Disusun Oleh :
UNIVERSITAS TRISAKTI
JAKARTA
2017
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga
makalah ini dapat tersusun hingga selesai .
Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang
telah membantu dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.
Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah
isi makalah agar menjadi lebih baik lagi.
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................. Error! Bookmark not defined.
BAB IV
KESIMPULAN……………………………………………………………………………..24
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………………….25
BAB I
PENDAHULUAN
Keuangan daerah merupakan semua hak dan kewajiban daerah dalam rangka
penyelenggaraan pemerintah daerah yang dapat dinilai. Ruang lingkup keuangan Negara
yang dikelola langsung oleh Pemerintah Pusat adalah Anggaran Pendapatan dan belanja
Negara (APBN), dan yang dikelola langsung oleh Pemerintah Daerah adalah Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Jadi akuntansi keuangan pemerintah daerah
merupakan bagian dari akuntansi sector public yang mencatat dan melaporkan semua
transaksi yang berkaitan dengan keuangan daerah.
1
1.2 Rumusan Masalah
2
BAB II
LANDASAN TEORI
Definisi akuntansi dalam buku yang berjudul Akuntansi Sektor Publik Akuntansi
Keuangan Daerah menjelaskan bahwa: “Akuntansi adalah sebuah kegiatan jasa,
fungsinya adalah menyediakan informasi kuantitatif, terutama yang bersifat keuangan,
tentang entitas ekonomi yang dimaksudkan agar berguna dalam mengambil keputusan
ekonomi dalam membuat pilihan-pilihan nalar di antara berbagai alternative arah
tindakan. Akuntansi terdiri atas beberapa cabang, di antaranya akuntansi keuangan
manajemen dan pemerintah”.(Halim Abdul, 2007:250) Definisi lain akuntansi dalam
buku yang berjudul Akuntansi Pemerintah bahwa “Akuntansi adalah proses mengenali,
mengukur dan mengkomunikasikan informasi ekonomi untuk memperoleh pertimbangan
dan keputusan yang tepat oleh pemakai informasi yang bersangkutan”.(Nordiawan Dedi
dan dkk, 2008:1)
3
2.2 DEFINISI AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH
Akuntansi keuangan daerah adalah suatu proses untuk melakukan pencatatan dan
pelaporan transaksi keuangan dari entitas pemerintah daerah yang dijadikan sebagai
informasi dalam pengambilan kebijakan ekonomi yang diperlukan oleh pihak-pihak
eksternal entitas pemerintah daerah. Dedi Nordiawan (2006), menyebutkan : Akuntansi
keuangan daerah merupakan proses pencatatan, pengklasifikasian, penganalisisisan dan
pelaporan transaksi keuangan dari suatu organisasi publik yang menyediakan informasi
keuangan bagi para pemakai laporan keuangan yang berguna untuk pengambilan
keputusan. Menurut Abdul Hafiz (2006), yang mendefenisikan akuntansi keuangan daerah
sebagai Proses pencatatan, penggolongan, dan pengikhtisaran dengan cara tertentu dalam
ukuran moneter, transaksi dan kejadian-kejadian yang umumnya bersifat keuangan dan
termasuk pelaporan hasil-hasilnya dalam penyelenggaraan urusan pemerintah menurut
asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluasluasnya dalam sistem
dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa tujuan akuntansi keuangan daerah adalah
untuk memberikan informasi yang diperlukan agar dapat mengelola suatu operasi dan
alokasi sumber daya yang dipercayakan kepada organisasi secara tepat, efisien, dan
ekonomis, serta memberikan informasi untuk melaporkan pertanggungjawaban
pelaksanaan pengelolaan tersebut serta melaporkan hasil operasi dan penggunaan dana
publik. Selain itu, akuntansi keuangan daerah mengacu pada penerapan teori prinsip atau
standar akuntansi pada organisasi yang tidak mencari laba, khususnya unit organisasi
pemerintahan.
2.3 SISTEM PENCATATAN
Sistem pencatatan merupakan proses akuntansi untuk melakukan penyusunan atau
pembuatan bukti-bukti pembukuan atau bukti transaksi baik transaksi internal maupun
transaksi eksternal ke dalam jurnal, baik jurnal umum maupun jurnal khusus dan
mempostingnya ke buku besar, baik buku besar utama maupun buku besar pembantu.
Menurut Henry Simamora (2004) “Pencatatan adalah pembuatan suatu catatan pembukuan,
kronologis kejadian yang terjadi, terukur melalui suatu cara yang sistematis dan teratur”.
Pencatatan juga diartikan sebagai “Suatu urutan ketiga klerikal biasanya melibatkan
beberapa orang dalam suatu departemen atau lebih yang dibuat untuk menjamin penanganan
secara seram terhadap transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang”. Mulyadi
(2008).
4
Sebelum era reformasi keuangan daerah, pengertian pencatatan dalam akuntansi
keuangan daerah selama ini adalah pembukuan. Padahal menurut akuntansi, pengertian
demikian tidaklah tepat. Hal ini disebabkan karena akuntansi menggunakan sistem
pencatatan. Menurut Abdul Halim (2008, hal. 43), “Terdapat beberapa macam sistem
pencatatan yang dapat digunakan, yaitu sistem pencatatan single entry, double entry, dan
triple entry”. Pembukuan hanya menggunakan sistem pencatatan single entry, sedangkan
akuntansi dapat menggunakan ketiga sistem pencatatan tersebut. Dengan demikian dapat
dikatakan bahwa pembukuan merupakan bagian dari akuntansi.
Sistem pencatatan single entry sering disebut juga dengan sistem tata buku tunggal
atau tata buku. Dalam sistem ini, pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan
mencatatnya satu kali. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas akan dicatat pada sisi
penerimaan dan transaksi yang berkaitan berkurangnya kas akan dicatat pada sisi
pengeluaran. Sistem pencatatan single entry ini memiliki beberapa kelebihan, yaitu
sederhana dan mudah dipahami. Namun, sistem ini memiliki kelemahan, antara lain kurang
bagus untuk pelaporan (kurang memudahkan penyusun laporan), sulit untuk menemukan
kesalahan pembukuan yang terjadi, dan sulit di kontrol. Oleh karena itu, dalam akuntansi
terdapat sistem pencatatan yang lebih baik dan dapat mengatasi kelemahan tersebut.
Sistem pencatatan double entry sering juga disebut dengan sistem tata buku
berpasangan dan merupakan cikal bakal ilmu akuntansi yang dicetuskan oleh Luca Pacioli
dalam artikelnya yang berjudul “Summa arithmatica geometry propartionet
propotionalita”. Kusnadi (2001). Menurut sistem ini pada dasarnya suatu transaksi ekonomi
dicatat dua kali, sehingga membentuk perkiraan dalam dua sisi berlawanan yaitu sisi debit
dan kredit secara berpasangan. Menurut sisitem pencatatan double entry pada dasarnya
suatu transaksi ekonomi akan dicatat dua kali, sehingga pencatatan dengan sistem ini
disebut dengan istilah menjurnal, dalam pencatatan tersebut ada sisi debit dan sisi kredit
dan dalam melakukan pencatatan tersebut setiap pencatatan harus menjaga
keseimbangan persamaan dasar akuntansi. Abdul Halim (2004). Double entry accounting
dapat menyediakan pencatatan yang akurat seperti yang diungkapkan oleh Keiso dan
Weygandt (2001) : Under the universally used double entry system, the dual (two sides)
affect of each transaction is recorded in appropriate account. This system providers alogical
method for recording transaction. It also offer a mean if proving the accuracy of the
recordedamounts. If every transactions recorded with equal debits and credits, then the sun
of all the debits to the accountants must equal the sum of all the credits.
Dengan digunakannya double entry accounting maka setiap transaksi yang terjadi
akan dicatat pada akun yang tepat, karena masing-masing akun penyeimbang berfungsi
5
sebagai media cross check. Selain ketepatan dalam pencatatan transaksi, double entry
accounting juga memiliki kemampuan untuk mencatat transaksi dalam jumlah nominal
yang akurat, karena jumlah sisi debit harus sama dengan sisi kredit.
Sistem pencatatan triple entry adalah pelaksanaan pencatatan dengan
menggunakan sistem pencatatan double entry, ditambah dengan pencatatan pada buku
anggaran. Jadi, sementara sistem pencatatan double entry dijalankan, Pejabat Pengelola
Keuangan Satuan Kerja Perangkat Daerah (PPK-SKPD) maupun bagian keuangan atau
Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) juga mencatat transaksi tersebut pada buku
anggaran, sehingga pencatatan tersebut akan berefek pada sisa anggaran.
2.4 PENGAKUAN AKUNTANSI
Pengakuan akuntansi merupakan penetapan kapan suatu transaksi dicatat. untuk
menentukan kapan suatu transaksi dicatat, digunakan berbagai sistem/basis/dasar
akuntansi. Menurut Partomo (2001) : Sistem/basis/dasar pencatatan adalah himpunan-
himpunan standar-standar akuntansi yang menetapkan kapan dampak keuangan dari
transaksi-transaksi dan peristiwaperistiwa lainnya harus diakui untuk tujuan pelaporan
keuangan. Basis-basis tersebut berkaitan dengan penetapan waktu atas pengukuran yang
dilakukan, terlepas dari sifat pengukuran tersebut.
Basis akuntansi berhubungan dengan saat mengakui (mencatat) pendapatan dan
biaya atau belanja (expenditure). Ada dua basis akuntansi, yaitu basis kas (cash basis) dan
basis akrual (accrual basis). Selain itu, juga dikenal basis kas modofikasi (modified cash
basis) serta basis akrual modifikasi (modified accrual basis). Beberapa orang berpendapat
bahwa secara konseptual hanya terdapat dua basis akuntansi, yaitu basis kas (cash basis)
dan basis akrual (accrual basis). Basis diantara keduanya hanya merupakan langkah transisi
dari basis kas dan basis akrual.
Pengakuan akuntansi untuk sektor publik dan sektor swasta berbeda penerapannya,
untuk sektor publik terdiri atas :
1) Basis Kas (cash basis)
2) Basis Akrual (accrual basis)
3) Basis Kas Modifikasi (modified cash basis)
6
2.1.2 DEFINISI ASSET
Menurut Raja Adri Satriawan Surya (2012) “Aset (assets) adalah sumber daya
yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan darimana
manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan”. Aset
perusahaan berasal dari transaksi atau peristiwa lain yang terjadi di masa lalu.
Perusahaan biasanya memperoleh aset melalui pengeluaran berupa pembelian atau
produksi sendiri.
Liabilitas timbul dari transaksi atau peristiwa masa lalu. Jadi, misalnya pembelian
barang atau penggunaan jasa menimbulkan utang usaha (kecuali jika dibayar dimuka
atau pada saat penyerahan dan penerimaan pinjaman bank menimbulkan liabilitas untuk
membayar kembali pinjaman tersebut.
Menurut Raja Adri Satriawan Surya (2012) “Ekuitas (Equity) adalah hak
residual atas aset perusahaan setelah dikurangi semua liabilitas”. Jumlah ekuitas yang
ditampilkan dalam laporan posisi keuangan tergantung pada pengukuran aset dan
liabilitas. Biasanya hanya karena faktor kebetulan jumlah ekuitas agregat sama dengan
jumlah nilai pasar keseluruhan (aggregate market value) dari saham perusahaan.
7
untuk pembayaran kembali pokok pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan
penyertaan modal oleh pemerintah.
8
BAB III
PEMBAHASAN
Pejabat Pengelola Keuangan Daerah yang selanjutnya disingkat PPKD adalah kepala
satuan kerja pengelola keuangan daerah yang selanjutnya disebut dengan. kepala SKPKD
yang mempunyai tugas melaksanakan pengelolaan APBD dan bertindak sebagai
bendahara umum daerah.
Sistem pembukuan tunggal (single entry) adalah sistem yang pencatatan transaksinya
dilakukan dengan mencatat secara tunggal. Transaksi yang berakibat bertambahnya kas
akan dicatat pada sisi Penerimaan dan transaksi yang berakibat berkurangnya kas akan
dicatat pada sisi Pengeluaran.
Akuntansi adalah suatu sistem. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas subsistem-
subsistem atau kesatuan yang lebih kecil, yang berhubungan satu sama lain dan memiliki
tujuan tertentu. Suatusistem mengolah masukan (input) menjadi keluaran (output). Input
sistem akuntansi adalah bukti-bukti transaksi dalam bentuk dokumen atau formulir.
Output-nya adalah laporan keuangan. Di dalam proses akuntansi, terdapat beberapa
catatan yang dibuat. Catatan-catatan tersebut adalah jurnal, buku besar, dan buku
pembantu. Sistem akuntansi dapat dijelaskan secara rinci melalui siklus akuntansi. Yang
di maksud dengan siklus akuntansi adalah tahap-tahap yang ada dalam sistem akuntansi.
9
• Tahap ketiga, transaksi yang telah dicatat dalam Jurnal kemudian diklasifikasikan ke
dalam Buku Besar per akun atau kode rekening.
• tahap keempat menyusun Neraca Saldo. Pada tanggal tertentu (misal akhir periode),
saldo dari setiap akun atau kode rekening dari Buku Besar diikhtisarkan atau
dirangkum dalam Neraca Saldo.
• Tahap kelima menjurnal dan memposting jurnal penyesuaian untuk transaksi
pembayaran dimuka/pendapatan diterima dimuka (prepayment)atau transaksi yang
masih harus dibayar/yang masih harus diterima (accrual ).
• Tahap keenam menyusun Neraca Saldo Disesuaikan.
• Tahap ketujuh menyusun laporan keuangan.
• Tahap kedelapan menjurnal dan memposting ayat jurnal penutup.
• Tahap kesembilan menyusun neraca saldo setelah penutupan.
3.2.2.1 Persamaan Akuntansi
Persamaan dasar akuntansi merupakan alat bantu untuk memahami sistem
pencatatan transaksi. Persamaan dasar akuntansi dalam konteks akuntansi
pemerintahan dapat diuraikan dalam tahap sebagai berikut :
3.2.2.2 Penjurnalan
Menjurnal adalah prosedur mencatat transaksi keuangan di buku jurnal.
Buku jurnal merupakan media untuk mencatat transaksi secara kronologis
( berdasarkan urutan waktu terjadi transaksi). Keberadaan jurnal dalam proses
akuntansi tidak menggantikan peran rekening/ akun tetapi menjadi sumber
untuk pencatatan ke dalam rekening/ akun. Dengan adanya jurnal, pencatatan
ke rekening/ akun menjadi lebih mudah karena jurnal memilah- milah
transaksi pendebitan dan pengkreditan yang sesuai dengan rekening/ akun
yang bersangkutan.
3.2.2.3 POSTING
PEMINDAH BUKU Secara periodik, jurnal-jurnal tersebut diposting ke buku
besar (ledger) masing-masing, selanjutnya diikhtisarkan dalam Neraca Saldo Sesudah
Penyesuaian sebagai dasar penyusunan Laporan Keuangan.
3.2.2.4 Laporan Keuangan
Laporan keuangan yang dihasilkan dari sistem akuntansi PPKD terdiri
dariLaporan Realisasi Anggaran, Laporan Operasional, Laporan Perubahan
Ekuitas, Neraca,Laporan Arus Kas, dan Catatan Atas Laporan Keuangan.
3.2.2.5 JURNAL PENUTUP Simultan dengan penyusunan Laporan Realisasi Anggaran dan
Laporan Operasional, dibuat jurnal penutup.
10
3.2.3 Pemakai Laporan Keuangan Pemerintah Daerah
Para pengguna dikategorikan sebagai berikut :
1) Penerima pelayanan atau wakil- wakilnya ( masyarakat, pembayar pajak,
konsumen)
2) Penyedia sumber dana atau wakil- wakilnya ( kreditor, investor, donor,
pemerintah atasan).
3) Pihak- pihak lain ( pimpinan SKPD/PPKD, asosiasi profesi, para
pemerhati Pemerintah Daerah).
*debit atau kredit tergantung pada selisih sisi debit dengan sisi kredit.
11
2. Pendapatan yang belum disertai penerimaan Kas
Apabila kriteria pengakuan Pendapatan yaitu earned dan realizable
terpenuhi, meskipun belum diterima kasnya, maka Pendapatan-LO sudah
harus diakui. Berdasarkan SKPD/dokumen yang dipersamakan, PPK-PPKD
membuat jurnal:
3. Koreksi Pendapatan
Koreksi Pendapatan bisa bersifat menambah atau mengurangi Pendapatan
yang sudah dibukukan sebelumnya. Koreksi tersebut bisa terjadi pada periode
yang sama atau berbeda dengan saat pengakuan Pendapatan. Bila koreksi
tersebut berulang dan sistemik, maka koreksi dilakukan hanya pada saat
kas dikeluarkan/diterima dengan entry “Kas” pada “Pendapatan (sesuai
jenisnya)-LO /Pendapatan (sesuai jenisnya)-LRA”. Sedangkan jurnal koreksi
atas kesalahan yang tidak berulang adalah sebagai berikut:
12
a. Bila koreksi bersifat menambah Pendapatan terjadi pada periode yang
sama dengan saat pengakuannya, atau menambah Pendapatan tahun
sebelumnya sedangkan laporan keuangan belum diterbitkan, maka
berdasarkan bukti memorial/nota kredit bank/dokumen yang
dipersamakan, PPK-PPKD menjurnal:
Ekuitas xxx
SiLPA/SiKPA xxx
13
d. Bila koreksi Pendapatan tahun-tahun sebelumnya bersifat mengurangi kas
dan laporan keuangan telah diterbitkan, maka berdasarkan bukti
memorial/SP2D/dokumen yang dipersamakan, PPK-PPKD menjurnal:
Ekuitas xxx
SiLPA xxx
14
➢ Saat dilakukan pelunasan atas Utang Belanja tersebut, berdasarkan
SP2D-LS, PPK-PPKD menjurnal:
3. Koreksi Beban/Belanja
Koreksi Beban/Belanja bisa bersifat menambah atau mengurangi
Beban/Belanja yang sudah dibukukan sebelumnya.
a. Koreksi yang bersifat berulang dan sistemik pada periode yang sama
atau berbeda dengan saat pengakuannya, maka koreksi dilakukan hanya
pada saat kas dikeluarkan/diterima, seperti :
➢ berdasarkan nota debit bank/SP2D, PPK-PPKD menjurnal koreksi yang
menyebabkan pengeluaran kas:
15
b. jurnal koreksi atas kesalahan yang tidak berulang adalah sebagai
berikut:
➢ Koreksi bersifat menambah Beban/Belanja pada periode yang sama
dengan saat pengakuan, atau menambah Beban/Belanja tahun
sebelumnya sedangkan laporan keuangan belum diterbitkan, maka
berdasarkan bukti memorial/nota debit bank/SP2D/ dokumen yang
dipersamakan, PPK-PPKD menjurna
Ekuitas xxx
SiLPA/SiKPA xxx
16
IV. Transaksi Pembiayaan
1. berdasarkan bukti memorial/nota debit bank/SP2D-LS, PPK-PPKD menjurnal
pengeluaran Pembiayaan sebagai berikut:
3. Koreksi Pembiayaan
a. Koreksi atas penerimaan atau pengeluaran pembiayaan pada tahun
pengakuannya:
➢ Berdasarkan bukti memorial/nota kredit bank/STS, PPK-PPKD
membuat jurnal koreksi atas pengeluaran pembiayaan yang
menyebabkan penerimaan kas:
Kas di RKUD xxx
17
b. Koreksi atas penerimaan atau pengeluaran pembiayaan tahuntahun
sebelumnya yang tidak berulang, baik menambah maupun mengurangi
posisi kas, apabila laporan keuangan periode tersebut sudah diterbitkan :
➢ berdasarkan bukti memorial/nota kredit bank/STS, PPK-PPKD
membuat jurnal koreksi atas pengeluaran pembiayaan yang
menyebabkan penerimaan kas:
Kas di RKUD xxx
SiLPA/SiKPA xxx
SiLPA/SiKPA xxx
V. Transaksi Lainnya
1. Transaksi Aset
a. Kas di Bendahara Umum Daerah
➢ Saat mengeluarkanUP/TUP untuk SKPD, berdasarkan SP2D UP/TUP,
PPK-PPKD menjurnal:
RK-SKPD xxx
RK-SKPD xxx
18
➢ Saat perolehan Setara Kas (misalnya deposito jangka pendek),
berdasarkan bukti memorial/bukti transaksi, PPK-PPKD menjurnal:
Setara Kas xxx
➢ Saat menerima penyetoran kas pada RKUD atas transaksi yang terjadi
pada SKPD, maka berdasarkan nota kredit bank/dokumen yang
dipersamakan, PPK-PPKD menjurnal:
Kas di RKUD xxx
2. Piutang
a. Pencatatan saat timbulnya Piutang
1) Piutang yang timbul akibat Pendapatan yang belum diterima
kasnya, oleh PPK-PPKD dijurnal berdasarkan bukti
memorial/SKPD/surat tagihan lainnya sebagaimana jurnal yang
tercantum pada Bagian II.b, yaitu:
19
3) Pengakuan Piutang berupa Beban Dibayar Di Muka dilakukan
melalui jurnal penyesuaian. Berdasarkan bukti memorial,PPK-
PPKD memutakhirkan Beban Dibayar Di Muka dengan
menjurnal:
c. Penghapusan Piutang
Penghapusan Piutang dari Neraca dapat disebabkan oleh
pelunasan atau harus dihapuskan karena tidak dapat ditagih.
1) Berdasarkan nota kredit bank/STS/dokumen yang
dipersamakan, PPK-PPKD menjurnal pelunasan piutang
sebagai berikut:
20
3. Investasi Jangka Panjang
Pembentukan Investasi
Metode Biaya
➢ Berdasarkan SP2D/bukti memorial, PPK-PPKD menjurnal:
i. Metode Ekuitas
Berdasarkan SP2D/bukti memorial, PPK-PPKD menjurnal
21
Saat menerima pembayaran dividen, berdasarkan bukti memorial, PPK-PPKD
menjurnal:
22
- Metode Ekuitas
Kas di RKUD xxx
RK-SKPD xxx
7. Aset Lainnya
Aset Lainnya yang dikelola oleh PPKD berupa Tuntutan Ganti Kerugian Daerah,
Kemitraan, dan Aset Lainnya.Aset Lainnya biasanya berupa Aset Lain-Lain, terkait
dengan kewenangan PPKD untuk melaksanakan penjualan Aset Tetap atau
pembebanan Tuntutan Ganti Kerugian melaksanakan fungsi tersebut dengan
menerima pengalihan pencatatn Aset Tetap yang akan dijual atau hilang dengan
menjurnal berdasarkan bukti memorial/dokumen yang dipersamakan:
RK-SKPD xxx
a) Bila pengalihan karena aset yang akan dijual, berdasarkan bukti
memorial/STS, PPK-PPKD menjurnal penjualan aset:
23
Surplus/Defisit Nonoperasional-LO xxx
Pendapatan-LO xxx
24
Pendapatan-LO xxx
3) Utang Belanja
Berdasarkan bukti memorial, atas Beban yang belum dibayar PPK-SKPD
menjurnal:
4)
Obligasi* xxx
*Bila diterbitkan dengan nilai nominal/pari (par value)
Obligasi xxx
Premium Obligasi** xxx
25
**Bila diterbitkan dengan nilai lebih besar dari nilai nominal
Obligasi xxx
***Bila diterbitkan dengan nilai lebih rendah dari nilai nominal/pari (par
value).
26
Transaksi yang mempengaruhi Ekuitas di antaranya adalah koreksi yang langsung
mempengaruhi ekuitas serta jurnal penutup akun Surplus/Defisit-LO pada Laporan
Operasional.
27
Setelah Surplus/Defisit-LRA dan Penerimaan/Pengeluaran Pembiayaan di closing ke
SiLPA/SiKPA, maka saldo SiLPA/SiKPA mencakup jumlah closing tersebut dan jumlah
koreksi yang langsung mempengaruhi SiLPA/SiKPA sebagaimana dijelaskan pada bagian
II.c.2, II.c.4 dan III.c.3. Kedua jumlah tersebut yang kemudian disajikan dalam Laporan
Perubahan SAL yang disusun pada SKPKD.
SiLPA/SiKPA* xxx
*Posisi debit atau kredit tergantung saldo SiLPA/SiKPA yang akan diclose
4. Jurnal Penutup terkait Laporan Operasional
a. Jurnal Penutup Pendapatan-LO dan Beban ke Surplus/Defisit-LO
Pendapatan-LO xxx
Beban xxx
*Posisi debit atau kredit Surplus/Defisit-LO tergantung pada saldo akunakun yang
diclosing.
Surplus/Defisit-LO setelah ayat jurnal penutupan ini yang disajikan pada Laporan
Perubahan Ekuitas.
Surplus/Defisit-LO xxx
28
Jumlah Surplus/Defisit-LO yang diclosing ke Ekuitas ini akan menambah atau
mengurangi Ekuitas awal. Dengan demikian saldo Ekuitas (akhir) yang kemudian disajikan
di Neraca SKPD sebagai permanent account pada tanggal pelaporan terdiri dari:
i. saldo awal Ekuitas yang ditambah atau dikurangi
Surplus/Defisit LO;
ii. koreksi yang langsung mempengaruhi Ekuitas (sebagaimana
dijelaskan pada bagian II.c.2, II.c.4 dan III.c.3) serta dampak
kumulatif perubahan kebijakan/kesalahan mendasar.
a. Pendapatan-LRA
b. Belanja
c. Transfer
d. Surplus/defisit-LRA
e. Penerimaan pembiayaan
f. Pengeluaran pembiayaan
g. Pembiayaan neto
h. Sisa lebih/kurang pembiayaan anggaran (SiLPA / SiKPA)
Pos, judul, dan sub jumlah lainnya disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran
apabila diwajibkan oleh Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan ini, atau apabila
penyajian tersebut diperlukan untuk menyajikan Laporan Realisasi Anggaran secara wajar.
Laporan Realisasi Anggaran menggambarkan perbandingan antara anggaran dengan
realisasinya dalam satu periode pelaporan.
Laporan Realisasi Anggaran dijelaskan lebih lanjut dalam Catatan atas Laporan
Keuangan. Penjelasan tersebut memuat hal-hal yang mempengaruhi pelaksanaan anggaran
seperti kebijakan fiskal dan moneter, sebab-sebab terjadinya perbedaan yang material antara
29
anggaran dan realisasinya, serta daftar-daftar yang merinci lebih lanjut angka-angka yang
dianggap perlu untuk dijelaskan.
2). Neraca
Laporan keuangan yang menyajikan posisi keuangan entitas ekonomi pada suatu
tanggal tertentu. Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu entitas pelaporan mengenai
aset, kewajiban, dan ekuitas pada tanggal tertentu.
Setiap entitas pelaporan mengklasifikasikan asetnya dalam aset lancar dan nonlancar
serta mengklasifikasikan kewajibannya menjadi kewajiban jangka pendek dan jangka
panjang dalam neraca. Setiap entitas pelaporan mengungkapkan setiap pos aset dan
kewajiban yang mencakup jumlah-jumlah yang diharapkan akan diterima atau dibayar dalam
waktu 12 (dua belas) bulan setelah tanggal pelaporan dan jumlah-jumlah yang diharapkan
akan diterima atau dibayar dalam waktu lebih dari 12 (dua belas) bulan.
Informasi tentang tanggal jatuh tempo aset dan kewajiban keuangan bermanfaat untuk
menilai likuiditas dan solvabilitas suatu entitas pelaporan. Informasi tentang tanggal
penyelesaian aset nonkeuangan dan kewajiban seperti persediaan dan cadangan juga
bermanfaat untuk mengetahui apakah aset diklasifikasikan sebagai aset lancar dan nonlancar
dan kewajiban diklasifikasikan sebagai kewajiban jangka pendek dan jangka panjang. Neraca
menyajikan secara komparatif dengan periode sebelumnya sebagaiberikut:
30
i. ekuitas.
a). Pendapatan-LO adalah hak pemerintah yang diakui sebagai penambah nilai kekayaan
bersih.
b). Beban adalah kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang nilai kekayaanbersih.
c). Transfer adalah hak penerimaan atau kewajiban pengeluaran uang dari/oleh suatuentitas
pelaporan dari/kepada entitas pelaporan lain, termasuk dana perimbangan dandana bagi hasil.
d). Akun Luar Biasa adalah pendapatan luar biasa atau beban luar biasa yang terjadi karena
kejadian atau transaksi yang bukan merupakan operasi biasa.
b). fakta bahwa jumlah-jumlah komparatif dalam Laporan Operasional dan catatan-catatan
terkait tidak dapat diperbandingkan
31
Di samping itu, suatu entitas pelaporan juga perlu menyajikan rincian lebih lanjut dari
unsur-unsur yang terdapat dalam Laporan Perubahan Ekuitas yang dijelaskan pada Catatan
atas Laporan Keuangan. Struktur Laporan Perubahan Ekuitas baik pada Pemerintah Pusat,
Pemerintah Provinsi dan Pemerintah Kabupaten/Kota tidak memiliki perbedaan.
Pemerintah pusat dan daerah yang menyusun dan menyajikan laporan keuangan
dengan basis akuntansi akrual wajib menyusun laporan arus kas untuk setiap periode
penyajian laporan keuangan sebagai salah satu komponen laporan keuangan pokok. Entitas
pelaporan yang wajib menyusun dan menyajikan laporan arus kas adalah unit organisasi yang
mempunyai fungsi perbendaharaan umum atau unit yang ditetapkan sebagai bendaharawan
umum negara/daerah dan/atau kuasa bendaharawan umum negara/daerah.
32
signifikan. Oleh karena itu, suatu investasi disebut setara kas kalau investasi dimaksud
mempunyai masa jatuh tempo 3 (tiga) bulan atau kurang dari tanggal perolehannya.
Informasi arus kas berguna sebagai indikator jumlah arus kas di masa yang akan
datang, serta berguna untuk menilai kecermatan atas taksiran arus kas yang telah dibuat
sebelumnya. Laporan arus kas juga menjadi alat pertanggungjawaban arus kas masuk dan
arus kas keluar selama periode pelaporan. Apabila dikaitkan dengan laporan keuangan
lainnya, laporan arus kas memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pengguna laporan
dalam mengevaluasi perubahan kekayaan bersih/ekuitas suatu entitas pelaporan dan struktur
keuangan pemerintah (termasuk likuiditas dan solvabilitas)
Laporan arus kas adalah bagian dari laporan finansial yang menyajikan informasi
penerimaan dan pengeluaran kas selama periode tertentu yang diklasifikasikan berdasarkan
aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris. Klasifikasi arus kas menurut aktivitas
operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris memberikan informasi yang memungkinkan
para pengguna laporan untuk menilai pengaruh dari aktivitas tersebut terhadap posisi kas dan
setara kas pemerintah. Informasi tersebut juga dapat digunakan untuk mengevaluasi
hubungan antar aktivitas operasi, investasi, pendanaan, dan transitoris.
Satu transaksi tertentu dapat mempengaruhi arus kas dari beberapa aktivitas, misalnya
transaksi pelunasan utang yang terdiri dari pelunasan pokok utang dan bunga utang.
Pembayaran pokok utang akan diklasifikasikan ke dalam aktivitas pendanaan sedangkan
pembayaran bunga utang pada umumnya akan diklasifikasikan ke dalam aktivitas operasi
kecuali bunga yang dikapitalisasi akan diklasifikasikan ke dalam aktivitas investasi.
Agar informasi dalam laporan keuangan pemerintah dapat dipahami dan digunakan
oleh pengguna dalam melakukan evaluasi dan menilai pertanggungjawaban keuangan negara
diperlukan Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK). CaLK memberikan informasi kualitatif
dan mengungkapkan kebijakan serta menjelaskan kinerja pemerintah dalam tahapan
pengelolaan keuangan negara. Selain itu, dalam CaLK memberikan penjelasan atas segala
informasi yang ada dalam laporan keuangan lainnya dengan bahasa yang lebih mudah dicerna
oleh lebih banyak pengguna laporan keuangan pemerintah, sehingga masyarakat dapat lebih
berpartisipasi dalam menyikapi kondisi keunagan neagra yang dilaporkan secara lebih
pragmatis.
33
Secara umum, struktur CALK mengungkapkan hal-hal sebagai berikut:
CALK harus disajikan secara sistematis. Setiap pos dalam Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas,
dan Laporan Perubahan Ekuitas harus mempunyai referensi silang dengan informasi terkait
dalam Catatan atas Laporan Keuangan.
Catatan atas Laporan Keuangan meliputi penjelasan atau daftar terinci dan analisis atas
nilai suatu pos yang disajikan dalam Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Perubahan Saldo
Anggaran Lebih, Neraca, Laporan Operasional, Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan
Ekuitas. Termasuk pula dalam CaLK adalah penyajian informasi yang diharuskan dan
dianjurkan oleh Standar Akuntansi Pemerintahan serta pengungkapan-pengungkapan lainnya
yang diperlukan untuk penyajian yang wajar atas laporan keuangan, seperti kewajiban
kontinjensi dan komitmen-komitmen lainnya.
34
BAB IV
KESIMPULAN
Akuntansi adalah suatu sistem. Sistem adalah suatu kesatuan yang terdiri atas
subsistem-subsistem atau kesatuan yang lebih kecil, yang berhubungan satu sama lain dan
memiliki tujuan tertentu.
35
DAFTAR PUSTAKA
Halim Abdul, 2007:250 Akuntansi Sektor Publik Akuntansi
36