Anda di halaman 1dari 24

SISTEM AKUNTANSI PEMERINTAH PUSAT DAERAH

Disusun Untuk Memenuhi tugas Mata Kuliah Akuntansi Sektor Publik


Dosen Pengampu : Arnida Wahyuni, S.E, M.Si

Disusun Oleh :
Kelompok 7

Aninda Zahra (0502193196)


Riska Safitri (0502192150)
Ara Yustika br ginting (0502193156)
Muhammad Alvin Yuzakhri (0502192119)
Riza Ummammy (0502192134)
Nisa Putri Ramadhani (0502191007)

AKUNTANSI SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA
T.A 2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Segala puji kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “SISTEM
AKUNTANSI PEMERINTAHAN PUSAT DAERAH”. Ucapan salam dan salawat atas
junjungan Nabi besar Muhammad SAW karena tuntunan beliau yang membawa kita pada jalan
kebenaran.

Dalam penyusunan makalah ini dengan segala kerendahan hati, kami mengucapkan terima
kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu penyusunan makalah ini.Mudah-mudahan
segala bantuan dan bimbingan, semoga diterima oleh Allah SWT

Dalam penyusunan tugas ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu segala kritik dan
saran sangat penulis harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan makalah ini dan untuk
pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan tugas-tugas yang lain di masa mendatang.. Semoga
dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi kemajuan kita dan kemajuan ilmu
pengetahuan.

Medan, 26 Oktober 2022

Penyusun Kelompok 7

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................................................. ii


BAB I ............................................................................................................................................................ 1
PENDAHULUAN ....................................................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ..................................................................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................................................................ 2
C. Tujuan penulisan .................................................................................................................................. 2
D. Manfaat Penulisan ................................................................................................................................ 2
BAB II .......................................................................................................................................................... 3
PEMBAHASAN .......................................................................................................................................... 3
A. Ruang Lingkup Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat ....................................................................... 3
B. Sistem Pencatatan Keuangan Daerah ................................................................................................... 5
C. Dasar Akuntansi Yang Digunakan Dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah .............................. 6
D. Siklus Akuntansi Keuangan Daerah..................................................................................................... 7
E. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah ................................................................................................ 10
BAB III....................................................................................................................................................... 19
PENUTUP .................................................................................................................................................. 19
Kesimpulan ............................................................................................................................................. 19
Saran dan Kritik ...................................................................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................................................. 21

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Akuntansi keuangan daerah merupakan salah satu bagian penting dari pengelolaan keuangan
daerah yang mencakup keseluruhan kegiatan perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan,
akuntansi, pelaporan, pertanggungjawaban, dan pengawasan Keuangan daerah. Untuk
menyelenggarakan akuntansi pemerintah daerah, kepala daerah menetapkan sistem akuntansi
pemerintahan daerah dengan mengacu pada peraturan daerah tentang pokok-pokok pengelolaan
keuangan daerah. Sistem akuntansi pemerintahan daerah disusun dengan berpedoman pada
prinsip pengendalian intern entitas pelaporan dan entitas akuntansi yang menyelenggarakan
sistem akuntansi pemerintahan daerah.
Disamping SAPP mengurus operasi keuangan Pemerintah Pusat, disitu pula SAPD
mengurus operasi Pemerintah Daerah. Yang menjadi Pradigma kenyataannya bahwa hanya
SAPP lah yang tertuang ke dalam PMK, dan justru SAPD tertuang dalam Permendagri. Hal ini
dikarenakan oleh munculnya UU 32 Tahun 2004 mengenai pemerintah daerah, sehingga kuasa
mengenai SAPD jatuh ke tangan Permendagri.
Dari segi entitas akuntansi, dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Pusat, Presiden berperan
sebagai pemegang kekuasaan Pengelolaan Keuangan Negara (PKN), lalu Bendahara Umum
Negara (BUN) dipegang oleh Menteri Keuangan, dan Menteri K/L lainnya bertindak sebagai
pengguna anggaran. Sedangkan dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah, pemegang
kekuasaan Pengelolaan Keuangan Daerah (PKD) adalah kepala daerah, lalu Pejabat Pengelola
Keuangan Daerah (PPKD) bertindak sebagai Bendahara Umum Daerah (BUD), dan pengguna
anggarannya adalah Satuan Kerja Pemerintahan Daerah (SKPD).

Pihak-pihak eksternal entitas pemda yang memerlukan informasi yang dihasilkan oleh
akuntansi keuangan daerah tersebut antara lain mencakup Dewan Perwakilan Rakyat Daerah
(DPRD), badan pengawas keuangan, investor, kreditur, dan donatur, analisis ekonomi dan
pemerhati pemda, rakyat, pemda lain, dan pemerintah pusat yang seluruhnya berada dalam

1
lingkungan akuntansi keuangan daerah.Akuntansi keuangan daerah menggunakan sistem
pencatatan dan dasar akuntansi tertentu pada era pra dan pasca reformasi. Selain itu, dasar atau
basis akuntansi merupakan salah satu asumsi dasar yang penting dalam akuntansi

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, dapat dirumuskan beberapa masalah, sebagai
berikut:
1. Bagaimana ruang lingkup dan karakteristik akuntansi pemerintah daerah ?
2. Bagaimana sistem pencatatan keuangan daerah ?
3. Apa dasar akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pemerintah daerah ?
4. Bagaimana siklus akuntansi keuangan daerah ?
5. Bagaimana sistem akuntansi pemerintah daaerah ?

C. Tujuan penulisan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini, antara lain :
1. Menjelaskan ruang lingkup dan karakteristik akuntansi pemerintah daerah
2. Mengidentifikasi sistem pencatatan keuangan daerah
3. Menjelaskan dasar akuntansi yang digunakan dalam sistem akuntansi pemerintah
daerah
4. Mengidentifikasi siklus akuntansi keuangan daerah
5. Mengidentifikasi sistem akuntansi pemerintah daerah

D. Manfaat Penulisan
1. Bagi mahasiswa/Pembaca, makalah ini diharapkan bisa memberikan pengetahuan
mengenai Sistem Akuntansi Pusat Daerah.
2. Bagi penulis Makalah ini dapat memperluas wawasan ilmu pengetahuan mengenai
Sistem Akuntansi Pusat Daerah

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Ruang Lingkup Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat


Penerapan Sistem akuntansi pemerintahan dari suatu negara akan sangat bergantung
kepada peraturan perundang-undangan yang berlaku pada negara yang bersangkutan.Ciri-ciri
terpenting atau persyaratan dari sistem akuntansi pemerintah menurut PBB dalam bukunya A
Manual for Goverment Accounting menyebutkan bahwa :
1. Sistem akuntansi pemerintah harus dapat menyediakan informasi yang akuntabel dan
auditable (artinya dapat di pertanggung jawabkan dan di audit)
2. Sistem akuntansi pemerintah harus mampu menyediakan informasi keuangan yang
diperlukan untuk penyusunan rencana/program dan evaluasi pelaksanaan secara fisik dan
keuangan.
Dari banyaknya Sumber yang ada terdeteksi bahwa Sistem Akuntansi Pemerintahan Pusat
(SAPP) adalah seperti serangkaian prosedur manual ataupun terkomputerisasi mulai dari
pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan
operasi keuangan Pemerintah Pusat. SAPD pun mempunyai pengertian yang sama dengan SAPP,
namun apabila di SAPP mengurus operasi keuangan Pemerintah Pusat, maka Sistem akuntansi Pusat
Daerah (SAPD) mengurus operasi Pemerintah Daerah.

• Pengertian Akuntansi Keuangan Daerah


Akuntansi keuangan daerah merupakan suatu proses pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan, dan pelaporan transaksi ekonomi (keuangan) dari entitas pemerintah daerah, Pemda
(kabupaten, kota, atau provinsi) yang dijadikan sebagai informasi dalam rangka pengambilan
keputusan ekonomi yang diperlukan oleh pihak-pihak eksternal entitas pemda.

Sistem akuntansi pemerintah daerah didasarkan pada peraturan perundangan sebagai berikut :
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor
22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 sebagai pengganti dari Undang-Undang Nomor
25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Daerah

3
3. Peraturan Pemerintah Nomor 105 Tahun 2000
4. Keputusan Mendagri Nomor 29 Tahun 2002
5. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006

Tujuan pelaporan keuangan pemerintah daerah mencakup 3 hal, antara lain :


1. Akuntabilitas
Akuntabilitas diartikan sebagai upaya untuk mempertanggung jawabkan pengelolaan
sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada unit organisasi
pemerintah dalam rangka pencapaian tujuan yang telah ditetapkan melalui laporan
keuangan pemerintah secara periodik.
2. Manajerial
Manajerial berarti menyediakan informasi keuangan yang berguna untuk perencanaan dan
pengelolaan keuangan pemerintah serta memudahkan pengendalian yang efektif atas seluruh
aset, utang, dan ekuitas dana.
3. Transparansi
Transparansi dalam pelaporan keuangan bertujuan untuk menyediakan informasi
keuangan yang terbuka bagi masyarakat dalam rangka mewujudkan penyelenggaraan
pemerintahan yang baik.

• Asas Akuntansi Pemerintah Daerah


1. Asas Universalitas
Semua pengeluaran harus tercermin dalam anggaran. Hal ini berarti bahwa anggaran
belanja merupakan batas komitmen tertinggi yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah
untuk dapat membebani APBD.
2. Asas Bruto
Tidak ada kompensasi antara penerimaan dan pengeluaran. Misalnya Pendapatan
Daerah memperoleh pendapatan dan untuk memperolehnya diperlukan belanja, maka
pelaporannya harus gross income artinya pendapatan dilaporkan sebesar nilai pendapatan
yang diperoleh, dan belanja dibukukan pada pos belanja yang bersangkutan sebesar
belanja yang dikeluarkan.
3. Dana Umum

4
Dana Umum adalah suatu entitas fiskal dan akuntansi yang
mempertanggungjawabkan keseluruhan penerimaan dan pengeluaran negara termasuk
aset, utang, dan ekuitas dana. Dana Umum yang dimaksud adalah Anggaran Pendapatan
dan Belanja Negara/Daerah. Dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan tertentu
dipertanggung jawabkan secara khusus yang merupakan bagian tak terpisahkan dari Dana
Umum.

B. Sistem Pencatatan Keuangan Daerah


Karena akuntansi pemerintah/keuangan daerah merupakan salah satu jenis akuntansi, maka
dalam akuntansi keuangan daerah juga terdapat proses pengidentifikasian, pengukuran,
pencatatan, dan pelaporan transaksi-transaksi ekonomi yang terjadi di pemda.
Terdapat beberapa macam sistem pencatatan yang dapat digunakan, antara lain :

• Single entry
Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, sistem pencatatan single entry dilakukan
oleh bendahara penerimaan dan bendahara pengeluaran baik di level Surat Ketetapan Pajak
Daerah (SKPD) maupun Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah (SKPKD). Sistem ini hanya
sebagai alat kontrol sistem akuntansi yang sebenarnya yang dilakukan oleh Pejabat Pengelola
Keuangan SKPD (PPK SKPD) dan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD).

Adapun kelebihan dari pencatatan single entry adalah sederhana dan mudah dipahami. Namun,
sistem ini memiliki kelemahan, antara lain dalam menemukan kesalahan pembukuan yang
terjadi, dan sulit dikontrol.

• Double entry
Sering juga disebut sebagai sistem tata buku berpasangan. Menurut sistem ini, pada dasarnya
suatu transaksi ekonomi akan dicatat dua kali. Pencatatan dengan sistem ini disebut dengan
istilah menjurnal. Dalam pencatatan tersebut, sisi Debit berada di sebelah kiri sedangkan sisi
Kredit berada di sebelah kanan. Setiap pencatatan harus menjaga keseimbangan persamaan dasar
akuntansi. Persamaan dasar akuntansi merupakan alat bantu untuk memahami sistem pencatatan
ini. Persamaan dasar akuntansi tersebut berbentuk sebagai berikut:

5
AKTIVA + BELANJA = UTANG + EKUITAS DANA + PENDAPATAN

• Triple entry

Sistem pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatan dengan menggunakan sistem
pencatatan double entry, ditambah dengan pencatatan pada buku anggaran. Jadi sementara sistem
pencatatan double entry dijalankan, PPK SKPD maupun bagian keuangan atau SKPKD juga
mencatat transaksi tersebut pada buku anggaran, sehingga pencatatan tersebut akan berefek pada
sisa anggaran.

C. Dasar Akuntansi Yang Digunakan Dalam Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah.


Basis/dasar akuntansi atau suatu sistem pencatatan adalah himpunan dari standar-standar
akuntansi yang menetapkan kapan dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lainnya harus
diakui untuk tujuan pelaporan. Basis-basis tersebut berkaitan dengan penetapan waktu ( timing )
atas pengukuran yang dilakukan, terlepas dari sifat pengukuran tersebut. Berbagai basis atau
dasar akuntansi atau sistem pencatatan tersebut antara lain adalah :

1. Basis kas

Basis kas ( cash basis ) menetapkan pengukuran atau pencatatan transaksi ekonomi
hanya dilakukan apabila transaksi tersebut menimbulkan perubahan pada kas. Apabila
transaksi tersebut belum menimbulkan perubahan pada kas maka transaksi tersebut tidak
dicatat. Contohnya adalah SP2D biaya perjalan dinas yang diterbitkan pada tanggal 1
Januari 2006 dan diterima oleh bendahara pngeluaran pada tanggal 5 Februari 2006, maka
oleh bendahara pengeluaran, transaksi tersebut baru dicatat pad tanggal 5 Februari 2006,
yaitu pada saat pertanggungjawaban. Secara akuntansi, pengeluaran tersebut seharusnya
diakui ( dicatat ) pada tanggal 1 Januari 2006 bukan pada saat pertanggungjawaban.

2. Basis akrual
Basis akrual ( acrual basis ) adalah dasar akuntansi yang mengakui transaksi dan
peristiwa lainnya pada saat transaksi dan peristiwa tersebut terjadi ( dan bukan hanya pada
saat kas atau setara kas diterima atau dibayar ). Oleh karena itu, transaksi-transaksi dan

6
peristiwa-peristiwa dicatat dalam catatan akuntansi dan diakui dalam laporan keuangan
periode terjadinya. Untuk contoh di atas, transaksi tersebut akan dicatat pada tanggal 1 Januari
2006 dengan mendebit biaya perjalan dinas dan mengkredit kas sebesar yang tercantum dalam
SP2D tersebut. Basis akrual telah ditetapkan dalam SAP dan dalam Permendagri Nomor 13
Tahun 2006 untuk Pemda. Sehingga seluruh Pemda di Indonesia sudah harus menerapkan
mulai tahun 2007.

3. Basis kas modifikasian


Menurut butir 12 dan 13 lampiran XXIX (Tentang Kebijakan Akuntansi) Kepmendagri
Nomor 29 Tahun 2002 disebutkan bahwa:
• Basis atau dasar kas modifikasian merupakan kombinasi dasar kas dengan dasar akrual
• Transaksi penerimaan atau pengeluaran kas dibukukan (dicatat atau dijurnal) pada saat
uang diterima atau dibayar (dasar kas). Pada akhir periode dilakukan penyesuaian untuk
mengakui transaksi dan kejadian dalam periode berjalan meskipun pengeluaran atau
penerimaan kas dari transaksi dan kejadian dimaksud belum terealisasi.

Jadi penerapan basis akuntansi ini menuntut bendahara pengeluaran mencatat transaksi
dengan basis kas selama tahun anggaran dan melakukan penyesuaian pada setiap akhir tahun
anggaran berdasarkan basis akrual.

D. Siklus Akuntansi Keuangan Daerah.


Sistem akuntansi keuangan daerah dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus akuntansi,
yaitu tahap-tahap yang terdapat dalam sistem akuntansi, seperti :

1. Analisis Transaksi

Untuk dapat memahami yang dimaksud dengan analisis transaksi, terlebih dahulu akan
diulang kembali penjelasan tentang “system (tata buku) berpasangan” dan “persamaan dasar
akuntansi”. Akuntansi menggunakan sIstem pencatatan berpasangan (double entry system).
Sebagai contoh, pemda mengeluarkan kas untuk membayar sewa garasi. Terhadap transaksi
ini, akuntansi mencatat tidak hanya “pengeluaran kas,” tetapi juga “tujuan dikeluarkannya”
kas tersebut. Analisis transaksi juga tunduk pada sIstem berpasangan tersebut. Untuk

7
memahami analisis transaksi demikian, kita akan menggunakan alat bantu “persamaan dasar
akuntansi”.

2. Jurnal Transaksi
Penjurnalan adalah prosedur pencatatan transaksi keuangan pada buku jurnal. Jurnal
dibedakan menjadi dua yaitu jurnal umum dan jurnal khusus. Jurnal umum adalah jurnal
yang digunakan untuk mencatat semua jenis transaksi, sedangkan jurnal khusus adalah
jurnal yang digunakan untuk mencatat hanya satu jenis transaksi.
Berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, buku jurnal yang digunakan dalam
akuntansi keuangan daerah meliputi buku jurnal penerimaan kas, buku jurnal pengeluaran
kas, dan buku jurnal umum.

3. Posting ke Buku Besar

Buku besar adalah sebuah buku yang berisi kumpulan rekening perkiraan/akun.
Rekening-rekening digunakan untuk mencatat secara terpisah pendapatan, belanja,
pembiayaan, aset, kewajiban, dan ekuitas dana.

Proses memasukkan rekening-rekening dari jurnal ke dalam buku besar inilah yang
disebut dengan posting. Dalam Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, pemerintah telah
menetapkan format-format jurnal umum, jurnal penerimaan kas, jurnal pengeluaran kas,
buku besar, buku besar pembantu, dan neraca. Oleh karena itu, semua pemda wajib
mengikuti format tersebut.

4. Neraca Saldo
Prosedur penjurnalan dan posting dilakukan selama satu periode akuntansi. Prosedur
berikutnya adalah penyusunan neraca saldo pada akhir periode akuntansi. Neraca saldo
adalah daftar rekening-rekening beserta saldo yang menyertainya. Neraca saldo yang benar
menuntut kesamaan keseluruhan jumlah pendebitan dengan keseluruhan jumlah
pengkreditan. Neraca saldo akan benar jika proses pemindahan transaksi dari jurnal ke
rekening juga benar.

5. Jurnal Penyesuaian
Jurnal penyesuaian disusun untuk tujuan-tujuan sebagai berikut:

8
• Melaporkan semua pendapatan yang diperoleh selama periode akuntansi.
• Melaporkan semua belanja yang terjadi selama periode akuntansi.
• Melaporkan dengan akurat nilai aktiva pada tanggal neraca. Sebagian nilai aktiva pada
awal periode telah terpakai selama satu periode akuntansi yang dilaporkan.
• Melaporkan secara akurat kewajiban (utang) pada tanggal neraca. Dalam hal ini
pembiayaan sebenarnya sudah terjadi, tetapi belum dibayar.

6. Neraca Saldo Setelah Penyesuaian


Setelah jurnal penyesuaian dibuat, langkah berikutnya adalah memostingnya ke buku
besar, sesuai dengan rekening-rekeningnya. Setelah posting dilakukan, maka rekening-
rekening akan menunjukkan saldonya yang terbaru. Prosedur akuntansi berikutnya adalah
penyusunan neraca saldo setelah penyesuaian, yaitu neraca saldo yang disusun setelah
membuat jurnal-jurnal penyesuaian. Dengan demikian, saldo-saldo rekening yang terdapat
dalam neraca saldo setelah penyesuaian adalah saldo rekening-rekening setelah baru ini juga
dimasukkan dalam neraca saldo setelah penyesuaian.

7. Laporan Keuangan
Berdasarkan PasaL 232 dari Permendagri Nomor 13 Tahun 2006, laporan keuangan
pemda terdiri atas:

• Laporan realisasi anggaran


• Neraca
• Laporan arus kas
• Catatan atas laporan keuangan

8. Jurnal Penutup

Proses penutupan rekening temporer terdiri atas tiga tahap; tahap pertama menutup
rekening pendapatan ke rekening ikhtisar surplus defisit atau surplus/defisit, tahap kedua
menutup rekening belanja ke rekening ikhtisar surplus defisit atau surplus/defisit, dan tahap
ketiga menutup rekening ikhtisar surplus defisit ke rekening ekuitas dana atau R/K Pemda.

9. Neraca Saldo Setelah Tutup Buku

9
Tahap terakhir dari siklus akuntansi adalah penyusunan neraca saldo setelah penutupan.
Seperti halnya neraca saldo yang lain, neraca saldo setelah tutup buku juga berisi ringkasan
saldo rekening-rekening, hanya saja saldo tersebut adalah setelah pembuatan jurnal penutup.
Karena proses penutupan rekening temporer mentransfer saldo rekening-rekening
pendapatan dan biaya ke rekening ekuitas dana, maka dalam neraca saldo setelah tutup buku
tidak akan dijumpai rekening-rekening temporer tersebut. Kalaupun ada, saldonya akan
bernilai nol.

Dengan disusunnya neraca saldo setelah tutup buku ini, akan tampak bahwa rekening-
rekening pemda atau satuan kerja sudah siap untuk digunakan kembali pada periode
akuntansi berikutnya. Rekening-rekening nominal sudah kembali nol, sedangkan rekening-
rekening riil menyajikan jumlah yang benar-benar menjadi aset/aktiva, utang, dan ekuitas
dana atau rekening koran pemda.

E. Sistem Akuntansi Pemerintah Daerah

Sistem Akuntansi Keuangan Pemerintah Daerah Berdasarkan Permendagri Nomor 13


Tahun 2006 dimana :

Sistem akuntansi pemerintahan daerah menurut permendagri nomor 13 tahun 2006 pasal
232 ayat (3) meliputi serangkaian prosedur, mulai dari proses pengumpulan data, pencatatan,
penggolongan, dan peringkasan atas transaksi dan/atau kejadian keuangan serta pelaporan
keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang dapat dilakukan secara
manual atau menggunakan aplikasi komputer.

Sistem akuntansi pemerintahan daerah secara garis besar terdiri atas empat prosedur akuntansi,
antara lain :

1. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas (Pasal 241&266 Permendagri 13/2006)


Serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan/atau
kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban

10
pelaksanaan APBD yang berkenaan dengan penerimaan kas pada SKPD dan/atau pada
SKPD yang dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.

- Fungsi Terkait
Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan
oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.

- Dokumen Yang Digunakan


1) Surat keterangan pajak daerah, digunakan untuk menetapkan pajak daerah atas wajib
pajak yang dibuat oleh PPKD.
2) Surat Keterangan Retribusi Daerah (SKRD), digunakan untuk menetapkan retribusi
daerah atas wajib retribusi yang dibuat oleh pengguna anggaran.
3) Surat Tanda Bukti Penerimaan (STBP), digunakan untuk mencatat setiap penerimaan
pembayaran dari pihak ketiga yang diselenggarakan oleh bendahara penerimaan.
4) Surat Tanda Setoran (STS), digunakan untuk menyetorkan penerimaan daerah yang
diselenggarakan oleh bendahara penerimaan pada SKPD.
5) Bukti Transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer penerimaan daerah.
6) Nota kredit bank, dokumen atau bukti dari bank yang menunjukkkan adanya transfer
uang masuk ke rekening kas.

- Catatan
1) Bukti jurnal penerimaan kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang
berhubungan dengan penerimaan kas.
2) Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk
memosting semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal penerimaan kas ke buku
besar untuk setiap rekening aset, kewajiban ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan
pembiayaan.

11
3) Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi
untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar untuk
setiap rekening yang dianggap perlu.

- Laporan yang Dihasilkan


1) Pada SKPD, terdiri atas:

• Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

• Neraca

• Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

2) Pada SKPKD, terdiri atas:

• Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

• Neraca

• Laporan Arus Kas

• Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

2. Prosedur Akuntansi Pengeluaran Kas (Pasal 247&272 Permendagri 13/2006)

Serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan/atau


kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD yang berkenaan dengan pengeluaran kas pada SKPD dan/atau pada SKPD yang dapat
dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.

12
Fungsi Terkait
Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi pengeluaran kas pada SKPD
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD, sedangkan pada SKPKD dilaksanakan
oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.

Dokumen yang Digunakan

1) Surat Penyediaan Dana (SPD), merupakan dokumen yang dibuat oleh Pejabat
Pengelola Keuangan Daerah (PPKD) sebagai media atau surat yang menunjukkan
tersediannya dana untuk diserap/direalisasi.
2) Surat Perintah Membayar (SPM), merupakan dokumen yang dibuat oleh pengguna
anggaran untuk mengajukan Surat Perintah Pencairan Dana (SP2D) yang akan
diterbitkan oleh Bendahara Umum Daerah (BUD) atau Kuasa BUD.
3) Kuitansi pembayaran dan bukti pembayaran lainnya, merupakan dokumen sebagai
tanda bukti pembayaran.
4) SP2D, merupakan dokumen yang diterbitkan oleh BUD atau Kuasa BUD untuk
mencairkan uang pada bank yang telah ditunjuk.
5) Bukti transfer, merupakan dokumen atau bukti atas transfer pengeluaran daerah.
6) Nota debit bank, merupakan dokumen atas bukti dari bank yang menunjukkan adanya
transfer uang keluar dari rekening kas umum daerah.

Catatan
1) Buku jurnal pengeluaran kas, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi
akuntansi untuk mencatat, dan menggolongkan semua transaksi atau kejadian yang
berhubungan dengan pengeluaran kas.
2) Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk
memosting semua transaksi atau kejadian selain kas dari jurnal pengeluaran kas ke
buku besar untuk setiap rekening aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja,
dan pembiayaan.

13
3) Buku besar pembantu, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi
untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian akun buku besar
untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

Laporan yang Dihasilkan


1) Pada SKPD, terdiri atas:

• Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

• Neraca

• Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

2) Pada SKPKD, terdiri atas:

• Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

• Neraca

• Laporan Arus Kas

• Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

3. Prosedur Akuntansi Aset Tetap (Pasal 253&278 Permendagri 13/2006)

Serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan/atau


kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD yang berkenaan dengan transaksi dan/atau kejadian aset tetap pada SKPD dan/atau pada
SKPD yang dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.

Fungsi Terkait
Fungsi yang terkait dengan prosedur akuntansi aset pada SKPD dilaksanakan oleh
fungsi akuntansi pada PPK-SKPD serta pejabat, pengurus, dan penyimpan barang.
Sedangkan pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada SKPKD.

14
Dokumen yang Digunakan
1) Bukti memorial

Laporan yang Dihasilkan

1) Pada SKPD, terdiri atas:

• Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

• Neraca

• Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

2) Pada SKPKD, terdiri atas:

• Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

• Neraca

• Laporan Arus Kas

• Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

4. Prosedur Akuntansi Selain Kas (Pasal 259&283 Permendagri 13/2006)


Serangkaian proses mulai pencatatan, penggolongan dan peringkasan transaksi dan/atau
kejadian keuangan serta pelaporan keuangan dalam rangka pertanggungjawaban pelaksanaan
APBD yang berkenaan dengan transaksi dan/atau kejadian keuangan selain kas pada SKPD
dan/atau pada SKPD yang dapat dilaksanakan secara manual maupun terkomputerisasi.
Prosedur akuntansi selain kas meliputi transaksi dan/atau kejadian yang berupa:

• Pengesahan pertanggungjawaban (SPJ) pengeluaran dana yang merupakan pengesahan atas


pengeluaran/belanja melalui mekanisme uang persediaan/ganti uang/tambahan.
• Koreksi kesalahan pencatatan yang merupakan koreksi terhadap kesalahan dalam membuat
jurnal yang telah diposting ke buku besar.

15
• Penerimaan hibah selain kas yang merupakan penerimaan sumber ekonomi non kas yang
bukan merupakan pelaksanaan APBD, tetapi mengandung konsekuensi ekonomi bagi
pemda.
• Pembelian secara kredit yang merupakan transaksi pembelian aset tetap yang
pembayarannya dilakukan di masa yang akan datang.
• Retur pembelian kredit yang merupakan pengembalian aset tetap/barang milik daerah tanpa
konsekuensi kas yang merupakan pemindahtanganan aset tetap kepada pihak ketiga karena
suatu hal tanpa ada penggantian berupa kas.
• Penerimaan aset tetap/barang milik daerah tanpa konsekuensi kas yang merupakan
perolehan aset tetap akibat adanya tukar menukar (ruilslag) dengan pihak ketiga.

- Fungsi Terkait
Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi selain kas pada SKPD dilaksanakan
oleh fungsi akuntansi pada PPK-SKPD. Sedangkan, pada SKPKD dilaksanakan oleh fungsi
akuntansi pada SKPKD.

- Dokumen yang Digunakan


1) Berita acara penerimaan barang.
2) Surat keputusan penghapusan barang.
3) Surat pengiriman barang.
4) Surat keputusan mutasi barang.
5) Berita acara pemusnahan barang.
6) Berita acara serah terima barang.
7) Berita acara penilaian.
8) Bukti memorial, merupakan dokumen untuk mencatat transaksi dan/atau kejadian
keuangan selain kas sebagai dasar pencatatan ke jurnal umum.
- Catatan
1) Buku jurnal umum, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada
PPK-SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk mencatat dan menggolongkan
semua transaksi dan/atau kejadian yang tidak dicatat dalam jurnal enerimaan kas dan
jurnal pengeluaran kas.

16
2) Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-
SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD untuk memposting semua transaksi atau
kejadian selain kas dari jurnal umum ke dalam buku besar untuk setiap rekening aset,
kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja, dan pembiayaan.
3) Buku besar pembantu, untuk mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi rincian
akun buku besar untuk setiap rekening yang dianggap perlu.

- Laporan yang dihasilkan


1) Pada SKPD, terdiri atas:

• Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

• Neraca

• Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

2) Pada SKPKD, terdiri atas:

• Laporan Realisasi Anggaran (LRA)

• Neraca

• Laporan Arus Kas

• Catatan Atas Laporan Keuangan (CALK)

Dalam Akuntansi Keuangan Daerah Berpengaruh terhadap kinerja Pemerintah Daerah


juga. Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah dan Sistem Akuntansi Daerah Terhadap Kinerja
Pemerintahan Daerah,Studi kasus pada BPKAD di Indonesia contohnya di Kota Padang Sistem
Akuntansi Keuangan Daerah mempunyai pengaruh signifikan terhadap Kinerja Pemerintah
Daerah. Hal ini berarti peningkatan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah yang
dilakukan Badan Pengelolaan Keuangan Dan Aset Daerah (BPKAD) Kota Padang akan
berdampak pada Kinerja Pemerintah Daerah seperti Sistem pencatatan keuangan yang
dilakukan sudah sesuai dengan standar dan prosedur yang telah ditetapkan, pencatatan

17
keuangan yang dilakukan selama ini sudah efektif, evaluasi dan pengawasan terhadap
pencatatan keuangan sering dilakukan, sering terjadi kesalahan, kecurangan atau
penyimpangan dalam pencatatan keuangan, pencatatan keuangan yang dilakukan telah
relevan dengan fakta atau keadaan keuangan yang ada, identifikasi atau
pengklasifikasian perlu dilakukan dalam pelaksanaan sistem akuntans keuangan daerah,
semua bidang akuntansi keuangan dan transaksi ekonomi perlu dilakukan identifikasi atau
pengklasifikasian, pelaporan yang dilakukan sudah sesuai dengan fakta dan
keadaan keuangan yang sesungguhnya, sering terjadi kesalahan atau penyimpangan dalam
pelaporan keuangan dan pelaporan keuangan yang dilakukan sudah memberikan dampak
yang positif atau manfaat bagi instansi.Hasil penelitian ini sama dengan penelitian yang
dilakukan oleh Hidayat (2018), bahwa sistem akuntansi keuangan daerah berpengaruh signifikan
positif terhadap kinerja pemerintah daerah dan sistem akuntansi pemerintahan daerah.

18
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Akuntansi keuangan daerah menggunakan sistem pencatatan berpasangan (double


entry). Artinya, setiap transaksi ekonomi dicatat dua kali dan disebut juga dengan proses
menjurnal. Dalam menjurnal, pencatat harus menjaga persamaan dasar akuntansi, di mana kedua
sisi persamaan tersebut harus selalu seimbang.Unsur yang menyusun persamaan dasar akuntansi
adalah elemen-elemen laporan keuangan. Elemen-elemen tersebut terdiri atas aktiva, utang,
ekuitas dana atau rekening koran pemda, pendapatan, dan belanja. Aktiva/aset adalah sarana
(kekayaan) yang dimiliki entitas. Utang adalah sumber sarana entitas yang berasal dari bukan
milik entitas. Ekuitas dana atau R/K Pemda adalah sumber sarana entitas yang berasal dari
pemilik entitas. Pendapatan adalah bertambahnya aktiva atau penurunan utang karena aktivitas
entitas. Belanja adalah berkurangnya aktiva karena aktivitas entitas. Persamaan dasar akuntansi
menyatakan bahwa aktiva ditambah belanja sama dengan utang ditambah ekuitas dana atau R/K
Pemda dan pendapatan.

Siklus akuntansi keuangan daerah mengikuti tahap-tahap yang ada dalam siklus
akuntansi tersebut. Perbedaan yang ada adalah pada pembuatan jurnal penutup sebelum
penyusunan laporan perubahan ekuitas dana (R/K Pemda), laporan aliran kas, dan neraca dengan
tujuan mempermudah penyusunan ketiga laporan tersebut.

Sistem Akuntansi Keuangan Pemda berdasarkan Permendagri Nomor 13 Tahun 2006


merupakan suatu sistem yang secara komprehensif mengatur prosedur-prosedur akuntansi
penerimaan dan pengeluaran kas, prosedur akuntansi selain kas, dan prosedur akuntansi aset.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam setiap prosedur tersebut adalah fungsi yang terkait,
dokumen yang digunakan, laporan yang dihasilkan, dan uraian teknis prosedur.

19
B. Saran dan Kritik
Penulis sangat menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak
kekurangan baik dari sisi penulisan maupun penggunaan bahasa. Oleh karena itu, penulis
menerima kritik yang dapat membangun motivasi penulis dalam langkah penyempurnaan
makalah ke depannya. Terima kasih.

20
DAFTAR PUSTAKA

http://datakata.wordpress.com/2014/04/01/akuntansi-keuangan-daerah/
https://bambangkesit.files.wordpress.com/2012/03/09-bab-7-akuntansi-pemerintah-
daerah.pdf
http://file.upi.edu/Direktori/FPEB/PRODI.AKUNTANSI/197708272008011-
AGUS_WIDARSONO/Materi_Kuliah_Ak._Sektor_Publik/pertemuan_7.pdf
http://www.slideshare.net/alno-arjes/makalah-sistem-akuntansi-pemerintah-
daerah?related=1
http://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/el-muhasaba/article/view/3889
https://books.google.com/books/about/Buku_Govermental_Accounting_Akuntansi_P
e.html?hl=id&id=2JBJEAAAQBAJ#v=onepage&q=Pengertian%20sistem%20akuntansi
%20pemerintahan%20pusat&f=false
https://wiyatamandala.e-journal.id/JBA/article/view/44
PMK No 213/PMK.05/2013 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat
PMK No.171/PMK.05/2007 tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan
Pemerintah Pusat
PMK No.233/PMK.05/2011 tentang Perubahan atas PMK No.171/PMK.05/2007
tentang Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

21

Anda mungkin juga menyukai