Anda di halaman 1dari 20

DISIPLIN KERJA PEGAWAI PADA KANTOR PERUMDA

AIR MINUM
KOTA MAKASSAR PROVINSI SULAWESI SELATAN

LAPORAN TUGAS AKHIR


Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan
pendidikan diploma tiga (D3) Program Studi Administrasi Bisnis
Jurusan Administrasi Niaga
Politeknik Negeri Ujung Pandang

NURUL IZZAH FAUZIYYAH TOMINU


351 21 104

PROGRAM STUDI D-3 ADMINISTRASI BISNIS


JURUSAN ADMINISTRASI NIAGA
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
MAKASSAR
2023

I
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Hirobbil Alamin segala puji syukur bagi Allah SWT

dari mana kami berasal dan kemana kami akan k embali. Ketaatan kepada

Allah membawa kebahagiaan, dan karena Dia kebahagiaan itu lebih besar.

Keduanya mengucapkan terima kasih kepada peneliti yang telah

mengizinkannya menyelesaikan laporan tugas akhir dengan judul “Disiplin

Kerja Pegawai pada Kantor Perumda Air Minum Kota Makassar”.

Laporan ini disusun guna memenuhi salah satu syarat kelulusan

dalam menyelesaikan pendidikan Program Studi Diploma Tiga (D3)

Administrasi Bisnis Jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri Ujung

Pandang. Dalam penulisan laporan ini, penulis mengalami beberapa

rintangan namun berkat ketekunan dan kerja keras dan disertai dengan doa

kepada Allah SWT, hambatan dan rintangan tersebut dapat teratasi dengan

baik. Untuk itu peneliti merasa bahagia dan sangat bersyukur dengan

selesainya penulisan laporan ini, tetapi kebahagiaan ini tidak akan tercapai

tanpa doa, dukungan, dan membantu dalam penyelesaian penulisan

laporan ini dari berbagai pihak, oleh karena itu peneliti menyampaikan

banyak terima kasih dan apresiasi yang setinggi-tingginya ditujukan

kepada:

Makassar, 20 Desember 2023

Nurul Izzah Fauziyyah Tominu

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................ii

DAFTAR ISI...............................................................................iii

DAFTAR GAMBAR...................................................................v

BAB I PENDAHULUAN...........................................................1

1.1 Latar Belakang Masalah..............................................................1

1.2 Rumusan Masalah.......................................................................2

1.3 Ruang lingkup Kegiatan..............................................................2

1.4 Tujuan dan Manfaat Kegiatan.....................................................3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................4

2.1 Beberapa Pengertian....................................................................4

2.1.1 Disiplin...............................................................................4

2.1.2 Disiplin kerja......................................................................4

2.1.3 Pembinaan..........................................................................5

2.1.4 Pegawai...............................................................................6

2.2 Pentingnya Disiplin.....................................................................7

2.3 Jenis-Jenis Disiplin Kerja............................................................8

BAB III METODE KEGIATAN.................................................10

3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan.......................................................10

3.2 Populasi dan Sampel....................................................................10

3.2.1 Populasi..............................................................................10

3.2.2 Sampel................................................................................10

III
3.3 Teknik Pengumpulan Data..........................................................10

3.3.1 Observasi............................................................................10

3.3.2 Kosioner.............................................................................11

3.4 Tipe dan Desain Kegiatan...........................................................12

3.5 Teknik Analisis Data...................................................................13

3.6 Definisi Operasional....................................................................13

DAFTAR PUSTAKA..................................................................14

IV
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Desain Kegiatan...............................................................................

V
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kemampuan suatu organisasi untuk mencapai tujuannya sangat

bergantung pada kedisiplinan para pegawainya. Disiplin merupakan unsur

utama dalam setiap kegiatan yang dilakukan, sekaligus menjadi penggerak

dan penentu pengelolaan organisasi. Disiplin kerja merupakan suatu hal

yang tidak dapat dicapai dengan sendirinya dan harus didorong atau

diperjuangkan. Oleh karena itu, mengembangkan karyawan dengan

kualitas terbaik di organisasi mana pun memerlukan pembinaan terbaik

untuk mencapainya.

Gaya kepemimpinan yang diterapkan oleh manajer mempunyai

pengaruh yang signifikan terhadap kualitas kinerja pegawai. Mengingat

pentingnya gaya kepemimpinan dalam suatu perusahaan adalah untuk

mencapai tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya, maka apa yang

dilakukan pemimpin terhadap karyawannya sangat erat kaitannya. Manajer

dianggap efektif dalam kepemimpinannya jika bawahannya mempunyai

disiplin yang baik. Mempertahankan dan meningkatkan disiplin yang baik

memang sulit dilakukan karena banyak faktor yang mempengaruhinya.

Faktor-faktor tersebut dapat diketahui dari kehadiran karyawan sehari-hari,

kepatuhan terhadap jam kerja, penggunaan seragam , dan kepatuhan

terhadap peraturan yang ditetapkan oleh perusahaan karyawan.

1
Namun, karyawan lebih cenderung berperilaku tidak disiplin dan

mempunyai kelonggaran berbeda dalam mengisi absensi. Misalnya,

pegawai yang terlambat setelah pukul 08.00 WITA dapat memberitahukan

ketidakhadirannya kepada pegawai yang sudah berada di kantor dengan

login menggunakan akunnya di perangkat yang sama. Pegawai tidak

memanfaatkan jam kerjanya secara optimal sehingga mengakibatkan jam

kerja tidak tepat seperti datang terlambat atau pulang kerja pada waktu

yang tidak tepat. Fenomena ini menandakan bahwa pembinaan disiplin

kerja belum dilaksankan secara optimal, untuk itu penulis mengangkat

laporan tugas akhir dengan judul “Disiplin Kerja Pegawai pada Kantor

Perumda Air Minum Kota Makassar”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar Belakang Masalah yang telah dipaparkan tersebut di

atas, maka penulis merumuskan masalah yang akan dibahas yaitu:

1) Bagaimana tingkat disiplin kerja pegawai pada Kantor Perumda Air

Minum Kota Makassar?

2) Bagaimana upaya pendisiplinan kerja pegawai pada Kantor Perumda Air

Minum Kota Makassar?

1.3 Ruang Lingkup

Kegiatan ini dilaksanakan dengan menitik beratkan pada “Tingkat

disiplin kerja pegawai pada Kantor Perumda Air Minum Kota Makassar,

2
dan upaya pendisiplinan kerja pegawai pada Kantor Perumda Air Minum

Kota Makassar”.

1.4 Tujuan dan Manfaat Kegiatan

1.4.1 Tujuan Kegiatan

Adapun yang menjadi tujuan kegiatan yakni:

1) Untuk mendeskripsikan bagaimana tingkat disiplin kerja pegawai pada

Kantor Perumda Air Minum Kota Makassar.

2) Untuk mendeskripsikan bagaimana upaya pendisiplin kerja pegawai pada

Kantor Perumda Air Minum Kota Makassar.

1.4.2 Manfaat Kegiatan

Setelah penelitian ini diselesaikan, maka diharapkan tulisan ini

akan bermanfaat sebagai berikut:

1) Manfaat Praktis:

a) Sebagai persyaratan akademik untuk menyelesaikan Program Studi D-3

Administrasi Bisnis pada jurusan Administrasi Niaga Politeknik Negeri

Ujung Pandang;

b) sebagai bahan usulan disiplin kerja pegawai pada Kantor Perumda Air

Minum Kota Makassar dalam mengoptimalkan pembinaan kedisiplinan

pegawainya;

2) Manfaat Akademik:

a) Sebagai bahan bacaan bagi mahasiswa yang juga akan menyelesaikan

tugas akhirnya.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Beberapa Pengertian

2.1.1 Disiplin

Dalam kamus besar bahasa Indonesia (Online, 2023), disiplin adalah

“Tatatertib (di sekolah, kemiliteran, dan sebagainya), ketaatan (kepatuhan)

kepada peraturan (tata tertib dan sebagainya), dan bidang studi yang

memiliki objek, sistem, dan metode tertentu”. Disiplin berasal dari bahasa

latin Discere yang berarti belajar, dan dalam bahasa inggris Discipline

yang berarti tertib, taat, mengendalikan tingkah laku, kendali diri, latihan

membentuk atau menyempurnakan sesuatu sebagai kemampuan mental

atau karakter moral. (Saputra, 2019).

Menurut Hasibuan (2002), Disiplin adalah sikap menghormati dan

menilai peraturan tertulis dan tertulis yang sah, menegakkannya dan tidak

menolak sanksi apabila terjadi pelanggaran terhadap kewajiban dan

wewenang yang berikan.

2.1.2 Disiplin Kerja

“Disiplin kerja adalah sikap kesediaan dan kerelaan seseorang untuk

mematuhi dan menaati norma-norma peraturan yang berlaku disekitarnya”

menurut Ramon (2019). Selain itu menurut Sumadhinata (2018), disiplin

kerja adalah suatu alat yang digunakan para manajer untuk berkomunikasi

dengan karyawan agar mereka bersedia untuk mengubah perilaku dan

4
untuk meningkatkan kesadaran juga kesediaan seseorang agar mentaati

semua peraturan dan norma sosial yang berlaku disuatu perusahaan.

Perilaku disiplin sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari

terutama yang berikatannya dengan dunia kerja. Disiplin kerja merupakan

suatu pelaksanaan dalam mengatur serta memegang erat segala peraturan-

peraturan yang ada dalam organisasi. Rivai (2011:825), disiplin Kerja

merupakan suatu alat yang dipergunakan para manajer untuk

berkomunikasi dengan pegawai agar mereka bersedia untuk mengubah

suatu prilaku serta sebagai suatu upaya untuk meningkatkan kesadaran dan

kesediaan seorang dalam memenuhi segala peraturan organisasi.

2.1.3 Pembinaan

Jika ditelusuri asal katanya, “pembinaan” berasal dari kata “bina” dan

“membina” yang berarti mendirikan, membangun, memelihara,

mengembangkan dan menyempurnakan. Pembinaan berkaitan dengan hal

cara, atau hasil membina. Podo & Sullivan (2000: 208), merupakan

sinonim dari kata Inggris to build up (memperkuat), to develop

(mengembangkan) dan to cultivate (memelihara). Kata pembinaan

dianggap memiliki arti yang hampir sama dengan kata bimbing/bimbingan

(guidance), yang berarti menuntun (to lead) atau mengarahkan (to guide).

Pembinaan dapat dicapai dengan lebih baik jika melibatkan

hubungan yang sehat antara dua manajer selama periode waktu mereka

mengerjakan pekerjaan, menurut Mathis & Jackson (2002: 60). Hal ini

5
berarti pembinaan merupakan cara yang paling alamiah untuk belajar.

Pembinaan yang efektif menuntut adanya kesabaran dan keterampilan

komunikasi yang baik. Dari berbagai pendapat pembinaan di atas, pada

intinya pembinaan merupakan upaya tindakan melakukan perubahan ke

arah yang lebih baik dari sebelumnya. Dengan dimulai dari kegiatan

pengembangan, pemeliharaan, menyempurnakan, efektifitas untuk

mencapai tujuan dan hasil yang lebih baik.

2.1.4 Pegawai

Widjaja A (2006), mengatakan bahwa pegawai adalah merupakan

tenaga kerja manusia jasmani maupun rohani (mental dan pikiran) yang

senantiasa dibutuhkan oleh karena itu menjadi salah satu modal pokok

dalam usaha kerja sama untuk mencapai tujuan tertentu (organisasi).

Sedangkan menurut Musanef (1984), pegawai sebagai pekerja atau

worker, mereka yang secara langsung digerakkan oleh seorang atasan

untuk bertindak sebagai pelaksana yang akan menyelenggarakan pekerjaan

sehingga menghasilkan karyakarya yang diharapkan dalam usaha

pencapaian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.

Berdasarkan uraian diatas, pegawai merupakan modal pokok dalam

suatu organisasi, baik itu organisasi pemerintah maupun organisasi swasta.

Dikatakan bahwa pegawai merupakan modal pokok dalam suatu organisasi

karena berhasil atau tidak organisasi dalam mencapai tujuannya tergantung

pada pegawai yang memimpin dalam melaksanakan tugas-tugas yang ada

dalam organisasi tersebut. Pegawai yang telah memberikan tenaga maupun

6
pikirannya dalam melaksanakan tugas ataupun pekerjaan, baik itu

organisasi pemerintah maupun organisasi swasta akan mendapatkan

imbalan sebagai balas jasa atas pekerjaan yang telah dikerjakan. Serta

sangat berpengaruh terhadap kualitas, disiplin, serta loyalitas kerja pada

pegawai.

2.2 Pentingnya Disiplin

Memiliki karyawan yang berkualitas merupakan salah satu hal

terpenting bagi sebuah organisasi atau perusahaan. Menciptakan karyawan

terbaik memerlukan kedisiplinan dalam organisasi Anda untuk

meningkatkan produktivitas, kinerja, dan efisiensi kerja. Disiplin adalah

kunci terpenting dalam meningkatkan kualitas karyawan dan membantu

organisasi mencapai tujuannya. Selain itu, Hasibuan (2005: 193-194)

“Kedisiplinan merupakan fungsi operatif MSDMyang terpenting karena

semakin baik disiplin karyawan, semakin tinggi prestasi kerja yangdapat

dicapainya. Tanda disiplin karyawan baik, sulit bagi organisasi perusahaan

mencapaihasil yang optimal. Disiplin yang baik mencerminkan besarnya

rasa tanggung jawabseseorang terhadap tugastugas yang diberikan

kepadanya. Hal ini mendorong gairah kerja,semangat kerja, dan

terwujudnya tujuan perusahaan, karyawan, dan masyarakat”.

Kurangnya disiplin karyawan di dalam memanajemen dan pelanggaran-

pelanggaran suatu perusahaan juga dapat mengakibatkan kerugian bahkan

jatuhnya perusahaan itu sendiri, menurut Jufrizen (2018). Oleh karena itu,

7
kedisiplinan pegawai merupakan hal yang penting untuk menjalankan

suatu organisasi atau perusahaan dan mencapai tujuannya.

2.3 Jenis – Jenis Disiplin Kerja

Menurut Terry (1993 : 218) disiplin kerja dapat timbul dari dalam diri

sendiri dan juga dari perintah yang terdiri dari :

a. Self imposed dicipline, yaitu kedisiplinan yang timbul dari diri

sendiri atas dasar kerelaan, kesadaran dan bukan timbul atas dasar

paksaan. Disiplin ini timbul karena seseorang merasa terpenuhi

kebutuhannya dan merasa telah mejadi bagian dari organisasi sehingga

orang akan tergugah hatinya untuk sadar dan secara sukarela memenuhi

segala peraturan yang berlaku.

b. Command dicipline, yaitu disiplin yang timbul karena paksaan,

perintah dan hukuman serta kekuasaan. Jadi disiplin ini bukan timbul

karena perasaan ikhlas dan kesadaran akan tetapi karena adanya paksaan

atau ancaman dari orang lain. Dalam setiap organisasi atau Instansi yang

diinginkan adalah jenis disiplin yang timbul dari diri sendiri atas dasar

kerelaan dan kesadaran. Namun kenyataan selalu menunjukkan bahwa

disiplin itu lebih banyak disebabkan adanya paksaan dari luar. Untuk tetap

menjaga agar disiplin terpelihara maka perlu melaksanakan kegiatan

pendisiplinan.

8
Menurut Sondang P. Siagian (2006 : 305), menyampaikan jenis-jenis

disiplin kerja yang dibagi dalam suatu tindakan manajemen untuk

menegakkan disiplin dalam organisasi menjadi dua jenis, yaitu :

a) Disiplin Preventif adalah tindakan disiplin yang dilakukan untuk

mendorong pegawai mentaati berbagai peraturan/ketentuan yang berlaku

dan memenuhi standar yang telah ditetapkan. Tujuan pokok dari disiplin

preventif adalah mendorong pegawai agar memiliki disiplin diri,

keberhasilan disiplin preventif terletak pada disiplin pribadi para anggota

organisasi.

b) Disiplin Korektif adalah kegiatan yang diambil untuk menangani

pelanggaran terhadap peraturan dan mencoba untuk menghindari

pelanggaran-pelanggaran lebih lanjut, sehingga perbuatan di masa yang

akan datang akan sesuai dengan peraturan organisasi atau perusahaan.

Tindakan korektif biasanya berupa jenis hukuman tertentu. Sebagai contoh

adalah peringatan atau skorsing, jadi dalam disiplin koreaktif kegiatan

pendisiplinan diambil setelah terjadinya pelanggaran terhadap peraturan.

Bagi pegawai, untuk menegakkan sikap disiplin kerja telah diatur oleh

masing-masing organisasi atau perusahaan yang terkait yang tentunya

mengatur kewajiban, larangan dan sanksi apabila kewajiban tidak ditaati

atau larangan dilanggar oleh pegawai.

9
BAB III

METODE KEGIATAN

3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan

Kegiatan ini berlangsung pada Perumda Air Minum Kota Makassar, Jl.

Ratulangi No. 3, Kota Makassar. Dengan waktu pelaksanaan penelitian ini pada

tanggal 19 Februari s.d tanggal 20 April 2023, dan dilakukan selama 2 bulan.

3.2 Populasi dan Sampel

Penelitian ini menggunakan populasi dan sampel :

3.2.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini merupakan seluruh pegawai Kantor

Perumda Air Minum Kota Makassar, yang berjumlah 35 orang.

3.2.2 Sampel

Teknik pengambilan sampel yang digunakan merupakan teknik

penarikan sampel jenuh, yaitu suatu teknik penarikan sampel yang

digunakan jika keseluruhan populasi dijadikan sampel. Maka pada

penelitian ini, yang akan menjadi sampel yakni keseluruhan dari populasi

yang ada, yaitu 35 orang pegawai Kantor Perumda Air Minum Kota

Makassar.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

3.3.1 Observasi

10
Observasi merupakan suatu pengamatan secara langsung dengan sistematis

terhadap gejala – gejala yang hendak diteliti. Dalam penelitian ini perlu

mengamati secara langsung fenomena yang terjadi di lapangan kemudian

melakukan pencatatan hasil pengamatan yang merupakan data yang dibutuhkan

oleh penulis. Objek observasi yaitu pegawai pada Kantor Perumda Air Minum

Kota Makassar.

3.3.2 Kuesioner

Kuesioner adalah salah satu teknik pengumpulan data melalui daftar

pertanyaan yang diisi oleh responden, dalam hal ini upaya disiplin kerja pegawai

pada Kantor Perumda Air Minum Kota Makassar.

3.4 Tipe dan Desain Kegiatan

Tipe kegiatan yang akan digunakan adalah tipe deskriptif yaitu

memberikan gambaran yang jelas tentang keadaan disiplin kerja Kantor

Perumda Air Minum Kota Makassar. Kegiatan ini menggunakan desain

kegiatan, yakni suatu pedoman berisi langkah-langkah yang akan ditemp uh

penulis dalam melakukan kegiatan ini seperti ditunjukkan pada gambar berikut.

11
Disiplin Kerja Pegawai Perumda Air Minum
Kota Makassar

Studi Awal Kajian Pustaka

Permasalahan

Tujuan Penelitian

Instrumen Penelitian

Observasi Kuesioner

Pengumpulan Data

Pengolahan Data

Analisa Data

Kesimpulan dan Saran

12
Gambar 3.1 Desain Kegiatan

13
3.4 Teknik Analisis Data

Sesuai dengan penelitian ini, teknik analisis data yang digunakan

adalah pendekatan kuantitatif menggunakan hasil observasi dan kuesioner

yang kemudian hasil tersebut yang dideskripsikan. Dari kedua data

tersebut akan diolah dan menjadi landasan dalam hasil penelitian dan

digambarkan dalam pembahasan penelitian.

3.5 Definisi Operasional

Disiplin kerja PNS sebagaimana dimaksud dalam pasal 2 meliputi

disiplin dalam pelaksanaan tugas dengan ketentuan:

1. Mematuhi jam kerja dengan datang tepat waktu dan pulang tepat

waktu.

2. Melaksanakan tugas yang diberikan atasan.

3. Menyelesaikan tugas sesuai waktu yang ditentukan.

4. Menolak tugas yang diberikan pimpinan apabila bertentangan

dengan peraturan perundangan.

5. Berkoordinasi dengan satuan kerja, kementerian/lembaga lainnya

dan pemerintah daerah dengan baik.

14
DAFTAR PUSTAKA

A.W. Widjaja, 2006, Administrasi Kepegawaian, Jakarta, Rajawali.


Hasibuan. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Ed. Revisi. Jakarta.
Bumi Aksara.
https://www.academia.edu/34934418/MANAJEMEN_SUMBER_DAYA_
MANUSIA_Edisi_Revisi
KBBI Online. 2023. 3 Arti Kata Disiplin di Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI). Lektur.I, https://www.kbbi.web.id/disiplin
Musanef, 1984, Manajemen Kepegawaian di Indonesia, Gunung Agung,
Jakarta.
Mathis, Robert, L., Jackson, John, H., Manajemen Sumber Daya Manusia,
(terjemahan), Jakarta, Salemba Empat, 2002
Podo, Hadi & Sullivan, Joseph, J., 2000. Kamus Ungkapan Indonesia-
Inggris, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama
Rivai, Veithzal dkk. 2013. Pemimpin dan Kepemimpinan dalam
Organisasi. Jakarta : PT. Raja Grafindo
Ramon, Z. 2019. Lingkungan Kerja, Disiplin Dan Stres Kerja Pada Pt
Escotama Handal Batam. Hilos Tensados, 1, 1–476.
Siagian, P. Sondang. 2006. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Bumi Aksara.
Sumadhinata, Y. E. 2018. Pengaruh Disiplin Kerja Dan Motivasi Terhadap
Kinerja Karyawan Non Edukatif Di Salah Satu Universitas Swasta Di
Bandung. Seminar Nasional dan Call for Paper Sstainable Competitive
Advantage (SCA) 8.
Saputra. 2019. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Disiplin Kerja
Karyawan Pada Hotel Permai Pekanbaru. Riau: Universitas Lancang
Kuning. https://www.bps.go.id/sdgs/3
Terry, George R., 1993. Prinsip-prinsip Manajemen. Bumi Aksara, Jakarta

15

Anda mungkin juga menyukai