Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

“KASUS PENDISIPLINAN
APARATUR SIPIL NEGARA DI KARAWANG”

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Kelompok


Mata Kuliah Seminar Manajemen Sumber Daya Manusia

Dosen Pembimbing
Dr. H. Sungkono, S.E., M.M
Di Susun Oleh:

 Annisa Kusumasari (16416261201196) MN16B


 Monika Eriyanti (16416261201192) MN16B
 Sisilia Widia (16416261201125) MN16B
 Nia Eka Yanti (16416261201202) MN16C
 Tia Pratiwi (16416261201205) MN16C

PROGAM STUDI MANAJEMEN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNNIVERSITAS BUANA PERJUANGAN KARAWANG
2017-2018
KATA PENGANTAR

Bismillahirahmanirahim,

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
rahmat dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan sebaik-
baiknya. Adapun maksud dan tujuan dari penyusunan makalah ini adalah untuk
memenuhi salah satu tugas yang diberikan oleh Bapak Dr. H. Sungkono, S.E,.
M.M pada mata kuliah Seminar Sumber Daya Manusia.
Dalam proses penyusunan tugas ini pasti menjumpai hambatan, namun
berkat dukungan dari berbagai pihak, akhirnya penulis dapat menyelesaikan tugas
ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati kami ingin menyampaikan
terima kasih kepada Bapak Dr. H. Sungkono, S.E,. M.M selaku Dosen Seminar
Sumber Daya Manusia di Universitas Buana perjuangan Karawang.
Besar harapan kami, makalah ini dapat bermanfaat bagi semua orang yang
membacanya dan dapat membantu teman-teman yang lain dikemudian hari. Akhir
kata, kami memohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak
kesalahan.

Karawang, 23 Oktober 2019

Tim Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................... i


KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1.LatarBelakang ..................................................................................... 1
1.2.RumusanMasalah ................................................................................ 1
1.3.TujuanPenulisan .................................................................................. 2
1.4.ManfaatPenulisan ................................................................................ 2

BAB II KAJIAN TEORI ............................................................................... 3


2.1.PengertianSistemInformasi SDM......................................................... 3
2.2.Sumber Sistem Informasi Sumber Daya Manusia ............................... 4
2.3. Model SistemInformasiSumberDayaManusia .................................... 5

BAB III SISTEM INFORMASI SDM DALAM PENILAIAN


KINERJAPEGAWAI DI KANTOR KECAMATAN KLARI .................. 9
3.1.MetodePenilaianKinerja....................................................................... 9
3.2.TahapPengelolaanKinerjaPegawaiBerbasis SKP................................. 12
3.3.AspekDalam SKP ................................................................................ 13

BAB IV PENUTUP ........................................................................................ 14


4.1.Kesimpulan .......................................................................................... 14
4.2.Saran ..................................................................................................... 14
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 16
LAMPIRAN .................................................................................................... 17

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seiring perkembangan jaman suatu instansi pemerintah dibidang
pelayanan jasa diwajibkan untuk memberikan pelayanan yang maksimal,
dikarenakan semakin padat dan komplek kebutuhan dari penerima jasa.
Untuk itu instansi perlu meningkatkan kinerja,hal ini perlu didukung oleh
sumber daya manusia yang ada didalamnya. Peningkatan sumber daya
manusia dalam suatu instansi dapat dicapai dengan peningkatan standar
penerimaan dalam instansi pemerintahan tersebut. Salah satuyang perlu
diperhatikan pada pegawai adalah tentang disiplin. Dalam suatu instansi,
disiplin yang baik mencerminkan besarnya rasa tanggung jawab seseorang
terhadap tugas-tugas yang diberikan kepadanya.Hal ini mendorong gairah
kerja, semangat kerja, dan terwujudnya tujuan organisasi, pegawai, dan
masyarakat. Oleh karena itu setiap manajer selalu berusaha agar para
bawahannya mempunyai disiplin yang baik ( Hasibuan, 2002 :193 ).

Pendisiplinan merupakan tindakan organisasi yang tidak mengakibatkan


seorang pegawai kehilangan sesuatu dari organisasi. Pendisiplinan bersifat
konstruktif atau memperbaiki karena pendisiplinan merupakan bagian dari
proses pembelajaran (Wirawan, 2009: 138).Sedangkan menurut pendapat
Sondang P. Siagian (2006 : 304) Pendisiplinan pegawai merupakansuatu
bentuk pelatihan yang berusaha memperbaiki dan membentuk pengetahuan,
sikap dan perilaku pegawai sehingga para pegawai tersebut secara sukarela
berusaha bekerja secara kooperatif dengan para pegawai yang lain serta
meningkatkan prestasi kerjanya. Kedisiplinan harus ditegakkan dalam suatu
organisasi perusahaan, karena tanpa dukungan disiplin pegawaiyang baik,
maka sulit perusahaan untuk mewujudkan tujuannya (Fathoni,
2006:172).Untuk mewujudkan tujuan suatu perusahaan, sebuah peraturan
sangatlah diperlukan dalam menciptakan suatu kedisiplinan bagi para
pegawai.

1
Dengan adanya peraturan dan pendisiplinan, semangat kerja dan kinerja
pegawai akan meningkat. Pegawaiakan lebih berhati-hati dan akan lebih
disiplin dalam menjalankan pekerjaannya. Peraturan itu sendiri harus
bersifat tegas bagi yang melanggarnya agar kedisiplinan perusahaan tersebut
dapat dikatakan baik dan kinerja pegawai meningkat.Menurut Budi
Setiyawan dan Waridin (2006), dan Aritonang (2005) disiplin kerja
pegawaibagian dari faktor kinerja. Hasil penelitiannya menunjukan bahwa
disiplin kerja memiliki pengaruh positif terhadap kinerja kerja pegawai.
Disamping itu menurut (Handoko, 2012 : 211)Perusahaan bisa menerapkan
suatu kebijakan disiplin progresif yang berarti memberikan hukuman-
hukuman yang lebih berat terhadap pelanggaran-pelanggaran yang berulang.
Tujuannya adalah memberikan kesempatan kepada pegawaiuntuk
mengambil tindakan korektif sebelum hukuman yang lebih serius
dilaksanakan.
Peraturan mengenai Disiplin Pegawai Sipil tercantum dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia nomor 53 tahun 2010. Bagian Badan
Kepegawaian dan Pengembangan Semberdaya Manusia (BKPSDM) kota
Karawang tidak hanya mendata dan menangani secara administratif, akan
tetapi juga mengenai pengembangan kompetensi Pegawai Negeri Sipil
Daerah secara lebih profesional, dalam upaya mendukung tugas-tugas
pembangunan, penyelenggaraan Pemerintahan dan pelayanan publik.
Berdasarkan sumber yang kami teliti Sebanyak 19 Aparatur Sipil Negara
di lingkungan Pemerintah Kabupaten Karawang diketahui tidak masuk kerja
tanpa keterangan, setelah libur Pemilu 2019. Para ASN itu dipastikan bakal
dikenai sanksi administrasi hingga pemotongan Tunjangan Penghasilan
Pegawai (TPP). Hal itu disampaikan Kepala Kepegawaian dan
Pengembangan Semberdaya Manusia (BKPSDM) setempat, Asep Aang
Rahmatullah, Kamis 18 April 2019. "Ketidakhadiran mereka diketahui
setelah kami melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah Organisasi
Perangkat Daerah," kata Aang.Disebutkan, sidak itu dilakukan untuk
mengecek tingkat kedisiplinan ASN dalam mematuhi ketentuan hari dan
jam kerja khususnya kehadiran pada tanggal 18 April 2019 yang dapat

2
dikatakan sebagai hari kejepit nasional. "Kami membentuk tim untuk
mendatangi langsung setiap OPD," katanya.
Sehingga dapat dikatakan tingkat kedisiplinan di Bagian Pemerintahan di
Kota Karawang secaraumum telah ditegakkan, namun pada kenyataannya
masih ditemui pegawai yang kurang disiplin seperti pada ada sebagian
pegawai yang tidak berangkat tanpa keterangandan ada pegawai yang pagi
hari absen sedangkan siang hari tidak absen. Sebab, salah satu tolok ukur
dari kedisiplinan adalah kehadiran dan kepulangan pegawai tepat waktu
sesuai jadwalyang telah ditentukan (Thoha, 2007:76). Pada akhirnya akan
berdampak pada kinerja para pegawai yang kurang maksimal dan perlu
dilakukannya perbaikan kinerja mereka.
Berdasarkann permasalahan kedisiplinan tersebut, maka kami tertarik
untukmengangkat tema penelitian dengan judul Pendisiplinan Pegawai ASN
di Karawang” dengan sumber Pikiran Rakyat.

1.3 Rumusan Masalah


1. Bagaimana pendisiplinan kerja ASN dikota Karawang?
2. Mengapa ASN tidak hadir dijam kerja?
3. Bagaimana dasar hukum disiplin Pegawai Negeri Sipil?

1.4 Tujuan Penulisan


1. Dapat mengetahui bagaimana pendisiplinan kerja ASN di kota Karawang
2. Mengetahui alasan ASN tidak hadir dijam kerja
3. Mengetahui dasar hukum disiplin Pegawai Negeri Sipil

1.5. Manfaat Penulisan


Setelah mengetahui serta memahami makna dari Pendisiplinan kerja,
tujuan serta manfaat dan lain-lain. Maka secara otomatis kita dapat
mengikuti perkembangan pengetahuan tentang tingkat kedisiplinan kerja
ASN yang dapat mengacu terhadap penilaian kinerja, sehingga bisa juga
diterapkan dalam suatu organisasi.

3
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Pendisiplinan


Menurut Robert Bacal (2002:164) dalam buku Irham Fahmi (2011:29),
Disiplin adalah sebuah proses yang digunakan untuk menghadapi
permasalahan kinerja. Proses ini melibatkan manajer dalam
mengidentifikasikan dan mengomunikasikan masalah-masalah kinerja
kepada karyawan.
Seorang manajer berkewajiban untuk mempertahankan kedisiplinan
dalam organisasi yang dipimpinnya. Sanksi dan ketegasan lainnya menjadi
bagian yang harus dilihat sebagai konsekuensi menjadi seorang pegawai
disutu perusahaan. Dan konsekuensinya selalu diperoleh sebagai akibat dari
perbuatan yang telah dilakukannya. Bagi pihak perusahaan perlu
menegakkan kebijakan peraturan dengan konsisten, karena seperti dikatakan
oleh Robert L. Mathis dan John H. Jackson (2002:309) dalam buku Irham
Fahmi (2011:29), bahwa peraturan haruslah konsisten dengan kebijakan
perusahaan, dan kebijakan haruslah konsisten dengan tujuan perusahaan.
Bentuk disiplin yang baik akan tercermin pada suasana sebagai berikut
(Sutrisno, 2010:86) dalam buku Arif Hamali (2018:86):
a. Tinggi rasa kepedulian kayawan terhadap pencapaian tujuan
perusahaan.
b. Tingginya semangat dan gairah kerja dan inisiatif para karyawan
dalam melakukan pekerjaan.
c. Besarnya rasa tanggungjawab para karyawan untuk melakukan
tugas dengan sebaik-baiknya
d. Berkembangnya rasa memilikidan rasa solidaritas yang tinggi di
kaangankaryawan.
e. Meningkatnya efisiensi dan produktivitas kerja para karyawan.

2.2. Indikator-indikator dalam disiplin kerja


Indikator-indikator disiplin kerjaterdiridari (handoko 2008: 208-211):

4
a.Disiplin Preventif
Kegiatan yang dilaksanakan untuk mendorong para karyawan agar
mengikuti berbagai standard dan aturan, sehingga penyelewengan-
penyelewengan dapat dicegah.
b. Disiplin korektif
Kegiatan yang diambil untuk menangani pelanggaran terhadap aturan-
auran dan mencoba untuk mengindari pelanggaran-pelanggaran lebih
lanjut. Kegiatan korektif sering berupa suatu bentuk hukuman dan disebut
tindakan kedisiplinan (deciplinary action), contohnya tindakan
pendisiplinan bias berupa peringatan atau skorsing.
c. Disiplin progresif
Memberikan hukuman-hukuman yang lebih berat terhadap pelnggaran-
pelanggaran yang berulang. Disiplin progresif memungkinkan manajemen
untuk membantu karyawan memperbaiki kesalahan.

2.3. Faktor-faktor yang memengaruhi disiplin kerja


Faktor-faktor yang memengaruhi disiplin kerja karyawan adalah (Sutrisno,
2010: 89-92):
a. Besar kecilnya pemberian kompensasi
Para karyawan akan mematuhi segala peraturan yang berlaku, jika
karyawan merasa mendapat jaminan balas jasa yang setimpal
dengan jerih payahnya yang telah dikontribusikan bagi
perusahaan.
b. Ada tidaknya keteladanan pimpinan dalam perusahaan
Dalam lingkungan perusahaan semua karyawan akan selalu
memerhatikan bagaimana pimpinan dapat menegakkan disiplin
dirinya dan bagaimana pimpinan dapat mengendalikan dirinya
dari ucapan, perbuatan, dan sikap yang dapat merugikan aturan
disiplin yang ditetapkan.
c. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan

5
Pembinaan disiplin tidakakan dapat terlaksana dalam perusahaan,
jika tidak ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan
pegangan bersama. Disiplin tidak akan ditegakkan jika peraturan
yang dibuat hanya berdasarkan instruksi lisan yang dapat
berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi.
d. Ada tidaknya aturan pasti yang dapat dijadikan pegangan
Pembinaan disiplin tidakakan dapat terlaksana dalam perusahaan,
jika tidak ada aturan tertulis yang pasti untuk dapat dijadikan
pegangan bersama. Disiplin tidak mungkin ditegakkan jika
peraturan yang dibuat hanya berdasarkan instruksi lisan yang
dapat berubah-ubah sesuai dengan kondisi dan situasi.
e. Keberanian Pimpinan dalam mengambil tindakan
Keberanian pimpinan untuk mengambil tindakan sangat
diperlukan ketika ada seorang karyawan yang melanggar disiplin,
yang sesuai dengan tingkat pelanggaran yang dibuatnya.
Tindakan tegas yang diambil oleh seorang pimpinan akan
membuat karyawan merasa terlindungi dan membuat karyawan
berjanji tidak akan mengulangi kesalahan yang telah dilakukan.

f. Ada tidaknya pengawasan Pimpinan


Orang yang paling tepat melaksanakan pengawasan terhadap
disiplin ini tentulah atasan langsung para karyawan yang
bersangkutan. Hal ini disebabkan para atasan langsung itulah
yang paling tahudan paling dekatdenganparakaryawan yang ada
dibawahnya.Pengawasan yang dilaksanakan atasan langsung ini
seringdisebut WASKAT. Seorang pemimpin bertanggungjawab
melaksanakan pengawasan melekat ini pada tingkat manapun,
sehingga tugas-tugas yang dibebankan kepada bawahan tidak
menyimpang dariapa yang telahditetapkan.
g. Ada tidaknya perhatian kepada para karyawan
Pimpinan yang berhasil member perhatian yang besar kepada
para karyawan akan dapat menciptakan disiplin kerja yang baik.

6
Seorang pemimpin tidak hanya dekat dalam arti jarak fisik, tetapi
juga mempunyai jarak dekat dalam artian batin. Pimpinnan yang
mau memberikan perhatian kepada karyawan akan selalu
dihormati dan dihargai oleh para karyawan sehingga akan
berpengaruh besar kepada prestasi, semangatkerja, dan moral
kerjakaruawan. kerja yang baik.
h. Diciptakan kebiasaan-kebiasaan yang mendukung tegaknya
disiplin, antara lain:
1. Saling menghormati bila bertemu dilingkungan kerja
2. Melontarkan pujian sesuai dengan tempat dan waktunya,
sehingga para karyawan akan turut merasa bangga dengan
pujian tersebut
3. Memberitahu bila ingin meninggalkan tempat kerja
kepada rekan sekerja, dengan menginformasikan kemana
dan untuk urusan apa, walaupun kepada bawahan
sekalipun.

7
BAB III
KASUS

3.1.Kasus Pendisiplinan ASN di Kota Karawang


Sebanyak 19 Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemerintah Kabupaten
Karawang diketahui tidak masuk kerja tanpa keterangan, setelah libur
Pemilu 2019. Para ASN itu dipastikan bakal dikenai sanksi administrasi
hingga pemotongan Tunjangan Penghasilan Pegawai (TPP).

Hal itu disampaikan Kepala Kepegawaian dan Pengembangan


Semberdaya Manusia (BKPSDM) setempat, Asep Aang Rahmatullah,
Kamis 18 April 2019. "Ketidakhadiran mereka diketahui setelah kami
melakukan inspeksi mendadak ke sejumlah Organisasi Perangkat Daerah,"
kata Aang.

Disebutkan, sidak itu dilakukan untuk mengecek tingkat kedisiplinan


ASN dalam mematuhi ketentuan hari dan jam kerja khususnya kehadiran
pada tanggal 18 April 2019 yang dapat dikatakan sebagai hari kejepit
nasional. "Kami membentuk tim untuk mendatangi langsung setiap OPD,"
katanya.

Dijelaskan, dari hasil pemantauan di 74 OPD ditemukan 93 ASN yang


tidak hadir pada hari kerja. Beberapa di antaranya mengaku sakit, cuti, dan
mengikuti pendidikan. Sementara 19 lainnya tanpa keterangan secuilpun.

Aang menuturkan, sesuai Peraturan Bupati Karawang Nomor 88 Tahun


2018 tentang Tambahan Penghasilan PNS di Lingkungan Pemkab
Karawang, pegawai struktural yang tidak masuk kerja tanpa alasan, akan
dipotong atau ditunda pembayaran TPP-nya.

Hal itu teretera dalam Pasal 54 Perbup No.88/2018. "Sebagai atasan


langsung yang terbukti tidak melaksanakan kewajiban untuk melakukan
pembinaan disiplin pegawai sesuai dengan kewenangannya, diberi sanksi
pemotongan atau penundaan pembayaran TPP," ucap Aang.

8
Dijelaskan, para ASN yang indisipliner itu bisa dijatuhi hukuman ringan,
yakni pemotongan TPP sebesar 25 % dengan jangka waktu pemotongan
bervariasi antara 1 bulan sampai dengan 3 bulan.

9
BAB IV
PENUTUP

4.1. Kesimpulan
1. Pendisiplinan kerja ASN di kota Karawang masih kurang dikarenakan
masih adanya Aparatur Sipil Negara di lingkungan Pemerintah
Kabupaten Karawang yang diketahui tidak masuk kerja tanpa
keterangan, setelah libur Pemilu 2019.
2. Bukan hanya di BKPSDM saja, bahkan di instansi-instansi daerah
seperti misalnya di Kantor Kepala Desa juga masih sangat minim
kesadaran akan disiplin para pegawai terhadap kinerja mereka.
3. Contoh sikap yang baik dan ketegasan dari pimpinan diperlukan agar
para pegawai dapat mencotoh tindakan-tindakan yang baik pula

4.2. Saran
1. Sesuai Peraturan Bupati Karawang Nomor 88 Tahun 2018 tentang
Tambahan Penghasilan PNS di Lingkungan Pemkab Karawang,
pegawai struktural yang tidak masuk kerja tanpa alasan, akan dipotong
atau ditunda pembayaran TPP-nya.
2. Dijelaskan, para ASN yang indisipliner itu bisa dijatuhi hukuman
ringan, yakni pemotongan TPP sebesar 25 % dengan jangka waktu
pemotongan bervariasi antara 1 bulan sampai dengan 3 bulan. (Hal itu
teretera dalam Pasal 54 Perbup No.88/2018).
3. Sebaiknya inspeksi mendadak dilakukan secara rutin, agar para pegawai
atau ASN melakukan tindakan disiplin terhadap pekerjaan mereka.

10

Anda mungkin juga menyukai