Anda di halaman 1dari 23

USULAN PENELITIAN

PENYELESAIAN WANPRESTASI KREDIT TANPA JAMINAN PADA

KOPERASI GUMUH SARI SEJAHTERA

I Putu Leo Suryadipa

Nim.1403005087

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

2018

i
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

DAFTAR ISI ......................................................................................................... i

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah .................................................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ........................................................................................... 5

1.3.Ruang Lingkup Masalah .................................................................................. 5

1.4.Tujuan Penelitian ............................................................................................. 6

a. Tujuan Umum ............................................................................................ 6

b. Tujuan Khusus ........................................................................................... 6

1.5. Manfaat Penelitian .......................................................................................... 7

a. Manfaat Teoritis ......................................................................................... 7

b. Manfaat Praktis .......................................................................................... 7

1.6. Kerangka Teoritis ............................................................................................ 8

1.7. Metode Penelitian ............................................................................................ 12

a. Jenis Penelitian ........................................................................................... 12

b. Jenis Pendekatan ........................................................................................ 12

c. Sifat Penelitian ............................................................................................ 13

d. Bahan Hukum/Data .................................................................................... 13

e. Teknik Pengumpulan Bahan Hukum/Data ................................................. 14

f. Teknik Analisis .......................................................................................... 14

Daftar Pustaka

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam perkembangan ekonomi Indonesia lembaga keuangan memiliki

peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, untuk

mencapai tujuan pembangunan nasional tersebut maka lembaga perbankan perlu

senantiasa mendapat pembinaan dan pengawasan yang efektif, dengan didasari oleh

landasan gerak yang kokoh agar lembaga perbankan Indonesia mampu berfungsi

secara efisien, sehat, wajar, mampu menghadapi persaingan yang semakin bersifat

global, serta mampu menyalurkan dan menghimpun dana masyarakat tersebut ke

bidang – bidang yang produktif bagi pencapaian sasaran pembangunan dan

kesejahteraan masyarakat. Seiring dengan meningkatnya kegiatan pembangunan ,

khususnya pembangunan dalam bidang ekonomi, meningkat pula kebutuhan

terhadap pendanaan yang sebagian besar dana diperlukan untuk memenuhi

kebutuhan tersebut yang mana dapat diperoleh dari kegiatan pinjam meminjam atau

yang sering di sebut dengan kredit.

Lembaga keuangan mempunyai peranan yang sangat penting dalam

menunjang kegiatan ekonomi di masyarakat yaitu, berupa menyalurkan kredit

kepada masyarakat. Salah satu lembaga keuangan bukan bank yang memiliki

peranan dalam menyalurkan kredit kepada masyarakat adalah koperasi. Koperasi

merupakan badan usaha yang memiliki status sebagai badan hukum setelah akta

3
pendiriannya disahkan oleh pemerintah. Sesuai dengan ketentuan yang tercantum

dalam Pasal 9 Undang - undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian.

Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang – seorang atau badan

hukum koperasi dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip Koperasi

sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan

dengan keanggotaan koperasi yang bersifat terbuka dan sukarela serta menjalankan

usaha untuk memenuhi kebutuhan - kebutuhan di bidang ekonomi secara bersama

- sama berdasarkan Undang - Undang.

Bagi masyarakat pelaku usaha kecil-menengah dalam pemenuhan modal

usaha mereka seringkali menghadapi kesulitan mendapatkan modal usaha,

masyarakat cenderung memilih jasa rentenir untuk alternative meminjam modal

karena proses cepat dan tidak banyak persyaratan yang di perlukan, namun dibalik

proses yang cepat dan tidak banyak persyaratan, masyarakat yang memilih

menggunakan jasa rentenir dalam meminjam dana untuk menunjang modal usaha

mereka terikat dengan suku bunga yang begitu tinggi dan selain dari pada itu tidak

adanya kekuatan hukum yang mengikat apabila terjadi wanprestasi dalam

peminjaman menggunakan jasa rentenir. Oleh karena itu koperasi memiliki

peranan yang sangat penting dalam menunjang kegiatan permodalan bagi

masyarakat sebagai pelaku usaha.

Koperasi menyalurkan dana dalam bentuk kredit kepada anggota maupun

bukan anggota serta masyarakat pada umumnya yang membutuhkan dana di

perlukan beberapa persyaratan-persyaratan agar kredit tersebut dapat di cairkan

oleh koperasi. Salah satu persyaratan yang terpenting untuk memperoleh fasilitas

4
kredit adalah adanya jaminan. Sesuai dengan salah satu peranan koperasi yaitu,

untuk membangun dan mengembangkan potensi, kemampuan ekonomi anggota

khususnya serta masyarakat pada umumnya dan untuk meningkatkan kesejahteraan

ekonomi dan sosial menjadikan koperasi sebagai salah satu sumber dana

diantaranya dalam bentuk perkreditan bagi masyarakat dan para anggota koperasi

yang memiliki unit usaha makro kecil menengah.

Pada dasarnya pemberian kredit oleh koperasi baik kepada anggota maupun

bukan anggota serta masyarakat pada umumnya sebagai landasan kepercayaan oleh

koperasi di gunakan jaminan. Jaminan tersebut dapat berupa jaminan benda

bergerak maupun benda tidak bergerak namun seiring perkembangan jaminan

tersebut haruslah barang -barang yang bermutu tinggi dan mudah diperjual belikan.

Hal ini telah diatur dalam hukum jaminan.

Perjanjian kredit yang dibuat oleh koperasi yang sebagai kreditur kepada

anggota koperasi selaku debitur yang di ikuti dengan jaminan merupakan salah satu

aspek yang sangat penting dalam pemberian kredit agar pihak debitur benar - benar

melunasi utangnya dan bersungguh-sungguh menjalankan usahanya. Perjanjian

kredit disertai jaminan tersebut sebagai alat pengikat antara kreditur dan debitur

yang mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak sehubungan dengan

pemberian kredit.

Namun realita yang terjadi dilapangan saat ini yaitu di Koperasi Gumuh Sari

Sejahtera yang beralamat di Jalan Tegal Gumuh No. 9 , Darmasaba, Kecamatan

Abiansemal, Kabupaten Badung adanya peminjaman kredit yang dilakukan tanpa

jaminan. Dalam pemberian kredit yang dilakukan pihak pengurus hanya melihat

5
kecakapan dari debitur dalam meminjam kredit tersebut dengan berdasarkan

dengan asas kekeluargaan. Dari hal tersebut tidak dapat dipungkiri dalam

berjalannya waktu saat debitur melakukan wanprestasi maka akan menyebabkan

operasional dari koperasi ini akan mengalami kendala, seperti kredit macet yang

sangat merugikan bagi pihak koperasi, oleh karena itu saya sebagai penulis akan

membuat penelitian mengenai “Penyelesaian Wanprestasi Dalam Kasus Kredit

Tanpa Jaminan Pada Koperasi Gumuh Sari Sejahtera“.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakangan diatas, adapun rumusan masalah yang akan

dibahas adalah:

1. Bagaimanakah akibat hukum yang ditimbulkan dari wanprestasi yang

dilakukan oleh debitur atas kredit tanpa jaminan di Koperasi Gumuh Sari

Sejahtera ?

2. Bagaimanakah upaya hukum penyelesaian yang dilakukan bila debitur

wanprestasi dalam perjanjian kredit tanpa jaminan pada Koperasi Gumuh

Sari Sejahtera ?

1.3 Ruang Lingkup Masalah

Untuk menghindari pembahasan serta uraian agar tidak menyimpang dan

keluar dari pokok permasalahan yang akan dibahas maka perlu diberikan batasan-

batasan mengenai ruang lingkup masalah yang akan dibahas. Adapun

pembatasannya adalah mengenai akibat hukum yang ditimbulkan dari wanprestasi

yang dilakukan oleh debitur atas kredit tanpa jaminan di Koperasi Gumuh Sari

Sejahtera.

6
Pembatasan permasalahan yang kedua, bagaimana upaya hukum

penyelesaian yang dilakukan Koperasi Gumuh Sari Sejahtera bila debitur

melakukan wanprestasi terhadap perjanjian kredit tanpa jaminan.

1.4 Orisinalitas Penelitian

Berdasarkan informasi dan penelusuran pada kepustakaan, khususnya di

lingkungan Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Udayana Bali sepanjang

yang diketahui dan hasil penelitian belum ada penelitian yang menyangkut masalah

berjudul “Penyelesaian Wanprestasi Dalam Kasus Kredit Tanpa Jaminan Pada

Koperasi Gumuh Sari Sejahtera”. Adapun penulisan penelitian yang berkaitan

dengan penulisan skripsi ini melalui internet antara lain :

Judul Penelitian Nama, Tempat dan Rumusan Masalah

Tahun

Penyelesaian Raineldis Fatma Sari 1. Bagaimana


Wanprestasi Dalam (15.10.12.10.50) pemberian kredit
Perjanjian Kredit Fakultas Hukum dengan jaminan
Dengan Jaminan Universitas fidusia dalam
Fidusia Warmadewa pelaksanaannya ?
Denpasar 2017
2. Bagaimanakah
Penyelesaian
wanprestasi dari
pihak debitur dalam
perjanjian kredit
dengan jaminan
fidusia ?

Penyelesaian Ni Luh Putu Citra 1 Bagaimana Kriteria


Wanprestasi Dalam Oliviani (1116051016) Debitur
Perjanjian Kredit Fakultas Hukum Wanprestasi Pada
Dengan Jaminan Hak Universitas Udayana Bank Bukopin dan
Tanggungan Pada 2015 Akibat Hukumnya ?
PT.Bank Bukopin, Tbk
Cabang Denpasar

7
2 Bagaimana Upaya
Penyelesaian
Wanprestasi Dalam
Perjanjian Kredit
Dengan Jaminan
Hak Tanggungan
Pada Bank Bukopin
Cabang Denpasar?

1.5 Tujuan Penelitian

Setiap pembahasan pasti memiliki tujuan tertentu, karena dengan adanya

tujuan tersebut akan memberikan arah yang jelas untuk mencapai tujuan tersebut,

baik tujuan secara umum maupun khusus.

a. Tujuan Umum

Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui, memahami dan

memberikan kontribusi keilmuan terkait perkembangan hukum keperdataan dan

juga pelaksanaan penyelesaian kredit tanpa jaminan pada lembaga keuangan bukan

bank, yakni koprasi. Selain itu tujuan umum penilitian ini untuk memenuhi syarat

menyelesaikan pendidikan Program Strata-1 (S 1) sehingga dapat memperoleh

gelar kesarjanaan pada Fakultas Hukum Universitas Udayana.

b. Tujuan Khusus

Tujuan khusus dari penelitian ini yang ingin dicapai, yaitu :

1. Untuk mendeskripsikan dan menganalisis mengenai akibat hukum yang

ditimbulkan dari wanprestasi yang dilakukan oleh debitur atas kredit

tanpa jaminan di Koperasi Gumuh Sari Sejahtera.

8
2. Untuk mengetahui upaya hukum penyelesaian yang dilakukan bila

debitur wanprestasi dalam perjanjian kredit tanpa jaminan pada

Koperasi Gumuh Sari Sejahtera.

1.6 Manfaat Penelitian

Setiap penelitian selalu diharapkan dapat memberikan manfaat pada

berbagai pihak. Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat

praktis, yaitu:

a. Manfaat Teoritis

Penulisan ini diharapkan memberikan pengetahuan yang baru terhadap akibat

hukum yang ditimbulkan dari adanya wanprestasi dari penyelesaian kredit tanpa

jaminan. Serta memberikan sumbangan pemikiran bagi perkembangan ilmu hukum

keperdataan, khususnya hukum jaminan dan perbankan. Manfaat teoritis dari

penelitian ini adalah penulis dapat memperoleh pencerahan permasalahan yang

penulis hadapi sehingga menjadi dasar pemikiran yang teoritis sehingga nantinya

dapat memberikan kemanfaatan, keadilan dan kemanfaatan hukum.

b. Manfaat Praktis

Penulisan skripsi ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan dan

sumbangan hukum serta masukan bagi pembaca untuk dapat dijadikan pedoman

dalam pembuatan karya-karya tulis lainnya, baik itu pembuatan makalah maupun

penulisan hukum dan memberikan pengamalan belajar serta melakukan penulisan

bagi mahasiswa agar mengetahui jalannya praktek hukum dimasyarakat secara

langsung. Dengan hasil penelitian ini maka diharapkan agar dapat menjadi referensi

dan sumbangan pemikiran bagi penegak hukum khususnya kepada pihak Koperasi

9
Gumuh Sari Sejahtera dan Lembaga keuangan lainnya dalam melakukan perjanjian

kredit tanpa jaminan kepada calon debiturnya. Bagi masyarakat, diharapkan skripsi

ini dapat dijadikan ilmu yang dapat memberikan kesadaran hukum bahwa segala

bentuk tindakan dalam melakukan kredit memiliki akibat hukum.

1.7 Landasan Teoritis

Landasan teori merupakan teori yang relevan yang digunakan untuk

menyelesaikan tentang variabel yang akan diteliti dan sebagai dasar untuk memberi

jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang akan di ajukan ( hipotesis ),

dan penyusunan instrument penelitian.1 Landasan teoritis merupakan dukungan

teori, konsep, asas, dan pendapat-pendapat hukum dalam membangun atau

memperkuat kebenaran dari permasalahan yang dianalisis.2 Dalam landasan teori

terdapat butir-butir pendapat serta teori mengenai suatu permasalahan yang menjadi

bahan perbandingan, pegangan teoritis yang mungkin disetujui ataupun tidak

disetujui.3 Melalui landasan teori, maka ditentukan arah penelitian dan dalam

memilih konsep yang tepat guna pembentukan analisis dan hasil penelitian yang

dilakukan.4 Dalam landasan teoritis, selain terdapat teori-teori yang digunakan

untuk mengupas permasalahan juga terdapat asas, konsep dan doktrin yang

memiliki korelasi yang erat dengan permasalahan yang dibahas.5 Pembahasan ini

1
Unti Taviawati, 2013, Landasan Teori Penelitian, Url:
https://Afidburhanuddin.Wordpress.Com/2013/09/24/Landasan-Teori-Penelitian-2/.Diakses
Tanggal 3
Maret 2017
2
Bahder Johan Nasution, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju Bandung,
hal. 141.
3
Endang Komara, 2011, Filsafat Ilmu dan Metodelogi Penelitian, Refika Aditama,
Bandung, h.81.
4
Muhammad Erwin, 2011, Filsfat Hukum. Refleksi Kritis Terhadap Hukum, RajaGrafindo
Persada, Jakarta, h.13.
5
Hans Kelsen, 2012, Pengantar Teori Hukum, Nusa Media, Bandung, h.23.

10
akan menjelaskan landasan teoritis yang menjadi landasan berpikir yang merupakan

pokok permasalahan yang akan dibahas

a. Teori Sistem Hukum

Lawrence M. Friedman mengemukakan mengenai teori system hukum yang

mengandung tiga faktor, yaitu structure, substance, dan legal structure. Ketiga

faktor tersebut saling terkait sehingga mewujudkan gambaran yang sebenarnya

mengenai bagaimana suatu sistem hukum disuatu negara tersebut berfungsi.

Mengenai structure, Friedman mengatakan sebagai berikut :

“Sistem selalu berubah, tetapi bagian-bagian dari sistem tersebut


berubah dengan kecepatan yang berbeda-beda, dan tidak setiap
bagian berubah secepat dan memiliki kepastian seperti bagian
lainnya. Bagian-bagian ini bersifat persisten, memiliki pola jangka
panjang, bagian ini adalah aspek-aspek dari sistem yang ada disini
pada waktu sebelumnya (atau bahkan sejak abad yang lalu) dan akan
tetap ada dalam waktu yang lama di masa depan”.6
Selanjutnya mengenai substance, Friedman menyatakan bahwa “Substance

adalah peraturan atau regulasi dalam arti yang sebenarnya, yaitu norma dan pola

perilaku dari orang-orang yang berada dalam sistem.” Mengenai Legal Culture

Friedman mengatakan sebagai berikut :

Legal Culture adalah sikap orang-orang hukum dan sistem hukum,


kepercayaan, nilai-nilai, ide-ide dan ekspektasi mereka. Dengan kata
lain, legal structure merupakan bagian dari budaya secara umum
yang terkait dengan sistem hukum. Ide-ide dan opini ini dapat
dikatakan adalah apa yang menentukan sebuah proses hukum
berjalan. Legal culture dalam adalah iklim dari pemikiran sosial dan
kekuatan sosial yang menentukan bagaimana hukum digunakan,
dihindari dan disalahgunakan.7

6
Kusumaningtuti, 2009, Peranan Hukum Dalam Penyelesaian Krisis Perbankan di
Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, h. 16.
7
Ibid, h.17

11
Ringkasnya pendapat tersebut mengemukakan bahwa structure mencakup

berbagai lembaga yang diciptakan oleh sistem hukum. Substance mencakup segala

hal yang dihasilkan oleh structure, sedangkan legal culture adalah mengenai siapa

yang menentukan struktur tersebut berjalan dan bagaimana structure dan substance

tersebut akan digunakan.

b. Teori Efektifitas Hukum

Efektif adalah taraf sejauh mana suatu kelompok dapat mencapai tujuannya.

Hukum dapat disebut efektif apabila terdapat dampak positif, pada saat hukum

mencapai sasarannya dalam membimbing ataupun merubah perilaku manusia

sehingga menjadi perilaku hukum.8 Efektivitas hukum dalam tindakan atau realita

hukum dapat diketahui apabila seseorang menyatakan bahwa suatu kaidah hukum

berhasil atau gagal mencapai tujuanya, maka hal itu biasanya diketahui apakah

pengaruhnya berhasil mengatur sikap tindak atau perilaku tertentu sehingga sesuai

dengan tujuannya atau tidak. Efektivitas hukum artinya efektivitas hukum akan

disoroti dari tujuan yang ingin dicapai, yakni efektivitas hukum. Efektivitas hukum

berkaitan dengan daya kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa

masyarakat untuk taat terhadap hukum. Hukum dapat efektif apabila faktor-faktor

yang mempengaruhi hukum tersebut dapat berfungsi dengan sebaik-baiknya.

Ukuran efektif atau tidaknya suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku

dapat dilihat dari perilaku masyarakatnya.

Suatu hukum akan efektif apabila warga masyarakat berperilaku sesuai

dengan yang diharapkan oleh peraturan perndang-undangan, sehingga efektivitas

8
Soerjono Soekanto, 1998, Efektivitas Hukum dan Penerapan Sanksi, Ramadja Karya,
Bandung, h. 80

12
peraturan perundang-undangan tersebut dapat tercapai. Salah satu upaya yang

biasanya dilakukan agar supaya masyarakat mematuhi kaidah hukum adalah dengan

mencantumkan sanksi-sanksinya. Sanksi-sanksi tersebut bisa berupa sanksi negatif

atau sanksi positif, yang maksudnya adalah menimbulkan rangsangan agar manusia

tidak melakukan tindakan tercela atau melakukan tindakan yang terpuji. Teori

efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto yaitu efektif atau tidaknya suatu

hukum ditentukan oleh lima faktor yaitu:

1. Faktor hukumnya sendiri (undang-undang).


2. Faktor penegak hukum, yakni pihak-pihak yang membentuk
maupun menerapkan hukum.
3. Faktor sarana atau fasilitas yang mendukung penegakan hukum.
4. Faktor masyarakat, yakni lingkungan dimana hukum tersebut
berlaku atau diterapkan.
5. Faktor kebudayaan, yakni sebagai hasil karya, cipta, dan rasa yang
didasarkan pada karsa manusia di dalam pergaulan hidup.9

Kelima faktor di atas saling berkaitan erat karena merupakan esensi dari

penegakan hukum, juga merupakan tolak ukur daripada efektivitas penegakan

hukum. Faktor-faktor yang menghambat efektivitas penegakan hukum menurut

Romli Atmasasmita terletak pada sikap mental aparatur penegak hukum (hakim,

jaksa, polisi dan penasihat hukum) namun juga terletak pada faktor sosialisasi

hukum yang sering diabaikan.10 Hukum merupakan kenyataan di masyarakat.

Kekuatan berlakunya hukum di dalam masyarakat ada dua macam yakni:

1. Menurut Teori Kekuatan (Machtstheorie) hukum mempunyai

kekuatan berlaku secara sosiologis apabila dipaksakan berlakunya

9
Soerjono Soekanto, 2011, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,
Rajawali Press, Jakarta, (selanjutnya disebut Soerjono Soekanto I) h. 8.
10
Romli Atmasasmita, 2001, Reformasi Hukum, Hak Asasi Manusia & Penegakan Hukum,
Mandar Maju, Bandung, h. 55

13
oleh penguasa, terlepas dari diterima atau pun tidak oleh warga

masyarakat.

2. Menurut Teori Pengakuan (Anerkennungstheorie) hukum

mempunyai kekuatan berlaku sosiologis apabila diterima dan diakui

oleh warga masyarakat.

Suatu kaidah atau produk hukum hendaknya memenuhi ketiga aspek

sebagaimana diuraikan diatas. Kepastian hukum merupakan syarat untuk

melahirkan ketertiban. Nilai ketertiban bertitik tolak pada keterikatan sedangkan

nilai ketenteraman bertitik tolak dari kebebasan.11

c. Teori Perjanjian

Menurut ketentuan Pasal 1313 KUH Perdata perjanjian adalah suatu

perbuatan dengan mana satu pihak atau lebih mengikatkan dirinya terhadap

satu orang atau lebih. Rumusan tersebut memberikan konsekuensi hukum bahwa

dalam suatu perjanjian akan selalu ada dua pihak, di mana satu pihak adalah pihak

yang wajib berprestasi (debitor) dan pihak lainnya adalah pihak yang berhak atas

prestasi tersebut (kreditor).12 Pejanjian tersebut mengikat kedua belah pihak yang

harus melaksanakan isi dari perjanjian yang mereka telah sepakati dan tertuang

dalam isi perjanjian tersebut.

Selanjutnya Subekti memberik definisi perjanjian adalah “ suatu peristiwa

dimana seorang berjanji pada orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji

untuk melaksanakan sesuatu hal “.

11
Soerjono Soekanto I, Op.cit, h. 6.
12
Gunawan Widjaja Dan Ahmad Yani, 2001, Jaminan Fidusia, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, H. 13.

14
Dalam pasal 1320 KUH Perdata menentukan untuk sahnya suatu perjanjian

diperlukan 4 syarat yaitu :

1. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya

2. Kecakapan utnuk mebuat suatu perjanjian

3. Suatu hal tertentu

4. Suatu sebab yang halal.

Pengertian perjanjian kredit memang tidak diatur secara khusus dalam KUH

Perdata maupun dalam undang – undang. Namun pengertian kredit diatur dalam

Undang – undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang – undang

Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yang tertuang dalam pasa 1 angka 11

menyatakan bahwa Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat

dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam-

meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk

melunasi utangnya setelah jangka waktu tertentu dengan pemberian bunga.

Berdasarkan pengertian diatas, adapun unsur – unsur kredit adalah sebagai

berikut:13

1. Penyediaan uang sebagai hutang oleh pihak Bank.

2. Tagihan yang dapat di persamakan dengan penyediaan uang sebagai

pembiayaan, misalnya pembiayaan pembuatan rumah atau pembelian

kendaraan.

3. Kewajiban pihak peminjam (debitur) melunasi hutangnya menurut jangka

waktu disertai pembayaran bunga.

13
Abdul Kadir Muhammad Dan Rilda Murniati,Segi Hukum Lembaga Keuangan Dan
Pembiayaan, Penerbit Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004, H. 59.

15
4. Berdasarkan persetujuan pinjam meminjam uang antara Bank dan

peminjam ( debitur ) dengan persyaratan yang disepakati bersama.

1.8 Metode Penelitian

Metode ilmiah merupakan prosedur dalam mendapatkan pengetahuan yang

disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode

ilmiah. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang

sistematis.14 Penelitian merupakan penyaluran hasrat ingin tahu manusia dalam

taraf keilmuan. Seorang akan yakin bahwa ada sebab bagi setiap akibat dari setiap

gejala yang tampak dapat dicari penjelasannya secara ilmiah. Penelitian bersifat

obyektif, karena kesimpulan yang diperoleh hanya akan ditarik apabila dilandasi

dengan bukti-bukti yang meyakinkan dan dikumpulkan melalui prosedur yang

jelas, sistematis, dan terkontrol.15

Penelitian Hukum Empiris yaitu penelitian hukum yang pada kenyataannya

dibuat dan diterapkan oleh manusia yang hidup dalam masyarakat.16 Perkembangan

ilmu hukum, tidak cukup hanya dilakukan dengan melakukan studi mengenai

sistem norma saja. Hukum yang pada kenyataanya dibuat dan ditetapkan oleh

manusia yang hidup dalam masyarakat, Artinya, keberadaan hukum tidak bisa

dilepaskan dari keadaan sosial masyarakat serta perilaku manusia yang terkait

dengan lembaga hukum tersebut. Singkatnya kehadiran hukum di masyarakat tidak

terlepas dari peranan masyarakat disekitarnya, keadaan sosial masyarakat dan

14
Bambang Sunggono, 2010, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, h. 44.
15
Ibid, h.32.
16
Peter Mahmud Marzuki I, 2009, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, h.35.

16
prilaku masyarakat yang terkait dengan lembaga hukum. 17 Dalam pembahaan

permasalahan terhadap materi penulisan ini, penulis menggunakan metode sebagai

berikut :

a. Jenis Penelitian

Penulisan skripsi ini dilakukan dengan metode penelitian hukum

empiris. Karena penelitian ini menyangkut data maka dengan sendirinya

merupakan penelitian hukum empiris.18 Hukum dikonsepkan sebagai suatu gejala

empiris yang dapat diamati dalam kehidupan nyata, penelitian hukum empiris

istilah lain yang digunakan adalah penelitian hukum sosiologis dan dapat disebut

pula dengan penelitian lapangan.19 Karakteristik penelitian hukum empiris adalah

pada sifat empirisnya, sehingga penelitian lapangan sebagai mana yang biasa

dilakukan oleh peneliti ilmu sosial menjadi rujukan. 20 Pengertian dari penelitian

hukum empiris menurut Soerjono Soekanto adalah penelitian terhadap identifikasi

hukum tidak tertulis dan penelitan efektifitas hukum, terutama bertujuan untuk

menelaah perilaku hukum warga masyarakat. Penelitian hukum empiris awalnya

yang diteliti adalah data sekunder untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian

terhadap data primer dilapangan atau masyarakat.21

17
R. Soeroso, 2011, Pengantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h.29
18
Philipus M. Hadjon dan Tatiek Sri Djatmiati, 2005, Argumentasi Hukum, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, hal. 2
19
Bambang Waluyo, 2008, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, hal.
15.
20
Ibid, h.39.
21
Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta,
h.51.

17
b. Jenis Pendekatan

Dalam penelitian ini digunakan jenis pendekatan kualitatif untuk

menghasilkan data yang deskriptif yang berusaha menggambarkan dan

menginterprestasikan secara tepat ada tidaknya hubungan suatu gejala dengan

gejala lain dalam masyarakat, menurut Mukti Fajar dan Yulianto Achmad,

pendekatan kualitatif adalah suatu cara analisis hasil penelitian yang menghasilkan

data deskriptif analisis, yaitu data yang dinyatakan oleh responden secara tertulis

atau lisan serta juga tingkah laku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai

suatu yang utuh.22

Disamping menggunakan jenis pendekatan kualitatif, digunakan jenis

pendekatan undang-undang yang dilakukan dengan menelaah Undang-Undang

yang sesuai dengan isu yang bersangkutan dengan penyelesaian kredit tanpa

jaminan pada koprasi.23 Pendekatan konseptual digunakan berdasarkan konsep dan

teori mengenai kredit yang dilakukan oleh koprasi tanpa menggunakan jaminan.

Pendekatan analisis konsep hukum digunakan untuk memahami kebijakan hukum

dan penyelesaian terhadap pelunasan kredit tanpa jaminan pada koprasi.

c. Sifat Penelitian

Sifat Penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif yang

bertujuan menggambarkan secara tepat sifat–sifat suatu individu, keadaan, gejala

atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan penyebaran suatu gejala, atau untuk

menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam

22
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan
Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, h. 192.
23
Peter Mahmud Marzuki, 2011, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, hal. 93.

18
masyarakat. Penelitian yang bersifat deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur

pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan keadaan subyek atau

obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau

sebagaimana adanya.24

d. Sumber Data

Dengan berpangkal tolak dari pendekatan masalah, maka peneliti akan

menentukan mana sumber bahan hukum itu dikumpulkan, metode dan teknik apa

yang penulis akan gunakan. Sumber data yang digunakan adalah sumber data

primer, data sekunder.

1) Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama,

dilapangan baik berupa responden maupun informan.25 Sumber data primer

merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber utama di lapangan,

dimana data tersebut melalui wawancara terhadap pihak-pihak yang

mengetahui dan terkait dengan pelaksanaan kredit tanpa jaminan pada

Koperasi simpan pinjam Gumuh Sari Sejahtera Darmasaba

2) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui penelitian kepustakaan,

meliputi:

1. Bahan hukum primer berupa peraturan perundang - undangan yaitu:

 Undang- undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

1945.

 Kitab Undang - Undang Hukum Perdata.

24
Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2010, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal.25
25
Amiruddin Dan Zainal Asikin, 2014, Pengantar Metode Penelitian Hukum,
Rajawali Pers, Jakarta, H.32.

19
 Undang - Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang

Perkoperasian.

 Undang - undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang

Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992

tentang Perbankan.

2. Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang dapat

memper jelas bahan hukum primer. Publikasi tentang hukum meliputi

buku-buku teks di bidang ilmu Hukum Pidana, kamus-kamus hukum,

jurnal-jurnal hukum, dan komentar-komentar atas putusan hukum.26 Dalam

penelitian ini bahan hukum sekunder yang terutama adalah buku teks

karena buku teks berisi mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu hukum dan

perundang-undangan pendapat para sarjana yang mempunyai kualifikasi

tinggi

3. Data Tersier adalah bahan yang memberikan petunjuk maupun penjelasan

terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus

(hukum), ensiklopedia.27

e. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam

penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Suatu hal

yang penting dalam penulisan karya ilmiah hasil penelitian adalah data-data dan

26
Peter Mahmud Marzuki, op.cit,h.144.
27
Amirudin Dan H.Zamal Asikin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Pt Raja
Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 32

20
informasi dari segala objek yang akan diteliti sehingga penulisan tersebut menjadi

objektif, rasional, dan faktual.

f. Teknik Pengolahan dan Analisis Data

Teknik pengolahan dan analisis data dalam penulisan ini dilakukan dengan

menggunakan metode kualitatif yaitu memisahkan atau memilih bahan hukum yang

ada dan yang sesuai dengan pembahasan dalam penulisan ini. Sedangkan

penyajiannya dilakukan dengan metode deskriptif analisis yaitu dengan

menggambarkan secara lengkap sebagaimana tentang aspek–aspek yang berkaitan

dengan masalah yang dibahas sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran dan suatu

kesimpulan.

21
DAFTAR PUSTAKA

Buku:

Abdul Kadir, Muhammad Dan Rilda Murniati,Segi Hukum Lembaga Keuangan

Dan Pembiayaan, Penerbit Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004.

Amirudin Dan H.Zamal Asikin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Pt

Raja Grafindo Persada, Jakarta.

_________________________, 2010, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT

RajaGrafindo Persada, Jakarta.

_________________________, 2014, Pengantar Metode Penelitian Hukum,

Rajawali Pers, Jakarta.

Erwin, Muhammad, 2011, Filsfat Hukum. Refleksi Kritis Terhadap Hukum,

RajaGrafindo Persada, Jakarta.

Fajar, Mukti dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif

dan Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

Gunawan Widjaja Dan Ahmad Yani, 2001, Jaminan Fidusia, Raja Grafindo

Persada, Jakarta.

Hans Kelsen, 2012, Pengantar Teori Hukum, Nusa Media, Bandung.

Kusumaningtuti, 2009, Peranan Hukum Dalam Penyelesaian Krisis Perbankan di

Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta.

Komara, Endang, 2011, Filsafat Ilmu dan Metodelogi Penelitian, Refika Aditama,

Bandung.

22
M. Hadjon, Philipus dan Tatiek Sri Djatmiati, 2005, Argumentasi Hukum, Gadjah

Mada University Press, Yogyakarta.

Marzuki, Peter Mahmud, 2009, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group,

Jakarta.

___________________, 2011, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta.

Soekanto, Soerjono, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia,

Jakarta.

__________________, 1998, Efektivitas Hukum dan Penerapan Sanksi, Ramadja

Karya, Bandung.

Nasution, Bahder Johan, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju

Bandung.

Romli Atmasasmita, 2001, Reformasi Hukum, Hak Asasi Manusia & Penegakan

Hukum, Mandar Maju, Bandung.

R. Soeroso, 2011, Pengantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta.

Sunggono, Bambang, 2010, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta.

Soekanto, Soerjono, 2011, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,

Rajawali Press, Jakarta, (selanjutnya disebut Soerjono Soekanto I).

Waluyo, Bambang 2008, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta.

Internet:

Unti Taviawati, 2013, Landasan Teori Penelitian, Url:


https://Afidburhanuddin.Wordpress.Com/2013/09/24/Landasan-Teori-
Penelitian-2/.Diakses Tanggal 3 Maret 2017

23

Anda mungkin juga menyukai