Anda di halaman 1dari 42

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu mata kuliah yang harus ditempuh oleh mahasiswa S2 adalah Kuliah Kerja
Lapangan (KKL). KKL ini adalah suatu bentuk kegiatan berkunjung ke Universitas di Negara
lain dan kedutaan besar Indonesia di Negara lain. KKL diharapkan dapat memberikan
pengalaman belajar kepada mahasiswa dengan terjun langsung dalam sebuah industri dan dunia
kerja yang mungkin tidak ditemukan di kampus, sekaligus sebagai proses pembelajaran
mahasiswa yang sedang membangun dan mengetahui keberhasilan dan permasalahan yang di
hadapi. KKL dilaksanakan dalam upaya meningkatkan misi dan bobot pendidikan bagi
mahasiswa dan untuk mendapat nilai tambah yang lebih besar pada pendidikan tinggi.

Melalui KKL mahasiswa akan mendapatkan pengalaman yang berharga untuk


mengembangkan kemampuan yang selama ini kebanyakan dari mereka hanya memperoleh
pendidikan di dalam kelas. Selain itu, KKL juga merupakan salah satu instrumen yang dapat
dijadikan media dalam mengenal dan memperluas wawasan mereka tentang dunia kerja dengan
melakukan berbagai pengamatan langsung dan diskusi / wawancara dengan beberapa orang dari
kedinasan/instansi yang berkompeten di bidangnya.

KKL juga merupakan bentuk nyata dari konsep Tri Dharma Perguruan Tinggi.
Terutamanya pada pengembangan kualitas sumber daya manusia menuju pada efisien dan
efektifitas disiplin ilmu yang dibawanya. Atas dasar inilah, kami mahasiswa Magister Ilmu
Administrasi Publik, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro
melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler wajib, guna menyelesaikan program studi Pascasarjana
(S2). Disamping itu, KKL merupakan pendekatan-pendekatan sistem dan multi disipliner.
Pada konsentrasi Magister Administrasi Publik, penting untuk mengetahui bagaimana
sebuah negara menjalankan kegiatan manajemennya untuk mengontrol kebijakan-kebijakan
publik yang ada, guna dapat di implementasikan sesuai dengan sasaran. Dengan adanya KKL
ini mahasiswa dituntut belajar dari pelayanan dasar bidang pendidikan di Thamasat University

1
Thailand dan pelayanan publik di Kedutaan Besar Republik Indonesia di Thailand Sehingga
diharapan mahasiswa dapat membandingkan dengan pelayanan publik di Indonesia dan
menambah wawasan di bidang manajemen publik.

Status dan fungsi KKL seperti di atas adalah bertujuan sebagaimana tercantum dalam
pola dasar KKL yaitu sebagai berikut:

1. Penerapan yang terintegrasi antara teori yang diperoleh dibangku kuliah dengan
pengalaman praktis yang didapat di masyarakat.
2. Pengalaman dan penghayatan terhadap masalah publik sebagai sebuah kesatuan masalah
yang memerlukan pendekatan disiplin ilmu Administrasi Publik.
3. Pembinaan sense of belonging dan sense of responsibility bagi seluruh unsur masyarakat
termasuk civitas akademika dalam pelaksanaan pembangunan.

Berdasarkan status dan fungsi KKL tersebut, maka mahasiswa Magister Ilmu
Administrasi Publik Angkatan 44, melaksanakan KKL ke Negara Thailand. Dengan
dilaksanakannya program KKL, mahasiswa diharapkan akan mendapat pengalaman yang
berguna karena melakukan pengamatan langsung, baik itu berupa diskusi atau wawancara
dengan pihak-pihak yang terkait dan berkompetensi dibidangnya.

1.2. Tujuan Penulisan Kegiatan KKL

Tujuan diselenggarakannya kegiatan KKL ini ada dua yaitu tujuan umum dan tujuan
khusus.

1.2.1. Tujuan Umum

a) Meningkatakan pemahaman mahasiswa Magister Ilmu Administrasi Publik tentang


aplikasi ilmu yang dipelajari selama ini yang berkaitan secara langsung maupun tidak
langsung dengan ruang lingkup Ilmu Administrasi Publik.
b) Menambah wawasan mahasiswa Magister Ilmu Administrasi Publik tentang
manajemen publik di beberapa negara sesuai dengan kondisi publik yang
berkembang di negara tersebut.

2
c) Mendorong terciptanya link & match antara kurikulum administrasi publik dengan
kebutuhan dunia kerja sesuai dengan perkembangan teknologi informasi.
d) Mendorong mahasiswa Magister Ilmu Administrasi Publik untuk lebih meningkatkan
berbagai kemampuan skill yang menunjang pada saat terjun ke dunia kerja.

1.2.2. Tujuan Khusus


Tujuan khusus ini dilihat dari instansi yang kami kunjungi dalam hal ini Kedutaan Besar
Republik Indonesia, Thailand yaitu :
- Untuk mengetahui pelayanan publik yang dilaksanakan oleh Kedutaan Besar
Republik Indonesia kepada masyarakat Indonesia yang berada dan tinggal di
Thailand.

1.3. Fokus Penulisan Laporan KKL

Fokus penulisan dalam laporan KKL ini adalah pelayanan publik di Kedutaan Besar
Republik Indonesia, Thailand.

1.4. Landasan Kegiatan

Landasan kegiatan Kuliah Kerja Lapangan ( KKL ) adalah :


a) Tri Dharma Perguruan Tinggi
b) UU No. 2 tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional
c) PP No. 30 tahun 1989 tentang Perguruan Tinggi
d) Kurikulum Magister Ilmu Administrasi FISIP Undip
1.5. Kegunaan Kegiatan KKL

a) Sarana dalam melatih keterampilan mahasiswa sesuai dengan pengetahuan yang diperoleh selama
mengikuti perkuliahan.
b) Kegiatan belajar dalam mengenal dinamika dan kondisi nyata dunia kerja.
c) Mendapatkan tambahan pengetahuan Tentang Manajemen Publik dan Kebijakan Publik kususnya
dalam bidang pendidikan yang dilakukan di obyek KKL.

BAB II
KAJIAN TEORI

3
A. PELAYANAN PUBLIK
Pelayanan Publik yang menjadi fokus studi ilmu Administrasi Publik di Indonesia, masih
menjadi persoalan yang perlu memperoleh perhatian dan penyelesaian yang komprehensif. Harus
diakui bahwa pelayanan yang diberikan pemerintah kepada rakyat mengalami pembaruan, baik dari
sisi paradigma maupun format pelayanan seiring dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan
perubahan dalam pemerintah itu sendiri. karena pada dasarnya setiap manusia membutuhkan
pelayanan, bahkan secara ekstrim dapat dikatakan bahwa pelayanan tidak dapat dipisahkan dengan
kebutuhan manusia. Hal ini ditegaskan oleh Budiman Rusli bahwa selama hidupnya, manusia
membutuhkan pelayanan.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan bahwa Pelayanan adalah hal, cara, atau
hasil pekerjaan melayani. Sedangkan melayani adalah menyuguhi (orang) dengan makanan atau
minuman, menyediakan keperluan orang, mengiyakan, menerima, menggunakan. Sementara itu
istilah public berasal dari bahasa Inggris yaitu Publik yang berarti masyarakat, umum, negara. Kata
Publik sebenarnya sudah menjadi Bahasa Indonesia Baku menjadi Publik yang berarti umum, orang
banyak, ramai.
Pelayanan publik : (UU 25/ 2009) kegiatan atau rangkaian kegiatan dalam rangka
pemenuhan kebutuhan pelayanan sesuai dengan peraturan perundang-undangan bagi setiap warga
negara dan penduduk atas barang, jasa, dan/atau pelayanan administratif yang disediakan oleh
penyelenggara pelayanan publik.
Intinya bahwa pada umumnya, pelayanan publik perlu memperhatikan kebutuhan pelanggan
maupun citizen sebagai masyarakat yang harus terlayani dengan baik. Pemerintah sebagai penyedia
layanan publik dibutuhkan oleh masyarakat harus bertanggung jawab dan terus berupaya untuk
memberikan pelayanan yang terbaik demi peningkatan pelayanan publik.
Dalam keputusan MENPAN Nomor 63 Tahun 2004, jenis pelayanan menjadi tiga kelompok,
antara lain :
1. Kelompok pelayanan administrative yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk
dokumen resmi yang dibutuhkan oleh publik, misalnya status kewarganegaraan, sertifikat
kompetensi, kepemilikan atau penguasaan terhadap barang dan sebagainya. Dokumen-dokumen

4
yang dimaksud antara lain : KTP, SIM, STNK, IMB, Sertifikat kepemilikan/penguasaan tanah
dan sebagainya.
2. Kelompok pelayanan Barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk/jenis barang
yang digunakan oleh publik, misalnya jaringan telepon, penyediaan listrik, air bersih, dan
sebagainya.
3. Kelompok pelayanan Jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk jasa yang
dibutuhkan public, misalnya pendidikan, pemeliharaan, kesehatan, penyelenggaraan
transportasi, pos dan sebagainya.

B. INOVASI PELAYANAN PUBLIK


Menurut Permenpan RB no 30 tahun 2014, Inovasi adalah proses kreatif penciptaan
pengetahuan dalam melakukan penemuan baru yang berbeda dan/atau modifikasi dari yang sudah
ada. Inovasi Pelayanan Publik adalah terobosan jenis pelayanan baik yang merupakan gagasan/ide
kreatif orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang memberikan manfaat bagi masyarakat, baik
secara langsung maupun tidak langsung. Dengan kata lain, inovasi pelayanan publik sendiri tidak
mengharuskan suatu penemuan baru, tetapi dapat merupakan suatu pendekatan baru yang bersifat
kontekstual dalam arti inovasi tidak terbatas dari tidak ada kemudian muncul gagasan dan praktik
inovasi, tetapi dapat berupa inovasi hasil dari perluasan maupun peningkatan kualitas pada inovasi
yang ada.
Inovasi dalam manajemen sektor publik juga dapat didefinisikan sebagai pengembangan
desain kebijakan baru dan standar operasi baru yang dihasilkan oleh organisasi yang ditujukan
kepada masalah kebijakan publik. Jadi, sebuah Inovasi dalam administrasi publik adalah efektivitas,
kreativitas, dan jawaban unik terhadap masalah baru atau jawaban baru terhadap masalah lama.
Sebuah inovasi tidaklah harus merupakan solusi sempurna atau berupa penyelesaian akhir, tetapi
suatu solusi terbuka yang dapat di transformasi oleh mereka yang mengadopsi.

BAB III

5
PEMBAHASAN

A. GAMBARAN UMUM TENTANG NEGARA THAILAND


1. Profile Negara Thailand
Kerajaan Thai yang lebih sering disebut Thailand dalam bahasa Inggris, atau dalam
bahasa aslinya Mueang Tha (berarti "Negeri Thai") adalah sebuah negara kerajaan di Asia
Tenggara, dengan luas kira-kira sama dengan luas Perancis, yaitu 514.000 km2 dan memiliki
populasi sekitar 67 juta. Kerajaan Thai dahulu dikenal sebagai Siam sampai tanggal 11 Mei 1949.
Kata "Thai berarti Tanah Orang-orang Merdeka, karena Thailand adalah satu-satunya negara
Asia Tenggara yang tidak pernah menjadi koloni Eropa, juga merujuk kepada suku Thai, sehingga
menyebabkan nama Siam masih digunakan di kalangan warga negara Thai terutama kaum minoritas
Tionghoa.
Ibu kota Thailand, Bangkok, merupakan kota terbesar, pelabuhan utama, dan pusat
ekonomi dan budaya Thailand. Bangkok juga merupakan salah satu kota besar di Asia Tenggara.
Wilayah metropolitan Bangkok, yang meliputi bagian dari beberapa kota yang berdekatan
-Nonthaburi, Pathum Thani, Samut Prakan, dan Nakhon Pathom- memiliki populasi sekitar 12 juta.
Nama Thai untuk kota Bangkok adalah Krung Thep, atau City of Angels atau mempunyai nama
yang panjang: Krung Thep Mahanakhon Amon Rattanakosin Mahinthara Yuthaya Mahadilok
Phop Noppharat Ratchathani Burirom Udomratchaniwet Mahasathan Amon Piman Awatan Sathit
Sakkathattiya Witsanukam Prasit.
Lambang negara Thailand adalah Garuda, burung mitologi dalam kepercayaan Hindu dan
Buddha. Di Thailand figur ini digunakan sebagai lambang keluarga kerajaan dan otoritas. Lambang
ini disebut Krut Pha, yang berarti "garud a sebagai wahana dewa Wishnu." Lambang ini menjadi
lambang negara Thailand sekaligus lambang Raja Thailand.
Bendera Thailand dalam bahasa Thai: Thong Trairong (Thai: ) , yang bermakna,
"bendera tiga warna". Bendera ini menunjukkan lima jalur yang mendatar dengan warna merah,
putih, biru, putih dan merah, dengan ukuran jalur biru yang ada di tengah dua kali lebih besar dari
jalur-jalur yang lain. Warna merah-putih-biru secara berurutan melambangkan "negara-agama-raja",
semboyan tidak resmi negara Thai. Bendera ini diresmikan pada 28 September 1917.

6
Lagu kebangsaan : "Phleng Chat Thai" ("") yang secara harfiah berarti "Lagu
Kebangsaan Thai" adalah lagu kebangsaan Thailand. Lagu ini mulai digunakan sejak 10
Desember 1939. Lagu tersebut digubah oleh Peter Feit, nama Thailand : Phra Chen-
Duriyang), 1883-1968, putra seorang imigranJerman dan penasehat kerajaan untuk musik. Liriknya
ditulis oleh Luang Saranupraphan.
Bahasa resmi negara Thailand adalah bahasa ThaiThai (Siam). Kebanyakan orang
berbicara dengan dialek Bangkok. Bahasa Inggris secara luas diajarkan di sekolah dan banyak orang
Thai mampu menggunakannya dengan lancar.
Mayoritas penduduk Thailand beragama Budha (95%). Seluruh negara dihiasi dengan
ribuan candi Budha yang disebut wat. Setiap laki-laki Thailand diharapkan bisa melayani di wat
selama minimal tiga bulan. Setiap hari saat fajar, para biksu Budha pergi di antara orang-orang
untuk menerima makanan. Pada hari-hari suci dan selama festival, orang-orang membawa makanan
untuk wat. Dan hampir 5 persen dari populasi Thailand adalah Muslim.

2. Penduduk Thailand
Sebagian besar orang Thailand adalah anggota kelompok etnis Thai/Lao. Mereka diyakini
merupakan keturunan dari orang-orang yang bermigrasi dari China selatan dan tenggara pada tahun
500-an Masehi. Ada juga orang-orang keturunan China, Melayu, Khmer (Kamboja), dan Vietnam.
Sejumlah kecil kelompok etnis lain juga ada di Thailand. Sekitar setengah dari penduduk Thailand
tinggal di atau dekat daerah perkotaan di gedung-gedung modern. Lainnya tinggal di desa-desa.
Rumah desa tradisional dibangun dari kayu atau bambu.
Sistem sekolah Thailand memiliki tiga tingkat utama: pendidikan dasar, menengah
(termasuk sekolah menengah), dan pendidikan tinggi. Di masa lalu, hanya pendidikan dasar yang
diwajibkan. Namun, sejak tahun 1997 pendidikan hingga sekolah menengah (dua belas tahun) wajib
dan juga gratis. Thailand memiliki banyak universitas. Yang paling tua dan paling bergengsi adalah
Chulalongkorn dan Thammasat, keduanya di Bangkok. Rasa hormat orang Thai pada pendidikan
tercermin dalam tingkat melek huruf negara yang tinggi, berada di atas 90 persen.
Makanan pokok Thailand adalah nasi. Masakan Thailand sangat pedas. Biasanya
mencakup banyak sayuran dengan ikan, daging babi, atau ayam. Kecap ikan, cabai, dan cabai pasta
adalah bahan utama dalam masakan Thailand. Buah-buahan tropis juga merupakan bagian dari
sajian Thailand.

7
Sejak tahun 1960, kebijakan pemerintah telah mengonversi Thailand dari negara pertanian
ke industri. Antara tahun 1985 dan 1995, Thailand memiliki salah satu tingkat pertumbuhan
ekonomi tertinggi di dunia. Jasa, menyumbang sekitar 50 persen dari perekonomian Thailand.
Sektor ini mencakup jasa pribadi dan bisnis, perdagangan grosir dan eceran, keuangan, asuransi,
real estate, transportasi, utilitas, dan komunikasi. Bisnis yang terkait dengan pariwisata juga
termasuk dalam sector jasa. Manufaktur menyumbang 35 persen dari perekonomian Thailand. Item
yang diproduksi meliputi tekstil dan pakaian, minuman, produk tembakau, semen, dan perhiasan.
Barang-barang manufaktur lainnya adalah peralatan dan komponen listrik, komputer dan bagian-
bagian komputer, sirkuit terpadu, furnitur, dan plastik. Ekonomi Thailand tidak lagi berbasis
pertanian. Namun, lebih dari setengah penduduknya masih terlibat dalam beberapa kegiatan
pertanian. Thailand tetap menjadi salah satu eksportir utama dunia dari produk-produk pertanian,
seperti beras, singkong, karet, tebu, kedelai, dan buah-buahan.
Tinju tradisional Thailand (Thai boxing) adalah salah satu olahraga favorit. Favorit lain
adalah takraw, persilangan antara sepak bola dan voli. Olahraga Barat seperti basket dan tenis juga
menjadi populer.
Alat transportasi yang ada di Bang

3. Kondisi Geografis Thailand


Secara astronomis Thailand terletak antara Koordinat geografisnya adalah 5-21 LU dan
97-106 BT. Batas-batas wilayah negara Thailand adalah sebagai berikut :

Sebelah utara berbatasan dengan negara Laos dan Myanmar.


Sebelah timur berbatasan dengan negara Kampuchea.
Sebelah selatan berbatasan dengan negara Malaysia, dan Teluk Siam.
Sebelah barat berbatasan dengan negara Myanmar dan Laut Andaman.
Wilayah Thailand dibagi menjadi empat wilayah utama, yaitu sebagai berikut :
a. Dataran rendah bagian selatan. Daerah ini merupakan daerah yang paling subur di Thailand dan
banyak diusahakan tanaman padi.

b. Daerah pegunungan bagian utara dan barat secara geomorfologi merupakan kelanjutan
pegunungan dari Myanmar yang tingginya rata-rata 1000-2000 m di atas permukaan air laut.
Puncaknya adalah gunung Inthanon (2.570m), berupa tanah pegunungan yang tertutup oleh

8
hutan (terutama hutan jati). Karena banyaknya sungai yang mengalir di daerah tersbeut,
tanahnya menjadi subur.

c. Wilayah Semenanjung Thailand, yang merupakan daratan sempit, bagian paling sempit
dinamakan Tanah Genting Kra yang membatasi areal Luat Cina Teluk Siam dengan Samudra
Hindia di Selatan Malaka.

d. Plato Korat, berupa pegunungan kapur yang tandus dengan irigasi yang tidak baik. Di daerah
ini mengalir anak Sungai Mekong Sungai-sungai besar yang ada di negara Thailand adalah
Sungai Salween, Sungai Mekhong, Sungai Mun dab Sungai Chi, serta Sungai Menam.
Thailand memiliki dua sistem sungai utama, Chao Phraya (atau Me Nam) dan Mun.
Bersama dengan empat cabang terbesarnya, Chao Phraya mengalir baik ke Thailand utara maupun
ke dataran tengah. Sungai Mun mengalir di timur laut Thailand. Sungai ini mengalir ke Mekong,
salah satu sungai utama di Asia. Sungai Chao Phraya yang membelah kota Bangkok ini, bahkan
menjadi sarana transportasi vital warga, untuk menghindari kemacetan. Dan dari tepian Sungai
Chao Phraya inilah denyut nadi perekonomian kota Bangkok bermula, sampai kemudian menjadi
kota metropolitan sampai sekarang.
Thailand juga memiliki garis pantai sekitar 3.200 kilometer di sepanjang Teluk Thailand
dan Laut Andaman. Phuket, pulau terbesar di negara itu, ada di lepas pantai barat daya di Laut
Andaman.
IklimThailand adalah iklim tropis dengan tiga musim: panas, hujan, dan dingin. Suhu rata-
rata untuk sebagian besar negara berkisar dari sekitar 18 sampai 35 C, tergantung pada musim dan
elevasi. Curah hujan tahunan bervariasi, berkisar dari sekitar 1.000 mm di dataran tengah hingga
sekitar 5.600 mm di semenanjung selatan.
Tanah yang subur adalah sumber daya alam utama Thailand. Wilayah daratan tengah
adalah salah satu daerah yang paling produktif di dunia untuk menanam padi. Perairan pesisir
Thailand kaya akan kehidupan laut, meskipun telah habis dalam beberapa tahun terakhir.
Timah adalah mineral yang paling penting dan ekspor utama di negeri ini. Thailand
merupakan produsen tungsten terbesar kedua dan produsen timah terbesar ketiga di dunia. Deposit
mineral lainnya meliputi gas alam, batu bara muda (brown coal), dan gipsum.

9
Hutan pernah menjadi sumber jati dan kayu berharga lainnya. Tapi penebangan dan
pertanian telah secara drastis mengurangi wilayah hutan negara. Pembalakan dilarang pada tahun
1989, dan hutan hujan Thailand yang tersisa menjadi sumber obat-obatan yang semakin penting.

4. Sejarah dan Bentuk Pemerintahan Negara Thailand


Negara Thailand dijuluki sebagai negeri Gajah Putih yaitu Muangthai atau Thailand, karena
bagi rakyatnya, gajah putih dianggap keramat oleh penduduknya. Thailand sendiri artinya negeri
orang merdeka atau Negara yang tidak pernah dijajah. Nama resminya sendiri adalah Prathet Thai.
Dahulu orang Eropa menyebut negara ini Siam. Sampai awal abad XX Thailand merupakan
kerajaan absolut. Pada tahun 1932 terjadi coup berdarah yang mengubah sistem kekuasaan absolut
menjadi sistem kekuasaan terbatas.
Kepala Negara Thailand adalah Raja. Sang raja mempunyai sedikit kekuasaan langsung di
bawah konstitusi namun merupakan pelindung Buddhisme Thailand dan lambang jati diri dan
persatuan bangsa. Raja yang memerintah sangat dihormati dan dianggap sebagai pemimpin dari
segi moral, suatu hal yang telah dimanfaatkan pada beberapa kesempatan untuk menyelesaikan
krisis politik.
Bentuk Negara Thailand adalah Kerajaan. Sistem pemerintahan (sistem kabinet) Thailand
adalah Sistem Parlementer. Bentuk pemerintahannya adalah Monarki Konstitusional. dengan kepala
negara seorang raja, dan Kepala pemerintahan adalah Perdana Menteri, yang dilantik sang raja dari
anggota-anggota parlemen dan biasanya adalah pemimpin partai mayoritas, dibantu oleh dewan
menteri (kabinet). Menteri dalam negeri mengangkat gubernur yang mengepalai daerah provinsi.
Jumlah gubernur ada di 71 provinsi. Gubernur mengangkat kepala distrik.
Parlemen Thailand yang menggunakan sistem dua kamar dinamakan Majelis Nasional atau
Rathasapha , yang terdiri dari Dewan Perwakilan (Sapha Phuthaen Ratsadon ) yang beranggotakan
480 orang dan Senat (Wuthisapha ) yang beranggotakan 150 orang. Anggota Dewan Perwakilan
menjalani masa bakti selama 4 (empat) tahun, sementara para senator menjalani masa bakti selama
6 (enam) tahun. Badan kehakiman tertinggi adalah Mahkamah Agung (Sandika ), yang jaksanya
dilantik oleh raja.Thailand juga adalah anggota aktif dalam ASEAN.
Negara Thailand berbentuk kerajaan konstitusional dengan kepala negara seorang raja dan
kepala pemerintahan perdana menteri. Tokoh yang terkenal adalah Raja Bumibol dan Ratu Sirikit.
Konstitusi ditetapkan pada tahun 1968 yang mengandung ketentuan sebagai berikut :

10
a. Pemerintahan Negara dikepalai oleh perdana menteri yang dibantu oleh dewan menteri
(kabinet). Menteri dalam negeri mengangkat gubernur yang mengepalai daerah provinsi. Jumlah
gubernur ada di 71 provinsi. Gubernur mengangkat kepala distrik.
b. Badan legislative, terdapat 2 (dua) macam dewan perwakilan rakyat, yaitu Senat dan Dewan
Perwakilan Rendah. Thailand dibagi menjadi 71 daerah administrasi dan 42.000 buah kota/desa.
Senator, sebelumnya ditunjuk oleh raja, sejak tahun 2000 telah dipilih untuk masa jabatan 6
tahun. Anggota Dewan Perwakilan Rakyat dipilih oleh rakyat untuk masa jabatan 4 tahun.
Perdana menteri, yang merupakan kepala pemerintahan, harus menjadi anggota DPR dan dipilih
oleh badan itu.

5. Hubungan Bilateral
a. Sejarah singkat hubungan bilateral
Hubungan Indonesia dan Thailand telah berlangsung sejak zaman Kerajaan Sriwijaya dan
Majapahit. Melalui pertukaran peradaban, masyarakat kedua bangsa telah terhubung melalui
seni budaya, agama, arsitektur, dan karya sastra. Hubungan diplomatik Indonesia-Thailand
berlangsung sejak tanggal 7 Maret 1950. Kerja sama antara kedua negara berlangsung di
berbagai bidang seperti ekonomi, perdagangan, iptek, dan budaya. Hubungan ini diperluas
lagi dengan adanya saling kunjung antara pemimpin kedua negara.
b. Kerjasama dan Hubungan Politik
Hubungan bilateral RI dengan Thailand selama ini telah berlangsung dengan baik berkat
pendekatan-pendekatan yang dilakukan oleh pemimpin kedua negara. Kedekatan hubungan
ini dapat dilihat dari saling kunjung pemimpin dan pejabat tinggi kedua negara yaitu
kunjungan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ke Thailand, Desember 2005; kunjungan
PM Thaksin ke Indonesia untuk menghadiri KTT Asia Afrika, April 2005; kunjungan PM
Surayud Chulanont, 21 Oktober 2006; kunjungan PM Samak Sundaravej, 26-27 Maret 2008;
Menlu Kasit Piromya, 11 Februari 2009; kunjungan kenegaraan PM Abhisit Vejjajiva ke
Indonesia, 20-21 Februari 2009; pertemuan Panglima Angkatan Bersenjata Thailand,
General Songkiti Jagabatara, dengan Presiden RI di sela-sela penyelenggaraan World Ocean
Conference di Manado, 14 Mei 2009; dan pertemuan Menlu Kasit Piromya dengan Sekjen
Deplu di sela-sela ASEAN-GCC Ministerial Meeting di Manama, Bahrain, 29 Juni 2009.
c. Kerjasama Ekonomi, Perdagangan dan Investasi

11
Payung utama kegiatan kerjasama bilateral antara kedua negara adalah forum Komisi
Bersama yang dibentuk setelah ditandatanganinya Persetujuan Kerjasama Ekonomi dan
Teknik RI-Thailand di tahun 1992. Dalam pertemuan ke-6 Komisi Bersama RI-Thailand
yang berlangsung pada 16-18 Januari 2008 di Petchaburi, Thailand telah dibahas beberapa
permasalahan bilateral yang akan terus dikembangkan oleh kedua negara antara lain
meliputi masalah: ekonomi, perdagangan, transportasi, pendidikan dan kebudayaan,
investasi, perikanan, pariwisata, energi, kerjasama teknik, dan kerjasama IMT-GT. Pada
pertemuan Komisi Bersama RI-Thailand sebelumnya (ke-5) di Yogyakarta pada 2003,
disepakati mengubah nama The Joint Commission on Economic and Technical Cooperation
between the Republic of Indonesia and the Kingdom of Thailand menjadi The Joint
Commission between the Republic of Indonesia and the Kingdom of Thailand.
d. Kerjasama Sosial Budaya dan Pariwisata
Sekalipun antara Indonesia-Thailand belum ada persetujuan kebudayaan yang mengatur
hubungan sosial budaya, namun keinginan untuk meningkatkan hubungan dengan Thailand
di bidang ini cukup besar. Bidang-bidang yang sering digarap dalam kerjasama ini antara
lain bidang pendidikan, ilmu pengetahuan, kemahasiswaan, kesenian, olahraga, keagamaan,
kesehatan, lingkungan sosial, pertukaran kunjungan/undangan tokoh-tokoh dan pejabat-
pejabat negara, swasta dan kepramukaan.
e. Kerjasama lainnya
Di bidang Hankam, kedua negara tidak terikat oleh suatu persetujuan, namun demikian
hubungan dan kerjasama di bidang tersebut berlangsung dengan baik. Hal ini tercermin dari
seringnya saling tukar kunjungan antara pimpinan Angkatan Bersenjata antara kedua negara,
dan pertukaran siswa dalam rangka pendidikan Sekolah Staf Komando.

B. KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA BANGKOK, THAILAND


1. Profile KBRI Bangkok, Thailand
Kedutaan Besar Republik Indonesia merupakan suatu kantor perwakilan di luar
kedaulatan wilayah Republik Indonesia yang bertujuan untuk menjalin hubungan kerja sama antar
negara yaitu Indonesia dengan negara dituju. Kedutaan Besar Republik Indonesia memiliki fungsi
untuk mewakili kepentingan Indonesia di negara yang menjalin hubungan diplomatik dengan

12
Indonesia, pada khususnya menjalin hubungan bilateral, dan dalam beberapa Kedutaan Besar,
mewakili organisasi internasional yang berada di negara tersebut.
Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Kerajaan Thailand di Bangkok merupakan
salah satu dari 167 kantor perwakilan negara Republik Indonesia di luar negeri. Kantor perwakilan
negara Indonesia didirikan di Bangkok dengan tujuan untuk meningkatkan hubungan kerjasama
bilateral antara Thailand dan Indonesia. Sejak didirikannya kantor perwakilan ini, telah membantu
kedua negara tersebut dalam meningkatkan hubungan diplomatik secara signifikan dalam berbagai
bidang diantaranya perekonomian, perdagangan, pertahanan, kepolisian, pendidikan, politik,
kebudayaan dan ilmu dan teknologi khususnya kerjasama dalam lingkup ASEAN.
Selain itu, Kedutaan Besar Republik Indonesia merupakan perwakilan ke organisasi
internasional yang berada di Bangkok yaitu United Nations Economic and Social Commission for
Asia and Pacific (UNESCAP).
Kantor Perwakilan Republik Indonesia (The Embassy of the Republic of Indonesia ) di
Bangkok, Thailand, terletak di 600-602 PetchburiRoad Ratchatewi, Bangkok 10400, Thailand,
nomor telepon (66-2) 2523135-40, Fax: (66-2) 2551267, (66-2) 2551261 dan alamat e-mail :
kukbkk@ksc.th.com. KBRI Bangkok di Thailand ini buka dari Hari Senin sampai dengan Jumat,
dari pukul 08:00 sampai dengan 16:00 dengan jam istirahat pukul 12:00-13:00.
Kantor Perwakilan Republik Indonesia di Bangkok pertama kali didirikan pada tahun 1947
dengan nama Indonesian Office (INDOFF), yang pada saat itu dipimpin oleh Izak Mahdi dengan
stafnya antara lain; Abdullah Kamil dan R. Tamtomo.
Kantor INDOFF yang terletak di Pyapipat Lane, Jalan Silom, Bangkok, pada jaman
revolusi dijadikan sebagai markas untuk kegiatan-kegiatan perjuangan Republik Indonesia. Adam
Malik (mantan Wakil Presiden RI) bersama rekan-rekan pejuang lainnya, pernah berkumpul dan
menginap di gedung tersebut.
Dengan mengambil tempat di gedung INDOFF, pada tanggal 27 Desember 1949, kurang
lebih sekitar 1000 orang Indonesia yang berada di Thailand secara spontan menyambut Hari
Penyerahan Kedaulatan Indonesia dari Belanda dengan nama Republik Indonesia Serikat (RIS).
Pada tahun itu pula, status Perwakilan RI ditingkatkan menjadi Kedutaan. Dalam bulan Januari
1950, Kantor Kedutaan kemudian pindah ke jalan Silom no. 349, sementara pada tahun yang sama,
Kuasa Usaha Izak Mahdi mendapat tugas untuk membuka Perwakilan Indonesia di Peking, China,

13
sehingga tugas di Bangkok dipercayakan kepada Kuasa Usaha Malikuswari Muchtar Prabunegara
sampai tahun 1952.
Sejak tahun 1952, Kantor Kedutaan Indonesia pindah ke tempat yang baru di 600 602
PetchburiRoad, Bangkok ( hingga sekarang ini ). Pada tanggal 23 Pebruari 1952, pemerintah
Indonesia secara resmi menempatkan Duta Besar RI pertama di Bangkok. Gedung Kedutaan,
berikut rumah kediaman Kepala Perwakilan RI dibeli oleh pemerintah Indonesia dari Pangeran
Chumpot Paribatra pada bulan Pebruari 1952, seharga 7 juta baht (sekitar US$ 350.000), sedangkan
status tanahnya yang memiliki luas 22.724 meter persegi adalah tanah erfpacht ( tanah dengan
hak usaha ) untuk kurun waktu selama 75 tahun.
Pada tanggal 1 Januari 1956, status Perwakilan RI di Bangkok ditingkatkan menjadi
Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI). Pada tanggal 9 Januari 1962, Duta Besar Isman
meresmikan peletakan batu pertama yang menandai dimulainya pembangunan sebagian kompleks
KBRI, dengan gedung baru kantor KBRI yang pembangunannya selesai pada bulan September
1962. Selama berlangsungknya pembangunan gedung baru, kantor KBRI untuk sementara
menyewa sebuah gedung yang terletak di jalan Phayathai no. 75, Bangkok. Gedung KBRI di
Petchburi Road pada waktu itu merupakan satu-satunya gedung termodern jika dibandiingkan
dengan gedung-gedung kantor perwakilan asing lainnya yang berada di Bangkok.
Dalam kompleks gedung KBRI ini, selain terdapat ruangan kerja bagi tiap-tiap fungsi,
ruang rapat, ruang pertemuan, ruang kerja Kepala Perwakilan dan staf lainnya, juga terdapat Wisma
Indonesia yang merupakan tempat kediaman Kepala Perwakilan yang dilengkapi dengan Guest
House, yang terletak di sebelah kanan Gedudng KBRI Disamping itu, komplek KBRI juga
dilengkapi dengan gedung olah raga, lapangan tenis, masjid As-Safier, kantin Dharma Wanita
Persatuan, perpustakaan dan Sekolah Indonesia Bangkok yang berada dalam satu komplek KBRI
( photo fasilitas yang ada di KBRI terlampir dalam laporan ini ).

2. Fungsi dan Atase di KBRI Bangkok


Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok terdiri atas 7 atase dan 4 fungsi dalam
susunannya. Atase dan Fungsi tersebut terdiri dari :
a. Atase Pertahanan,
b. Atase Pendidikan dan Kebudayaan,
c. Atase Perdagangan,

14
d. Atase Imigrasi,
e. Atase Kejaksaan Agung,
f. Atase Riset,
g. Atase Polri
h. Fungsi Politik,
i. Fungsi Protokoler dan Konsuler,
j. Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya dan
k. Fungsi Ekonomi.

a. Atase Pertahanan
Atase pertahanan adalah perwira TNI/POLRI dari departemen pertahanan dan keamanan
yang diperbantukan kepada departemen luar negeri. Perwira ini ditempatkan di perwakilan luar
negeri dengan status sebagai unsur korps diplomatik. Mereka melaksanakan tugas-tugas perwakilan
luar negeri di bidang pertahanan dan keamanan. Kantor Athan RI di Bangkok, Thailand, berada di
belakang gedung KBRI di Bangkok. Para atase pertahanan pun aktif memonitor hubungan
Thailand-Indonesia, termasuk di dalamnya keberadaan mahasiswa asal Thailand Selatan yang
banyak bersekolah di Indonesia.
Atasae pertahanan mempunyai fungsi untuk :
1) Mengamati, menelaah, dan melaporkan perkembangan berbagai masalah yang berhubungan
dengan keamanan dan pertahanan.
2) Mengumpulkan dan mengolah data serta bahan-bahan keterangan lainnya mengenai berbagai
masalah.
3) Melaksanakan tugas-tugas khusus yang diberikan oleh kepala perwakilan RI tempat ia bertugas.
4) Mengkoordinasikan kegiatan lembaga-lembaga ekstra-struktural yang mempunyai kaitan
dengan bidang keamanan dan pertahanan, kecuali ditetapkan lain oleh kepala perwakilan RI
yang terkait.
5) Memberikan laporan perkembangan, saran, dan pendapat baik diminta atau tidak diminta,
mengenai segala hal yang berhubungan dengan masalah keamanan dan pertahanan, kepada
perwakilan RI setempat.

b. Atase Pendidikan dan Kebudayaan

15
Atase Pendidikan dan Kebudayaan merupakan salah satu atase yang ada di Kedutaan
Besar Republik Indonesia untuk Bangkok yang bergerak dalam sektor pendidikan dan kebudayaan.
Secara umum, Atase ini bergerak dalam setiap sektor pendidikan layaknya mengurus mahasiswa
Indonesia yang akan kuliah di Thailand atau pun sebaliknya dengan mahasiswa Thailand yang akan
kuliah di Indonesia. Atase ini juga mengurus berbagai beasiswa pendidikan yang diberikan ataupun
di dapat oleh Indonesia, setiap kegiatan yang berkaitan dengan pendidikan akan berada dalam
tanggung jawab Atase tersebut. Program penerimaan magang pun menjadi salah satu program
kegiatan di bawah Atase Pendidikan dan Kebudayaan.
Selain itu Atase Pendidikan dan Kebudayaan juga menaungi Sekolah Indonesia Bangkok
yang berada di wilayah Kedutaan Besar Republik Indonesia. Berhubungan dengan kebudayaan,
Atase Pendidikan dan Kebudayaan juga bekerja sama dengan Fungsi Penerangan Sosial Budaya
dalam mensosialisasikan kebudayaan Indonesia di negara Thailand. Sosialisasi ini dilakukan
dengan tujuan untuk membantu meningkatkan sector pariwisata Indonesia yang berasal dari turis-
turis Thailand. Sosialisasi budaya ini pun dilakukan dengan berbagai cara, diantaranya adalah acara
festival budaya yang diramaikan oleh tari tradisional, memainkan alat musik tradisional dan
memasak makanan makanan khas Indonesia.

c. Atase Perdagangan
Atase Perdagangan merupakan Atase KBRI Bangkok yang bergerak dalam sector
perdagangan, dimana atase ini berfungsi untuk meningkatkan kerjasama perdagangan antara
Indonesia dan Thailand. Atase ini bertugas mendata semua barang yang di ekspor ataupun di impor
oleh Indonesia dengan Thailand untuk melihat tren barang yang menjadi suatu permintaan antara
kedua negara.
Atase perdagangan bertugas untuk mempromosikan produk asli buatan Indonesia yang
bertujuan agar dapat meningkatkan ekspor produk dalam negeri untuk di ekspor ke Thailand. Atase
Perdagangan dalam mengerjakan tugasnya pun seringkali bekerja sama dengan Fungsi Ekonomi.
Oleh sebab itu, secara umum dapat dijelaskan bahwa Atase Perdagangan bertugas untuk
mengurus segala sesuatu terkait kerjasama perdagangan yang dilakukan oleh Indonesia dan
Thailand. Selain itu juga Atase Perdagangan yang akan mewakili Indonesia ke organisasi
internasional yaitu UNESCAP.

16
d. Atase Imigrasi
Atase Imigrasi adalah pejabat yang ditunjuk untuk menjalankan fungsi dan bertindak
selaku perwakilan Direktorat Jenderal Imigrasi di luar negeri. Atase ini bertugas untuk membatu
KBRI Bangkok dalam memberikan pelayanan keimigrasian baik bagi warga negara indonesia
maupun warga negara asing serta meningkatkan kerja sama keimigrasian antar negara.

e. Atase Kejaksaan
Atase Kejaksaan, sesuai dengan fungsinya yang berada di Indonesia adalah untuk
membantu KBRI Bangkok di bidang hukum dan penegakan hukum dan meningkatkan hubungan
diplomatik antar Indonesia dan Thailand. Menjalin hubungan di bidang hukum dan membuka kerja
sama antara aparat penegak hukum di Indonesia dan di Thailand. Mengadvokasikan Warga Negara
Indonesia yang terkena permasalahan hukum di Thailand. Memberikan saran-saran dan
pertimbangan kepada Jaksa Agung dan/atau Kepala Perwakilan Republik Indonesia.

f. Atase Polri
Atase Polri bertugas melaksanakan pelayanan kepolisian di Thailand untuk meningkatkan
kualitas harkat dan martabat hidup masyarakat Indonesia, karena dalam masyarakat modern,
masyarakat global merupakan suatu keniscayaan yang terkait langsung dengan produktivitas
masyarakat.
Tugas fungsi dan pelayanan tersebut dilatarbelakangi dengan meningkatnya berbagai
dinamika arus global berupa kerjasama dalam penanganan kejahatan lintas negara, kejahatan
internasional maupun operasi bersama yang berhubungan dengan tugas pokok fungsi dan peran
kepolisian.
Implementasinya antara lain adalah melaksanakan tugas kordinasi, tukar-menukar informasi
dan operasi bersama dalam menangulangi, memberikan berbagai kontribusi dalam penggalangan
dan pembinaan sumber info, serta perluasan jaringan informasi untuk menangani tindak kejahatan
seperti penyelundupan senjata api dari Thailand ke Indonesia, penyelundupan narkoba, Memberikan
Kontribusi dalam pengawasan, supervisi Perwira Polri yang sedang mengikuti program pertukaran
personil dalam Program Pendidikan Dan Pelatihan Penegakan Hukum di Bangkok, serta

17
memberikan berbagai pelayanan kepolisian diantaranya adalah penyelidikan awal, khususnya
pemeriksaan saksi korban tindak pidana, yang tidak berani lapor di Indonesia, maupun
pendampingan pada tahap pemeriksaan awal terhadap tersangka WNI yang melakukan perbuatan
Tindak Pidana di Thailand.
Dalam struktur Kedutaan Besar Republik Indonesia di Bangkok, bukan hanya terdapat
berbagai atase, namun terdapat juga berbagai fungsi sesuai dengan sektornya masing-masing.

a. Fungsi Politik
Fungsi Politik mempunyai tugas untuk meningkatkan kerjasama Indonesia dan Thailand
dalam sektor politik, keamanan, hukum dan hak asasi manusia. Fungsi politik pun menjadi
perwakilan pemerintah Indonesia untuk dapat memperjuangkan kepentingan nasional Indonesia di
Thailand dengan berbagai cara, diantaranya memperluas jaringan dan negosiasi dengan berbagai
pihak baik pemerintah, organisasi, akademisi, parlemen, media massa dan organisasi non
pemerintah lainnya.
Hal tersebut dilakukan untuk mempertahankan posisi negara Indonesia dan berusaha untuk
meningkatkan bargaining power Indonesia. Ini juga bertujuan untuk mengetahui dengan gejolak
politik yang terjadi di Indonesia, apa saja yang dapat menjadi suatu dampak bagi negara Indonesia
dan mempersiapkan segala kemungkiann. Berbagai permasalahan terkait politik dengan campur
tangan dari berbagai pihak pun akan menjadi tugas bagi fungsi politik dan juga memiliki fungsi
untuk mengamati, menganalisis dan melaporkan keadaan dan situasi politik yang terjadi di
pemerintahan Thailand.

b. Fungsi Ekonomi
Kedutaan Besar Republik Indonesia untuk Thailand memiliki fungsi khusus yang bergerak
dalam sektor ekonomi, dimana Fungsi Ekonomi bertugas untuk meningkatkan hubungan kerjasama
ekonomi antara Indonesia dan Thailand. Semua hal dalam ruang lingkup perekonomian akan
menjadi tanggung jawab Fungsi Ekonomi.
Jika pada bagian Atase Perdagangan lebih terfokus pada kerjasama perdagangan antara
Indonesia dan Thailand, namun untuk Fungsi Ekonomi ini sendiri bersifat lebih luas yang mencakup
peningkatan kerjasama perdagangan, perhubungan, pertanian, perindustrian, jasa ekonomi dan

18
sektor-sektor lainnya yang akan mempengaruhi hubungan perekonomian antara Indonesia dan
Thailand.
Fungsi Ekonomi juga akan bertugas mengawasi promosi, pemasaran, peluang
investasi,seperti mengajak investor Thailand untuk melakukan investasi di Indonesia, mengamati
dan mengobservasi keadaan perkembangan ekonomi negara Thailand, dan semua faktor yang
berpotensi mempengaruhi keadaan perekonomian negara Indonesia dan Thailand.

c. Fungsi Protokol dan Konsuler


Fungsi Protokol dan Konsuler merupakan gabungan antara fungsi protokol dan fungsi
konsuler, dimana Fungsi Protokol sendiri memiliki tugas untuk memberikan pelayanan
keprotokolan dan mengatur berbagai kegiatan yang bersifat resmi. Fungsi ini akan mengatur setiap
kunjungan kenegaraan yang bersifat resmi, mengatur surat-surat kepercayaan layaknya lembar
disposisi dan nota diplomatik yang dikeluarkan perwakilan, dan mengatur tata aturan dalam setiap
acara-acara resmi yang dilaksanakan di KBRI.
Sedangkan Fungsi Konsuler memiliki fungsi untuk melakukan berbagai pelayanan kepada
Warga Negara Indonesia diantaranya melakukan pelayanan notaris, kehakiman dan jasa konsuler
seperti melakukan perundingan dalam rangka perlindungan Warga Negara Indonesia dan badan
hukum Indonesia yang ada di Thailand. Fungsi ini akan memberikan perlindungan dan bantuan
hukum kepada setiap Warga Negara Indonesia yang terkait masalah di Thailand. Fungsi Konsuler
juga bertugas untuk mengeluarkan paspor biasa, visa, izin tinggal, surat keterangan penduduk luar
negeri dan keimigrasian lainnya. Secara singkat dapat dikatakan bahwa Fungsi Konsuler bertugas
untuk mengurus semua perlindungan terhadap warga negara Indonesia yang tinggal di Thailand.

d. Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya


Fungsi Penerangan dan Sosial Budaya merupakan suatu fungsi yang bertugas memelihara
arus informasi yang lancar dari Thailand untuk kalangan di Indonesia, meningkatkan citra Indonesia
di mata kalangan di Thailand sehingga menarik miant kalangan Thailand untuk lebih mengenal dan
mengunjungi Indonesia. Ikut serta dalam memperkenalkan budata nasional melalui berbagai
kegiatan seni budaya. Dalam menopang hal tersebut, maka kerjasama dengan media massa dan
kalangan publik baik secara langsung maupun media tulisan dan virtual menjadi sangat penting dan
tidak terpisahkan dari tugas utama dari Fungsi Penerangan Sosial Budaya.

19
3. Daftar Pejabat dan Staff
PIMPINAN
Duta Besar LBBP/Kepala Perwakilan/Perutusan Tetap untuk UNESCAP (H.E. Mr. Ahmad Rusdi)

Minister (Mr. Toferry Primanda Soetikno)

FUNGSI POLITIK
Counsellor (Mr. Abdullah Zulkifli)

20
Atase (Ms Yuni Rizalina)

FUNGSI EKONOMI

Minister Counsellor (Mr. Lingga Setiawan)

Counsellor/Kepala Kanselarai (Mr. Agustaviano Sofjan)

21
Sekretaris Ketiga (Ms. Stella Kemala)

FUNGSI PENERANGAN SOSIAL & BUDAYA

Minister Counsellor (Mr. Dodo Sudradjat)

Sekretaris Pertama (Ms. Desita Nuningharjanti)

22
Sekretaris Kedua (Mrs. Aik Retno Utari)

FUNGSI PROTOKOL DAN KONSULER

Sekretaris Satu (Mr. Fahmi AlSarosa)

Sekretaris Ketiga (Mr. Hariman Theofilus aaroozatufa harefa)

Counsellor (Ms. Jani Mediawati Sasanti)

23
BAGIAN ADMINISTRASI

Bendahara (Mrs. Sri Sumarmi)

BPKRT II (Mr. Teguh Nugraha)

24
ATASE PERTAHANAN

Atase Pertahanan (Col. I Made Tirka Nurgaduh)

Atase Laut (Col. Hidayaturrahman)

Atase Udara (Col. Jatmiko Adi)

25
Asisten Atase Pertahanan (Maj. Fitriawan)

ATASE PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

ATASE (-)

ATASE PERDAGANGAN

Atase (Mrs. Rita Tri Mutiawati)

26
ATASE IMIGRASI

Atase (Mr. Lumaksono)

ATASE KEJAKSAAN AGUNG

Atase (Mr. Sila H. Pulungan)

UNIT KOMUNIKASI

Atase (Mr. Pepen Surya Permana)

27
Atase

Atase (Ms. Akhir Nuryani)

ATASE RISET

Atase (Samsul Hernoto)

ATASE POLRI

Atase (Police Grand Com. Priyo Waseso)

28
SEKOLAH INDONESIA BANGKOK (SIB)

Kepala Sekolah SIB (Mr. Olih Sodikulhikmah)

C. PELAYANAN PUBLIK KBRI BANGKOK


1. Pelayanan Lapor Diri SAWADI
KBRI Bangkok mempunyai komitmennya sangat baik dalam memberikan pelayanan
prima kepada publik. Penerapan sistem manajemen mutu yang dilakukan secara konsisten oleh
KBRI Bangkok guna memberikan pelayanan publik, khususnya di bidang kekonsuleran dan
keimigrasian yang prima sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Hal ini terlihat dari Pelayanan
publik di KBRI Bangkok telah mendapatkan sertifikat ISO 9001:2015 diberikan TV Rheinland,
sebuah lembaga sertifikasi Sistem Manajemen Mutu yang berbasis di Jerman.
Dengan capaian teresebut, KBRI Bangkok menjadi Perwakilan Republik Indonesia di luar
negeri yang pertama yang mendapatkan sertifikasi ISO 9001 untuk edisi 2015. ISO edisi ini
merupakan penyempurnaan dan pengembangan dari ISO 9001 edisi sebelumnya yang diterbitkan
tahun 2008. Sertifikasi tersebut diperoleh KBRI Bangkok setelah pada 2-5 Agustus 2016, TV
Rheinland melakukan audit Sertifikasi Sistem Manajemen Mutu (SMM) Pelayanan Publik yang
mencakup pemeriksaan terhadap alur proses aktual pada beberapa bagian organisasi khususnya
yang terkait dengan ruang lingkup Sertifikasi ISO dalam aspek pelayanan kekonsuleran dan
keimigrasian; melihat dan meninjau kesesuaian terhadap alur proses terkait dengan standar yang

29
telah ditentukan ISO; dan menilai kecukupan dokumen pelayanan publik maupun dokumentasi dari
pelaksanaan dokumen tersebut.
KBRI Bangkok terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan publik melalui
pemanfaatan teknologi internet yang terus diperbaharui. Salah satu pelayanan tersebut adalah. Salah
satu bentuk pelayanan yang menunjukkan inovasi dalam hal pelayanan publik di KBRI adalah
layanan lapor diri bagi WNI yang berada di Thailand untuk berbagai keperluan, SAWADI, yaitu
Lapor Diri secara online pada Sistem Aplikasi Wajib Lapor Diri (SAWADI),
Hal hal mengenai lapor diri telah di atur dalam Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006
Tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia dan Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2006 Tentang
Administrasi Kependudukan.
Adapun manfaat Lapor Diri adalah :
a. Membantu upaya perlindungan terhadap WNI di Thailand
b. Memudahkan WNI dalam memperoleh layanan keimigrasian dan kekonsuleran di KBRI
Bangkok.

c. Pembuatan Dokumen yang hilang akan menjadi lebih cepat dan mudah pengurusannya
d. Memudahkan pemberian informasi yang akurat kepada keluarga di Indonesia.
Jadi Lapor diri pada Perwakilan RI setempat sangat besar manfaatnya. Apabila terjadi
sesuatu yang tidak diharapkan pada diri WNI ketika di luar negeri, seperti mengalami musibah atau
menjadi korban dalam peristiwa pencurian, kecelakaan, bencana alam, sakit parah dan meninggal
dunia sehingga menyebabkan keluarga di Indonesia atau pihak-pihak lainnya (universitas,
perusahaan tempat bekerja) kehilangan kontak, Lapor Diri menjadi jalan keluar untuk dapat
menghubungkan kembali keberadaan WNI dan membantu Perwakilan RI memberikan bantuan
kekonsuleran. Dengan melakukan Lapor Diri secara online pada Sistem Aplikasi Wajib Lapor Diri
(SAWADI), diharapkan Perwakilan RI di Thailand akan lebih mudah membantu WNI dalam
menyelesaikan masalah dengan lebih cepat.
Beberapa tahun lalu, jika WNI ingin melaporkan diri mengenai keberadaanya di Thailand,
harus datang sendiri ke KBRI di Bangkok dan mengisi Formulir Daftar Diri secara manual. Hal ini
tentunya kurang efisien dan efektif baik bagi WNI itu sendiri maupun bagi KBRI Bangkok. Hal ini
karena antara lain WNI yang berada di Thailand tersebar di berbagai provinsi, dan sebagian besar
berkunjung ke Thailand untuk jangka waktu yang terbatas. Sedangkan bagi KBRI, hal ini akan
memperlambat pemutakhiran data WNI di Thailand sehingga mempersulit upaya perlindungan.

30
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, publik, pada APRIL 2016 KBRI Bangkok
memperkenalkan aplikasi pendaftaran diri online SAWADI (Sistem Aplikasi Wajib Lapor Diri)
melalui internet. Sistem ini dirancang guna mempermudah WNI yang akan melaporkan diri terkait
keberadaannya di Thailand. Dengan memanfaatkan sistem ini, WNI yang berada di Thailand dapat
melaporkan diri ke KBRI Bangkok dari mana pun kebearadaanya di Thailand.
Disamping itu guna meningkatkan kemudahan lapor diri WNI, KBRI Bangkok terus
mempercanggih SAWADI. Kalau sebelumnya aplikasi SAWADI hanya dapat diunduh melalui desk
top atau laptop, saat ini dapat pula melalui PlayStore pada smartphone berbasis Android. Kelebihan
SAWADI berbasi Android adalah data dapat di-submit meski dalam keadaan offline. Sistem teranyar
ini diperkenalkan dan sekaligus diresmikan pada tanggal 25 November 2016 di Phuket, Thailand
Selatan, dalam suatu pertemuan pembinaan KBRI Bangkok dan Konsulat RI Songkhla.
2. Prosedur Lapor Diri
Kewajiban Lapor Diri diatur dalam Undang-undang No.23 tahun 2006 tentang
Administrasi Kependudukan yang mengatur bahwa setiap WNI yang berada di luar negeri baik
dalam rangka kunjungan sementara atau menetap di luar negeri wajib melaporkan diri kepada
Perwakilan RI terdekat. Sanksi bagi WNI tidak melaporkan diri sesuai Pasal 89 UU nomor 23 tahun
2006 adalah denda administratif maksimal Rp 1.000.000 (satu juta Rupiah). Setiap Warga Negara
Indonesia (WNI) yang berada di luar negeri juga wajib melaporkan keberadaan, kepindahan,
perubahan alamat, status izin tinggal, serta kejadian penting lainnya (seperti kelahiran, perkawinan,
perceraian, maupun kematian) kepada pemerintah setempat dan/atau Perwakilan RI yang meliputi
tempat tinggalnya (Pasal 4 UU no.23 Tahun 2006).
Untuk itu, setiap WNI yang akan tinggal di Thailand, baik untuk tujuan belajar, kuliah,
wisata/jalan-jalan/singgah sementara, bekerja, maupun menetap untuk selamanya, perlu melakukan
Lapor Diri ke Perwakilan RI di Thailand yaitu KBRI Bangkok dan Konsulat RI Songkhla.
Manfaat melakukan Lapor Diri bagi WNI diantaranya adalah untuk membantu upaya
perlindungan terhadap WNI yang berada di Thailand; memastikan WNI terdaftar dalam Daftar
Pemilih di PEMILU serta memudahkan dalam memperoleh layanan keimigrasian dan kekonsuleran
di KBRI Bangkok.
Proses dan prosedur untuk lapor diri sangat mudah dan tidak dikenakan biaya administrasi
apapun. Lapor Diri dapat dilakukan secara online atau datang langsung ke KBRI Bangkok. Untuk
Lapor Diri secara online, silahkan mengisi form Lapor Diri melalui Sistem Aplikasi Wajib Lapor

31
Diri ( SAWADI ) : http://indonesianembassybangkok.org/sawadi/indexbrowser.php. Pendaftaran
online ini sama halnya dengan pendaftaran secara langsung di Kedutaan KBRI Bangkok. Jadi
setelah daftar online, tidak perlu lagi untuk datang ke KBRI Bangkok. Bukti pendaftaran yang
dikirim lewat email hendaknya disimpan sewaktu-waktu diperlukan.
Untuk Lapor Diri dengan datang langsung ke KBRI Bangkok, silakan membawa paspor
dan pas foto 4x6 sebanyak 2 (dua) buah, atau bisa download formulir lapor diri disini
Dan bila terdapat perubahan data Anda di Thailand, seperti data alamat, nomor telepon atau
pekerjaan, dan jika akan meninggalkan Thailand untuk seterusnya, harap menghubungi Atase
Imigrasi di KBRI Bangkok guna pembaharuan data.

Adapun alur alur Lapor Diri Online adalah sebagai berikut :

a. Buka web www.kemlu.go.id/bangkok atau


www.indonesianembassybangkok.org.

b. Klik tulisan Lapor Diri di website tersebut, kemudian baca prosedur lapor
diri.

c. Klik lapor diri online, dan kemudian muncul web SAWADI

d. Klik Lapor Diri Kedatangan bagi yang baru datang / Lapor diri kepulangan
bagi yang akan meninggalkan Thailand.

e. Isi formulir dengan lengkap.

f. Klik send setelah selesai dan akan muncul pemberitahuan di email saudara
bahwa saudara telah terdaftar di KBRI.

g. Lapor Diri Selesai, saudara tidak perlu lagi untuk ke KBRI.

h. Simpan bukti lapor diri online bila sewaktu-waktu diperlukan.

32
GAMBAR KUNJUNGAN KE KBRI BANGKOK

33
KUNJUNGAN MAHASISWA MAP ANGKATAN 44 UNDIP SEMARANG
KE KBRI BANGKOK, THAILAND

34
Mr. DODO SUDRADJAT dan Dr. KISMARTINI, M.Si

BEBERAPA FASILITAS DI KEDUTAAN BESAR REPUBLIK INDONESIA


BANGKOK THAILAND

Lobby KBRI Bangkok

35
Lapangan Sepak Bola

Sekolah Indonesia Bangkok

Kantin

36
Lapangan Serba Guna

Masjid KBRI Bangkok

Kolam Ikan

37
SUMBER : DOKUMEN PRIBADI DAN www.atdikbudbangkok.org/PEDOMAN%20MAGANG
%20KBRI

BAB IV

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Pelayanan yang diberikan pemerintah kepada masyarakat pada saat ini berangsur-angsur
mulai mengalami pembaharuan , baik dari sisi paradigma maupun format pelayanan seiring
dengan meningkatnya tuntutan masyarakat dan perubahan dalam pemerintah itu sendiri.
Keinginan masyarakat yang semakin menuntut agar suatu pelayanan menjadi cepat dan mudah
dan bebas pungli membuat pemerintah sedikit demi sedikit mulai memperbaiki pelayanan

38
melalui berbagai inovasi yang bertujuan guna memangkas panjangnya birokrasi serta
memudahkan masyarakat dalam proses pelayanan publik.

Inovasi Pelayanan Publik adalah terobosan jenis pelayanan baik yang merupakan
gagasan/ide kreatif orisinal dan/atau adaptasi/modifikasi yang memberikan manfaat bagi
masyarakat, baik secara langsung maupun tidak langsung. Inovasi pelayanan saat ini mulai
diterapkan pada semua elemen pemerintahan di Indonesia, tidak terkecuali juga pada Kedutaan
Besar Republik Indonesia yang berada di luar negeri, masing-masing KBRI berlomba agar
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat Indonesia yang berada diluar negeri selalu
PRIMA. Sebagai contoh adalah inovasi pelayanan yang diterapkan pada Kedutaan Besar
Republik Indonesia untuk Kerajaan Thailand di Bangkok. Berdasarkan kunjungan yang telah
dilakukan oleh kami mahasiswa MAP (Magister Administrasi Publik) UNDIP Angkatan 44 ke
KBRI yang berada di kota Bangkok, Thailand yang sudah menerapkan Inovasi pelayanan yaitu
melalui aplikasi pendaftaran diri online SAWADI (Sistem Aplikasi Wajib Lapor Diri) yang bisa
diakses melalui internet.

Proses dan prosedur untuk lapor diri sangat mudah dan tidak dikenakan biaya administrasi
apapun. Untuk Lapor Diri secara online, bisa diakses dengan mengisi form yang telah
disediakan melalui link: http://indonesianembassybangkok.org/sawadi/indexbrowser.php.
Pendaftaran online ini sama halnya dengan pendaftaran secara langsung di Kedutaan KBRI
Bangkok. Jadi setelah mendaftar secara online, maka tidak perlu lagi untuk datang ke KBRI
Bangkok. Dengan melakukan Lapor Diri secara online pada Sistem Aplikasi Wajib Lapor Diri
(SAWADI), diharapkan Perwakilan RI di Thailand akan lebih mudah membantu WNI dalam
menyelesaikan masalah dengan lebih cepat.

Manfaat melakukan Lapor Diri bagi WNI diantaranya adalah untuk membantu upaya
perlindungan terhadap WNI yang berada di Thailand; memastikan WNI terdaftar dalam Daftar
Pemilih di PEMILU serta memudahkan dalam memperoleh layanan keimigrasian dan
kekonsuleran di KBRI Bangkok. Dan bila terdapat perubahan data Anda di Thailand, seperti
data alamat, nomor telepon atau pekerjaan, dan jika akan meninggalkan Thailand untuk
seterusnya, harap menghubungi Atase Imigrasi di KBRI Bangkok guna pembaharuan data.

39
Dengan adanya inovasi pelayanan seperti yang telah disebutkan diatas, diharapkan dapat
lebih mempermudah para WNI khususnya yang berada di negara Thailand dalam proses lapor
diri yang bisa dilakukan secara Online sehingga memperpendek birokrasi dan diharapkan juga
mampu mewujudkan komitmen pemerintah saat ini yaitu pemberantasan pungli yang sering
dialami para WNI yang berada di luar negeri.

3.2. Saran

Dari pelaksanaan KKL yang telah dijalani, tim penulis memiliki beberapa saran yang
diharapkan dapat menjadi masukan demi perbaikan pelaksanaan program KKL di masa
mendatang, diantaranya:

1. Pihak Universitas diharapkan dapat mempersiapkan program ini lebih matang sehingga
tidak terkesan mendadak dan apa yang menjadi tujuan dari program ini benar-benar
dapat dirasakan oleh mahasiswa.
2. Sebelum pelaksanaan KKL, sebaiknya mahasiswa diberikan pembekalan yang lebih
terperinci terlebih dahulu tentang tujuan pelaksanaan serta apa kewajiban yang harus
dilakukan mahasiswa selama program berlangsung.
3. Dalam pemilihan tempat kunjungan, sebaiknya memilih tempat yang sesuai dengan
bidang studi yang dijalani mahasiswa sehingga apa yang didapat selama program
berlangsung sejalan dengan yang diharapkan mahasiswa.
4. Di masa mendatang diharapkan pihak Universitas dan Fakultas sendiri yang merancang
dan mengagendakan program ini secara detail sehingga ketika pelaksanaannya, setiap
kegiatan yang berlangsung memiliki porsi yang pas dan merata sesuai dengan waktu
pelaksanaan yang telah dialokasikan dan kejadian yang terjadi tahun ini dimana
kegiatan wisata lebih mendominasi dibandingkan kegiatan intinya (kunjungan ke
instansi) tidak terulang kembali.

40
DAFTAR PUSTAKA

Fahrudin, Hairun, Jakarta, Backacking Thailand, 2013, PT Elex Media Komputindo


Suwarno, Yogi. 2008. Innovasi Di sektor Publik. STIA-LAN Press : Jakarta

PERATURAN DAN PERUNDANG-UNDANGAN :


Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara no 63 tahun 2003 tentang Pedoman Umum
Penyelenggaraan Pelayanan Publik
Undang-Undang No. 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik

41
WEBSITE :
http://www.kembangpete.com/2014/08/22/profil-lengkap-negara-thailand/
http://ricoadt52.blogspot.co.id/2014/01/tentang-negara-thailand.html
http://www.dhanhariz.esy.es/2015/08/profil-negara-thailand.html
www.atdikbudbangkok.org/PEDOMAN%20MAGANG%20KBRI_

42

Anda mungkin juga menyukai