OLEH :
AHMAD HAMBALI
2014120009
Fakultas Ekonomi
Program Studi Manajemen
Universitas Tribhuwana Tungga Dewi Malang
2017
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menurut Budi Setiyawan dan Waridin (2006) kinerja karyawan merupakan hasil
atau prestasi kerja karyawan yang dinilai dari segi kualitas maupun kuantitas
berdasarkan standar kerja yang ditentukan oleh pihak organisasi. Kinerja yang
baik adalah kinerja yang optimal, yaitu kinerja yang sesuai standar organisasi dan
mendukung tercapainya tujuan organisasi. Organisasi yang baik adalah
PENDAHULUAN
organisasi yang berusaha meningkatkan kemampuan sumber daya manusianya,
karena hal tersebut merupakan faktor kunci untuk meningkatkan kinerja
karyawan. Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi
perusahaan untuk dapat bertahan dalam suatu persaingan lingkungan bisnis yang
tidak stabil. Oleh karena itu upaya-upaya untuk meningkatkan kinerja karyawan
merupakan tantangan manajemen yang paling serius karena keberhasilan untuk
mencapai tujuan dan kelangsungan hidup perusahaan tergantung pada kualitas
kinerja sumber dayamanusia yang ada didalamnya.
C. Batasan masalah.
Batasan masalah dalam penelitian ini adalah mengacu hanya kepada gaya
kepemimpinan dari pemimpin utama perusahaan PABRIK TAHU DESA
DARAMISTA. Yang nantinya akan di analisa oleh penulis melalui karyawan dari
PABRIK TAHU itu sendiri.
Maksud dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran yang mendalam
dan memberikan bukti empiris mengenai pengaruh gaya kepemimpinan terhadap
kinerja karyawan. Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang ada,
maka penelitian ini dilakukan dengan tujuan: Mengetahui pengaruh variabel gaya
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan.
E. Manfaat penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
a. Kinerja karyawa
Untuk memperoleh kinerja yang tinggi dibutuhkan sikap mental yang memiliki
pandangan jauh ke depan. Seseorang harus mempunyai sikap optimis, bahwa
kualitas hidup dan kehidupan hari esok lebih baik dari hari ini. Furtwengler (2002:
79) mengemukakan bahwa untuk meningkatkan kinerja pegawai, maka organisasi
perlu melakukan perbaikan kinerja. Adapun perbaikan kinerja yang perlu
diperhatikan oleh organisasi adalah faktor kecepatan, kualitas, layanan, dan nilai.
Selain keem pat faktor tersebut, juga terdapat faktor lainnya yang turut
mempengaruhi kinerja pegawai, yaitu ketrampilan interpersonal, mental untuk
sukses, terbuka untuk berubah, kreativitas, trampil berkomunikasi, inisiatif, serta
kemampuan dalam merencanakan dan mengorganisir kegiatan yang menjadi
tugasnya. Faktor-faktor tersebut memang tidak langsung berhubungan dengan
pekerjaan, namun memiliki bobot pengaruh yang sama.
Menurut Bernardin and Russel (1993: 382) terdapat 6 kriteria untuk menilai
kinerja karyawan, yaitu:
1. Quality yaitu Tingkatan dimana proses atau penyesuaian pada cara yang
ideal di dalam melakukan aktifitas atau memenuhi aktifitas yang sesuai harapan.
2. Quantity yaitu Jumlah yang dihasilkan diwujudkan melalui nilai mata uang,
jumlah unit, atau jumlah dari siklus aktifitas yang telah diselesaikan.
3. Timeliness yaitu Tingkatan di mana aktifitas telah diselesaikan dengan
waktu yang lebih cepat dari yang ditentukan dan memaksimalkan waktu yang ada
untuk aktifitas lain.
c. Kepuasan Kerja
Aktivitas hidup manusia beraneka ragam dan salah satu bentuk dari segala
aktivitas yang ada adalah bekerja. Bekerja memiliki arti melaksanakan suatu tugas
yang diakhiri dengan buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang
bersangkutan. Hal ini didorong oleh keinginan manusia untuk memenuhi adanya
kebutuhan yang harus dipenuhi. Kepuasan kerja adalah suasana psikologis tentang
perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan terhadap pekerjaan mereka
(Davis, Keith, 1985). Vroom sebagaimana dikutip oleh Ahmad, M.A. Roshidi
(1999) mendefinisikan kepuasan kerja sebagai satu acuan dari orientasi yang
efektif seseorang pegawai terhadap peranan mereka pada jabatan yang
dipegangnya saat ini. Sikap yang positif terhadap pekerjaan secara konsepsi dapat
dinyatakan sebagai kepuasan kerja dan sikap negatif terhadap pekerjaan sama
dengan ketidakpuasan. Definisi ini telah mendapat dukungan dari Smith dan
Kendall (1963) yang menjelaskan bahwa kepuasan kerja sebagai perasaan
seseorang pega wai mengenai pekerjaannya. Secara sederhana, job satisfaction
dapat diartikan sebagai apa yang membuat orang-orang menginginkan dan
menyenangi pekerja an. Apa yang membuat mereka bahagia dalam pekerjaannya
atau keluar dari pekerjaanya, menurut Robin dalam Siahaan, E.E. .Indra, Hary
dalam penelitiannya menyebutkan bahwa faktor yang mempengaruhi kepuasan
kerja pegawai secara signifikan adalah : faktor yang berhubungan dengan
pekerjaan, dengan kondisi kerja, dengan teman sekerja, dengan pengawasan,
dengan promosi jabatan dan dengan gaji. Smith, Kendal dan Hulin dalam
Bavendam, J. (2000) mengungkapkan bahwa kepuasan kerja bersifat multidimensi
dimana seseorang merasa lebih atau kurang puas dengan pekerjaannya,
supervisornya, tempat kerjanya dan sebagainya. Porter dan Lawler seperti juga
dikutip oleh Bavendam, J. (2000) telah membuat diagram kepuasan kerja yang
menggambarkan kepuasan kerja sebagai respon emosional orang-orang atas
kondisi pekerjaannya. Kepuasan kerja bersifat multidimensional maka kepuasan
kerja dapat mewakili sikap secara menyeluruh (kepuasan umum) maupun
mengacu pada bagian pekerjaan seseorang. Artinya jika secara umum
mencerminkan kepuasannya sangat tinggi tetapi dapat saja seseorang akan merasa
tidak puas dengan salah satu atau beberapa aspek saja misalnya jadwal liburan
(Davis, Keith. 1985). Konsekuensi dari kepuasan kerja dapat berupa meningkat
atau menurunnya prestasi kerja pegawai, pergantian pegawai (turnover),
kemangkiran,atau pencurian (Davis, Keith, 1985).
Ada lima aspek yang terdapat dalam kepuasan kerja, antara lain yaitu :
e. Gaya Kepemimpinan
Perlu diperhatikan terlebih dahulu bahwa yang dimaksud seorang pemimpin tipe
militeristik berbeda dengan seorang pemimpin modern. Seorang pemimpin yang
bertipe militeristik ialah seorang pemimpin yang memiliki sifat-sifat:
Dalam menggerakan bawahannya sistem perintah yang sering dipergunakan
Keterangan:
METODELOGI
a. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan kombinasi pendekatan kuantitatif (metode
survei) dan pendekatan kualitatif. Metode survei adalah metode yang mengambil
contoh data dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok (Singarimbun dan Effendi, 1989). Dengan
memadukan kedua pendekatan tersebut diharapkan upaya pemahaman gaya
kepemimpinan dalam pengambilan keputusan, faktor-faktor yang mempengaruhi
gaya kepemimpinan dan pengaruhnya terhadap kinerja pegawai dapat dilakukan
secara lebih komprehensif. Sedangkan untuk lokasi penulis memilih PABRIK
TAHU DESA DARAMISTA.
b. Penentuan populasi dan sampel.
Populasi adalah gabungan dari seluruh elemen yang berbentuk peristiwa,
hal, atau orang yang memiliki karakteristik serupa yang menjadi pusat perhatian
peneliti, karenanya dipandang sebagai semesta penelitian (Ferdianad, 2006).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh karyawan yang ada di perusahaan
PABRIK TAHU yang berjumlah 168 karyawan. Sampel merupakan subset dari
populasi, terdiri dari beberapa anggota populasi (Ferdinand, 2006). Dalam
penelitian ini tidak digunakan teknik sampling karena sampel yang diteliti adalah
keseluruhan dari populasi yang ada atau disebut dengan sensus. Mengingat jumlah
populasi hanya sebesar 168karyawan, maka layak untuk diambil keseluruhan
untuk dijadikan sampel tanpa harus mengambil sampel dalam jumlah tertentu.
Sehingga sampel dari penelitian ini adalah seluruh karyawan tiap bagian unit
dalam
1. Kinerja karyawan
Kinerja karyawan adalah perbandingan hasil kerja nyata karyawan dengan
standar kerja yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Beberapa indikator untuk
mengukur sejauh mana pegawai mencapai suatu kinerja secara individual menurut
(Bernadin, 1993 dalam Crimson Sitanggang, 2005) adalah sebagai berikut:
a. Kualitas: Tingkat dimana hasil aktifitas yang dilakukan mendekati
sempurna dalam arti menyesuaikan beberapa cara ideal dari penampilan
aktifitas ataupun memenuhi tujuan yang diharapkan dari suatu aktifitas.
b. Kuantitas: Jumlah yang dihasilkan dalam istilah jumlah unit, jumlah siklus
aktifitas yang diselesaikan.
c. Ketepatan Waktu: Tingkat suatu aktifitas diselesaikan pada waktu awal
yang diinginkan, dilihat dari sudut koordinasi dengan hasil output serta
memaksimalkan waktu yang tersedia untuk aktifitas lain.
d. Efektifitas: Tingkat penggunaan sumber daya manusia, organisasi
dimaksimalkan dengan maksud menaikan keuntungan atau mengurangi
kerugian dari setiap unit dalam penggunaan sumber daya.
e. Kemandirian: Tingkat dimana seorang pegawai dapat melakukan fungsi
kerjanya tanpa minta bantuan bimbingan dari pengawas atau meminta
turut campurnya pengawas untuk menghindari hasil yang merugikan.
f. Komitmen Organisasi: Tingkat dimana pegawai mempunyai komitmen
kerja dengan organisasi dan tanggung jawab pegawai terhadap organisasi.
2. Gaya kepemimpinan
Gaya kepemimpinan merupakan cara pemimpin memanfaatkan kekuatan
yang tersedia untuk memimpin para karyawannya. Likret, (1961) dalam Handoko,
(2003) mengemukakan dua kategori gaya dasar ini, orientasi karyawan dan
orientasi tugas, menyusun suatu model empat tingkat efektifitas manajemen.
a. Sistem 1, manajer membuat semua keputusan yang berhubungan dengan
kerja dan memerintah para bawahan untuk melaksanakannya. Standar dan
metode pelaksanaannya juga secara kaku ditetapkan oleh manajer.
b. Sistem 2, manajer tetap menentukan perintah-perintah, tetapi memberi
bawahan kebebasan untuk memberikan komentar terhadap perintah-perintah
tersebut. Bawahan juga diberi berbagai fleksibilitas untuk melaksanakan
tugas-tugas mereka dalam batas-batas dan prosedur-prosedur yang telah
ditetapkan.
c. Sistem 3, manajer menetapkan tujuan-tujuan dan memberikan
perintahperintah setelah hal-hal itu didiskusikan terlebih dahulu dengan
bawahan. Bawahan dapat membuat keputusan-keputusan mereka sendiri
tentang cara pelaksanaan tugas. Penghargaan lebih digunakan untuk
memotivasi bawahan daripada ancaman hukuman.
d. Sistem 4, tujuan-tujuan ditetapkan dan keputusan-keputusan kerja dibuat
oleh kelompok. Bila manajer yang secara formal membuat keputusan,
mereka melakukan setelah mempertimbangkan saran-saran dan pendapat-
pendapat dari para anggota kelompok. Untuk memotivasi bawahan, manajer
tidak hanya menggunakan penghargaan-penghargaan ekonomis tetapi juga
mencoba memberikan kepada bawahan perasaan dibutuhkan dan penting.
e. Jenis dan Sumber Data
Data adalah segala sesuatu yang diketahui atau dianggap mempunyai sifat
bisa memberikan gambaran tentang suatu keadaan atau persoalan (Supranto,
2001). Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi:
1. Data Primer
Menurut Algifari (1997), data primer merupakan data yang diperoleh
secara langsung dari sumber asli (tanpa melalui perantara). Data primer
yang ada dalam penelitian ini merupakan data kuesioner.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung
melalui media perantara (diperoleh dan dicatat oleh pihak lain).
e. Metode Pengumpulan Data
a. Kuesioner
c. Studi Pustaka
A. Tempat penelitian
Di sini saya meneliti di PABRIK TAHU yang beralokasi di desa
daramista kampung laok songai, yang dimana tempat ini menurut saya
sangat signifikan karna tempatnya dekat dengan sawah sehingga limbah
yang di produksi langsung bisa di buang ke sawah masyarakat karna
limbah tahu tersebut berbentuk air.
Pabrik tahu ini sudah berdiri sekitar 11 tahunan, awal mulanya
hanya kecil-kecilan namun tahun tambah tahun penghasilannya bertambah
sehingga sekarang sudah mmempunyai karyawan yang bisa di katakana
banyak.
B. pengujian Hipotesis
KESIMPULAN PENELITIAN
Kesimpulan Penelitian
Dari data primer yang diperoleh dari penyebaran kuesioner maka dilakukan
pengujian reliabilitas untuk mengetahui bahwa jawaban responden terhadap
pernyataan konsisten dari waktu ke waktu. Dan dilakukan pengujian validitas
untuk mengukur sah tidaknya suatu kuesioner. Hasil dari uji reliabilitas dan
validitas menunjukkan bahwa seluruh pernyataan dalam setiap variabel reliabel
dan valid. Dalam uji asumsi klasik yang meliputi uji multikolonieritas, uji
heteroskedastisitas dan uji normalitas menunjukkan bahwa dalam model regresi
tidak ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas dan tidak terjadi
heteroskedastisitas serta memiliki distribusi normal.
Saran saran.
Seorang pemimpin harus mampu menjadi figur yang mampu mambangun dan
meningkatkan motifasi kerja karyawan.
Tampubolon, Biatna. D. 2007. Analisis factor gaya kepemimpinan dan factor etos
kerja terhadap kinerjapegawai pada organisasi yang telah menerapkan SNI
Miller, L.E. (1991). Agr. Edu 885 research method. Ohio state university