Anda di halaman 1dari 16

1.

Pengertian Laba Ditahan

Laba ditahan (retained earnings) adalah laba bersih yang tidak dibayarkan
sebagai dividen tetapi diakumulasikan selama masa usaha perusahaan dan dilaporkan
pada bagian kekayaan bersih atau ekuitas dalam neraca.
Laba ditahan digunakan untuk investasi kembali dalam bisnis atau untuk melunasi
kewajiban keuangan dan bisa bersaldo negatif jika terjadi kerugian.
Rumus laba ditahan adalah:
Laba ditahan awal periode +/ – laba/rugi periode berjalan – dividen yang dibayarkan =
laba ditahan akhir periode

2. Kebijakan dan Legalitas Dividen

Kebijakan dividen dalam Werner R.Murhadi (2008:4) merupakan suatu kebijakan


yang dilakukan dengan pengeluaran biaya yang cukup mahal, karena perusahaan harus
menyediakan dana dalam jumlah besar untuk keperluan pembayaran dividen. Perusahaan
umumnya melakukan pembayaran dividen yang stabil dan menolak untuk mengurangi
pembayaran dividen. Hanya perusahaan dengan tingkat kemampuan laba yang tinggi dan
prospek ke depan yang cerah, yang mampu untuk membagikan dividen. Banyak
perusahaan yang selalu mengkomunikasikan bahwa perusahaannya memiliki prospektif
dan menghadapi masalah keuangan sudah tentu akan kesulitan untuk membayar dividen.
Hal ini berdampak pada perusahaan yang membagikan dividen, memberikan tanda pada
pasar bahwa perusahaan tersebut memiliki prospek kedepan yang cerah dan mampu
untuk mempertahankan tingkat kebijakan dividen yang telah ditetapkan pada periode
sebelumnya. Perusahaan dengan prospek ke depan yang cerah, akan memiliki harga
saham yang semakin tinggi.
Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2000:255-256) sejauh ini pembahasan
dividen hanya menyangkut aspek-aspek teoritis dari kebijakan dividen. Namun, ketika
perusahaan menetapkan suatu kebijakan dan memperhatikan sejumlah hal, pertimbangan-
pertimbangan ini harus dikaitkan kembali ke teori pembayaran dividen dan penilaian
perusahaan. Beberapa pertimbangan manajer dalam pembayaran dividen antara lain:
1 Kebutuhan dana bagi perusahaan
Semakin besar kebutuhan dana perusahaan berarti semakin kecil kemampuan
untuk membayar dividen. Penghasilan perusahaan akan digunakan terlebih dahulu
untuk memenuhi dananya baru sisanya untuk pembayaran dividen.
2 Likuiditas perusahaan
Likuiditas perusahaan merupakan salah satu pertimbangan utama dalam kebijakan
dividen. Karena dividen merupakan arus kas keluar, maka semakin besar jumlah kas
yang tersedia dan likuiditas perusahaan, semakin besar pula kemampuan perusahaan
untuk membayar dividen. Apabila manajemen ingin memelihara likuiditas dalam
mengantisipasi adanya ketidakpastian dan agar mempunyai fleksibilitas keuangan,
kemungkinan perusahaan tidak akan membayar dividen dalam jumlah yang besar.
3 Kemampuan untuk meminjam
Posisi likuiditas bukanlah satu-satunya cara untuk menunjukkan fleksibilitas dan
perlindungan terhadap ketidakpastian. Apabila perusahaan mempunyai kemampuan
yang tinggi untuk mendapatkan pinjaman, hal ini merupakan fleksibilitas keuangan
yang tinggi sehingga kemampuan untuk membayar dividen juga tinggi. Jika
perusahaan memerlukan pendanaan melalui hutang, manajemen tidak perlu
mengkhawatirkan pengaruh dividen kas terhadap likuiditas perusahaan.
4 Pembatasan-pembatasan dalam perjanjian hutang
Ketentuan perlindungan dalam suatu perjanjian hutang sering mencantumkan
pembatasan terhadap pembayaran dividen. Pembatasan ini digunakan oleh para
kreditur untuk menjaga kemampuan perusahaan tersebut membayar hutangnya.
Biasanya, pembatasan ini dinyatakan dalam persentase maksimum dari laba
kumulatif. Apabila pembatasan ini dilakukan, maka manajemn perusahaan dapat
menyambut baik pembatasan dividen yang dikenakan para kreditur, karena dengan
demikian manajemen tidak harus mempertanggungjawabkan penahanan laba kepada
para pemegang saham. Manajemen hanya perlu mentaati pembatasan tersebut.
5 Pengendalian perusahaan
Apabila suatu perusahaan membayar dividen yang sangat besar, maka perusahaan
mungkin menaikkan modal di waktu yang akan datang melalui penjualan sahamnya
untuk membiayai kesempatan investasi yang menguntungkan.
Dividen diumumkan secara priodik oleh dewan direktur. Biasanya tiap setengah
tahun atau tiap satu tahun. Pembayaran dividen menjadi sulit karena komposisi pemegang
saham berubah-ubah. Pengukuran jual-beli saham sangat cepat berubah-ubah. Karena
cepatnya perpindahan pemegang saham maka sulit untuk dipantau daftar pemegang
saham. Dividen mengkin dapat diberikan kepada pemegang saham baru lima hari kerja
setelah pembelian saham (Sunariyah, 2004).
Sedangkan beberapa faktor yang menentukan dan mempengaruhi dalam
pembuatan kebijakan dividen menurut Dr.Dermawan Sjahrial, M.M.(2002) antara lain:
1. Posisi likuiditas perusahaan.
Makin kuat posisi likuiditas perusahaan makin besar dividen yang dibayarkan.
2. Kebutuhan dana untuk membayar hutang.
Apabila sebagian besar laba digunakan untuk membayar hutang maka sisanya
yang digunakan untuk membayar dividen makin kecil
3. Rencana perluasan usaha.
Makin besar perluasan usaha perusahaan, makin berkurang dana yang dapat
dibayarkan untuk dividen.
4. Pengawasan terhadap perusahaan.
Kebijakan pembiayaan: untuk ekspansi dibiayai dengan dana dari sumber intern
antara lain: laba. Dengan pertimbangan: apabila dibiayai dengan penjualan saham
baru ini akan melemahkan kontrol dari kelompok pemegang saham dominan. Karena
suara pemegang saham mayoritas berkurang.
Ada beberapa bentuk pemberian dividen secara tunai atau cash dividend yang
diberikan oleh perusahaan kepada pemegang saham. Berikut ini beberapa bentuk
kebijakan dividen menurut Sutrisno (2003) adalah:
1) Kebijakan pemberian dividen stabil
Kebijakan pemberian dividen yang stabil ini artinya dividen akan diberikan secara
tetap perlembarnya untuk jangka waktu tertentu walaupun laba yang diperoleh
perusahaan berfluktuasi. Dividen stabil ini dipertahankan untuk beberapa tahun, dan
kemudian bila laba yang diperoleh meningkat dan peningkatannya baik dan stabil,
maka deviden juga akan ditingkatkan untuk selanjutnya dipertahankan selama
beberapa tahun. Kebijakan pemberian dividen yang stabil ini banyak dilakukan oleh
perusahaan, karena beberapa alasan yakni (1) bisa meningkatkan harga saham, sebab
dividen yang stabil dan dapat diprediksi dianggap mempunyai resiko yang kecil, (2)
bisa memberikan kesan kepada para investor bahwa perusahaan mempunyai prospek
yang baik dimasa yang akan datang, (3) akan menarik investor yang memanfaatkan
dividen untuk keperluan konsumsi, sebab dividen selalu dibayarkan.
2) Kebijakan deviden yang meningkat
Dengan kebijakan ini, perusahaan akan membayarkan dividen kepada pemegang
saham dengan jumlah yang selalu meningkat dengan pertumbuhan yang stabil.
3) Kebijakan dividen dengan rasio yang kostan
Kebijakan ini memberikan dividen yang besarnya mengikuti besarnya laba yang
diperoleh perusahaan. Semakin besar laba yang diperoleh semakin besar dividen yang
dibayarkan, demikian pula sebaliknya bila laba kecil dividen yang dibayarkan juga
kecil. Dasar yang digunakan sering disebut dividend payout ratio (DPR).
4) Kebijakan pemberian dividen regular yang rendah ditambah ekstra
Kebijakan pemberian dividen dengan cara ini, perusahaan menentukan jumlah
pembayaran dividen per lembar yang dibagikan kecil, kemudian ditambahkan dengan
ekstra dividend bila keuntungannya mencapai jumlah tertentu.
Dari uraian tersebut, ternyata kebijakan dividen tersebut menimbulkan dua akibat
yang bertentangan, oleh karena itu penentuan besarnya dividen yang dibagikan kepada
pemegang saham menjadi sangat penting dan merupakan tugas manajer keuangan yang
harus mampu menentukan kebijakan yang akan menyeimbangkan dividen saat ini dan
tingkat pertumbuhan dividen di masa yang akan datang agar memaksimumkan harga
saham.

3. Bentuk-bentuk Dividen

a. Cash Dividen ialah dividen yang diberikan oleh perusahaan kepada para pemegang
sahamnya dalam bentuk uang tunai (cash). Pada waktu rapat pemegang saham,
perusahaan memutuskan bahwa sejumlah tertentu dari laba perusahaan akan dibagi
dalam bentuk cash dividen (M. Munandar, 1983: 312). Perusahaan hanya
berkewajiban membayar dividen setelah perusahaan tersebut mengumumkan akan
membayar dividen. Dividen dibayarkan kepada pemegang saham yang namanya
tercatat dalam
daftar pemegang saham. Pembayaran dividen dapat dilakukan oleh perusahaan sendiri
atau melalui pihak lain, umpamanya bank. Cara yang kedua biasanya yang dipilih
perusahaan karena bank mempunyai banyak cabang, sehingga memudahkan
pemegang saham yang mungkin sekali tersebar luas di seluruh Indonesia (Arief
Suaidi, 1994: 230). Yang perlu diperhatikan oleh pimpinan perusahaan sebelum
membuat pengumuman adanya dividen kas adalah apakah jumlah kas yang ada
mencukupi untuk pembagian dividen tersebut.
b. Script Dividen adalah suatu surat tanda kesediaan membayar sejumlah uang tertentu
yang diberikan perusahaan kepada para pemegang saham sebagai dividen. Surat ini
berbunga sampai dengan dibayarkannya uang tersebut kepada yang berhak. Script
dividen seperti ini biasanya dibuat apabila pada waktu para pemegang saham
mengambil keputusan tentang pembagian laba, dimana perusahaan belum (tidak)
mempunyai persediaan uang cash yang cukup untuk membayar dividen cash (Arief
Suaidi, 1994: 231).
c. Property Dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam
bentuk barang-barang (tidak berupa uang tunai ataupun (modal) saham perusahaan).
Contoh dividen barang adalah dividen berupa persediaan atau saham yang merupakan
investasi perusahaan pada perusahaan lain. Pembagian dividen berupa barang sudah
barang tentu lebih sulit dibanding pembagian dividen uang. Perusahaan
melakukannya karena uang tunai perusahaan tertanam dalam investasi saham
perusahaan lain atau persediaan dan penjualan investasi atau persediaan terutama bila
jumlahnya cukup banyak akan menyebabkan harga jual investasi ataupun persediaan
turun, sehingga merugikan perusahaan dan pemegang saham sendiri (Arief Suaidi,
1994 : 233).
d. Liquidating Dividen adalah dividen yang dibayarkan kepada para pemegang saham,
dimana sebagian dari jumlah tersebut dimaksudkan sebagai pembayaran bagian laba
(Cash Dividen), sedangkan sebagian lagi dimaksudkan sebagai pengembalian modal
yang ditanamkan (diinvestasikan) oleh para pemegang saham ke dalam perusahaan
tersebut (M. Munandar, 1983: 314).
e. Stock Dividen adalah dividen yang diberikan kepada para pemegang saham dalam
bentuk saham-saham yang dikeluarkan oleh perusahaan itu sendiri (M. Munandar,
1983: 314). Di Indonesia saham yang dibagikan sebagai dividen tersebut disebut
saham bonus. Dengan demikian para pemegang saham mempunyai jumlah lembar
saham yang lebih banyak setelah menerima Stock Dividen. Dividen saham dapat
berupa saham yang jenisnya sama maupun yang jenisnya berbeda.

4. Pemecahan Saham

Jika suatu perusahaan tidak membagikan laba selama beberapa tahun dan saldo
laba ditahan yang cukup besar telah diakumulasikan, maka nilai pasar sahamnya yang
beredar cenderung naik. Makin tinggi harga pasar saham, makin kecil saham itu dapat
dibeli oleh beberapa investor.
Manajemen dari banyak perusahaan merasa yakin bahwa untuk menjalin
hubungan masyarakat yang lebih baik, kepemilikan yang lebih luas sangat diperlukan
sehingga dibutuhkan harga pasar saham yang berada dalam batas kemampuan mayoritas
calon investor. Untuk mengurangi nilai pasar saham, cara yang biasa dipakai adalah
melakukan pemecahan saham (stock split).
Dari sudut pandang akuntansi, tidak ada ayat jurnal yang dicatat untuk pemecahan
saham. Namun suatu catatan memorandum dibuat untuk menunjukkan bahwa nilai pari
saham telah berubah, dan jumlah saham telah bertambah. Sebagai ilustrasi yang
menggambarkan pemecahan saham 1 untuk 2, atas 1000 lembar saham dengan nilai pari
$100 dan nilai pari itu dibagi dua setelah penerbitan saham tambahan.

Ekuitas Pemegang Saham sebelum Ekuitas Pemegang Saham setelah


Pemecahan 1 menjadi 4: Pemecahan 1 menjadi 4:
Saham biasa, 1000 lembar Saham biasa, 2000 lembar
pada nilai pari $100 $100.000 pada nilai pari $50 $100.000
Laba ditahan 50.000 Laba ditahan 50.000
$150.000 $150.000

Perbedaan Pemecahan Saham dan Dividen Saham


Pemecahan saham menghasilkan kenaikan jumlah saham yang beredar dan
penurunan nilai pari atau nilai ditetapkan per saham. Sementara dividen saham, meskipun
menghasilkan kenaikan jumlah saham yang beredar, namun tidak mengurangi nilai pari,
jadi dividen itu menambah total nilai pari saham yang beredar.
Ketika tambahan saham diterbtikan dengan tujuan mengurangi harga pasar per
unit, maka pembagian itu lebih merupakan pemecahan saham daripada dividen saham.
Pembagian ini biasanya timbul jika jumlah saham yang diterbitkan lebih besar dari 20%-
25% jumlah saham yang beredar sebelumnya.
Selain itu, karena nilai pari saham yang beredar juga tidak berubah, maka transfer
dari laba ditahan hanya dilakukan jumlah yang disyaratkan menurut akta. Biasanya hal
ini merupakan transfer laba ditahan ke modal saham sebesar nilai pari saham yang
diterbitkan yang berlawanan dengan transfer nilai pasar saham yang diterbitkan.

5. Penyajian Laba Ditahan

Pencatatan laba ditahan hendaknya dipisahkan dari modal disetor agar dapat
diketahui sumber masing-masing modal. Dalam Neraca jumlah laba ditahan terdiri dari
dua golongan rekening yaitu :
1. Laba ditahan yang masih bebas
2. Laba ditahan yang sudah mempunyai tujuan penggunaan
Perhitungan laba ditahan adalah laba bersih dikurangi deviden yang dibagikan.
Laba ditahan diinvestasikan kembali dengan harapan peningkatan laba perusahaan pada
tahun mendatang. Laporan ini digunakan investor untuk menilai usulan kebijakan
manajemen perusahaan mengenai deviden. Pembagian deviden yang merupakan hak
pemegang saham yang diatur dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) biasanya
tidak dibagikan seluruhnya, tetapi sebagian digunakan kembali untuk berinvestasi.
Sebagian yang digunakan untuk berinvestasi inilah menjadi laba ditahan perusahaan.
Semakin besar laba ditahan perusahaan akan semakin besar aset perusahaan, dan dapat
dikatakan perusahaan tersebut “sehat”.

Contoh Kasus:
Buatlah laporan laba rugi langkah ganda untuk tahun yang berakhir pada tanggal
31 Agustus 2010, dengan menyimpulkan laba per saham. Dalam menghitung laba per
saham, diasumsikan rata-rata jumlah saham biasa yang beredar adalah 45.000 dan
dividen untuk saham preferen adalah Rp9.000.000. Diasumsikan bahwa laba atas
penyerahan tanah merupakan pos luar biasa. Buatlah laporan laba ditahan untuk dua
bulan yang berakhir pada tanggal 31 Agustus 2010 serta neraca per 31 Agustus 2010.

Data Jawaban:
Jawaban:
Soal:
1. 19. faktor-faktor apa yang mempengaruhi kebijakan deviden perusahaan ?
Jawaban :
Kebijakan dividen perusahaan dipengaruhi oleh :
a. ketersediaan uang tunai,
b. stabilitas pendapatan,
c. pendapatan lancar,
d. pendapatan prospektif,
e. adanya atau tidak adanya pembatasan kontrak modal kerja atau laba ditahan, dan
f. saldo laba ditahan.
2. 20. apa pertimbangan utama dewan direksi dalam membuat keputusan yang berkaitan
dengan pengumuman deviden? Bahaslah secara singkat.
Jawaban :
Dalam menyatakan dividen, dewan direksi harus mempertimbangkan kondisi
perusahaan sehingga dividen tersebut (1) diperbolehkan secara hukum dan (2) secara
ekonomi masuk akal.
Secara umum, direksi harus mempertimbangkan faktor-faktor berikut dalam menentukan
legalitas deklarasi dividen:
a. Saldo laba, kecuali secara sah dibebani dalam beberapa hal, biasanya merupakan
dasar yang benar untuk pembagian dividen.
b. Revaluasi modal jarang merupakan dasar yang benar untuk dividen (kecuali mungkin
dividen saham).
c. Di beberapa negara bagian, tambahan modal disetor dapat digunakan untuk dividen,
meskipun dividen semacam itu mungkin terbatas pada saham preferen.
d. Defisit dalam saldo laba dan debit pada akun modal disetor harus dipulihkan sebelum
pembayaran dividen.
e. Dividen di beberapa negara bagian mungkin tidak mengurangi laba ditahan di bawah
biaya perolehan saham treasuri yang dimiliki.
Agar dividen secara ekonomi masuk akal, dewan direksi harus
mempertimbangkan:
a. ketersediaan (likuiditas) aset untuk distribusi;
b. kesepakatan dengan kreditur;
c. pengaruh dividen terhadap persepsi investor (misalnya mempertahankan rasio
pembayaran-bayar yang diharapkan); dan
d. ukuran dividen sehubungan dengan kemungkinan membayar dividen di tahun-
tahun buruk di masa depan. Selain itu, kemampuan untuk memperluas atau
mengganti fasilitas yang ada harus diperhatikan.
3. 22. bedakan antara: deviden tunai, deviden properti, deviden likuiditas, dan deviden
saham.
Jawaban :
Dividen, paling tidak dividen tunai, dibayarkan dari modal kerja. Saldo harus ada dalam
saldo laba untuk mengizinkan distribusi keuntungan yang sah, namun memiliki saldo laba
ditahan tidak menjamin kemampuan membayar dividen jika situasi tunai tidak
mengizinkanDividen kas adalah distribusi secara tunai sedangkan dividen properti adalah
distribusi aset selain uang tunai. Setiap dividen yang tidak didasarkan pada laba ditahan
adalah dividen yang melikuidasi. Dividen saham adalah penerbitan saham tambahan dari
saham perusahaan dalam suatu pertukaran nonreciprocal yang melibatkan pemegang
saham lama tanpa perubahan nilai nominal atau nominal.
4. 24.Pemecahan saham dan deviden saham dapat digunakan oleh perusahaan untuk
mengubah jumlah saham yang beredar.
a. Apa yang dimaksud dengan pemecahan saham yang dilaksanakan dalam bentuk
deviden ?
b. Dari sudut pandangan akuntansi, jelaskan bagaimana pemecahan saham yang
dilaksanakan dalam bentuk deviden daham biasa.
c. Bagaimana deviden saham yang telah diumumkan tetapi belum diterbitkan harus
diklasifikasi dalam laporan posisi keuangan? Mengapa?
Jawaban :
a. Pembagian saham yang dilakukan dalam bentuk dividen adalah pembagian saham
perusahaan untuk menyajikan pemegang saham sebanding dengan kepemilikan
masing-masing pemegang saham dan dapat diperkirakan menyebabkan penurunan
nilai dalam nilai pasar per saham. Buletin Penelitian Akuntansi No. 43 menetapkan
bahwa distribusi lebih dari 20% sampai 25% dari jumlah saham yang sebelumnya
beredar akan menyebabkan penurunan nilai dalam nilai pasar. Ini adalah karakteristik
dari pemecahan saham dibandingkan dengan dividen saham, namun karena alasan
hukum, istilah "dividen" harus digunakan untuk distribusi ini. Dari sudut pandang
akuntansi, harus diungkapkan sebagai pemecahan saham yang dilakukan dalam
bentuk dividen karena memenuhi definisi akuntansi dari pemecahan saham
sebagaimana dijelaskan di atas.
b. Pembagian saham yang dilakukan dalam bentuk dividen berbeda dengan dividen
saham biasa dengan jumlah modal disetor atau laba ditahan lainnya untuk
dikapitalisasi. Dividen saham biasa melibatkan kapitalisasi (charging) laba ditahan
sama dengan nilai pasar dari saham yang didistribusikan. Pembagian saham yang
dilakukan dalam bentuk dividen tidak melibatkan biaya atas laba ditahan atau modal
disetor lainnya jika nilai nominal (dinyatakan) saham dikurangi secara proporsional
dengan penyaluran. Jika nilai nominal saham (dinyatakan) tidak dikurangi secara
proporsional dengan penyaluran saham, modal disetor atau saldo laba lainnya akan
dikenakan untuk nilai nominal (sebutkan) dari saham tambahan yang diterbitkan.
Perbedaan lain antara dividen saham dan pemecahan saham adalah dividen saham
biasanya melibatkan pembagian saham tambahan dari kelas saham yang sama dengan
nilai nominal atau nominal yang sama. Pembagian saham biasanya melibatkan
pembagian saham tambahan dari kelas saham yang sama namun dengan pengurangan
proporsional dalam nilai nominal atau yang dinyatakan. Nilai nominal atau nilai
gabungan akan sama sebelum dan sesudah stock split.
c. Dividen saham yang diumumkan namun tidak dilabel harus diklasifikasikan sebagai
bagian dari modal disetor dan bukan sebagai kewajiban dalam laporan posisi
keuangan. Dividen saham hanya mempengaruhi akun modal; Artinya, laba ditahan
menurun dan kontribusi modal meningkat. Dengan demikian, tidak ada hutang yang
harus dibayar, dan akibatnya, tidak ada pemutusan aset perusahaan saat dividen
saham diterbitkan. Selanjutnya, dividen saham yang diumumkan dapat dicabut oleh
dewan direksi perusahaan kapanpun sebelum diterbitkan. Akhirnya, perusahaan
biasanya akan mengumumkan secara resmi maksudnya untuk menerbitkan sejumlah
saham tambahan tertentu, dan saham ini harus dipesan untuk tujuan ini.
5. (TP 7,8) L15-12 (Deviden Tunai dan Deviden Likuiditasi) Lotoya Davis Corporation
mempunyai sepuluh juta lembar saham biasa yang diterbitkan dan beredar. Pada tanggal
1 Juni dewan direksi menetapkan deviden tunai sebesr 80 sen per saham untuk pemegang
saham yang tercatat per 14 Juni, dan akan dibayarkan tanggal 30 Juni.
Diminta
a. Buatlah ayat jurnal untuk setiap tanggal di atas dengan mengasumsikan bahwa
deviden tersebut merupakan pembagian laba.
b. Bagaimana ayat jurnal itu akan berbeda jika deviden tersebut merupakan deviden
likuidasi?
Jawaban :
a. 6/1 Saldo Laba 8.000.000
Hutang Dividen 8.000.000
6/14 Tidak ada entri pada tanggal catatan.
6/30 Hutang Dividen 8.000.000
Kas 8.000.000
b. Jika ini adalah dividen yang melikuidasi, entri debit pada tanggal deklarasi adalah
Tambahan Modal Disetor daripada Saldo Laba. Orang dapat mengamati bahwa
membayar dividen kepada perusahaan agak melingkar. Ini meningkatkan beberapa
potensi salah arah. Namun, skenario ini akan menyederhanakan pencairan dana rutin
ke registrar yang bertindak sebagai agen pemberian dividen. Dividen bukan
pendapatan, melainkan koreksi.
Kas 240.000
Saldo Laba 240.000
6. (TP 8) L15-13 (Pemecahan Saham dan Dividen Saham) Saham biasa Alexander
Halminton Inc. saat ini dijual dngan harga $120 per saham. Dewan direksi ingin
menurunkan harga saham dan menambah jumlah saham sebelum penerbitan baru. Nilai
pari per saham adalah $10, sementara nilai buku adalah $70 per saham. Sembilan juta
lembar telah diterbitkan dan beredar.
Diminta
Buatlah ayat jurnal yang diperlukan dengan mengasumsikan:
a. Dewan memutuskan pemecahan saham 2 untuk 1.
b. Dewan memutuskan deviden saham 100%.
c. Secara singkat membahas perbedaan akuntansi dan pasar sekuritas antara kedua
metode itu untuk menaikkan jumlah saham yang beredar.
Jawaban :
a. Tidak masuk hanya sebuah memorandum yang menunjukkan jumlah saham telah
meningkat menjadi 18 juta dan nilai nominal telah berkurang dari $ 10 menjadi $ 5
per saham.
b. Saldo Laba 90.000.000
Dividen Saham Biasa Terdistribusi 90.000.000
Dividen Saham Biasa Terdistribusi 90.000.000
Saham Biasa 90.000.000
c. Dividen saham dan split melayani fungsi yang sama berkenaan dengan pasar
sekuritas. Kedua teknik tersebut memungkinkan dewan direksi untuk meningkatkan
jumlah saham dan membagi harga saham menjadi "rentang perdagangan populer".
Untuk tujuan akuntansi, aturan 20% -25% cukup memandang dividen saham besar
sebagai pemecahan saham yang substantif. Hal ini diperlukan untuk mengkapitalisasi
nilai nominal dengan dividen saham karena jumlah saham meningkat dan nilai
nominalnya tetap sama. Penghasilan dikapitalisasi karena alasan murni prosedural.
7. (TP 8) L15-14 (Ayat Jurnal untuk Deviden Saham dan Pemecahan Saham) Akun
ekuitas pemegang saham GK Chesterton Company mempunyai saldo berikut pada
tanggal 31 Desember 2007:
Saham biasa, nilai pari $10, 300.000 lembar diterbitkan dan beredar $3.000.000
Agio saham 1.200.000
Laba ditahan 5.600.000
Saham-saham G.K.Chestrerton Company saat ini dijual di bursa saham Midwest pada
harga $37.
Diminta
Buatlah ayat-ayat jurnal yang tepat untuk setiap kasus berikut :
a. Diumumkan dan diterbitkan deviden saham 5%.
b. Diumumkan dan diterbitkan deviden saham 100%.
c. Diumumkan dan diterbitkan pemecahan saham 2 untuk 1.
Jawaban :
a. Saldo Laba (15.000 X $ 37) 555.000
Dividen Saham Biasa Dapat didistribusikan 150.000
Modal Disetor di Kelebihan Pari 405.000

Dividen Saham Biasa Terdistribusi 150.000


Saham Biasa 150.000
b. Saldo Laba (300.000 X $ 10) 3.000.000
Dividen Saham Biasa Terdistribusi 3.000.000
Dividen Saham Biasa Terdistribusi 3.000.000
Saham Biasa 3.000.000
c. Tidak ada entri, nilai nominal menjadi $ 5,00 dan jumlah saham di atas meningkat
menjadi 600.000.
8. (TP 7,8) L15-15 (Ayat Jurnal Deviden) Data berikut ini diambil dari akun neraca
Mesefield Corporation per 31 Desember 2006:
Aktiva lancar $540.000
Investasi 624.000
Saham biasa (nilai pari $10) 500.000
Agio saham 150.000
Laba ditahan 840.000
Diminta
Buatlah ayat-ayat jurnal yang diperlukan untuk pos-pos yang tidak saling berkaitan
berikut ini:
a. Deviden saham 5%, diumumkan dan dibagikan pada saat yang sama ketika nilai pasar
saham adalah $39 per saham.
b. Nilai pari modal diturunkan menjadi $2 dengan pemecahan saham 5 untuk 1.
c. Deviden diumumkan pada tanggal 5 Januari 2007 dan dibayarkan tanggal 25 Januari
2007, dalam bentuk obligasi yang dimiliki sebagai investasi; obligasi ini mempunyai
nilai buku sebesar $100.000 dan nilai pasar wajar $135.000.
Jawaban :
a. Saldo Laba 97.500
Dividen Saham Biasa Terdistribusi 25.000
Modal Disetor di Kelebihan Par 72,500
(50.000 saham X 5% X $ 39 = $ 97,500)
Dividen Saham Biasa Terdistribusi 25.000
Saham Biasa 25.000
b. Tidak ada entri, catatan memorandum untuk menunjukkan bahwa nilai nominal
dikurangi menjadi $ 2 dan saham yang beredar sekarang 250.000 (50.000 X 5).
c. 5 Januari 2004
Investasi (Obligasi) 35.000
Laba atas Apresiasi atas Investasi (Obligasi) 35.000
Saldo Laba 135.000
Hutang Dividen Properti 135.000
25 Januari 2004
Hutang Dividen Properti 135.000
Investasi (Obligasi) 135.000
9. (TP 6, 7, 8) L15-16 (Perhitungan Laba Ditahan) Informasi berikut diambil dari akun-
akun buku besar Isaac Stern Corporation:
Total laba sejak pendirian $317.000
Total deviden tunai yang dibayarkan 60.000
Total nilai dividen saham yang dibagikan 30.000
Keuntungan atas transaksi saham treasuri 18.000
Diskonto atas hutang obligasi yang belum diamortisasi 32.000
Diminta
Tentukan saldo terakhir laba ditahan yang tidak diamortisasi.
Jawaban :
Total pendapatan sejak penggabungan $ 317.000
Dikurangi: Total dividen tunai dibayarkan $ 60.000
Total nilai dividen saham 30.000 90.000
Saldo laba ditahan saat ini $ 227.000

Anda mungkin juga menyukai