Anda di halaman 1dari 11

e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Manajemen (Volume 7 Tahun 2019)

ANALISIS KETIDAK-DISPLINAN KARYAWAN


Ketut Ratih Indriasari1, Gede Putu Agus Jana Susila2, I Wayan Bagia3

Jurusan Manajemen
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

E-mail: Ratih123@yahoo.com, janos_Undiksha@yahoo.com, Iwayan_bagia@yahoo.com

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mendiskripsikan, (1) penyebab pegawai tidak displin di RSUD
Kabupaten Buleleng. (2) dampak tidak displin pegawai terhadap pelayanan yang diberikan terhadap
pasien. (3) upaya apa yang dilakukan untuk meningkatkan kedisplinan pegawai. \Jenis data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data kualitatif dan sumber data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah data primer. Instrumen penelitian dalam penelitian ini adalah human instrument.
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah wawancara mendalam,
observasi, dokumentasi dan triangulasi. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah penelitian deskriptif. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa, (1) Penyebab ketidakdsplinan
kinerja karyawan pada RSUD Kabupaten Buelelng dari aspek internal meliputi, lingkungan kerja yang
kurang nyaman, beban kerja yang berlebihan, penilaian kerja yang kurang efektif, kejenuhan didalam
bekerja, dan terjadi konflik antara bawahan dengan atasan. Untuk aspek external meliputi, kurangnya
pengawasan dari pihak direktur, kurangnya penenerapan dan penegasan didalam menaati tata tertib,
pemberian toleransi waktu keterlambatan yang berlebihan, (2) Dampak ketidakdsplinan kinerja
karyawan meliputi pasien merasa tidak nyaman dengan pelayanan RSUD Kabupaten Buleleng, dan
merasa tidak puasa dengan pelayanan yang diberikan yang disesbabkan oleh beberapa faktor. (3)
Ada beberapa hal yang diperlukan untuk menangani masalah-masalah diatas yakni, aspek karyawan,
yaitu berusaha menciptakan suasana yang kondusif, membagi pekerjaan secara merata,
melaksansanakan pekerjaan dengan nyaman tanpa beban, dan menghindari terjadi konflik terhadap
esame karyawan dan atasan.

Kata Kunci: Ketidakdisplinan pegawai

ABSTRACT

This study aims to describe, (1) the causes of hospital employees are not disciplined in Buleleng. (2)
The impact of not discipline an employee in the services provided to patients. (3) what efforts are
made to improve employee performance. The design study is a descriptive study. Data used in this
study is qualitative data and data sources used in this study are primary data. The instrument of this
research is the human instrument. Data collection techniques used in this study are in-depth
interviews, observation, documentation and triangulation. Data analysis techniques used in this
research is descriptive. These results indicate that, (1) Cause dicipline performance of employees at
hospitals district Buleleng resulting from several aspects: internal and external aspects. For internal
aspects include, less comfortable working environment, excessive workload, appraisal less effective,
saturation in the works, and there is a conflict between subordinates by superiors. For the aspects of
external covers, the lack of supervision of the director, the lack and affirmation in obeying the order,
granting tolerance time delay overload, (2) Impact disipline employee performance given of the
employees of the Hospital Buleleng as follows, patients feel uncomfortable with Hospital services
Buleleng, and was not fasting with the services provided are disesbabkan by several factors. (3)
There are a few things needed to deal with the above problems, aspects of the employee, that is
trying to create an atmosphere conducive to divide the work evenly, work comfortably without a load,
and avoid conflicts against fellow employees and superiors.

Keyword: lack of employee discipline

138
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 7 Tahun 2019)

Pendahuluan menghimpun orang-orang yang biasa


Manajemen sumber daya manusia disebut dengan karyawan atau pegawai
mengganggap bahwa karyawan adalah untuk menjalankan kegiatan rumah
kekayaan (asset) utama organisasi tangga produksi perusahaan. Hampir di
yang harus dikelola dengan baik. semua perusahaan mempunyai tujuan
Keberadaan manajemensumber daya yaitu memaksimalkan keuntungan dan
manusia sangat penting bagi nilai bagi perusahaan, dan juga
perusahaan/lembaga dalam mengelola, untuk meningkatkan kesejahteraan
mengatur, mengurus, dan menggunakan pemilik dan karyawan. Karyawan atau
sumber daya manusia sehingga dapat pegawai merupakan unsur terpenting
berfungsi secara produktif, efektif, dan dalam menentukan maju mundurnya
efisien untuk mencapai tujuan organisasi suatu perusahaan, mengapa karyawan
Sumber daya manusia merupakan salah merupakan faktor pendukung yang
satu bagian dari kemajuan ilmu mengakibatkan perusahaan dapat maju,
pembangunan dan teknologi, serta ilmu karena karyawan merupakan asset
manajemen yang lebih berfokus kepada terpenting yang dimiliki oleh perusahaan,
pengaturan peranan sumber daya tanpa adanya karyawan maka segala
manusia di dalam suatu organisasi. aktiviats yang dilakukan oleh perusahaan
Kualitas sumber daya manusia tidak akan dapat berjalan. Untuk
ditentukan oleh sejauh mana sistem di mencapai tujuan perusahaan
bidang sumber daya manusia ini sanggup diperlukan karyawan yang sesuai
menunjang dan memuaskan keinginan dengan persyaratan dalam perusahaan,
karyawan maupun perusahaan. Kinerja dan juga harus mampu menjalankan
para pegawai perusahaan merupakan tugas-tugas yang telah ditentukan
fondasi dasar yang harus dibangun, dijaga oleh perusahaan. Setiap perusahaan
dan dikembangkan dalam perusahaan akan selalu berusaha untuk
agar memberikan dampak yang positif meningkatkan kinerja karyawannya,
bagi perusahaan baik dalam kualitas dengan harapan apa yang menjadi
maupun kuantitasnya. Berbagai macam tujuan perusahaan akan tercapai.
faktor permasalahan yang ada dapat Kemampuan karyawan tercermin dari
memberikan dampak bagi pencipta kinerja, kinerja yang baik adalah kinerja
tenaga kerja yang ada. Peningkatan yang optimal. Kinerja karyawan tersebut
pengetahuan, keterampilan, perubahan merupakan salah satu modal bagi
sikap, perilaku, koreksi terhadap perusahaan untuk mencapai tujuannya.
kekurangan-kekurangan kinerja yang Sehingga kinerja karyawan adalah hal
dibutuhkan sehingga untuk meningkatkan yang patut diperhatikan oleh pemimpin
kinerja dapat dilaksanakan melalui perusahaan. Kinerja pada umumnya
peningkatan kegiatan pelatihan dari diartikan sebagaikesuksesan seseorang
pimpinan atau perusahaan. Oleh karena dalam melaksanakan suatupekerjaan.
itu perlunya pengembangan karyawan Kinerja karyawan merupakan hasil kerja
dengan adanya pelatihan yang lebih baik yang dicapai seseorang dalam
dan dapat bermanfaat untuk kedepannya. melaksanakan tugas-tugas yang
Hal tersebut akan berdampak positif bagi dibebankan kepadanya untuk mencapai
perusahaan atau organisasi. target kerja .Karyawan dapat bekerja
Dalam menghadapi persaingan dengan baik bilamemiliki kinerja yang
di era global perusahaan dituntut untuk tinggi sehingga dapat menghasilkan
bekerja lebih efisien dan efektif. kerja yang baik. Kinerja karyawan
Persaingan yang semakin ketat merupakan salah satu faktor penentu
menyebabkan perusahaan dituntut untuk keberhasilan perusahaan atau organisasi
mampu meningkatkan daya saing dalam mencapai tujuannya karena
dalam rangka menjagakelangsungan seperti yang kita ketahui juga bahwa
hidup perusahaan. Perusahaan kinerja merupakan salah satu faktor
merupakan salah satu organisasi yang pendukung kesuksessan dari suatu

139
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 7 Tahun 2019)

organisasi, semakin tinggi tingat kinerja


yang dimiliki oleh setiap karyawan amak Kajian Pustaka
akan semakin baik juga tingkat prestasi Pengertian Disiplin Kerja Dalam
yang dimiliki oleh perusahaan. Untuk itu kamus umum Bahasa Indonesia susunan
kinerja dari para karyawan harus Atmodiwirio (1982) disiplin diartikan
mendapat perhatian dari para pimpinan sebagai (a) latihan batin dan watak
perusahaan dan perusahaan perlu dengan maksud supaya segala
memiliki informasi yang akurat setiap perbuatannya selalu mentaati tata tertib,
kedepannya tentang perkembangan (b) ketaatan pada aturan dan tata tertib.
maupun penurunan yang dialami oleh Dengan kata lain disiplin adalah suatu
karyawan, khususnya di dalam kinerja sikap dan perbuatan untuk selalu menaati
karyawan, sebab menurunnya kinerja tata tertib. Disiplin kerja adalah suatu
dari karyawan dapat mempengaruhi bentuk tindakan manajemen untuk
kinerja perusahaan secara keseluruhan. menengakkan standar-standar organisasi
Bertitik tolak dari permasalah pada dikemukakan oleh Sumarjoyo (dalam Eka
latar belakang diatas maka dapat diambil 2006). Hal serupa juga dikemukakan oleh
rumusan masalah sebagai berikut, (1) Gibson (dalam Regina, 2008) bahwa
mengapa pegawai RSUD Kabupaten disiplin adalah penggunaan beberapa
Buleleng tidak displin, (2) apa dampak hukuman atau sanksi jika karyawan
tidak dsiplinnya pegawai RSUD menyimpang dari peraturan. Disiplin
Kabupaten Buleleng terhadap pelayanan (discipline) adalah bentuk pengendalian
yang diberikan kepada pasien, upaya apa diri karyawan dan pelaksanaan yang
yang dilakukan untuk meningkatkan teratur dan menunjukkan tingkat
disiplin kerja pegawai pada RSUD kesungguhan tim kerja dalam suatu
Kabupaten Buleleng? organisasi (Simamora, 1995). Menurut
Sesuai dengan rumusan masalah Nitisemito (1982) bahwa kedisiplinan
diatas maka tujuan penelitian ini adalah bukan hanya menyangkut masalah
sebagai berikut, (1) penyebab pegawai kehadiran yang tepat waktu di tempat
tidak displin di RSUD Kabupaten kerja namun lebih tepat diartikan sebagai
Buleleng, (2) dampak tidak displin suatu sikap, tingkah laku, dan perbuatan
pegawai terhadap pelayanan yang yang sesuai dengan peraturan dari
diberikan terhadap pasien, (3) upaya apa perusahaan baik tertulis maupun tidak.
yang dilakukan untuk meningkatkan Jadi, kedisiplinan dalam suatu perusahan
kinerja pegawai. dapat ditegakkan bilamana sebagian
Penelitian ini mendapatkan dua besar peraturan-peraturannya ditaati oleh
manfaat yaitu, manfaat teoritis dan sebagian besar karyawan. Disiplin kerja
manfaat praktis. Kedua manfaat tersebut akan membawa dampak positif bagi
dapat dilihat sebagai berikut. karyawan maupun organisasi.
(1) Manfaat Teoritis Disiplin yang tinggi akan membuat
Penelitian ini diharpkan agar dapat karyawan bertanggungjawab atas semua
memberikan ilmu pengetahuan bagi setiap aspek pekerjaannya dan meningkatkan
orang untuk menekuni ilmu sumber daya prestasi kerjanya yang berarti akan
manusia khususnya tentang buruknya meningkatkan pula efektivitas dan
disiplin karyawan pada setiap efisiensi kerja serta kualitas dan kuantitas
perusahaan. kerja. Disiplin adalah kesadaran dan
(2) Manfaat Praktis kesediaan seseorang menaati semua
Penelitian ini diharpkan agar peraturan perusahaan dan norma-norma
memberikan masukan bagi RSUD sosial yang berlaku. Adapun arti
Kabbupaten Buleleng untuk dapat kesadaran adalah sikap seseorang yang
menanggulangi masalh buruknya disiplin secara sukarela menaati semua peraturan
karyawan, karena jika terus berlanjut akan dan sadar akan tugas dan
berdampak buruk juga bagi rumah sakit tanggungjawabnya. Sedangkan kesediaan
kedepannya. adalah suatu sikap, tingkah laku dan

140
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 7 Tahun 2019)

perbuatan seseorang yang sesuai dengan Jasin (dalam Helmi, 1996) seperti dua sisi
peraturan perusahaan baik yang tertulis dari satu mata uang. Keduanya saling
maupun tidak (Ghozali, 2005). Menrut melengkapi dan menunjang sifatnya
Gibsons (2001) disiplin adalah suatu sikap komplementer. Disiplin diri tidak dapat
menghormati, menghargai, patuh dan taat dikembangkan secara optimal tanpa
pada peraturan-peraturan yang berlaku dukungan disiplin kelompok. Sebaliknya,
baik yang tertulis maupun tidak tertulis disiplin kelompok tidak dapat ditegakkan
serta sanggup menjalankan dan tidak tanpa adanya dukungan disiplin pribadi
mengelak untuk menerima sanksi- Faktor-faktor yang mempengaruhi
sanksinya apabila ia melanggar tugas dan disiplin kerja menurut Handoko (2011)
wewenang yang diberikan kepadanya. secara umum dapat dibedakan menjadi
Berdasarkan pemahaman di atas, maka dua yaitu faktor dari dalam individu dan
pengertian disiplin kerja merupakan faktor dari luar individu. Faktor dari dalam
kesadaran dan kesediaan seseorang individu meliputi : kepribadian, semangat
untuk menaati peraturan perusahaan atau kerja, motivasi kerja intrinsik serta
organisasi baik yang tertulis maupun yang kepuasan kerja. Sedangkan faktor dari
tidak tertulis dan tidak mengelak untuk luar individu meliputi : motivasi kerja
menerima sanksi apabila melanggar tugas ekstrinsik, kepuasan kerja, kepemimpinan,
dan wewenang yang diberikan lingkungan kerja dan tindakan indisipliner
kepadanya. Sehingga hal ini membuat yang diberikan. Kepribadian dari para
karyawan bertanggungjawab atas semua karyawan menentukan perilaku disiplin
aspek pekerjaannya dan meningkatkan kerja. Penelitian Yuspratiwi (1990),
prestasi kerjanya yang berarti akan menemukan bahwa individu yang memiliki
meningkatkan pula efektivitas dan locus of control internal lebih mampu
efisiensi kerja serta kualitas dan kuantitas mengontrol waktunya, lebih bersungguh-
kerja. sungguh dalam bekerja dan lebih
Dalam upaya ini pimpinan menunjukkan performansi kerja yang lebih
berusaha agar karyawan mengetahui dan baik pada situasi yang kompleks. Selain
memahami standar yang berlaku, karena itu faktor kepribadian juga akan
apabila karyawan tidak mengetahui berpengaruh pada persepsi karyawan
standar yang diharapkan untuk mereka terhadap gaya kepemimpinan atasan,
lakukan, perilaku mereka cenderung tidak bagaimana atasan memperlakukan
menentu dan salah arah. Kedisiplinan karyawannya akan dinilai secara langsung
tidak lahir dengan sendirinya. Disiplin oleh karyawan. Persepsi tersebut dapat
lahir, tumbuh dan berkembang melalui mempengaruhi performansi kerja
akumulasi pengalaman dan proses seseorang, dalam hal ini disiplin kerja diri
sosialisasi. Disiplin dibangun dari karyawan (Spriegel dalam Novi, 2009).
kepribadian yang matang dan identifikasi Disiplin kerja dapat pula terbentuk
terhadap norma-norma kelompok bila karyawan benar-benar mampu
masyarakat. Norma kelompok berfungsi mempunyai semangat kerja yang tinggi,
menegakkan disiplin melalui fungsi apabila terdapat semangat kerja diantara
pengawasan dan control sosial disebut karyawan, dapat diharapkan tugas yang
dengan pengawasan ekternal yaitu diberikan kepada mereka akan dilakukan
berupa pengawasan pimpinan, orang tua dengan baik dan cepat, Harris (dalam
atau teman sekerja. Pengawasan internal Suharsih 2001). Dengan adanya
datang dari dalam individu dan semangat kerja yang tinggi maka akan
menghasilkan kontrol diri. Oleh karena itu timbul kesetiaan, kegembiraan, kerja
kontrol diri mempunyai peran penting sama, dan ketaatan atau disiplin terhadap
dalam membangun disiplin secara peraturan-peraturan perusahaan. Faktor
internal. Kontrol diri dibutuhkan untuk motivasi kerja dan kepuasan kerja juga
mengaktifkan proses pendisiplinan (Davis sangat mempengaruhi disiplin kerja.
& Newstrom, 1985). Kaitan antara disiplin Motivasi kerja dan kepuasan kerja
diri dan disiplin kelompok dilukiskan oleh dimasukkan sebagai faktor dari dalam diri

141
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 7 Tahun 2019)

individu dan faktor dari luar individu. tekanan terhadap individu seperti tuntutan
Motivasi kerja intrinsik dalam hal ini yaitu yang berlebihan dari lingkungan (rekan
adanya perasaan bangga dari dalam diri kerja, organisasi, pekerjaan masyarakat,
individu terhadap pribadi dan organisasi dan sebagainya). Lebih jauh hal ini dapat
tempat dia bekerja sehingga hal ini akan membawa pada situasi yang merangsang
membangun kepercayaan diri karyawan, timbulnya perilaku tidak patuh, melanggar
karyawan sendiri akan secara sukarela aturan, dan kurangnya rasa
melaksanakan apa yang menjadi tanggungjawab (Prita, 2009).
kewajibannya di perusahaan tersebut. Usaha meningkatkan disiplin juga
Sedangkan untuk motivasi kerja ekstrinsik diperlukan kebiasan yang terus menerus.
yaitu adanya penghargaan dan pujian dari Tindakan tegas untuk setiap tindakan
atasan, hal ini bisa dijadikan sebagai indisipliner diperlukan untuk membentuk
reward untuk bekerja lebih baik. disiplin kerja. Tindakan indisipliner bukan
Penghargaan dan pujian tersebut akan semata-mata berupa hukuman tetapi lebih
mendorong karyawan untuk bekerja ditekankan agar karyawan melakukan
secara maksimal dengan memperhatikan kebiasaan yang dianggap baik oleh
ketentuan-ketentuan dan aturan-aturan perusahaan. Hal ini bisa menjadi
yang berlaku di dalam perusahaan, pendamping peningkatan kesejahteraan
Soejono dan Kenna (dalam Suharsih, sehingga diharapkan pencapaian disiplin
2001). Kepuasan kerja sendiri juga akan lebih berhasil (Lubis, 2008). sampai
mempengaruhi disiplin kerja seorang yang paling berat (Mangkunegara, 2010).
karyawan. Kepuasan kerja yang berasal Aspek-aspek yang terdapat dalam
dari dalam diri individu yaitu arti dari disiplin kerja berdasarkan dari definisi
pekerjaan itu sendiri bagi karyawan. disiplin kerja menurut Siswanto dan
Dengan adanya kepuasan kerja yang Prijodarminto (dalam Hapsari, 198) dan
tumbuh dalam diri individu membuat Nitisemito (1982) antara lain: a) Aspek
karyawan lebih giat bekerja secara suka pemahaman terhadap peraturan yang
rela tanpa adanya paksaan. Sedangkan berlaku sebelum mematuhi suatu
yang merupakan faktor dari luar individu peraturan perlu diketahui apakah
berupa gaji yang cukup maka akan karyawan sudah mengetahui atau
mendorong karyawan untuk meningkatkan memahami standar atau peraturan
disiplin kerjanya (Faktor lain yang dengan jelas. Seorang karyawan
merupakan faktor dari luar individu berupa menunjukkan kedisiplinan yang baik bila
kepemimpinan, dimana keteladanan perilakunya menunjukkan usaha-usaha
pimpinan mempunyai pengaruh yang untuk memahami secara jelas suatu
sangat besar dan memberi efek yang peraturan, berarti karyawan secara
positif dalam menengakkan disiplin. proaktif berusaha mendapatkan informasi
Ketika karyawan dituntut untuk tentang peraturan sehingga karyawan
menaati peraturan maka pimpinan akan rajin mengikuti briefing, membaca
diharapkan juga mentaati peraturan yang pengumuman atau menanyakan
berlaku. Ketaatan pimpinan ini akan ketidakjelasan suatu peraturan. b) Aspek
menjadi contoh untuk diikuti karyawan kepatuhan dan ketaatan terhadap aturan
(Hasibuam,2002). Lingkungan kerja juga standar Karyawan mempunyai disiplin
berpengaruh terhadap perilaku disiplin tinggi jika tidak memiliki catatan
kerja. Lingkungan kerja yang berpengaruh pelanggaran selama kerjanya, mentaati
pada perilaku disiplin kerja dapat suatu peraturan tanpa ada paksaan dan
dikatakan sebagai lingkungan dalam secara sukarela dapat menyesuaikan diri
organisasi yang menciptakan lingkungan dengan aturan organisasi yang telah
cultural dan sosial tempat berlangsungnya ditetapkan. Senantiasa menghargai waktu
kegiatan organisasi. Lingkungan selain sehingga membuat bekerja tepat waktu,
memberikan rangsangan terhadap tahu kapan memulai dan mengakhiri suatu
individu untuk berperilaku, termasuk pekerjaan, tahu membedakan kapan
perilaku tidak disiplin, juga memberikan waktu istirahat dan kapan waktu bekerja

142
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 7 Tahun 2019)

serius, menyelesaikan suatu pekerjaan kompensasi karyawan, dan hubungan


yang telah ditetapkan merupakan contoh ketenagakerjaan.” Hasibuan (2002)
dari bentuk-bentuk kepatuhan terhadap menyatakan bahwa: “Manajemen Sumber
aturan standar. c) Aspek pemberian Daya Manusia merupakan kebijakan
hukuman jika terjadi pelanggaran Disiplin dan praktek menentukan aspek
sering dikonotasikan sebagai hukuman “manusia” atau SDM dalam posisi
namun tidak semua ketentuan disiplin manajemen, termasuk merekrut,
berbentuk hukuman. Hukuman hanya menyaring, melatih, memberi
diberikan ketika seseorang karyawan penghargaan, dan penilaian. Selain itu,
melakukan pelanggaran. Pemberian Manajemen SDM juga dapat diartikan
hukuman juga dilakukan sesuai jenis dan sebagai suatu proses memperoleh,
tingkat pelanggaran yang dilakukan. melatih, menilai dan memberikan
Secara umum dapat disebutkan kompensasi kepada karyawan,
bahwa tujuan utama pembinaan disiplin memperhatikan hubungan kerja mereka,
kerja adalah demi kelangsungan dan kesehatan dan keamanan, serta masalah
kemajuan perusahaan. Siswanto (2001), keadilan”. Menurut Mangkuprawira (2002)
Secara khusus tujuan pembinaan disiplin bahwa “Manajemen Sumber Daya
kerja para pegawai, antara lain: 1. Agar Manusia (MSDM) adalah suatu
para pegawai menaati segala peraturan kegiatan pengelolaan yangmeliputi
dan kebijakan perusahaan yang berlaku, pendayagunaan, pengembangan,
baik tetulis maupun tidak tertulis, 2. Agar penilaian, pemberian balas jasa, cara-
pegawai dapat melaksanakan pekerjaan cara mendesain sistem
dengan sebaik-baiknya serta mampu perencanaan, penyusunan,karyawan,
memberikan pelayanan yang maksimum pengelolaan karir, evaluasi kinerja,
kepada pihak tetentu yang kompensasi karyawan, dan hubungan
berkepentingan dengan perusahaan ketenagakerjaan.” Arep dan Tanjung
sesuai dengan bidang pekerjaan yang (2008), mengemukakan bahwa “MSDM
diberikan kepadanya, 3. Agar dapat adalah ilmu dan seni yang mengatur
bertindak dan berperilaku sesuai dengan unsur manusia (cipta, rasa dankarsa)
norma-norma yang berlaku pada sebagai aset suatu organisasi
perusahaan. dengan cara memperoleh,
Dessler (2007) menyatakan mengembangkan dan memelihara tenaga
bahwa: “Manajemen Sumber Daya kerja secara efektif
Manusia merupakan kebijakan dan danefisien.”Berdasarkan pada beberapa
praktek menentukan aspek “manusia” pengertian diatas, dapat disimpulkan
atau SDM dalam posisi manajemen, bahwa Manajemen Sumber Daya
termasuk merekrut, menyaring, melatih, Manusia adalah ilmu yang
memberi penghargaan, dan penilaian. mendayagunakan manusia dengan
Selain itu, Manajemen SDM juga dapat maksud mencapai tujuan individu,
diartikan sebagai suatu proses masyarakat, dan organisasi sehingga
memperoleh, melatih, menilai dan dapat memenuhi kepuasan tertentu,
memberikan kompensasi kepada Sumber daya manusia (SDM)
karyawan, memperhatikan hubungan merupakan faktor terpenting dalam suatu
kerja mereka, kesehatan dan keamanan, organisasi atau perusahaan. Keterlibatan
serta masalah keadilan”. Menurut Sadili SDM dalam perusahaan terimplementasi
Samsudin (2009) bahwa “Manajemen dalam bentuk tenaga kerja, pegawai atau
Sumber Daya Manusia (MSDM) adalah karyawan. Bagaimanapun canggihnya
suatu kegiatan pengelolaan yangmeliputi sarana dan prasarana suatu perusahaan,
pendayagunaan, pengembangan, tanpa didukung oleh kehandalan
penilaian, pemberian balas jasa, cara- karyawan (SDM) maka perusahaan
cara mendesain sistem tersebut sulit maju dan berkembang.
perencanaan, penyusunan,karyawan, Sumber daya yang dimiliki oleh
pengelolaan karir, evaluasi kinerja, perusahaan seperti modal, metode, mesin

143
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 7 Tahun 2019)

tidak bisa memberikan hasil optimum menyebabkan kinerja karyawan menurun.


apabila tidak didukung oleh sumber daya Jenis data yang digunakan dalam
manusia yang mempunyai kinerja yang penelitian ini adalah data kualitatif.
optimum. Douglas dalam Rakhmat Menurut sumbernya, data yang digunakan
Nugroho (2006) menjelaskan bahwa dalam penelitian ini adalah data primer.
perusahaan membutuhkan karyawan Data Primer adalah data sumber data
yang mampu bekerja lebih baik dan lebih yang diperoleh langsung dari sumber asli
cepat, sehingga dibutuhkan karyawan (tidak melalui media perantara). Data
yang mempunyai kinerja yang tinggi. primer dapat berupa opini subjek
Menurut Rivai (2003:307), perusahaan secara individual.
dapat berkembang merupakan keinginan Dalam penelitian ini yang menjadi
setiap individu yang berada di perusahaan instrumen penelitian adalah human
tersebut, sehingga diharapkan dengan instrument. dari menetapkan fokus
perkembangan tersebut perusahaan penelitian, memilih informan sebagai
mampu bersaing dan mengikuti kemajuan sumber data, melakukan pengumpulan
zaman. Karena itu, tujuan yang data, menilai kualitas data, analisis data,
diharapkan oleh perusahaan dapat menafsirkan data sampai membuat
tercapai dengan baik. Kemajuan kesimpulan atas temuannya. Dalam
perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor penelitian kualitatif, yang disebut sebagai
internal dan eksternal. Sejauhmana tujuan populasi adalah situasi sosial di RSUD
perusahaan telah tercapai dapat dilihat Kabupaten Buleleng yaitu pelaku (actor),
dari seberapa besar perusahaan tempat (place), dan aktivitas (activity).
memenuhi tuntutan lingkungannya. Sampel data dipilih secara purposive
Memenuhi tuntutan lingkungan berarti sampling dan snowball sampling.
dapat memanfaatkan kesempatan dan Teknik pengumpulan data yang
mengatasi tantangan ataupun ancaman digunakan dalam penelitian ini adalah,
dari lingkungan perusahaan tersebut. wawancara mendalam, observasi,
Perusahaan harus mampu melakukan dokumentasi. Teknik analisis data yang
berbagai kegiatan dalam rangka digunakan dalam penelitian ini adalah
menghadapi dan memenuhi tuntutan dan deskriptif kualitatif. penelitian ini dilakukan
perubahan- perubahan di lingkungan pada saat pengumpulan data berlangsung
perusahaan. Pembinaan dan dan setelah selesai pengumpulan data
pengembangan karyawan baru ataupun dalam periode tertentu. Aktivitas dalam
lama dalam perusahan adalaah salah satu analisis data yaitu reduksi data, penyajian
kegiatan dalam rangka menyesuaikan diri data dan penarikan kesimpulan atau
dengan perubahan dan perkembangan verifikasi.
karyawan. Karena itu perlu dilakukan
penilaian atas pekerjaan yang telah Hasil Dan Pembahasan
dilaksanakan oleh karyawan atau juga Berdasarkan hasil wawancara
disebut dengan kinerja atau prestasi kerja. mendalam, observasi partisipatif dan
pencatatan dokumen diperoleh hasil
Metode penelitian mengenai penyebab terjadinya
Rancangan penelitian yang ketidakdisplinan karyawan pada RSUD
digunakan dalam penelitian ini adalah Kabupaten Buleleng, dampak yang
penelitian deskriptif dengan pendekatan diberikan pada RSUD Kabupaten
kualitatif. Lokasi penelitian ini adalah Buleleng terhadap pelayanan dan upaya
RSUD Kabupaten Buleleng. Subjek yang dilakukakan untuk meningkatkan
penelitian ini adalah pimpinan RSUD displin kerja pegawai pada RSUD
Kabupaten Buleleng dan pegawai, objek Kabupaten Buleleng dapat dilihat pada
penelitian ini faktor apa yang Tabel di bawah ini.

144
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 7 Tahun 2019)

Tabel 1. Penyebab Terjadinya Ketidakdsplinan Karyawan Pada RSUD Kabupaten Buleleng

No Temuan Penelitian (Internal)


Lingkungan kerja yang kurang nyaman
Beban kerja yang berlebihan
1 Penilaian kerja yang kurang efektif
Kejenuhan didalam bekerja
Terjadi konflik antara bawahan dengan atasan
No Temuan Penelitian (External)
2 Kurangnya pengawasan dari pihak direktur.
3 Kurangnya penenerapan dan penegasan didalam menaati tata tertib
4 Pemberian toleransi waktu keterlambatan yang berlebihan

Tabel 2. Dampak Tidakdisplinnya Pegawai RSUD Kabupaten Buleleng Terhadap Pelayanan

No Aspek Dampak Yang Diakibatkan


1 Pasien Pasien sering komplain dengan pelayanan
pada rumah sakit.
Pasien sering berpindah kerumah sakit lain.

Pelayanan yang kurang intensif


2 Kinerja Pelayanan
Tidak memenuhi standar pelayanan

Tabel 3. Upaya Yang Dilakukan Untuk Meningkatkan Displin Kerja Pegawai Pada RSUD
Kabupaten Buleleng

No Upaya Yang Dilakukan


Berusaha menciptakan suasana kerja yang kondusif
Membagi pekerjaan secara merata
1
Melaksanakan pekerjaan dengan nyaman tanpa beban
Menghindari terjadi konflik terhadap sesama karyawan dan atasan
2 Memulai program pengawasan secara intensif dan tegas terhadap karyawan
3 Lebih menegaskan peraturan yang ada didalam RSUD Kabupaten Buleleng
Lebih displin didalam waktu, dan tidak adanya toleransi keterlamatan yang
4
berlebihan untuk karyawan.
Berdasarkan Tabel 2 dapat dilihat
Hasil penelitian dapat dilihat pada ada beberapa dampak yang diakibatkan
Tabel 1 seperti yang diketahui bahwa karena tidadisiplinnya karyawan RSUD
penyebab terjadinya ketidakdisplinan Kabupaten Buleleng yang berpengaruh
karyawan pada RSUD Kabupaten langsung terhadap pelayanan rumah sakit
Buleleng dapat ditemukan 5 hal dari kepada pasien yang ada. Ada beberapa
karyawan pada RSUD Kabupaten hal yang ditemukan karena adanya
Buleleng dari aspek internal karyawan pelayanan yang kurang memuaskan dari
yaitu, (1) lingkungan kerja yang kurang pegawai terhadap pasien yaitu, (1) pasien
nyaman, (2) beban kerja yang berlebihan, merasa tidak nyaman dengan pelayanan
(3) penilaian kerja yang kurang efektif, (4) RSUD Kabupaten Buleleng, dan (2)
kejenuhan didalam bekerja, (5) terjadinya merasa tidak puasa dengan pelayanan
konflik antara bawahan terhadap atasan, yang diberikan yang disesbabkan oleh
dan (5) kurangnya pengakuan dari pihak beberapa faktor. Ketidaknyamanan dan
manajemen. ketidapuasaan pasien akan
mengakibatkan rumah sakit tersebut akan

145
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 7 Tahun 2019)

terlihat buruk dimata masayrakat. setiap karyawan berusaha untuk tidak


Kenyamanan dan ketidakpuasan tersebut dating terlambat, karena jika terlambat
diakibatkan karena kurang lengkapnya dan jika toleransi yang diberikan habis
alat-alat yang ada di RSUD Kabupaten maka gaji karyawan tersebut akan
Buleleng tersebut, kurang lengkapnya dipotong sesuai dengan peraturan yang
dokter spesialis yang ada didalam RSUD ada. Dengan adanya hal tersebut setiap
Kabupaten Buleleng tersebut. karyawan akan takut untuk dating
Pada Tabel 3 upaya yang harus terlambat dan harus dapat hadir di RSUD
dipenuhi oleh wakil direktur sumber daya Kabupaten Buleleng dengan tepat.
manusia didalam permasalaha ini adalah
memulai program pengawasan secara Pembahasan
intensif dan tegas terhadap karyawan. Berdasarkan hasil penelitian diatas
Karena sistem pengawasan hampir sama maka ditemukan hasil penelitian sebagi
halnya dengan evaluasi, namun yang berikut. Dimana penyebab penurunan
membedakannya adalah waktunya. Jika kinerja karyawan pada RSUD Kabupaten
evaluasi diadakan biasanya selama 1 Buelelng disebabkan dari beberapa aspek
bulan sekali, namun jika pengawasan yaitu (1) aspek karyawan, (2) wakil
diadakany setiap hari untuk melihat direktur sumber daya manusia, (3) bagian
bagaiaman kondisi setiap karyawan dan umum dan sumber daya manusia, dan (4)
kinerja yang diberikan. Dengan adanya sub bagian kepegawaian. Aspek-aspek
program tersebut maka setiap karyawan diatas merupakan aspek yang sangatlah
dapat berusaha menjadi lebih baik dan berpengaruh didalam penurunan kinerja
tidak bertindak sesuka hati. Karena jam karyawan. Penurunan kinerja karyawan
kerja adalah jam yang sangat akan berdampak buruk bagi
diprioritaskan oleh RSUD Kabupaten perkembangan kinerja karyawan. Seperti
buleleng untuk memberikan pelayanan yang dikatakan oleh Hasibuan (2012)
yang lebih baik kepada pasien yang ada. kinerja yang buruk akan berpengaruh
Pada bagian umum dan sumber negatif juga terhadap perkembangan
daya mendapatkan upaya yang digunakan suatu organisasi, sebaliknya jika kinerja
untuk meningkatkan displin kerja yaitu yang baik akan berpengaruh positif
lebih menegaskan peraturan yang ada terhadap perkembangan suatu
didalam RSUD Kabupaten Buleleng. Tata perusahaan.
tertib dibuat untuk ditaati, yang menaati Dampak penuruan kinerja yang
adalah semua karyawan yang ada didala diberikan dari karyawan terhadap RSUD
RSUD Kabupaten Buleleng. Pada bagian Kabupaten Buleleng akan berdampak
umum dan sumber daya manusia harus juga kepada pasien yang seharusnya
memberikan contoh untuk semua diberikan pelayanan yang lebih dari RSUD
karyawannya tentang peraturan yang ada. Kabupaten Buleleng. Ada beberapa hal
Karena karyawan akan mengikuti contoh yang ditemukan karena adanya pelayanan
tersebut. Pihak bagian umum dan sumber yang kurang memuaskan dari pegawai
daya manusia harus dapat memberikan terhadap pasien yaitu, (1) pasien merasa
contoh yang baik untuk semua tidak nyaman dengan pelayanan RSUD
karyawannya. Dengan demikian peraturan Kabupaten Buleleng, dan (2) merasa tidak
yang telah dibuat ileh RSUD Kabupaten puasa dengan pelayanan yang diberikan
Buleleng dapat dipatuhi oleh setiap yang disesbabkan oleh beberapa faktor.
karyawan yang ada. Menurut Sudyono (2011) menyatakan
Pada bagian kepegawaian bahwa kinerja yang buruk akan
menemukan hal yang harus diupayakan berpengaruh langsung pada tingkat
didalam meningkatkan disiplin kerja yang pelayanan terhadap pelanggan, dengan
ada yaitu, lebih displin didalam waktu, dan adanya pelayanan yang buruk tersebut
tidak adanya toleransi keterlamtan yang maka pelanggan akan merasa kecewa
berlebihan untuk karyawan. Karena dengan pelayanan kepada dan akan
dengan penerapan hal tersebut, maka berpengaruh langsung terhadap

146
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 7 Tahun 2019)

perkembangan suatu perusahaan atau tertib, pemberian toleransi waktu


organisasi. keterlambatan yang berlebihan
Dengan adanya beberapa masalah (2) Dampak ketidakdsplinan kinerja
tersebut maka diperlukan suatu upaya karyawan yang diberikan dari
untuk menangani masasalah tersebut. karyawan terhadap RSUD Kabupaten
Ada beberapa hal yang diperlukan untuk Buleleng akan berdampak juga
menangani masalah-masalah diatas kepada pasien yang seharusnya
yakni, aspek karyawan, yaitu (1) berusaha diberikan pelayanan yang lebih dari
menciptakan suasana yang kondusif, (2) RSUD Kabupaten Buleleng. Ada
membagi pekerjaan secara merata, (3) beberapa hal yang ditemukan karena
melaksansanakan pekerjaan dengan adanya pelayanan yang kurang
nyaman tanpa beban, dan (4) memuaskan dari pegawai terhadap
menghindari terjadi konflik terhadap pasien yaitu, (1) pasien merasa tidak
sesama karyawan dan atasan. Dari aspek nyaman dengan pelayanan RSUD
wakil direktur yaitu memulai program Kabupaten Buleleng, dan (2) merasa
pengawasan secara intensif dan tegas tidak puasa dengan pelayanan yang
terhadap karyawan. Dari aspek bagian diberikan yang disesbabkan oleh
umum dan sumber daya manusia yaitu beberapa faktor.
lebih menegaskan peraturan yang ada (3) Ada beberapa hal yang diperlukan
didalam RSUD Kabuaten Buleleng. Dari untuk menangani masalah-masalah
aspek sub bagian kepegawaian yaitu, diatas yakni, aspek karyawan, yaitu (1)
lebih displin didalam waktu dan tidak berusaha menciptakan suasana yang
adanya toleransi keterlambatan yang kondusif, (2) membagi pekerjaan
berlebihan untuk karyawan. Menurut secara merata, (3) melaksansanakan
Siagan (2011) menyatakan bahwa segala pekerjaan dengan nyaman tanpa
masalah akan selesai jika dihadapi beban, dan (4) menghindari terjadi
dengan cepat dan tepat. Setiap masalah konflik terhadap sesama karyawan
yang ada akan beresiko tinggi pada dan atasan. Dari aspek wakil direktur
kelangsungan hidup suatu perusahaan. yaitu memulai program pengawasan
Jadi dapat disimpulkan bahwa aspek secara intensif dan tegas terhadap
sumber daya manusia dyang didalami karyawan. Dari aspek bagian umum
dalam penelitian ini adalah aspek sumber dan sumber daya manusia yaitu lebih
daya manusia tentang displin karyawan menegaskan peraturan yang ada
pada RSUD Kabupaten Buleleng. didalam RSUD Kabuaten Buleleng.
Dari aspek sub bagian kepegawaian
Penutup yaitu, lebih displin didalam waktu dan
Berdasarkan hasil penelitian diatas tidak adanya toleransi keterlambatan
maka ditemukan beberpa kesimpulan yang berlebihan untuk karyawan
sebagai berikut.
(1) Penyebab ketidakdsplinan kinerja Saran
karyawan pada RSUD Kabupaten Berdasarkan hasil kesimpulan diatas
Buelelng disebabkan dari beberapa maka dapat disarankan beberapa hal
aspek yaitu aspke internal dan aspek sebagai berikut.
external. Untuk aspek internal meliputi (1) Bagi RSUD Kabupaten Buleleng
lingkungan kerja yang kurang nyaman, Diharapkan untuk meningkatkan
beban kerja yang berlebihan, kedisplinan dengan menegakan aturan
penilaian kerja yang kurang efektif, tegas bagi karyawan yang melanggar
kejenuhan didalam bekerja, dan aturan yang telah ditetapkan
terjadi konflik antara bawahan dengan sebelumnya. Pimpinan melakukan
atasan. Untuk aspek external meliputi pengawasan secara intensif agar
kurangnya pengawasan dari pihak tingkat displin pegawai RSUD
direktur, kurangnya penenerapan dan Kabupaten Buleleng tetap berjalan
penegasan didalam menaati tata sesuai aturan yang berlaku dan

147
e-Journal Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Manajemen (Volume 7 Tahun 2019)

menyimbangkan beban kerja yang Hasibuan, Malayu S.P. 2009. Manajemen


dimiliki oleh pegawai. Sumber Daya Manusia. Cetakan
(2) Bagi Peneliti Kelima. Edisi Revisi. Jakarta:
Khususnya bagi peneliti lain yang Penerbit Bumi.
berminat untuk mendalami penelitian Hidayat, Novi. 2009. Audit Manajemen
mengenai penurunan kinerja karyawan Atas Proses Rekrutmen Dan
agar untuk kedepannya penelitian ini Pelatihan Terhadap Prestasi kerja
dikembangkan dengan menggunakan Karyawan Pada PT. Bank Windu
variabel-variabel lain yang Kentjana International. Tbk (Cabang
berhubungan terhadap kinerja Palembang). Skripsi. STIE MDP
karyawan. Kenna, Mc. Dkk. 2008 Manajemen
Sumber Daya Manusia.
Daftar Rujukan (diterjemahkan oleh : Toto budi
Atmodiwirio, S. 2002. Disiplin Kerja. Santoso). Yogyakarta: Andi Offset.
Jakarta: Ardadizya Jaya.
Detty, Regina. 2008. Pentingnya Displin
Kerja “Know Your Customer &
Money Laundering” Di Bank X
Bandung. National Conference on
Management Research 2008.
Makassar, 27 November. ISBN:
979-442-242-8.
Dewi, Eka. 2006. Pengaruh Disiplin Kerja
terhadap peningkatan prestasi kerja
karyawan pada Kantor Wilayah
Usaha POS V (PT. POS Indonesia)
Bandung. Skripsi. Fakultas Bisnis
dan Manajemen, Jurusan
Manajemen di Universitas
Widyatama Bandung
Ghozali, Imam. 2005. Aplikasi Analisis
Multivariate dengan Program SPSS.
Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang
Gibsons, James H. Ivancevich. John M.
and Donelly. 2001. Organisasi dan
Manajemen. Perilaku, Struktur dan
Proses. Edisi Keempat. Jakarta:
Erlangga
Gorda, I Gusti Ngurah. 2006. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Edisi Revisi.
Denpasar: Astabrata Bali Denpasar
Bekerja sama dengan STIE Satya
Dharma Singaraja.

Hamalik, Oemar. 2011. Pengembangan


Sumber Daya Manusia Manajemen
Pelatihan Ketenagakerjaan
Pendekatan Terpadu. Jakarta: Bumi
Aksara.
Handoko, T. Hani. 2011. Manajemen
Sumber Daya Manusia. Yogyakarta:
BPFE.

148

Anda mungkin juga menyukai