Nim.1403005087
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS UDAYANA
DENPASAR
2018
i
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
BAB I PENDAHULUAN
Daftar Pustaka
ii
BAB I
PENDAHULUAN
peranan yang sangat penting dalam mencapai tujuan pembangunan nasional, untuk
senantiasa mendapat pembinaan dan pengawasan yang efektif, dengan didasari oleh
landasan gerak yang kokoh agar lembaga perbankan Indonesia mampu berfungsi
secara efisien, sehat, wajar, mampu menghadapi persaingan yang semakin bersifat
kebutuhan tersebut yang mana dapat diperoleh dari kegiatan pinjam meminjam atau
kepada masyarakat. Salah satu lembaga keuangan bukan bank yang memiliki
merupakan badan usaha yang memiliki status sebagai badan hukum setelah akta
3
pendiriannya disahkan oleh pemerintah. Sesuai dengan ketentuan yang tercantum
Koperasi adalah Badan usaha yang beranggotakan orang – seorang atau badan
sekaligus sebagai gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan
dengan keanggotaan koperasi yang bersifat terbuka dan sukarela serta menjalankan
karena proses cepat dan tidak banyak persyaratan yang di perlukan, namun dibalik
proses yang cepat dan tidak banyak persyaratan, masyarakat yang memilih
menggunakan jasa rentenir dalam meminjam dana untuk menunjang modal usaha
mereka terikat dengan suku bunga yang begitu tinggi dan selain dari pada itu tidak
oleh koperasi. Salah satu persyaratan yang terpenting untuk memperoleh fasilitas
4
kredit adalah adanya jaminan. Sesuai dengan salah satu peranan koperasi yaitu,
ekonomi dan sosial menjadikan koperasi sebagai salah satu sumber dana
diantaranya dalam bentuk perkreditan bagi masyarakat dan para anggota koperasi
Pada dasarnya pemberian kredit oleh koperasi baik kepada anggota maupun
bukan anggota serta masyarakat pada umumnya sebagai landasan kepercayaan oleh
tersebut haruslah barang -barang yang bermutu tinggi dan mudah diperjual belikan.
Perjanjian kredit yang dibuat oleh koperasi yang sebagai kreditur kepada
anggota koperasi selaku debitur yang di ikuti dengan jaminan merupakan salah satu
aspek yang sangat penting dalam pemberian kredit agar pihak debitur benar - benar
kredit disertai jaminan tersebut sebagai alat pengikat antara kreditur dan debitur
yang mengatur hak dan kewajiban kedua belah pihak sehubungan dengan
pemberian kredit.
Namun realita yang terjadi dilapangan saat ini yaitu di Koperasi Gumuh Sari
jaminan. Dalam pemberian kredit yang dilakukan pihak pengurus hanya melihat
5
kecakapan dari debitur dalam meminjam kredit tersebut dengan berdasarkan
dengan asas kekeluargaan. Dari hal tersebut tidak dapat dipungkiri dalam
operasional dari koperasi ini akan mengalami kendala, seperti kredit macet yang
sangat merugikan bagi pihak koperasi, oleh karena itu saya sebagai penulis akan
dibahas adalah:
dilakukan oleh debitur atas kredit tanpa jaminan di Koperasi Gumuh Sari
Sejahtera ?
Sari Sejahtera ?
keluar dari pokok permasalahan yang akan dibahas maka perlu diberikan batasan-
yang dilakukan oleh debitur atas kredit tanpa jaminan di Koperasi Gumuh Sari
Sejahtera.
6
Pembatasan permasalahan yang kedua, bagaimana upaya hukum
yang diketahui dan hasil penelitian belum ada penelitian yang menyangkut masalah
Tahun
7
2 Bagaimana Upaya
Penyelesaian
Wanprestasi Dalam
Perjanjian Kredit
Dengan Jaminan
Hak Tanggungan
Pada Bank Bukopin
Cabang Denpasar?
tujuan tersebut akan memberikan arah yang jelas untuk mencapai tujuan tersebut,
a. Tujuan Umum
juga pelaksanaan penyelesaian kredit tanpa jaminan pada lembaga keuangan bukan
bank, yakni koprasi. Selain itu tujuan umum penilitian ini untuk memenuhi syarat
b. Tujuan Khusus
8
2. Untuk mengetahui upaya hukum penyelesaian yang dilakukan bila
berbagai pihak. Manfaat penelitian ini terdiri dari manfaat teoritis dan manfaat
praktis, yaitu:
a. Manfaat Teoritis
hukum yang ditimbulkan dari adanya wanprestasi dari penyelesaian kredit tanpa
penulis hadapi sehingga menjadi dasar pemikiran yang teoritis sehingga nantinya
b. Manfaat Praktis
sumbangan hukum serta masukan bagi pembaca untuk dapat dijadikan pedoman
dalam pembuatan karya-karya tulis lainnya, baik itu pembuatan makalah maupun
langsung. Dengan hasil penelitian ini maka diharapkan agar dapat menjadi referensi
dan sumbangan pemikiran bagi penegak hukum khususnya kepada pihak Koperasi
9
Gumuh Sari Sejahtera dan Lembaga keuangan lainnya dalam melakukan perjanjian
kredit tanpa jaminan kepada calon debiturnya. Bagi masyarakat, diharapkan skripsi
ini dapat dijadikan ilmu yang dapat memberikan kesadaran hukum bahwa segala
menyelesaikan tentang variabel yang akan diteliti dan sebagai dasar untuk memberi
terdapat butir-butir pendapat serta teori mengenai suatu permasalahan yang menjadi
disetujui.3 Melalui landasan teori, maka ditentukan arah penelitian dan dalam
memilih konsep yang tepat guna pembentukan analisis dan hasil penelitian yang
untuk mengupas permasalahan juga terdapat asas, konsep dan doktrin yang
memiliki korelasi yang erat dengan permasalahan yang dibahas.5 Pembahasan ini
1
Unti Taviawati, 2013, Landasan Teori Penelitian, Url:
https://Afidburhanuddin.Wordpress.Com/2013/09/24/Landasan-Teori-Penelitian-2/.Diakses
Tanggal 3
Maret 2017
2
Bahder Johan Nasution, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju Bandung,
hal. 141.
3
Endang Komara, 2011, Filsafat Ilmu dan Metodelogi Penelitian, Refika Aditama,
Bandung, h.81.
4
Muhammad Erwin, 2011, Filsfat Hukum. Refleksi Kritis Terhadap Hukum, RajaGrafindo
Persada, Jakarta, h.13.
5
Hans Kelsen, 2012, Pengantar Teori Hukum, Nusa Media, Bandung, h.23.
10
akan menjelaskan landasan teoritis yang menjadi landasan berpikir yang merupakan
mengandung tiga faktor, yaitu structure, substance, dan legal structure. Ketiga
adalah peraturan atau regulasi dalam arti yang sebenarnya, yaitu norma dan pola
perilaku dari orang-orang yang berada dalam sistem.” Mengenai Legal Culture
6
Kusumaningtuti, 2009, Peranan Hukum Dalam Penyelesaian Krisis Perbankan di
Indonesia, Rajawali Pers, Jakarta, h. 16.
7
Ibid, h.17
11
Ringkasnya pendapat tersebut mengemukakan bahwa structure mencakup
berbagai lembaga yang diciptakan oleh sistem hukum. Substance mencakup segala
hal yang dihasilkan oleh structure, sedangkan legal culture adalah mengenai siapa
yang menentukan struktur tersebut berjalan dan bagaimana structure dan substance
Efektif adalah taraf sejauh mana suatu kelompok dapat mencapai tujuannya.
Hukum dapat disebut efektif apabila terdapat dampak positif, pada saat hukum
sehingga menjadi perilaku hukum.8 Efektivitas hukum dalam tindakan atau realita
hukum dapat diketahui apabila seseorang menyatakan bahwa suatu kaidah hukum
berhasil atau gagal mencapai tujuanya, maka hal itu biasanya diketahui apakah
pengaruhnya berhasil mengatur sikap tindak atau perilaku tertentu sehingga sesuai
dengan tujuannya atau tidak. Efektivitas hukum artinya efektivitas hukum akan
disoroti dari tujuan yang ingin dicapai, yakni efektivitas hukum. Efektivitas hukum
berkaitan dengan daya kerja hukum itu dalam mengatur dan atau memaksa
masyarakat untuk taat terhadap hukum. Hukum dapat efektif apabila faktor-faktor
8
Soerjono Soekanto, 1998, Efektivitas Hukum dan Penerapan Sanksi, Ramadja Karya,
Bandung, h. 80
12
peraturan perundang-undangan tersebut dapat tercapai. Salah satu upaya yang
biasanya dilakukan agar supaya masyarakat mematuhi kaidah hukum adalah dengan
atau sanksi positif, yang maksudnya adalah menimbulkan rangsangan agar manusia
tidak melakukan tindakan tercela atau melakukan tindakan yang terpuji. Teori
efektivitas hukum menurut Soerjono Soekanto yaitu efektif atau tidaknya suatu
Kelima faktor di atas saling berkaitan erat karena merupakan esensi dari
Romli Atmasasmita terletak pada sikap mental aparatur penegak hukum (hakim,
jaksa, polisi dan penasihat hukum) namun juga terletak pada faktor sosialisasi
9
Soerjono Soekanto, 2011, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Penegakan Hukum,
Rajawali Press, Jakarta, (selanjutnya disebut Soerjono Soekanto I) h. 8.
10
Romli Atmasasmita, 2001, Reformasi Hukum, Hak Asasi Manusia & Penegakan Hukum,
Mandar Maju, Bandung, h. 55
13
oleh penguasa, terlepas dari diterima atau pun tidak oleh warga
masyarakat.
c. Teori Perjanjian
perbuatan dengan mana satu pihak atau lebih mengikatkan dirinya terhadap
satu orang atau lebih. Rumusan tersebut memberikan konsekuensi hukum bahwa
dalam suatu perjanjian akan selalu ada dua pihak, di mana satu pihak adalah pihak
yang wajib berprestasi (debitor) dan pihak lainnya adalah pihak yang berhak atas
prestasi tersebut (kreditor).12 Pejanjian tersebut mengikat kedua belah pihak yang
harus melaksanakan isi dari perjanjian yang mereka telah sepakati dan tertuang
dimana seorang berjanji pada orang lain atau dimana dua orang itu saling berjanji
11
Soerjono Soekanto I, Op.cit, h. 6.
12
Gunawan Widjaja Dan Ahmad Yani, 2001, Jaminan Fidusia, Raja Grafindo Persada,
Jakarta, H. 13.
14
Dalam pasal 1320 KUH Perdata menentukan untuk sahnya suatu perjanjian
Pengertian perjanjian kredit memang tidak diatur secara khusus dalam KUH
Perdata maupun dalam undang – undang. Namun pengertian kredit diatur dalam
Undang – undang Nomor 10 Tahun 1998 Tentang Perubahan atas Undang – undang
Nomor 7 Tahun 1992 Tentang Perbankan yang tertuang dalam pasa 1 angka 11
menyatakan bahwa Kredit adalah penyediaan uang atau tagihan yang dapat
meminjam antara Bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk
berikut:13
kendaraan.
13
Abdul Kadir Muhammad Dan Rilda Murniati,Segi Hukum Lembaga Keuangan Dan
Pembiayaan, Penerbit Citra Aditya Bakti, Bandung, 2004, H. 59.
15
4. Berdasarkan persetujuan pinjam meminjam uang antara Bank dan
disebut ilmu. Jadi ilmu merupakan pengetahuan yang didapatkan lewat metode
ilmiah. Karena ideal dari ilmu adalah untuk memperoleh interelasi yang
taraf keilmuan. Seorang akan yakin bahwa ada sebab bagi setiap akibat dari setiap
gejala yang tampak dapat dicari penjelasannya secara ilmiah. Penelitian bersifat
obyektif, karena kesimpulan yang diperoleh hanya akan ditarik apabila dilandasi
dibuat dan diterapkan oleh manusia yang hidup dalam masyarakat.16 Perkembangan
ilmu hukum, tidak cukup hanya dilakukan dengan melakukan studi mengenai
sistem norma saja. Hukum yang pada kenyataanya dibuat dan ditetapkan oleh
manusia yang hidup dalam masyarakat, Artinya, keberadaan hukum tidak bisa
dilepaskan dari keadaan sosial masyarakat serta perilaku manusia yang terkait
14
Bambang Sunggono, 2010, Metode Penelitian Hukum, Rajawali Pers, Jakarta, h. 44.
15
Ibid, h.32.
16
Peter Mahmud Marzuki I, 2009, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta, h.35.
16
prilaku masyarakat yang terkait dengan lembaga hukum. 17 Dalam pembahaan
berikut :
a. Jenis Penelitian
empiris yang dapat diamati dalam kehidupan nyata, penelitian hukum empiris
istilah lain yang digunakan adalah penelitian hukum sosiologis dan dapat disebut
pada sifat empirisnya, sehingga penelitian lapangan sebagai mana yang biasa
dilakukan oleh peneliti ilmu sosial menjadi rujukan. 20 Pengertian dari penelitian
hukum tidak tertulis dan penelitan efektifitas hukum, terutama bertujuan untuk
yang diteliti adalah data sekunder untuk kemudian dilanjutkan dengan penelitian
17
R. Soeroso, 2011, Pengantar Ilmu Hukum, Sinar Grafika, Jakarta, h.29
18
Philipus M. Hadjon dan Tatiek Sri Djatmiati, 2005, Argumentasi Hukum, Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta, hal. 2
19
Bambang Waluyo, 2008, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta, hal.
15.
20
Ibid, h.39.
21
Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta,
h.51.
17
b. Jenis Pendekatan
gejala lain dalam masyarakat, menurut Mukti Fajar dan Yulianto Achmad,
pendekatan kualitatif adalah suatu cara analisis hasil penelitian yang menghasilkan
data deskriptif analisis, yaitu data yang dinyatakan oleh responden secara tertulis
atau lisan serta juga tingkah laku yang nyata, yang diteliti dan dipelajari sebagai
yang sesuai dengan isu yang bersangkutan dengan penyelesaian kredit tanpa
teori mengenai kredit yang dilakukan oleh koprasi tanpa menggunakan jaminan.
c. Sifat Penelitian
Sifat Penelitian dalam penulisan skripsi ini adalah penelitian deskriptif yang
atau kelompok tertentu, atau untuk menentukan penyebaran suatu gejala, atau untuk
menentukan ada tidaknya hubungan antara suatu gejala dengan gejala lain dalam
22
Mukti Fajar dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif dan
Empiris, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, h. 192.
23
Peter Mahmud Marzuki, 2011, Penelitian Hukum, Kencana, Jakarta, hal. 93.
18
masyarakat. Penelitian yang bersifat deskriptif dapat diartikan sebagai prosedur
obyek penelitian pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau
sebagaimana adanya.24
d. Sumber Data
menentukan mana sumber bahan hukum itu dikumpulkan, metode dan teknik apa
yang penulis akan gunakan. Sumber data yang digunakan adalah sumber data
1) Data Primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber pertama,
meliputi:
1945.
24
Amiruddin dan H. Zainal Asikin, 2010, Pengantar Metode Penelitian Hukum, PT
RajaGrafindo Persada, Jakarta, hal.25
25
Amiruddin Dan Zainal Asikin, 2014, Pengantar Metode Penelitian Hukum,
Rajawali Pers, Jakarta, H.32.
19
Undang - Undang Nomor 25 Tahun 1992 Tentang
Perkoperasian.
tentang Perbankan.
2. Bahan hukum sekunder berupa semua publikasi tentang hukum yang dapat
penelitian ini bahan hukum sekunder yang terutama adalah buku teks
karena buku teks berisi mengenai prinsip-prinsip dasar ilmu hukum dan
tinggi
terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus
(hukum), ensiklopedia.27
penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Suatu hal
yang penting dalam penulisan karya ilmiah hasil penelitian adalah data-data dan
26
Peter Mahmud Marzuki, op.cit,h.144.
27
Amirudin Dan H.Zamal Asikin, 2003, Pengantar Metode Penelitian Hukum, Pt Raja
Grafindo Persada, Jakarta, Hal. 32
20
informasi dari segala objek yang akan diteliti sehingga penulisan tersebut menjadi
Teknik pengolahan dan analisis data dalam penulisan ini dilakukan dengan
menggunakan metode kualitatif yaitu memisahkan atau memilih bahan hukum yang
ada dan yang sesuai dengan pembahasan dalam penulisan ini. Sedangkan
dengan masalah yang dibahas sehingga dapat diperoleh suatu kebenaran dan suatu
kesimpulan.
21
DAFTAR PUSTAKA
Buku:
Fajar, Mukti dan Yulianto Achmad, 2010, Dualisme Penelitian Hukum Normatif
Gunawan Widjaja Dan Ahmad Yani, 2001, Jaminan Fidusia, Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Komara, Endang, 2011, Filsafat Ilmu dan Metodelogi Penelitian, Refika Aditama,
Bandung.
22
M. Hadjon, Philipus dan Tatiek Sri Djatmiati, 2005, Argumentasi Hukum, Gadjah
Marzuki, Peter Mahmud, 2009, Penelitian Hukum, Kencana Prenada Media Group,
Jakarta.
Jakarta.
Karya, Bandung.
Nasution, Bahder Johan, 2008, Metode Penelitian Ilmu Hukum, Mandar Maju
Bandung.
Romli Atmasasmita, 2001, Reformasi Hukum, Hak Asasi Manusia & Penegakan
Waluyo, Bambang 2008, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika, Jakarta.
Internet:
23