COMPILED BY :
CHRISTIN HABEL
NIM :217082012
STUDY ACCOUNTING
2022
1
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan bisnis saat ini sangat maju ditandai dengan persaingan yang
tersebut menjadi perencana dan pelaku aktif berbagai aktivitas dalam organisasi.
Sumber daya manusia bukanlah seperti uang, mesin, dan material yang sifatnya
profesional atau memiliki kinerja yang baik agar perusahaan dapat mencapai
tujuannya dan memiliki nilai yang lebih dibandingkan dengan pesaing yang ada
manajemen SDM dewasa ini dipacu dengan adanya tuntutan untuk lebih
Kebijakan perusahaan yang tidak sesuai dengan kebutuhan dan harapan karyawan
2
Kinerja menurut Mangkunegara (2005: 67) adalah hasil kerja secara kualitas
merupakan bagian yang sangat penting dan menarik karena terbukti sangat
kemampuan yang dimiliki untuk mencapai hasil kerja yang baik, tanpa adanya
kinerja yang baik dari seluruh karyawan, maka keberhasilan dalam mencapai
3
yang berpengetahuan dan berketerampilan tinggi. Hal ini akan membawa
kemajuan bagi
perusahaan. Keberhasilan dalam mencapai tujuan dan kelangsungan hidup
perusahaan berada
pada bagaimana kualitas sumber daya manusia yang ada di dalamnya
Kinerja karyawan merupakan faktor yang memengaruhi pekerjaan dan
kualitasnya. Yaitu dengan melihat bagaimana tanggung jawab seorang
karyawan dalam
mengerjakan apa yang harus ia kerjakan. Agar manajemen yang diberikan
berdampak baik pada
perusahaan dan meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan harus memiliki
kinerja karyawan
yang berpengetahuan dan berketerampilan tinggi. Hal ini akan membawa
kemajuan bagi
perusahaan. Keberhasilan dalam mencapai tujuan dan kelangsungan hidup
perusahaan berada
pada bagaimana kualitas sumber daya manusia yang ada di dalamnya
Kinerja karyawan merupakan faktor yang memengaruhi pekerjaan dan
kualitasnya. Yaitu dengan melihat bagaimana tanggung jawab seorang
karyawan dalam
mengerjakan apa yang harus ia kerjakan. Agar manajemen yang diberikan
berdampak baik pada
perusahaan dan meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan harus memiliki
kinerja karyawan
yang berpengetahuan dan berketerampilan tinggi. Hal ini akan membawa
kemajuan bagi
perusahaan. Keberhasilan dalam mencapai tujuan dan kelangsungan hidup
perusahaan berada
pada bagaimana kualitas sumber daya manusia yang ada di dalamnya.
Kinerja karyawan merupakan faktor yang memengaruhi pekerjaan dan
kualitasnya. Yaitu dengan melihat bagaimana tanggung jawab seorang
karyawan dalam
mengerjakan apa yang harus ia kerjakan. Agar manajemen yang diberikan
berdampak baik pada
perusahaan dan meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan harus memiliki
kinerja karyawan
yang berpengetahuan dan berketerampilan tinggi. Hal ini akan membawa
kemajuan bagi
perusahaan. Keberhasilan dalam mencapai tujuan dan kelangsungan hidup
perusahaan berada
pada bagaimana kualitas sumber daya manusia yang ada di dalamnya.
Kinerja karyawan merupakan faktor yang memengaruhi pekerjaan dan
kualitasnya. Yaitu dengan melihat bagaimana tanggung jawab seorang
karyawan dalam
mengerjakan apa yang harus ia kerjakan. Agar manajemen yang diberikan
berdampak baik pada
perusahaan dan meningkatkan kinerja karyawan, perusahaan harus memiliki
kinerja karyawan
4
yang berpengetahuan dan berketerampilan tinggi. Hal ini akan membawa
kemajuan bagi
perusahaan. Keberhasilan dalam mencapai tujuan dan kelangsungan hidup
perusahaan berada
pada bagaimana kualitas sumber daya manusia yang ada di dalamnya.
Mathis dan Jackson (2006) menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang
Suatu perusahaan dapat dikatakan efektif apabila adanya interaksi kerja pada
output manusia yang memiliki tingkat absensi yang rendah, perputaran karyawan
Citizenship Behavior (OCB). Pada umumnya OCB belum begitu dikenal, namun
sudah menerapkan OCB dalam bekerja. Oleh karena itu adalah sebuah keharusan
bersifat sukarela dalam bekerjasama dengan teman sekerja dan menerima perintah
fungsi-fungsi organisasi.
Munculnya OCB menjadi hal yang positif bagi perusahaan, karena dengan
adanya OCB dalam sebuah perusahaan maka akan banyak manfaat yang diperoleh
dan juga dengan adanya OCB di dalam sebuah perusahaan dapat menjadi
5
gambaran adanya kinerja yang tinggi dalam perusahaan tersebut. Pengaruh OCB
manajer, menghemat sumber daya yang dimiliki manajemen dan organisasi secara
perubahan lingkungan.
Perilaku OCB dapat berupa perilaku menolong rekan kerja yang sedang
kerepotan dalam pekerjaannya, menggantikan rekan kerja yang tidak masuk atau
mengerjakan tugas orang lain pada saat tidak masuk, tepat waktu setiap hari tidak
peduli pada musim atau lalu lintas, membantu proses orientasi karyawan baru
(Titisari (2014:15) peningkatan OCB dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor
6
Moral selalu ada dalam diri setiap karyawan, Siswanto (2013) mengatakan
bahwa moral karyawan sebagai suatu kondisi rohaniah atau perilaku individu
tenaga kerja dan kelompok yang dapat menimbulkan kesenangan yang mendalam
pada diri setiap tenaga kerja untuk bekerja dengan giat dan konsekuen dalam
peran yang penting bagi kemajuan dan produktivitas kerja perusahaan dan
semangat dan kedisiplinan kerja yang tinggi, bekerja secara maksimal dalam
jawab manajemen yang permanen, karena sekali moral kerja merosot, maka
Selanjutnya moral kerja yang rendah dapat mempunyai akibat jangka panjang dan
manajerial dan profesional kiranya akan jauh lebih berkembang bila moral kerja
dipertahankan pada suatu tingkat yang tinggi, dan gambaran yang diberikan
kondisi moral kerja intern secara luas. Oleh karena itu perlulah untuk terus-
7
Pentingnya moral dalam menjelaskan OCB dijelaskan oleh Siders et al
(2001) yang menyatakan bahwa perilaku OCB dipengaruhi oleh dua faktor utama,
yaitu faktor yang berasal dari dalam diri karyawan (internal) dan faktor diluar
karyawan (eksternal). Faktor internal meliputi moral, rasa puas dan sikap positif,
akan cinta terhadap pekerjaanya. Rasa cinta ini akan menimbulkan kepatuhan dan
kinerja karyawan yang efektif dan efisien. Untuk meraihnya perusahaan perlu
untuk mengusahakan tingkat upaya yang tinggi bagi kepentingan organisasi demi
pencapaian tujuan, perusahaan yang memiliki SDM yang baik adalah sebagai
modal agar dapat bersaing dengan perusahaan lain yang lebih maju. Komitmen
organisasi.
8
Karyawan akan tetap tinggal atau bertahan pada suatu organisasi apabila
berbagai upaya agar karyawan memiliki komitmen yang kuat dan loyal terhadap
sangat bergantung pada sejauh mana kebutuhan dan tujuan karyawan terpenuhi.
berinovasi, dan dilibatkan dalam pencapaian tujuan organisasi. (3) faktor harapan,
karyawan memiliki kesempatan yang luas untuk berkarier dan kesempatan untuk
meraih posisi yang lebih tinggi. (4) faktor ikatan emosional, karyawan merasa ada
ikatan kekeluargaan dalam organisasi atau organisasi telah memberikan jasa yang
perusahaan agar karyawan dapat termotivasi untuk berkinerja baik dan merasa
puas atas hasil kerjanya. Pekerjaan merupakan lebih dari sekedar aktivitas
sebuah truk. Setiap pekerjaan menuntut interaksi dengan rekan kerja dan atasan-
memenuhi standar-standar kinerja, menerima kondisi kerja yang acap kali kurang
9
dihasilkan secara maksimal. Salah satu bentuk perusahaan yang sudah dikenal
perserikatan dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri dari atas mereka yang
lemah dan diusahakan selalu dengan semangat tidak memikirkan diri sendiri
simpan pinjam adalah koperasi yang bergerak dalam bidang pemupukan simpanan
dana para anggotanya, untuk kemudian dipinjamkan kembali kepada para anggota
Persaingan antara Koperasi Simpan Pinjam saat ini sangat pesat, Kota
Kupang memiliki 25 Koperasi Simpan Pinjam yang sedang berjalan dan saling
bersaing baik secara local maupun global dengan kemampuan setiap organisasi
yang selalu berusaha untuk menjadi yang terbaik dari para pesaingnya. Koperasi
Simpan Pinjam Credit Union Serviam (KSP CU Serviam) merupakan salah satu
KSP di Nusa Tenggara Timur yang pesat perkembangannya. KSP ini dimulai dari
Kota Kupang namun kini sudah berkembang hingga memiliki 7 kantor cabang
dan 10 kantor kas yang tersebar di Pulau Timor. Pertumbuhan ini merupakan
indikasi bahwa kinerja KSP CU Serviam dapat dikategorikan baik sehingga dapat
merupakan jaminan bahwa secara internal tidak terjadi masalah. KSP CU Serviam
telah berusaha dengan baik dalam menghadapi persaingan bisnis yang sangat ketat
10
diantara usaha sejenis dan dapat menjadi salah satu ancaman bagi KSP CU
karyawan untuk tidak hanya memiliki skill dan kualitas kerja yang tinggi tetapi
juga memiliki perilaku kerja ekstra yang dikenal sebagai OCB. Perilaku ektra
segera bekerja kembali saat istirahat habis, datang kerja lebih awal, dan membantu
karyawan lain di luar bagian. Perilaku perilaku ini disebut sebagai perilaku
extra role ini belum didapati pada semua karyawannya. Pada umumnya semua
kondisi yang belum membudaya, selalu mengeluh jika harus menggantikan tugas
teman lainya, belum segera bekerja setelah jam istirahat belum dilakukan oleh
semua karyawan. Karyawan hanya berupaya untuk mencapai target kerja tanpa
Faktor internal penting yang mempengaruhi OCB yaitu moral karyawan dan
komitmen organisasional. Faktor moral kerja dalam hal ini mengerti, mengetahui
yang dilakukan. Seseorang yang sadar akan cinta terhadap pekerjaanya. Rasa cinta
11
ini akan menimbulkan kepatuhan dan kerelaan serta kesediaan untuk berkorban
loyalitas terhadap organisasi seperti absensi, usaha kerja yang lebih keras dan
perpindahan kerja. Karyawan yang memiliki moral kerja yang tinggi pasti
mengerti dan sadar untuk mengikuti aturan kerja serta di tunjukan dalam
komitmen yang tinggi sehingga cenderung loyal dan ingin tetap bergabung
dapat di tunjukkan dari salah satu indikatornya yaitu, kurang patuh terhadap
aturan organisasi dalam hal ini tingkat kehadiran (absensi). Perusahaan telah
yang ada belum dapat mengubah moral kerja seorang karyawan yang berdampak
KSP CU Serviam selama tahun 2019 sebesar 93%, dengan tingkat ketidakhadiran
7%. Persentasi ini cukup tinggi jika dihubungkan dengan batasan ketidak wajaran
absensi yang dikemukakan oleh Hasibuan (2002) adalah 5,7% dan bila absensi
dari suatu perusahaan telah tercapai di atas 5,7% maka diperlukan perhatian sebab
telah melebihi batas. Persentase tingkat absensi karyawan saat ini sudah tergolong
tinggi dimana tingginya tingkat absensi karyawan juga disebabkan karena banyak
karyawan terlambat untuk hadir, terlambat masuk kantor dan bahkan beberapa
alasan upacara.
12
Tabel 1.1
Presentase Kehadiran Pegawai Kantor Pusat KSP CU Serviam Tahun 2019
Jumlah
Jumlah Jumlah Jumlah Presentase
Jumlah Hari
Hari Hari Kerja Hari Kerja Tingkat
No Bulan Karyawan Tidak
Kerja Seharusnya Senyatanya Kehadiran
(orang) Hadir
(hari) (hari) (hari) (%)
(hari)
G = F/D x
A B C D=BxC E F=D-E
100
1 Januari 58 22 1276 102 1174 92%
2 Februari 57 23 1311 98 1213 92.5%
3 Maret 57 25 1425 92 1333 93.5%
4 April 57 20 1140 103 1037 90.9%
5 Mei 59 25 1475 99 1376 93.2%
6 Juni 65 22 1430 112 1318 92.1%
7 Juli 65 27 1755 98 1657 94.4%
8 Agustus 62 26 1612 114 1498 92.9%
9 September 65 25 1625 106 1519 93.4%
10 Oktober 65 27 1755 109 1646 93.7%
11 November 67 25 1675 96 1579 94.2%
12 Desember 67 21 1407 95 1312 93.2%
Rata-Rata 93%
Sumber : KSP CU Serviam Kupang, 2019 (Data Sekunder)
Pada penjelasan berdasarkan pra survey tersebut dapat disimpulkan bahwa
OCB di KSP CU Serviam masih rendah dimana indikasi juga terlihat dari
ian Djati and Michael (2011) dan Djati and Michael (2013) yang
13
2. Penelitian tentang pengaruh komitmen organisasional terhadap OCB oleh
Rini, dkk. (2013), Darmawati, dkk (2010), Bogler dan Somech (2014),
dkk.(2011), Faruk (2013), Ibrahim and Andi (2013) dan Sumarni (2011) yang
signifikan terhadap OCB. Namun hasil penelitian ini tidak konsisten dengan
terhadap OCB.
Serviam)”, yaitu: pertama: alasan praktis dari masalah yang dialami KSP CU
Serviam, dan kedua: alasan teoritas berdasarkan pertentangan hasil penelitian dari
beberapa peneliti.
14
3. Apakah komitmen organisasional berpengaruh berpengaruh positif dan
Serviam?
Sesuai dengan rumusan masalah di atas, tujuan dari penelitian ini adalah :
Serviam.
1. Manfaat Teoritis
15
2) Memperkaya khasanah ilmu pengetahuan, khususnya pengembangan
manusia (SDM).
2. Manfaat Praktis
16
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
atau tidak secara eksplisit dikaitkan dengan sistem reward, dan memberi
individu atau perseorangan yang sukarela dan bukan bagian dari syarat
Resckhe, 1997).
17
dihargai oleh perusahaan tapi tidak secara langsung berhubungan dengan
produktivitas individu.
rekan kerja
manajer
18
b. Karyawan yang sopan, yang menghindari terjadinya konflik
manajemen
19
menghabiskan energi dan waku untuk pemeliharaan fungsional
kelompok
berkurang
pada organisasi.
20
a. Membantu tugas karyawan yang tidak hadir di tempat kerja atau
perubahan lingkungan
cepat
munculnya OCB tersebut yang akan dibahas adalah budaya dan iklim,
21
atasan dan bawahan, masa kerja, dan jenis kelamin. Menurut Organ at al.,
(2006):
22
karyawan akan secara sukarela memberikan bantuan kepada orang
lain.
perilaku citizenship.
23
mengerjakan pekerjaan selain yang biasa mereka lakukan, hal ini
karyawan untuk melakukan lebih dari tugas yang telah diberikan atau
e. Masa kerja; masa kerja dapat berfungsi sebagai prediktor OCB karena
4. Dimensi OCB
diandalkan
24
b. Smith et al., (1983) menyarankan OCB dibagi menjadi altruism dan
kepatuhan umum.
organisasi (OCB-I).
lain (misalnya Bateman dan Organ, 1983, Smith et al, 1983). Lima
Organ dan Podsakoff. Menurut Organ (1988) OCB dibangun dari 5 (lima)
25
digunakan untuk mengkonseptualisasi OCB adalah dimensi-dimensi yang
tugas dalam organisasi maupun masalah pribadi orang lain. Dimensi ini
karyawan akan lebih sopan dan bekerja sama dengan yang lain sehingga
lain.
26
sumbersumber yang dimiliki oleh organisasi). Dimensi ini mengarah
komplain.
dengan pekerjaan.
27
seperti mengikuti kursus, pelatihan, seminar, atau mengikuti
Seperti halnya sebagian besar perilaku yang lain, OCB ditentukan oleh
banyak hal artinya tidak ada penyebab tunggal dalam OCB. Sesuatu yang
masuk akal bila kita menerapkan OCB secara rasional. Salah satu
28
OCB dengan kepuasan konsumen semakin tinggi tingkat OCB di
karyawan dilakukan oleh Chen, et al. (1998, dalam Jehad, dkk, 2011).
29
Mathis dan Jackson (2006) menjelaskan bahwa komitmen
organisasi.
30
mengidentifikasikan keterlibatan dirinya ke dalam bagian organisasi. Hal
organisasi.
organisasi.
dalam organisasi.
tiga faktor, yaitu (1) kepercayaan dan penerimaan yang kuat terhadap
31
dapat ditinggalkan karena alasan tertentu, seperti misalnya pegawai
pegawai.
diantaranya adalah:
32
proses pembentukan komitmen itu sendiri, dimana komitmen dibentuk
oleh tiga faktor, yaitu : (1) faktor internal yang meliputi harapan untuk
33
1. Komitmen Afektif: komitmen afektif berkaitan dengan hubungan
34
organisasinya disebabkan karena tekanan dari yang lain. Karyawan
diinginkannya.
35
Edison (2016) menyatakan Komitmen karyawan terhadap
tujuan organisasi.
untuk berkarier dan kesempatan untuk meraih posisi yang lebih tinggi,
kerabat/keluarga.
36
2.1.3 Moral Karyawan
Kata moral berasal dari bahasa latin yaitu mores yang berarti etika
atau tata susila (ethics), sikap (attitude) atau perilaku (behavior). Moral
memuat ajaran atau ketentuan baik dan buruknya suatu tindakan yang
karyawan yang rendah dan apabila seorang karyawan memiliki moral kerja
yang rendah akan berakibat jangka panjang dan jauh lebih merusak
37
tingkat kepuasan karyawan dengan kondisi organisasi dan keadaan
menyenangkan.
keuangan
kelompok.
38
2. Faktor-Faktor Moral Kerja Karyawan
Moral kerja seseorang tidak berada pada sebuah ruang yang kosong,
ibarat munculnya rasa haus karena di dalam tubuh kekurangan zat cair.
Akan tetapi rasa haus itu akan semakin cepat datang manakala seseorang
demikian adanya.
39
dilakukannya makin tehnis. Dengan demikian, faktor-faktor yang
5. Upah dan gaji. Secara umum, semakin tinggi upah dan gaji, makin
tinggi pula moral kerja karyawan. Hal ini tidaklah mutlak karena pada
unit kerja yang menawarkan upah dan gaji tinggi biasanya tuntutan
40
terdorong untuk tampil dengan moral kerja yang tinggi ataukah
sebaliknya.
pada kondisi masaing-masing dan adalah hal yang sangat susah untuk
merupakan hal yang mutlak adanya penurunan akan tetapi indikasi ini
41
karyawan yang tidak betah. Apabila dalam perusahaan tersebut sering
42
4. Proses Terbentuknya Moral Kerja Kayawan
situasi tertentu secara selektif, dan hasil dari proses persepsi, belajar, dan
dengannya. Dalam hal ini antara persepsi dan sikap akan selalu terjadi
(Davis, 1989), maka pada saat itu moral kerja mulai terbentuk. Adapun
43
intensitas gairah dan kemauan tersebut akan berbeda pada masing-masing
individu atau kelompok, dan hal itu pulalah yang membedakan ciri-ciri
lama untuk memperbaikinya kembali. Moral kerja dan gairah kerja ini bisa
serta kombinasi keduanya. Cara atau kombinasi cara mana yang paling
tepat bergantung pada situasi dan kondisi perusahaan tersebut dan tujuan
1. Gaji yang cukup: dengan adanya gaji yang cukup karyawan dihrapkan dapat
bekerja dengan tenang dan diikuti semangat yang tinggi. Hal tersebut sangat
juga bukan merupakan masalah yang sepele karena masalah ini berkaitan
3. Sekali-kali perlu suasana santai: suasana santai sangat diperlu kan untuk
menghindari rasa tegang dan bosan bagi karyawan. Rasa tegang dan bosan
bersama-sama.
44
4. Harga diri yang perlu mendapatkan perhatian: gaji yang cukup ternyata
seorang yang gajinya cukup pindah ke perusahaan lain yang tingkat gajinya
lebih rendah. Ini disebabkan adanya perhatian harga diri yang rendah.
menyebabkan rasa malu dan jengkel dan akibat mental yang lain.
5. Beri kesempatan untuk maju: kesempatan untuk maju perlu dibuka selebar-
6. Perasaan aman menghadapi masa depan: setiap karyawan pasti tidak hanya
memikirkan hidup untuk saat ini tapi memikirkan waktu yang akan datang.
Bagaimana mungkin disaat yang akan datang jika dikaitkan dengan tempat
lebih baik.
45
9. Pemberian insentif yang terarah: pemberian insentif merupakan daya
perangsang yang kuat untuk meningkatkan semangat dan gairah kerja. Akan
pekerjaan.
sebagainya.
bagi anggota menjadi lebih baik dan lebih maju. Dalam koperasi anggotanya
koperasi.
oleh koperasi disalurkan dalam bentuk pinjaman atau kredit kepada anggota
46
dan calon anggota. Dengan cara pinjam (KSP) dan atau Unit Usaha Simpan
pinjam.
kembali dana tersebut melalui usaha simpan pinjam dari dan untuk anggota
yaitu dari modal sendiri dan dari modal pinjaman. Modal pinjaman adalah
modal yang dihimpun dari para anggota, koperasi lain, dan lembaga
keuangan lain seperti Bank. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari
47
simpanan sukarela, dan hibah. Secara ringkas, berikut adalah beberapa
d) Hibah/ Donasi, yaitu uang atau barang modal yang memiliki nilai yang
seorang petani dapat membeli pupuk, benih unggul, cangkul, dan alat-alat
memperoleh laba tapi manfaatnya bagi para anggota. Namun, tentu saja
48
setiap lembaga keuangan harus diupayakan agar bisa memperoleh laba.
a) Uang simpanan dan tabungan akan lebih aman, terjamin, dan produktif.
Pinjam.
koperasi.
b) Pelayanan pemberian kredit sangat cepat dan mudah tanpa agunan atau
jaminan kredit.
49
d) Pada akhir tahun buku jasa bunga kredit itu dibagikan kepada para
Rumah Tangga.
d) Laba koperasi dari Sisa Hasil Usaha (SHU) diberikan kepada anggota
Komitmen Organisasi dan Motivasi Kerja terhadap OCB di Alam Puri Villa
50
Citizenship Behavior Pada Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu
regresi linear berganda dengan bantuan program SPSS for windows. Hasil
51
52
Tabel 2.1 Ringkasan Kajian Empirik
No Penelitian/Judul (Tahun) Variabel Metodologi Sampel Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan
Penelitian Dan Analisis Penelitian Penelitian
1 Diatmika dan Suwandana (2016) 1) Variabel X1: Metode analisis 1. Komitmen organisasi Menggunakan Objek penelitian,
Pengaruh Komitmen Organisasi Komitmen yang digunakan berpengaruh positif dan variabel OCB permasalahan
dan Motivasi Kerja terhadap Organisasi adalah analisis signifikan terhadap sebagai variabel penelitian,
Organizational Citizenship 2) Variabel X2: regresi linier OCB dependennya indikator
Behavior di Alam Puri Villa Art Motivasi Kerja berganda. penelitian,
Museum Resort and Spa Penatih 3) Variabel Y: populasi dan
Denpasar Organizational sampel serta hasil
Citizenship analisisnya.
Behavior .
2 Sucahya dan Suana (2016) 1) Variabel X1: Metode analisis yang 1. Moral karyawan Menggunakan Objek penelitian,
Pengaruh Moral Karyawan dan Moral digunakan adalah berpengaruh positif dan variabel moral permasalahan
Komitmen Organisasional Karyawan analisis regresi linear signifikan terhadap karyawan (X1) penelitian,
terhadap Organizational 2) Variabel X2: berganda dengan OCB dan komitmen indikator
Citizenship Behavior Pada Badan Komitmen bantuan program 2. Komitmen organisasional penelitian,
Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Organisasional SPSS for windows. organisasional (X2) populasi dan
Pintu Dan Penanaman Modal 3) Variabel Y: berpengaruh positif dan sampel serta hasil
Kota Denpasar OCB signifikan terhadap analisisnya.
OCB.
53
2.3 Kerangka Berpikir
Pada dunia bisnis yang berkembang dengan cepat seiring dengan adanya
ditonjolkan di dalam perusahaan saat ini tidak hanya perilaku yang sesuai
lebih dari sekedar tugas formal mereka dan mau memberikan kinerja yang
tersebut.
mengkaji pendapat menurut Griffin dan Moorhead (2014), OCB dibangun dari
lima dimensi yang masing- masingnya bersifat unik, yaitu: Altruism atau
ketidakegoisan yaitu perilaku yang dilakukan oleh individu secara sukarela dalam
lain daripada kepentingan diri sendiri, Civic virtue atau moral kemasyarakatan
yaitu perilaku yang dilakukan oleh individu secara sukarela dalam peranannya
54
sebagai karyawan untuk berpartisipasi dan bertanggung jawab dalam mengatasi
atau sikap berhati-hati yaitu perilaku yang dilakukan oleh individu secara sukarela
berbagai cara, bahkan ketika harus membutuhkan kreativitas dan inovasi demi
Sportsmanship atau sikap sportif , yaitu perilaku yang dilakukan oleh individu
bertahan dalam suatu kondisi yang kurang nyaman atau tidak menyenangkan
(1976) yang menyatakan faktor yang menentukan moral kerja yaitu: Sikap
lingkungan kerja, hubungan dengan rekan sekerja, serta sikap terhadap imbalan
55
penyampaian informasi, perancangan tugas, tindakan, pendisiplinan pekerja, dan
atasan.
organisasi. Pada penelitian ini penulis mengkaji pendapat Meyer dan Allen (1997)
organisasi, pekerjaan, atasan dan atau terhadap kelompok kerjanya. Terdapat tiga
karyawan, akan semakin besar pula niat karyawan untuk tetap bertahan menjadi
akan semakin besar pula rasa kebutuhan mereka akan organisasi. dan komitmen
56
normative menggambarkan tentang bagaimana perasaan keterikatan untuk terus
Menurut kajian teoritis dan kajian empirik yang telah diuraiakan, maka
Moral H1
Karyawan
X1
H3
Organizational
Citizenship
Behavior
Y
Komitmen H2
Organisasional
Keterangan : X2 Hubungan/Pengaruh Parsial
Hubungan/Pengaruh Simultan
2.4 Hipotesis
Kupang.
57
BAB III
METODE PENELITIAN
variabel atau lebih. Dengan penelitian ini akan dapat dibangun suatu teori
CU Serviam Kupang.
58
3.2 Variabel Penelitian, Skala Pengukuran dan Definisi Operasional
(X2)
masalah yang diteliti menggunakan skala likert. Skala likert menurut Sugiyono
sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial.” Untuk setiap pilihan jawaban diberi skor, maka responden harus
Untuk digunakan jawaban yang dipilih. Dengan skala Likert, maka variabel
tersebut dijadikan sebagai titik tolak ukur menyusun item-item instrumen yang
dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Pada penelitian ini digunakan 5 (Lima)
59
1. Sangat setuju (SS) diberi skor =5
2. Setuju (S) diberi skor =4
3. Netral (N) diberi skor =3
4. Tidak setuju (TS) diberi skor =2
5. Sangat tidak setuju (STS) diberi skor =1
3.2.3 Definisi Operasional
organisasi tersebut.
Indikator:
60
perbandingan dengan perusahaan lain, citra perusahaan, semangat
dalam organisasi.
Indikator:
61
pantas dan layak mendapatkan loyalitas dan merasa tidak pantas untuk
Indikator:
62
jawabnya secara sukarela mengambil tanggung jawab ekstra, tepat
panggilan tugas.
lebih sopan dan bekerja sama dengan yang lain sehingga akan
63
3.3 Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Tabel 3.1
Kisi-kisi Instrumen penelitian
No Variabel Indikator Item Skala
1 Komitmen 1) Keinginan untuk terikat Ordinal
Organisasional Komitmen Afektif 2) Merasa bahwa masalah perusahaan
merupakan masalahnya sendiri
3) Loyalitas yang tinggi pada perusahaan.
1) Merasa akan mengalami kerugian bila
meninggalkan organisasi.
Komitmen 2) Merasa akan menyulitkan diri sendiri jika
Berkelanjutan meninggalkan perusahaan
3) Merasa bahwa tetap bekerja di perusahaan
akan memenuhi kebutuhan
1) Adanya perasaan bahwa perusahaan sudah
memberikan yang terbaik
Komitmen
2) Merasa berhutang budi pada perusahaan
Normatif
Merasa tidak pantas meninggalkan
perusahaan begitu saja.
3) Merasa bahwa perusahaan pantas dan
layak menerima loyalitas yang tinggi
2 Moral Sikap Terhadap 1) Jenis pekerjaan Ordinal
Karyawan Pekerjaan 2) Kemampuan untuk melakukan pekerjaan
3) Suasana lingkungan kerja
4) Imbalan yang diterima
1) Menangani keluhan pekerja
Sikap Terhadap 2) Penyampaian informasi
Atasan 3) Perancangan tugas
4) Pendisiplinan pekerja
Sikap Terhadap 1) Pemenuhan kebutuhan
Perusahaan 2) Citra perusahaan
3) Perbandingan dengan perusahaan lain
3 Organizational Altruism 1) Membantu Ordinal
Citizenship 2) Memberikan dukungan
Behavior
Conscientiousness 1) Kepatuhan pada peraturan
2) Ketaatan dalam kehadiran
3) Penggunaan waktu istirahat
Sportsmanship 1) Toleransi terhadap keadaan perusahaan
2) Tidak membesar- besarkan masalah
64
3.4 Populasi dan Sampel
3.4.1 Populasi
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
Pendapat tersebut menjadi salah satu acuan bagi penulis untuk menentukan
3.4.2 Sampel
sampel. Hal ini karena menurut Arikunto (2012 : 104) bahwa apabila populasi
kurang dari 100, maka seluruhnya dapat dijadikan sebagai sampel. Sampel yang
Tabel 3.2
Ukuran Sampel Menurut Masing-Masing Bidang
Pada KSP CU Serviam Kupang
No Bagian/Unit Sampel
1 Kredit 20
2 Keuangan 21
3 Umum 17
4 Satuan Pengawasan Internal 9
Total 67
Sumber : KSP CU Serviam Kupang 2019 (Data Sekunder)
65
3.5 Jenis dan Sumber Data
1. Data Kualitatif yaitu data yang didapatkan bukan dalam bentuk angka-
2. Data Kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka seperti
1. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari lapangan termasuk
2. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari bahan bacaan (Nasution,
pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan pasti variabel
66
yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari responden
(Sugiyono, 2010:199)
proses kerja, gejala-gejala alam dan bila responden yang diamati tidak
pengamatan pada obyek penelitian dan mencatat apa yang sesuai dengan
luas dengan pertanyaan yang tidak terbatas akan tetapi fokus terhadap
arsip, dokumen, tulisan angka dan gambar yang berupa laporan serta
67
keterangan yang dapat mendukung penelitian. Dokumentasi yang
penelitian ini berupa kuisioner yang dibuat sendiri oleh peneliti. Kuesioner yang
akan digunakan sebagai alat pengumpul data terlebih dahulu dilakukan uji coba
kehandalan kuisioner sebagai alat pengumpul data. Adapun hasil uji validitas dan
Uji validitas dan uji reliabilitas dilakukan terhadap (try out) pada 30 (tiga
puluh) orang responden yang terdiri dari 17 karyawan laki-laki dan 13 karyawan
kerja diatas 1 (satu) tahun untuk memastikan pertanyaan atau pernyataan yang
68
3.7.1 Uji Kesasihan (Validitas)
yang diperoleh pada setiap item dengan skor total item tersebut. Teknik yang
yang dikemukakan oleh Pearson. Rumus korelasi Product Moment adalah sebagai
berikut:
rxy
n : Banyaknya sampel
≥0,3. Artinya koefisien korelasi harus sama dengan 0.3 atau lebih (paling kecil
koefisien korelasi di bawah 0.3 maka butir instrument dinyatakan tidak valid.
69
Tabel 3.3
Uji Validitas Instrumen
Variabel Item Nilai r Hitung Nilai Batas Status
Pernyataan
X1 X1.1 0.651 0.30 Valid
X1.2 0.658 0.30 Valid
X1.3 0.608 0.30 Valid
X1.4 0.651 0.30 Valid
X1.5 0.499 0.30 Valid
X1.6 0.686 0.30 Valid
X1.7 0.679 0.30 Valid
X1.8 0.504 0.30 Valid
X1.9 0.550 0.30 Valid
X1.10 0.566 0.30 Valid
X1.11 0.669 0.30 Valid
X2 X2.1 0.549 0.30 Valid
X2.2 0.648 0.30 Valid
X2.3 0.725 0.30 Valid
X2.4 0.517 0.30 Valid
X2.5 0.594 0.30 Valid
X2.6 0.419 0.30 Valid
X2.7 0.388 0.30 Valid
X2.8 0.499 0.30 Valid
X2.9 0.334 0.30 Valid
Y Y1.1 0.616 0.30 Valid
Y1.2 0.447 0.30 Valid
Y1.3 0.709 0.30 Valid
Y1.4 0.372 0.30 Valid
Y1.5 0.608 0.30 Valid
Y1.6 0.765 0.30 Valid
Y1.7 0.326 0.30 Valid
Y1.8 0.432 0.30 Valid
Y1.9 0.695 0.30 Valid
Y1.10 0.779 0.30 Valid
Y1.11 0.611 0.30 Valid
Y1.12 0.384 0.30 Valid
Sumber : Lampiran 4, Lampiran 5 dan Lampiran 6
70
Menurut tabel diatas dapat diketahui bahwa hasil perhitungan dari masing-
masing variabel memiliki koefisien korelasi lebih besar dari 0,30 sehingga dapat
dikatakan bahwa alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini valid.
serangkaian alat ukur yang memiliki konsistensi jika pengukuran yang dilakukan
dengan alat ukur itu dilakukan secara berulang. Reliabilitas tes, merupakan tingkat
konsistensi suatu tes, adalah sejauh mana tes dapat dipercaya untuk menghasilkan
skor yang konsisten, relatif tidak berubah meskipun diteskan pada situasi yang
berbeda.
Hasil uji reliabilitas terhadap X1, X2 dan Y pada table berikut ini.
Tabel 3.4
Analisis Reliabilitas Variabel X1, X2 dan Y
Variabel Koefisien Alpha Cronbach Keterangan
X1 0.804 Reliabel
X2 0.600 Reliabel
Y 0.789 Reliabel
71
Sumber : Lampiran 4, Lampiran 5 dan Lampiran 6
semua variabel mempunyai koefisien Alpha yang reliabel yaitu diatas 0,6
kuesioner adalah reliabel yang berarti kuesioner yang digunakan dalam penelitian
melakukan analisis deskriptif antara lain adalah penyajian data melalui tabel,
72
Data dari angket dalam penelitian ini merupakan data kuantitatif yang
likert 5,4,3,2,1) dan persentase (%) sesuai dengan hasil analisis yang telah
dilakukan.
(frekuensi × 2) + (frekuensi × 1)
No Kriteria Kategori
2 70-79.99% Baik/tinggi
73
3.8.2 Statistik Inferensial
variabel terikat dengan membuat persamaan garis regresi linear berganda. Alat
analisis ini diperlukan untuk mengetahui seberapa kuat Moral Karyawan dan
Rumus:
Dimana:
a = Konstanta
e = Eror
independen lain dianggap konstan. Uji t dalam penelitian ini digunakan untuk
74
menguji signifikasi pengaruh moral karyawan terhadap OCB dan pengaruh
dari ttabel (thitung>ttabel) atau tingkat probabilitas signifikansi (ρ) lebih kecil dari
alpha (ρ>ɑ) demikian pula sebaliknya hipotesis ditolak jika thitung < ttabel atau
ρ>ɑ.
Dimana :
R2 = Koefisien Determinasi
K = Banyaknya predictor
n = Banyaknya sampel
75
Kriteria keputusan adalah hipotesis diterima apabila Fhitung lebih besar
dari Ftabel (Fhitung>Ftabel) atau tingkat probabilitas signifikansi (ρ) lebih kecil
dari alpha (ρ<ɑ) demikian pula sebaliknya hipotesis ditolak jika F hitung <
ketepatan antara nilai dugaan atau garis regresi dengan data sampel. Apabila nilai
Kd = R² x 100%
76
DAFTAR PUSTAKA
77
Citizenship Behavior and Its Impact Towards Service Quality
Performance at Private Universities in Surabaya – Indonesia. Journal
Management. 3(2), pp: 1-27.
Djati, S. Pantja and Michael Adiwijaya. 2013. The Influence of the Morale and
the Commitment of Administration Staff Towards the Organizational E-
Jurnal Manajemen Unud, Vol. 5, No. 11, 2016: 7308-7338
Drafke, Michael W & Kossen, Stan. 1998. The Human Side of Organizations.
United States : Addison Longman, Inc.
Edison, Emron dkk. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung :
Alfabeta.
Eisenberger, R., Stinglhamber, F., Vandenberghe, C., Sucharski, I. L., dan
Rhoades, L. 2002. Perceived Supervisor Support: Contributions to
Perceived Organizational Support and Employee Retention. Journal of
Applied Psychology, Vol. 87, No. 3, 565–573.
Fraenkel, J. L., Wallen, N. E., & Hyun, H. H.. (2012). How to design and evaluate
research in education eighth edition. New York : Mc Graw Hill.
Gellerman, S.W. 1984. Motivasi daa Produktivitas. Jakarta: Pustaka Binaman
Pressindo.
George, J. M. & Bettenhausen, K. 1990. Understanding prosocial behavior, sales
performance and turnover: A group-level analysis in service context.
Journal of Applied Psychology, 75, 698-709.
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
21 Update PLS Regresi. Semarang: Badan Penerbit Universitas
Diponegoro
Gibson, J. L. Dkk. 1997. Organisasi dan Manajemen. Jakarta; Penerbit Erlangga
Griffin, Ricky W., and Moorhead, Gregory., 2014. Organizational Behavior:
Managing People and Organizations. Eleventh Edition. USA: South
Western
Hardaningtyas, D. 2005. Pengaruh Tingkat Kecerdasan Emosi Dan Sikap Pada
Budaya Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior (OCB)
78
Pegawai PT. (Persero) Pelabuhan Indonesia III. Thesis Universitas
Airlangga. Surabaya
Hasan, Iqbal, 2001. Pokok-Pokok Materi Statistik 2 (Statistik Inferentif). Edisi
kedua. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Hasibuan, Malayu. 2000. Manajemen Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Jakarta: PT Bumi Aksara
Hendrojogi. 2012. Koperasi: Asas-Asas, Teori dan Praktik. Jakarta: Rajawali
Pers.
Ibrahim, Muh. Akmal and Andi Aslinda. 2013. Relationship between
Organizational Commitment and Organizational Citizenship Behavior
(OCB) At Government-Owned Corporation Companies. Journal of
Public Administration and Governance. Vol. 3, No. 3. pp. 35-42.
Jehad Mohammad*, et.al. 2011. Job Satisfaction And Organisational Citizenship
Behaviour: An Empirical Study At Higher Learning Institutions. Sian
Academy Of Management Journal, Vol. 16, No. 2, 1: 149–165
Kasemsap, Kijpokin. 2012. Factors Affecting Organizational Citizenship
Behaviorof Passenger Car Plant Employees in Thailand. Journal of
Social Sciences, Humanities and Arts. 12(2), pp: 129-159.
Kreitner, Robert; Angelo Kinicki. 2003. Perilaku organisasi Edisi Kelima.
Penerbit Salemba Empat.
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. Yogyakarta ; Andi.
Mangkunegara, A.A. Anwar Prabu. 2005. Manajemen Sumber daya Manusia
Perusahaan. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Mathis, R.L. & J.H. Jackson. 2006. Human Resource Management: Manajemen
Sumber Daya Manusia. Terjemahan Dian Angelia. Jakarta: Salemba
Empat.
Meyer & Allen.1997. Commitment In The Workplace (Theory, Research and
Application). Sage Publication London.
Nasution. (2003). Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito.
79
Novliadi, P. 2007. Intensi Turnover Karyawan Ditinjau dari Budaya Perusahaan
dan Kepuasan Kerja. Makalah : Fakultas Kedokteran, Jurusan Psikologi
USU.
Organ, D.W., Podsakof, M.P., MacKenzie, B.S. 2006. Organizational Citizenship
Behavior. USA: Sage Publications.
Organ, D.W. 1988. Organizational citizenship behavior: The good soldier
Syndrome. Lexington, MA: Lexington.
Podsakoff, P. M., et al. 1997. Organizational Citizenship Behavior and the
Quantity and Quality of Work Group Performance. Journal of Applied
Psychology, Vol. 82, No. 2, 262-270.
Podsakoff, P. M., MacKenzie, S. B., Paine, J. B dan Bachrach, D. G. 2000.
“Organizational Citizenship Behaviors: A Critical Review Of Theoretical
And Empirical Literature And Suggestions For Future Research”. Journal
of Management, 26, 513–563.
Richard, Daft L. 2003. Organization Theory and Design. USA: South Western
College Publishing.
Ridwan. 2004. Metode Penelitian Survei. Pustaka LP3ES. Jakarta
Rini, Dyah Puspita., Rusdarti dan Suparjo. 2013. Pengaruh Komitmen Organisasi,
Kepuasan Kerja Dan Budaya Organisasi Terhadap Organizational
Citizenship Behavior (OCB) (Studi pada PT. Plasa Simpanglima
Semarang). Jurnal Ilmiah Dinamika Ekonomi, 1(1).
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi. Index. Jakarta
Robbins, Stephen P. dan Timothy A. Judge. 2008. Perilaku Organisasi Edisi ke-
12, Jakarta: Salemba Empat.
Rudianto. 2010. Akuntansi Koperasi Edisi Kedua. Jakarta. Erlangga.
Siders et al. 2001. The Relationship of Internal and External Commitment Foci to
Objective Job Performance Measures. Journal Academy of Management
June 1, 2001 vol. 44 no. 3
Siswanto, Sastrohadiwiryo. 2013. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia, Edisi 2,
Jakarta: PT. Bumu Aksara.
80
Smith, C.A., Organ, D.W. dan Near, J.P. 1983. “Organizational Citizenship
Behavior: Its Nature And Antecedents”. Journal of Applied Psychology,
Vol. 68 No. 4, pp. 653-63.
Sofyandi dan Garniwa. 2007. Perilaku Organisasional. Edisi Pertama.
Yogyakarta: Graha Ilmu
Sopiah. 2008. Perilaku Organisasi. Yogyakarta ; Andi Offset
Steers, Richard M. 1985. Efektivitas Organisasi. Erlangga.
Sucahya, I Wayan dan Suana I Wayan. 2016. Pengaruh Moral Karyawan Dan
Komitmen Organisasi Terhadap Organizational Citizenship Behavior
pada pegawai Badan Pelayanan Perijinan Terpadu Satu Pintu dan
Penanaman Modal (BPPTSP & PM) Kota Denpasar. E-Jurnal
Manajemen. Vol. 5, No. 11, 2016: 7328-7358
Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Sumarni, Murti. 2011. Pengaruh Emplyee Retention Terhadap Turnover Intention
dan Kinerja Karyawan, Akmenika UPY. Vo. 8
Titisari, P. 2014. Peranan Organizational Citizenship Behavior (OCB) dalam
Meningkatkan Kinerja Karyawan. Jember : Mitra Wacana Media.
Utomo, K.W. 2012. Kecenderungan Kepemimpinan Transaksional dan
Transformasional, dan Hubungannya dengan Organizational Citizenship
Behavior, Komitmen Organisasi, dan Kepuasan Kerja. Journal Riset
Ekonomi dan Manajemen. Surabaya. 292), h: 34- 52.
Westbrook, R.A. (1980), “Intrapersonal Affective Influences on Consumer
Satisfaction with Products, ”Journal of Consumer Research, Vol. 7, pp.
49-54
Wahyuningsih, Titik, 2014. Pengaruh Komitmen Organisasi terhadap
Organizational Citizenship Behavior Karyawan Rumah Sakit PKU
Muhammadiyah Yogyakarta. Journal Manajemen, 16(9), h: 88-93.
81
Williams, dan Anderson.S. 1991. “Job Satisfaction and Organizational
Commitment as Predictors of Organizational Citizenship and In-Role
Behaviors”. Journal of Management, 17, 601-617 (1991).
82