Anda di halaman 1dari 30

SKEMA KREDIT BAGI KOPERASI DAN ANGGOTA

KOPERASI

Tugas ini untuk memenuhi tugas perkuliahan Manajemen Koperasi dan UMKM

Dosen Pengampu:
Dr. I Putu Gede Sukaatmadja, S.E.,M.P.

Kelompok 9 :

I DEWA GDE. NGR. EKA CHANDRA PRAMUDITYA (1607531119)


I GEDE PRADANA JUNIARTA (1607531128)

PROGRAM STUDI AKUNTANSI


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS UDAYANA
2019
Judul Topik : Skema Kredit Bagi Koperasi dan Anggota Koperasi
Nama : 1. I Dewa Gede Ngurah Eka Chandra Pramuditya
(ekachandra16@gmail.com)
2. I Gede Pradana Juniarta
(pradanajuniarta@gmail.com)

ABSTRAK

Karena akses terhadap sumber permodalan oleh koperasi dan


anggotanya masih rendah maka pada tahun 1998 Pemerintah meluncurkan 17
Skema Kredit Program untuk Koperasi dan Anggotanya. Tujuan penelitian ini
adalah untuk mengetahui 17 skema kredit bagi koperasi dan anggotanya.
Metode yang digunakan dalam tugas ini adalah metode dokumentasi dari
sumber-sumber tertulis seperti buku ajaran dan artikel. Kredit dapat
diklasifikasikan menjadi dua yaitu kredit bersubsidi dan kredit komersial.
Skema Kredit yang diberikan pemerintah ada 17 yaitu, kredit bagi koperasi
yakni KKOP, dan kredit bagi anggota koperasi dimana koperasi bisa bertindak
sebagai Executing Agent yaitu pelaksana kredit maupun sebagai Channeling
Agent yaitu sebagai penyalur kredit seperti KUT dan KKPA. Dengan adanya
ke-17 program kredit ini pemerintah berharap agar dapat digunakan atau
dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga dapat meningkatkan perekonomian
masyarakat menengah ke bawah terutama bagi koperasi dan anggotanya.

Kata Kunci: 17 Skema Kredit, Pemerintah, Koperasi dan Anggotanya.

1
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Definisi dari koperasi menurut Prof. R. S. Soetriaatmadja telah
memberikan penekanan pada “koperasi adalah kumpulan dari orang-
orang….”. Meskipun dalam definisi koperasi memberikan penekanan pada
“kumpulan orang-orang”, ini tidaklah berarti bahwa modal itu tidak penting
bagi koperasi. Seperti halnya bagi Perseroan Terbatas, modal bagi koperasi
itu adalah bagaikan darah bagi tubuh manusia.
Berapa jumlah modal yang diperlukan oleh suatu koperasi sudah harus
bisa ditentukan dalam proses pengorganisasian atau pada waktu
pendiriannya dengan rinciannya berapa untuk modal tetap atau jangka
panjang yang berguna untuk penyediaan fasilitas fisik bagi koperasi dan
berapa untuk modal jangka pendek untuk membiayai kegiatan operasional
koperasi. Selain itu juga masih diperlukan sejumlah dana yang akan digunakan
untuk membiayai pengeluaran selama dalam proses pendiriannya itu, yang
disebut dana pengorganisasian.
Dilihat dari keperluan-keperluan tersebut, jelaslah bahwa modal itu
merupakan sarana untuk melaksanakan usaha-usaha dalam koperasi. Dalam
UU No. 12/1967 tentang Pokok-pokok Perkoperasian Pasal 32 ayat (1)
ditentukan bahwa modal koperasi itu terdiri dari dan dipupuk dari simpanan-
simpanan, pinjaman-pinjaman, penyisihan-penyisihan dari hasil usahanya
termasuk cadangan serta sumber-sumber lain. Dimana seiring dengan
berkembangnya jaman maka diterbitkanlah UU No. 25/1992 tentang
Perkoperasian yang telah memberikan keleluasaan bagi penggalian dan
pengembangan modal koperasi.
UU No. 25/1992 telah tegas membagi modal koperasi dalam modal
sendiri dan modal pinjaman. Sehingga dalam hal ini Induk Koperasi Pegawai
Republik Indonesia (IKPRI) mendirikan bank untuk membantu para anggota
koperasi, baik perorangan maupun koperasi jenjang bawahnya, dengan
menyediakan dana yang diperlukan oleh anggota

2
Karena akses terhadap sumber permodalan oleh koperasi maupun oleh
anggota-anggotanya masih rendah maka pada tahun 1998 Pemerintah telah
meluncurkan 17 Skema Kredit Program dengan persyaratan lunak dengan
maksud untuk bisa membantu Koperasi dan Usaha Kecil/Menengah dalam
memenuhi kebutuhan dana murah yang diperlukan untuk meningkatkan
usahanya.

1.2. Rumusan Masalah


1.2.1. Bagaimana klasifikasi kredit jika ditinjau dari aspek skema pendanaan?
1.2.2. Bagaimana yang dimaksud dengan 17 skema kredit program dari
pemerintah?

1.3. Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui klasifikasi kredit jika ditinjau dari aspek skema
pendanaan.
1.3.2. Untuk mengetahui tentang 17 skema kredit program dari pemerintah.

1.4. Manfaat
1.4.1. Bagi Penulis
1) Membantu penulis untuk mengenal lebih dalam lagi mengenai
Koperasi.
2) Mengetahui skema perkreditan untuk koperasi dan anggota
koperasi.
3) Memenuhi persyaratan dalam penilaian Mata Kuliah Koperasi dan
UMKM.
1.4.2. Bagi Pembaca
1) Mempermudah pembaca untuk memahami materi yang terdapat
dalam makalah ini.
2) Mengenalkan pembaca kepada skema perkreditan untuk koperasi
dan anggota koperasi dari pemerintah.
3) Mempermudah pembaca untuk bisa mempraktekan skema
perkreditan koperasi ini.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Klasifikasi Kredit


Ditinjau dari aspek skema pendanaan, kredit dapat diklasifikasikan
menjadi 2, yaitu:
a. Kredit bersubsidi. Kredit ini disediakan pemerintah dalam membiayai
berbagai program di sektor ekonomi dengan bunga yang rendah dan
persyaratan yang ringan. Ciri-ciri kredit ini adalah sebagai berikut.
 Dananya berasal dari Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI).
 Persyaratannya ringan.
 Sasarannya adalah masyarakat banyak/massal, misalnya petani,
anggota koperasi primer, usaha kecil, koperasi, kelompok tani, dan lain-
lain.
 Jangka waktu kredit relatif singkat (kira-kira 1 tahun)
 Jaminan kredit pada umumnya adalah produk dari usaha yang dibiayai
oleh kredit tersebut.
b. Kredit komersial. Kredit ini diberikan oleh perbankan dengan persyaratan-
persyaratan yang berlaku umum atau yang berlaku di pasar. Pasal 8 UU
Perbankan No.7 Tahun 1992 menyatakan bahwa kredit yang diberikan oleh
bank mengandung risiko, sehingga dalam pelaksanaannya bank harus
memperhatikan asas-asas perkreditan yang sehat. Untuk mengurangi
risiko tersebut, jaminan pemberian kredit dalam arti keyakinan atas
kemampuan dan kesanggupan debitur untuk melunasi utangnya sesuai
dengan perjanjian merupakan faktor penting yang harus diperhatikan oleh
bank. Untuk memperoleh keyakinan tersebut, sebelum memberikan kredit,
bank harus melakukan penilaian yang seksama terhadap watak,
kemampuan, modal agunan, dan prospek usaha dari debit. Mengingat
bahwa agunan menjadi salah satu unsur jaminan pemberian kredit, maka
apabila berdasarkan unsur-unsur lain telah dapat diperoleh keyakinan atas
kemampuan debitur mengembalikan utangnya, agunan dapat hanya

4
berupa barang, proyek, atau hak tagih yang dibiayai dengan kredit yang
bersangkutan.

2.2. Kredit Usaha Tani (KUT)


Kredit ini merupakan kredit modal yang diberikan melalui bank pemberi
kredit kepada koperasi primer atau Lembaga Swadaya Masyarakat, sebagai
pelaksana pemberi kredit kepada petani yang tergabung dalam kelompok tani,
guna membiayai usahanya dalam rangka intensifikasi padi, palawija, dan
hortikultura.
Tujuan dari pemberian jenis kredit ini adalah untuk membantu petani
yang belum mampu membiayai sendiri usaha taninya, agar dapat
meningkatkan produksi dan pendapatannya, di samping untuk membantu
koperasi agar dapat mengembangkan usahanya sehingga dapat berperan
sebagai kekuatan ekonomi.
Usaha yang dapat dibiayai dengan jenis kredit ini adalah
 Untuk pembiayaan intensifikasi padi/palawija dan hortikultura
 Untuk tanaman buah-buahan, kredit hanya bisa diberikan dalam rangka
pemerliharaan tanaman yang sudah menghasilkan
 Untuk hortikultura diberikan secara selektif berdasarkan daerah maupun
komoditasnya dengan memperhatikan pola pembiayaan hortikultura yang
sudah berjalan di daerah tersebut dan mempunyai prospek pemasaran.
Adapun jumlah kredit yang dapat diberikan kepada setiap petani
berdasarkan pada kebutuhan nyata dengan berpedoman pada kebutuhan
indikatif per hektar sebagaimana telah ditetapkan oleh Menteri Pertanian.
Tingkat bunga ditetapkan sebesar 10,5% setahun dan tidak bunga berbunga
yang meliputi fee untuk Bank sebesar 2% imbalan bagi PPL 1%, imbalan bagi
koperasi/LSM 5%, premi kepada Perum PKK 1,5%, dan dana titipan pemerintah
yang disimpan pada Perum PKK sebesar 1%. Jangka waktu kredit maksimum
1 tahun sejak ditandatangani perjanjian penerimaan KUT. Bank Pelaksana
adalah Bank Umum, yang telah mendapat persetujuan Bank Indonesia sebagai
penyalur KUT.
Berikut prosedur/proses yang dilalui ketika mengajukan dan membayar
kredit usaha tani/KUT.

5
1. Petani mengajukan kredit melalui kelompok tani.
2. Kelompok tani akan mengadakan musyawarah, menyusun RDKK dengan
bimbingan PPL, dan mengajukan kredit melalui Koperasi/LSM.
3. Koperasi/LSM akan menyeleksi para peserta dan memeriksa RDKK<
merekap RDKK dari beberapa kelompok tani, termasuk rencana penarikan
dan pelunasan kredit tersebut.
4. Bank akan menandatangani perjanjian kredit dengan Kopersai/LSM, serta
menyalurkan dana kepada Koperasi/LSM.
5. Koperasi/LSM akan membuat perjanjian dengan kelompok tani.
6. Kelompok tani akan menarik kredit dari Kop/LSM, dan meneruskannya
kepada para petani.
7. Petani diwajibkan membayar kembali pinjamannya 2 minggu setelah panen
atau paling lambat dua bulan setelah realisasi kredit.
8. Kelompok tani membayar kepada Koperasi/LSM, dalam bentuk tunai atau
natura.
9. Kop/LSM membayar ke bank.

2.3. Kredit kepada Koperasi (KKOP)


KKOP adalah kredit Investasi dan/atau Kredit Modal Kerja yang
diberikan oleh bank kepada Koperasi Primer dalam rangka pembiayaan usaha
agribisnis.
Tujuan dan pemeberian kredit ini adalah untuk mendukung
pengembangan koperasi di bidang agribisnis terutama untuk pengadaan dan
distribusi pangan serta pembiayaan pasca panen.
Kredit ini dapat digunakan untuk membiayai usaha-usaha:
a. Pengadaan padi, palawija, cengkeh, pupuk, hortikultura.
b. Distribusi beras, gula pasir, minyak goreng, dan kedelai.
c. Usaha agribisnis lainnya yang secara langsung mendukung kelancaran
anggota koperasi.
Jumlah kredit maksimum untuk usaha seperti tersebut dalam butir a & b
adalah Rp 350 juta per komoditi, sedangkan untuk yang tersebut dalam butir c
maksimum adalah Rp 350 juta per koperasi. Besarnya suku bunga adalah 16%
setahun dan tidak bunga berbunga. Khusus untuk distribusi beras, minyak

6
goreng, gula pasir, dan kedelai yang disalurkan melalui koperasi sekunder,
maka suku bunga tersebut termasuk imbalan sebesar 1 % setahun untuk
koperasi sekunder. Kepada kredit untuk pembiayaan seperti tersebut dalam
butir a dan b maksimum 1 tahun. Untuk usaha Agribisnis seperti tersebut
dalam butir c ditetapkan sebagai berikut:
 Pembiayaan investasi disesuaikan dengan kemampuan usaha maksimum
10 tahun.
 Pembiayaan modal kerja maksimum 1 tahun.
 Pembiyaan modal kerja yang terkait dengan investasi maksimum 5 tahun.
Berikut prosedur/proses yang dilalui ketika mengajukan dan membayar
Kredit kepada Koperasi (KKOP).
1. Koperasi membuat rencana kebutuhan dan mengusulkan permohonan
kredit kepada Bank.
 Menyerahkan jadwal penarikan dan angsuran
 Menyerahkan jaminan, jika diperlukan
 Menandatangani akad kredit dengan Bank
 Menyerahkan barang agunan (disertai pengikatannya) dan
menyerahkan jadwal penarikan dan angsuran, atau
2. Pengajuan kredit dapat dikoordinasikan melalui koperasi sekunder.
 Koperasi sekunder meneruskan permohonan ke Bank dan dapat
menandatangani akad kredit dengan bank jika diberi kuasa oleh
koperasi primer, atau mengetahui akad kredit antara koperasi primer
dengan bank.
3. Koperasi primer menarik dana sesuai jadwal.
4. Koperasi primer melunasi kredit.
 Modal kerja, umumnya sekaligus.
 Investasi, sesuai jadwal.

2.4. Kredit Kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya (KKPA)


KKPA ini adalah Kredit Investasi dan/atau Kredit Modal kerja yang
diberikan oleh bank kepada koperasi primer untuk diteruskan kepada
anggota-anggotanya guna membiayai usaha produktif anggota koperasi.

7
Tujuan dari pengadaan jenis kredit ini adalah menyediakan fasilitas
permodalan bagi anggota koperasi primer untuk meningkatkan usaha dan
pendapatannya sekaligus untuk mengembangkan koperasi primer.
Kredit ini bisa diberikan untuk membiayai usaha-usaha produktif di
semua sektor ekonomi. Jumlah kredit diberikan menurut kebutuhan dan
kemampuan mengembalikan kredit dengan jumlah maksimum 50 juta per
anggota. Khusus untuk pembiayaan modal kerja di sektor perdagangan dan
jasa maksimum Rp 10 juta per anggota. Tingkat bunga ditetapkan besarnya
16% setahun tidak bunga berbunga, termasuk di dalamnya imbalan (fee) untuk
koperasi primer sebesar 2% (sebagai Executing) atau 1% sebagai Channeling
Agent.
Jadi koperasi di sini bisa berfungsi sebagai:
a. Pelaksana (Executing Agent)
Karena koperasi bertanggung jawab terhadap kembalinya kredit
tersebut, maka penandatanganan akad kredit di lakukan oleh pengurus
koperasi primer dan bank. Dalam fungsi ini, maka tingkat bunga sebesar
16% termasuk imbalan fee sebesar 2% bagi koperasi primer tersebut.
b. Penyalur (Channeling Agent)
Sebagai channeling maka penandatanganan akad kredit dilakukan
oleh masing-masing anggota koperasi dan bank dengan diketahui oleh
pengurus koperasi dan oleh karena itu dari suku bunga sebesar 16%
tersebut maka imbalan jasa (fee) bagi koperasi tersebut adalah hanya
sebesar 1%.
Jangka Waktu:
a. Untuk pembiayaan investasi, disesuaikan dengan kemampuan nyata
proyek, maksimum 15 tahun.
b. Untuk modal kerja, maksimum 1 tahun.
c. Untuk pembiayaan tanaman musiman tertentu dimungkinkan lebih dari 1
tahun.
d. Untuk pembiayaan modal kerja yang terkait degnan investor, maksimum 5
tahun.

8
2.5. Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya – Tebu Rakyat (KKPA-
TR)
KKPA – TR adalah kredit modal kerja yang diberikan oleh bank kepada
koperasi primer untuk diteruskan kepada anggota-anggotanya untuk
membiayai tebut rakyat.
Tujuan dari pemberian jenis modal kerja ini adalah menyediakan fasilitas
modal kerja bagi anggota koperasi primer untuk meningkatkan usaha dan
pendapatan petani tebu sekaligus untuk mengembangkan koperasi primer.
Jenis kredit ini dapat digunakan untuk membiayai modal kerja anggota
koperasi primer baik dia pembudi daya tanaman tebu pada lahannya sendiri
maupun sebagai penggarap lahan petani lain dengan cara sewa. Maksimum
lahan yang dapat dibiayai KKPA-TR adalah 2 hektar untuk lahan sawah,3
hektar untuk lahan tegalan.
Jumlah kredit yang bisa diberikan adalah sesuai dengan kebutuhan dan
kemampuan mengembalikan kredit dari anggota koperasi primer yang
mengacu pada kebutuhan indikatif kredit per hektar yang dikeluarkan oleh
Direktorat Jenderal Perkebunan.
KKPA-TR dapat diberikan dengan 2 cara yaitu,
a. KKPA-TR Murni, di mana kredit diberikan oleh bank langsung kepada
koperasi primer untuk disalurkan kepada anggota-anggotanya.
b. KKPA-TR Kemitraan, di mana kredit diberikan oleh bank kepada koperasi
primer yang bermitra dengan pabrik gula untuk disalurkan kepada
anggotanya.
Koperasi sebagai penyalur pemberian KKPA-TR Kemitraan:
 Penandatanganan akad kredit dilalui oleh bank dengan kelompok tani dan
diketahui oleh pengurus koperasi primer. Bisa juga antar bank dengan
koperasi primer yang bertindak atas nama masing-masing kelompok senior
berdasarkan surat kuasa.
Di samping itu koperasi juga mempunyai tugas:
 Mengajukan usulan kebutuhan KKPA-TR berdasarkan rekapitulasi.
 Membuat surat kuasa bagi Pabrik Gula untuk menarik KKPA-TR dari Bank.
 Dan lain sebagainya.

9
Suku bunga ditetapkan sebesar 16% setahun dan tidak bunga berbunga,
termasuk imbalan (fee) bagi koperasi primer sebesar 2% (sebagai executing)
atau 1 % (sebagai channeling). Jangka waktu kredit maksimum 24 bulan
dengan Bank Umum sebagai Bank Pelaksana.
Berikut prosedur/proses yang dilalui ketika mengajukan dan membayar
Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya – Tebu Rakyat.
1. Anggota koperasi menyusun kebutuhan kredit dan mengusulkan ke
pengurus koperasi, dan kemudian pengurus koperasi menilai dan
memusyawarahkan persyaratannya. Selanjtnya, pengurus mengajukan
usulan ke bank dengan disertai jadwal penarikan dan pelunasnnya, serta
jaminan jika diperlukan
2. Setelah permohonan disetujui, akad kredit ditanda tangani oelh bank dan
pengurus koperasi (executing), atau anggota koperasi primer dengan
diketahui oleh pengurus koperasi (koperasi sebagai channeling)

2.6. Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya – Tenaga Kerja


Indonesia
KKPA ini merupakan jenis modal kerja yang diberikan oleh bank melalui
Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia (PJTKI) untuk membiayai persiapan
dan pemberangkatan TKI ke luar negeri dengan persyaratan dan tata cara
seperti yang berlaku dalam KKPA. Bank pemberi kredit di sini adalah Bank
Umum. Kredit PJTKI ini dapat dipergunakan untuk membiayai persiapan dan
pemberangkatan TKI keluar negeri dan jumlahnya maksimum 85% dari total
pembiayaan. Tingkat bunga kredit KKPA adalah 16% setahun dan tidak bunga
berbunga dan dibebaskan dari provisi kredit. Dalam hal bank tidak
mewajibkan pertanggungan kredit, maka pada waktu kredit berakhir, sebagai
imbalan jasa kepada PJTKI akan diberi-kan imbalan 2% dari bunga sebesar
16% yang dibayar oleh PJTKI. Bank Pelaksana adalah Bank Umum Devisa.
Fungsi, Persyaratan, dan Kewajiban PJTKI:
a. Berfungsi sebagai penerima kredit dan bertanggung jawab atas
penggunaan dan pelunasan kredit.
b. Persyaratan untuk menjadi PJTKI:

10
 Telah memiliki SIUP PJTKI dan telah aktif menjalankan penempatan TKI
di luar negeri dengan perjalanan minimum 1 tahun.
 Terdaftar sebagai anggota Asosiasi PJTKI.
 Tidak tercatat sebagai debitur macer.
 Dinilai layak oleh bank.
c. Kewajiban PJTKI:
 Membuat RKK (Rencana Kebutuhan Kredit) untuk permohonan kredit.
 Menyusun RDK (Rencana Definitif Kebutuhan Kredit)) untuk penarikan
bebas.
Berikut prosedur/proses dalam mengajukan dan membayar kredit
Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya – Tenaga Kerja Indonesia.
1. Perusahaan tenaga kerja Indonesia (PJTKI) menyusun kebtuhan 1 tahun
yang dirinci dalam Rancangan Kebutuhan Kredit (RKK). Jika perlu, RKK
disahkan oleh Asosiasi. Usul kredit diajukan ke bank
2. Jika usul kredit tersebut disetujui, Surat Penegasan Kredit (SPK)
dikeluarkan oleh Bank. Kredit ditarik sesui dengan jadwal. Dana kredit
harus sudah digunakan dalam 1 bulan.
3. Pengembalian kredit diangsur setiap bulan

2.7. Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya – Perusahaan Inti


Rakyat – Transmigrasi (KKPA-PIR-Trans)
KKPA-PIR-Trans ini adalah jenis kredit investasi yang diberikan oleh
bank untuk PIR-Trans melalui perusahaan inti, yang kemudian kredit tersebut
akan dialihkan oleh perusahaan inti kepada/melalui koperasi primer untuk
anggotanya.
Tujuan dari pemberian jenis kredit ini adalah untuk menyediakan
fasilitas permodalan untuk membiayai usaha perkebunan tanaman keras, yang
terkait dengan Proyek Pemukiman Transmigrasi Baru di kawasan Timur
Indonesia.
Suku bunga kredit 16% setahun dan tidak bunga berbunga. Fungsi dan
tugas dari Koperasi Primer bisa sebagai Pelaksana Pemberian Kredit KKPA-
PIR Trans (Executing Agent) dan sebagai Penyalur KKPA-PIR-Trans
(Channeling Agent). Suku bunga tersebut termasuk fee (imbalan) bagi

11
koperasi primer sebesar 2% jika koperasi tersebut adalah sebagai Executing
dan 1% jika koperasi tersebut berperan sebagai Channelling.
Maksimum kredit masing-masing anggota adalah Rp 50 juta untuk
membiayai pembangunan kebun plasma dengan luas 2 s/d 4 hektar. KPR-PIR
TRANS ini dapat diberikan untuk membiayai usaha perkebunan tanaman luas
yang terkait dengan proyek. Permukiman Transmigrasi Baru (PTB) dengan
masa pembangunan lebih dari 2 tahun, namun menurut penilaian bank yang
layak untuk dibiayai dan memenuhi persyaratan.
Jangka waktu untuk pembiayaan investasi termasuk masa tenggang
disesuaikan dengan kemampuan nyata proyek yang dibiayai dengan
maksimum 15 tahun. Jenis kredit ini boleh diberikan kepada usaha-usaha yang
berada di pulau yang ditetapkan pemerintah sebagai daerah tertinggal.
Berikut prosedur/proses dalam mengajukan dan membayar Kredit
kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya – Perusahaan Inti Rakyat –
Transmigrasi.
1. Perusahaan inti mengajukan permohonan kredit sesuai kebutuhan proyek
(termasuk kapitalisasi bunga pada masa tenggang)
2. Jika disetujui, akad kredit ditandatangani. Kredit ditarik sesuai dengan
jadwal/kebutuhan
3. Perusahaan inti mengajukan rencana pengalihan kebun plasma paling
lambat 6 bulan sebelum masa tenggang terakhir
4. Pengalihan kebun dan kredit kepada anggota koperasi primer paling
lambat 6 bulan setelah masa tenggang terakhir
5. Pembayaran angsuran dilakukan perusahaan inti melalui pemotongan
penjualan hasil kebun plasma. Plasma adalah anggota koperasi primer

2.8. Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya dengan Pola Bagi
Hasil (KKPA-Bagi Hasil).
KKPA-Bagi Hasil ini merupakan kredit investasi dan/atau untuk
pembiayaan modal kerja yuang diberikan oleh bank berdasarkan prinsip bagi
hasil kepada Koperasi Primer dan Baitul Maalwat Tanwil (BMT) untuk
diteruskan kepada anggota-anggotanya yang digunakan untuk membiayai
usaha produktif.

12
Tujuan dari diberikannya jenis kredit ini adalah menyediakan fasilitas
permodalan bagi anggota koperasi primer, koperasi primer syariah lainnya
dan BMT untuk meningkatkan usaha dan pendapatannya sekaligus
mengembangkan koperasi dan BMT.
Sumber pembiayaan untuk jenis kredit ini berasal dari kredit likuiditas
Bank Indonesia sebesar Rp 67,5% dan dari Departemen Keuangan 32,5%.
Usaha yang dapat dibiayai dengan kredit ini adalah usaha produktif disemua
sektor ekonomi dan jumlah kredit yang diberikan menurut kebutuhan dan
kemampuan mengembalikan dari anggota koperasi primer/BMT dengan
maksimum Rp 50 juta, sedangkan sektor perdagangan maskimum sebesar Rp
10 juta per anggota.
Apabila kredit tersebut diberikan langsung kepada koperasi/BMT, maka
nisbah bagi hasil dari anggota koperasi/BMT kepada bank pelaksana setara
dengan suku bunga 16% setahun. Nisbah bagi hasil tersebut termasuk imbalan
(fee) bagi koperasi primer sebesar 2% (sebagai executing) atau sebesar 1%
sebagai channeling.
Jangka waktunya:
 Untuk pembayaran inventaris disesuaikan dengan kemampuan nyata
proyek, dengan maksimum 15 tahun
 Untuk pembiayaan modal kerja maksimum 1 tahun.
 Untuk pembiayaan tanaman musiman tertentu dimungkinkan lebih dari 1
tahun.
 Untuk pembiayaan modal kerja yang terkait dengan investasi maksimum 5
tahun.
Berikut prosedur/proses dalam mengajukan dan membayar Kredit
melalui Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggotanya dengan Pola Bagi
Hasil.
1. Anggota koperasi/BMT mengajukan kebtuhan dana
2. Koperasi / BMT akan menilai usulan, mengajukan usulan ke bank dengan
menyampaikan jadwal penarikan / pelunasan dan jaminan (jika diperlukan)
3. Penandatanganan akad kredit antara Bank dengan anggota koperasi / BMT
(channeling), atau dengan koperasi / BMT (executing). Penarikan dilakukan
sesuai jadwal

13
2.9. Kredit Pemilikan Rumah Sederhana (KPRS/KPRSS)
Jenis kredit ini adalah kredit yang diberikan oleh bank kepada
masyarakat untuk membiayai pemilikan Rumah Sederhana (RS) atau Rumah
Sangat Sederhana. Kredit ini diberikan dengan tujuan menyediakan
pembiayaan untuk pemilikan rumah bagi masyarakat berpenghasilan rendah
yang belum mempunyai rumah. Type rumah yang dapat dibiayai dengan jenis
kredit ini adalah RS type-18, type-21, type-27 dan type-36 serta RSS type-21,
type-27, dan type-36.
Jumlah maksimum kredit yang diberikan, tergantung dari type dan
wilayahnya yang dibagi dalam 3 wilayah dan sebuah wilayah khusus yaitu
Wilayah I (daerah Sumatera, Jawa, Nusa Tenggara, dan Sulawesi), Wilayah II
(Kalimantan, dan Maluku), Wilayah III (Irian Jaya), dan Wilayah Khusus
(Batam).
Suku bunga KPR/KPRSS ditetapkan menurut type rumah. Untuk RS
Type-18 dan Type-21 suku bunganya 11% per tahun. Untuk RS Type-27 dan
Type-36 suku bunganya 14% per tahun. Untuk RSS suku bunganya 8,5% per
tahun.
Uang muka:
 Untuk KPRSS Type-18, Type-21 dan KPRSS: minimum 10% dari harga jual
 Untuk KPRSS Type-27 dan Type036: minimum 20% dari harga jual.
Jangka waktu KPR/KPRSS ditetapkan maksimum 20 tahun. Persyaratan
pemohon adalah a) Belum memiliki rumah b) Rumah yang dibeli harus
ditempati sendiri dan c)Selama kredit belum lunas, rumah tidak dapat
dipindahtangankan kepada pihak lain tanpa persetujuan bank.
Berikut prosedur/proses dalam mengajukan dan membayar Kredit
melalui Kredit Pemilikan Rumah Sederhana.
1. Calon pemilik rumah mengajukan kredit kepemilikkan rumah melalui
developer/pengembang
2. Developer meneruskan permohonan ke bank penyalur KPR
3. Bank membuat akad kredit dengan calon pemilk rumah
4. Bank merealisasikan kredit kepada pemilik rumah, namun secara fisik,
uang diberikan kepada developer
5. Pembayaran angsuran sesuai perjanjian

14
2.10. Kredit Modal Kerja Bank Perkreditan Rakyat/Pembiayaan Modal Kerja
BPRS (KMK-BPR/PMK-BPRS).
Jenis kredit ini adalah Kredit/Pembiayaan Modal Kerja yang diberikan
oleh Bank Indonesia kepada BPR/BPRS dalam rangka membantu pendanaan
BPR/BPRS agar mampu memberikan pembiayaan kepada usaha kecil. Sumber
pembiayaan berasal dari Kredit Likuidasi Bank Indonesia sebesar 100%.
Kredit ini dapat diberikan untuk usaha produktif pada semua sektor
perekonomian, sedangkan jumlah kredit yang diberikan menurut ketentuan
dan kemampuan pengembalian kredit dengan maksimum Rp 15 juta. Suku
bunga ditetapkan maksimum sebesar 30% setahun dan tidak bunga berbunga
atau 2,5% x baki debet per bulan. Margin keuntungan maksimum 30%
sebagaimana dilakukan pada pembiayaan berdasarkan prinsip Al Ba’I
Bathaman Ajil (BBA) atau Al Murabalah (MRB).
Jangka waktu kredit/pembiayaan maksimum 1 tahun. Berikut
prosedur/proses dalam mengajukan dan membayar Kredit Modal Kerja Bank
Perkreditan Rakyat/Pembiayaan Modal Kerja BPRS.
1. Pemohon mengajukan kredit ke BPR/BPRS
2. Jika disetujui, akad kredit ditandatangani
3. Pengambilan kredit dilakukan sesuai jadwal

2.11. Kredit/Pembiayaan kepada Pengusaha Kecil dan Pengusaha Mikro


melalui BPR/BPRS. (KPKM-PPKM).
Jenis kredit ini adalah kredit pembayaran modal kerja yang diberikan
oleh BPR/BPRS baik melalui kelompok maupun secara langsung kepada
pengusaha kecil atau pengusaha mikro agar mampu mengembangkan
usahanya.
Tujuan dari pemberian KPKM/PPKM adalah untuk lebih mendorong
perekonomian masyarakat golongan ekonomi lemah melalui pemberdayaan
usaha kecil dan usaha mikro pada semua sektor ekonomi yang belum dapat
dilayani oleh skim kredit program yang ada serta meningkatkan peranan BPR
dan BPRS di samping BU dalam pengembangan usaha kecil dan pengusaha
mikro. Yang dapat dibiayai dengan skim kredit program ini adalah usaha
produktif pada semua sektor ekonomi.

15
Jumlah Kredit/Pembiayaan: disesuaikan kebutuhan dan kemampuan
mengembalikan kredit dari masing-masing individu atau anggota kelompok
dengan jumlah maksimum Rp 5 juta per individu atau per anggota kelompok
untuk modal kerja dan Rp 20 juta unutk investasi. Suku bunga/margin
keuntungan ditetapkan sebesar 16% setahun flat atau 1,333% sebulan. Salam
suku bunga/margin keuntungan tersebut termasuk imbalan (fee) bagi
kelompok sebesar 1%, kalau kredit/pembiayaan tersebut disalurkan melalui
kelompok. Jangka waktu kredit maksimum 1 tahun untuk modal kerja dan 5
tahun untuk investasi. Bank Pelaksana: BPR/BPRS/Bank Umum.
Berikut prosedur/proses dalam mengajukan dan membayar
Kredit/Pembiayaan kepada Pengusaha Kecil dan Pengusaha Mikro melalui
BPR/BPRS.
1. Pkm mengajukan permohonan kredit langsung ke bank, atau melalui
kelompok, atau melalui pengurus kelompok yang menilai kebutuhan kredit
2. Jika disetujui, akad kredit ditandatangani oleh bank dengan PKM atau
dengan kelompok. Selanjtnya dana dicairkan
3. Pengembalian kredit dilakukan lansung kepada bank atau melalui
kelompok

2.12. Kredit Penerapan Teknologi Tepat Guna (KPTTG-TASKIN)


Jenis kredit ini adalah merupakan suatu fasilitas kredit yang disediakan
untuk membantu kelompok Taskin (Kelompok yang anggotanya sebagian
besar terdiri dari keluarga-keluarga miskin yang melakukan usaha produktif
dalam mengentaskan diri dari kemiskinan) yang siap ditingkatkan menjadi
koperasi atau usaha kecil yang formal, guna mengembangkan usahanya
dengan memanfaatkan Teknologi Tepat Guna.
Tujuan dari pemberian jenis kredit ini adalah untuk meningkatkan
kegiatan usaha ekonomi produktif keluarga-keluarga yang tergabung dalam
kelompok Taskin melalui pemanfaatan teknologi tepat guna dan
pendampingan, guna meningkatkan kesejahteraan keluarga.
Jumlah kredit maksimum Rp 50 juta untuk setiap kelompok, dengan
jangka waktu maksimum 1 tahun untuk kredit modal kerja dengan masa
tenggang maksimum 3 bulan, sedangkan untuk investasi maksimum 3 tahun,

16
dengan masa tenggang 1 tahun. Suku bunga ditetapkan 12% setahun, tidak
bunga berbunga.
Berikut prosedur/proses dalam mengajukan dan membayar Kredit
Penerapan Teknologi Tepat Guna.
1. Anggota kelompok membuat usulan kebtuhan dana
2. Kelompok Tasnkin mengkoordinasikan permohonan pinjaman anggota dan
mengajukan proposal ke Tim pokjanis
3. Tim Pokjanis menganalisis dan memberi persetujuan atau penolakan atau
usulan
4. Kelopmpok Taskin mengajukan permohonan ke Bank Pelaksana
5. Bank Pelaksana bersama kelompok Taskin menandatangani dan
merealisasikan kredit kepada kelompok Taskin
6. Kelompok Taskin merealisasikannya kepada anggota kelompoknya
7. Anggota kelompok Taskin mengembalikan angsuran melalui kelompok
Taskin

2.13. Kredit Modal Kerja Usaha Kecil dan Menengah (KMK-UKM).


Jenis kredit ini adalah kredit modal kerja yang diberikan kepada usaha
kecil dan menegah untuk membiayai usaha, terutama yang bersifat padat
karya, berorientasi ekspor dan usaha produktif lainnya.
Prioritas penerima KMK-UKM ini adalah eksporer produsen,
nonprodusen serta eksportir tidak langsung (indirect exporter) yang
melakukan kegiatan usaha untuk 18 komoditas unggulan, seperti yang tertera
dalam lampiran SK Menteri Perindustrian dan pedagangan NO.
405/MPP/Kep/1997 tentang kriteria penetepan Perusahaan Eksportir Tertrntu.
Di samping itu prioritas diberikan kepada :
 Distributor/penyalur yang melakukan distribusi dan dalam penyediaan:
bahan pokok di luar distribusi oleh Bulog dan bahan baku. (logam, tekstil,
kedele, dan bahan baku ).
 Koprasi yang melakukan kegiatan simpan pinjam, waserda dan atau
kegiatan produktif lainnya.
Kriteria dari usaha kecil seperti tertera dalam UU No. 9/1988 adalah:
memiliki kekayaan bersih maksimum Rp 200 juta, tidak termasuk tanah dan

17
bangunan serta memiliki hasil penjualan tahunan maksimum 1 miliar rupiah
per tahun.
Kriteria dari usaha menengah adalah :
a) Sektor industri: memiliki total asaet maksimal Rp 5 miliar.
b) Sektor nonindustri: memiliki kekayaan berish maksimum Rp 600 Juta, tidak
termasuk tanah dan bangunan serta memiliki hasil penjualan maksimum RP
3 miliar per tahun.
Jumlah kredit yang dapat diberikan maksimum Rp 3 miliar dengan
perkaliannya setiap tenaga kerja sebesar Rp 25 juta, dengan jangka waktu 1
tahun. Suku bunga 16% per tahun. Bank pelaksana: BNI, BTN, BDN, BBD, Bank
Exim dan Bapindo. Jenis kredit ini sumber dananya adalah 100% dari dana
deposito BUMN pada Bank Pelaksana. Berikut prosedur/proses dalam
mengajukan dan membayar Kredit Modal Kerja Usaha Kecil dan Menengah.
1. Anggota koperasi melalui koperasi mengajukan permohonan kebutuhan
pembiayaan usahanya
2. Koperasi, pengusaha kecil dan menengah (PKM) mengajukan permohonan
kebutuhan dana kepada bank pelaksana
3. Bank pelaksana menandatangani akad kredit kepada PKM atau koperasi
4. Koperasi meneruskan dana tersbut kepada anggotanya
5. Anggota koperasi melalui koperasi dan PKM mengembalikan kredit

2.14. Kredit Penerapan Teknologi Produk Ungulan Daerah (KPT-PUD).


Jenis kredit ini adalah merupakan fasilitas kredit yang disediakan untuk
membantu Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah (KUKM) guna
mengembangkan usahanya sebagai produk unggulan daerah dengan
memanfaatkan teknologi sesuai dengan skala produksinya.
Kriteria Perusahaan Kecil di sini adalah sama dengan yang tertera pada
subbab sebelumnya, tetapi untuk Pengusaha Menengah kriteria yang
digunakan berbeda yaitu:
 Unruk sektor industri memiliki total asaet paling banak Rp 10 miliar
 Untuk sektor nonindustri emiliki kekayaan bersih paking banyak Rp 5 miliar,
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau

18
 Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 25 miliar pada usaha
yang dibiayai.
Tujuan dari pemebrian jenis kredit ini adalah untuk meningkatkan
kegiatan usaha atau kinerja KUKM melalui pemanfaatan teknologi guna
mengembangkan produk unggulan daerah untuk meningkatkan daya
saingnya. Besarnya kredit yang bisa diberikan adalah maksimum sebesar Rp
400 juta seperti KUKM dengan jangka waktu maksimum 1 tahun.
Suku bunga dari BUMN kepada Bank Pelaksana 12%, sedangkan dari
bank pelaksana kepada nasabah 16% per tahun dan tidak bunga berbunga.
Pembebanan tingkat bunga deposito 12% atas dana deposito BUMN yang
ditempatkan pada Bank-Bank Penyelenggara program KPT-PUD tersebut,
hanya diberlakukan terhadap dana deposito sebesar realisasi kredit yang
disalurkan dengan jangka waktu KPT-PUD sisanya yang tidak didisalurkan
tetap diperhitungkan tingkat bunga deposito pasar yang berlaku
Berikut prosedur/proses dalam mengajukan dan membayar Kredit
Penerapan Teknologi Produk Ungulan Daerah.
1. Anggota koperasi mengajukan permohonan KPT-PUD ke koperasi
2. Koperasi / PKM mengajukan permohonan kepada bank pelaksana
3. Bank pelaksana menandatangani akad kredit dan mencairkan kredit
kepada koperasi / PKM
4. Koperasi menyalurkan KPT-PUD kepada anggota
5. Anggota koperasi melalui koperasinya dan PKM mengembalikan kredit

2.15. Kredit Pengentasan Kemiskinan Koperasi Pasar (TASKIN KOPPAS).


Kredit taskin Koppas adalah merupakan fasilitas kredit modal kerja
yang disediakan untuk kelompok Taskin melalui kerja sama dengan Koperasi
Pasar atau koperasi lainnya. Tujuan dari pengadaan kredit ini adalah untuk
meningkatkan usaha ekonomi produktif keluarga yang tergabung dalam
kelompok Taskin melalui kerja sama usaha dengan Koppas atau koperasi
lainnya. Sumber pembiayaan berasal dari Yayasan Dana Sejahtra Mandiri
(YDSM). Besarnya kredit maksimum Rp 75 juta kepada kelompok, sedangkan
kepada anggota masing-masing maksimum Rp 3 juta. Suku bunga 16% dengan

19
rician: 10% kepada YDSM, 2% kepada bank dan 7% kepada koprasi, dengan
jangka waktu 1 tahun tanpa tenggang waktu.
Bank Pelaksana: Bukopin sebagai executing agent. Jika di provinsi atau
kotamadya tidak terdapat cabang bukoin, kredit dapat diberikan melalui
lembaga keuangan yang ditunjukan oleh bukopin. Berikut prosedur/proses
dalam mengajukan dan membayar Kredit Pengentasan Kemiskinan Koperasi
Pasar.
1. Koppas / koperasi mempunyai USP Swamitra maupun yang tidak,
mengajukan permohonan kredit Bukopin (sebagai bank pelaksana)
2. Bukopin merealisasikan permohonan kredit kepada Koppas / koperasi
3. Koppas / koperasi meneruskan dana kredit yang diterima kepada USP
Swamitra. Koperasi yang tidak mempunyai USP Swamitra meneruskan
dananya kepada lembaga keuangan (LK) lainnya yang ditunjuk Bukopin
4. Anggota kelompok Taskin, mengajukan kredit ke USP Swamitra / Lk yang
ditunjuk
5. USP Swamitra atau LK menyalurkan kepada anggota / kelompok Taskin
Angsuran oleh anggota koperasi / kelompok Taskin melalui USP Swamitra
atau LK yang ditunjuk

2.16. Kredit kepada Koprasi Primer untuk Anggotanya dalam rangka


Pembiayaan Usaha Unggas (KKPA-Unggas).
Kredit ini merupakan kredit investasi atau kredit modal kerja yang
diberikan oleh bank kepada koprasi primer untuk diteruskan kepada peternak
unggas guna membiayai usaha peternakan dengan pola kemitraan. Jenis
kredit ini digunakan untuk membiayai usaha peternakan Ayam pedaging atau
ayam petelur, dengan catatan bahwa usaha tersebut tidak sedang mendapat
fasilitas kredit perbankan.
Besarnya kredit yang dapat diberikan KKPA-Unggas, maksimum
adalah Rp 50 juta beranggota dengan suku bunga 16% setahun, tidak bunga
berbunga, termasuk imbalan (fee) 2% untuk bank, 2% untuk koperasi
primer dan 3% sebagai premi kepada Perum PKK. Jangka waktu pinjaman
untuk minimum 5 tahun, Sedangkan untuk modal kerja minimum 1 tahun dan
dapat diperpanjang maksimum 2 kali.

20
Disamping itu dalam hal ini, ikut bertanggung jawab atas pengambilan
kredit serta melakukan pengikatan jaminan dengan bank. Berikut
prosedur/proses dalam mengajukan dan membayar Kredit kepada Koprasi
Primer untuk Anggotanya dalam rangka Pembiayaan Usaha Unggas.
1. a. Anggota koperasi menyusun kebetulan kredit dan mengusulkannya
kepada pengurus koperasi, b. Pengurus koperasi menilai dan
memusyawarahkan persyaratannya. Pengurus mengajukan usulan ke
bank, disertai dengan jadwal penarikan / pelunasan dan jaminan, jika
diperlukan, c. Atas permohonan kredit tersebut, diproses jaminan kredit
dari perusahaan inti sebagai analis.
2. a. Setelah permohonan disetujui, akad kredit ditandatangani oleh bank dan
pengurus koperasi (executing), atau anggota koperasi primer dengan
dikeathui oleh pengurus koperasi (koperasi sebagi channelin), b. Koperasi
mengadakan perjanjian dengan anggotanya (penarikan dilakukan sesuai
jadwal)
3. Penjualan hasil ternak dari peternak kepada inti, langsung atau melalui
koperasi, diperhitungkan sebagai angsuran, yang diteruskan oleh
perusahaan inti kepada bank pemberi kredit
4. Perusahaan inti melunasi kredit sesuai jadwal

2.17. Kredit kepada Koperasi Primer untuk Anggota Nelayan (KKPA-


Nelayan)
Jenis kredit ini merupakan kredit investasi dan atau kredit modal
kerja yang diberikan oleh bank kepada koperasi primer untuk diteruskan
kepada nelayan atau kelompok nelayan atau usaha penangkapan ikan dan
atau pengolahannya. Adapun Tujuan dari pemberian kredit ini adalah untuk
meningkatkan pendapatan nelayan dan perluasan kesempatan kerja pada
subperikanan.
KKPA-Nelayan tersebut dapat diberikan kepada usaha yang
memenuhi ketentuan sebagai berikut:
1. Usaha penangkapan ikan atau pengelolaannya, baik yang dimiliki oleh
kelompok nelayan anggota koperasi primer maupun yang dimiliki oleh
masing-masing koperasi primer.

21
2. dalam usaha tersebut dalam butir a). dinyatakan layak oleh bank
berdasarkan asas-asas kredit yang sehat.
3. bahwa usaha tersebut dalam butir a). tidak sedang mendapat fasilitas
kredit perbankan.
Suku bunga ditetapkan sebesar 16% setahun dan tidak bunga
berbunga dan sudah termasuk di dalamnya imbalan sebesar 2%
setahun, bagi koperasi primer dengan ketentuan sebagai berikut:
1. Jika dalam hal ini koperasi primer bertindak sebagai pelaksana KKPA-
Nelayan, maka seluruh imbalan diberikan kepada koperasi primer dan
pembayarannya dilakukan sebagai berikut:
 50% dari imbalan jasa dibayarkan kepada koperasi primer atas dasar
realisasi pembayaran angsuran pokok dan bunga oleh anggota
koperasi primer dan
 sisanya disampaikan dalam bentuk tabungan beku dalam bank dan
dikembalikan setelah diperhitungkan dengan tunggakan yang timbul
pada saat KKPA-Nelayan jatuh tempo. Tabungan tersebut diberikan
bunga sebesar suku bunga yang berlaku pada bank yang
bersangkutan.
2. Koperasi primer bertindak sebagai penyalur KKPA-Nelayan, maka 50%
dan imbalan diberikan kepada koperasi primer atas sebesar realisasi
pembayaran angsuran pokok dan bunga oleh anggota koperasi primer
dan sisanya menjadi bagian penerimaan bank.
Berikut prosedur/proses dalam mengajukan dan membayar Kredit
kepada Koperasi Primer untuk Anggota Nelayan.
1. a. Anggota koperasi menyusun kebutuhan kredit dan mengusulkannya
kepada pengurus koperasi, b. Pengurus koperasi menilai dan
memusyawarahkan persyaratannya
Pengurus mengajukan usulan ke bank, disertai dengan jadwal penarikan /
pelunasan dan jaminan, jika diperlukan.
1. a. Setelah permohonan disetujui, akad kredit ditandatangani oleh bank dan
pengurus koperasi (executing), atau anggota koperasi primer dengan
diketahui oleh pengurus koperasi (koperasi sebagai channeling), b.

22
koperasi mengadakan perjanjian dengan anggotanya (penarikan dilakukan
sesuai jadwal)
2. a. anggota koperasi menjual produknya melalui koperasi, dan oleh
koperasi, hasil penjualn tersebut dipehtungkan sebagai pelunasan kredit
dari anggota, b. pelunasan oleh koperasi / anggota koperasi (jika koperasi
bertindak sebagai channeling), disesuaikan dengan jadwal modal kerja dan
investasi (sesuai jadwal angsuran)

2.18. Kredit likuiditas usaha angkutan umum perkotaan( KUA-UBP)


Yang dimaksudkan dengan jenis kredit ini (KUA-UBP) Adalah kredit
modal kerja yang diberikan melalui bank kepada perusahaan
angkutan dalam rangka membantu pembiayaan pembelian suku cadang
agar mampu memberikan pelayanan kepada masyarakat pada tingkat yang
telah ditetapkan pemerintah.
Tujuan dari pemberian jenis kredit ini adalah untuk mempertahankan
tingkat pelayanan kepada masyarakat berpendapatan rendah serta
membantu pembiayaan pembelian suku cadang angkutan umum bus
perkotaan. Besarnya kredit yang diberikan untuk bus besar maksimum
adalah Rp 25.002.020,- dan untuk bus sedang ditetapkan Makimum Rp
6.536.000, suku bunga:
1. Ditetapkan 6% setahun tidak bunga berbunga.
2. suku bunga tersebut diatas dihitung setiap bulan dan dibayar setiap
3 bulan.
3. dalam perhitungan tersebut (a) sudah termasuk fee kepada bank
sebesar 0,5% setahun.
Jangka waktu kredit paling lambat 12 bulan terhitung sejak tanggal
surat persetujuan masuk KBLI, Bank Indonesia kepada bank lain dapat
diperpanjang paling lambat 12 bulan. Dalam hal ini bank pelaksana adalah
Bank Pembangunan Daerah.

23
BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Ditinjau dari aspek skema pendanaan, kredit dapat diklasifikasikan
menjadi 2 yaitu, kredit bersubsidi yang dibiayai oleh Bank Indonesia dan kredit
komersial yang diberikan oleh perbankan selain Bank Indonesia
Skema Pendanaan atau Kredit yang diberikan pemerintah ada 17 yaitu:
Kredit bagi koperasi yakni KKOP, dan kredit bagi anggota koperasi dimana
koperasi bisa bertindak sebagai Executing Agent yaitu pelaksana kredit
maupun sebagai Channeling Agent yaitu sebagai penyalur kredit.
Kredit bagi anggota koperasi sendiri diantaranya adalah (1) KUT untuk
para petani (2) KKPA untuk mengembangkan usaha para anggota koperasi
primer dimana selain KKPA terdapat KKPA-TR, KKPA-TKI, KKPA-PIR-Trans,
KKPA-Bagi Hasil KKPA-UNGGAS, KKPA-NELAYAN (3) KPRS/KPRSS untuk
membantu masalah pemilikan rumah, (4) KMK-BPR/PMK-BPRS, KMK-UKM,
KPT-PUD, dan KPKM-PPKM untuk pengembangan usaha mikro, kecil dan
menengah (5) KPTTG-TASKIN dan TASKIN KOPPAS untuk meningkatkan
kegiatan usaha ekonomi produktif kelompok Taskin, serta (6) KUA-UBP untuk
membantu pembiayaan pembelian suku cadang angkutan umum bus
perkotaan.
Dengan adanya ke-17 program kredit ini pemerintah berharap agar
dapat digunakan atau dimanfaatkan sebaik mungkin sehingga dapat
meningkatkan perekonomian masyarakat menengah ke bawah terutama bagi
koperasi dan anggotanya.

24
DAFTAR PUSTAKA

Hendrojogi. 2010. KOPERASI: Asas-asas, Teori, dan Praktik. Jakarta: PT


RajaGrafindo Persada.

Sitio, Arifin & Tamba, Halomoan. 2001. Koperasi: Teori dan Praktik. Jakarta:
Erlangga.

UU Perbankan No. 7 Tahun 1992

--. 2009. Skema Kredit Bagi Koperasi dan Anggota Koperasi.


http://wartawarga.gunadarma.ac.id/2009/12/skema-kredit-bagi-
koperasi-dan-anggota-koperasi/. Diakses pada 20 Februari 2019.

25
Soal Uji Mandiri
1. Jelaskan perbedaan skema perkreditan bagi koperasi dengan skema
perkreditan bagi anggota koperasi dan berikan contohnya.
2. Jelaskan perbedaan kredit bersubsidi dan kredit komersial, serta
berikan contoh dari masing-masing kredit tersebut.
3. Diskusikan bagaimana sebaiknya pendekatan pemerintah dalam
menyajikan skema perkreditan untuk koperasi dan anggotanya yang
sebagian besar adalah pengusaha kecil.
4. Perlukah diterapkan rumus konvensional 5C (Character, Capital,
Collateral, Capacity, Condition of Economy) dalam setiap penyaluran
kredit bagi anggota koperasi?
5. Menurut Saudara, dalam meningkatkan aktivitas ekonomi rakyat melalui
koperasi atau pengusaha kecil, perlukah dibuat skema perkreditan
secara khusus dengan bunga yang relatif kecil? Uraikan pendapat
Saudara.

Jawaban:
1. Skema perkreditan bagi koperasi menurut 17 skema kredit yang
dikeluarkan oleh pemerintah disebut dengan skema Kredit kepada
Koperasi (KKOP), sedangkan untuk skema perkreditan bagi anggota
koperasi disebut dengan Kredit kepada Koperasi Primer untuk
Anggotanya (KKPA). KKPA ini juga melayani berbagai jenis pengajuan
kredit oleh masyarakat di beberapa bidang, seperti KKPA-Tebu Rakyat
dimana dikhususkan untuk usaha tebu, KKPA-Tenaga Kerja Indonesia
yang dikhususkan untuk pemberangkatan TKI ke luar negeri.
Perbedaan antara kredit untuk koperasi dengan kredit untuk anggota
koperasi adalah pada koperasi dimana koperasi dalam kredit KKOP
bertindak sebagai pengguna kredit atau debitur untuk mengembangkan
koperasinya, sedangkan dalam KKPA koperasi bertindak bisa sebagai
pelaksana kredit dengan mewakili anggotanya, bisa juga bertindak
sebagai penyalur dengan memberikan kredit langsung kepada
anggotanya untuk mengembangkan usahanya. Untuk fungsi koperasi
sebagai pelaksana kredit dalam KKPA disebut dengan Executing Agent,

26
sedangkan untuk fungsi koperasi sebagai penyalur kredit disebut
sebagai Channeling Agent.

2. Kredit bersubsidi disediakan pemerintah dalam membiayai berbagai


program di sektor ekonomi dengan bunga yang rendah dan persyaratan
yang ringan. Ciri-ciri kredit ini adalah sebagai berikut.
 Dananya berasal dari Kredit Likuiditas Bank Indonesia (KLBI).
 Persyaratannya ringan.
 Sasarannya adalah masyarakat banyak/massal, misalnya petani,
anggota koperasi primer, usaha kecil, koperasi, kelompok tani, dan
lain-lain.
 Jangka waktu kredit relatif singkat (kira-kira 1 tahun)
 Jaminan kredit pada umumnya adalah produk dari usaha yang
dibiayai oleh kredit tersebut.
Contoh dari kredit bersubsidi adalah Kredit Usaha Tani (KUT), Kredit
Koperasi (KKOP), dan Kredit Koperasi Primer untuk Anggotanya
(KKPA), dimana kedua kredit ini bersumber dari Bank Indonesia.
Sedangkan kredit komersial diberikan oleh perbankan dengan
persyaratan-persyaratan yang berlaku umum atau yang berlaku di
pasar. Pasal 8 UU Perbankan No.7 Tahun 1992 menyatakan bahwa kredit
yang diberikan oleh bank mengandung risiko, sehingga dalam
pelaksanaannya bank harus memperhatikan asas-asas perkreditan yang
sehat. Untuk mengurangi risiko tersebut, jaminan pemberian kredit
dalam arti keyakinan atas kemampuan dan kesanggupan debitur untuk
melunasi utangnya sesuai dengan perjanjian merupakan faktor penting
yang harus diperhatikan oleh bank. Contoh dari kredit komersial adalah
Kredit Modal Kerja Usaha Kecil dan Menengah (KMK-UKM) dimana yang
menyediakan dana untuk kredit ini adalah BUMN seperti BNI, BRI, dan
BTN.

3. Dalam membantu masyarakat atau anggota koperasi yang tergolong


sebagai pengusaha kecil, pemerintah dapah melakukan sosialisasi ke
koperasi-koperasi untuk menjelaskan bahwa terdapat program kredit

27
atau pinjaman dari pemerintah untuk membantu anggota koperasi
tersebut dalam mengembangkan usahanya. Pemerintah dapat
menawarkan kepada anggota koperasi tersebut program kredit yang
khusus dalam menangani masyarakat yang memiliki usaha kecil seperti
Kredit kepada Pengusaha Kecil dan Pengusaha Mikro (KPKM) dengan
maksimum kredit sebesar 5 juta dengan batas waktu maksimum 1 tahun
dan pengusaha kecil tersebut juga bisa mengajukan kredit untuk
berinvestasi dengan maksimum sebesar 20 juta dengan batas waktu
maksimum 5 tahun. Selain itu pemerintah bisa juga menawarkan
program KPPTTG-TASKIN bagi sekelompok masyarakat miskin yang
ingin meningkatkan usahanya dengan kredit yang lebih besar tetapi
kredit ini berdasarkan kelompok (kelompok TASKIN) bukan individu.
Selain itu terdapat juga program kredit bagi pengusaha kecil yang
bergerak di bidang 18 komoditas unggulan seperti logam, tekstil, kedele,
dan lainnya melalui program kredit KMK-UKM.

4. Perlu, karena kredit atau pinjaman baik dari Bank Indonesia maupun
BUMN merupakan risiko yang bisa menyebabkan kerugian bagi pihak
bank. Prinsip 5c yang diantara lain Character yaitu kepribadian debitur,
Capacity yaitu kemampuan mengelola usaha debitur, Capital yaitu
kondisi kekayaan debitur atau usaha debitur, Collateral yaitu jaminan
debitur bila tidak melunasi kreditnya, dan Condition of economy yaitu
kondisi ekonomi debitur, dapat menentukan apakah calon debitur dapat
melunasi kreditnya atau tidak. Tetapi prinsip ini tidak bisa sepenuhnya
diterapkan dalam kredit bagi anggota koperasi karena ada beberapa
program kredit untuk anggota koperasi yang berstatus masyarakat
miskin yang mempunyai usaha kecil, dan sebagainya. Sehingga dalam
hal ini prinsip 5c tidak dapat diterapkan sepenuhnya tetapi bisa
diterapkan dengan meringankan syarat-syarat yang harus dipenuhi
terutama untuk jenis kredi bersubsidi. Prinsip ini sangat layak digunakan
bagi program kredit untuk anggota koperasi yang berjenis kredit
komersial seperti misalnya kredit KMK-UKM.

28
5. Perlu, untuk meningkatkan perekonomian masyarakat menengah ke
bawah terutama yang bekerja sebagai pelaku usaha kecil serta
tergabung dalam koperasi maka pemerintah perlu mengeluarkan dana
khusus untuk mengembangkan usaha kecil tersebut. Dengan suku
bunga yang rendah otomatis para pengusaha kecil tersebut tidak akan
menanggung beban bunga yang besar terhadap usaha(pendapatan)
mereka yang masih tergolong kecil. Sehingga kredit tersebut dapat
digunakan untuk diinvestasikan agar usahanya semakin berkembang.
Dengan berkembangnya usaha-usaha kecil tersebut maka secara tidak
langsung akan meningkatkan perekonomian negara (bisa meningkatkan
PDB suatu negara).

29

Anda mungkin juga menyukai