“KASUS PENDISIPLINAN
APARATUR SIPIL NEGARA DI KARAWANG”
Dosen Pembimbing
Dr. H. Sungkono, S.E., M.M
Di Susun Oleh:
Bismillahirahmanirahim,
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Bapak Dr. H. Sungkono, S.E,.
M.M pada mata kuliah Seminar Sumber Daya Manusia.
Dalam proses penyusunan tugas ini pasti menjumpai hambatan, namun
berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas
ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami ingin menyampaikan
terima kasih kepada Bapak Dr. H. Sungkono, S.E,. M.M selaku Dosen Seminar
Sumber Daya Manusia di Universitas Buana perjuangan Karawang.
Besar harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang
membacanya dan dapat membantu teman-teman yang lain dikemudian hari. Akhir
kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan.
Tim Penulis
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Dengan adanya peraturan dan pendisiplinan, semangat kerja dan kinerja
pegawai akan meningkat. Pegawaiakan lebih berhati-hati dan akan lebih
disiplin dalam menjalankan pekerjaannya. Peraturan itu sendiri harus
bersifat tegas bagi yang melanggarnya agar kedisiplinan perusahaan tersebut
dapat dikatakan baik dan kinerja pegawai meningkat.Menurut Budi
Setiyawan dan Waridin (2006), dan Aritonang (2005) disiplin kerja
pegawaibagian dari faktor kinerja. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa
disiplin kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja kerja pegawai.
Disamping itu menurut (Handoko, 2012 : 211)Perusahaan bisa menerapkan
suatu kebijakan disiplin progresif yang berarti memberikan hukuman-
hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang.
Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada pegawaiuntuk
mengambil tindakan korektif sebelum hukuman yang lebih serius
dilaksanakan.
Peraturan mengenai Disiplin Pegawai Sipil tercantum dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia nomor 53 tahun 2010. Bagian Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Semberdaya Manusia (BKPSDM) kota
Karawang tidak hanya mendata dan menangani secara administratif, akan
tetapi juga mengenai pengembangan kompetensi Pegawai Negeri Sipil
Daerah secara lebih profesional, dalam upaya mendukung tugas-tugas
pembangunan, penyelenggaraan Pemerintahan dan pelayanan publik.
Berdasarkan sumber yang kami teliti Sebanyak 19 Aparatur Sipil Negara
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Karawang diketahui tidak masuk kerja
tanpa keterangan, setelah libur Pemilu 2019. Para ASN itu dipastikan bakal
dikenai sanksi administrasi hingga pemotongan Tunjangan Penghasilan
Pegawai (TPP). Hal itu disampaikan Kepala Kepegawaian dan
Pengembangan Semberdaya Manusia (BKPSDM) setempat, Asep Aang
Rahmatullah, Kamis 18 April 2019. "Ketidakhadiran mereka diketahui
setelah kami melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah Organisasi
Perangkat Daerah," kata Aang.Disebutkan, sidak itu dilakukan untuk
mengecek tingkat kedisiplinan ASN dalam mematuhi ketentuan hari dan
jam kerja khususnya kehadiran pada tanggal 18 April 2019 yang dapat
2
dikatakan sebagai hari kejepit nasional. "Kami membentuk tim untuk
mendatangi langsung setiap OPD," katanya.
Sehingga dapat dikatakan tingkat kedisiplinan di Bagian Pemerintahan di
Kota Karawang secaraumum telah ditegakkan, namun pada kenyataannya
masih ditemui pegawai yang kurang disiplin seperti pada ada sebagian
pegawai yang tidak berangkat tanpa keterangandan ada pegawai yang pagi
hari absen sedangkan siang hari tidak absen. Sebab, salah satu tolok ukur
dari kedisiplinan adalah kehadiran dan kepulangan pegawai tepat waktu
sesuai jadwalyang telah ditentukan (Thoha, 2007:76). Pada akhirnya akan
berdampak pada kinerja para pegawai yang kurang maksimal dan perlu
dilakukannya perbaikan kinerja mereka.
Berdasarkann permasalahan kedisiplinan tersebut, maka kami tertarik
untukmengangkat tema penelitian dengan judul Pendisiplinan Pegawai ASN
di Karawang” dengan sumber Pikiran Rakyat.
3
BAB II
PEMBAHASAN
4
a.Disiplin Preventif
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar
mengikuti berbagai standard dan aturan, sehingga penyelewengan-
penyelewengan dapat dicegah.
b. Disiplin korektif
Kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-
auran dan mencoba untuk mengindari pelanggaran-pelanggaran lebih
lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut
tindakan kedisiplinan (deciplinary action), contohnya tindakan
pendisiplinan bias berupa peringatan atau skorsing.
c. Disiplin progresif
Memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelnggaran-
pelanggaran yang berulang. Disiplin progresif memungkinkan manajemen
untuk membantu karyawan memperbaiki kesalahan.
5
Pembinaan disiplin tidakakan dapat terlaksana dalam perusahaan,
jika tidak ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan
pegangan bersama. Disiplin tidak akan ditegakkan jika peraturan
yang dibuat hanya berdasarkan instruksi lisan yang dapat
berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi.
d. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
Pembinaan disiplin tidakakan dapat terlaksana dalam perusahaan,
jika tidak ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan
pegangan bersama. Disiplin tidak mungkin ditegakkan jika
peraturan yang dibuat hanya berdasarkan instruksi lisan yang
dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi.
e. Keberanian Pimpinan dalam mengambil tindakan
Keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan sangat
diperlukan ketika ada seorang karyawan yang melanggar disiplin,
yang sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuatnya.
Tindakan tegas yang diambil oleh seorang pimpinan akan
membuat karyawan merasa terlindungi dan membuat karyawan
berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang telah dilakukan.
6
Seorang pemimpin tidak hanya dekat dalam arti jarak fisik, tetapi
juga mempunyai jarak dekat dalam artian batin. Pimpinnan yang
mau memberikan perhatian kepada karyawan akan selalu
dihormati dan dihargai oleh para karyawan sehingga akan
berpengaruh besar kepada prestasi, semangatkerja, dan moral
kerjakaruawan. kerja yang baik.
h. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya
disiplin, antara lain:
1. Saling menghormati bila bertemu dilingkungan kerja
2. Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya,
sehingga para karyawan akan turut merasa bangga dengan
pujian tersebut
3. Memberitahu bila ingin meninggalkan tempat kerja
kepada rekan sekerja, dengan menginformasikan kemana
dan untuk urusan apa, walaupun kepada bawahan
sekalipun.
7
BAB III
KASUS
8
Dijelaskan, para ASN yang indisipliner itu bisa dijatuhi hukuman ringan,
yakni pemotongan TPP sebesar 25 % dengan jangka waktu pemotongan
bervariasi antara 1 bulan sampai dengan 3 bulan.
9
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
1. Pendisiplinan kerja ASN di kota Karawang masih kurang dikarenakan
masih adanya Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Karawang yang diketahui tidak masuk kerja tanpa
keterangan, setelah libur Pemilu 2019.
2. Bukan hanya di BKPSDM saja, bahkan di instansi-instansi daerah
seperti misalnya di Kantor Kepala Desa juga masih sangat minim
kesadaran akan disiplin para pegawai terhadap kinerja mereka.
3. Contoh sikap yang baik dan ketegasan dari pimpinan diperlukan agar
para pegawai dapat mencotoh tindakan-tindakan yang baik pula
4.2. Saran
1. Sesuai Peraturan Bupati Karawang Nomor 88 Tahun 2018 tentang
Tambahan Penghasilan PNS di Lingkungan Pemkab Karawang,
pegawai struktural yang tidak masuk kerja tanpa alasan, akan dipotong
atau ditunda pembayaran TPP-nya.
2. Dijelaskan, para ASN yang indisipliner itu bisa dijatuhi hukuman
ringan, yakni pemotongan TPP sebesar 25 % dengan jangka waktu
pemotongan bervariasi antara 1 bulan sampai dengan 3 bulan. (Hal itu
teretera dalam Pasal 54 Perbup No.88/2018).
3. Sebaiknya inspeksi mendadak dilakukan secara rutin, agar para pegawai
atau ASN melakukan tindakan disiplin terhadap pekerjaan mereka.
10