BAB 9
AKUNTANSI MULTINASIONAL
PENGARUH PERUBAHAN KURS VALUTA ASING
A. PENDAHULUAN
Banyak entitas, baik besar maupun kecil, bergantung pada pasar internasional untuk
kegiatan jual beli produk dan jasa mereka. Setiap hari, media massa memuat berita mengenai
dampak kegiatan ekspor dan impor pada perekonomian banyak negara (termasuk Indonesia) dan
besarnya arus modal antarnegara besar di dunia, seperti misalnya “Rupiah hari ini melemah
terhadap dolar.”
Entitas yang beroperasi di pasar internasional dipengaruhi oleh risiko bisnis normal, seperti
kurangnya permintaan atas produk mereka di pasar luar negeri, unjuk rasa buruh, dan
transportasi yang tertunda dalam pengiriman produk mereka kepada pelanggan luar negeri.
Selain itu, entitas juga dapat mengalami risiko valuta asing (foreign currency risk) ketika
melakukan transaksi dalam valuta asing atau mata uang asing. Sebagai contoh, bila perusahaan
di Indonesia memperoleh mesin secara kredit dari pabrikan di Jepang, perusahaan Jepang
tersebut mungkin mengharuskan pembayaran dalam yen. Ini berarti perusahaan Indonesia
tersebut terkadang harus menggunakan pedagang valuta asing atau bank untuk menukarkan
rupiah ke yen untuk membayar mesin yang dibeli. Selama proses tersebut, perusahaan Indonesia
dapat mengalami keuntungan atau kerugian dari fluktuasi dalam nilai rupiah relatif terhadap yen.
B. PERMASALAHAN AKUNTANSI
Akuntan harus dapat mencatat dan melaporkan transaksi yang melibatkan pertukaran rupiah
dan valuta asing. Transaksi valuta asing (foreign currency transactions) perusahaan Indonesia
meliputi penjualan, pembelian, dan transaksi lainnya yang menimbulkan perpindahan valuta
asing atau pencatatan piutang dan utang yang didenominasikan (denominated) – yaitu yang
nilainya akan diselesaikan – dalam valuta asing. Karena laporan keuangan dari hampir semua
perusahaan Indonesia menggunakan rupiah sebagai mata uang penyajian atau mata uang
pelaporan, maka transaksi valuta asing lain harus disajikan kembali setara rupiah sebelum dicatat
dan dalam pembukuan dan dimasukkan dalam laporan keuangan perusahaan Indonesia tersebut.
Proses penyajian kembali transaksi valuta asing menjadi nilai rupiah setara sebagai penjabaran
atau translasi (translation).
Selain itu, banyak perusahaan besar Indonesia yang mempunyai operasi multinasional,
seperti entitas anak atau cabang di luar negeri. Sebagai contoh, PT Telkom (Persero)
mempunyai entitas anak dan cabang di Singapura, Hongkong, dan Amerika Serikat. Entitas anak
dan cabang menyusun laporan keuangan dalam mata uang negara mereka; sebagai contoh,
entitas anak di Singapura melaporkan operasinya dalam dolar Singapura. Nilai valuta asing
dalam laporan keuangan entitas anak ini akan dijabarkan, yaitu disajikan kembali dalam setara
kas, sebelum dapat dikonsolidasi dengan laporan keuangan entitas induk yang menggunakan
rupiah sebagai satuan mata uang pelaporan (reporting currency unit).
Halaman 1 | 22
Monang Situmorang, C.A
Halaman 2 | 22
Monang Situmorang, C.A
$1
=$ 0,0000714286
Rp 14.000
Oleh karena itu, kurs tidak langsung sebesar $ 0,0000714286 = Rp1 menunjukkan banyaknya
unit valuta asing yang dapat diperoleh dengan 1 rupiah.
3. Perubahan Kurs
Perubahan kurs mengacu pada semakin menguat atau melemahnya suatu mata uang
dibandingkan dengan mata uang yang lain. Sebagai contoh, kurs rupiah terhadap dolar AS
berubah sebagai berikut:
Antara 1 Juli 2017 dan 3 Januari 2017, kurs langsung turun saat rupiah menguat relatif
terhadap dolar. Pada 1 Juli 2017, nilai setara kas dari $25,000 adalah:
Nilai setara = Unit mata uang asing x Kurs langsung
rupiah
Rp333.075.000 = $25,000 x Rp13.323
Halaman 3 | 22
Monang Situmorang, C.A
Pada 1 Juli 2017, setelah penguatan rupiah, mesin akan membebankan pelanggan Amerika
sebesar $10,508.15, sebagai berikut:
Nilai setara mata = Unit rupiah x Kurs tidak langsung
uang asing langsung
$10,508.15 = Rp140.000.000 x 0.0000750582
kurs sekarang (current rate) didefinisikan secara sederhana sebagai kurs tunai pada tanggal
laporan posisi keuangan suatu entitas atau kurs spot pada akhir periode pelaporan.
Halaman 5 | 22
Monang Situmorang, C.A
dalam nilai setara rupiah. Transaksi dalam nilai setara rupiah diperlukan untuk menambahkan
nilai unit mata uang asing tersebut pada akun lain yang dilaporkan dalam rupiah.
Pada 1 Juli 2017, kurs sebesar Rp15.269 = €1. Kurs langsung mengalami penurunan, yang
mencerminkan bahwa rupiah melemah. Pada 1 Juli 2017, diperlukan semakin banyak mata uang
rupiah untuk memperoleh 1 euro dibandingkan pada 1 Januari 2017. Jika rupiah menguat, euro
melemah. Dengan memiliki euro selama euro tersebut melemah terhadap rupiah, maka entitas
mengalami kerugian transaksi valuta asing, sebagai berikut:
Nilai setara rupiah dari €5,000 pada 1 Januari: €5,000 x Rp71.150.000
Rp14.230
Nilai setara rupiah dari €5,000 pada 1 Juli: €5,000 x Rp15.269 76.345.000
Kerugian transaksi mata uang asing (rugi selisih kurs) Rp 5.195.000
Jika perusahaan Indonesia menyiapkan laporan keuangan pada 1 Juli 2017, maka diperlukan
jurnal penyesuaian berikut:
31 Juli 2017
Kerugian transaksi mata uang asing 5.195.000
Unit mata uang asing (€) 5.195.000
Kerugian transaksi mata uang asing (atau sering disebut dengan istilah selisih kurs) yang
disebabkan oleh transaksi dalam mata uang asing dan dimasukkan dalam laporan laba rugi dan
penghasilan komprehensif lain periode berjalan.
Pada contoh sebelumnya, perusahaan Indonesia menggunakan rupiah sebagai mata uang
utama dalam melakukan fungsi keuangan dan operasi utama, yaitu sebagai mata uang fungsional
(functional currency). Selain itu, perusahaan Indonesia juga menyiapkan laporan keuangannya
dalam rupiah, sebagai mata uang pelaporan (reporting currency). Setiap transaksi yang
dinyatakan dalam mata uang selain rupiah memerlukan penjabaran menjadi nilai setara rupiah.
Secara umum, sebagian besar transaksi tunai bisnis dilakukan dalam mata uang lokal negara di
mana entitas tersebut beroperasi. Rupiah Indonesia adalah mata uang fungsional bagi hampir
semua perusahaan di Indonesia.
1. Transaksi Ekspor Impor Dalam Mata Uang Asing
Utang dan piutang yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing dengan entitas luar
negeri harus diukur dan yang dinyatakan dalam mata uang asing harus diukur dan dicatat oleh
entitas Indonesia dalam mata uang yang digunakan untuk pencatatan akuntansinya – yaitu
rupiah. Kurs yang relevan untuk penyelesaian transaksi dalam suatu mata uang asing adalah kurs
tunai (spot rate) pada tanggal penyelesaian. Pada saat transaksi diselesaikan, utang atau piutang
dalam unit mata uang asing harus disesuaikan dengan nilai setara rupiah saat itu. Jika laporan
keuangan disusun sebelum utang atau piutang dalam mata uang asing tersebut diselesaikan,
maka saldo akun utang piutang tersebut harus disesuaikan dalam setara rupiah pada tanggal
laporan posisi keuangan dengan menggunakan kurs saat ini pada tanggal laporan posisi
keuangan.
Gambaran umum atas akuntansi yang diharuskan untuk transaksi impor atau ekspor dalam
mata uang asing secara kredit adalah sebagai berikut:
Halaman 6 | 22
Monang Situmorang, C.A
1) Tanggal transaksi (transaction date): Mencatat transaksi pembelian atau penjualan pada
nilai setara rupiah dengan menggunakan kurs langsung tunai (spot direct exchange
rate) pada tanggal tersebut.
2) Tanggal laporan posisi keuangan (financial position date) : Menyesuaikan utang atau
piutang menjadi nilai setara rupiah pada akhir periode dengan menggunakan kurs
langsung sekarang (current direct exchange rate). Mengakui keuntungan atau kerugian
sebagai akibat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal laporan posisi
keuangan.
3) Tanggal penyelesaian (settlement date): Pertama-tama menyesuaikan utang atau piutang
untuk setiap perubahan mata uang asing antara tanggal laporan posisi keuangan (atau
tanggal transaksi jika transaksi tersebut terjadi setelah tanggal laporan posisi keuangan)
dengan tanggal penyelesaian, mencatat keuntungan atau kerugian yang terjadi.
Kemudian mencatat penyelesaian utang atau piutang dalam mata uang asing tersebut.
2. Ilustrasi
1) Transaksi Pembelian dari Luar Negeri
Ilustrasi berikut mengilustrasikan jurnal yang digunakan untuk mengukur dan mencatat
pembelian barang dari pemasok luar negeri baik dalam mata uang lokal maupun dalam mata
uang asing.
Informasi berikut ini menggambarkan kasus tersebut:
1) Pada 1 Oktober 20X7, PT Indo, sebuah perusahaan Indonesia memperoleh barang secara
kredit dari Tokyo Industries, perusahaan Jepang sebesar Rp238.000.000 atau 2.000.000 yen.
2) PT Indo menyusun laporan keuangan pada akhir tahun pada 31 Desemberr 20X7.
3) Pelunasan atau penyelesaian utang dilakukan pada tanggal 1 April 20X8.
Kurs tunai langsung untuk nilai setara rupiah dari yen adalah sebagai berikut:
Tanggal Kurs langsung
1 Oktober 20x7 (tanggal transaksi) Rp119
31 Desember 20x7 (tanggal laporan posisi keuangan) 135
1 April 20x8 (tanggal penyelesaian) 129
Akun yang berkaitan dengan transaksi dalam yen diberikan catatan dengan tanda kurung yen (¥)
setelah nama akun.
Jika dalam Rupiah (dalam ribuan) Jika dalam Yen Jepang (dalam ribuan)
1 Oktober 20X7 (Tanggal Pembelian)
Persediaan 238.000 Persediaan 238.000
Utang usaha 238.000 Utang usaha (¥) 238.000
Rp238.000.000 = ¥2,000,000 x Rp119
31 Desember 20X7 (Tanggal laporan posisi keuangan)
Tidak ada jurnal Kerugian transaksi mata 32.000
uang asing
Utang usaha 32.000
Menyesuaikan utang dalam mata uang asing pada
pelaporan setara rupiah dan mengakui kerugian
selisih kurs
Halaman 7 | 22
Monang Situmorang, C.A
Dalam pendekatan alternatif lain, jurnal di bawah ini dibuat pada tanggal penyelesaian 1
April 20x8, menggantikan jurnal pada tanggal yang sama pada jurnal di atas:
1 April 20x8
Unit mata uang asing (¥) 258.000
Kas 258.000
Memperoleh mata uang asing
Utang usaha 270.000
Keuntungan transaksi mata uang asing 12.000
Unit mata uang asing (¥) 258.000
Menyelesaikan utang dalam mata uang asing dan mengakui keuntungan dari
perubahan kurs sejak 31 Desember 20x7
Dapat disimpulkan, bahwa jika transaksi dilakukan dalam rupiah, Indo tidak mengalami
risiko kurs valuata asing; sedangkan Tokyo Industries menanggung risiko valuta asing. Jika
transaksi dilakukan dalam yen, Indo mengalami risiko valuta asing. Aset dan liabilitas yang
dinyatakan dalam unit mata uang asing harus dinilai kembali pada setara rupiah dan keuntungan
dan kerugian transaksi valuta asing (keuntungan atau kerugian selisih kurs) yang timbul harus
diakui pada laporan laba rugi dan penghasilan komprehensif lain periode berjalan.
2) Perbandingan Transaksi Pembelian dan Penjualan yang Didenominasi dalam USD versus
Pound
Transaksi Penjualan
Entitas XYZ menjual barang dagangan kepada London Industries Ltd sebesar $16,500,
atau £10,000 ketika kurs adalah $1,65, dan menerima pembayaran ketika kurs adalah
$1,64.
Bila tagihan dalam USD
Tanggal penjualan
Halaman 8 | 22
Monang Situmorang, C.A
Halaman 10 | 22
Monang Situmorang, C.A
kepada manajemen puncak dalam IDR meskipun jumlah remunerasi itu disetarakan dengan
USD yang dibayarkan kepada manajemen puncak entitas-entitas serupa di AS. Dengan
demikian, mata uang fungsional PT Z adalah USD.
d) PT Terbuka yang didirikan dan kantornya bertempat di Jakarta bisa saja menggunakan dolar
AS (USD) sebagai mata uang fungsional jika sebagian besar kas yang diterima dan
dikeluarkan berupa USD. Pada saat menyusun laporan keuangan, jumlah-jumlah dalam USD
itu kemudian disajikan/dijabarkan dalam Rupiah Indonesia (IDR) karena Otoritas Jasa
Keuangan mengharuskan laporan keuangan emiten Bursa Efek Indonesia disajikan dalam
IDR. Dalam contoh ini, mata uang fungsional adalah USD dan mata uang penyajian adalah
IDR.
2. Penjabaran versus Pengukuran Kembali Laporan Keuangan Entitas Asing
Terdapat dua metode yang berbeda untuk menyatakan kembali laporan keuangan entitas
asing ke dalam rupiah: (1) penjabaran (translation) laporan keuangan entitas asing ke rupiah dan
(2) pengukuran kembali (remeasurement) laporan keuangan entitas asing ke mata uang
fungsional entitas tersebut.
Penjabaran adalah metode yang umum digunakan dan diterapkan jika mata uang lokal
adalah mata uang fungsional entitas asing. Dengan kata lain, apabila pembukuan entitas asing
dicatat dalam mata uang fungsionalnya, maka laporan keuangannya dijabarkan ke mata uang
entitas pelaporan. Sebagai contoh, entitas anak Jepang dari perusahaan Indonesia menggunakan
Yen untuk pencatatan dan mata uang fungsionalnya. Laporan keuangan entitas anak harus
dijabarkan dari Yen ke rupiah Indonesia.
Pengukuran kembali adalah pengukuran kembali laporan keuangan entitas asing dari mata
uang lokal yang digunakan entitas ke mata uang fungsional entitas asing. Pengukuran kembali
hanya diharuskan jika mata uang fungsional berbeda dengan mata uang yang digunakan untuk
pembukuan dan pencatatan entitas asing. Dengan kata lain, apabila pembukuan entitas asing
tidak dicatat dalam mata uang fungsionalnya, maka laporan keuangan dalam mata uang asing
harus diukur kembali dalam mata uang fungsional. Apabila laporan keuangan dalam mata uang
asing diukur kembali dalam mata uang fungsional rupiah, tidak diperlukan penjabaran karena
mata uang pelaporan dari entitas induk adalah rupiah. Sebagai contoh, perusahaan Indonesia
mempunyai entitas anak di Jepang yang menggunakan rupiah sebagai mata uang fungsionalnya
tetapi memilih menggunakan Yen sebagai mata uang pencatatan dan pelaporan. Jika entitas anak
Jepang tersebut menggunakan rupiah untuk mata uang fungsional dan pelaporan, tidak
diperlukan penjabaran atau pengukuran kembali. Laporan keuangannya sudah dinyatakan dalam
rupiah dan siap untuk dikonsolidasikan dengan laporan keuangan entitas induk Indonesia.
1) Penjabaran dan Pengukuran Kembali atas Laporan Keuangan dalam Valuta Asing
PT Timah sebuah perusahaan di Indonesia, memiliki entitas anak yang dimiliki sepenuhnya, PT
Sushi, yang beroperasi di Jepang. Kemungkinan atas penjabaran/pengukuran kembali untuk
akun-akun PT Shusi adalah sebagai berikut:
Pada kasus 1, PT Shusi mencatat dengan mata uang lokal Yen, yang juga merupakan mata uang
fungsional, dan tidak diperlukan pengukuran kembali, karena pembukuannya telah
mencerminkan standar akuntansi. Saldo akun-akun tersebut harus dijabarkan ke dalam rupiah
(mata uang dari entitas pelaporan) dan mengharuskan penjabaran dengan metode kurs sekarang
(current rate method). Kurs sekarang (kurs penutup) pada tanggal laporan posisi keuangan
digunakan untuk menjabarkan seluruh aset dan liabilitas. Secara teoretis, kurs yang berlaku pada
tanggal transaksi harus digunakan untuk menjabarkan seluruh penghasilan, beban, serta laba dan
rugi. Untuk alasan praktis, pendapatan dan beban akan dijabarkan pada kurs rata-rata selama
periode tersebut. Namun, jika kurs berfluktuasi secara signifikan, maka tidak tepat menggunakan
kurs rata-rata untuk suatu periode. Semua hasil dari selisih kurs atau penyesuaian akibat
penjabaran dilaporkan dalam penghasilan komprehensif lain. Selisih kurs yang dihasilkan dari:
penjabaran penghasilan dan beban dengan kurs pada tanggal transaksi serta aset dan liabilitas
dengan kurs penutup.
Pada kasus 2, pembukuan Shusi dicatat dalam Yen, namun mata uang fungsionalnya dicatat
dalam Rupiah. Dalam hal ini, saldo akun Shusi akan diukur kembali ke dalam mata uang
fungsional, Rupiah, yang juga merupakan mata uang entitas pelaporan. Dalam kondisi demikian,
penjabaran tidak diperlukan. Tujuan pengukuran kembali adalah untuk memperoleh hasil yang
akan diperoleh seandainya pembukuan Shusi dalam mata uang fungsional. Karena itu,
pengukuran kembali memerlukan penggunaan kurs historis untuk beberapa akun dan kurs
sekarang untuk yang lainnya dan pengakuan laba rugi selisih kurs dari pengukuran atas seluruh
aset dan liabilitas moneter yang tidak didenominasi dalam mata uang fungsional (dalam kasus
ini, Rupiah).
Dengan demikian, pada akhir setiap periode pelaporan:
Halaman 12 | 22
Monang Situmorang, C.A
Pos moneter mata uang asing dijabarkan dengan menggunakan kurs penutup;
Pos nonmoneter yang diukur dalam biaya historis dalam mata uang asing dijabarkan dengan
menggunakan kurs pada tanggal transaksi; dan
Pos nonmoneter yang diukur pada pada nilai wajar dalam mata uang asing dijabarkan
dengan menggunakan kurs pada tanggal ketika nilai wajar ditentukan.
2) PSAK 10 mengatur tentang kurs valuta asing mana yang digunakan untuk mengukur
kembali mata uang asing ke dalam mata uang fungsional, yaitu sebagai berikut:
a. Pada saat pengakuan awal
Transaksi dalam mata uang asing harus dicatat sesuai dengan kurs spot pada tanggal
transaksi. Akan tetapi, untuk alasan kepraktisan, PSAK 10 memperbolehkan penggunaan kurs
yang mendekati kurs spot pada tanggal transaksi (paragraf 22). Sebagai contoh, kurs rata-rata
satu bulan dapat digunakan untuk menyajikan ulang seluruh transaksi dalam mata uang asing
yang terjadi selama bulan tersebut. Meskipun demikian, jika kurs berfluktuasi secara signifikan
maka penggunaan kurs rata-rata untuk periode itu menjadi tidak tepat (paragraf 22).
b. Pada setiap tanggal pelaporan
Pos-pos moneter dalam mata uang asing harus diukur kembali menggunakan kurs
penutup;
Pos-pos nonmoneter yang dicatat pada biaya historis harus dilaporkan menggunakan kurs
tanggal transaksi; dan
Pos-pos nonmoneter yang dicatat pada nilai wajar harus diukur kembali menggunakan
kurs yang berlaku pada saat nilai wajar tersebut ditentukan.
Lebih lanjut dapat dijelakan bahwan penjabaran laporan keuangan dari mata uang fungsional ke
mata uang penyajian ditempuh dengan prosedur sebagai berikut:
Aset dan liabilitas dijabarkan menggunakan kurs penutup pada tanggal laporan posisi
keuangan.
Transaksi ekuitas dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi.
Penghasilan dan beban dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Kurs rata-rata
bisa digunakan demi alasan kepraktisan jika fluktuasi kurs stabil.
Seluruh selisih kurs yang timbul diakui dalam penghasilan komprehensif lain.
Laporan arus kas dijabarkan menggunakan kurs pada tanggal transaksi. Kurs rata-rata bisa
digunakan demi alasan kepraktisan jika fluktuasi kurs stabil.
Dalam banyak kasus, mata uang fungsional entitas dan asosiasi di luar negeri (kegiatan usaha
luar negeri) adalah mata uang lokal. Yang dimaksud mata uang lokal adalah mata uang yang
berlaku di negara tempat entitas itu berada. Sebagai contoh, Microsoft Indonesia yang beroperasi
di Indonesia menetapkan Rupiah Indonesia (IDR) sebagai mata uang fungsional. Dalam kasus-
kasus semacam ini, penjabaran laporan keuangan mata uang asing adalah mengonversi mata
uang fungsional entitas anak atau asosiasi ke mata uang penyajian yang digunakan entitas induk
dengan menerapkan prosedur di atas (disebut juga metode kurs penutup).
Halaman 13 | 22
Monang Situmorang, C.A
Meskipun demikian, mata uang fungsional kegiatan usaha luar negeri bisa saja berbeda dengan
mata uang lokal. Sebagai contoh, Microsoft Indonesia memilih Dolar Amerika (USD) sebagai
mata uang fungsional agar sama dengan mata uang fungsional entitas induk. Dalam kasus ini,
penjabaran laporan keuangan ditempuh dengan mengukur kembali saldo-saldo yang semula
menggunakan mata uang lokal menjadi mata uang fungsional (disebut juga metode pengukuran
kembali atau metode temporal).
Pengertian istilah dan penjelasan
Valuta asing adalah mata uang selain mata uang fungsional entitas. Istilah valuta asing dan mata
uang asing memiliki arti yang sama dan bisa dipertukarkan satu sama lain.
Pos moneter adalah:
Mata uang yang dimiliki (kas dan setara kas).
Aset lain yang akan diterima dalam mata uang tertentu yang jumlahnya tetap atau dapat
ditentukan.
Liabilitas yang akan dibayarkan dalam mata uang tertentu yang jumlahnya tetap atau
dapat ditentukan.
Fitur utama pos moneter adalah adanya hak untuk menerima (atau kewajiban untuk
menyerahkan) sejumlah mata uang yang jumlahnya tetap atau dapat ditentukan. Contoh pos
moneter adalah pensiun dan imbalan kerja lain yang dibayar dengan kas, provisi yang
diselesaikan secara tunai, dan dividen tunai yang diakui sebagai liabilitas. Sekuritas utang seperti
obligasi juga merupakan contoh pos moneter.
Sebaliknya, fitur utama pos nonmoneter adalah tidak adanya hak untuk menerima (atau
kewajiban untuk menyerahkan) mata uang yang jumlahnya tetap atau dapat ditentukan. Contoh
pos nonmoneter adalah uang muka untuk barang dan jasa (contohnya beban dibayar di muka dan
pendapatan diterima di muka), investasi dalam saham, goodwill, aset tak berwujud, persediaan,
aset tetap, dan provisi yang diselesaikan dengan penyerahan aset nonmoneter.
Kurs spot adalah kurs untuk realisasi segera, merepresentasikan kurs yang berlaku pada tanggal
transaksi.
Kurs penutup adalah kurs spot pada akhir periode pelaporan, merepresentasikan kurs yang
berlaku pada tanggal laporan posisi keuangan.
Selisih kurs adalah selisih yang dihasilkan dari penjabaran sejumlah tertentu satu mata uang ke
dalam mata uang lain pada kurs yang berbeda.
Selisih kurs yang timbul pada penyelesaian pos moneter atau pada proses penjabaran pos
moneter pada kurs yang berbeda dari kurs pada saat pos moneter tersebut dijabarkan pada
pengakuan awal selama periode atau pada periode laporan keuangan sebelumnya diakui dalam
laba-rugi pada periode saat terjadinya.
Mata uang penyajian adalah mata uang yang digunakan dalam menyajikan laporan keuangan
(yaitu laporan posisi keuangan, laporan laba-rugi dan penghasilan komprehensif lain, laporan
perubahan ekuitas dan laporan arus kas). Jika mata uang penyajian berbeda dengan mata uang
fungsional, maka entitas harus menjabarkan laporan keuangan sesuai dengan mata uang
Halaman 14 | 22
Monang Situmorang, C.A
penyajian.
Istilah penjabaran laporan keuangan, atau translasi laporan keuangan, atau penerjemahan laporan
keuangan, berarti mengkonversi unit pengukuran laporan keuangan dari mata uang fungsional ke
mata uang penyajian.
SOAL
1. Pada 1 Januari 20X9, Populer Corporation membentuk RoadTime Company sebagai entitas
anak di Swiss dengan biaya investasi awal sebesar 60,000 franch Swiss (SFr). Neraca
percobaan dalam SFr pada 31 Desember 20X9 adalah sebagai berikut:
Debit Kredit
Kas SFr 7,000
Piutang usaha (neto) 20,000
Piutang dari Populer 5,000
Persediaan 25,000
Aset tetap 100,000
Akumulasi penyusutan SFr 10,000
Utang usaha 12,000
Utang obligasi 50,000
Saham biasa 60,000
Penjualan 150,000
Beban pokok penjualan 70,000
Beban penyusutan 10,000
Beban operasi 30,000
Dividen yang dibayar 15,000
Total SFr282,000 SFr282,000
Informasi Tambahan
1) Piutang dari Populer didenominasi dalam franc Swiss. Dalam pembukuan Populer
terdapat utang kepada RoadTime sebesar $4,000.
Halaman 15 | 22
Monang Situmorang, C.A
SFr $
1 Januari 1 = 0.73
1 Maret 1 = 0.74
1 November 1 = 0.77
31 Desember 1 = 0.80
Rata-rata 20X9 1 = 0.75
RoadTime Company
Penjabaran Neraca Percobaan
31 Desember 20X9
Franc Kurs Dolar AS
Swiss Penjabaran
Kas SFr 7,000 .80 $ 5,600
Piutang usaha 20,000 .80 16,000
Piutang dari Populer 5,000 .80 4,000
Persediaan 25,000 .80 20,000
Aset tetap 100,000 .80 80,000
Beban pokok penjualan 70,000 .75 52,500
Beban penyusutan 10,000 .75 7,500
Beban operasi 30,000 .75 22,500
Dividen dibayar 15,000 .77 11,550
Total debit SFr282,000 $219,650
Akumulasi penyusutan SFr 10,000 .80 $ 8,000
Halaman 16 | 22
Monang Situmorang, C.A
Halaman 17 | 22
Monang Situmorang, C.A
Perhitungan dukungan:
Penjualan SFr150,000
Beban pokok penjualan (70,000)
Penyusutan (10,000)
Beban operasi (30,000)
Laba bersih SFr 40,000
2. Mengacu pada informasi di soal 1, tetapi asumsikan bahwa dolar adalah mata uang
fungsional dari entitas anak luar negeri.
Diminta:
1) Buatlah skedul untuk mengukur kembali (remeasurement) neraca percobaan 31
Desember 20X9 dari franc Swiss ke dolar.
2) Buatlah pembuktian keuntungan atau kerugian pengukuran kembali (selisih kurs) yang
dihitung.
3) Bagaimana keuntungan atau kerugian pengukuran kembali (selisih kurs) dilaporkan
dalam laporan keuangan konsolidasian Populer Corporation dan entitas anak luar
negerinya.
Jawaban
1) Skedul untuk mengukur kembali (remeasurement) neraca percobaan 31 Desember
20X9 dari franc Swiss ke dolar.
RoadTime Company
Penjabaran Neraca Percobaan
31 Desember 20X9
Franc Kurs Dolar AS
Swiss Penjabaran
Kas SFr 7,000 .80 $ 5,600
Piutang usaha 20,000 .80 16,000
Piutang dari Populer 5,000 .80 4,000
H a l a m a n 18 | 22
Monang Situmorang, C.A
Populer Corporation
Bukti Kerugian Pengukuran Kembali
Untuk Tahun yang Berakhir 31 Desember 20X9
Skedul 1
Laporan Posisi Moneter Neto
Akhir Tahun Awal Tahun
Aset moneter:
Kas SFr 7,000 SFr 60,000
Piutang usaha (neto) 20,000
Piutang dari Populer 5,000
Total SFr 32,000 SFr 60,000
Kurang liabilitas moneter:
Utang usaha SFr 12,000 SFr 0
Utang obligasi 50,000 0
Aset moneter neto SFr(62,000) SFr 0
SFr 60,000
Halaman 19 | 22
Monang Situmorang, C.A
3. Mengacu pada soal 1, tetapi sekarang asumsikan bahwa kurs adalah sebagai berikut:
SFr $
1 Januari 1 = 0.80
1 Maret 1 = 0.77
1 November 1 = 0.74
31 Desember 1 = 0.73
Rata-rata 20X9 1 = 0.75
Piutang dari Populer didenominasi dalam francs Swiss. Dalam pembukuan Populer terdapat
utang ke RoadTime sebesar $3,650.
Asumsikan franc Swiss adalah mata uang fungsional
Diminta:
1) Buatlah skedul untuk menjabarkan (translating) neraca percobaan 31 Desember 20X9
dari franc Swiss ke dolar
2) Buatlah pembuktian penyesuaian/selisih penjabaran (translation adjustment) yang
dihitung dalam soal 1.1).
4. Mengacu pada soal 1, tetapi sekarang asumsikan bahwa kurs adalah sebagai berikut:
SFr $
1 Januari 1 = 0.80
1 Maret 1 = 0.77
1 November 1 = 0.74
31 Desember 1 = 0.73
Rata-rata 20X9 1 = 0.75
Piutang dari Populer didenominasi dalam francs Swiss. Dalam pembukuan Populer terdapat
utang ke RoadTime sebesar $3,650.
Asumsikan dolar AS adalah mata uang fungsional
Diminta:
1) Buatlah skedul untuk menjabarkan (translating) neraca percobaan 31 Desember 20X9
dari franc Swiss ke dolar
2) Buatlah pembuktian penyesuaian/selisih penjabaran (translation adjustment) yang
dihitung dalam soal 2.1.
5. PT Jakarta sedang menyusun laporan keuangan konsolidasi yang mencakup dua entitas
anak, yaitu Jamali Ltd. dan Jasinga Ltd. Jamali Ltd. bertempat kedudukan di Malaysia,
menggunakan Rupiah Indonesia (IDR) sebagai mata uang fungsional, tetapi juga
menyajikan laporan keuangan dalam Ringgit Malaysia (MYR). Jasinga Ltd. bertempat
Halaman 20 | 22
Monang Situmorang, C.A
Jasinga Ltd
Laporan Laba Rugi
Untuk yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2015
Pendapatan 3.250.000
Beban pokok penjualan 1.950.000
Laba kotor 1.300.000
Beban penjualan 250.000
Beban umum dan administrasi 550.000
Beban penyusutan 75.000
Laba bersih 425.000
Jasinga Ltd
Laporan Perubahan Saldo Laba
Untuk yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2015
Saldo laba 1 Januari 2015 700.000
Laba bersih 425.000
Saldo laba 31 Desember 2015 1.125.000
Jasinga Ltd
Laporan Posisi Keuangan
Untuk yang Berakhir Tanggal 31 Desember 2015
Aset
Kas 90.000
Piutang usaha 210.000
Persediaan 685.000
Tanah 600.000
Bangunan 1.250.000
Akumulasi penyusutan (150.000)
Total aset 2.685.000
Liabilitas
Utang usaha 245.000
Liabilitas lainnya 500.000
Ekuitas
Modal saham 250.000
Tambahan modal disetor 585.000
Saldo laba 1.125.000
Total liabilitas dan ekuitas 2.685.000
Halaman 21 | 22
Monang Situmorang, C.A
Jasinga Ltd. mulai beroperasi pada tanggal 2 Januari 2013. Seluruh saham telah ditempatkan
dan disetor penuh pada tanggal tersebut. Sejak mulai beroperasi, Jasinga Ltd. melaporkan
laba bersih tahun 2013 dan 2014 masing-masing sebesar SGD300,000 dan SGD400,000.
Jasinga Ltd. belum pernah membayar dividen sejak mulai beroperasi hingga saat ini.
Kurs IDR terhadap SGD yang relevan disajikan sebagai berikut:
Tanggal IDR
2 Januari 2013 7.700
1 Januari 2015 8.600
31 Desember 2015 9.520
Kurs rata-rata tahun 2013 8.050
Kurs rata-rata tahun 2014 8.260
Kurs rata-rata tahun 2015 9.170
Bagaimana PT Jakarta menjabarkan laporan keuangan Jasinga Ltd. di atas agar laporan
keuangan konsolidasi bisa disajikan dalam IDR yang merupakan mata uang penyajian
entitas konsolidasi? Pos-pos penghasilan dan beban, termasuk penyusutan, dijabarkan ke
dalam IDR dengan kurs rata-rata tahun 2015, yaitu IDR9.170.
Halaman 22 | 22