapusan. Saldo Awal, terdiri dari saldo BMN pada awal
tahun anggaran berjalan atau awal tahun mulai diimplementasikannnya
SIMAK-BMN mencakup seluruh BMN yang telah dimiliki sebelum tahun
anggaran berjalan. Perolehan BMN :
1) Pembelian, adalah terjadinya transaksi pertukaran dengan penyerahan
sejumlah uang untuk memperoleh sejumlah barang.
2) Transfer Masuk, merupakan perolehan BMN dari hasil transfer masuk
dari unit lain dalam lingkup Pemerintah Pusat tanpa menyerahkan
sejumlah sumber daya ekonomi.
3) Hibah, merupakan perolehan BMN dari luar Pemerintah Pusat tanpa
menyerahkan sejumlah sumber daya ekonomi.
4) Rampasan, merupakan transaksi perolehan BMN dari hasil rampasan
berdasarkan putusan pengadilan.
5) Penyelesaian Pembangunan, merupakan transaksi perolehan BMN
dari hasil penyelesaian pembangunan berupa bangunan /gedung dan
BMN lainnya yang telah diserahterimakan dengan Berita Acara Serah
Terima.
13
6) Pembatalan Penghapusan, merupakan pencatatan BMN dari hasil
pembatalan penghapusan yang sebelumnya telah dihapuskan/
dikeluarkan dari pembukuan.
7) Reklasifikasi Masuk, merupakan transaksi BMN yang sebelumnya
telah dicatat dengan klasifikasi BMN yang lain.
8) Pelaksanaan dari Perjanjian/Kontrak, merupakan barang yang
diperoleh dari pelaksanaan kerja sama pemanfaatan, bangun guna
serah/bangun serah guna, tukar menukar, dan perjanjian kontrak
lainnya.
Tidak termasuk dalam pengertian Barang Milik Negara adalah barang-
barang yang dikuasai atau dimiliki oleh:
1) Pemda (bersumber dari APBD)
2) BUMN/ BUMD
3) Bank pemerintah dan lembaga keuangan milik pemerintah
Dalam akuntansi pemerintah pusat, SABMN sebagai subsistem dari
Sistem Informasi Akuntansi bertujuan menghasilkan neraca dan laporan
barang milik daerah.
14
keuangan Kementerian/Lembaga dan laporan barang milik Negara
kementerian/lembaga.
2. Neraca
15
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas akuntansi dan entitas
pelaporan mengenai aset, kewajiban, ekuitas dana per tanggal tertentu.
16
17
3. Catatan atas Laporan Keuangan
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan, daftar rinci, dan analisis
atas nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran dan
Neraca.
Kementerian negara/lembaga yang menggunakan Anggaran
Pembiayaan dan Perhitungan, disamping wajib menyusun laporan keuangan
atas bagian anggarannya sendiri, juga wajib menyusun Laporan Realisasi
Anggaran Pembiayaan dan Perhitungan secara terpisah. Atas Dana
Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan yang dilimpahkan/dialokasikan oleh
kementerian negara/lembaga kepada pemerintah daerah, laporan
keuangannya merupakan satu kesatuan/tidak terpisah dari laporan keuangan
kementerian negara/lembaga. Untuk PNBP Khusus yang diterima melalui
Rekening Bendahara Umum Negara seperti penerimaan Minyak dan Gas
Bumi (Migas) dan PNBP Migas lainnya, PPh Migas, Pungutan ekspor dan
Penerimaan Laba BUMN Perbankan dan Non Perbankan di proses melalui
18
SAI oleh satuan kerja tersendiri pada unit organisasi pada Departemen
Keuangan yang mengelola PNBP. Sehingga laporan keuangannya merupakan
satu kesatuan dengan laporan keuangan Departemen Keuangan.
19
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sistem akuntansi pemerintah pusat (SAPP) adalah serangkaian
prosedur, baik manualmaupun terkomputerisasi, mulai dari pengumpulan data,
pencatatan, pengikhtisaran, sampaidengan pelaporan posisi keuangan dan
operasi keuangan pemerintah pusat.Ruang lingkup SAPP adalah pemerintah
pusat (dalam hal ini lembaga tinggi Negara danlembaga eksekutif) serta
pemda yang mendapatkan dana dari APBN (terkait dana dekonsentrasidan
tugas pembantuan) sehingga tidak dapat diterapkan untuk lingkungan pemda
atau lembagakeuangan Negara.
Sistem akuntansi pemerintah pusat (SAPP) terbagi menjadi 2
subsistem, yaitu :
• Sistem akuntansi Pusat (SiAP) terdiri atas:
1. SAKUN, yaitu subsistem SiAP yang menghasilkan laporan arus kas
dan neraca KUN.
2. SAU, yaitu subsistem SiAP yang akan menghasilkan LRA pemerintah
pusat.
• Sistem akuntansi Instansi (SAI) terdiri atas dua subsistem, yaitu:
1. SAK; subsistem dari SAI yang menghasilkan informasi mengenai
LRA, neraca, dan catatan atas laporan keuangan milik kementrian
/instansi.
2. SIMAK-BMN: Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang
Milik Negara yang selanjutnya disebut SIMAK-BMN adalah
subsistem dari SAI yang merupakan serangkaian prosedur yang saling
berhubungan untuk mengolah dokumen sumber dalam rangka
menghasilkan informasi untuk penyusunan neraca dan laporan BMN
serta laporan manajerial lainnya sesuai ketentuan yang berlaku.
20
Ekuitas dan Neraca mempunyai keterkaitan yang dapat
dipertanggungjawabkan.
3. Catatan Atas Laporan Keuangan
B. Saran
Bagi pembaca diharapkan dapat menambah ilmu pengetahuan
mengenai akuntansi sektor publik, penjelasan mengenai sistem akuntansi
pemerintahan pusat. Diharapkan makalah ini dapat menjadi bahan
pembelajaran dan pengetahuan tambahan untuk pembaca dan semoa bisa
menjadi dasar untuk pengembangan penelitian mengenai akuntansi sektor
publik dalam pengambilan keputusan.
21
DAFTAR PUSTAKA
https://djpb.kemenkeu.go.id/portal/id/data-publikasi/publikasi-cetak/laporan-
keuangan-pemerintah-pusat-lkpp.html
https://www.journal.unrika.ac.id/index.php/measurement/article/view/1754/1298
IKAPI. (2009). Standar Akuntansi Pmerintahan: Peraturan Pemerintah No.24 Tahun
2005. Fokus Media: Bandung.
Intan, & Putra, R. E. (2019). Penerapan Sistem Informasi Akuntansi Pengelolaan
Aset Negara Dan Penyajian Laporan Keuangan Berbasis Akrual Terhadap PP
No. 71 Tahun 2010 Pada Kantor Imigrasi Kelas Ii Belakang Padang.
Measurement : Jurnal Akuntansi, 11(2), 107–119.
Majid, Jamaluddin. (2019). Akuntansi Sektor Publik. Pusaka Almaida: Gowa.
Nordiawan, dkk. (2012). Akuntansi Pemerintahan. Salemba Empat: Jakarta.
Pamungkas, B., & Wardani Latifah, I. (2013). Penyusunan Laporan Keuangan
Menggunakan Sistem Akuntansi Instansi. Penyusunan Laporan Keuangan
Menggunakan Sistem Akuntansi Instansi, 1(2), 117–128.
PMK 233 Tahun 2011 Tentang Perubahan Atas Peraturan Mentri Keuangan No
171/Pmk.05/2007 Tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat.
22