Anda di halaman 1dari 7

44MEKANISME KREDIT BANK KONVENSIONAL DALAM MEMBANTU

USAHA KECIL MENENGAH

PENDAHULUAN

Latar Belakang
Usaha Kecil Menengah atau yang biasa kita kenal sebagai UKM
merupakan suatu bentuk usaha yang dilakukan oleh masyarakat dalam
membangun usaha kecil (seperti home industries produksi aksesoris) untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya. UKM adalah bentuk usaha pemberdayaan
yang ditujukan untuk membangun masyarakat kecil sehingga dapat terberdaya
dan tercukupi kebutuhan hidupnya, sehingga angka jumlah pengangguran dan
kemiskinan pun dapat berkurang.
Namun untuk dapat membangun atau pun mengembangkan UKM,
diperlukan modal yang jumlahnya tidak sediki. Hal ini menjadi salah satu
kendala utama bagi para wirausaha dalam membangun usahanya. Kemudian
sebagai solusi, pemerintah menggalakan gerakan menabung dengan tujuan
untuk menghimpun modal bagi para wirausaha yang hendak mendirikan atau
mengembangkan usahanya. Dengan modal yang berasal dari sektor perbankan,
maka masyarakat dapat diberdayakan dengan pemberian kredit usaha mikro
sehingga nantinya akan mampu meningkatkan taraf hidupnya.
Definisi Bank sendiri berdasarkan Pasal 1 ayat (2) UU No. 10 Tahun
1998 tentang perubahan UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan, merupakan
suatu badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan
atau bentuk-bentuk lain dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat
banyak.1 Maka karena itu, Bank sebagai lembaga perantara keuangan menjadi
salah satu lembaga keuangan yang berperan penting dalam perekonomian
dalam suatu negara. Jenis Bank di Indonesia ada dua macam, dibedakan
berdasarkan jenis pembayaran bunga atau bagi hasil usaha, yakni Bank
Konvensional dan Bank Syariah.2 Hal mendasar yang membedakan kedua
jenis bank tersebut terletak pada pengembalian dan pembagian keuntungan
yang diberikan oleh nasabah kepada lembaga keuangan dan atau yang
diberikan oleh lembaga keuangan kepada nasabah (Muhammad, 2005).3
Dalam hal ini, kegiatan operasional Bank Konvensional menggunakan bunga
sebagai alat untuk memperoleh pendapatan maupun membebankan bunga atas
penggunaan dana dan pinjaman. Sedangankan Bank Syariah menggunakan
prinsip bagi hasil.

1 Republik Indonesia, Undang - Undang Nomor 10 Tahun 1998, Pasal 1 ayat (2)
2 Arti istilah dari Bank Syariah adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah dalam bentuk memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Sedangkan Bank Konvensional
adalah Bank yang didirikan untuk mendapatkan keuntungan material sebesar-besarnya.
3 Ema Rindawati, “Analisis Perbandingan Kinerja Keuangan Perbankan Syariah Dengan Perbankan
Konvensional”, Skripsi Fakultas Ekonomi - Universitas Islam Indonesia, hlm. 3-4.
Bank Konvensional merupakan jenis bank yang sudah ada dan
berkembang pesat lebih dahulu di Indonesia daripada Bank Syariah. Maka
karena itu, sudah banyak masyarakat yang menggunakan jasa perbankan dari
bank-bank konvensional, seperti BNI, BCA, dan lain sebagainya. Salah satu
jasa perbankan yang Bank Konvensional berikan adalah pemberian kredit
kepada nasabahnya. Jasa kredit ini diberikan kepada nasabah yang ingin
meminjam uang dari bank dengan jaminan dan jangka waktu tertentu.
Jasa kredit ini biasanya dimanfaatkan oleh nasabah yang ingin
membangun atau mengembangkan usaha kecil menengah (UKM). Dalam hal
ini bank berperan dalam memberikan bantuan dana kepada nasabah sehingga
mereka memiliki cukup modal untuk mendirikan ataupun mengembangkan
bentuk usaha mereka. Namun, besar-kecilnya dorongan dana yang diberikan
oleh bank biasanya tergantung dari seberapa besar nilai suatu barang yang
menjadi jaminannya. Sehingga ini menjadi beban lain bagi nasabah yang baru
mulai akan mendirikan usahanya, disamping jangka waktu yang diberikan
oleh bank dan bunga dari pinjaman tersebut.
Karena adanya peran bank konvensional dalam memberikan bantuan
dana untuk berdirinya atau berkembangnya UKM, ini menjadi sebab mengapa
penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul “Mekanisme Kredit
Bank Konvensional dalam Membantu Usaha Kecil Menengah”.

Permasalahan
Bagaimana mekanisme operasional pelayanan kredit di Bank Konvensional?
Bagaimana sistem kerja pemberian pinjaman kredit kepada nasabah yang
hendak mendirikan atau mengembangkan usahanya?
Faktor apa saja yang menjadi standarisasi kelayakan nasabah untuk
diberikan pinjaman kredit yang cukup besar?
Apakah prasyarat dalam sistem kredit yang diberikan membebani UKM
nasabahnya?
Bagaimana peran pelayan kredit Bank Konvensional dalam membantu UKM?
Apakah dana pinjaman kredit yang diberikan membantu berdiri atau
berkembangnya usaha UKM?
Bagaimana kemampuan nasabah dalam membayar angsuran kredit yang
diajukannya?
Apakah ada bantuan lain yang diberikan Bank dalam berkembangnya
UKM nasabahnya?

Konsep Sosiologis
Dalam mengevaluasi bagaimana mekanisme sistem kredit Bank
Konvensional dalam membantu usaha UKM, saya menggunakan metode
evaluasi need assessment.4 Tujuan dari penggunaan metode need assessment
ini adalah untuk mengetahui manfaat dari berjalannya program dan
4 Rusfadia Saktiyanti Jahja, M.Si, Evaluasi Need Assesment, (Output modul mata kuliah Evaluasi
Program Pembangunan, 2 Maret 2010).
pengetahuan masyarakat tentang program itu sendiri. Secara lebih khusus,
adalah untuk mengetahui apakah kebutuhan nasabah terpenuhi setelah
menggunakan jasa pinjaman kredit dari bank konvensional. Dan manfaatnya
adalah memberikan usulan fokus kebijakan yang sesuai dengan kebutuhan
pasar terhadap suatu produk jasa khususnya jasa perbankan di bidang kredit.
Menurut teori pilihan rasional, aktor dipandang sebagai manusia yang
memiliki tujuan atau maksud.5 Jadi, nasabah yang ingin mendirikan atau
mengembangkan UKM-nya maka berupaya mencari cara untuk mencapai
keinginannya tersebut. Bank konvensional yang fokusnya mengejar
keuntungan (profit oriented), maka segala produknya akan merujuk untuk
memperoleh keuntungan (salah satunya: penggunaan bunga bank pada
pinjaman kredit). Dalam pelaksanaan kredit di Bank Konvensional, ada yang
namanya sistem membebankan bunga kepada nasabah yang mengajukan
kredit. Dari bunga pinjaman kredit inilah bank memperoleh pemasukan. Jadi
UKM yang menggunakan jasa pinjaman kredit dari bank, diwajibkan untuk
mengebalikan pinjamannya sesuai dengan waktu dan bunga yang dibebankan
oleh bank. Dalam hal ini, ada yang namanya interaksi antara bank dan UKM.
Diantara keduanya membangun sebuah hubungan relasi antara nasabah dan
bank dalam hal pinjaman kredit yang membentuk suatu hubungan pertukaran.
UKM yang ingin berdiri atau berkembang membutuhkan modal yang
cukup untuk mendukung usahanya, dan bank konvensional tidak ada
keuntungan jika tidak ada nasabah yang menabung atau meminjam. Maka
karena itu, UKM meminjam dana dari bank konvensional untuk berdiri atau
berkembang dan bank pun mendapatkan keuntungan dari pinjaman kredit yang
digunakan oleh UKM. Dari hal tersebut, jelas bahwa ada keterlekatan antara
Jasa pinjaman kredit Bank Konvensional dengan berdiri atau berkembangnya
suatu UKM. Fenomena ini mengacu pada konsep embededdness dari
Granovetter (1985), bahwa tindakan ekonomi secara sosial melekat dalam
jaringan sosial personal di antara para aktor, mencakup perilaku ekonomi yang
lebih luas dan berada dalam struktur sosial.6 Jadi keterlekatan tersebut
merupakan suatu tindakan ekonomi sebagai suatu tindakan sosial yang berada
di dalam suatu hubungan sosial atau struktur sosial tertentu.

Lokasi Pelaksanaan Magang


Berdasarkan dari pembahasan yang telah dijelaskan pada bagian
sebelumnya, jelas bahwa terdapat relevansi antara jasa kredit Bank
konvensional dalam membantu UKM dengan beberapa konsep dalam ilmu
sosiologi. Berdasarkan pengetahuan dan pengalaman yang saya peroleh
selama menjalani perkuliahan selama enam semester di Universitas Negeri
Jakarta, maka saya berusaha untuk mengimplementasikannya dalam kondisi di
dunia kerja yang nyata dengan memilih Bank BCA Kantor Cabang Utama

5 George Ritzer & Douglas J. Goodman, Teori Sosiologi Modern, (Cet. 6; Jakarta: Kencana Prenada
Media Group, 2004), hlm. 357.
6 Damsar, Sosiologi Ekonomi, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 1997), hlm. 33.
Rawamangun sebagai lokasi magang.
Institusi ini dipilih berdasarkan 3 asumsi dasar, yaitu : pertama, Bank
BCA merupakan salah satu bank konvensional terbesar di Indonesia yang
memberikan layanan bantuan kredit kepada nasabah yang hendak mendirikan
ataupun mengembangkan UKM. Kedua, lokasi Bank BCA Kantor Cabang
Utama Rawamangun sendiri sangat dekat dengan rumah dan kampus penulis,
sehingga mudah aksesnya. Dan ketiga, penulis berminat untuk mendapatkan
pengalaman bekerja di bidang perbankan.

Tujuan Pelaksanaan Magang


Berikut beberapa tujuan yang hendak dicapai dari pelaksanaan magang ini,
yaitu :
Memenuhi syarat wajib kelulusan jenjang S1 Sosiologi Pembangunan
Mengetahui dan mempelajari mekanisme kerja dan budaya organisasi
Bank BCA
Mengetahui segala proses pengerjaan dan pelaksanaan program kredit di
Bank BCA
Mempelajari, mendalami, serta terlibat langsung dalam menganalisa
kebutuhan kredit dan kemampuan nasabah Bank BCA

Manfaat Pelaksanaan Magang


Berikut beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari pelaksanaan magang ini,
yaitu :
Menambah pengalaman hidup
Menambah pengetahuan tentang dunia perbankan
Menambah modal sosial dan memperluas jaringan sosial
Memperoleh ketrampilan untuk mengidentifikasi permasalahan sosial dan
analisis kebutuhan pasar
Memperoleh ketrampilan pengembangan organisasi dan manajemen
sosial.

Selain itu, tentunya aspek estetika dan etika menjadi prioritas


utama dalam pelaksanaan magang di samping menjaga nama baik Institusi
pendidikan di mana saya memperoleh pengetahuan ilmiah. Maka karena itu,
saya berusaha menjalankan profesionalisme yang menjadi tuntutan di lokasi
tempat saya magang.

RENCANA KERJA

Perumusan rencana kerja ini dipergunakan sebagai target penulis agar dapat
menjalani kegiatan magang dengan baik dan terstruktur, sehingga output yang
dihasilkan sesuai dengan harapan penulis. Kegiatan magang yang dilakukan oleh
penulis akan dilaksanakan mulai dari awal bulan Agustus sampai Oktober 2010.

Matrix Rencana Kerja

Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010


No. Rencana Kerja
I II III IV I II III IV I II III IV

1. Proses adaptasi
lingkungan
magang
2. Pelaksanaan
kegiatan magang
3. Konsultasi
dengan dosen
pembimbing
4. Penyusunan
laporan magang
5. Konsultasi
laporan akhir
dengan dosen
pembimbing
6. Revisi laporan
7. Ujian akhir*

*Disesuaikan dengan jadwal akademik

INDIKATOR KEBERHASILAN MAGANG

No. Output Rencana kerja Agustus 2010 September 2010 Oktober 2010
I II III IV I II III IV I II III IV
1. Mampu beradaptasi
dengan baik terhadap
lingkungan magang,
dengan rincian:
Mengenal seluk-
beluk lokasi
magang
Kenal dengan
orang-orang di
lokasi magang
Terbiasa dengan
budaya
organisasi lokasi
magang
2. Mengetahui dan
memahami program-
program dan
mekanisme kerja
sistem kredit
3. Memperoleh
pemahaman
tambahan dari dosen
pembimbing selama
kegiatan magang
4. Input data laporan
magang
5. Evaluasi laporan
magang oleh dosen
pembimbing
6. Penambahan dan
perbaikan laporan
magang
7. Ujian akhir*

*Disesuaikan dengan jadwal akademik

PROPOSAL MEKANISME KREDIT BANK


KONVENSIONAL DALAM MEMBANTU USAHA
KECIL MENENGAH
FIKRI RISWANDI
4825072313
SOSIOLOGI PEMBANGUNAN (REGULER 2007)

FAKULTAS ILMU SOSIAL


UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2010

Anda mungkin juga menyukai