Dosen Pengampu :
Atmi Saptarini ,S.E M.M.
Disusun oleh :
Rizka Istiqomah
2019306301046
DAFTAR ISI
Halaman Judul...........................................................................................................i
Daftar Isi..................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang Masalah...........................................................................1
B.Rumusan Masalah....................................................................................3
C.Tujuan Penelitian......................................................................................3
D.Ruang Lingkup Penelitian........................................................................4
E.Manfaat Penelitian ...................................................................................4
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Menurut Hasibuan (2011:157) pemimpin adalah seorang yang
mempergunakan wewenang dan kepemimpinannya untuk mengarahkan orang
lain serta bertanggung jawab atas pekerjaan orang tersebut dalam mencapai
suatu tujuan. Keberhasilan sebuah perusahaan sangatlah bergantung pada
sikap seorang pimpinan perusahaan itu sendiri. Dalam sebuah perusahaan
( organisasi), pimpinan memiliki peranan yang sangat penting demi kemajuan
perusahaan yang dipimpinnya, mulai dari membuat keputusan yang
berhubungan dengan perusahaan, merencanakan rencana dasar , serta
menentukan arah tujuan dari perusahaan. Seorang pemimpin berkewajiban
memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk membina, menggerakan,
mengarahkan semua potensi karyawan dilingkungannya agar terwujud
volume dan beben kerja yang terarah pada tujuan (M. Toha,2001). Pimpinan
perlu melakukan pembinaan yang sungguh-sungguh terhadap karyawan agar
dapat menimbulkan kepuasan dan komitmen dalam perusahaan sehingga pada
akhirnya dapat meningkatkan kinerja yang tinggi.
Selain itu disiplin kerja juga merupakan faktor yang dapat mempengaruhi
kinerja karyawan. Siswanto (1989) Displin kerja adalah sikap menghormati,
menghargai, patuh dan taat terhadap peraturan-peraturan yang berlaku baik
yang tertulis maupun yang tidak tertulis serta sanggup menjalankannya dan
tidak mengelak menerima sanksi-sanksi apabila ia melanggar tugas dan
wewenang yang diberikan kepadanya. Disiplin kerja merupakan kegiatan dari
manajemen perusahaan yang berfungsi sebagai bentuk pengendalian dalam
menjalankan standard organisasi demi tercapainya tujuan perusahaan. Setiap
perusahaan menginginkan agar para karyawan yang bekerja dapat mematuhi
tata tertib atau peraturan yang telah ditetapkan. Dengan ditatapkannya
peraturan baik tertulis maupun tidak tertulis, diharapkan agar para
karyawannya dapat melaksanakan sikap disiplin dalam bekerja sehingga
kinerja karyawan pun meningkat. Menegakkan kedisiplinan itu penting bagi
perusahaan, karena dengan ditegakkannya kedisiplinan maka perusahaan
akan berjalan tertib dan pekerjaan akan dilakukan secara efektif dan seefisien
mungkin.dan sebaliknya jika disiplin kerja tidak dapat ditegakkan, maka
kemungkinan tujuan yang telah ditetapkan tidak dapat tercapai .
Nada Busana Fashion Store Pringsewu adalah salah satu pusat
perbelanjaan yang menjadi alternatif masyarakat untuk berbelanja kebutuhan
fashion lengkap yang ada di Pringsewu. Untuk mencapai tujuannya, nada
4
busana fashion store pringsewu perlu meningkatkan kinerja dari kayawannya.
Kinerja karyawan dapat ditingkatkan dengan memberikan contoh yang baik
dari seorang pemimpin, memotivasi karyawan dan selalu memperhatikan
karyawan dalam bekerja terutama yang mengalami perilaku yang kurang
biasa. Hal ini membawa konsekuensi bahwa setiap pimpinan berkewajiban
memberikan perhatian yang sungguh-sungguh untuk membina,
menggerakkan, mengarahkan semua potensi karyawan dilingkungannya agar
terwujud volume dan beban kerja yang terarah pada tujuan. Berdasarkan hasil
pengamatan diketahui bahwa kinerja karyawan kurang baik dengan indikasi
adanya beberapa pelanggaran-pelanggaran dari aturan yang sudah ditetapkan
oleh perusahaan seperti terlambat masuk kerja dan tidak mengikuti aturan-
aturan yang ada. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan
menganalisis pengaruh kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap kinerja
karyawan Nada Busana Fashion Store Pingsewu dan untuk mengetahui dan
menganalisi variabel yang dominan berpengaruh terhadap kinerja karyawan
Nada Busana Fashion Store Pingsewu.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan Penelitian
5
3.Ingin mengetahui pengaruh kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap
kinerja karyawan Nada Busana Fashion Store Pringsewu tahun 2022
E.Manfaat Penelitian
1.Manfaat teoritis
Sebagai sumber informasi dan referensi dalam meningkatkan kinerja
karyawan serta menambah wawasan tentang sumber daya manusia yang
telah diperoleh dibangku kuliah didalam dunia kerja yang sesungguhnya.
2.Manfaat Praktis
1)Bagi penulis
Sebagai tempat untuk menerapkan teori yang diperoleh selama kuliah
dan sebagai bekal dalam menerapkan ilmu khususnya manajemen
sumber daya manusia yang telah diperoleh di bangku kuliah.
2)Bagi kampus
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan untuk melengkapi
koleksi bacaan yang dimiliki oleh perpustakaan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis dan merupakan kebijakan kampus sebagai salah satu syarat
untuk kelulusan mahasiswa.
3)Bagi tempat penelitian
a)Sebagai bahan masukan dan pertimbangan bagi perusahaan mengenai
sejauhmana pengaruh kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap
kinerja karyawan di perusahaan.
b)Pimpinan perusahaan dapat memberikan penilaian terhadap kinerja
karyawan dan lebih memperhatikan lagi gaya kepemimpinan dan
disiplin kerja di perusahaan.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A.Kinerja
1.Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan suatu konsep yang berbicara tentang hasil kerja atau
performance. Pendapat para ahli tentang kinerja pun beragam, dengan titik
perhatian yang berbeda. Menurut Anwar Prabu Mangkunegara (2006)
mendefinisikan Kinerja adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai
tanggung jawab yang diberikan (Anwar Prabu Mangkunegara, 2006).
Sedangkan menurut Moehirono (2012:95) kinerja atau performance
merupakan sebuah penggambaran mengenai tingkat pencapaian
7
pelaksanaan suatu program kegiatan atau kebijakan dalam mewujudkan
sasaran, tujuan, visi, dan misi organisasi yang dituangkan dalam suatu
perencanaan strategis suatu organisasi.
Selain itu menurut Afandi (2018:83) Kinerja adalah hasil kerja yang
dapat dicapai oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu perusahaan
sesuai dengan tanggung jawab dan wewenang masing-masing dalam upaya
pencapaian tujuan organisasi secara illegal, tidak melanggar hukum, dan
tidak bertentangan dengan norma dan etika. Sejalan dengan yang
dikemukakan oleh Afandi, Cokroaminoto (2007) mengemukakan
pengertian kinerja karyawan menunjuk pada kemampuan karyawan dalam
melaksanakan keseluruhan tuga-tugas yang menjadi tanggung jawabnya.
Tugas-tugas tersebut biasanya berdasarkan indikator-indikator
keberhasilan yang sudah diterapkan.
Dari beberapa pendapat para ahli tentang pengertian kinerja dapat
diartikan bahwa kinerja adalah sebuah hasil kerja yang dicapai oleh
seorang karyawan dalam suatu perusahaan dalam melakukan tugas-tugas
yang menjadi tanggung jawab untuk mencapai tujuan dari perusahaan.
1.Indikator Kinerja
Berhasil atau tidaknya tujuan dan cita-cita dalam organisasi tergantung
bagaimana kinerja itu dilaksanakan. Menurut Mangkunegara (2009:75)
mengemukakan bahwa indikator kinerja adalah sebagai berikut :
a.Kualitas, yaitu seberapa baik seorang karyawan mengerjakan tugas-
tugas yang telah diberikan.
b.Kuantitas yaitu menunjukan besaran tugas dan kegiatan yang telah
diselesaiakan.
c.Tanggung jawab, yaitu kesadaran akan kewajiban karyawan dalam
melaksanakan pekerjaan yang telah diberikan.
d.Pelaksanaan tugas, yakni seberapa jauh seorang karyawan dapat
melaksanakan tugas yang telah diberikan tanpa adanya kesalahan.
Menurut Suryadi Prawirosentono (2008:27) kinerja dapat dinilai dan
diukur dengan beberapa indikator yaitu :
a.Efektifitas, yaitu jika tujuan perusahaan dapat dicapai dengan kebutuhan
yang direncanakan.
b.Tanggung jawab, merupakan bagian yang tak terpisahkan atau sebagai
akibat dari kepemilikan wewenang.
c.Disiplin, yaitu taat pada hukum dan aturan yang telah ditetapkan
perusahaan.
d.Inisiatif, berkaitan dengan daya pikir, kreatifitas dalam bentuk suatu ide
yang berkaitan dengan tujuan perusahaan.
A.Kepemimpinan
1.Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap
hasil kinerja perusahaan, karena kepemimpinan merupakan aspek utama
dalam pencapaian tujuan perusahaan. Menurut Sutikno (2014)
kepemimpinan adalah kemampuan untuk mempengaruhi dan
menggerakan orang lain untuk mencapai tujuan.
9
Gitosudarmo (2000:127) mendefinisikan kepemimpinan sebagai suatu
proses mempengaruhi aktivitas individu atau kelompok.
Kartono (2009:34) menyatakan bahwa kepemimpinan adalah sifat,
kebiasaan, tempramen, watak, dan kepribadian yang membedakan
seorang pemimpin dalam berinteraksi dengan orang lain.
Pendapat lain juga mengemukakan yakni menurut Taryaman (2016:7)
kepemimpinan adalah suatu ilmu dan seni untuk mempengaruhi orang
lain atau sekelompok individu untuk saling bekerja sama, dan tidak
saling menjatuhkan dalam rangka mencapai tujuan organisasi.
Sutrisno (2014;213) juga mengemukakan pengertian kepemimpinan
yaitu suatu proses kegiatan seseorang untuk menggerakan orang lain
dengan memimpin, membimbing, memengaruhi orang lain untuk
melakukan sesuatu agar hasil yang diharapkan dapat tercapai.
Soerjono Soekanto (2001:318) menyatakan bahwa kepemimpinan
adalah kemampuan pemimpin atau leader untuk mempengaruhi orang
yang dipimpin atau pengikut-pengikutnya. Sehingga orang lain tersebut
bertingkah laku sebagaimana dikehendaki oleh pemimpin tersebut.
Dari pendapat para ahli yang mendefinisikan kepemipinan maka dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan adalah kemampuan seseorang untuk
menggerakan dan mempengaruhi orang lain untuk melakukan sesuatu
agar dapat mencapai suatu tujuan.
2.Syarat-syarat kepemimpinan
Kartini Kartono ( 2008 : 36 ) mengemukakan bahwa konsepsi
mengenai persyaratan kepemimpinan itu harus selalu dikaitkan dengan
tiga hal penting
Yaitu sebagai berikut :
a.Kekuasaan adalah kekuatan, otoritas, dan legalitas yang memberikan
wewenang kepada pemimpin yang mempengaruhi dan menggerakan
bawahan untuk berbuat s esuatu.
b.Kewibawaan ialah kelebihan, keunggulan, keutamaan, sehingga orang
mampu mengatur orang lain , sehingga orang tersebut patuh pada
pemimpin, dan bersedia melakukan perbuatan-perbuatan tertentu.
10
c.Kemampuan, adalah segala daya, kesanggupan, kekuatan, dan
kecakapanatau keterampilan teknis maupun sosial, yang dianggap
melebihi dari kemampuan anggota biasa.
Syarat-syarat kepemimpinan menurut Arep dan Tanjung (2013:99)
ada tiga yaitu :
a.Kemampuan menganalisa dan menarik kesimpulan yang tepat.
Pemimpin harus mampu menganalisa suatu masalah, situasi, atau
serangkaian keadaan tetentu dan menarik kesimpulan-kesimpulan
yang tepat.
b.Kemampuan untuk menyusun organisasi, dapat menyeleksi dan
menempatkan orang-orang yang tepat untuk mengisi jabatan dalam
organisasi yang bersangkutan.
c.Kemampuan untuk menmuat sedemikian rupa agar organisasi dapat
berjalan dengan lancar untuk menuju tujuan, cita-cita dan putusan dari
tingkat yang lebih tinggi kepada bawahannya, agarputusan-putusan itu
dapat diterima dengan baik.
1.Indikator Kepemimpinan
Untuk mengukur kepemimpinan seseorang dalam memimpin suatu
organisasi atau perusahaan diperlukan adanya indikator untuk
mengukurnya. Menurut Kartono (2008:304) indikator kepemimpinan
sebagai berikut :
a.Sifat
Sifat seorang pemimpin sangat berpengaruh daam gaya
kepemimpinan untuk menentukan keberhasilan menjadi seorang
pemimpin yang berhasil , serta ditentukan oleh kemampuan pribadi
pemimpin.
b.Kebiasaan
11
kebiasaan memegang peranan kepemimpinansebagai penentu
pergerakan perilaku seorang pemimpin yang menggambarkan segala
tindakan yang dilakukan sebagai pemimpin yang baik,
c.Temperamen
adalah gaya perilaku seseorang dalam memimpin yang cara khasnya
dalam memberi tanggapan dama berinteraksi dengan orang lain.
d.Watak
Watak seorang pemimpin yang lebih subjektif dapat menjadi penentu
bagi keunggulan seorang pemimpin dalam mempengaruhikeyakinan,
ketekunan, daya tahan, dan keberanian.
e.Kepribadian
Kepribadian seorang pemimpin menentukan berhasil atau tidaknya
dalam mencapai tujuan perusahaanyang ditentukan oleh sifat-sifat
atau karakteristik kepribadian yang dimilikinya.
A.Disiplin Kerja
1.Pengertian disiplin kerja
Disiplin kerja merupakan bentuk sikap ketaatan seseorang terhadap
aturan ketentuan yang berlaku dalam perusahaan. Bagi sebuah
perusahaan disiplin kerja sangat berpengaruh terhadap kinerja seorang
karyawan, karena dengan ditegakkannya disiplin kerja, maka akan
menjamin tata tertib serta kelancaran dalam pelaksanaan tugas, sehingga
perusahaan dapat memperoleh hasil yang optimal.
Menurut Wardana (2008 : 20) Disiplin kerja adalah upaya pengaturan
waktu dalam bekerja yang dilakukan secara teratur dengan
mengembangkan dan mengikuti aturan kerja yang ada.
Menurut Rivai (2019) Disiplin kerja adalah suatu alat yang digunakan
para manajer untuk berkomunikasi dengan karyawan agar mereka
bersedia untuk mengubah suatu perilaku serta upaya untuk meningkatkan
kesadaran dan kesediaan seseorang dalam menaati semua peraturan
perusahaan dan norma-norma sosial yang berlaku.
Sedangkan menurut Hasibuan (2008:444) Kedisiplinan adalah
kesadaran dan kesediaan seseorang menaati semua peraturan perusahaan
dan norma-norma sosial yang berlaku.
12
Dengan demikian disiplin kerja adalah sikap dan kesadaran seseorang
untuk bersedia menaati dan menjalankan aturan-aturan yang telah
ditetapkan oleh perusahaan dan bersedia menerima sanksi apabila
melanggar aturan yang telah ditetapkan.
2.Fungsi Disiplin Kerja
Menurut Tulus Tu’u dalam Indah Puji Hartatik (2004:186)
mengemukakan beberapa fungsi disiplin, yaitu :
a.Menata kehidupan bersama
Disiplin berfungsi mengatur kehidupan bersama, dalam suatu
kelompok tertentu atau masyarakat. Dengan begitu kehidupan yang
terjalin antar individu menjadi lebih baik.
b.Membangun kepribadian
Disiplin juga dapat membangun kepribadian seseorang. Apabila
dalam lingkungan sudah disiplin dan mengikuti aturan-aturan yang
telah ditetapkan maka kepribadiannya pun akan terbentuk sikap
disiplin.
c.Melatih kepribadian
Disiplin merupakan sarana untuk melatih kepribadian pegawai agar
senantiasa menunjukan kinerja yang baik. Sikap, perilaku, dan pola
kehidupan yang baik serta disiplin terbentuk melalui proses panjang.
Proses tersebut terbentuk melalui latihan yang dilakukan pada
lingkungan kerja.
d.Hukuman
Hukuman atau sanksi sangat berpengaruh terhadap kedisiplinan
karyawan. Karena dengan adanya hukuman dan sanksi yang
diterapkan apabila karyawan melanggar aturan-aturan yang ada di
perusahaan, maka karyawan akan disiplin dalam bekerja.
e.Menciptakan lingkungan kondusif
Fungsi disiplin adalah membentuk sikap, perilaku, dan tata
kehidupan berdisiplin dalam lingkungan kerja, sehingga tercipta
suasana tertib dan teratur dalam pelaksanaan pekerjaan yang
menjadikan kinerja karyawan meningkat.
13
Tingkat disiplin kerja seorang karyawan dalam sebuah perusahaan
dapat diketahui melalui indikator-indikator yang ada pada disiplin kerja.
Ada beberapa indikator disiplin kerja seorang karyawan dalam sebuah
perusahaan seperti yang dikemukakan oleh H. Melayu Hasibuan
(2008:194) :
a.Tujuan dan kemampuan
Tujuan dan kemampuan ini ikut mempengaruhi tingkat kedisipinan
karyawan. Tujuan dari pekerjaan yang dibebankan kepada karyawan
harus sesuai dengan kemampuan karyawan yang bersangkutan, agar
karyawan dapat bekerja sungguh-sungguh dan disiplin dalam
mengerjakan pekerjaannya.
b.Teladan pimpinan
Teladan pimpinan sangat berperan dalam menenentukan kedisiplinan
karyawan, karena pimpinan merupakan acuan yang dijadikan contoh
dan teladan dalam perusahaan. Apabila teladan pimpinan baik, maka
bawahannya pun akan mencontoh pimpinannya, begitupun
sebaliknya.
c.Balas jasa
Balas jasa berupa gaji dan kesejahteraan ikut mempengaruhi
kedisiplinan karyawan. Dengan adanya balas jasa yang cukup, hal itu
akan memberikan kepuasan bagi karyawan, sehingga apabila
kepuasan karyawan tercapai maka kedisiplinan akan terwujud
didalam perusahan.
d.Keadilan
Keadilan yang dijadikan dasar kebijakan dalam balas jasa, atau
hukuman akan merangsang terciptanya kedisiplinan karyawan yang
baik. Keadilan ikut mendorong terwujudnya kedisiplinan karyawan
karena sifat manusia yang ingin selalu diberlakukan adil dengan
manusia yang lain.
e.Pengawasan melekat
Pengawasan yang melekat yaitu pengawasan yang dilakukan secara
langsung oleh atasan kepada bawahannya. Pengawasan melekat
merupakan tindaka yang paling efektif dalam mewujudkan
kedisiplinan kerja karyawan.
f.Sanksi hukuman
14
Sanksi hukuman juga berperan dalam menegakkan kedisiplinan kerja
karyawan. Dengan adanya sanksi hukuman, kemungkinan kecil
untuk karyawan melanggar peraturan-peraturan yang yang berlaku.
g.Ketegasan
Ketegasan pimpinan dalam melakukan tindakan akan mempengaruhi
kedisiplinan karyawan. Pimpinan harus berani dan tegas bertindak
apabila karyawan melakukan kesalahan dan melanggar aturan yang
ada di perusahaan.
h.Hubungan kemanusiaan
Hubungan kemanusiaan yang humoris antar sesama karyawan ikut
menciptakan kedisiplinan yang baik pada suatu perusahaan.
Hubungan – hubungan aik bersifat vertikal maupun horizontal yang
terdiri dari direct single relationship, direct group relationship, dan
cross relationship hendaknya harmonis.
A.Kerangka Berfikir
Menurut Sugiyono (2018 : 128) bahwa kerangka pikir merupakan model
konseptual tentang bagaimana teori berhubungan dengan berbagai faktor
yang telah diidentifikasi sebagai hal penting.
Untuk mempermudah dalam memahami persoalan yang sedang diteliti,
serta mengarahkan penelitian pada pemecahan masalah yang sedang dihadapi,
maka penulis membuat suatu kerangka pemikiran. Kerangka pemikiran
adalah skema atau gambar arah pemikiran yang menunjukan hubungan antar
masing-masing variabel yang akan dibahas.
Berdasarkan latar belakang, perumusan masalah, dan landasan teori yang
sudah dijelaskan pada Bab sebelumnya, maka variabel pengaruh
kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap kinerja karyawan secara skematis
digambarkan seperti gssmbsr dibawah ini :
Gambar 2.1
Kerangka Pikir Penelitian
15
Kepemimpinan (X1)
Indikator :
1. Sifat
2. Kebiasaan
3. Watak Kinerja (Y)
4. Kepribadian Indikator :
5. Tempramen
1. Kualitas
2. Kuantitas
3. Tanggung Jawab
4. Pelaksanaan Tugas
1. Tujuan an Kemampuan
2. Teladan Pimpinan
3. Balas Jasa
4. Keadilan
5. Pengawasan Melekat
6. Sanksi Hukuman
7. Ketegasan
8. Hubungan Kemanusiaan
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
17
Sugiyono (2018 : 2) Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan
data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. Maksud dari langkah ilmiah adalah
bahwa kegiatan penelitian didasarkan pada ciri-ciri keilmuan yakni rasional,
sistematis, dan empiris. Rasional berarti kegiatan penelitian yang dilakukan
dengan cara masuk akal, sehingga terjangkau oleh penalaran manusia. Empiris
berarti cara-cara yang dilakukan dalam meneliti dapat diamati oleh indra manusia,
sehingga orag lain dapat mengamati dan mengetahui cara yang digunakan.
Sistematis artinya cara yang digunakan dalam penelitian menggunakan langkah-
langkah tertentu yang bersifat logis.
Berdasarkan pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa data yang
diperoleh melalui penelitian ini adalah data rasional, empiris, dan sistematis yang
mempunyai kriteria tertentu yaitu valid. Valid menunjukan derajat ketepataan
antara yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dapat
dikumpulkan oleh peneliti.
Menurut Sugiyono (2010 : 7) terdapat beberapa jenis metode penelitian yaitu
antara lain :
a.Metode penelitian kuantitatif
Yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang
telah diterapkan.
b.Metode penelitian Kualitatif
Yaitu metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat positivisme,
digunakan untuk meneliti pada kondisi objek yang alamiah, (sebagai
lawannya adalah eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen kunci,
teknik pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan),
analisis data bersifat kualitatif/induktif, dan hasil penelitian kualitatif
lebih menekankan makna daripada generalisasi.
1.Desain Penelitian
Desain penelitian yaitu strategi yang dipilih oleh peneliti untuk
mengintegrsikan secara menyeluruh komponen riset dengan cara logis dan
sistematis untuk membahas dan menganalisis apa yang menjadi fokus
penelitian. Menurut Umar (2007 : 6) desain penelitian dapat diartikan
sebagai suatu rencana kerja yang terstrukturdalam hal hubungan-hubungan
antar variabel secara komperhensif sedemikian rupa agar hasil risetnya
dapat memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan riset.
Dalam hal ini, peneliti menggunakan desain penelitian studi deskriptif.
Menurut Sugiyono (2010 :12) penelitian deskriptif adalah penelitian yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau
lebih (independent) tanpa membuat perbandingan atau menghubungkan
dengan variabel lain.
Menurut Sugiyono (2010 : 24), yang termasuk dalam metode kuantitatif
adalah metode eksperimen dan survey, oleh sebab itu metode yang
19
digunakan dalam penelitian ini adalah metode survey. Dimana metode
survey digunakan untuk mendapatkan data dari tempat tertentu yang
alamiah (bukan buatan), tetapi peneliti melakukan perlakuan dalam
pengumpulan data, misalnya dengan mengedarkan angket, kuesioner, test,
wawancara terstruktur, dan lain sebagainya.
3.Sampling
Menurut Sugiyono (2010 : 116) sampling merupakan teknik atau cara
pengambilan sampel. Untuk penentuannya sendiri terdapat berbagai teknik
sampling yang digunakan. Menurut Sugiyono (2010 : 117) teknik
sampling dibedakan menjadi dua yaitu :
a.Probability Sampling
Adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang
sama bagi setiap unsur (anggota) populasi untuk dipilih menjadi
anggota sampel.
Macam-macam anggota probability sampling diantaranya :
20
a)Simple Random Sampling
Pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak
tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
b)Proportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang
tidak homogeny dan data berstrata secara proposional.
c)Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel bila
populasi berstrata tetapi kurang prporsional.
d)Cluster Sampling (Area Sampling)
Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang
akan diteliti atau sumber data sangat luas.
Gambar 3.1
Kisi-kisi Instrumen
Item
Variabel Indikator Jumlah
Pertanyaan
23
Kepemimpinan 1.Sifat 1-3 3
(X1) 2.Kebiasaan 4-6 3
3.Tempramen 7-9 3
4.Watak 10-12 3
5.kepribadian 13-15 3
Disiplin Kerja 1.Tujuan dan kemampuan 1-3 3
(X2) 2.Teladan pimpinan 4-6 3
3.Balas jasa 7-9 3
4.Keadilan 10-12 3
5.Pengawasan melekat 13-15 3
6.Sanksi hukuman 16-19 3
7.Ketegasan 20-23 3
8.Hubungan kemanusiaan 24-26 3
Jumlah 43
1)Penyusuna Angket
Setelah kisi-kisi dibuat maka item-item pertanyaan disertai
alternatif jawaban kemudian disusun pedoman pengisian angket
agar responden tidak merasa kesulitan ketika mengisi angket. Agar
jawaban responden dapat diukur, maka jawaban responden diberi
skor.
2)Menentukan Skor Angket
Menurut Sugiyono (2010 : 93)bahwa penilaian atau skor angket
berpedoman pada skala likert. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok
orang tentang fenomena sosial. Peneliti enetapkan skala
pengukuran dengan skala likert dengan jenis interval, dimana
peneliti sendiri yang menentukan nilai range jawaban. Dalam
prosedur skala likert ini, sejumlah pertanyaan disusun dengan
jawaban responden yang berada dalam satu kontinum antara sangat
setuju dan sangat tidak setuju.
24
Menurut Sugiono (2010 : 133) bahwa jawaban-jawaban setiap
item instrumen yang menggunakan skala likert mempunyai
graadasi dari sangat setuju sampai sangat tidak setuju yang dapat
berupa kata-kata.
Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban itu dapat
diberi skor misalnya :
1.Jawaban sangat setuju diberi skor 5
2.Jawaban setuju diberi skor 4
3.Jawaban cukup setuju diberi skor 3
4.Jawaban tidak setuju diberi skor 2
5.Jawaban sangat tidak setuju diberi skor 1
Kuesioer persepsi setelah dinilai dengan skala likert selanjutnya
digolongkan menjadi 3 kategori yaitu baik, sedang dan kurang.
Setelah membuat kategori atas setiap jawaban responden
selanjutnya mencari interval dari setiap kategori dengan
menggunakan rumus sebagai berikut :
I = NT – NR
K
Keterangan : I : Interval
NT : Nilai tertinggi
NR : Nilai terendah
K : Kategori jawaban
(Sugiyono, 2010:240)
a)Kepemimpinan
Pada kuesioner kepemimpinan (X1) dibuat sebanyak 15
pertanyaan. Sehingga nilai teringginya (Nmax) yaitu 5 x 15 =
45. Dan nilai terendahnya (Nmin) yaitu 1 x 15 = 15.
Selanjutnya dibuat kelas interval sebagai berikut :
25
3.Skor 35-45, kepemimpinan berkategori sangat baik
a)Disiplin Kerja
Pada kuesioner disiplin kerja (X2) dibuat sebanyak 24
pertanyaan. Sehingga nilai tertingginya (NT) yaitu 5 x 24 =
120. Dan nilai terendahnya (NR) yaitu 1 x 24 = 24.
Selanjutnya dibuat kelas interval sebagai berikut :
A.Analisis Instrumen
Proses selanjutnya setelah penyusunan angket yaitu pengujian angket
untuk mengetahui terlebih dahulu dengan melakukan uji validitas dan uji
reliabilitas.
1.Uji Validitas
Menurut Sugiyono (2010 : 172) valid berarti instrumen yang
dapat digunakan untuk mengukur apa yang sehausnya diukur. Instrumrn
ini dikatakan valid atau sah apabila mempunyai validitas yang tinggi.
26
Teknik yang digunakan dalam uji instrumen adalah teknik korelasi
product moment dengan angka kasar menggunakan rumus :
Keterangan :
rxy = Koefisien korelasi antara variabel X dan Y
n = Variabel prediktor
x = Jumlah data observasi
y = Variabel kriterium
Kriteria uji validitas jika rxy > rtabel taraf signifikan 5% berarti item
pernyataan valid, sebaliknya jika rxy < rtabel maka item pernyataan tidak
valid sekaligus tidak memenuhi persyaratan.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah berupa
angket, yaitu angket pengaruh kepemimpinan dan disiplin kerja terhadap
kinerja karyawan. Sebelum digunakan sebagai alat uji angket tersebut
harus diuji validitas dan reliabilitinya agar diperoleh angket valid dan
reliable.
2.Uji Reliabilitas
Menurut Arifin (2011 : 248), Uji reliabilitas adalah suatu
instrumen yang cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Reliabilitas adalah
derajat konsistensi instrumen yang bersangkutan. Reliabilitas berkenaan
dengan pertanyaan, apakah suatu instrumen dapat dipercaya dan sesuai
dengan kriteria yang telah ditetapkan.
Dalam uji reliabilitas digunakan apabila pertanyaan-pertanyaan dalam
angket terbukti valid. Instrumen yang di uji cobakan beberapa kali apabila
mempunyai reliabilitas yang baik maka hasilnya akan tetap sama atau konsisten,
dengan kata lain pengukuran reliabilitas bertujuan untuk mengetahui ketepatan
instrumen atau data yang diteliti. Pengukuran reliabilitas tersebut dengan rumus :
Keterangan :
R11 = Reliabilitas instrumen yang dicari
= rhitung yang telah disebutkan sebagai indeks korelasi antara dua
belahan instrumen
27
Dasar pengambilan keputusan :
Hasil output nilai Alpha Cronbach’s dibandingkan dengan nilai rtabel. Jika
rhitung > rtabel maka dapat disimpulkan bahwa item-item tersebut reliabel.
Kriteria besarnya koefisien reliabilitas menurut Arikuto (2006 : 276)
adalah :
3.Uji Hipotesis
a.Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis ini digunakan untuk mengetahui pengaruh antar variabel yang
akan diujikan yaitu untuk mengetahui pengaruh dari variabel
kepemimpinan (X1) dan disiplin kerja (X2) terhadap variabel Kinerja
karyawan (Y). Menurut Budiyono (2015 : 126) persamaan regresi
linier berganda adalah sebagai berikut :
Y = b0+X1b1+X2b2+ei
Keterangan :
Y = Kinerja Karyawan
X1 = Kepemimpinan
X2 = Disiplin Kerja
b0 = Nilai konstanta
b(1,2..,n) = Nilai koefisien regresi
Keterangan :
b = koefisien regresi
β = Koefisien eta
SB = Standart error
4)Keputusan uji
a.Uji F (F Test)
Uji ini digunakan untuk melihat apakah kedua variabel
berpebgaruh jika digunakan secara bersama-sama (serentak). Menurut
Budiyono (2015 : 154) “Uji F digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y) secara
bersama-sama.” Hipotesa secara serentak adalah sebagai berikut :
1)Ho : β1 = β2 = 0 (tidak ada pengaruh variabel X terhadap Y)
Ha : β1 ≠ β2 ≠ 0 (ada pengaruh variabel X terhadap Y)
2)Menentukan level of significance : α = 0,05
3)Ho diterima apabila F ≤ Fα ; k, n-k-1
Ho ditolah apabila F > Fα ; k, n-k-1
4)Perhitungan nilai F menurut Budiyono (2015 : 168) adalah sebagai
berikut :
Keterangan :
R2 = Koefisien determinasi
N = Banyaknya pengamatan
M = Jumlah variabel yang diamati
5)Keputusan Ho ditolak atau diterima
a.Koefisien Determinasi
Menurut Budiyono (2015 : 172) “Koefisien determinasi digunakan
untuk mengukur proporsi atau presentasi besarnya sumbangan dari
seluruh variabel bebas (X1 dan X2) yang terdapat dalam model regresi
29
terhadap variabel terikat (Y).” Dengan persamaan rumusnya sebagai
berikut :
Keterangan :
ryt = Koefisien regresi berganda
b(1,2) = koefisien regresi variabel
x = skor variabel independen (X1 dan X2)
y = skor variabel dependen (Y)
DAFTAR PUSTAKA
30
31