Anda di halaman 1dari 40

PENGELOLAAN KEHADIRAN PERSONIL POLRES

METRO DEPOK SEBAGAI TOLOK UKUR


KEDISIPLINAN PERSONIL

TUGAS AKHIR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Kelulusan


Program Diploma Tiga Politeknik LP3I Jakarta

Oleh :
Diah Mardiana
180113070003

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS


POLITEKNIK LP3I JAKARTA
2021
PENGESAHAN UJIAN TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa : Diah Mardiana


NIM : 180113070003
Program Studi : Administrasi Bisnis
Konsentrasi : Administrasi Perkantoran
Judul : Pengelolaan Kehadiran Personil Polres Metro
Depok Sebagai Tolok Ukur Kedisiplinan Personil

Dinyatakan telah mengikuti ujian Sidang Tugas Akhir di hadapan Dosen


Penguji pada tanggal …………………… 2021 dan yang bersangkutan
dinyatakan ……………

No
Nama Jabatan Tanda Tangan
.

1. Ketua Penguji

2. Penguji Ahli

Jakarta, ……......... 2021

………………………
Sekretaris Sidang
PENGESAHAN NASKAH TUGAS AKHIR

Nama Mahasiswa : Diah Mardiana


NIM : 180113070003
Program Studi : Administrasi Bisnis
Konsentrasi : Administrasi Perkantoran
Judul : Pengelolaan Kehadiran Personil Polres Metro
Depok Sebagai Tolok Ukur Kedisiplinan Personil

Menyetujui,

Dra. Badriyah, M.Pd Dra. Euis Winarti, M.M.


Pembimbing Tugas Akhir Ketua Program Studi

Mengetahui,

Akhwanul Akmal, S.P., M. Si.


Direktur I Bidang Akademik dan Penempatan Kerja
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR

Dengan ini saya menyatakan bahwa :


1. Tugas akhir ini adalah asli belum pernah diajukan untuk
mendapatkan gelar akademik Ahli Madya, baik di Politeknik LP3I
maupun perguruan tinggi lain.
2. Tugas akhir ini adalah murni gagasan, rumusan dan penelitian saya
sendiri tanpa bantuan pihak lain, kecuali arahan Pembimbing.
3. Dalam Tugas Akhir tidak terdapat karya atau pendapat yang telah
ditulis atau dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan
jelas dicantumkan sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan
nama pengarang dan dicantumkan dalam daftar pustaka.
4. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan apabila
dikemudian hari terdapat penyimpangan dan ketidakbenaran dalam
pernyataan ini, maka saya bersedia menerima sanksi akademik
berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh karena Tugas Akhir
ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku di
perguruan tinggi ini.

Jakarta, …………….. 2021


Yang membuat pernyataan

Diah Mardiana
NIM : 180113070003
SURAT KETERANGAN PERUSAHAAN
ABSTRAK

Pengelolaan Kehadiran Personil Polres Metro Depok Sebagai Tolok


Ukur Kedisiplinan Personil

Diah Mardiana
(diahhh548@gmail.com)

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Pengelolaan Kehadiran Personil


Polres Metro Depok Sebagai Tolok Ukur Kedisiplinan Personil. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui kendala dan solusi alternatif dalam
pemecahan masalah Pengelolaan Kehadiran Personil Polres Metro Depok
Sebagai Tolok Ukur Kedisiplinan Personil. Teknik pengumpulan data
melalui observasi, yaitu mengamati langsung objek yang diteliti. Adapun
kendala yang terjadi dalam Pengelolaan Kehadiran Personil Polres Metro
Depok Sebagai Tolok Ukur Kedisiplinan Personil adalah
………………………… Solusi yang dilakukan yaitu dengan …. Salah satu
saran yang dapat penulis berikan adalah ….

Kata kunci : Pengelolaan, Kehadiran, Pesonil, Tolok Ukur, Kedisiplinan


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa
atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis bisa menyelesaikan
Tugas Akhir (TA) ini tepat pada waktunya.

Sebagaimana ketentuan yang berlaku di Politeknik LP3I Jakarta, bahwa


mahasiswa tingkat akhir diharuskan menyusun dan memaparkan Tugas
Akhir (TA) sebagai salah satu persyaratan penyelesaian pendidikan
Politeknik LP3I Jakarta Program D3. Untuk itu penulis melakukan
observasi dari bulan Januari 2021 di Kapolres Metro Depok. Kemudian
menyusun laporan hasil pengamatan tersebut dalam bentuk TA ini di
bawah bimbingan Ibu Dra. Badriyah, M.Pd.

Dengan kerendahan hati penulis mengucapkan terima kasih kepada


semua pihak yang terlibat dalam mendorong dan membantu penulis
dalam pelaksanaan pelaporan Tugas Akhir, khusunya kepada :
1. Direktur Politeknik LP3I Jakarta, Drs. Jaenudin, M.M.
2. Direktur I Bidang Akademik dan Penempatan Kerja, Akhwanul
Akmal, S.P., M. Si.
3. Wakil Direktur II Bidang Operasional dan Keuangan, D. Purnomo,
S.E., M.M.
4. Wakil Direktur III Bidang Pemasaran, Rini Mardikawanty, S.Kom.,
M.A.
5. Wakil Direktur IV Bidang Sertifikasi Kompetensi, Kerjasama, Unit
Usaha dan Kewirausahaan Ir. Ahmad Fadli, M.Si., M. Kom
6. Ketua Program Studi Administrasi Bisnis, Dra. Euis Winarti, M.M.
7. Kepala Bagian Administrasi Akademik, Dedi Mizawar, S.E.
8. Dosen Pembimbing Tugas Akhir, Dra. Badriyah, M.Pd yang bersedia
membimbing penulis dalam menyusun Tugas Akhir di tengah
kesibukannya.
9. Pimpinan Kapolres Metro Depok Komisaris Besar Polisi Imran Edwin
Siregar, S.I.K.
10. Kepada seluruh Dosen Politeknik LP3I Jakarta Kampus Depok yang
telah mengajarkan penulis pengetahuan tentang ilmu dan bisnis.
11. Kedua orang tua dan keluarga tercinta yang telah memberikan
dukungan moril maupun spiritual beserta do’anya.
12. Teman-teman yang selalu memberikan dukungan dan bantuannya.
13. Semua pihak yang selalu dalam menyelesaikan tugas akhir ini yang
tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Untuk semua bimbingan, petunjuk, dan dorongan yang telah diberikan


penulis mengucapkan banyak terima kasih. Semoga semua kebaikan
Bapak/Ibu mendapatkan balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT.

Akhir kata penulis barharap semoga Tugas Akhir ini dapat bermanfaat
bagi kita semua, khususnya bagi perusahaan dan mahasiswa Politeknik
LP3I Jakarta.

Jakarta, 2021
Penulis

Diah Mardiana
DAFTAR ISI
DAFTAR PUSTAKA
BIODATA PENULIS
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah


Polres Metro Depok merupakan instansi pemerintah yang melayani
masyarakat terkait tindakan pidana, pencurian, pemukulan, hingga
permohonan perlindungan. Pengaduan dan pelaporan dari
masyarakat akan diterima dan diproses lebih lanjut oleh pihak
kepolisian sesuai dengan hukum yang berlaku. Pada Polres Metro
Depok terdapat personil, yaitu polwan, polka, dan ASN polri.
Pengelolaan kehadiran personil harus dilakukan dengan baik.
Kehadiran personil dapat menunjukkan dan membedakan antara
personil yang disiplin dengan yang tidak.

Apakah dia masuk hanya untuk absen saja atau mengerjakan


pekerjaannya sampai tuntas. Jangan sampai ada personil yang
menitip absennya pada teman karena hal itu dapat menyebabkan
kerugian pada instansi. Ketika pengelolaan kehadiran personil
tersebut masih dilakukan secara manual, maka penghitungan
personil yang tidak hadir secara manual dan membutuhkan ketelitian
tinggi.

Kedisiplinan ini dapat diukur dari kesesuaian antara data-data jam


kehadiran personil dengan data-data realisasi kehadiran personil.
Penilaian kehadiran personil sebaiknya dikelola dengan baik
sehingga instansi dapat mengetahui seberapa besar kinerja setiap
personil dalam memajukan dan memberikan pelayanan kepada
masyarakat karena tugas Polres Metro Depok adalah memberikan
pelayanan terbaik kepada masyarakat.
Setiap personil harus secara sadar dalam mematuhi peraturan pada
sebuah instansi dikarenakan masyarakat selalu menilai bagaimana
kinerja dan tingkat kedisiplinan seorang anggota kepolisian. Selain
itu kedisiplinan personil juga dapat diketahui dari kesesuaian antara
tugas yang dapat personil selesaikan dengan waktu yang telah
ditetapkan oleh instansi.

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis tertarik untuk


mendalami pengelolaan kehadiran personil Polresta Depok sebagai
tolok ukur kedisiplinan personil sebagai Tugas Akhir dengan judul
“Pengelolaan Kehadiran Personil Polres Metro Depok Sebagai
Tolok Ukur Kedisiplinan Personil”.

1.2 Alasan Pemilihan Objek


Berdasarkan latar belakang di atas, penulis melakukan observasi di
Polres Metro Depok dalam bidang pengelolaan kehadiran personil
Polres Metro Depok sebagai tolok ukur kedisiplinan personil dengan
alasan kemudahan dalam pengambilan data dan pengajuan
dokumen yang dibutuhkan untuk pembuatan Tugas Akhir.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penulisan


1.3.1 Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan kehadiran
personil Polres Metro Depok sebagai tolok ukur
kedisiplinan personil.
2. Mengetahui hambatan apa saja yang dihadapi dalam
pengelolaan kehadiran personil Polres Metro Depok
sebagai tolok ukur kedisiplinan personil.
3. Bagaimana solusi dalam pengelolaan kehadiran personil
Polres Metro Depok sebagai tolok ukur kedisiplinan
personil.
1.3.2 Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Memberikan wawasan pengetahuan kepada penulis
tentang bagaimana pengelolaan kehadiran personil Polres
Metro Depok sebagai tolok ukur kedisiplinan personil dan
memberikan ilmu tambahan sehingga dapat lebih
memahami permasalahan yang timbul di dunia kerja.

2. Bagi Kapolres Metro Depok


Membantu menyelesaikan masalah-masalah yang ada
dan bisa menjalin kerja sama yang baik antara pihak
kampus dan pihak Polre Metro Depok.

3. Bagi Dunia Pendidikan


Untuk menambah pengetahuan pengelolaan kehadiran
karyawan sebagai tolok ukur kedisiplinan karyawan dan
memberikan peluang kerja sama antara Politeknik LP3I
dengan Polres Metro Depok.

1.4 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masaah, yaitu:
1. Bagaimana pengelolaan kehadiran personil Polres Metro Depok
sebagai tolok ukur kedisiplinan personil?
2. Apa saja hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan kehadiran
personil Polres Metro Depok sebagai tolok ukur kedisiplinan
personil?
3. Apa saja solusi yang dapat dilakukan terhadap hambatan yang
dihadapi dalam melaksanakan pengelolaan kehadiran personil
Polres Metro Depok sebagai tolok ukur kedisiplinan personil?
1.5 Batasan Masalah
Penulis mempermudah pembahasan agar tidak menyimpang dari
pembahasan, maka dalam hal ini memberikan batasan terhadap
masalah yang dibahas, yaitu pengelolaan kehadiran personil Polres
Metro Depok sebagai tolok ukur kedisiplinan personil karena penulis
hanya melakukan observasi pada kegiatan tersebut.

1.6 Metodologi Penelitian


1. Metodologi penelitian menggambarkan cara yang digunakan
penulis dalam memperoleh data-data yang berhubungan
dengan Tugas Akhir penulis. Kemudian dalam metodologi
penulisan berisi mengenai proses mencari dan menyusun
secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara,
catatan lapangan dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan data. Kemudian menyusun ke dalam pola,
memilih mana yang penting dan yang akan dipelajari kemudian
membuat kesimpulan.

2. Teknik pengumpulan data meliputi cara-cara yang digunakan


dalam memperoleh jenis dan macam data, kesesuaian data
dan sumber data. Berikut beberapa contoh teknik pengumpulan
data:
a) Studi Kepustakaan (Library Research)
Penulis mempelajari buku-buku, jurnal-jurnal ilmiah dan
segala sesuatu yang bermanfaat sebagai referensi sidang
literature dalam penelitiannya.

b) Studi Lapangan (Field Research)


(1) Observasi (observation)
Melakukan penelitian secara langsung selama 1 bulan
dari 9 Januari sampai dengan 9 Februari 2021. Hasil
penelitian tersebut, yaitu Pengelolaan Kehadiran
Personil Polres Metro Depok Sebagai Tolok Ukur
Kedisiplinan Personil.
(2) Wawancara (interview)
Penelitian ini juga menggunakan wawancara sebagai
pelengkap sumber pengambilan data melalui
percakapan langsung dengan bagian URMINTU
(Urusan Administrasi Tata Usaha) dibuktikan dengan
daftar pertanyaan.

1.7 Sistematika Penulisan


Penyusunan tugas akhir ini, diklasifikasikan secara sistematis ke
dalam 5 (lima) bab, yaitu :
BAB I : PENDAHULUAN
Bab ini berisi tentang latar belakang masalah,
alasan pemilihan objek, tujuan dan manfaat
penulisan, rumusan masalah, batasan masalah,
metodologi penulisan, dan sistematika penulisan
tugas akhir.

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA


Bab ini berisi tentang pengertian dan kajian tentang
pengelolaan, kehadiran, personil, tolok ukur, dan
kedisiplinan berdasarkan pendapat para ahli.

BAB III : PROFIL PERUSAHAAN


Beb ini berisi sejarah singkat Polres Metro Depok,
visi dan misi Polres Metro Depok, bidang usaha
Polres Metro Depok, struktur organisasi dan
deskripsi kerja Polres Metro Depok bagian
SIPROPAM (Seksi Pengamanan Profesi).
BAB IV : PEMBAHASAN
Bab ini membahas deskripsi penelitian berdasarkan
data-data yang telah dikumpulkan dan pembahasan
hasil penelitian.

BAB V : PENUTUP
Bab ini berisi kesimpulan dan memberikan saran
yang berkaitan dengan pembahasan materi yang
telah diuraikan pada bab-bab sebelumnya.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengelolaan
2.1.1 Pengertian Pengelolaan
Menurut Ibnu Syamsi (2008:8) dalam Lusy Sendang
antrawulan (2019:8), mengatakan bahwa:
“Pengelolaan adalah proses, cara perbuatan pengelolaan
yang membantu merumuskan kebijakan dan tujuan
organisasi atau yang memberikan pengawasan suatu hal
yang terlibat dalam pelaksanaan kebijakan dan
pencapaian tujuan dengan menggunakan tenaga orang
lain”.

Pada suatu instansi diperlukan pengelolaan yang baik agar


dapat merumuskan kebijakan dan tujuan instansi serta
mengawasi pelaksanaan kebijakan dan pencapaian tujuan
dengan bantuan tenaga orang lain. Kebijakan ini adalah
rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dalam
pelaksanaan suatu pekerjaan.

Menurut Poerwadarminta (2006:88) dalam Sugeng Hidayat


dan Umi Jumiatin (2016:96-97) menyatakan:
“Pengelolaan adalah proses yang membantu merumuskan
kebijakan dan tujuan organisasi atau proses yang
memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat
dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian
tujuan”.

Sebelum merumuskan kebijakan, hal pertama yang dilakukan


adalah mengidentifikasi masalah, lalu mencari berbagai
kebijakan untuk menyelesaikan masalah tersebut, setelah itu
mengambil keputusan sesuai dengan rancangan kebijakan
yang paling efisien dan efektif. Hasilnya adalah sebuah
kebijakan yang ideal dan optimal. Kemudian kebijakan
tersebut dijalankan dan dievaluasi, apabila terdapat masalah
baru, maka memulai untuk siklus kebijakan yang baru.

Menurut Hermawan Abdul Muhyi (2016:7) dalam Siti Asiyah


(2019:6),
“Pada hakikatnya pengelolaan adalah melakukan
penataan, merapihkan sesuatu yang harus dikelola, ditata,
dirapihkan, agar tercipta sebuah kenyamanan”.

Dalam suatu instansi harus selalu mengadakan pengelolaan,


penataan, merapihkan agar karyawan merasa nyaman dalam
bekerja. Ciptakanlah suasana bekerja yang nyaman dan
menyenangkan sehingga karyawan bekerja dengan
semangat.

Ada beberapa cara untuk menciptakan kenyaman dalam


bekerja, yaitu:
1. Rekrutlah karyawan yang memiliki kepribadian positif
dengan memberikan tes kepribadian pada saat interview,
2. Sering-seringlah bertukar ide dengan karyawan dan saling
menghargai pendapat sehingga karyawan merasa bahwa
dirinya benar-benar diperlukan oleh instansi.
3. Berikan dukungan dan tetapkan tujuan. Selain itu berikan
arahan dan langkah-langkah yang jelas sehingga
karyawan dapat memberikan kontribusi yang terbaik dan
bangga terhadap pekerjaan mereka.
4. Pastikan manager untuk menyapa seluruh karyawan yang
ditemuinya agar terciptanya keakraban antara satu sama
lain.
5. Perhatikan pencahayaan kantor sehinga dapat
meningkatkan mood karyawan, membuat mereka lebih
produktif, dan fokus dalam pekerjaan.
6. Berikan kebebasan kepada karyawan untuk memilih
tempat pada saat ia bekerja,
7. Hargai kerja keras karyawan dan berikan reward kepada
karyawan yang berprestasi dan pacuan semangat bagi
karyawan lainnya,
8. Sediakan ruangan untuk bermain agar semangat
karyawan kembali setelah seharian bekerja
9. Sediakan kamar yang tenang untuk beristirahat selama
30 menit sehingga dapat meningkatkan energi karyawan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa pengelolaan adalah proses


yang membantu merumuskan kebijakan dan tujuan instansi
dengan melakukan penataan dan merapihkan agar
terciptanya kenyamanan dan pencapaian tujuan.

2.2 Kehadiran
2.2.1 Pengertian Kehadiran
Menurut Bay Haqi dan Heri Satria Setiawan (2019) dalam
Raudhotul Wasiah (2019:8), “Absensi atau kartu jam hadir
adalah dokumen yang mencatat jam hadir setiap karyawan di
perusahaan”.

Dokumen absensi berisi tentang kartu jam hadir dan kartu jam
kerja sangatlah penting karena mencatat kapan karyawan
tersebut hadir pada instansi tempat ia bekerja. Pencatatan jam
hadir digunakan untuk menghitung gaji bersih yang diterima
oleh karyawan setiap bulannya. Kartu jam hadir tersebut
dapat mempengaruhi tunjangan yang diberikan oleh instansi
kepada karyawan.

2.2.2 Jenis-jenis Absensi


1. Absensi sidik jari (Fingerprint)
Biasanya sistem ini digunakan oleh perusahaan
menengah ke atas. Cara kerja sistem fingerprint ini adalah
dengan cara menempelkan salah satu jari pada mesin
setelah memasukkan nomor identitas pekerja dengan
sendirinya sistem akan menginput absensi karyawan
tersebut.

Absensi sidik jari sangatlah mudah untuk diterapkan di


instansi berskala besar karena karyawan tidak perlu repot
lagi untuk tanda tangan yang menandakan mereka hadir.
Selain itu juga dapat mengurangi kecurangan yang
dilakukan oleh karyawan karena sidik jari setiap orang
berbeda-beda. Mesin fingerprint memudahkan dalam
pengelolaan data karena software dari mesin fingerprint
telah terhubung dengan komputer HRD. Kelebihan lainnya
adalah penghitungan gaji karyawan menjadi lebih akurat.

Mesin fingerprint memerlukan perawatan yang rutin agar


dapat bekerja secara maksimal. Cara membersihkannya
pun tidak boleh sembarangan. Selain itu, kekurangan dari
mesin sidik jari ini adalah sering terjadi kesalahan dalam
proses identifikasi karena kondisi scanner kotor, terdapat
banyak bekas jari sebelumnya, basah, atau terpapar
cahaya secara langsung.
2. Absensi Catatan Tangan
Absensi catatan tangan biasanya ada di perusahaan-
perusahaan kecil yang baru berkembang. Setiap
karyawan tiba atau pulang kantor karyawan wajib
mencatat absensi secara manual. Kelebihan absensi
catatan tangan ini adalah mudah dan murah. Namun
seringkali karyawan menulis waktu hadir/pulang sesuai
dengan keinginannya, dapat mencatatkan waktu
hadir/pulang temannya yang belum hadir, dan HRD juga
mengalami kesulitan dalam mengatur penggajian
dikarenakan data jam hadir/pulang yang tidak sesuai.

3. Absensi Almano (System Check Lock)


Absensi ini menggunakan mesin almano atau mesin
absensi dengan system check lock. Jadi pegawai yang
ingin mengisi kartu jam hadir harus memasukkan kartu
jam hadir ke mesin almano. Secara otomatis, kartu jam
hadir/pulang karyawan sesuai dengan jam kantor dan
karyawan juga dapat mencatatkan waktu jam hadir/pulang
pulangnya lebih awal.

Absensi almano ini mudah digunakan, karyawan tidak


dapat menulis waktu hadir/pulang sesuai keinginan, dan
HRD terbantu pada saat penggajian karyawan karena
lebih rapih dan mudah dilihat.

4. Absensi Telapak Tangan


Sistem ini digunakan oleh perusahaan-perusahaan
berskala besar. Cara kerja sistem ini mirip dengan cara
kerja fingerprint, yaitu dengan menempelkan telapak
tangan atau lima jari pada mesin setelah memasukkan
nomor identitas karyawan dengan sistem otomatis.
Abasensi telapak tangan ini harganya sangat mahal,
namun dengan begitu dapat memudahkan HRD dalam
merekap data jam hadir dengan mudah karena
menggunakan teknologi tinggi dan meningkatkan gengsi
perusahaan.

Selain itu, mesin absensi ini juga bisa mengalami error,


maka data jam hadir karyawan tidak bisa diakses dan
tidak semua karyawan dapat melakukan scan dengan
sukses sehingga ada beberapa karyawan yang tidak
tercatat padahal mereka hadir.

5. Absensi Scan Barcode


Cara kerja sistem scan barcode reader ini adalah dengan
cara menempelkan kartu ID yang telah diberikan barcode
yang sesuai dengan nomor pegawai pada mesin scan
atau sekarang kita dapat menggunakan HP Android,
setelah memasukkan nomor identitas pekerja dengan
sendirinya sistem akan menginput absensi karyawan
tersebut. Absensi scan barcode ini sangat mudah
penggunaannya, yaitu cukup dengan cara mendekatkan
barcode ke bagian kode dan langsung terdeteksi ke
computer. Biaya absensi scan barcode relatif murah,
pembuatan atau harga software juga lebih murah.

Selain itu terdapat juga kekurangan dari absensi scan


barcode, yaitu HRD harus membuat kartu untuk setiap
karyawan yang berbeda-beda dan karyawan bisa menitip
kartu tersebut kepada teman untuk absen terlebih dahulu.
2.3 Personil
2.3.1 Pengertian Personil
Menurut …. dalam ….. bahwa:
“Personil adalah ….”.

Menurut ….. dalam ....., “Personil adalah”.

Menurut …... dalam ……. menyatakan:


“Personil adalah ……”.

Jadi dapat disimpulkan bahwa personil adalah …….

2.4 Tolok Ukur


2.4.1 Pengertian Tolok Ukur
Menurut Ajelabi dan Tang (2010) dalam Novia Ayu Putri
(2016:122),
“Benchmarking adalah proses pembelajaran untuk
menemukan cara yang lebih baik dalam melakukan
sesuatu. Hal tersebut merupakan proses manajemen yang
memerlukan update konstan dimana kinerja perusahaan
akan dibandingkan dengan perusahaan terbaik”.

Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang


dicapai oleh suatu perusahaan. Hasil kerja perusahaan
tersebut akan dibandingkan dengan perusahaan terbaik
setelah mereka melakukan pembelajaran untuk menemukan
cara terbaik dalam menempuh tujuan yang ingin dicapai.
Menurut Karlof dan Ostblom (1997) dalam Eke Wince
(2018:26) bahwa:
“Benchmarking adalah suatu proses terus menerus yang
sistematis untuk membandingkan efisiensi perusahaan
sendiri dalam ukuran produktifitas, kualitas, dan praktek-
praktek dengan perusahaan-perusahaan dan organisasi-
organisasi yang menunjukkan keunggulannya”.

Proses pembandingan hasil kerja tersebut dilakukan secara


terus menerus dan terstruktur, tahapan demi tahapan
sehingga dapat membandingkan pencapaian hasil yang lebih
besar dengan memakai biaya, waktu, dan tenaga dalam
jumlah yang sama. Selain itu perusahaan juga melakukan
pembandingan seberapa banyak dan berkualitasnya suatu
produk yang dihasilkan sehingg dapat menunjukkan
keunggulannya.

Menurut Sarjono (2014) dalam Reagan Setiawan (2016:501)


menyatakan
“Benchmarking dalam dunia usaha merupakan proses
membandingkan produk, jasa, atau praktik suatu
organisasi terhadap kompetitor untuk menemukan apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tingkat kinerja yang
tinggi”.

Di dalam dunia bisnis proses pembandingan produk, jasa,


strategi untuk mencapai hasil kerja yang tinggi secara
kuantitas dan kualitas.
Jadi dapat disimpulkan bahwa tolok ukur (benchmarking)
adalah suatu proses pembelajaran yang dilakukan secara
terus menerus untuk mencapai tingkat kinerja yang tinggi.

2.5 Kedisiplinan
2.5.1 Pengertian Kedisiplinan
Menurut Mangkunegara dalam Khoirun Niam, Heru Sri Wulan
dan Adji Saputra (2018:2), “Disiplin kerja diartikan sebagai
pelaksanaan manajemen untuk memperteguh pedoman–
pedoman organisasi”.

Pada setiap organisasi pelaksanaan manajemen memang


diperlukan dan dibutuhkan agar tercpainya tujuan organisasi
secara efisien. Ada beberapa langkah dalam kegiatan
pelaksanaan manajemen, yaitu melakukan pengarahan,
bimbingan dan komunikasi. Setiap manajemen harus saling
melakukan koordinasi agar sesuai dengan pedoman-pedoman
organisasi.

Menurut Rivai (2019:136-137) menyatakan:


“Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan para
manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar
mereka bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta
sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan
kesediaan seseorang mentaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku”.

Setiap manajer diperlukan untuk saling berkomunikasi dengan


karyawan sehingga dapat mengubah suatu perilaku dan
meningkatkan kesadaran dan kemauan seseoarang dalam
mematuhi peraturan perusahaan yang telah ditetapkan.
Menurut Sutrisno dalam Roydah Gani dan Darmawan M.
Yakup (2018:87) bahwa:
“Disiplin kerja adalah sikap hormat terhadap peraturan
dan ketetapan organisasi yang ada dalam diri pegawai
yang menyebabkan ia dapat menyesuaiakan diri dengan
sukarela pada peraturan dan ketetapan organisasi”.

Peraturan perusahaan harus dihormati dan dilaksanakan oelh


seluruh karyawan sehingga ia dapat menyesuaikan diri dengan
ketetapan perusahaan tersebut.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kedisiplinan atau disiplin kerja


adalah sikap hormat berkomunikasi dengan karyawan dan
memperteguh pedoman-pedoman organisasi sehingga
karyawan dapat menyesuaikan dengan ketetapan organisasi.

2.5.2 Bentuk-bentuk Disiplin Kerja


Terdapat 4 (empat) perspektif daftar yang menyangkut disiplin
kerja, yaitu:
1. Disiplin Retributif (Retributive Discipline), yaitu berusaha
menghukum orang yang salah.
2. Disiplin Korektif (Corrective Discipline), yaitu berusaha
membantu karyawan mengoreksi perilakunya yang tidak
tepat.
3. Perspektif hak-hak individu (Individual Rights
Perspective), yaitu berusaha melindungi hak-hak dasar
individu selama tindakan-tindakan disipliner.
4. Perspektif Utilitarian (Utilitarian Perspective), yaitu
berfokus kepada penggunaan disiplin hanya pada saat
konsekuensi-konsekuensi tindakan disiplin melebihi
dampak-dampak negatifnya.

2.5.3 Mengatur dan Mengelola Disiplin


Setiap manager harus dapat memastikan bahwa karyawan
tertib dalam tugas. Dalam konteks disiplin, makna keadilan
harus dirawat dengan konsisten. Jika karyawan menghadapi
tantangan tindakan disipliner, pemberian kerja harus dapat
membuktikan bahwa karyawan yang terlibat dalam kelakuan
yang tidak patut dihukum.

Untuk mengelola disiplin diperlukan adanya standar disiplin


yang digunakan untuk menentukan bahwa karyawan telah
diperlakukan secara wajar.

1. Standar Disiplin
Beberapa standar dasar disiplin berlaku bagi semua
pelanggaran aturan, apakah besar atau kecil. Semua
tindakan disipliner perlu mengikuti prosedur minimum,
aturan komunikasi dan ukuran capaian.

Karyawan yang melanggar aturan diberi kesempatan


untuk memperbaiki perilaku mereka. Para manager perlu
mengumpulkan sejumlah bukti untuk membenarkan
disiplin. Sebagai suatu model bagaimana tindakan
disipliner harus diatur adalah:
a. Apabila seorang karyawan melakukan suatu
kesalahan, maka karyawan harus konsekuen
terhadap aturan pelanggaran.
b. Apabila tidak dilakukan secara konsekuen berarti
karyawan tersebut melecehkan peraturan yang telah
ditetapkan.
c. Ke dua hal di atas akan berakibat pemutusan
hubungan kerja dan karyawan harus menerima
hukuman tersebut.

2. Penegakan Standar Disiplin


Jenis pencatatan tidak adil menurut undang-undang atau
pengecualian ketenagakerjaan sesuak hati. Untuk itu
pengadilan memerlukan bukti dari pemberi kerja untuk
membuktikan sebelum karyawan ditindak. Standar kerja
tersebut dituliskan dalam kontrak kerja.

2.5.4 Jenis Pelanggaran Disiplin


a. Pelanggaran Tata Tertib, yaitu perbuatan yang
mengganggu ketertiban atau kelancaran pelaksanaan
pekerjaan.

b. Pelanggaran Fundamental, yaitu perbuatan pelanggaran


terhadap sistem perusahaan atau melanggar sistem
prosedur kerja yang diatur dalam peraturan yang
diterbitkan perusahaan yang memenuhi kriteria
pelanggaran kewenangan, kesenjangan, dan finansial.
BAB III
PROFIL PERUSAHAAAN

3.1 Sejarah Singkat dan Perkembangan Polres Metro Depok


Bersumber dari dokumen Polres Metro Depok, Polres Metro yang
beralamat di Jalan Margonda Raya No. 14, Pancoran Mas, Kota
Depok, Jawa Barat, 16431, pada awalnya bernama Komando Sektor
Kepolisian 822-11/Depok, yang dimana pada waktu itu. Berada
dibawah kendali Komando Resor Kepolisian 822 Bogor Kodak
(Komando Daerah Kepolisian) VIII Langlang Buana, Jawa Barat.

Sejak daerah Depok dijadikan wilayah untuk pemukiman, banyak


didirikan Komplek Perumahan oleh Developer, termasuk Perum
Perumnas yang membangun Komplek Perumnas Depok 1, Depok
Utara, Depok II/Tengah dan Depok Timur, yang dimana
peresmiannya dilakukan oleh Presiden RI tahun 1976.

Perkembangan wilayah Depok semakin meningkat pesat


sehubungan dengan pembangunan Kampus Universitas Indonesia.
Mengantisipasi keadaan tersebut, berdasarkan Radiogram
Menhankam/Pangab No: T/239/1981, tanggal 19 Maret 1981 tentang
Prioritas Pembangunan/Pengembangan Komando Sektor Kepolisian
822-11/Depok menjadi setingkat KOMANDO RESORT KEPOLISIAN
KOTA oleh Kadapol (Kepala Daerah Kepolisian) VII Metro Jaya,
Mayor Jendral Polisi. Anton Soedjarwo dibentuk Satuan Tugas
Kepolisian Depok, dengan kekuatan 76 anggota yang pada saat itu
dipimpin oleh Dansat Gas Mayor Polisi Drs. Bambang Sugiarto, yang
menjadi cikal bakal berdirinya Polres (Polisi Resort) Depok.
Untuk merealisir Radiogram Menhankam/Pangab diatas, oleh Kapolri
(Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia) diterbitkanlah Surat
Keputusan No. Pol. : Skep/241/XI/1981, tanggal 26 November 1981
tentang pengalihan wewenang Kepolisian Wilayah Depok dari Kodak
VIII/Langlang Buana kepada Kodak VII/Metro Jaya, dan pada
tanggal 26 November 1981 berdasarkan surat keputusan Kadapol
VII/Metro Jaya No. Pol. : Skep/98/XI/1981 tentang Pembentukan
Komando Resort Kepolisian Metro 709/Depokatau Kores 709/Depok
yang kemudian namanya berubah menjadi POLRES Depok, dibawah
Komando Polda Metro Jaya yang membawahi 3 (tiga) Polsek (Polisi
Sektor), yaitu Polsek Beji, Polsek Sawangan dan Polsek Pancoran
Mas.

Dengan berjalannya waktu dan perkembangan pembangunan


Wilayah Polres Depok khususnya sebagai penyanggga Ibu Kota dan
RUTR Jabotabek Polri mengantisipasi dengan meningkatkan
pelayanan kepada masyarakat di bidang Hukum, dan melaksanakan
kuat Hankam bidang Sospol sehingga sejak tanggal 28 November
1996 berdasarkan Surat Keputusan Kepala Kepolisian Republik
Indonesia, Letnan Jenderal Polisi Drs. Dibyo Widodo No. Pol. :
Kep/12/IX/1996 tentang wilayah hukum Polres Depok terdiri dari:
Polsek Cimanggis, Polsek Sawangan/ Limo, Polsek Bojong Gede,
Polsek Pancoran Mas, Polsek Beji dan Polsek Sukmajaya.

3.2 Visi dan Misi Polresta Depok


Bersumber dari dokumen Polres Metro Depok, bertitik tolak dari Visi
dan Misi Polda Metropolitan Jakarta Raya, maka Polres Metro Depok
dengan memperhatikan perkembangan lingkungan strategi Kota
Depok sebagai penyangga kota Jakarta dengan Visi dan Misi
sebagai berikut:
3.2.1 Visi Polres Metro Depok
“Mewujudkan Polri yang dapat dipercaya masyarakat dengan
memberikan pelayanan yang transparan dan akuntabel pada
semua titik dan lini pelayanan, tegaknya hukum yang
berkeadilan serta terpeliharanya situasi Kamtibmas dalam
rangka mendukung pembangunan di Kota Depok.”

3.2.2 Misi Polres Metro Depok


Berdasarkan uraian Visi sebagaimana tersebut diatas, maka
Polres Metro Depok menetapkan misi utama yang harus diraih
agar visi tersebut bisa tercapai antara lain:
a. Meningkatkan kemampuan personil Polres Metro Depok
secara professional, proporsional dan akuntabel dalam
memberikan pelayanan yang prima kepada masyarakat
dengan mengedepankan pendekatan kemanusiaan.
b. Mengembangkan pelayanan publik di setiap lini dengan
pelayanan prima yang proporsional, tidak diskriminatif,
menjunjung tinggi HAM dan responsive dalam rangka
mengurangi tingkat keresahan masyarakat di wilayah
hukum Polres Metro Depok.
c. Menindak setiap pelaku kejahatan dan pelanggaran
secara professional dan proporsional serta menjamin
terciptanya rasa keadilan dan kepastian hukum serta
menghormati HAM.
d. Menjadikan Communiting Policing sebagai strategi
utama dalam menjalin kerjasama dengan masyarakat
sebagai upaya menciptakan keamanan dan ketertiban.
e. Menggelar polisi sebanyak-banyaknya ditengah
masyarakat terutama Polisi berseragam dalam rangka
meningkatkan pelayanan dan perlindungan kepada
masyarakat.
3.3 Struktur Organisasi
Untuk dapat mencapai tujuan instansi baik secara umum maupun
secara khusus Polres Metro Depok didukung struktur organsisasi
yang dibuat untuk menunjang kebijakan tersebut dapat dilihat dari
gambar di bawah ini, sebagai berikut :

3.2.1 Struktur Organisasi

Gambar 3.3 Struktur Organisasi pada Polresta Depok


Sumber : Data Diolah Penulis

3.2.2 Deskripsi Kerja

3.4 Bidang Usaha Polresta Depok


BAB IV
PEMBAHASAN

5.1 Pengelolaan Kehadiran Personil Polresta Depok Sebagai Tolok


Ukur Kedisiplinan Personil
Flowchart pengelolaan kehadiran personil Polresta Depok sebagai
tolok ukur kedisiplinan personil sebagai berikut :

Gambar 4.1 Flowchart Pengelolaan Kehadiran Personil Polresta


Depok Sebagai Tolok Ukur Kedisiplinan Personil
Sumber : Data Diolah Penulis

Berikut ini disajikan penjabaran dari tahap-tahap tersebut :

5.2 Hambatan Yang Dihadapai Dalam Pengelolaan Kehadiran


Personil Polresta Depok Sebagai Tolok Ukur Kedisiplinan
Personil
Dalam pengelolaan kehadiran personil Polresta Depok sebagai tolok
ukur kedisiplinan personil yang dilakukan oleh bagian UnitProvos
tidak selalu berjalan dengan lancar, terkadang terjadi hambatan-
hambatan sebagai berikut :
1. Anggota tidak masuk kantor dan tidak memberikan kabar. Hal
ini sering terjadi setiap 1 minggu pasti ada anggota yang tidak
hadir tanpa kabar.
2. Penghitungan absensi yang dilakukan secara manual sehingga
membutuhkan ketelitian yang tinggi.
3. Anggota Provos yang masih kurang sehingga proses
penghitungan absensi personil Polresta Depok masih belum
berjalan lancar.
5.3 Solusi Terhadap Kendala Yang Dialami Dalam Pengelolaan
Kehadiran Personil Polresta Depok Sebagai Tolok Ukur
Kedisiplinan Personil
Untuk meminimalkan atau menyelesaikan kendala-kendala yang
terjadi dalam pengelolaan kehadiran personil Polresta Depok
sebagai tolok ukur kedisiplinan personil yang dilakukan oleh bagian
UnitProvos adalah sebagai berikut :
1.
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan observasi penulis mengenai pengelolaan kehadiran
personil Polresta Depok sebagai tolok ukur kedisiplinan personil dan
berdasarkan hasil pembahasan yang telah dikemukakan pada bab-
bab sebelumnya, maka penulis menyimpulkan bahwa pengelolaan
kehadiran personil Polresta Depok sebagai tolok ukur kedisiplinan
personil adalah kegiatan yang penting dalam suatu instansi.
Pengelolaan kehadiran personil Polresta Depok sebagai tolok ukur
kedisiplinan personil adalah :

1. Pengelolaan kehadiran personil Polresta Depok sebagai tolok


ukur kedisiplinan personil pada tahapan-tahapan antara lain
sebagai berikut :

2. Hambatan-hambatan yang dihadapi dalam pengelolaan


kehadiran personil Polresta Depok sebagai tolok ukur
kedisiplinan personil bahwa itu terjadi karena beberapa hal,
antara lain :
a. Anggota tidak masuk kantor dan tidak memberikan kabar.
Hal ini sering terjadi setiap 1 minggu pasti ada anggota
yang tidak hadir tanpa kabar.
b. Penghitungan absensi yang dilakukan secara manual
sehingga membutuhkan ketelitian yang tinggi.
c. Anggota Provos yang masih kurang sehingga proses
penghitungan absensi personil Polresta Depok masih
belum berjalan lancar.
3. Solusi dalam menghadapi kendala terhadap pengelolaan
kehadiran personil Polresta Depok sebagai tolok ukur
kedisiplinan personil antara lain :

5.2 Saran
Penulis mencoba untuk memberikan saran yang mungkin dapat
bermanfaat pengelolaan kehadiran personil Polresta Depok sebagai
tolok ukur kedisiplinan personil yang akan datang, yaitu :
1.
DAFTAR PUSTAKA

Ajelabi. Tang. dan Putri, Novia, Ayu. Desain Strategi Pemasaran Online.
Jurnal Manajemen dan Start-Up Bisnis. Vol. 1 No. 1 : 122. April 2016

Haqi, Bay. dan Setiawan, Heri, Satria. Pengelolaan Kehadiran Karyawan.


Tugas Akhir Raudhotul Wasiah. Politeknik LP3I Jakarta. 2019

Karlof. Ostblom, dan Wince, Eke. Benchmarking dalam Manajemen


Sebuah Perpustakaan. Jurnal Ilmu Perpustakaan dan Informasi. Vol.
2 No. 1: 26. 2018

Mangkunegara. Niam, Khoirun. Wulan, Heru, Sri. dan Saputra, Adji.


Komitmen Organisasi, Gaya Kepemimpinan Dan Lingkungan Kerja
Berpengaruh Terhadap Produktivitas Kerja Karyawan. Jurnal of
Management. 2018

Muhyi, Hermawan, Abdul. Pengelolaan Surat Masuk. Tugas Akhir Siti


Asiyah. Politeknik LP3I Jakarta 2019

Poerwadarminta. Hidayat, Sugeng. dan Jumiatin, Umi. Prosedur


Pengelolaan Surat Untuk Memperlancar Proses Penyampaian
Informasi. Jurnal Sekretaris. Vol. 3 No.1 : 96-97. Januari 2016

Rivai dan Usman, Said. Pengaruh Disiplin Kerja Dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan. Seminar Nasional Multidisplin Ilmu Inovasi Produk
Penelitian Pengabdian Masyarakat & Tantangan Era Revolusi
Industri 4.0. Vol. 2 No. 1 : 136-137. Desember 2019

Sarjono. Setiawan, Reagan. Evaluasi Kontribusi Komitmen Terhadap


Kinerja Eksekutif “Showcase” Dengan Metode Benchmarking. Jurnal
Manajemen dan Start-Up Bisnis. Vol. 1 No. 4 : 501. Oktober 2016

Sutrisno. Yakup. Gani, Roydah. dan Yakup, Darmawan, M. Budaya


Organisasi Dan Kepuasan Kerja Pengaruhnya Terhadap Komitmen
Organisasional Melalui Kedisiplinan Kerja Pegawai.
Prosiding/International Interdisciplinary Conference on Sustainable
Development Goals (IICSDGS). Vol. 1 : 87. 2018

Syamsi, Ibnu. Proses Pengelolaan Surat Masuk Dan Surat Keluar. Tugas
Akhir Lusy Sendang Antrawulan. Politeknik LP3I Jakarta. 2019
BIODATA PENULIS

Data Pribadi
Nama : Diah Mardiana
Tempat, Tanggal Lahir : Batam, 20 Mei 1998
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Nama Orang Tua
1. Nama Ayah : Moch. Yadi Nuryadi
2. Nama Ibu : Sarjiah
Alamat : Jalan Raya Susukan RT/RW 01/01 No. 28 Kp.
Susukan Desa Susukan Kec. Bojonggede Kab.
Bogor, Jawa Barat
Email : diahhh548@gmail.com
Pendidikan
1. SD : SD Negeri 003 Batam (2010)
2. SMP : SMP Negeri 16 Batam (2013)
3. SMA : SMA Negeri 16 Batam (2016)
4. Perguruan Tinggi : Politeknik LP3I Jakarta (2021)
a. Program Studi : Administrasi Bisnis
b. Konsentrasi : Administrasi Perkantoran
c. Kampus : Depok

Jakarta, ……………….. 2021

Diah Mardiana
Penulis

Anda mungkin juga menyukai