yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, untuk mencapai tujuan
pembinaan dan pengawasan yang efektif, dengan didasari oleh landasan gerak yang kokoh
agar lembaga perbankan Indonesia mampu berfungsi secara efisien, sehat, wajar, mampu
menghadapi persaingan yang semakin bersifat global, serta mampu menyalurkan dan
menghimpun dana masyarakat tersebut ke bidang – bidang yang produktif bagi pencapaian
terhadap pendanaan yang sebagian besar dana diperlukan untuk memenuhi kebutuhan
tersebut yang mana dapat diperoleh dari kegiatan pinjam meminjam atau yang sering di sebut
dengan kredit.
Lembaga keuangan bank mempunyai peranan yang sangat penting dalam menunjang
kegiatan ekonomi di masyarakat yaitu, berupa menyalurkan kredit kepada masyarakat. Salah
satu lembaga keuangan bukan bank yang memiliki peranan dalam menyalurkan kredit
kepada masyarakat adalah koperasi. Koperasi merupakan badan usaha yang memiliki status
sebagai badan hukum setelah akta pendiriannya disahkan oleh pemerintah. Sesuai dengan
ketentuan yang tercantum dalam Pasal 9 Undang - undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang
Perkoperasian. Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang – seorang atau badan
sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan dengan keanggotaan
koperasi yang bersifat terbuka dan sukarela serta menjalankan usaha untuk memenuhi
kebutuhan - kebutuhan di bidang ekonomi secara bersama - sama berdasarkan Undang -
Undang.
sekunder”. Disamping koperasi primer atau koperasi sekunder, koperasi juga dapat
b. Koperasi Konsumen
c. Koperasi Produsen
d. Koperasi Pemasaran
e. Koperasi jasa
Dalam melaksanakan kegiatan usahanya, salah satunya adalah usaha simpan pinjam.
Sesuai dengan ketentuan Pasal 44 Undang - undang Nomor 25 Tahun 1992, yaitu “ koperasi
dapat menghimpun dana dan menyalurkan melalui kegiatan usaha simpan pinjam dari dan
untuk anggota koperasi yang bersangkutan dan koperasi lain dan/atau anggotanya”. Dasar
hukum keberadaan Koperasi di Indonesia yaitu, terdapat dalam Pasal 33 Undang – undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Keberadaan Koperasi sangatlah penting guna
masyarakat pelaku UMKM dalam pemenuhan modal usaha mereka seringkali menghadapi
kesulitan mendapatkan modal usaha, masyarakat cenderung memilih jasa rentenir untuk
alternative meminjam modal karena proses cepat dan tidak banyak persyaratan yang di
perlukan, namun dibalik proses yang cepat dan tidak banyak persyaratan, masyarakat yang
memilih menggunakan jasa rentenir dalam meminjam dana untuk menunjang modal usaha
mereka terikat dengan suku bunga yang begitu tinggi dan selain dari pada itu tidak adanya
kekuatan hukum yang mengikat apabila terjadi wanprestasi dalam peminjaman menggunakan
jasa rentenir. Oleh karena itu koperasi memiliki peranan yang sangat penting dalam
Undang – undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang Perkoerasian menyatakan, bahwa fungsi
Koperasi adalah :
b) berperan serta secra aktif dalam upaya mempertinggi kualitas kehidupan manusia
dan masyarakat;
ekonomi.
Kegiatan lembaga keuangan bukan bank, yaitu koperasi dalam menyalurkan dana dalam
bentuk kredit kepada anggota maupun bukan anggota serta masyarakat pada umumnya yang
di cairkan oleh koperasi. Salah satu persyaratan yang terpenting untuk memperoleh fasilitas
kredit adalah adanya jaminan. Sesuai dengan salah satu peranan koperasi yaitu, untuk
masyarakat pada umumnya dan untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial
menjadikan koperasi sebagai salah satu sumber dana diantaranya dalam bentuk perkreditan
bagi masyarakat dan para anggota koperasi yang memiliki UMKM. Pada dasarnya pemberian
kredit oleh koperasi baik kepada anggota maupun bukan anggota serta masyarakat pada
umumnya sebagai landasan kepercayaan oleh koperasi di gunakan jaminan, jaminan tersebut
dapat berupa jaminan benda bergerak maupun benda tidak bergerak namun seiring
perkembangan jaminan tersebut haruslah barang -barang yang bermutu tinggi dan mudah
diperjual belikan. Menurut pendapat Hartono Hadisoeprapto Jaminan adalah sesuatu yang
diberikan kepada kreditur untuk menimbulkan keyakinan bahwa debitur akan memenuhi
kewajiban yang dapat dinilai dengan uang yang timbul dari suatu perikatan.
Perjanjian kredit yang dibuat oleh koperasi yang sebagai kreditur kepada anggota
koperasi selaku debitur yang di ikuti dengan jaminan merupakan salah satu aspek yang
sangat penting dalam pemberian kredit agar pihak debitur benar - benar melunasi utangnya
sebagai alat pengikat antara kreditur dan debitur yang mengatur hak dan kewajiban kedua
jangka waktu yang telah ditentukan. Menurut Pasal 2 ayat (1) Surat Keputusan Direksi Bank
Indonesia No. 23/69/KEP/DIR tanggal 28 Februari 1991 tentang Jaminan Pemberian Kredit
menjelaskan bahwa jaminan adalah "suatu keyakinan bank atas kesanggupan debitur untuk
Namun realita yang terjadi dilapangan saat ini yaitu di koperasi Gumuh Sari Sejahtera
Kabupaten Badung adanya peminjaman kredit yang dilakukan tanpa jaminan. Dalam
pemberian kredit yang dilakukan pihak pengurus hanya melihat kecakapan dari debitur
dalam meminjam kredit tersebut dengan berdasarkan dengan asas kekeluargaan. Dari hal
tersebut tidak dapat dipungkiri dalam berjalannya waktu terjadi wanprestasi yang dilakukan
oleh debitur yang menyebabkan kredit macet. “ Penyelesaian Wanprestasi dalam kasus
kredit tanpa jaminan pada Koperasi Gumuh Sari Sejahtera di Darmasaba Badung “
Berdasarkan latar belakangan diatas, adapun rumusan masalah yang akan dibahas adalah:
1. Bagaimanakah akibat hukum yang ditimbulkan dari wanprestasi yang dilakukan oleh
dalam perjanjian kredit tanpa jaminan pada Koperasi Gumuh Sari Sejahtera ?
Untuk mendapatkan gambaran tentang apa yang penulis uraikan dalam skripsi ini, maka
1.3.1 Bagaimanakah akibat hukum yang ditimbulkan dari wanprestasi yang dilakukan oleh
1.3.2 Bagaimanakah upaya hukum penyelesaian yang dilakukan bila debitur wanprestasi
dalam perjanjian kredit tanpa jaminan pada Koperasi Gumuh Sari Sejahtera.
Guna menunjukan keaslian atau orisinalitas dari tulisan skripsi ini, maka dapat saya tunjukan
beberapa tulisan skripsi tentang wanprestasi kredit yang di tulis oleh para penulis sebelumnya
yangpada dasarnya dari segi substansi berbeda dengan tulisan saya ini. Adapun beberapa tulisan
Adapun tujuan yang hendak dicapai dari penelitian ini yaitu terdiri dari tujuan umum dan tujuan
2. Untuk melatih dan membiasakan diri dalam usaha menyatakan pikiran yang
yang dilakukan oleh debitur atas kredit tanpa jaminan di Koperasi Gumuh Sari
Sejahtera.
2. Untuk mengetahui bagaimana upaya hukum penyelesaian yang dilakukan bila debitur
wanprestasi dalam perjanjian kredit tanpa jaminan pada Koperasi Gumuh Sari
Sejahtera.
Adapun manfaat dari penulisan karya ilmiah ini yaitu sebagai berikut :
perkoperasian.
perkoperasian yang dalam hal ini berkaitan dalam proses penyelesaian wanprestasi
1. Sebagai sumbangan pemikiran kepada Koperasi Gumuh Sari Sejahtera agar dalam
Landasan teori merupakan teori yang relevan yang digunakan untuk menyelesaikan
tentang variabel yang akan diteliti dan sebagai dasar untuk memberi jawaban sementara
terhadap rumusan masalah yang akan di ajukan ( hipotesis ), dan penyusunan instrument
penelitian.1 Adanya kerangka teori sangat diperlukan dalam suatu penulisan karya ilmiah,
oleh karena kerangka teori merupakan teori – teori yang baku menurut pendapat para sarjana
yang dijadikan landasan untuk menjawab permasalahan dalam suatu karya ilmiah.
a. Teori Perjanjian
Menurut ketentuan Pasal 1313 KUH Perdata perjanjian adalah suatu perbuatan dengan
mana satu pihak atau lebih mengikatkan dirinya terhadap satu orang atau lebih.
Rumusan tersebut memberikan konsekuensi hukum bahwa dalam suatu perjanjian akan
selalu ada dua pihak, di mana satu pihak adalah pihak yang wajib berprestasi (debitor) dan
pihak lainnya adalah pihak yang berhak atas prestasi tersebut (kreditor). 2 Pejanjian tersebut
mengikat kedua belah pihak yang harus melaksanakan isi dari perjanjian yang mereka telah
seorang berjanji pada orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji untuk
1
Unti Taviawati, 2013, Landasan Teori Penelitian, URL:
https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/09/24/landasan-teori-penelitian-2/.diakses tanggal 3
Maret 2017
2
Gunawan Widjaja dan Ahmad Yani, 2001, Jaminan Fidusia, Raja Grafindo Persada, Jakarta, h. 13.
Dalam pasal 1320 KUH Perdata menentukan untuk sahnya suatu perjanjian diperlukan 4
syarat yaitu :
Pengertian perjanjian kredit memang tidak diatur secara khusus dalam KUH Perdata
maupun dalam undang – undang. Namun pengertian kredit diatur dalam Undang – undang
Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang – undang Nomor 7 Tahun 1992 Tentang
Perbankan yang tertuang dalam pasa 1 angka 11 menyatakan bahwa Kredit adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau
kesepakatan pinjam-meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam
untuk melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.
Berdasarkan pengertian diatas, adapun unsur – unsur kredit adalah sebagai berikut :3
3. Kewajiban pihak peminjam ( debitu ) melunasi hutangnya menurut jangka waktu disertai
pembayaran bunga.
4. Berdasarkan persetujuan pinjam meminjam uang antara bank dan peminjam ( debitur )
“ belum sempurna “
3
Abdul Kadir Muhammad dan Rilda Murniati,Segi Hukum Lembaga Keuangan dan Pembiayaan, Penerbit Citra
Aditya Bakti, Bandung, 2004, h. 59.
1.8 Metode Penelitian
Sebagaimana diketahui dalam penulisan karya ilmiah, salah satu komponen penentu
dalam suatu penelitian adalah metode penelitian. Adapun yang dimaksud dengan metode
penelitian adalah mengamati secara langsung atau menyelidiki dari dekat ke lapangan dalam
a. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan sehubungan dengan Skripsi ini adalah termasuk jenis
penelitian berupa studi - studi empiris untuk menemukan teori - teori mengenai proses
terjadinya dan mengenai proses bekerjanya hukum didalam masyarakat. 4 Pada penelitian
hukum empiris terdapat karakteristik dari penelitian empiris, yaitu pada sifat empirisnya,
sehingga penelitian hukum di lapangan sebagaimana yang telah biasa dilakukan oleh
peneliti ilmu sosial menjadi rujukan.5 Adapun ciri – ciri dari penelitian hukum empiris
adalah suatu penelitian yang beranjak dari adanya kesenjangan – kesenjangan das solen
4
Bambang Sunggono, 2016, Metodologi Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, h.42
5
Ade Saptomo, 2009, Pokok –Pokok Metodelogi Penelitian Hukum Empiris Murni:sebuah alternative,
Universitas Trisakti, Jakarta, h.39
b. Jenis Pendekatan
Pendekatan fakta dilakukan dengan cara mengadakan penelitian berupa data-data dan
wawancara langsung pada instansi atau lembaga yang bersangkutan yang dijadikan
memahami unsur - unsur dalam peraturan perundang - undangan yang dijadikan sebagai
c. Sifat Penelitian
Sifat penelitian empiris yang digunakan penulis adalah penelitian yang sifatnya
deskriptif, yaitu yang berupaya untuk menggambarkan secara lengkap mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Penelitian deskriptif pada penelitian secara
secara tepat sifat-sifat suatu individu, keadaan, gejalaatau kelompok tertentu, atau untuk
menentukan penyebaran suatu gejala, atau untuk menentukan ada tidaknya hubungan
d. Sumber Data
Dalam penelitian hukum empiris terdapat 3 (tiga) jenis sumber data yaitu data primer,
baik berupa responden maupun informan,6 yaitu para pengurus dan anggota koperasi
2). Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan, meliputi:
3). Data Tersier adalah bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap
bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus (hukum),
ensiklopedia.7
6
Amiruddin dan Zainal Asikin, 2014, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, h.32.
7
Amirudin dan H.Zamal Asikin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT Raja Grafindo Persada, Jakarta, Hal.
32