DOSEN PENGAMPU :
DISUSUN OLEH :
FAKULTAS EKONOMI
2020
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan inayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah penerapan
filsafat ilmu dalam pengembangan keilmuan.
Terima kasih kami ucapkan kepada Ibu Dra. Rr. Ponco Dewi Karyaningsih
MM., selaku dosen Kesekretarisan yang telah membantu kami baik secara moral
maupun materi. Terima kasih juga kami ucapkan kepada teman-teman
seperjuangan yang telah mendukung kami sehingga kami bisa menyelesaikan
tugas ini tepat waktu.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pembaca guna menjadi acuan agar penulis bisa menjadi lebih baik lagi di masa
mendatang. Semoga makalah ini bisa menambah wawasan para pembaca dan bisa
bermanfaat untuk perkembangan dan peningkatan ilmu pengetahuan.
Kelompok 2
i
DAFTAR ISI
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
unsur yang begitu krusial sebab manfaatnya betul-betul tampak (Sembiring &
Nainggolan, 2020). Dengan adanya sumber daya manusia yang baik
diharapkan perusahaan mampu untuk mengoptimalkan dan meningkatkan
kinerja karwayan. Oleh karenanya, upaya peningkatan kinerja karyawan
menjadi hal menantang yang manajemen harus hadapi dengan keseriusan
sebab suksesnya tujuan dan keberlangsungan hidup perusahaan bergantung
pada mutu SDM. Peningkatan kualitas sumber daya manusia sangat
diperlukan agar masing-masing karyawan perusahaan dapat melaksanakan
tugas dan tanggungjawab secara efektif dan efisien. Pencapaian tujuan
berbasis manajemen sumber daya manusia akan menunjukkan bagaimana
seharusnya perusahaan dalam mendapatkan, mengembangkan, membina,
mengevaluasi serta menyejahtera kan karyawan dalam jumlah (kuantitas) dan
tipe (kualitas) yang tepat.
Kinerja bisa memunculkan dampaknya pada karyawan dan perusahaan.
Hal esensial yang perusahaan tuntut pada pekerjanya yaitu keselarasan antara
kinerja pekerjanya dan standar yang perusahaan tetapkan. Tetapi ada hal yang
bisa menstimulus karyawan agar mereka bisa antusias menjalankan
pekerjaannya yang diimbangi dengan keefektifan dan efisiensi yakni dengan
memotivasinya. Hal ini mengindikasikan, perusahaan menunjukkan
kepeduliannya pada kinerja karyawannya, termasuk mengapresiasinya.
Kinerja memberikan pengaruh terhadap karyawan maupun perusahaan
tempat karyawan tersebut bekerja. Sebagai contoh, tingkat kinerja karyawan
yang tinggi mampu meningkatkan pangkat karyawan, meningkatkan
kesempatan untuk dipromosikan, dan meningkatkan pengalaman kerja sesuai
bidang yang dikerjakan. Jika karyawan memiliki kinerja yang rendah hal
tersebut menunjukkan kurang kompetennya karyawan dalam bidang yang
dikerjakan. Hal tersebut berdampak negatif pada karyawan itu sendiri.
Sebagai contoh, karyawan akan lebih lama dinaikkan jabatannya ke tingkat
yang lebih tinggi. Hal terpenting yang perusahaan tuntut adalah kinerja
pekerja sesuai dengan kinerja minimal yang telah ditetapkan perusahaan.
Sehingga untuk menjaga kualitas kinerja pekerja, perusahaan memiliki upaya
3
beberapa yang menyebabkan antara lain, upaya (kerja) yang dikerahkan atau
diusahakan, kemampuan atau kompetensi individu yang bersangkutan dan
pengalaman kerja sebelum bekerja di organisasi yang baru.
Masalah motivasi pada perusahaan haruslah dijadikan sebagai perhatian
yang serius dalam Manajemen. Perusahaan - perusahaan modern dewasa ini
haruslah menjadikan karyawan sebagai aset, bukan lagi hanya sebagai alat
produksi semata. Untuk itu perusahaan perlu menciptakan suatu kondisi yang
kondusif yang dapat membuat karyawan merasa nyaman, terpenuhi
kebutuhannya, sehingga diharapkan motivasi mereka juga tetap terjaga untuk
bersama sama mencapai visi dan misi perusahaan. Kondisi - kondisi kondusif
itu bisa bermacam-macam, tergantung pada karakteristik perusahaan itu
masing masing. Tapi secara umum diantaranya dapat berupa fasilitas yang
disediakan, tingkat kesejahteraan yang memadai, jenjang karir yang jelas,
peluang aktualisasi diri, kenyaman dan keamanan dalam bekerja, jaminan hari
tua dan lain lain. Kepuasan kerja dan motivasi kerja juga akan diteliti apakah
mempunyai pengaruh terhadap kinerja karyawan.
Kepuasan kerja ialah kondisi emosi gembira yang dipicu oleh asesmen
tugas atau tanggung jawab seseorang. Pengaruh kepuasan kerja pada kinerja
karyawan ialah besar kecilnya tingkat kepuasan kerja karyawan yang bisa
memunculkan pengaruhnya pada kinerja mereka. Bila kepuasannya teraih,
maka bisa memunculkan kinerja yang tinggi. Bila motivasi dan kepuasannya
bisa dinaikkan, maka bisa memengaruhi peningkatan kinerjanya secara
signifikan. Kebalikannya, bila motivasinya dan juga kepuasan kerjanya tidak
terkelola dengan bagus maka bisa memengaruhi turunnya mutu kinerja
karyawan. Kepuasan kerja dan motivasi kerja yang dirasakan oleh karyawan
dapat meningkatkan kinerja karyawan. Karyawan yang merasa puas dengan
pekerjaan yang diperoleh akan termotivasi untuk meningkatkan kinerja
sehingga akan berdampak pada meningkatnya keberhasilan perusahaan.
Karyawan yang bekerja dengan senang hati dan tanpa adanya paksaan akan
memberikan hasil yang baik.
6
Bekerja pada bidang tugas yang sama untuk jangka waktu yang lama
akan mudah membuat karyawan merasa bosan. Rutinitas kerja setiap harinya,
pasti akan mengakibatkan kejenuhan, yang pada akhirnya dapat menyebabkan
karyawan tidak maksimal mengeluarkan kemampuan yang dimiliki untuk
kemajuan perusahaan. Karena ada jenjang karir yang jelas, bisa menyebabkan
karyawan tidak lagi punya minat dan kemauan untuk mengembangkan diri,
dan pada titik tertentu mungkin saja menjadi tidak peduli dengan produk atau
tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan, sebab bagi mereka itu sama sekali
tidak akan mempengaruhi posisi dan karir mereka. Kondisi itu bila tidak
disikapi dan dikelola dengan baik oleh manajemen perusahaan, akan dapat
merugikan perusahaan. Oleh sebab itu pengelolaan karyawan semestinya
dijadikan suatu hal yang strategis oleh semua perusahaan termasuk pada
karyawan di lembaga kearsipan.
KAJIAN TEORI
7
8
nya dalam banyak hal dan juga merupakan tenaga emosional yang
sangat penting untuk suatu pekerjaan baru. Menurut Moekijat dalam
(Ardiyana, 2017) motivasi kerja adalah faktor yang menjadi daya
pendorong atau perangsang dalam melakukan suatu pekerjaan. Motivasi
kerja dapat dikatakan sebagai sebuah kekuatan yang berasal dari dalam
diri seseorang maupun dari luar diri seseorang, ketika seseorang
tersebut memulai pekerjaan serta untuk menentukan bentuk arah,
intensitas, dan durasi pekerjaan yang dilakukan.
Adanya motivasi kerja dapat digunakan oleh seseorang sebagai
pemberiaan daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja
seseorang tersebut, agar mereka mau bekerja sama dalam melakukan
suatu pekerjaaan sehingga pekerjaan tersebut menjadi efektif dan
efisien serta terintegrasi dengan segala upaya untuk mencapai suatu
kepuasaan atau tujuan yang diinginkan oleh seseorang tersebut.
Motivasi kerja tidak hanya berbentuk kepentingan ekonomis saja, tetapi
pada dasarnya juga berbentuk kebutuhan psikis dalam melakukan suatu
pekerjaan secara aktif. Menurut Robbins dalam (Dewi, 2015)
menyatakan bahwa motivasi kerja adalah kesediaan mengeluarkan
tingkat upaya yang tinggi untuk pencapaian tujuan organisasi yang di
kondisikan oleh kemampuan upaya tersebut dalam memenuhi beberapa
kebutuhan individual.
Menurut Indriantoro dalam (Rangel Sousa Simoes et al., 2017)
menyatakan bahwa motivasi kerja adalah kekuatan terpendam yang
mendorong seseorang untuk berperilaku secara khusus dalam bekerja,
dan motivasi kerja di dasarkan pada beberapa aspek yang termuat dari
teori Maslow yaitu seperti kebutuhan fisiologis, kebutuhan rasa aman,
kebutuhan sosial, kebutuhan harga diri, dan kebutuhan aktualisasi diri.
Menurut Hasibuan dalam (Laksmiari, 2019) mengatakan bahwa
motivasi kerja adalah pemberian daya penggerak yang menciptakan
kegairahan dalam bekerja bagi seseorang, sehingga memunculkan kerja
sama dan pekerjaan tersebut dalam berjalan dengan efektif dan efisien
9
yang murni berasal dari dalam diri seseorang sebagai penggerak dan
pendorong seseorang untuk bekerja contohnya seperti kebutuhan,
keinginan, persepsi dalam diri, kepuasan diri, dan lain sebagainya,
sedangkan motivasi ekstrinsik adalah motivasi yang menjadi penggerak
dan pendorong seseorang untuk bekerja yang sifatnya berasal dari luar
contohnya seperti gaji, jenis dan sifat pekerjaan, lingkungan pekerjaan,
dan lain sebagainya.
2. Faktor yang Mempengaruhi Motivasi Kerja
Menurut Roth dalam (Dewi, 2015) menyatakan bahwa motivasi
kerja seseorang di pengaruhi oleh dua faktor yaitu motivasi intrinsik
dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik yang
mempengaruhi motivasi kerja seseorang yaitu sebagai berikut :
a. Motivasi intriksik pada motivasi kerja meliputi yaitu :
1) Persepsi seseorang mengenai dirinya sendiri.
2) Kebutuhan.
3) Kepuasan kerja.
4) Harga diri.
5) Keinginan.
6) Prestasi kerja yang di hasilkan
b. Motivasi ekstrinsik pada motivasi kerja meliputi yaitu :
1) Jenis dan sifat pekerjaan.
2) Kelompok kerja dimana seseorang bergabung.
3) Organisasi atau perusahaan dimana tempat seseorang bekerja.
4) Situasi lingkungan kerja.
5) Gaji
imbalan yang diterima dalam kerja, dan hal-hal yang menyangkut faktor
fisik dan psikologis.
(Robbins & Judge, 2009) mendefinisikan kepuasan kerja adalah
suatu sikap umum seorang individu dan banyaknya yang mereka yakini
seharusnya mereka terima. Kepuasan kerja ditentukan oleh beberapa
faktor yakni kerja yang secara mental menantang, kondisi kerja yang
mendukung, rekan kerja yang mendukung, serta kesesuaian kepribadian
dengan pekerjaan. (Handoko, 2008) menyebutkan bahwa kepuasan
kerja merupakan keadaan emosional yang menyenangkan atau tidak
menyenangkan yang mana seseorang memandang pekerjaan mereka.
Selain itu kepuasan kerja juga dapat diartikan sebagai sebuah efektivitas
atau respon emosional terhadap berbagai aspek pekerjaan (Kreitner,
2005).
Jadi, dari pendapat beberapa para ahli di atas dapat disimpulkan
bahwa kepuasan kerja secara sederhana adalah apa yang membuat
seseorang menyenangi pekerjaan yang dilakukan karena mereka merasa
senang dalam melakukan pekerjaannya.
2. Indikator Kepuasan Kerja
Menurut Hasibuan dalam (Ichlapio, 2020), ada beberapa indikator
yang mempengaruhi kepuasan kerja karyawan yaitu:
a. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian.
b. Berat ringannya suatu pekerjaan.
c. Suasana dan lingkungan pekerjaan.
d. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya.
e. Sifat pekerjaan monoton atau tidak.
b. Tingkat kehadiran
Tingkat kehadiran pegawai merupakan salah satu indikator
kepuasan kerja yang dapat dilihat secara langsung. Kepuasan kerja
pegawai yang rendah secara langsung ditunjukkan oleh tingkat
kehadiran pegawai yang rendah.
c. Usia
Usia menunjukkan kecenderungan bahwa pekerja dengan usia
yang lebih muda memiliki ekspektasi yang tinggi terhadap dunia
kerjanya, sehingga jika hal tersebut tidak sesuai dengan realita
menyebabkan pekerja usia muda merasa lebih cepat menjadi tidak
puas. Berbeda dengan pekerja usia yang lebih tua. Mereka cenderung
menetap di satu perusahaan lebih lama, yang artinya pegawai
tersebut lebih puas dan lebih berpengalaman beradaptasi dengan
lingkungan pekerjaannya.
d. Jenjang pekerjaan
Terdapat kecenderungan pegawai dengan posisi yang lebih
tinggi lebih puas dibandingkan pegawai yang berada di struktur yang
lebih rendah.
e. Ukuran perorganisasian perusahaan
Koordinasi, komunikasi, serta partisipasi pegawai menentukan
uukuran perusahaan.
3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja
Menurut Robbins dalam (Rifky et al., 2017) mengemukakan
bahwa variabel yang berhubungan dengan kepuasan kerja, diantaranya:
a. Pekerjaan yang menantang (mentality challenging)
Karyawan cenderung menyukai pekerjaan yang memberikan
kesempatan dalam menggunakan keterampilan dan kemampuan, dan
umpan balik terhadap pekerjaan yang dilakukan.
b. Ganjaran yang pantas (equitable rewards)
Karyawan menginginkan sistem upah dan kebijakan promosi
yang adil, tidak meragukan dan sesuai dengan harapan.
16
Garden Malang)
PEMBAHASAN
30
31
ketelitian yang tajam, namun dengan adanya motivasi kerja yang digunakan
sebagai faktor penggerak dan pendorong, maka para pegawai tersebut tetap
melaksanakan pekerjaanya dengan baik guna mencapai tujuan yang
diinginkan hal ini akan berdampak pada segi kinerjanya. Berkaitan dengan
hal tersebut, motivasi kerja berpengaruh pada kinerja pegawai khususnya
pegawai yang bekerja pada lembaga kearsipan, dimana dengan adanya
motivasi kerja tersebut apa yang menjadi tujuan oleh pegawai tersebut
melalui pekerjaanya dapat di capai.
Hal ini kaitannya dengan penelitian yang dilakukan sebelumnya yaitu
menurut Rivai dalam (Bukhori, 2019) yang menyatakan bahwa pada
dasarnya motivasi kerja pada seorang pegawai akan mendorong pegawai
tersebut agar mampu bekerja keras untuk mencapai tujuan yang
diinginkannya dan diingikan oleh perusahaan dimana tempat pegawai
tersebut bekerja dalam hal ini kaitannya dengan lembaga kearsipan.
Berdasarkan hal tersebut, apabila motivasi kerja yang dimiliki oleh seorang
pegawai tersebut tinggi maka akan mendorong kinerja pegawai tersebut
tinggi pula dan dapat di tunjukkan dari kualitas, kuantitas, dan efektivitas
kerjanya sehingga mencapai produktivitas yang tinggi pula khususnya pada
pegawai di lembaga kearsipan, sehingga dapat dikatakan bahwa motivasi
kerja berpengaruh terhadap kinerja pegawai di lembaga kearsipan.
berlaku pada dirinya. Ini disebabkan karena adanya perbedaan pada masing-
masing individu. Semakin banyak aspek-aspek dalam pekerjaan yang sesuai
dengan keinginan individu tersebut, maka semakin tinggi tingkat kepuasan
yang dirasakannya.
Mangkunegara dalam (Rifky et al., 2017), menyatakan bahwa
karyawan akan merasa puas dalam bekerja apabila aspek-aspek pekerjaan
dan aspek dirinya menyokong dan sebaliknya. Jika aspek tersebut tidak
menyokong, pegawai akan merasa tidak puas. Sedangkan Luthans dalam
(Rifky et al., 2017), menyatakan bahwa salah satu yang mempengaruhi
kepuasan kerja karyawan adalah pekerjaan itu sendiri. Ukuran kepuasan
kerja karyawan adalah mereka dapat menikmati terhadap pekerjaan yang
mereka hadapi. Hasil utama mereka dalam bekerja adalah kerja mereka
sendiri, agar dapat merasakan itu, mereka akan berusaha mengedepankan
kinerja mereka diatas kepuasan yang mereka terima. Dengan membuat puas
terhadap apa yang mereka kerjakan adalah kepentingan yang harus
dijalankan, mereka akan berusaha melaksanakan tugas mereka dengan hati
ikhlas, dan tugas yang diberi bukanlah merupakan beban yang harus
ditanggung, tetapi merupakan kewajiban yang harus diselesaikan.
Kepuasan kerja dapat diukur berdasarkan gaji pokok, peluang
kenaikan gaji, penghargaan atas hasil kerja karyawan, dan promosi jabatan.
Hasil penelitian ini dapat dilihat bahwa dengan kepuasan kerja yang baik
dari perusahaan akan meningkatkan kinerja karyawan. Analisis ini sesuai
dengan hasil kesimpulan yang dibuat oleh [Iwan Kurnia Wijaya, 2018] yang
menyatakan bahwa kepuasan kerja yang tinggi akan memberikan pengaruh
yang baik juga pada kinerja karyawan.
Hal ini menandakan semakin tinggi kepuasan kerja karyawan, maka
karyawan akan menunjukkan kinerja terbaiknya. Apabila perusahaan
senantiasa melaksanakan sistem karir dan kompensasinya dengan baik,
adanya hubungan yang baik antara rekan sekerja, sikap atasan yang selalu
memotivasi, serta lingkungan kerja fisik yang kondusif akan mengakibatkan
karyawan menjadi merasa aman dan nyaman bekerja. Dampaknya adalah,
34
rekan kerjanya. Selain itu, karyawan juga merasa bahwa kompensasi yang
diberikan sudah sesuai dengan yang diharapkan hal ini menyebabkan
karyawan bisa bekerja secara lebih baik, efektif dan dapat menyelesaikan
pekerjaan tepat waktu.
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh antara motivasi kerja dan kepuasaan kerja terhadap kinerja pegawai
pada lembaga kearsipan. Berkaitan dengan hal tersebut, suatu lembaga
kearsipan tentunya ingin memiliki pegawai yang memiliki kinerja yang
tinggi, dimana dengan adanya kinerja yang tinggi dapat meningkatkan
produktivitas pekerjaan yang dilakukan oleh para pegawai kearsipan tersebut
berkaitan dengan pekerjaan kearsipan. Kegiatan kearsipan tentunya
membutuhkan pengetahuan dan keterampilan yang tinggi serta ketelitian
dalam mengerjakan berbagai pekerjaan kearsipan tersebut.
Luasnya ruang lingkup pekerjaan kearsipan tersebut, hal ini tentunya
akan berdampak pada bagaimana kinerja pegawainya yang ditimbulkan dari
rasa lelah dan rasa bosan, sehingga dari hal tersebut akan berdampak pada
menurunnya kinerja pegawai pada lembaga kearsipan. Berdasarkan hal
tersebut, di perlukannya suatu aspek yang menjadi pendorong agar dapat
meningkatkan kinerja pegawai pada lembaga kearsipan tersebut. Faktor
pendorong tersebut yaitu motivasi kerja dan kepuasaan kerja. Motivasi kerja
dan kepuasaan kerja menjadi dua faktor yang saling berkaitan untuk
meningkatkan kinerja seorang pegawai khususnya pada pada pegawai di
lembaga kearsipan.
Motivasi kerja yang tinggi yang dimiliki oleh pegawai lembaga
kearsipan akan meningkatkan kinerjanya, dimana dengan adanya motivasi
kerja tersebut akan menjadi alasan para pegawai lembaga kearsipan tersebut
untuk bekerja keras dalam mencapai tujuan yang diinginkan. Hal ini berkaitan
dengan kepuasaan kerja nya, dimana jika seorang pegawai pada lembaga
kearsipan tersebut memiliki kepuasaan kerja yang di peroleh dari dalam
37
38
4.2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas, maka suatu lembaga kearsipan perlu
memperhatikan berbagai aspek yang menjadi faktor dalam meningkatkan
kinerja para pegawainya, hal ini bertujuan untuk memperoleh hasil kerja pada
bidang kearsipan yang baik dan sesuai dengan apa yang menjadi tujuan utama
dari lembaga kearsipan tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadiansah, R. (2016). PENGARUH MOTIVASI KERJA DAN KEPUASAN
KERJA TERHADAP KINERJA GURU SMK MUHAMMADIYAH
SALATIGA. Interdisciplinary Journal of Communication, 1, 2.
Amalia, S., & Fakhri, M. (2016). Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan Pada PT. Gramedia Asri Media Cabang Emerald Bintaro. Jurnal
Computech & Bisnis, 10(2), 119–127.
Armstrong, M., & Angela, B. (2013). Manajemen Kinerja (Ketiga). PT. Raja
Grafindo Persada.
Astriyani, D. V., Utari, W., Hartati, C. S., Wijaya, U., & Surabaya, P. (2019).
Pengaruh Disiplin Kerja, Kompetensi Dan Insentif Terhadap Kinerja
Karyawan Pada Cv Gavra Perkasa Gresik. Jurnal Manejerial Bisnis Vol. 2
No. 3, 2(3).
Fadhil, A., & Mayowan, Y. (2018). Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan AJB Bumiputera. Jurnal Administrasi Bisnis,
39
40
54(1), 40–47.
Juniantara, I. W., & Riana, I. G. (2015). Pengaruh Motivasi dan Kepuasan Kerja
terhadap Kinerja Karyawan Koperasi di Denpasar. E-Jurnal Ekonomi Dan
Bisnis, 09(4), 611–628.
Mauli, A., & Mukaram, M. (2016). Pengaruh Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja
Karyawan. Jurnal Riset Bisnis Dan Investasi, 2(2), 15.
Parimita, W., Khoiriyah, S., & Handaru, A. W. (2018). Pengaruh Motivasi Kerja
Dan Kompensasi Terhadap Kepuasan Kerja Pada Karyawan Pt Tridaya
Eramina Bahari. JRMSI - Jurnal Riset Manajemen Sains Indonesia, 9(1),
125–144.
Rangel Sousa Simoes, S. C., Riana, G., & Subudi, M. (2017). Pengaruh Motivasi
Kerja Dan Disiplin Diri Terhadap Kepuasan Dan Kinerja Karyawan Kantor
Kabupaten Ainaro Timor Leste. E-Jurnal Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Udayana, 10, 3463.
Risqi, R. O., Ushada, M., & Supartono, W. (2015). Analisis Pengaruh Kepuasan
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan Dengan Pendekatan Kansei Engineering
Perusahaan XYZ. Agritech, 35(1), 78–87.
Rivai, V., & Basri, A. F. M. (2005). Performance Appraisal: Untuk Sistem Yang
Tepat Untuk Menilai Kinerja Karyawan dan Meningkatkan Daya Saing
Perusahaan. PT. Raja Grafindo Persada.
Robbins, S. P., & Judge, T. A. (2009). Perilaku Organisasi (12th ed.). Salemba
Empat.
Suparman, Wahyu, D., & Arifin, M. H. (2019). Pengaruh Motivasi dan Kepuasan
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan 9 Koperasi Di Muara Teweh. Jurnal
Bisnis Dan Pembagunan, 8(1), 52–62.
Tarjo. (2019). Pengaruh Motivasi Kerja dan Kepuasan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan (Studi pada RSUD H. Hanafie Muara Bungo). Jurnal Ilmu
Manajemen (JIM), 2(1), 53–65.
Titin Eka Ardiyana. (2017). Pengaruh Motivasi Kerja Guru Terhadap Kinerja
Guru Akuntansi SMK di Madiun. JUrnal Akuntansi Dan Pajak, 02, 14–23.
Triastuti, N., Sulaiman, F., & Pratama, A. (2018). Pengaruh Lingkungan Kerja
Terhadap Kinerja Karyawan pada CV.Tryunda Jaya. Jurnal Bisnis
Administrasi, 07(01), 50–57.
43
Yudha, P., Putri, A., & Latrini, M. Y. (2013). PENGARUH KEPUASAN KERJA
TERHADAP KINERJA KARYAWAN SEKTOR PUBLIK , DENGAN IN-
ROLE PERFORMANCE DAN Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Udayana ( Unud ), Bali , Indonesia. E-Jurnal Akuntansi, 3, 627–638.